Dekubitus merupakan lesi atau kerusakan struktur anatomis dan fungsi kulit normal yang
disebabkan oleh tekanan eksternal yang terjadi secara terus mennerus pada daerah yang ada
penonjolan tulang sehingga merusak jaringan yang ada dibawahnya dan tidak sembuh dengan
urutan dan waktu yang biasa (Kozier, Erb, Berman, & Snyder, 2010)
Tekanan imobilisasi yang lama akan mengakibatkan terjadinya dekubitus, jika salah satu
bagian tubuh berada pada suatu gradient (titik perbedaan antara dua tekanan). Jaringan yang
lebih dalam dekat tulang, terutama jaringan otot dengan suplai darah yang baik akan bergeser
ke arah gradient yang lebih rendah, sementara kulit dipertahankan pada permukaan kontak
oleh friksi yang semakin meningkat dengan bertambahnya kelembaban, keadaan ini
menyebabkan peregangan dan anggulasi pembuluh darah (mikro sirkulasi) darah yang dalam
serta mengalami gaya geser jaringan yang dalam, ini akan menjadi iskemia dan dapat
mengalami nekrosis sebelum berlanjut ke kulit. Imobilisasi pada tempat tidur secara pasif dan
berbaring lebih dari 2 jam, tekanan daerah sakrum akan mencapai 60-70mmHg dan daerah
tumit mencapai 30-45mmHg. Iskemik, nekrosis jaringan kulit selain faktor tegangan, ada
faktor lain yaitu : faktor teregangnya kulit misalnya gerakan meluncur ke bawah pada
Di Indonesia pernah dilakukan survey di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta tahun 2001.
Dilaporkan dari 40 pasien tirah baring, 40% menderita luka dekubitus (Setyawan 2008 dalam
Tarihoran 2010). Setiajati (2001) melakukan survey di rumah sakit Dr. Moerwadi Surakarta,
didapatkan 38,38% pasien mengalami luka tekan (Setyawan 2008 dalam Tahiron 2010).
Secara keseluruhan Indonesia, kejadian luka tekan di rumah sakit 33% (Suriadi et al dalam
Tahiron 2010).
Dekubitus terjadi karena kurangnya monitoring dan perawatan kulit bagian yang tertekan,
sehingga berdampak pada terjadinya gangguan integritas kulit pada bagian yang tertekan.
Perawat mempunyai peran penting untuk mencegah terjadinya dekubitus. Tindakan yang
biasa dilakukan adalah mobilisasi. Mobilisasi dapat memperbaiki sirkulasi, dan menstimulasi
kembali syaraf mendorong untuk menggerakkan kembali bagian yang mengalami kelemahan.
Selain itu ada juga tindakan memiringkan posisi tubuh ke kanan dan ke kiri, hal itu bertujuan
untuk mengurangi masa tekan pada area kulit tetapi tidak menjaga vaskularitas kulit. Adapun
tindakan lain yaitu teknik massage. Terapi pijat (massage) merupakan upaya penyembuhan
yang aman, efektif, dan tanpa efek sampaing (Firdaus, 2011). Adapun beberapa macam
Dalam penelitian diungkapkan, terapi pijat yaitu metode yang digunakan untuk
memperlancar sikulasi darah dan membantu menjaga vaskularitas kulit. Salah satu terapi pijat
yang telah disebutkan diatas yaitu teknik massage effeleurages yang mana merupakan teknik
mengusap sekali atau dua kali sehari efektif dalam mencegah perkembangan luka tekan,
Sebuah studi percontohan yang dilakukan oleh Van Den Bunt menunjukkan efek positif
VCO (Virgin Coconut Oil) baik untuk kesehatan kulit karena mudah diserap kulit dan
mengandung vitamin E. VCO mengandung komposisi: asam lemak jenuh yang terdiri dari:
(Asam Laurat 43,0– 53,0), (Asam Miristat 16,0–21,0), (Asam Kaprat 4,5–8,0), (Asam
Palmitat 7,5–10,0), (Asam Kaprilat 5,0-10,0), (Asam Kaproat 0,4-0,6). Asam lemak tidak
jenuh terdiri dari: (Asam Oleat 1,0–2,5), (Asam Palmitoleat 2,0 – 4,0). Hasil penelitian yang
antijamur. Kandungan asam lemak terutama asam laurat dan oleat dalam VCO bersifat
melembutkan kulit. Massage efektif mencegah luka tekan. (Lucida et al. 2008)
Menurut jurnal penelitian yang telah dilakukan oleh Dian Setiani tentang keefektifan massage
dengan VCO terhadap pencegahan luka tekan, peneliti membuktikan melalui metode random
sampling, dengan jumlah sample sebanyak 34 pasien dan dibagi menjadi 2 kelompok.
Kelompok kontrol 17 pasien, kelompok perlakuan 17 pasien. Dan pada penelitian tersebut
tekah terbukti bahwa melakukan penerapan teknik massage dengan VCO sangat
berpengarauh terhadap pencegahan luka dekubitus. Jadi berdasarkan teori dan hasil penelitian
tentang massage dengan VCO dapat mencegah luka tekan pada penderita stroke sehingga
DAFTAR PUSTAKA
Dame, E. 2010. Pengaruh Pengaturan Posisi terhadap Kejadian Luka Tekan di Siloam
Hospital Jakarta. Tesis: tidak dipublikasikan
Dewandono, I. D. 2014. Pemanfaatan VCO (Virgin Coconut Oil) Denagn Teknik Massage
Dalam Penyembuhan Luka Dekubitus Derajat II Pada Lansia. Skripsi. Stikes
Kusuma Husada. Surakarta
Handayani, R.S. 2010.’Efektifitas Penggunaan Virgin Coconut Oil (VCO) Dengan Massage
Untuk Pencegahan Luka Tekan Grade I Pada Pasien Yang Beresiko Mengalami
Luka Tekan Di RSUD Dr.Hj.Abdoel Moeloek Provinsi Lampung’.
Setyawati, R. (2015). Pengaruh Mobilisasi Dan Penggunaan VCO (Virgin Coconut Oil)
Terhadap Ulkus Dekubitus Pada Gangguan Fungsi Motorik Pasca Stroke.
Nurscope. Jurnal Keperawatan dan Pemikiran Ilmiah. 1 (1) 1.7.
Widodo, A. 2007,’Uji Kepekaan Instrumen Pengkajian Risiko Dekubitus Dalam Mendetaksi
Dini Risiko Kejadian Dekubitus Di RSIS’, Jurnal Penelitian Sains & Teknologi,
Vol. 8, No. 1.