Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT

JANTUNG

KEPERAWATAN MATERNITAS

oleh

Kelompok 9/ Kelas C 2018

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEPERAWATAN

2020
ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL DENGAN PENYAKIT
JANTUNG

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Keperawatan Maternitas (KPA1421)

oleh

Kelompok 9 / Kelas C 2018

Dina Eka Fatimathul Zahroh 182310101116

Niken Dwi Afifatul Nofrianti 182310101118

Mellynia Nur Azizah 182310101132

Vivi Wahyuningtias 182310101133

Dosen Pembimbing : Ns. Dini Kurniawati, S.Kep., M.Kep., Sp. Kep. Mat
NIP 19820128 200801 2 012

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS JEMBER

FAKULTAS KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya berupa kemampuan untuk berpikir
serta menganalisis sehingga kami bisa menyelesaikan tentang masalah kesehatan
dengan judul “Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan Penyakit Jantung”.
Analisis jurnal ini berisikan kemampuan diri dalam menganalisis sebuah masalah
yang hasilnya bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembacanya.

Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak,maka


dari itu penulis mengucapkan terimakasih kepada Ns. Dini Kurniawati, S.Kep.,
M.Kep., Sp. Kep. Mat, selaku Dosen Pembimbing Mata kuliah Dasar
Keperawatan Maternitas

Akhir kata kami menyadari bahwa tiada sesuatu yang sempurna dari makalah
ini. Kami menyadari bahwa kami masih membutuhkan bimbingan mengingat
keterbatasan informasi, ilmu dan pengetahuan. Oleh sebab itu kami membutuhkan
kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan analisis jurnal ini bisa
bermanfaat bagi kita semua. Terimakasih.

Jember, Maret 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER HALAMAN ............................................................................................. i

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iiiii

BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ....................................................................................................... 2

1.4 Manfaat ..................................................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN TEORI ................................................................................. 3

2.1 Konsep Dasar Penyakit ............................................................................ 3

2.2 Konsep Asuhan Keperawatan ................................................................ 11

BAB 3. KERANGKA KONSEP......................................................................... 17

3.1 Pohon Masalah (WOC) .......................................................................... 17

3.2 Asuhan Keperawatan .............................................................................. 19

BAB 4. ANALISIS JURNAL ............................................................................. 29

BAB 5. PENUTUP............................................................................................... 33

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 33

5.2 Saran ....................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 35

iii
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai
sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pemilihan alat kontrasepsi merupakan
proses fisiologis dan berkesinambungan (Marmi, 2011). Dan tidak bisa di
pungkiri bahwa masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir
hingga penggunaan kontrasepsi, wanita akan mengalami berbagai masalah
kesehatan. Agar kehamilan, persalinan serta masa nifas seorang ibu berjalan
normal, ibu membutuhkan pelayanan kesehatan yang baik. Untuk peraturan
pemerintahan Nomor 61 Tahun 2014 tentang kesehatan reproduksi
menyatakan bahwa setiap perempuan berhak mendapatkan pelayanan
kesehatan untuk mencapai hidup sehat dan mampu melahirkan generasi yang
sehat dan berkualitas serta mengurangi Angka Kematian Ibu (Bandiyah,
2009).
Kehamilan merupakan peristiwa sementara dalam roda kehidupan wanita,
tetapi kehamilan dengan penyakit jantung dapat menimbulkan perubahan
yang mempunyai akibat yang nyata. Kehamilan akan menimbulkan
perubahan pada sistem kardiovaskuler. Penyakit kardiovaskuler dapat
dijumpai pada wanita hamil atau tidak hamil. Saat wanita hamil dengan
penyakit jantung sangat jelas pengaruh timbal baliknya yang dapat
mengurangi kesempatan hidup wanita tersebut.
Adaptasi normal yang dialami seorang wanita yang mengalami kehamilan
termasuk sistem kardiovaskuler akan memberikan gejala dan tanda yang
sukar dibedakan dari gejala penyakit jantung. Kehamilan dapat mengubah
fungsi serta fisiologis kardiovaskuler sehingga dapat mempengaruhi tindakan
maupun prognosis terhadap jantungnya. Oleh karena kelainan jantung dapat
mempengaruhi kehamilan, maka perlu dipertimbangkan tindakan apa yang
harus diambil serta nasihat apa yang perlu diberikan pada masa kehamilan.
Untuk hal tersebut perlu dipertimbangkan akibat keadaan dan pengobatan
jantung si ibu terhadap keadaan fetus yang akan dilahirkan.
.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari kehamilan dan penyakit jantung?
2. Apakah penyebab dan resiko dari kehamilan dengan penyakit jantung?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari kehamilan dengan penyakit jantung?
4. Bagaimana prosedur diagnostik dari kehamilan dengna penyakit jantung?
5. Bagaimana penatalaksanaan medis dari kehamilan dengan penyakit
jantung?
6. Bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan penyakit jantung?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Menjelaska asuhan keperawatan dan mengurangi resiko kepada ibu
hamil dengan penyakit jantung.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menjelaskan pengertian kehamilan dengan penyakit jantung
2. Menjelaskan penyebab dan resiko kehamilan dengan penyakit
jantung
3. Menjelaskan tanda dan gejala kehamilan dengan penyakit jantung
4. Menjelaskan prosedur diagnostik kehamilan dengan penyakit
jantung
5. Menjelaskan penatalaksanaan medis kehamilan dengan penyakit
jantung
6. Menjelaskan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan penyakit
jantung

1.4 Manfaat
1. Makalah ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan akan
peran dan fungsi perawat dalam menangani pasien ibu hamil dengan
penyakit jantung
2. Makalah ini dapat digunakan sebagai acuan bagi teman-teman dalam
melaksanakan peran dan fungsi perawat
BAB 2. TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Penyakit


2.1.1 Pengertian
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Pertumbuhan dan
perkembangan janin intra uteri dimulai sejak konsepsi dan berakhir
sampai permulaan persalinan. Setiap kehamilan mempengaruhi
cardiovaskular ibu. Hal ini berlangsung dan berlanjut sampai beberapa
minggu setelah bayi baru lahir. Jantung normal dapat mengkompensasi
peningkatan beban kerja sehingga kehamilan dan kelahiran bayi
umumnya ditoleransi dengan baik.
Jantung adalah organ vital pada manusia yang bertugas
memompapakn darah beroksigen keseluruhan tubuh, kepada janin juga
tentunya jika ibu sedang dalam proses kehamilan. Janin yang terus
tumbuh menuntut makanan berupa oksigen dan nutrisi dari ibunya dan
ini terpenuhi lewat aliran darah yang terus meningkat pada tubuh ibu.
Akibatnya, jantung ibu pun akan semakin meningkat daya tahan
kerjanya apalagi selama kehamilan juga terjadi proses pengenceran
darah (hemodilasi) untuk menjamin lancarnya suplai darah pada ibu dan
janin. Kerja keras itu ditandai dengan meningkatnya denyut jantung ibu.
Penyakit jantung adalah penyebab utama ketiga kematian pada wanita
berusia 25 tahun sampai 44 tahun. Karena relatif sering terjadi pada
wanita usia subur, penyakit jantungmempersulit pada sekitar 1 persen
kehamilan (Leveno, Kenneth J, 2009).
Kehamilan dengan penyakit jantung selalu saling mempengaruhi
karena kehamilan dapat memberatkan penyakit jantung yang
dideritanya. Penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal dapat
menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan
pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan
diafragma oleh besarnya janin yang dikandungnya sehingga dapat

3
4

mengubah posisi jantung dan pembuluh darah sehingga terjadi


perubahan dari kerja jantung
Ibu penderita jantung diklasifikasikan dalam beberapa kelas :
1. Kelas I adalah mereka yang masih bisa melakukan berbagai
kegiatan tanpa gangguan
2. Kelas II adalah mereka penderita dengan pembatasan gerak fisik.
Artinya saat beristirahat mereka tidak merasakan keluhan, tetapi
dengan kegiatan fisik biasa seperti melakukan tugas rumah tangga
mereka dengan mudah merasa lelah dan jantung berdebar.
3. Kelas III adalah bila hanya dengan berkegiatan ringan saja bisa
membuat ibu merasa terganggu seperti sesak nafas
4. Kelas IV adalah penderita yang sama sekali tak mampu melakukan
aktivitas fisik apapun tanpa keluhan. Penyakit jantungnya termasuk
berat.
Pada ibu hamil kelas I dan II masih bisa menjalani kehamilan
dengan pengawasan ketat dokter kandungan dan dokter spesialis
jantung. Untuk kelas III bisa jadi dokter menganjurkan berada dalam
pengawasan dokter dirumah sakit lebih-lebih setelah kehamilan berusia
28 minggu. Sedang kelas IV umumnya dokter tidak memperbolehkan
untuk hamil.
2.1.2 Faktor penyebab dan resiko
1) Faktor penyebab penyakit jantung pada wanita hamil diantaranya
sebagai berikut :
1. Primer
a. Penyakit jantung iskemik
Mempengaruhi lebih dari setengah wanita dengan infark
miokard padda kehamilan. Mempengaruhi pembuluh
berukuran besar dan sedang. Disfungsi endotial memicu
terjadinya deposisi makrofag lipid yang terdapat pada dinding
sehingga menambah lapisan lemak plak fibrosa. Plak yang
stabil menghambat aliran darah arteri koroner yang
menimbulkan gejala angina. Plak yang tidak stabil bisa pecah
5

melepaskan trombus yang kaya lipid dan sangat trombogenik


mengakibatkan okulasi trombus mengurangi perfusi koroner
infark miokard.
b. Penyakit jantung katup
Penyakit jantung katup, yang mempengaruhi wanita usia
subur dapat berupa penyakit jantung bawaan atau penyakit
yang didapat. Penyebab paling sering terjadi dari penyakit
jantung katup yang dimiliki adalah penyakit jantung rematik.
c. Kelainan kongenital
Penyakit atau kelainan pada jantung wanita yang didapat
dari sejak lahir.
d. Cardiomiopati
Kardiomiopati merupakan penyebab hampir seperempat
kematian ibu hamil akibat jantung. Kardiomiopati dilatasi,
kardiomiopati hipertrofi, kardiomiopati restriktif biasanya
terjadi sebelum kehamilan, tapi bisa juga muncul saat masa
kehamilan. Kardiomiopati peripartum khusus terjadi pada
kehamilan.
2. Sekunder
a. Hipertensi
Gangguan hipertensi merupakan komplikasi medis yang
paling sering ditemukan pada kehamilan, dengan
mempengaruhi 10-15% dari wanita hamil. 3-5% wanita hamil
mengalami preeklamsia yang dapat menyebabkan kondisi
serius pada maternal berupa kesakitan dan kematian.
2) Wanita dengan penyakit jantung mempunyai bebrapa resiko bagi
Ibu dan janin yang dikandungnya, antara lain :
a. Mortalitas Maternal
Penyebab jantung masih menjadi penyebab utama kematian
ibu di inggris. Secara keseluruhan, resiko kematian ibu sekitar
1/100 – 1/1000. Kematian terutama pada wanita dengan
6

sianosis, hipertensi pulmonal, atau keduanya (sindrom


Elsenmenger).
b. Morbiditas Maternal Gagal Jantung
Banyak pasien asimptomatik akan memunculkan gejala
gagal jantung saat hamil. Gagal jantung dapat menyebabkan
pertumbuhan janin buruk dan prematur.
c. Endokarditis
Bakteremia sering terjadi selama persalinan, turbulensi
membuat rentan terhadap endokarditis bakteri. Antibiotik
profilaksis intravena dapat diberikan pada pasien resiko tinggi,
seperti kelainan katup, bedah caesar, atau persalinan per vagina
dengan alat bantu (forceps, ventouse).
d. Penyakit Tromboemboli
Pada wanita, kejadian tromboemboli enam kali lebih
banyak terjadi selama kehamilan. Penyakit jantung sianotik juga
merupakan faktor resiko trombosis. Kebanyakan rumah sakit
cenderung merekomendasikan unfractionated heparin dari pada
warfarin selama trimester pertama saat pembentukan embrio.
Warfarin baik untuk trombosis katup tetapi melintasi plasenta
dan berisiko perdarahan otak neonatus.
e. Aritmia
Aritmia atrial umum terjadi pada kehamilan, tetapi tidak
dapat ditoleransi karena resiko penurunan curah jantung. Untuk
takikardi ventrikel, lidokain dapat menjadi pilihan. Untuk
aritmia atrial pemberian adenosin masih aman, begitu juga agen
pemblokir nodus atrioventrikular, seperti calcium channel
blocker. Penyekat beta cukup aman meskipun berhubungan
dengan hambatan pertumbuhan intrauterin, walaupun sangat
kecil. Kardioversi arus earah (DC) biasanya aman pada pasien
hamil.
7

f. Mortalitas Janin
Secara keseluruhan terdapat peningkatan resiko kematian
janin pada pasien penyakit jantung. Resiko kelangsungan hidup
janin terburuk pada sianosis dan obstruksi yang membatasi
curah jantung. Kadar hemoglobin dan saturasi oksigen
merupakan prediktor yang signifikan untuk menilai efek buruk
(baik pada ibu maupun pada janin).
g. Morbiditas Janin prematur dan pertumbuhan janin buruk
Komplikasi pada janin yang paling umum adalah retraksi
pertumbuhan
h. Cacat Jantung Bawaan Pada Anak
Potensi lesi jantung pada keturunan harus dipertimbangkan
sebelum konsepsi. Jika dua anak sebelumnya telah menderita
defek jantung, resiko anak ketiga untuk terkena defek jantung
juga adalah 5-10%.
i. Kehilangan Ibu Lebih Awal
Meskipun harapan hidup individual tidak dapat
diprediksikan secara akurat, resiko ini harus dipikirkan.
2.1.3 Tanda dan gejala
1. Tanda
a. Nadi : takikardi
b. Tekanan / palpasi vena jugularis meninggi
c. Impuls spical : impuls ganda
d. Auskultasi jantung
e. Auskultasi paru
f. Edema
g. Pulsus alternans
h. Suara paru kedua (P2)
i. Efusi pleura
j. Ascites
2. Gejala
a. Cepat merasa lelah
8

b. Jantungnya berdebar-debar
c. Sesak nafas apabila disertai sianosis
d. Edema tungkai atau terasa berat pada kehamilan
e. Mengeluh tetap bertambah besarnya rahim yang tidak sesuai.
2.1.4 Patofsiologi
Keperluan janin yang sedang bertumbuh akan oksigen dan zat-zat
makanan bertambah dalam berlangsungnya kehamilan, yang harus
dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya darah yang beredar
bertambah, sehingga jantung harus bekerja lebih berat. Karena itu
dalam kehamilan selalu terjadi perubahan dalam system kardiovaskular
yang biasanya masih dalam batas-batas fisiologik. Perubahan-
perubahan itu terutama disebabkan karena:
a. Hernia (hipovolemia), dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu
dan puncaknya pada umur kehailan ke 32-36 minggu.
b. Uterus gravidus yang makin lama makin besar mendorong
diagfragma ke atas, ke kiri dan kedepan sehingga pembuluh-
pembuluh darah besar dekat jantung mengalami lekukan dan
putaran.
c. Volume plasma juga sebesar 22%. Dan saat terjadinya peningkatan
volume plasma berbeda dengan peningkatan volume sel darah
merah, hal ini mengakibatkan terjadinya anemia delusional
(pencairan darah). 12-24 jam pasca persalinan terjadi peningkatan
volume plasma akibat imbibisi cairan ke ekstra vascular ke dalam
pembuluh darah, kemudian diikuti periode duresis pasca persalinan
merupakan penyesuaian nilai volume plasma seperti sebelum
hamil.
Jantung yang normal dapat menyesuaikan diri, tetapi jantung yang
sakit tidak. Oleh karena itu dalam kehamilan frekuensi denyut jantung
meningkat dan nadi rata-rata 88x/menit dalam kehamilan 34-36
minggu. Dalam kehamilan lanjut prekordium mengalami pergeseran ke
kiri dan sering terdengar bising sistolik di daerah apeks dan katup
pulmonal. Penyakit jantung akan menjadi lebih berat pada pasien yang
9

hamil dan melahirkan, bahkan dapat terjadi decompensasi cordis.


(Homenta Starry, 2014).
Penyebab kelainan jantung dapat berupa primer maupun sekunder,
sebagian besar disebabkan deman rheumatik. Kelainan primer dapat
akibat kelainan kongenital, bentuk kelinan katup (yang paling sering
yaitu stenosis mitral, insufisiensi mitral, gabungan stenosis mitral
dengan infusiensi mitral, stenosis aorta, infusiensi aorta, dan gabungan
dari stenosis aorta dengan infusiensi aorta, penyakit katup pulmonal,
dan trikuspidal), iskhemik dan cardiomiopati. Sedangkan sekunder
akibat penyakit lain seperti hipertensi dan anemia.
2.1.5 Pencegahan
Pencegahan yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan penyakit
jantung antara lain :
1. Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan
pengawasan antenatal yang teratur sesuai dengan jadwal yang
ditentukan (misalnya sekali seminggu)
2. Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiologi, untuk
penyakit jantung , harus dibina sedini mungkin
3. Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang
berlebihan. Jika terdapat anemia, harus diobati.
4. Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja
jantung, hal ini harus diobati.
5. Skema kunjungan antenatal : setiap 2 minggu menjelang
kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya.
6. Wanita hamil dengan penyakit jantung harus cukup istirahat,
cukup tidur, diet rendah garam, pembatasan jumlah cairan
7. Sebaiknya dirawat 1-2 minggu sebelum tafsiran persalinan.
8. Dalam tahun-tahun terakhir operasi telah dilakukan pada
jantung dan pembuluh darah besar untuk mencoba memperbaiki
fungsi kardovaskuler dan dengan demikian prognosis ibu
menjadi lebih baik. Terutama valvotomia mitralis sering
10

dilakukan pada stenosis mitralis. Operasi ini memungkinkan


penderita melewati masa kehamilan dan persalinan lebih aman.
2.1.6 Penatalaksanaan
Pasien hamil dengan penyakit jantung harus didampingi tim ahli
saat kehamilan dan persalinan, mencakup dokter jantung, dokter
kandungan bidan, dokter anestesi, dokter intensif, neonatologis.
1) Selama kehamilan
Setiap pirau kanan ke kiri akan menurunkan resistensi
vaskuler sistemik. Hipoksia dapat memburuk karena janin
membutuhkan oksigen dari aliran darah dan karena kapasitas residu
fungsional ibu rendah, sehingga pertukaran gas berkurang.
Terdapat resiko perburukan gagal jantung, aritmia, pre-eklamsia,
atau pertumbuhan janin buruk.
2) Persalinan
Pemantauan sebelum bersalin mencakup EKG, oksimetri,
serta tekanan darah. Pemasangan kateter vena sentral atau arteri
pulmonalis mungkin perlu pada kondisi parah, terutama jika
terdapat edema paru.
3) Pasca Persalinan
Pemantauan ibu harus terus dilakukan sampai periode pasca
melahirkan. Resiko perburukan ibu setelah melahirkan dapat
disebabkan oleh perubahan aliran balik vena, kehilangan darah, dan
thrombogenic milieu. Analgesia opioid pasca operasi baik epidural
maupun spinal pada persalinan pervagina akan mengurangi nyeri
dan efek kardiovaskuler yang merugikan seperti takikardi dan
hipertensi.
4) Terminasi Kehamilan
Terminasi kehamilan harus didiskusikan pada wanita hamil
dengan resiko tinggi, trimester pertama merupakan saat paling
aman untuk terminasi kehamilan elektif. Terminasi kehamilan
harus dilakukan dirumah sakit(Ayu Dewi, 2016).
11

Sedangkan menurut Homenta Starry, 2014


1) Memberikan pengertian kepada ibu hamil untuk melaksanakan
pengawasan antenatal yang teratur.
2) Kerjasama dengan ahli penyakit dalam atau kardiolog.
3) Pencegahan terhadap kenaikan berat badan dan retensi air yang
berlebihan. Jika terdapat anemia, harus diobati.
4) Timbulnya hipertensi atau hipotensi akan memberatkan kerja
jantung, hal ini harus diobati.
5) Bila terjadi keluhan yang agak berat, seperti sesak napas,
infeksi saluran pernapasan, dan sianosis, penderita harus
dirawat di rumah sakit.
6) Skema kunjungan antenatal: setiap 2 minggu menjelang
kehamilan 28 minggu dan 1 kali seminggu setelahnya.
7) Harus cukup istirahat, cukup tidur, diet rendah garam, dan
pembatasan jumlah cairan.
8) Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :

a. Kelas I : Tidak memerlukan pengobatan tambahan.


b. Kelas II : Biasanya tidak memerlukan terapi
tambahan. Mengurangi kerja fisik terutama antara
kehamilan 28-36 minggu.
c. Kelas III : Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya.
Sebaiknya dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30
minggu.
d. Kelas IV : Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan
pengobatan, bekerjasama dengan kardiolog
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian Data Subjektif
a. Biodata: perawat wajib mengkaji identitas pasien dan
penanggungjaawab yang meliputi; nama, uur, agama, pendidikan,
pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke berapa, lamanya
perkawinan dan alamat.
12

b. Keluhan utama: sesak saat beraktifitas yang dirasakan semakin


lama semakin memberat bahkan muncul pada saat istirahat
c. Riwayat kehamilan saat ini: Kehamilan ini merupakan kehamilan
ketiga, dengan riwayat persalinan sebelumnya 2 kali menjalani
persalinan normal. Penderita mengalami kehamilan setelah 2 tahun
pasca pemasangan katub jantung mekanik prostetik, penderita baru
menyadari kehamilannya tersebut saat usia kehamilan 5 minggu
d. Riwayat kesehatan sekarang: Penderita memiliki riwayat penyakit
lain yakni asma bronkhiale yang diderita sejak kecil
e. Riwayat kesehatan dulu: Pasien menjalani operasi penggantian
katub jantung pada tanggal 8 November 2012
f. Riwayat Sosial: tercapainya pelayanan antenatal, peran dan
tanggungjawab
g. Riwayat pembedahan: khususnya pada katub jantung
h. Integritas ego
i. Pola aktivitas sehari-hari: kaji mengenai nutrisi, cairan dan
elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene,
ketergantungan, baik sebelum sakit maupun saat sakit
Pengkajian Data Objektif
a. Tanda-tanda vital: kaji ada tidaknya demam, ukur tekanan darah,
nadi dan frekuensi pernafasan
b. Status gizi: kaji berat badan meningkat/menurun
c. Status kardiovaskuler: kualitas nadi, takikardi/bradikardi dan
hipotensi/hipertensi
d. Status hidrasi: turgor kulit, keadaan membrane mukosa, oliguria
e. Keadaan abdomen: kaji suara abdomen, adanya nyeri tekan/lepas,
f. Keadaan janin: hasil pemeriksaan ultrasonography (USG)
kehamilan pada trimester 1 yakni pada saat penderita mengalami
abortus iminens. Dari pemeriksaan tersebut didapatkan gestasional
sacc intrauterin tunggal dengan ukuran 1,81 cm (6 weeks 1 day).
13

2.2.2 Diagnosa Keperawatan


a. Ketidakefektivan pola nafas b.d keletihan d.d sesak nafas saat
sedang beraktifitas
b. Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen d.d mudah lelah saat beraktivitas maupun
sedang beristirahat
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang pengetahuan
tentang proses penyakit d.d DS : - DO : nadi 75 x/menit,
ekstremitas dingin, suhu 36,2 °C, mulut kering, rambut mudah
rapuh, anemis, TD 100/70 mmHg.
2.2.3 Intervensi Keperawatan
1) Diagnosa Keperawatan 1
Kriteria Hasil:
a. Frekuensi pernafasan mencapai angka normal 16-24 x/menit
b. Penggunaan otot bantu nafas dipertahankan dengan skala 4
yaitu ringan
Intervensi
a. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b. Motivasi pasien untuk bernafas pelan dalam berputar dan batuk
c. Monitor status pernafasan sebagai mana mestinya
d. Monitor keluhan sesak nafas pasien termasuk kegiatan yang
meningkatkan atau memperburuk sesak nafas
2) Diagnosa Keperawatan 2
Kriteria Hasil:
a. Gangguan dengan aktivitas sehari-hari mencapai skala 3
(ringan)
b. Gangguan pemeliharaan rumah mencapai skala 3 (ringan)
c. Gangguan aktivitas fisik mencapai skala 3 (ringan).
Intervensi:
a. Kaji status fisisologis pasien yang menyebabkan kelelahan
yang sesuai dengan konteks usia dan perkembangan.
14

b. Tentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan


untuk menjaga ketahanan
c. Monitor intake atau asupan nutrisi untuk mengetahui sumber
energi yang adekuat
d. Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik
menejemen waktu untuk mencegah kelelahan
3) Diagnosa keperawatan 3
Kriteria hasil:
a. Tekanan darah mencapai angka normal 110/80 – 120/90
mmHg
b. Ekstremitas atau akral normal (hangat)
c. Mulut menjadi lembab
d. Konjungtiva menjadi normal (merah)
Intervensi:
a. Monitor TD, nadi, suhu dan pernafasan dengan tepat
b. Monitor tekanan darah setelah pasien minum obat jika
memungkinkan
c. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan sebelum,
selama, dan setelah beraktivitas dengan tepat
d. Monitor warna kulit, suhu dan kelembapan
e. Monitor akan adanya kuku dengan bentuk clubbing
f. Periksa secara berkala keakuratan instrumen yang digunakan
untuk perolehan data pasien
2.2.4 Implementasi Keperawatan
1) Diagnosa Keperawatan 1
Tindakan:
a. Memberikan Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
b. Memberikan motivasi pasien untuk bernafas pelan dalam
berputar dan batuk
c. Memonitor status pernafasan sebagai mana mestinya
d. Memonitor keluhan sesak nafas pasien termasuk kegiatan yang
meningkatkan atau memperburuk sesak nafas
15

Respon:
a. Pasien merasa lega ketika posisi pasien sudah terasa nyaman
b. Pasien mengikuti arahan perawat untuk bernafas pelan-pelan
c. Pasien mengatakan jika pasien merasa lebih tenang dan pola
nafas mulai teratur
2) Diagnosa keperawatan 2
Tindakan:
a. Mengkaji status fisisologis pasien yang menyebabkan
kelelahan yang sesuai dengan konteks usia dan perkembangan.
b. Menentukan jenis dan banyaknya aktivitas yang dibutuhkan
untuk menjaga ketahanan
c. Monitor intake atau asupan nutrisi untuk mengetahui sumber
energi yang adekuat
d. Mengajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik
menejemen waktu untuk mencegah kelelahan
Respon:
a. Pasien mengatakan jika kondisi saat kehamilan menjadi faktor
utama pasien muda lelah
b. Pasien mengurangi aktifitasnya dari setelah pemasangan katup
jantung prostetik sampai sadar akan kehamilannya
c. Pasien sudah mengurangi aktifitasnya selama masa kehamilan
3) Diagnosa keperawatan 3
Tindakan:
a. Memonitor TD, nadi, suhu dan pernafasan dengan tepat
b. Memonitor tekanan darah setelah pasien minum obat jika
memungkinkan
c. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan sebelum,
selama, dan setelah beraktivitas dengan tepat
d. Memonitor warna kulit, suhu dan kelembapan
e. Memeriksa secara berkala keakuratan instrumen yang
digunakan untuk perolehan data pasien
Respon:
16

a. Tekanan darah, nadi, suhu, serta pernapasan pasien kembali


normal
b. Pasien lebih tenang sehingga tekanan darah setelah meminum
obat kembali stabil dengan TD 110/90
c. Terdapat perubahan Tanda-tanda vital serta pola pernafasan
pada saat sebelum dan sesudah beraktifitas
d. Pasien tampak pucat namun tidak sepucat sebelum dilakukan
implementasi
2.2.5 Evaluasi Keperawatan
a. Frekuensi pernafasan
b. Gangguan aktivitas fisik
c. Tekanan darah
d. Ekstremitas atau akral normal (hangat)
BAB 3. KERANGKA KONSEP

3.1 Pohon Masalah (WOC)

Mortilitas maternal, morbiditas


maternal, mortilitas janin

Infeksi bakteri Infeksi miokard


Streptochocus gup A

Disfungsi endotial
Tubuh mengeluarkan
antibodi berlebihan
tidak dapat Desposisi makrofag
membedakan lipid

Respon autoimun Menambah lapisan


lemak plak fibrosa

Katup tidak Peradangan


terbuka pada Stabil Tidak
sempurna membran Stabil
sinovial
Menghambat
Hambatan aliran darah arteri Pecah &
aliran darah Polyarthritis koroner melepaskan
trombus
yang kaya
Peradangan Nyeri akut Angina lipid
katup mitral

Hipoksia otot Okulasi


Penurunan jantung trombus
curah
jantung
Metabolisme Mengurangi
anaerob perfusi
Merangsang kororner
medula infark
oblongata miokard

17
18

Asam laktat
Merangsang meningkat Resiko
medula penurunan
oblongata perfusi
Asidosis jaringan
jantung
Kompensasi
saraf Fungsi
simpatik ventrikel
terganggu

Pengisian Vasokontriksi Perubahan


atrium hemodinamik
kanan
Penurunan
metabolisme Tekanan
Penumpukan trauma jantung
darah diparu meningkat

Ketidakefektifan
Gangguan jaringan perifer Tekanan paru-paru
fungsi
alveoli
Sesak nafas
Gangguan
pertukaran
gas Ancaman kesehatan

Ansietas
19

3.2 Asuhan Keperawatan


3.2.1 Kasus
Seorang wanita 39 tahun dengan mengalami kelainan pada katub
jantung mitral dan katub trikuspid sejak usia 36 tahun, yang
selanjutnya memakai katub jantung prostetik mekanik dan menjalani
prosedur bedah katub trikuspid dengan prosedur De Vega. Penderita
menjalani operasi penggantian katub mitral dengan St. Jude Mekanik
no. 33. Penderita juga memiliki riwayat penyakit lain yakni asma
bronkhiale yang diderita sejak kecil. Kehamilan ini merupakan
kehamilan ketiga, dengan riwayat persalinan sebelumnya 2 kali
menjalani persalinan normal.
Pasien memiliki keluhan awal berupa sesak saat beraktifitas yang
dirasakan semakin lama semakin memberat bahkan muncul pada saat
istirahat. Pasien menjalani operasi penggantian katub jantung pada
tanggal 8 November 2012 di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh
Darah Harapan Kita Jakarta. Setelah operasi pasien kontrol teratur ke
dokter ahli jantung, dan mendapatkan terapi warfarin yang diminum
secara teratur 1 x 2 mg pada malam hari.
Penderita mengalami kehamilan setelah 2 tahun pasca pemasangan
katub jantung mekanik prostetik. Penderita baru menyadari
kehamilannya tersebut saat usia kehamilan 5 minggu. Kehamilan
tersebut diketahui dengan tidak sengaja karena mengalami abortus
iminens. Selama mengalami abortus iminen penderita disarankan
untuk bedrest serta mendapatkan terapi tokolitik dan asam folat.
Selama kehamilan selanjutnya pasien tidak memiliki keluhan sesak
saat beraktifitas maupun saat istirahat, dan rutin melakukan
pemeriksaan jantung di Poli Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah
RSUD dr Saiful Anwar Malang sebulan sekali. Pasien secara
terjadwal melakukan pemeriksaan faal hemostasis.
20

3.2.2 Analisa Data dan Masalah

No Keterangan Etiologi Masalah

1. DS : Terpasang katub Ketidakefektivan


jantung prostetik pola nafas
• Klien mengatakan
sesak nafas saat
beraktifitas
Denyut jantung tidak
DO :
teratur
• Klien terpasang katub
jantung prostetik
Sesak nafas saat
mekanik
beraktifitas
• RR 28 x/menit
• N 75x/menit

Ketidakefektivan pola
nafas

2. DS : Lelah Intoleransi
aktivitas
• Klien mengatakan
jika sesak nafasnya
Ketidakseimbangan
dirasakan semakin
antara suplai oksigen
lama semakin berat
dan kebutuhan tubuh
meski sedang
beristirahat
• Klien mengatakan Intoleransi aktivitas
jika dirinya mudah
lelah
DO :

• TD : 100/70 mmHg
21

3. DS : - Perubahan kondisi fisik Ketidak efektifan


(penyakit jantung) perfusi jaringan
DO :
perifer
• Nadi 75 x/menit
• Ekstremitas dingin Kurang pengetahuan
• Suhu 36,2° C tentang proses penyakit

• Mulut kering dan


pucat
Ketidak efektifan
• Anemis
perufusi jaringan perifer
• TD 100/70 mmHg

3.2.3 Diagnosa Keperawatan


1) Ketidakefektivan pola nafas b.d keletihan d.d sesak nafas saat
sedang beraktifitas
2) Intoleransi aktivitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen d.d mudah lelah saat beraktivitas maupun
sedang beristirahat
3) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d kurang pengetahuan
tentang proses penyakit d.d DS : - DO : nadi 75 x/menit,
ekstremitas dingin, suhu 36,2 °C, mulut kering, rambut mudah
rapuh, anemis, TD 100/70 mmHg
22

3.2.4 Intervensi Keperawatan

No Hari/Ta Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Nama


nggal /Paraf

1. Kamis/1 Ketidakefe Setelah dilakukan 1. Posisikan


1Maret ktivan tindakan keperawatan pasien untuk

2020 pola nafas selama 1x24 jam memaksimalkan
diharapkan ventilasi Melin

Ketidakefektivan pola 2. Motivasi pasien


nafas klien secara untuk bernafas
bertahap dapat teratasi pelan dalam
dengan berputar dan
batuk
Kriteria Hasil :
3. Monitor status
1. Frekuensi pernafasan
pernafasan sebagai mana
mencapai angka mestinya
normal 16-24 4. Monitor
x/menit keluhan sesak
2. Penggunaan otot nafas pasien
bantu nafas termasuk
dipertahankan kegiatan yang
dengan skala 4 meningkatkan
yaitu ringan atau
memperburuk
sesak nafas
2. Kamis/1 Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen ᵯ
1 Maret Aktivitas tindakan keperawatan Energi
Melin
2020 selama 1x24 jam 1. Kaji status
diharapkan intoleransi fisisologis
aktivitas secara bertahap pasien yang
dapat teratasi dengan menyebabkan
23

Kriteria Hasil : kelelahan yang


sesuai dengan
1. Gangguan dengan
konteks usia
aktivitas sehari-
dan
hari mencapai
perkembangan.
skala 3 (ringan)
2. Tentukan jenis
2. Gangguan
dan banyaknya
pemeliharaan
aktivitas yang
rumah mencapai
dibutuhkan
skala 3 (ringan)
untuk menjaga
3. Gangguan
ketahanan
aktivitas fisik
3. Monitor intake
mencapai skala 3
atau asupan
(ringan).
nutrisi untuk
mengetahui
sumber energi
yang adekuat
4. Ajarkan pasien
mengenai
pengelolaan
kegiatan dan
teknik
menejemen
waktu untuk
mencegah
kelelahan
3 Kamis/1 Ketidakefe Setelah dilakukan Monitor TTV ᵯ
1 Maret ktifan tindakan keperawatan
1. Monitor TD, Melin
2020 perfusi selama 1 x 24 jam
nadi, suhu dan
jaringan ketidakefektifan perfusi
pernafasan
perifer jaringan perifer secara
dengan tepat
bertahap dapat teratasi
24

dengan 2. Monitor
tekanan darah
Kriteria Hasil :
setelah pasien
1. Tekanan darah minum obat jika
mencapai angka memungkinkan
normal 110/80 – 3. Monitor
120/90 mmHg tekanan darah,
2. Ekstremitas atau nadi, suhu, dan
akral normal pernafasan
(hangat) sebelum,
3. Mulut menjadi selama, dan
lembab setelah
4. Konjungtiva beraktivitas
menjadi normal dengan tepat
(merah) 4. Monitor warna
kulit, suhu dan
kelembapan
5. Monitor akan
adanya kuku
dengan bentuk
clubbing
6. Periksa secara
berkala
keakuratan
instrumen yang
digunakan
untuk perolehan
data pasien
25

3.2.5 Implementasi Keperawatan

No Tanggal No. Tindakan Respon Paraf


Dx.
kep
1 11 1 1. Memberikan - Pasien merasa lega ᵰ
Maret Posisikan pasien ketika posisi pasien
2020 Niken
untuk sudah terasa
memaksimalkan nyaman
ventilasi - Pasien mengikuti
2. Memberikan arahan perawat
motivasi pasien untuk bernafas
untuk bernafas pelan pelan-pelan
dalam berputar dan - RR pasien
batuk 28x/menit
3. Memonitor status - Pasien mengatakan
pernafasan sebagai jika pasien merasa
mana mestinya lebih tenang dan
4. Memonitor keluhan pola nafas mulai
sesak nafas pasien teratur
termasuk kegiatan
yang meningkatkan
atau memperburuk
sesak nafas
2 11 2 Manajemen Energi - Pasien mengatakan ᵰ
Maret 1. Mengkaji status jika kondisi saat
2020 Niken
fisisologis pasien kehamilan menjadi
yang menyebabkan faktor utama pasien
kelelahan yang muda lelah
sesuai dengan - Pasien mengurangi
konteks usia dan aktifitasnya dari
perkembangan. setelah pemasangan
26

2. Menentukan jenis katup jantung


dan banyaknya prostetik sampai
aktivitas yang sadar akan
dibutuhkan untuk kehamilannya
menjaga ketahanan - Nutrisi pasien
3. Monitor intake terpenuhi
atau asupan nutrisi - Pasien sudah
untuk mengetahui mengurangi
sumber energi aktifitasnya selama
yang adekuat masa kehamilan
4. Mengajarkan
pasien mengenai
pengelolaan
kegiatan dan
teknik menejemen
waktu untuk
mencegah
kelelahan
3 11 3 Monitor TTV - Tekanan darah, ᵰ
Maret nadi, suhu, serta
2020 1. Memonitor TD, Niken
pernapasan pasien
nadi, suhu dan
kembali normal
pernafasan dengan
- Pasien lebih tenang
tepat
sehingga tekanan
2. Memonitor tekanan
darah setelah
darah setelah pasien
meminum obat
minum obat jika
kembali stabil
memungkinkan
dengan TD 110/90
3. Memonitor tekanan
- Terdapat perubahan
darah, nadi, suhu,
Tanda-tanda vital
dan pernafasan
serta pola
sebelum, selama,
pernafasan pada
27

dan setelah saat sebelum dan


beraktivitas dengan sesudah beraktifitas
tepat - Pasien tampak
4. Memonitor warna pucat namun tidak
kulit, suhu dan sepucat sebelum
kelembapan dilakukan
5. Memeriksa secara implementasi
berkala keakuratan
instrumen yang
digunakan untuk
perolehan data
pasien

3.2.6 Evaluasi Keperawatan

No Tanggal/Jam No.Dx Evaluasi Sumatif Paraf


Kep
1. 13 Maret 1 S: Pasien mengatakan jika pasien merasa lebih ᵰ
2020 tenang dan pola nafas mulai teratur
Niken
O: Pasien mengikuti arahan perawat untuk
bernafas pelan-pelan

RR: 22x/menit

A: Outcame berjalan sebagaimana mestinya

P: Lanjutkan Intervensi 1

2. 13 Maret 2 S: Pasien mengatakan sudah mengurangi ᵰ


2020 aktifitasnya selama masa kehamilan
Niken
O: Nutrisi pasien terpenuhi

A: Outcame berjalan sebagaimana mestinya

P: Lanjutkan Intervensi 2

3. 13 Maret 3 S: Pasien mengatakan lebih tenang setelah ᵰ


28

2020 meminum obat Niken


O: Tekanan darah, nadi, suhu, serta
pernapasan pasien kembali normal, pasien
sudah tidak tampak pucat

TD: 110/90mmHg

A: Outcame berjalan sebagaimana mestinya

P: Lanjutkan Intervensi 3
BAB 4. ANALISIS JURNAL

Penulis Dewi Ayu Paramita, Moch. Fathoni.

I Gusti Ngurah Warsita, Ketut Surya Negara, Anak


Agung Gede Putra Wiradnyana, Made Bagus Dwi
Aryana

Judul jurnal Penyakit Jantung Bawaan pada Kehamilan.

Karakteristik pasien hamil dengan penyakit jantung


di RSUP Sanglah Denpasar

Jurnal, edisi/volume, Penyakit Jantung Bawaan pada Kehamilan. Cdk-244,


nomor, tahun 43(9), 665–668. 2016

MEDICINA 2019, Volume 50, Number 3: 498-502


P-ISSN.2540-8313, E-ISSN.2540-8321. 2018
Kasus Penyakit jantung pada ibu hamil

pembahasan Penyakit jantung dalam kehamilan merupakan salah


satu penyebab morbiditas dan mortalitas tertinggi
pada kehamilan dan persalinan. Prevalensi penyakit
jantung pada kehamilan adalah sekitar 1-4% dan 10-
15% menyebabkan mortalitas maternal. Dengan
adanya pengetahuan yang lebih baik pada
karakteristik kehamilan dengan penyakit jantung,
diharapkan bahwa morbiditas dan mortalitas maternal
dan perinatal dapat dikurangi. Penelitian

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) sianosis pada ibu


berhubungan dengan peningkatan insidens aborsi,
lahir mati dan lahir premature. Gelaja penyakit
jantung bawaan adalah terjadinya perubahan
hemodinamik pada saat hamil, seperti pusing, sesak
napas, edema perifer, bahkan sinkop seperti pada

29
kehamilan normal. Maka dari itu diperlukan
pengetahuan tentang komprehensif mengenai PJB
serta perubahan hemodinamik karena kehamilan.
Kematian ibu hamil akibat penyakit jantung dapat
diakibatkan secara langsung (komplikasi obstetri) dan
tidak langsung (penyakit yang memberat akibat
kehamilannya). Kehamilan pada wanita dengan
penyakit jantung tidak hanya menimbulkan risiko
kematian bagi ibu, tetapi juga morbiditas serius
seperti gagal jantung, stroke, dan aritmia jantung.
Beberapa faktor turut mempengaruhi tingginya angka
tersebut seperti onset dimulainya penyakit, derajat
beratnya penyakit, serta umur kehamilan saat lahir.

Perubahan hemodinamik terjadi selama kehamilan


mulai dari trisemester pertama, yaitu ditandai dengan
aliran darah yang meningkat seiring dengan
bertumbuhnya plasenta, kemudian volume plasenta
yang meningkat dari minggu ke minggu, kemudian
pada trisemester ke 2 aliran darah mulai cenderung
tidak berubah. Peningkatan aliran darah juga diikuti
dengan kenaikan eritrosit yang relative lebih rendah
sehingga mengakibatkan terjadinya anemia relative.
Lalu denyut jantung meningkat 20% diatas batas
normal untuk meningkatkan kualitas curah jantung,
juga terjadi penurunan tekanan darah karena terjadi
penurunan resisten perifer. Perubahan hemodinamik
dapat menimbulkan masalah pada ibu dengan
penyakit jantung bawaan peningkatan volume dapat
mengakibatkan bahaya pada pasien dengan gangguan
fungsi ventrikel dan kelainan jantung terbatas,
sehingga menyebabkan hipoksia dan meningkatkan
resiko kematian pada ibu. ratnya penyakit, serta umur

30
kehamilan saat lahir. Beberapa penelitian melaporkan
bahwa adanya gagal jantung dalam kehamilan
mengakibatkan tingginya persalinan prematur,
pertumbuhan janin terhambat, dan asfiksia.

Perubahan hemodinamik pada ibu hamil dengan


penyakit jantung bawaan pada persalinan biasanya
terjadi secara mendadak, setiap kontraksi pada rahim
500 cc darah akan dikeluarkan kedalam sirkulasi dan
pada persalinan secara normal darah akan berkurang
sebanyak 400 cc, lalu pada operasi Caesar darah
biasanya akan berkurang sebanyak 800 cc sehingga
dapat menimbulkan hilangnya hemodinamik secara
signifikan.

Lalu setelah melahirkan terjadi peningkatan


mendadak pada aliran balik vena akibat dari
autotranfusi pada rahim dan hilangnya penekanan
vena cava inferior sehingga dapat menambah curah
jantung dan menyebabkan diuresis, selama periode
ini seing terjadi edema paru akut pada ibu.

Perubahan hemodinamik dapat menimbulkan


masalah persalinan pada ibu hamil dengan penyakit
jantung bawaan karena pada saat terjadi kontraksi
saat melahirkan terdapat bolus cairan yang
menambah curah jantung sebanyak 15-20%.

Kehamilan pada ibu dengan penyakit jantung bawaan

31
pada umumnya dapat di toleransi dengan baik sampai
dengan kejadian overload yang menimbulkan
hipertensi pulmonal. Lalu pada kelompok tertentu
perlu diperhatikan tentang resiko aritma atrium akibat
pembesaran atrium stroke tromboemboli, dan
penyakit pembuluh darah paru yang akhirnya
mengarah ke pirau terbalik.

Penyakit jantung pada kehamilan merupakan


penyebab kematian maternal non-obstetrik tertinggi.
Intervensi dan perawatan dini diperlukan untuk
mencegah komplikasi perinatal ibu.

32
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kehamilan akan menimbulkan perubahan pada sistem kardiovaskuler.
Wanita dengan penyakit kardiovaskuler dan menjadi hamil, akan terjadi
pengaruh timbal balik yang dapat merugikan kesempatan hidup wanita
tersebut dan pada calon bayi yang akan dilahirkan. Pada kehamilan dengan
jantung normal, wanita dapat menyesuaikan kerjanya terhadap perubahan-
perubahan secara fisiologis.
Pengobatan khusus bergantung pada kelas penyakit :
a. Kelas I : Tidak memerlukan pengobatan tambahan.
b. Kelas II : Biasanya tidak memerlukan terapi tambahan. Mengurangi
kerja fisik terutama antara kehamilan 28-36 minggu.
c. Kelas III : Memerlukan digitalisasi atau obat lainnya. Sebaiknya
dirawat di rumah sakit sejak kehamilan 28-30 minggu.
d. Kelas IV : Harus dirawat di rumah sakit dan diberikan pengobatan,
bekerjasama dengan kardiolog
Berdasarkan kasus yang telah diambil, seorang wanita berusia 39 tahun
dengan mengalami kelainan pada katup jantung mitral dan katub trikuspid
sejak usia 36 tahun. Penderita juga memiliki riwayat penyakit lain yakni asma
bronkhiale yang diderita sejak kecil..
Pada asuhan terhadap ibu hamil dengan penyakit jantung ditekankan pada
pemantauan kondisi fisik ibu dan monitoring keadaan umum, keefektifan pola
nafas, kebutuhan asupan nutrisi, dan vital sign. Asuhan keperawatan
mengenai pemberian pelayanan pada ibu hamil dengan penyakit jantung
dilakukan lewat perawatan dan monitoring berjalan dengan baik, sehingga
segala target dapat tercapai dan keadaan pasien menjadi lebih baik.
5.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pengetahuan tentang masalah
keperawatan pada ibu hamil dengan penyakit jantung dapat diatasi dan
semakin menunjukkan peningkatan manajemen keperawatan. Selain itu masih
banyak keadaan ibu hamil dengan penyakit jantung yang masih belum
mendapatkan pelayanan kesehatan secara maksimal. Hal inilah yang

33
34

diharapkan dapat berubah ke arah kemajuan dan dapat mengurangi terjadinya


keadaan abnormal pada massa kelahiran dengan diadakannya penyuluhan
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu, D., Fathoni, M. 2016. Tinjauan Pustaka: Penyakit Jantung Bawaan pada
Kehamilan. vol. 43 no. 9 th. 2016. Departemen Kardiologi Universitas
Sebelas Maret. RS DR. Moewardi, Surakarta. Indonesia.

Bandiyah, 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Genoritik. Nuha Medika.


Yogyakarta. Gejala dan tanda gagal ginjal akut
(http://www.jevuska.com/2007/01/19/gagal-ginjal-akut). Diakses tanggal
12 maret 2020.

Gusti, I., Surya, K., dkk. 2019. Karakteristik Pasien Hamil dengn Penyakit
Jantung di RSUP Sanglah Denpasar. Director Of Open Access Journals.
Volume 50, Number 3: 498-502.

Homenta, Starry R. 2014 .Penyakit Jantung Pada Kehamilan. Fakultas


Kedokteran Indonesia. Jakarta : Badan Penerbit FKUI

Indriani, A., Rahardjo, B., & Tjahjono, C. T. (2018). Studi Kasus: Kehamilan
dengan dengan Katub Jantung Prostetik Mekanik dan Penggunaan
Antikoagulan. Journal of Issues in Midwifery, 2(1), 20-29.

Leveno, Kenneth J. 2009. Obstetric Williams Panduan Ringkas. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida, Ayu, Candranita. 2008. Gawat Darurat Obstetri Ginekologi dan
Obsteri Ginekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : EGC.

Manuaba, I.B. G.,dkk. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.

Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Yogyakarta: Penerbit Pelajar

Paramita, D. A. dan M. Fathoni. 2016. Penyakit Jantung Pada Kehamilan. 9.

Purwaningsih, W., dan Siti F. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas.


Yogyakarta: Nuha Medika

Wijayati., Wibowo., 2013. Luaran Maternal dan Perinatal pada Hamil dengan
Penyakit Jantung di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Subbagian
Fetomaternal, Departemen Obstetri dan Ginekologi. Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro. RSUP dr Kariadi Semarang.

35

Anda mungkin juga menyukai