Anda di halaman 1dari 3

JURNAL REFLEKSI ANSIETAS

Oleh : Riana Vera Andantika (122311101006)

Saya Riana Vera Andantika mahasiswi Profesi Ners Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Jember. Saat ini saya sedang melaksanakan stase terakhir
saya dalam Program Profesi Ners yang dilaksanakan sejak tanggal 10 September - 29
Juli 2017 di Dusun Dukuh Desa Gugut Kecamatan Rambipuji Jember. Stase ini
merupakan stase Keperawatan Jiwa dimana pada kali ini khusus pada jiwa di
komunitas. Praktik Profesi Ners Stase Keperawartan Jiwa ini khususnya Jiwa
Komunitas dimulai pada bulan terkahir praktek Profesi Ners terhitung sejak 03-19
Juli 2017. Klien saya di praktik Stase Keperawatan Jiwa Komunitas ini berinisial
Tn.S seorang laki-laki berusia 52 tahun. Awal saya memulai pengkajian dengan Tn. S
pada tanggal 06 Juli 2017 saat memasuki hari ketiga stase Keperawatan Jiwa
Komunias. Tn. S bertempat tinggal di RT 03 RW 09 Dusun Dukuh Desa Gugut
Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember. Klien saat ini tinggal berdua bersama
istrinya, anaknya yang sudah menikah tinggal bersama keluarganya di beda wilayah.
Namun, sesekali berkunjung pada Tn.S dan istrinya.

Pada awal saya melakukan pengkajian pada Tn S saya melakukan pengkajian


mengenai lingkungan dan data keluarga seperti pekerjaan dan kondisi kesehatan di
keluarga. Kemudian Tn. S bercerita bahwa dirinya memiliki riwayat Diabetes
Mellitus atau yang biasa Tn. S sebutkan adalah kencing manis. Tn. S menceritakan
bahwa setahun yang lalu Tn. S sempat dirawat di rumah sakit karena penyakit
Diabetes Mellitusnya disertai dengan tekanan darah tinggi yang menjadikan badannya
terasa sangat lemas. Pada saat itu. Tn. S mengungkapkan perasaan takutnya saat
mengingat pengalaman melawan penyakitnya. Saat dilakukan pengkajian, Tn, S
mengatakan bahwa saat ini dirinya takut penyakitnya itu akan kembali kambuh. Tn. S
mengatakan apabila penyakitnya saat ini kambuh kembali Tn. S tidak memiliki biaya
untuk penngobatan mengingat saat ini Tn S tidak bekerja sehingga tidak mendapatkan
penghasilan tetap.Saat ini, biaya hidup Tn.S dibantu oleh anak-anaknya dan sedikit
hasil kebun yang ia miliki.

Berdasarkan hasil observasi mahasiswa saat ini Tn.S terlihat tidak dapat
berjalan dengan baik. Kakinya yang sering terasa kebas membuatnya sulit untuk
berjalan, Tn S hanya bisa berjalan pelan-pelan saja saat akan pergi ke luar rumah. Tn.
S juga takut dan tidak pernah berjalan jauh dari rumah karena takut kakinya akan
mengalami luka seperti yang ia ketahui luka-luka pada orang diabetes mellitus. Tn S
selalu menjaga untuk aktivitas menggunakan sandal untuk mennghindari adanya luka
terutama di area kaki. Aktivitas yang dilakukan Tn. S sehari-hari hanyalah diam di
rumah. Tn. S mengatakan bahwa kekhawatiran pada penyakitnya meningkat saat dia
mulai merasakan kesemutan pada kedua kakinya, jika itu terjadi Tn.S hanya memijat-
mijat kakinya tanpa memeriksakannya ke pelayanan kesehatan. Tn S mengatakan
takut apabila memeriksakan kadar gulanya ke pelayanan kesehatan karena saat tahu
kadar gula darahnya tinggi Tn S akan merasa sagat tertekan dan takut. Saat dikaji
mengenai citra tubuh, Tn.S mengatakan bahwa dirinya tidak pernah malu dengan
kondisinya saat ini yang tidak bisa berjalan selayaknya orang pada umumnya. Tn. S
menerima dan tidak pernah menutupi tentang kondisi kakinya di depan orang lain
karena menurut Tn. S ini hanyalah dampak dari penyakit tidak ada yang harus
ditutupi.

Dari hasil pendekatan dengan Tn. S tersebut saya dapat menentukan bahwa
klien Tn.S saat ini mengalami kondisi Ansietas terhadap status kesehatannya.
Ansietas dapat diartikan sebagai suatu keresahan, perasaan ketidaknyamanan yang
tidak mudah disertai respon otonomis individu, perasaan khawatir yang disebabkan
oleh perasaan antisipasi terhadap bahaya (Wilkinson, 2007). Menurut Hawari (2008),
keluhan-keluhan yang sering dikemukan oleh orang yang mengalami ansietas antara
lain yaitu cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, tidak tenang,
dan gelisah. Hal ini sesuai dengan perasaan Tn.S yang selalu khawatir akan
kambuhnya penyakitnya kembali. Kondisi penyakitnya adalah factor prespitasi dari
timbulnya Ansietas pada Tn.S. Beradarkan rentang respon, Tn.S saat ini masuk pada
kondisi Ansietas ringan karena klien memiliki kewaspadaan yang meningkat pada
dirinya terutama pada makanan dan aktivitas.

Kesan yang saya rasakan selama Praktik Profesi Stase Keperawatan Jiwa
Komunitas ini sangat menyenangkan. Saya bisa belajar banyak mengenai kondisi
psikologis yang dialami klien dan tidak hanya berpusat pada keluhan fisiologisnya
saja. Dari itu semua ternyata banyak hal-hal yang dapat ditemukan dalam diri klien
yang jarang untuk diungkapkan apabila tidak adanya perasaan care dan empati
terlebih dahulu serta rasa saling percaya antara perawat dan klien. Hal positif yang
saya dapatkan yaitu berupa perasaan ikhlas untuk menerima segala kondisi yang telah
diberikan oleh Allah SWT. Kurangi adanya perasaan mengeluh karena masih banyak
yang mengalami kekurangan di bawah kita namun tetap dapat berpikir positif untuk
hidup. Hambatan dalam Praktik Profesi Stase Keperawatan Jiwa Komunitas ini
mungkin pada bahasa, sebagian besar warga menggunakan bahasa Madura sehingga
sulit untuk menggali perasaan klien lebih mendalam. Pengalaman di Profesi Stase
Keperawatan Jiwa Komunitas ini akan menjadi pengalaman yang berharga bagi hidup
saya. Semoga pengalaman di PBL ini dapat bermanfat dan menjadi pelajaran bagi
saya untuk melakukan sesuatu yang lebih baik

Anda mungkin juga menyukai