Fasilitator:
Disusun Oleh:
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya akhirnya kami
dari saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas II dengan
materi Asuhan Keperawatan penyakit jantung pada Ibu Hamil (Kelainan Katup
Jantung) dalam bentuk makalah. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas yang
diberikan oleh Ibu Tiyas KusumaningrumS.Kep.Ns., M.Kep.
Penulis menyadari adanya kekurangan pada makalah ini. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini
Semoga makalah ini, dapat bermanfaat dan menjadi sumber pengetahuan bagi
pembaca. Dan apabila dalam pembuatan makalah ini terdapat kekurangan kiranya
pembaca dapat memakluminya. Sekian dan terima kasih.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1
1.1. LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2. RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
1.3. TUJUAN........................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................3
2.1 ANATOMI FISIOLOGI JANTUNG..........................................................3
2.2 PERUBAHAN JANTUNG PADA IBU HAMIL........................................7
2.3 DEFINISI KATUP JANTUNG....................................................................8
2.4 KLASIFIKASI..............................................................................................9
2.5 ETIOLOGI..................................................................................................10
2.6 PATOFISIOLOGIS....................................................................................13
2.7 MANIFESTASI KLINIS............................................................................17
2.8 KOMPLIKASI............................................................................................17
2.9 PENATALAKSANAAN.............................................................................17
2.10 WOC.......................................................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Apa penyebab kelainan katup jantung pada kehamilan?
1.3. TUJUAN
2
6. Mahasiswa dapat menjelaskan manifestasi klinis kelainan katup
jantung pada kehamilan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Jantung terletak di rongga toraks di antara paru-paru. Lokasi ini
dinamakan mediastinum. Jantung memiliki panjang kira-kira 12 cm (5 in.),
lebar 9 cm (3,5 in.), dan tebal 6 cm (2,5 in.), dengan massa rata-rata 250 g
pada wanita dewasa dan 300 g pada pria dewasa. Dua pertiga massa jantung
berada di sebelah kiri dari garis tengah tubuh. Pangkal jantung berada di
bagian paling atas, di belakang sternum, dan semua pembuluh darah besar
masuk dan keluar dari daerah ini. Apeks jantung yang dibentuk oleh ujung
ventrikel kiri menunjuk ke arah anterior, inferior, dan kiri, serta berada di atas
diafragma.
2.1.1 PERIKARDIUM
4
dalam mediastinum, namum tetap memberikan cukup kebebasan untuk
kontraksi jantung yang cepat dan kuat
1) Katup Trikuspid
2) Katup Pulmonal
3) Katup Bikuspid
5
Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium
kiri menuju ventrikel kiri. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid
menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari
dua daun katup.
4) Katup Aorta
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal
aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi
sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup
akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah
darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri. Pembuluh darah yang
terdiri dari arteri, arteriole, kapiler dan venula serta vena merupakan
pipa darah dimana didalamnya terdapat sel-sel darah dan cairan
plasma yang mengalir keseluruh tubuh. Pembuluh darah berfungsi
mengalirkan darah dari jantung ke jaringan serta organ2 diseluruh
tubuh dan sebaliknya. Arteri, arteriole dan kapiler mengalirkan darah
dari jantung keseluruh tubuh, sebaliknya vena dan venula
mengalirkan darah kembali ke jantung. (Essianda, 2014)
Kontraksi sel otot jantung dalam siklus di picu oleh aksi potensial yang
menyebar ke seluruh membran sel otot. Terdapat dua jenis sel otot jantung
yaitu:
1) Sel kontraktil yang membentuk 99% dari sel-sel otot jantung,
melakukan kerja mekanis memompa darah. Dalam keadaan normal, sel
ini tidak membentuk sendiri potensial aksinya.
6
2) Sel otoritmik, yang tidak berkontraksi tapi khusus memulai dan
menghantarkan potensial aksi yang menyebabkan kontraksi sel-sel
jantung kontraktil.
Sel otoritmik jantung merupakan sel otot khusus yang berbeda dari sel
saraf dan sel otot rangka di mana sel otoritmik jantung tidak memiliki
potensial istirahat. Sel ini memperlihatkan aktivitas pemicu yaitu
potensial membran secara perlahan terdepolarisasi sampai ke ambang
(potensial pemicu). Dengan siklus yang berulang tersebut, sel
otoritmik memicu potensial aksi yang kemudian menyebar ke seluruh
jantung untuk memicu denyut berirama tanpa rangsangan saraf
apapun. Sel-sel jantung otoritmik ini membentuk area tersendiri di:
a. Nodus Sinoatrial (nodus SA), suatu daerah kecil khusus di dinding
atrium kanan dekat pintu masuk vena cava superior. SA Node
disebut pemacu alami karena secara teratur mengalirkan listrik
impuls yang kemudian menggerakkan jantung secara otomatis.
b. Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot
jantung khusus yang terdapat pada dasar atrium kanan dekat
septum, tepat diatas pertemuan atrium dan ventrikel.
c. Berkas His (berkas atrioventrikuler), suatu jaras sel-sel khusus yang
berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel. Disini
berkas tersebut terbagi menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang
turun menyusuri septum, melengkung mengelilingi ujung rongga
ventrikel dan berjalan balik kearah atrium di sepanjang dinding luar.
d. Serat Purkinje, serat-serat halus terminal yang menjulur ke seluruh
miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari suatu cabang pohon.
7
Sama halnya dengan atrium jantung, ventrikel jantung juga terbagi
menjadi 2 berdasar letaknya, yaitu ventrikel kanan dan ventrikel
kiri. Ventrikel ini berfungsi untuk menampung darah yang berasal
dari atrium dan kemudian memompanya keluar melalui pembuluh
darah aorta ke seluruh tubuh untuk ventrikel kiri, dan pembuluh
darah pulmonalis menuju ke paru-paru bagi ventrikel kanan.
(Irawati, 2015)
1) Epicardium
2) Miokardium
3) Endocardium
8
Pada wanita hamil akan terjadi perubahan hemodinamik karena
peningkatan volume darah sebesar 30-50% yang dimulai sejak trimester
pertama dan mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32-34 minggu dan
menetap sampai aterm. Peningkatan volume darah terjadi karena beberapa hal
di bawah ini :
c. Untuk menjaga ibu dari efek samping kehilangan darah yang dikaitkan
dengan persalinan
9
gejala tekanan darah rendah. Dalam keadaan yang cukup berat, kondisi ini
akan mengakibatkan ibu kehilangan kesadaran.
10
Penyakit katup jantung merupakan suatu kondisi di mana katup jantung
tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Jantung memiliki 4 katup, setiap kali
jantung berdetak maka katup membuka dan menutup. Ketika fungsi pembukaan
dan penutupan jantung mengalami kerusakan hal tersebut dapat mengganggu
aliran darah. Satu kerusakan katup dapat menyebabkan kerusakan katup yang
lain. Kelainan katup yang terjadi dapat disebabkan oleh infeksi, kelainan bawaan,
ataupun trauma.
2.4 KLASIFIKASI
Katup jantung yang mengalami kelainan membuat darah yang seharusnya
tidak bisa kembali masuk ke bagian atrium jantung ketika berada di ventrikel
jantung membuat jantung memiliki tekanan yang cukup kuat untuk memompa
darah ke seluruh tubuh. Katup yang terserang penyakit dapat mengalami dua enis
gangguan fungsional : (1) regurgitasi- daun katup tidak dapat menutup rapat
sehingga darah dapat mengalir balik (sinonim dengan insufisiensi katup dan
inkompetensi katup); dan (2) Stenosiskatup- lubang katup mengalami
penyempitan sehingga aliran darah mengalami hambatan. Berikut tipe-tipe
gangguan katup :
11
keadaan ini, aliran darah saat sistolik terbagi menjadi 2, sebagian ke aorta
dan sisanya ke atrium kiri kembali.
2.5.3 Stenosis Aorta
Stenosis Aorta adalah penyempitan lumen antara ventrikel kiri dan
aorta yang menyebabkan meningkatnya tahanan terhadap aliran darah dari
ventrikel kiri ke aorta. Pada stenosis aorta, biasanya katup hanya terdiri
dari 2 kuncup (normal 3) sehingga menghambat aliran darah. Akibatnya
ventrikel kiri harus memompa lebih kuat agar darah dapat melewati katup
aorta dan dapat mengancam jiwa jika terjadi penurunan preload pada
kehamilan.
2.5.4 Infusiensi Aorta
Infusiensi Aorta adalah kembalinya darah ke ventrikel kiri dari aorta
selama diastol. Inkompentensi katup aorta biasanya terjadi setelah demam
rheumatik. Regurgitasi katup aorta menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri,
yang dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung kongestif.
2.5 ETIOLOGI
2.5.1 Etiologi Stenosis Mitral
Mitral Stenosis merupakan kelainan katup yang paling sering
diakibatkan oleh penyakit jantung reumatik. Sekitar 90% dari kasus
Mitral Stenosis diawali dengan demam reumatik. Sisanya non-reumatik
seperti Congenital Mitral Stenosis, Systemic Lupus Erythematosus (SLE),
Arthritis Rheumatoid (RA), Atrial Myxoma, dan Bacterial Endocarditis.
Kelainan ini juga bisa ditemukan pada pasien dengan hipertensi
pulmonal. (Jonathan Gleadle, 2005).
Selain itu, virus seperti coxsackie diduga memegang peranan pada
timbulnya penyakit katup jantung kronis. Gejala dapat dimulai dengan
suatu episode atrial fibrilasi atau dapat dicetuskan oleh kehamilan dan
stress lainnya terhadap tubuh misalnya infeksi (pada jantung, paru-paru,
etc.) atau gangguan jantung yang lain.
Stenosis mitral merupakan suatu proses progresif kontinyu dan
penyakit seumur hidup. Merupakan penyakit yang pada mulanya hanya
ditemui tanda dari stenosis mitral yang kemudian dengan kurun waktu
(10-20 tahun) akan diikuti dengan keluhan, fibrilasi atrium dan akhirnya
keluhan disabilitas. Apabila timbul fibrilasi atrium prognosanya kurang
baik dibanding pada kelompok irama sinus, sebab resiko terjadinya
emboli arterial secara bermakna meningkat pada fibrilasi atrium. Ini
menyebabkan penebalan dan penggabungan komisura mitral, daun katup,
atau korda tendinae, sehingga membuat katup kurang fleksibel dan
12
mempersempit orifisium. Area normal katup mitral adalah 6 cm 2, MS
kritis terjadi pada saat area ini menurun hingga 1 cm2.
2.6.1 Etiologi Insufisiensi Mitral
Berdasarkan etiologinya insufisiensi atau regurgitasi mitral dPt
disebabkan oleh penyakit organic atau abnormalitas fungsional. Penyebab
paling umum adalah mitral valve prolapse (MVP), penyakit jantung
rematik (PJR), infeksi endocarditis, Klasifikasi annulus mitralis,
kardiomiopati, dan penyakit hati iskemik.
2.5.3 Etiologi Stenosis Aorta
Stenosis katup aorta adalah suatu penyempitan katup aorta sehingga
menghalangi darah masuk ke aorta. Penyebab atau etiologi dari stenosisi
ini bisa bermacam-macam. Namun yang paling sering adalah RHD
(Rheumatic Heeart Disease) atau yang biasa kita kenal dengan demam
rematik. Berikut etiologi stenosis katup aorta lebih lengkap :
a. Kelainan congenital
13
c. Demam rheumatic
14
demam rematik jarang menjadi regurgitasi aorta yang
tersendiri.
15
gagal jantung, 50% pasien yang tidak dikoreksi akan
meninggal dalam 2 tahun. Sebaliknya pasien yang dapat
terapi pembedahan memiliki mortalitas 1-5%.
Diperkirakan bahwa 75% pasien dengan insufisiensi aorta
murni adalah laki-laki, sedangkan yang disertai kelainan
katup mitral, insidennya lebih tinggi pada wanita.
Insufisiensi aorta yang bersamaan dengan penyakit
jantung congenital lainnyah, insidennya tidak
berhubungan dengan usia.
2.6 PATOFISIOLOGIS
16
ventrikel, dan fibrilasi atrium yang disebabkan pembesaran atrium yang
secara signifikan menurunkan curah jantung. Left Ventrikel (LV) biasanya
normal pada mitral stenosis, namun bisa abnormal akibat kekurangan
suplai darah kronik pada LV atau parut rheumatik. (Brunner &
Suddarth,2001).
Pada tahap ini terdapat volume berlebih yang mendadak pada atrium
dan ventrikel kiri yang mengakibatkan peningkatan akut tekanan di
atrium kiri dan sirkulasi pulmonal. Kelebihan volume ini
menimbulkan keluhan sesak napas berat dan seringkali disertai edema
paru. Volume dan curah jantung berkurang karena terdapat darah yang
dialirkan kembali ke atrium kiri. Fractional shortening ventrikel kiri
meningkat dan volume sistolik akhir menurun akibat resistensi atrium
kiri yang rendah. Bila curah jantung dapat dipertahankan dengan
mekanisme kompensasi ini, selanjutnya akan terjadi transisi dari tahap
akut menjadi tahap kompensasi kronik.
c. Tahap Transisi
17
Waktu timbulnya sulit ditentukan. Gejala tidak dapat dijadikan
panduan akurat untuk menentukan waktu terjadinya transisi antara
tahap kompensasi dan dekompensasi. Parameter ekokardiografi fraksi
ejeksi (EF) tidak mencerminkan fungsi ventrikel yang sebenarnya
karena sangat dipengaruhi oleh tingkat pengisian ventrikel. Parameter
EF dan fractional shortening dapat tetap normal walaupun sudah
terjadi penurunan fungsi ventrikel. Parameter ekokardiografi baru
seperti preload corrected ejection fraction, end-systolic wall stress
normalized for end-systolic volume index, mass normalization of left
ventricular elastance, and end-systolic wall stress normalization of
ejection fraction dilaporkan dapat menentukan tahap transisi dengan
lebih akurat.
2.6.3 Patofisiologis Stenosis Aorta
18
iskemia sub-endokard yang menghasilkan agina dan berakhir dengan
gagal miokard (gagal jantung kogestif).
19
sebelumnya. Ventrikel kiri tidak punya cukup waktu
untuk beradaptasi terhadap insufisiensi aorta.
Peningkatan secara tiba-tiba dari tekanan diastolik akhir
ventrikel kiri bisa timbul dengan sedikit dilatasi
ventrikel. (Rudiktyo & Soesanto, 2015)
3. Edema pada bagian bawah kaki dan tangan (berbeda dari normal “dependent
edema” saat kehamilan)
4. Hemoptysis/batuk darah
5. Angina
6. Kelelahan
2.8 KOMPLIKASI
Penyakit katup jantung pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam rahim dalam bentuk :
20
2.9 PENATALAKSANAAN
Pengobatan dan penatalaksanaan penyakit kelainan katup jantung dalam
kehamilan tergantung pada derajat fungsinya :
Pada stenosis mitral, bila frekuensi detak jantung meningkat, maka pengisian
saat diastolik menurun, lalu tekanan atrial meningkat sehingga menimbulkan
kongesti paru dan edema sedangkan risiko lainnya adalah tromboemboli
(kelainan pada masa nifas). Terapi yang diberikan untuk mengatasi gejala
tersebut adalah diuretik, mengurangi asupan garam dan mengurangi aktivitas
fisik. Jika melahirkan melalui vagina dapat dilakukan dengan bantuan anestesi
pada epidural. Sedangkan melahirkan melalui sectio cesaria dapat dilakukan jika
memang ada indikasi dari gangguan jalan lahir.
21
2.10 WOC KEHAMILAN DENGAN KELAINAN KATUP JANTUNG (S Deos, 2013)
Identitas
Identitas Klien
Nama, umur, agama, pendidikan terakhir, pekerjaan, suku,
status perkawinan, tanggal masuk, tanggal pengkajian, dan
alamat.
Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Keluhan yang membuat klien dating untuk mencari pengobatan
Riwayat penyakit
23
Perjalanan dari pertama kali keluhan muncul sampai usaha yang
dilakukan, apakah langsung dibawa berobat atau ada usaha
menyembuhkan sendiri
Riwayat kesehatan
Riwayat Menstruasi
Riwayat Obstetri
24
Penggunaan HRT (Hormone replacement therapy)
Adakah tanda gejala kekerasan seksual
Alergi yang dimiliki
b. Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaan umum, kesadaran, berat badan dan tinggi badan, dan
TTV.
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
Daerah Dada
Abdomen
Kaji adanya massa pada abdomen, distensi bising usus, nyeri tekan.
Genetalia Eksterna
25
Pengeluaran secret dan perdarahan, warna, bau keluhan gatal, dan
kebersihan.
Ekstrimitas
c. Pemeriksaan B1-B6
B1 (Breathing)
Tanda : respirasi rate meningkat
MK : gangguan pertukaran gas
B2 (Blood)
Tanda : tekanan darah meningkat
MK : gangguan pertukaran gas
B3 (Brain)
Terjadinya pingsan berkaitan dengan beban kerja.
MK : intoleransi aktivitas
B4 (Bowl)
Tanda : penurunan berat badan
MK : resiko ketidakseimbangan nutrisi
B5 (Bledder)
Tanda : mengalami penurunan jumlah urin : oliguria
MK : ganguan eliminasi urin : oliguria
B6 (Bone)
Tanda : pasien tidak dapat berdiri lama
MK : intoleransi aktivitas
d. Kaji aktivitas dan istirahat pasien
Kaji apakah apakah pasien mengalami gejala kelemahan,
kelelahan, pusing, dispnea ataupun palpitasi karena kerja berat. Kaji
pola tidur dan gangguan tidur pada pasien apabila terjadi. Selain itu
kaji tanda pada pasien apakah terdapat takikardi gangguan TD,
pingsan karena kerja, takipnea ataupun dispnea (Dongeos et al,
1993).
26
e. Kaji sirkulasi pasien
Kaji gejala yang terjadi pada pasien mulai dari riwayat kondisi
pencetus seperti demam reumatik ataupun kondisi kongenital,
riwayat murmur jantung, palpitasi, hemoptisis, batuk dengan
atau tanpa produksi sputum.
Kaji tanda yang ada pada pasien seperti meluasnya tekanan
nadi,bendungan nadi karotis dengan pulsasi terlihat, nadi apikal
secara lateral kuat dan terjadi perpindahan tempat, getaran
diastolik pada apeks, bunyi jantung S1 keras, pembukaan yang
keras. Kecepatan takikardi pada saat istirahat, irama tidak
teratur dan vibrilasi atrial, bunyi murmur rendah sedangkan
murmur diastolik gaduh (Dongeos et al, 1993).
f. Integritas ego
Kaji apakah terdapat tanda kecemasan seperti gelisah, pucat,
berkeringat, fokus menyempit, dan gemetar (Dongeos et al, 1993).
g. Nyeri dan keamanan
Kaji adanya nyeri dada yang dirasakan oleh pasien
(Dongeos et al, 1993).
h. Pemeriksaan Diagnostik
1) Elektrokardiogram. Pemeriksaan Elektrokardiogram pada
stenosis mitral mempunyai beberapa aspek :
Membantu menegakkan diagnosis stenosis mitral.
Adanya perubahan pada EKG tidak merupakan suatu indicator
akan beratnya perubahan hemodinamik.
Dapat mendeteksi kondisi lain disamping adanya
stenosis mitral.
2) Rontgen dada (menunjukkan pembesaran atrium). Hal-hal yang
terlihat pada pemeriksaan radiologis adalah :
a. Left atrial appendage dan atrium kiri membesar.
b. Vena pulmonal menonjol, terutama terlihat pada bising
jantung
c. Lapangan baru memperlihatkan tanda-tanda bendungan,
kadang-kadang terlihat garis pada septum interstitial pada
daerah kostofrenikus.
3) Ekokardiografi (teknik penggambaran jantung dengan
menggunakan gelombang ultrasonik).
27
Stenosis mitral umumnya mudah didiagnosis dengan
perekaman ekokardiografi M mode, tetapi pemeriksaan ini
tidak dapat digunakan untuk menduga derajat stenosis mitral.
4) Kadang perlu dilakukan kateterisasi jantung untuk menentukan
luas dan jenis penyumbatannya. (www.Medicastore.com)
2. Analisis Data
28
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1 Data Subjektif: penyakit jantung pada kehamilan Gangguan
pasien mengeluhkan kesulitan pertukaran gas
bernafas. tahanan tinggi di atrium kiri (D.0003)
30
6. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA SLKI SIKI
.
1. Gangguan pertukaran Setelah 1. Terapi Oksigen
Monitor
gas dilakukan
kecepatan
tindakan
aliran oksigen
Definisi : keperawatan,
Monitor posisi
Kelebihan atau diharapkan
alat terapi
kekurangan oksigenasi gangguan
oksigen
dan/atau eliminasi pertukaran gas Monitor tanda-
karbondioksida pada klien kembali tanda
alveolus-kapiler efektif, dengan hipoventilasi
Pertahankan
kriteria hasil :
Penyebab : kepatenan jalan
1. Tingkat
Ketidakseimbanga napas
kesadaran
2. Pengaturan Posisi
n ventilasi-perfusi meningkat Monitor status
Perubahan 2. Dispnea
oksigenasi
membran alveolus- menurun
3. Tidak sebelum dan
kapiler
terdengar sesudah
Gejala :
bunyi napas mengubah
Disepnea
posisi
Pusing tambahan
4. Takikardia Tempelkan
Penglihatan kabur
Takikardia membaik pada posisi
Sianosis 5. Pola napas terupetik
membaik Pastikan ada
Kondisi klinis terkait :
kesejajaran
Gagal jantung tubuh yang
kongesif tepat
Asma Berikan bantal
Pneumonia
Infeksi saluran yang tepat pada
napas leher
31
2. Nyeri akut Setelah 1. Manajemen Nyeri
Identifikasi
dilakukan
lokasi,
Definisi : tindakan
karakteristik,
Pengalaman sensorik dan keperawatan,
durasi,
emosional yang berkaitan diharapkan
frekuensi,
dengan kerusakan jaringan gangguan
kualitas,
aktual atau fungsional, pertukaran gas
intensitas nyeri
dengan onset mendadak klien kembali
Identifikasi
atau lambat dan efektif, dengan
skala nyeri
berintensitas ringan hingga kriteria hasil : Identifikasi
berat yang berlangsung 1. Keluhan respon nyeri non
kurang dari 3 bulan. nyeri verbal
Identifikasi
menurun
Faktor risiko : 2. Sikap faktor yang
32
Gangguan eliminasi urin Setelah 1. Manajemen
dilakukan eliminasi urine
Identifikasi
Definisi : tindakan
tanda dan gejala
Disfungsi eliminasi urin keperawatan,
etensi atau
diharapkan
inkontenensia
Faktor risiko : risiko cedera
urin
Desakan berkemih pada janin klien
Monitor
Berkemih tidak
dapat
eliminasi urin
tuntas
mengalami
(frekuensi,
penurunan,
konsistensi,
Kondisi klinis terkait :
dengan kriteria volume dan
Infeksi ginjal dan
hasil : warna)
saluran kemih
1. Sensasi Batasi asupan
berkemih cairan, jika
meningkat perlu.
2. Desakan 2. Manajemen cairan
Monitor status
berkemih
hidrasi
menurun
Monitor berat
3. Distensi
badan harian
kandung
Monitor intake
kemih
dan output dan
menurun
4. Volume hitung balanse
33
sehari-hari diharapkan lingkungan
intoleransi nyaman dan
Penyebab : aktivitas klien rendah stimulus
Fasilitasi duduk
Ketidakseimbanga dapat
di sisi tempat
n antara suplai dan mengalami
tidur, jika tidak
kebutuhan oksigen penurunan,
Tirah baring dapat berpindah
dengan kriteria
Kelemahan atau berjalan
Imobilitas hasil :
Monitor
1. Saturasi
kelelahan fisik
Gejala : oksigen
dan emosional
Mengeluh lelah meningka Monitor lokasi
Frekuensi jantung t dan
meningkat 20% 2. Keluhan
ketidaknyamanan
dari kondisi lelah selama
istirahat menurun melakukan
Dispnea 3. Dispnea
aktivitas
setelah/sebelum setelah Anjurkan
aktivitas aktivitas melakukan
menurun aktivitas secara
4. Sianosis
Kondisi klinis terkait : bertahap
menurun Ajarkan strategi
Penyakit katup 5. Tekanan
jantung koping untuk
darah
Penyakit jantung mengurangi
membaik
koroner 6. EKG kelelahan
Penyakit jantung
iskemia
kongesif
membaik
34
Berisiko mengalami keperawatan, Tindakan :
Identifikasi
bahaya atau kerusakan diharapkan
status obsetrik
pada janin selama proses risiko cedera
Identifikasi
kehamilan dan persalinan pada janin klien
riwayat
dapat
obstetrik
Faktor risiko : mengalami Klasifikasi
Nyeri pada penurunan, adanya
abdomen dengan kriteria penggunaan
Kelelahan
hasil : obat, diet dan
Efek agen
1. Kejadian merokok
farmakologis
Monitor denyut
cedera
Kondisi klinis terkait : jantung janin
menurun
Ketuban pecah
2. Ketegang
sebelum waktunya
an otot
Infeksi
Efek pengobatan menurun
3. Gangguan
pada ibu
mobilitas
menurun
4. Tekanan
darah
membaik
5. Frekuensi
nadi
membaik
6. Frekuensi
napas
membaik
35
BAB III
STUDI KASUS
1. Identitas pasien
1) Nama pasien : Mawar
2) Alamat tempat tinggal : Surabaya
3) Jenis kelamin : Wanita
4) Usia : 30 Tahun
5) Pekerjaan : Kantoran
2. Keluhan utama dari pasien
Pasien sering merasakan kelelahan yang berat dan sesak nafas saat
beraktifitas.
3. Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien memiliki penyakit hipertensi.
4. Riwayat Penyakit Sekarang
Klien adalah pekerja kantoran serta ibu rumah tangga. Klien juga merupakan
perokok pasif. Ia mulai terpapar asap rokok sejak 4 tahun yang lalu.
5. Riwayat penyakit Keluarga
Ayah dari Ibu Mawar memiliki penyakit hipertensi
6. Riwayat pola hidup
Suami Ibu Mawar merupakan perokok aktif, sehingga Ibu Mawar dapat
kategorikan sebagai perokok pasif
Pemeriksaan B1-B6
a B1 (Breathing)
Tanda : Respirasi rate meningkat
Masalah keperawatan : Gangguan pertukaran gas
36
b B2 (Blood)
Tanda : Tekanan darah meningkat
Masalah keperawatan : Gangguan pertukaran gas
c B3 (Brain)
Tanda : Terjadinya pingsan berkaitan dengan beban
kerja
Masalah keperawatan : Intolerasi aktivitas
d B4 (Bledder)
Tanda : Mengalami penurunan jumlah urine (oliguria)
Masalah keperawatan : Gangguan eliminasi urine:oliguria
e B5 (Bowl)
Tanda : Penurunan berat badan
Masalah keperawatan : Risiko ketidakseimbangan nutrisi
f B6 (Bone)
Tanda : Pasien tidak dapat berdiri lama
Masalah keperawatan : Intoleransi aktivitas
7. Kaji aktivitas dan istirahat pasien
Ibu Mawar mengalami gejala kelemahan, kelelahan, pusing, dispnea ataupun
palpitasi karena kerja berat.
8. Integritas ego
terdapat tanda kecemasan seperti gelisah, pucat, berkeringat..
9. Nyeri dan keamanan
adanya nyeri dada yang dirasakan oleh pasien.
2) Pemeriksaan Diagnostik
a. Hasil laboratorium : haemoglobin 10,2 gr/dl, leukosit 9620/mm3,
trombosit 292000/mm3, hematokrit 31%
b. Gambaran hasil rontgen : Di dapatkan cardiothoracic ratio 68% segmen
aorta tidak menonjol, segmen pulmonal tidak menonjol, pinggang
jantung mendatar.
37
3) Analisa Medis
38
Masalah
No. Data Etiologi
Keperawatan
1 Data Subjektif: penyakit jantung pada kehamilan Gangguan
pasien mengeluhkan kesulitan pertukaran gas
bernafas. tahanan tinggi di atrium kiri (D.0003)
40
Kondisi klinis terkait : membaik Pastikan ada
Gagal jantung kesejajaran
kongesif tubuh yang
Asma
tepat
Pneumonia Berikan bantal
Infeksi saluran
yang tepat
napas
pada leher
2. Nyeri akut Setelah 3. Manajemen Nyeri
Identifikasi
dilakukan
lokasi,
Definisi : tindakan
karakteristik,
Pengalaman sensorik dan keperawatan,
durasi,
emosional yang berkaitan diharapkan
frekuensi,
dengan kerusakan jaringan gangguan
kualitas,
aktual atau fungsional, pertukaran gas
intensitas nyeri
dengan onset mendadak klien kembali
Identifikasi
atau lambat dan efektif, dengan
skala nyeri
berintensitas ringan hingga kriteria hasil : Identifikasi
berat yang berlangsung 6. Keluhan respon nyeri
kurang dari 3 bulan. nyeri non verbal
Identifikasi
menurun
Faktor risiko : 7. Sikap faktor yang
41
meningkat obat
Identifikasi
kesesuaian
jenis analgesik
Monitor
efektifitas
analgesik
3. Risiko cedera pada janin Setelah 2. Pemantauan
dilakukan Denyut Jantung
Definisi : tindakan Janin
Berisiko mengalami keperawatan,
Tindakan :
bahaya atau kerusakan diharapkan risiko Identifikasi
pada janin selama proses cedera pada status obsetrik
kehamilan dan persalinan Identifikasi
janin klien dapat
riwayat
mengalami
Faktor risiko : obstetrik
penurunan,
Klasifikasi
Nyeri pada dengan kriteria
adanya
abdomen hasil :
Kelelahan penggunaan
7. Kejadian
Efek agen obat, diet dan
cedera
farmakologis merokok
menurun Monitor
Kondisi klinis terkait : 8. Keteganga
denyut jantung
Ketuban pecah
n otot
janin
sebelum waktunya
menurun
Infeksi
9. Gangguan
Efek pengobatan
mobilitas
pada ibu
menurun
10. Teka
nan darah
membaik
11. Freku
ensi nadi
42
membaik
12. Freku
ensi napas
membaik
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Wanita pada saat kehamilan akan mengalami perubahan-perubahan fisik
maupun psikologi, salah satunya adalah perubahan dalam sistem kardiovaskuler.
Perubahan sistem kardiovaskuler pada wanita hamil diantaranya adalah
peningkatan volume darah, peningkatan kardiak output atau curah jantung,
hipotensi supine, anemia fisiologis dan hipertropi jantung. wanita dengan fungsi
struktur jantung normal dapat beradaptasi Wanita dengan fungsi struktur jantung
normal dapat beradaptasi dengan baik sedangkan wanita dengan penyakit jantung
akan mengalami dekompensasi yang dapat mengakibatkan komplikasi pada
kehamilan bahkan menyebabkan kematian pada janin dan ibu.
Kehamilan dengan penyakit katup jantung saling mempengaruhi. Penyakit
katup jantung adalah salah satu penyakit jantung yang sering ditemukan pada
saat kehamilan yang dapat meningkatkan kejadian gagal jantung, morbiditas dan
mortalitas pada ibu dan janin yang dikandung.
43
Pada kasus kelaianan katup jantung, wanita yang sedang mengalami
kehamilan harus menjaga pola aktifitas, agar tidak belebihan, sehingga dapat
membantu mengurangi aktivitas kerja jantung, wanita yang sedang mengalami
kelainan katup jantung juga harus sering memonitoring keadaan fisik maupun
mental agar tidak mempengaruhi keadaan janin yang berada dalam kandungan.
Pada katup jantung yang terganggu masalah utama yang muncul adalah
gangguan pertukaran gas yang ditandai dengan sesak napas dikarenakan
penumpukan darah di aorta yang tidak dapat mengalir ke paru paru, sehingga
suplay oksigen berkurang. Sehingga penanganan utama yang disarankan adalah
terapi oksigen dan pengaturan posisi untuk memenuhi suplay oksigen pada
wanita hamil.
4.2 Saran
Sebagai seorang perawat sebaiknya mengetahui asuhan keperawatan penyakit
yang menyertai kehamilan: penyakit jantung pada kehamilan dengan jelas agar
dapat menunjang keahlian perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada klien secara tepat, sehingga pelayanan yang diberikan sesuai dan dapat
mengurangi bahkan menyembuhkan klien
DAFTAR PUSTAKA
Essianda, V. (2014). Mortalitas Operasi Jantung Ganti Katup di RSUP Dr. Kariadi
Semarang Periode Januari 2014 – Desember 2014.
Estu Rudiktyo, Amiliana M. Soesanto. 2015. Chronic Mitral Regurgitation : Optimal
time to Intervention. Vol 36 No 2. Dapat diakses di http://www.ijconline.id
Fachri, Setiawan. Dkk. 2014. Hubungan Mitral Valve Area (MVA) dengan Hipertensi
Pulmonal pada Stenosis Mitral. Dapat diakses di http://eprints.undip.ac.id.
Diakses pada tanggal 21 Agustus 2019 pada pukul 21.00 WIB
Larasati, S. (2014). Asuhan Keperawatan pada Ny. K dengan Masalah Utama Nyeri
44
Akut Post Partum Spontan dengan Preeklamsia Ringan di RSUD Dr. R.
Goenteng Taroenadibrata Purbalingga.
Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular dan Hematologi. Jakarta: EGC.
45