Oleh :
Kelompok 4/ C 2018
1. Apa perbedaan dari SSBM dengan Backrub yang pernah kita pelajari saat KDM?
( Risma Eka Putri Arlyani Kusuma Dewi / 182310101102)
Jawaban:
Teknik back Rub adalah sebuah tindakan yang digunakan untuk menstimulasi
kulit dan jaringan dibawahnya dengan variasi tekanan tangan untuk mengurangi nyeri,
memberikan relaksaksi dan meningkatkan sirkulasi. Teknik yang digunakan yaitu
teknik effleurage dan petrissage (Lynn, 2011). Efek teknik/gerakan effleurage yaitu
dapat menstimulasi sistem saraf parasimpatik melalui sekresi hormon endofrin yang
dapat memberikan respon relaksasi pada tubuh yang dapat memberikan efek berupa
penurunan curah jantung. Teknik petrissage yaitu dapat meningkatkan sirkulasi darah
melalui stimulus pada jaringan dan kulit. Sirkulasi darah yang lancar dan vasodilatasi
pembuluh yang lancar mengakibatkan turunnya tahanan perifer dan mengakibatkan
turunnya tekanan darah. Sedangkan Slow Stroke back massage adalah gosokan
lambat menggunakan tangan selama 60 gosokan permenit yang diberikan selama 3-10
menit yang dilakukan untuk relaksaksi. Teknik yang digunakan lebih mudah dari pada
back rub karena hanya menggunakan 1 jenis gerakan yaitu effleurage, namun ada juga
SSBM dengan menggunakan 3 teknik seperti sop yang kami jelaskan yaitu teknis
strocking, petrissage, dan friction.
Terdapat kesamaan dari keduanya yaitu sama sama dilakukan pada area
punggung dan dapat memberikan efek fisiologis dan psikologis yaitu berupa relaksasi
yang dapat menurunkan aktivitas saraf simpatis sehingga terjadi vasodilatasi
pembuluh darah dan menyebabkan turunnya tekanan darah.
2. Pada bagian indikasi SSBM dikatakan salah satunya yaitu untuk pasien depresi.
Tindakan ini efektif pada tingkat depresi yang seperti apa dan idealnya dilakukan
selama brp kali untuk hasil maksimal? Lalu bagaimana mekanisme SSBM sehingga
mampu menurunkan tingkat depresi tersebut?
( Triyas Anggini Putri W./ 182310101103)
Jawaban:
SSBM dapat di lakukan pada pasien depresi ringan sampai akut atau depresi
yang di sebabkan seperti kehilangan anggota badan karena amputasi,mengidap
penyakit kronis, dan juga depresi pada lansia yang di sebabkan karena faktor
fisik,fisiologis, dan psikologisnya yang menurun. Terapi ini dapat efektif apabila
dilaksanakan satu kali sehari selama 7 hari berturut-turut selama 15 menit. Namun
tergantung juga dari tingkat keparahan dari depresinya, apabila semakin parah maka
teknik SSBM juga dilakukan dalam jangka yang lebih lama yang tidak dapat di
tentukan. Namun pada jurnal dikatakan bahwa apabila dilakukan SSBM selama 1x
dalam 7 hari telah berpengaruh pada tingkat depresi.
Untuk menkanismenya sendiri terapi SSBM yang merupakan salah satu terapi
kutaneus yang bekerja dengan mendorong pelepasan endorphin akan menstimulasi
saraf-saraf superfisial di kulit punggung yang akan diteruskan menuju otak paca
bagian hipotalamus. Sistem saraf desenden yang ada pada hipotalamus akan
melepaskan opiat endogen, seperti endorphin. Peningkatan hormon endorfin akan
menstimulasi produksi hormon dopamin dan hormon serotonin yang berperan untuk
relaksasi dan menurunkan depresi. Hormon dopamin yang naik kadarnya akan
menyebabkan kecemasan pasien berkurang, sedangkan hormon serotonin yang
meningkat dapat mengurangi gangguan tidur yang menyebabkan pasien menjadi lebih
rileks dan secara tidak langsung hal ini dapat mendistraksi dan menurunkan tingkat
depresi yang dialami oleh pasien.
Andjani, Tri. 2016.Perbedaan Pengaruh Masase Punggung dan Slow Stroke Back Massage
(SSBM) Terhadap Tekanan Darah Pada Lansia Dengan Hipertensi di UPT PSLU
Jember. Skripi. Jember : Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember.
Bafadal, K.M., Zulkifli, L. W. A. 2020. Pengaruh Slow Stroke Back Massage terhadap
Tingkat Depresi Pasien Jiwa dengan Depresi Akut. Jurnal Keperawatan Terpadu.
2(2).hal. 178–188.
Retno, A. W. dan D. Prawesti. 2012. Tindakan Slow Stroke Back Massage dalam
Menurunkan Tekanan Darah pada Penderita Hipertensi. Jurnal STIKES. 5(2): 133-
143.