S DENGAN
DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WERDHA
MUARA BUNGO
Dosen Pengampu:
1. Ns. Zahlimar, M.Kep
2. Ns. Dewi Narullita, M.Kep.
Disusun Oleh :
1. Widia
2. Fery
3. Siti Ulpi
4. Romi
Puji dan Syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, berkat
limpahan dan Rahmatnya Kami dapat menyelesaikan Asuhan Keperawatan Ini “Asuhan
Keperawatan Gerontik Pada Ny. S Dengan Dengan Hipertensi Di Panti Werdha Muara
Bungo”.
Dalam Penulisan Asuhan Keperawatan ini tentunya tidak terlepas dari berbagai
hambatan dan kesulitan baik dalam pembuatan Asuhan Keperawatan ini, Namun berkat
bimbingan dan arahan serta bantuan berbagai pihak akhirnya Asuhan Keperawatan ini dapat
diselesaikan.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati kelompok menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Ibuk Ns. Dewi Narullita, M.Kep dan Ns. Zahlimar, M.Kep selaku dosen pembimbing
Kelompok menyadari bahwa penulis Asuhan Keperawatan ini masih jauh dari
Penyusun
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
Daftar Isi.............................................................................................................
BAB 1..................................................................................................................
PENDAHULUAN...............................................................................................
Latar Belakang...................................................................................................
Rumusan Masalah.............................................................................................
Tujuan Penulisan...............................................................................................
Tujuan Umum....................................................................................................
Tujuan Khusus...................................................................................................
Manfaat...............................................................................................................
Metode Penulisan...............................................................................................
BAB 2..................................................................................................................
1.1 Konsep lansia................................................................................................
Definisi lansia................................................................................................
Klasifikasi lansia............................................................................................
Ciri-ciri Lansia...............................................................................................
Aspek Sosial Dan Budaya Lansia..................................................................
Perubahan-perubahan yang terjadi pada lansia..............................................
Tipe Lansia....................................................................................................
Tugas Perkembangan Lansia........................................................................
2.2 Konsep Hipertensi.......................................................................................
Anatomi Dan Fisiologi Jantung................................................................
Definisi Hipertensi...................................................................................
Klasifikasi Hipertensi..............................................................................
Etiologi Hipertensi..................................................................................
Patofisiologi............................................................................................
Pencegahan Hipertensi............................................................................
Penanggulangan Hipertensi.....................................................................
Komplikasi
Konsep Asuhan Keperawatan Lansia Dengan Diagnosa Medis
Hipertensi.....................................................................................................
Pengkajian
Pemeriksaan Diagnostik.............................................................................................
Penatalaksanaan Hipertensi.......................................................................................
Asuhan Keperawatan.............................................................................
BAB 3..............................................................................................................
TINJAUAN KASUS.......................................................................................
Pengkajian.................................................................................................
Identitas Pasien..........................................................................................
Riwayat Kesehatan....................................................................................
Status Fisiologis.........................................................................................
Pemeriksaan fisik.......................................................................................
Pengkajian Keseimbangan Untuk Lansia..................................................
Pengkajian Psikososial..............................................................................
Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan.................................................
BAB 4..................................................................................................................
Simpulan
Saran
Daftar Pustaka
BAB 1
PENDAHULUAN
Lansia adalah proses menjadi lebih tua dengan umur mencapai 55 tahun ke atas.
Lansia akan mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial diantaranya rentan
diderita lansia salah satunya adalah hipertensi (Riamah, 2019). Hipertensi atau
penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis yang ditandai dengan
meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah arteri. Keadaan tersebut
pembuluh darah dapat mengganggu aliran darah, merusak pembuluh darah, bahkan
2021).
Data World Health Organization (2015) menunjukkan 1,13 miliar orang di dunia
hipertensi, hanya 36,8% diantaranya yang minum obat. Jumlah penderita hipertensi di
dunia terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan tahun 2025 ada sekitar 1,5 miliar
orang yang terkena hipertensi, setiap tahun ada 9,4 juta orang yang meninggal akibat
Provinsi Jawa Timur sebesar 37,4%. ]Penyakit hipertensi apabila tidak terkontrol,
akan menyerang target organ seperti jantung, ginjal dan mata, serta dapat
menyebabkan serangan jantung, stroke, gangguan ginjal dan kebutaan (Kemenkes RI,
2018).
1
2
sekunder. Hipertensi primer sering disebut dengan hipertensi esensial yaitu hipertensi
yang etiologinya tidak diketahui secara pasti dan merupakan 90% dari semua kasus
mortalitas yang dapat dimodifikasi. Sekitar 10% orang mengalami tekanan darah
tinggi yang diakibatkan oleh penyakit lain yang diderita atau karena efek obat
naiknya tonus otot polos pembuluh darah tersebut (Ratna & Aswad, 2019). Bila
struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna dan
hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi
darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif.
Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis koroner (Hidayatus, 2018).
Ada dua macam terapi yang bisa dilakukan untuk mengobati penyakit hipertensi
yaitu terapi farmakologi dengan obat dan terapi nonfarmakologi dengan modifikasi
pola hidup sehari-hari dan kembali ke produk alami. Banyak jenis tanaman obat yang
mempunyai efek untuk menurunkan tekanan darah tinggi dan salah satunya adalah
pembuluh darah dan phthalides yang dapat mengendurkan otot-otot arteri atau
hipertensi merupakan senam aktifitas fisik yang dapat dilakukan dimana gerakan
gerakan pendiginan dengan perkuensi 4 kali dalam 2 minggu secara teratur dapat
gagal ginjal, gagal jantung, dan penyakit pembuluh darah lainnya. Selain itu
juga senam teratur dapat menurunkan berat badan dan peningkatan masa otot akan
darah. setiap penurunan berat badan 5 kg akan menurunkan beban jantung sebanyak
atau wawasan untuk meningkatkan mutu pelayanan yang lebih baik, khususnya
b. Bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu rujukan bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai ilmu tambahan bagi profesi
medis hipertensi.
d. Bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu rujukan bagi peneliti
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai ilmu tambahan bagi profesi
medis hipertensi.
5
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan
manusia (Keliat, Budi Anna, 1999 dalam Maryam, Siti, dkk, 2008). Sedangkan
menurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesehatan dikatakan
bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.
(Maryam, Siti, dkk, 2008). Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik
perkembangan yang maksimal. Setelah itu, tubuh mulai menyusut karena jumlah sel
dalam tubuh sudah berkurang. Oleh karena itu, fungsi organisme secara bertahap
memburuk. Itulah yang dikatakan proses penuaan. Penuaan atau senescence adalah
2018).
3. Lanjut usia tua (Old) ialah kelompok usia antara 75 dan 90 tahun.
4. Usia sangat tua (Very Old) ialah kelompok di atas usia 90 tahun.
5. Lansia tidak potensial : Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga
semakin membaik, dan usia harapan hidup makin meningkat, serta jumlah lanjut usia
1. Perlindungan sosial.
2. Bantuan sosial.
4. Pelayanan kesehatan.
masing-masing.
6. Mendorong agar lanjut usia bergabung dengan organisasi sosial atau organisasi
Upaya diatas akan lebih ditingkatkan lagi dimasa mendatang, baik ditujukan
bagi lanjut usia potensial dan lanjut usia yang tidak potensial.
belum membudaya dan melembaga, sehingga pembinaan terhadap lanjut usia secara
kelompok sulit dilakukan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dilakukan upaya
nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Kesejahteraan sosial lanjut
usia adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, baik material maupun
spiritual, yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang
7
memungkinkan setiap lanjut usia untuk mengadakan pemenuhan kebutuhan jasmani,
rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia. Menurut Undang-Undang no. 13
Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bahwa upaya peningkatan kesejahteraan
sosial bagi lanjut usia potensial meliputi pelayanan keagamaan dan mental spiritual,
dan prasarana umum, pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum,
bantuan sosial.
Sedangkan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia yang tidak potensial meliputi:
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia diarahkan agar lanjut usia
sosial lanjut usia. Upaya ini bertujuan untuk memperpanjang usia harapan hidup dan
sistem nilai budaya dan kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri
kepada Tuhan YM
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Aging proses membawa banyak perubahan pada badan/jasmani,
jiwa, sosial dan ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam uraian teori tentang proses
kekuatan yang menjadi dasar untuk bekerja dan ini tentu perlu berkordinasi dengan
semakin membaik, dan usia harapan hidup makin meningkat, serta jumlah lanjut usia
7. Perlindungan sosial.
8. Bantuan sosial.
11. Pemberdayaan lanjut usia agar mereka siap didayagunakan sesuai kemampuan
masing-masing.
12. Mendorong agar lanjut usia bergabung dengan organisasi sosial atau organisasi
Upaya diatas akan lebih ditingkatkan lagi dimasa mendatang, baik ditujukan
bagi lanjut usia potensial dan lanjut usia yang tidak potensial.
belum membudaya dan melembaga, sehingga pembinaan terhadap lanjut usia secara
kelompok sulit dilakukan. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perlu dilakukan upaya
nomor 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia. Kesejahteraan sosial lanjut
usia adalah suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, baik material maupun
spiritual, yang diliputi rasa keselamatan, kesusilaan, dan ketentraman lahir batin yang
rohani, dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri, keluarga, serta masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak dan kewajiban asasi manusia. Menurut Undang-Undang no. 13
Tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia bahwa upaya peningkatan kesejahteraan
sosial bagi lanjut usia potensial meliputi pelayanan keagamaan dan mental spiritual,
pelayanan kesehatan, pelayanan kesempatan kerja, pelayanan pendidikan dan
dan prasarana umum, pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum,
bantuan sosial.
Sedangkan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia yang tidak potensial meliputi:
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia diarahkan agar lanjut usia
Dilihat dari aspek sosial dan budaya begitu banyak permasalahan yang timbul
bagian integral dari kesehatan yang mempunyai ilmu dan kiat-kiat tertentu didalam
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara
sosial dan ekonomis. Aging proses membawa banyak perubahan pada badan/jasmani,
jiwa, sosial dan ini akan dijelaskan lebih lanjut dalam uraian teori tentang proses
kekuatan yang menjadi dasar untuk bekerja dan ini tentu perlu berkordinasi dengan
kondisi fisik, mental, sosial, dan ekonominya, tipe lansia antara lain: tipe optimis,
tipe kontruktif, tipe ketergantungan (dependent), tipe defensif, tipe militan dan serius,
tipe marah atau frustasi (the angry man), dan tipe putus asa (self heating man).
Tipe lansia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri dengan
2. Tipe mandiri
Tipe lansia kini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan kegiatan
yang baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan, serta memenuhi
undangan.
Tipe lansia yang selalu mengalami konflik lahir dan batin, menentang proses
kehilangan kekuasaan, status, teman yang disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah
4. Tipe pasrah
Tipe lansia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti
5. Tipe bingung
santai. Selain tugas perkembangan seperti diatas, terdapat pula tugas perkembangan
1. Kematangan fisik
Jantung adalah sebuah rongga, rongga organ berotot yang memompa darah
lewat pembuluh darah oleh kontraksi berirama yang berulang. Darah menyuplai
okisgen dan nutrisi pada tubuh, juga membantu menghilangkan sisa-sisa metabolisme.
Jantung adalah salah satu organ manusia yang berperan dalam system
peredaran darah, terletak di rongga dada agak sebelah kiri. Jantung adalah satu otot
tunggal yang terdiri dari lapisan endothelium. Jantung terletak di dalam rongga
torakik, di balik tulang dada Struktur jantung berbelok ke bawah dan sedikit ke arah
kiri. Massanya kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan.
selaput ganda yang bernama perikardium, yang tertempel pada diafragma.. Lapisan
pertama menempel sangat erat kepada jantung, sedangkan lapisan luarnya lebih
longgar dan berair, untuk menghindari gesekan antar organ dalam tubuh yang terjadi
karena gerakan memompa konstan jantung. Jantung dijaga di tempatnya oleh
dasar dan di samping. Jantung memiliki 4 ruangan yang terdiri dari 2 ruang atrium
jantung.katup yang tersusun atas bilah-bilah fibrosa memmbuka dan menutup secara
pasif sebagai respon terhadap perubahan tekanan dalam rongga selama kontraksi
(sistol) atau relaksasi (diastole). Katup jantung terdiri dari Katup antrioventrikularis
dan katup semilunaris. Saat jantung berdetak, terjadi aliran darah yang masuk dan
keluar dari jantung melalui pembuluh darah, dikenal sebagai sistem sirkulasi jantung.
1. Arteri
terdiri dari 3 lapisan yaitu jaringan ikat fibrosa, serabur elastic, sel-sel endothelial.
2. Vena
Vena merupakan pembuluh darah yang membawa darah dari alat-alat tubuh
kembali masukke jantung. Terdiri dari vena kava dan vena pulmonalis.
3. Kapiler
pertukaran nutrient dan zat sisa diantara darah dan jaringan. Kapiler
menghubungkan arteriol dan venula. Curah jantung pada orang dewasa normal
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah suatu keadaan kronis
yang ditandai dengan meningkatnya tekanan darah pada dinding pembuluh darah
kematian.
Hipertensi berawal dari bahasa latin yaitu hiper dan tension. Hiper ialah
tekanan yang berlebihan dan tension ialah tensi. Hipertensi merupakan kondisi
dimana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam kurun waktu yang
lama) yang dapat menyebabkan kesakitan pada seseorang dan bahkan dapat
tekanan darah sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg (Yeyeh, 2010). Tekanan
darah yang selalu tinggi dan tidakdiobati atau dicegah sejak dini, maka sangat
Hepertensi Sistolik
>140 mmHg 120 mmHg atau lebih
Terisolasi
c. Peningkatan natrium
d. Obesitas
e. Alkohol
f. Merokok
2. Hipertensi Sekunder/Renal
a. Penyakit ginjal
b. Hiperaldosteronisme
c. Sindroma cushing
e. Penyakit jantung
f. Penyakit endokrin
3. Faktor Resiko:
d. Stres
4. Kebiasaan Hidup.
seperti rasa tertekan, murung, rasa marah, dendam, rasa takut dapat
jantung berdetak lebih cepat serta lebih kuat, sehingga tekanan darah akan
meningkat
2.2.5 Patofisiologi
Kerja jantung terutama ditentukan oleh besarnya curah jantung dan tahanan
terutama pada peninggian tahanan perifer. Kenaikan tahanan perifer ini disebabkan
karena vasokonstriksi arteriol akibat naiknya tonus otot polos pembuluh darah
tersebut. Bila hipertensi sudah berjalan cukup lama maka akan dijumpai perubahan-
perubahan struktural pada pembuluh darah arteriol berupa penebalan tunika interna
dan hipertropi tunika media. Dengan adanya hipertropi dan hiperplasi, maka sirkulasi
darah dalam otot jantung tidak mencukupi lagi sehingga terjadi anoksia relatif.
Keadaan ini dapat diperkuat dengan adanya sklerosis coroner (Hidayatus, 2018).
pada umumnya, orang akan berusaha mengenali hipertensi jika dirinya atau
disiplin dan ketekunan menjalankan aturan hidup sehat, sabar, dan ikhlas (jawa;
berusaha untuk memperoleh kemajuan, selalu sadar atau mawas di ri untuk ikhlas
menerima kegagalan atau kesulitan.
tidak menjadi lebih parah, tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan yang harus
ditentukan oleh dokter. Agar terhindar dari komplikasi fatal hipertensi, harus diambil
tindakan pencegahan yang baik (Stop high blood pressure), antara lain dengan cara
sebagai berikut:
2. Menghindari kegemukan
4. Olahraga teratur
1. Penatalaksanaan Nonfarmakologis:
Hipertensi atau tekanan darah tinggi sebetulnya bukan suatu penyakit, tetapi
regulasi tekanan darah yang timbul. Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya
2. Penatalaksanaan farmakologis
Pengobatan obat standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli Hipertensi
(Joint National Commite On Detection, Evaluation and Treatment of high Blood
yang ada pada penderita. Bila tekanan darah tidak dapat diturunkan dalam satu
bulan, dosis obat dapat disesuaikan sampai dosis maksimal atau menambahkan
obat golongan lain atau mengganti obat pertama dengan obat golongan lain.
efek samping minimal. Penurunan tekanan dosis obat dapat dilakukan pada
golongan hipertenssi ringan yang sudah terkontrol dengan baik selama 1 tahun
(Hidayatus, 2018).
2.2.8 Komplikasi
darah mendorong plasma dan lipoprotein ke dalam intima dan lapisan sub intima dari
tekanan juga menyebabkan hiperplasi otot polos, yang membentuk jaringan parut
1. Krisis Hipertensi
2. Penyakut jantung dan pembuluh darah: penyakit jantung koroner dan penyakit
jantung hipertensi adalah dua bentuk utama penyakit jantung yang timbul pada
penderita hipertensi.
neurologis mendadak atau sub akut yang timbul sebagai akibat tekanan arteri
7. Tyroid
8. Urin analisa
9. Foto dada
10. CT Scan
a. Penatalaksanaan Farmakologis
masing obat, mempunyai cara kerja yang saling mengisi pada organ target
golongan ACEI adalah captopril, enlapril dan Lisinopril. 2,6 Golongan obat
vaskular sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Efek samping yang dapat
taste).
2. Penatalaksanaan Nonfarmakologis
nonfarmakologi :
memang tarasa sulit. Keadaan ini terjadi karena individu terbiasa dengan
beralkohol.
olahgara baik dilakukan asal tidak menyebabkan kelelahan fisik dan selain
itu olahraga ringan yang dapat sedikit meningkatkan denyut jantung dan
1. Pengkajian
4. Riwayat Lingkup Hidup Meliputi : tipe tempat tinggal, jumlah kamar, jumlah
orang yang tinggal di rumah, derajat privasi, alamat, dan nomor telpon.
8. Status Kesehatan Saat Ini Meliputi : status kesehatan umum selama stahun
yang lalu, status kesehatan umum selama 5 tahun yang lalu, keluhan-keluhan
resep
10. Status Imunisasi Mengkaji status imunisasi klien pada waktu dahulu
11. Nutrisi Menilai apakah ada perubahan nutrisi dalam makan dan minum, pola
protein, mineral, air, lemak, dan serat. Tetapi diet rendah garam juga
tubuh pasien dari ujung kepala sampai ujung kaki (head to toe) untuk
menemukan tanda klinis dari suatu penyakit dengan teknik inpeksi, aukultasi,
bola mata, cuping hidung, lubang hidung, tulang hidung, dan septum
lidah, palatum dan orofaring, posisi trakea, tiroid, kelenjar limfe, vena
usus dengan nilai normal 5-35 kali/menit), palpasi (terdapat nyeri tekan,
serta kelainan pada kulit serta terdapat lesi atau tidak. Pada pemeriksaan
reflex.
2. Diagnosa Keperawatan
halaman 172)
halaman 166)
halaman 246)
8. Risiko jatuh berhubungan dengan kekuatan otot menurun dan usia lebih
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama Ny. S lahir di Muara bungo namun bertempat tinggal di dusun bedaro
dari suku melayu berjenis kelamin perempuan, berusia 60 tahun dan beragama islam.
namun tidak lulus. Ny. S mengatakan sebelumnya pernah bekerja menjadi pembantu
rumah tangga dan memiliki pendapatan sendiri. Tidak ada keluarga yang dapat
dihubungi.
2. Riwayat Kesehatan
2. Keluhan yang diarasakan tiga bulan terakhir : Ny. S mengatakan akhir- akhir
ini sakit kepala hilang timbul. Penglihatan sedikit kabur dan gatal gatal.
3. Status Fisiologis
Postur tulang belakang Ny. S yaitu membungkuk. Nafsu makan baik. Terkadang
Ny. S susah tidur karana sakit kepalanya. Ny. S mampu makan dan mandi sendiri.
1. Suhu : 36,5 „c
3. Nadi : 70 x/menit
4. Respirasi : 20 x/menit
5. Berat Badan : 45 kg
4. Pemeriksaan fisik
1. Integumen
2. Hematopetic
3. Kepala
Kepala Ny. S bentuk simetris, bersih tidak, terdapat benjolan, tidak terdapat
luka. Rambut bersih dan sebagian besar berwarna putih, rambut pendek dan
Pengkajian nyeri :
P : Nyeri kepala
4. Mata
sedikit kabur. Tidak ada peradangan di kedua mata. Tidak ada riwayat infeksi
dan katarak.
5. Hidung
Pada Ny. S bentuk hidung simetris, tidak ada polip, tidak terdapat sinus.
Pada Ny. S kebersihan mulut baik. Tidak menggunakan gigi palsu dan tidak
terdapat infeksi
46
7. Telinga
Pada Ny. S kebersihan telinga baik. Tidak ada serumen berlebih dan
8. Leher
9. Dada
Pada Ny. S bentuk dada normal chest, tidak ada retraksi dada, tidak terdengar
10. Abdomen
Pada Ny. S bentuk perut normal, tidak terdapat nyeri tekan, bising usus 15
11. Genetalia
Pada Ny. S kebersihan area genetalia terjaga bersih, terdapat rambut pubis,
12. Musculoskeletal
bawah 5555/5555. Tidak ada edema , tidak ada tremor, postur tubuh sedikit
membungkuk, rentang gerak bebas, Reflek Bisep +/+, reflek trisep +/+.
jari dapat digerakkan, pasien bisa merasakan sensasi dari sentuhan yang
NIII, NIV, NVI : Pupil mengecil saat terkena cahaya, lapang pandang
47
luas
kedua telinga.
Ny. S menggunakan alat bantu berjalan treefod dengan resiko jatuh tinggi.
6. Pengkajian Psikososial
takut ada perselisihan. Hubungan dengan Ny. S orang lain di panti hanya
Sebatas kenal karena Ny. S jarang pergi jauh dari kamarnya. Stabilitas emosi
sehari. Ny. S mengatakan sering sulit tidur karena nyeri kepala. Ny. S selalu
terbangun pada pukul 05.00 WIB dan mandi pukul 07.00 WIB dan selalu
tidur siang. Hasil dari pemeriksaan TTV ke Ny. S menunjukan tensi tinggi
akan tetapi tidak mengetahui apa itu penyakit hipertensi. Untuk mengisi waktu
luang biasanya pasien duduk di tempat tidur atau didepan kamar. Frekuensi
BAB Ny. S yaitu 1x sehari dengan konsistensi lembek. Frekuensi BAK sekitar
3-4 kali sehari, Ny.S mandi 2x sehari. Memakai lotion, minyak kayu putih,
4. Time Up Go Test
dengan 25 Januari 2023 diperoleh hasil TUG 23,1 detik dengan interpretasi
5. GDS
Hasil pengkajian kecemasan dan depresi pada pasien diperoleh total skor 4
dengan interpretasi tidak depresi, karena nilai skor tidak mendapatkan hasil
6. Status Nutrisi
Pemeriksaan Diagnostik
Jenis pemeriksaan Tanggal
No Pemeriksaan Hasil
Diagnostik
1 GDA 8 maret 2024 135
Analisa Data
MASALAH
NO DATA ETIOLOGI
KEPERAWATAN
1. DS : Agen Pencedera Nyeri Akut (D.0077)
Ny. S. mengatakan sakit kepala dan Fisiologis
kadang kadang pusing (Iskemia)
P : Nyeri akibat tekanan darah
tinggi ( 158/90 )
Q : Nyeri seperti di remas remas
R : Nyeri terasa di kepala
S:3
T : Nyeri tiba tiba muncul dan
hilang timbul
DO :
TTV = TD = 158/90 mmHg
N = 80 x/menit
RR = 18 x/menit
S = 36,1 ℃
2. DS : - Proses Penuaan Gangguan Memori
DO : (D.0062)
- Hasil data dari MMSE gangguan
kognitif berat dan SPMSQ
Intelektual Kerusakan Sedang
3. Faktor Resiko : - Risiko Jatuh (D.0143)
- Usia Ny. S. lebih dari 65 tahun
- Ny. S. Menggunakan alat bantu
treefod
- Hasil dari pemeriksaan TUG
menunjukan risiko tinggi jatuh
2. Diagnosa Keperawatan :
Diagnosa 3
Faktor Resiko :
Usia Ny. S. lebih dari 65
tahun
Ny. S. Menggunakan
alat bantu treefod
Riwayat Jatuh: Hasil
dari pemeriksaan TUG
menunjukan risiko
tinggi jatuh
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi dianjutkan no.
1,2,3,4,5,6,7,8
Diagnosa 3
Faktor Resiko :
- Usia Ny. S. lebih dari
65 tahun
- Ny. S. mampu
menggunakan alat bantu
treefod serta
menggunakan alas kaki
yang tidak licin
A:
Masalah teratasi
sebagian
P:
Intervensi dianjutkan
no.1,2,3,4,5,6,7,8
3. 12.03. 12.03. Diagnosa 1
2024 2024 S :
07.00 1 1. Melakukan observasi pada Ny. 14.00 Ny. S. mengatakan nyeri
S. TTV.
kepala sampai tengkuk
TD : 140/87 mmHg sudah menurun
N : 80 x/menit P : Nyeri kepala
RR : 19 x/menit Q : Nyeri masih seperti
S : 36,8 ℃ di remas remas
08.00 1 2. Mengajarkan senam hipertensi kepada Ny. S
R : Nyeri terasa di
09.00 1 3. Memberikan obat oral amlodipine 10 mg
kepala sampai tengkuk
10.00 1 4. Mamantau Ny. S menggunakan teknik nonfarmakologis
S:1
napas dalam serta memberikan jus seledri T : Nyeri hilang timbul
10.30 2 5. Memfasilitasi kemampuan konsentrasi dengan O :
menggunakan kartu bermain pasangan, dari hasil observasi TTV.
Ny. S mampu mengingat dan membuka 5 dari 8 kartu TD : 125/79 mmHg
13.00 1 6. Melakukan observasi nyeri kepada Ny. N : 76 x/menit
S P : Nyeri kepala RR : 18 x/menit
Q : Nyeri masih seperti di remas remas S : 36,7 ℃
R : Nyeri terasa di kepala sampai tengkuk
S:1 A:
T : Nyeri hilang timbul Masalah teratasi
13.20 1,2,3 7. Melakukan observasi pada Ny. sebagian
S. TTV. P : Intervensi dianjutkan
TD : 125/79 mmHg no. 1,2,6,9
N : 76 x/menit
RR : 18 x/menit Diagnosa 2
S : 36,7 ℃ S:
O:
- Tampak Ny. S. mampu
melakukan kemampuan
yang dipelajari, hasil
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
kepala
2. Diagnosa keperawatan utama pada Ny. S adalah Nyeri Akut, hal ini
saat tensi tinggi, serta melakukan terapi nonfarmakologi Tari knapas dalam
dan Pemberian jus seledri. Hasil evaluasi pada tanggal 13 maret 2024 Ny.
jus seledri.
4.2 Saran
berikut :
dihadapinya dan meminta bantuan perawat bila tidak dapat menahan nyeri,
dengan nyeri akut atau gangguan tidur secara lebih teliti dan lebih sering.
Fitri Tambunan, F., Nurmayni, Rapiq Rahayu, P., Sari, P., Indah Sari, S., Depkes,
Suling, F. R. W., Susilo, A., Rumende, C. M., Pitoyo, C. W., Santoso, W. D.,
Yulianti, M., Sinto, R., Singh, G., Nainggolan, L., Nelwan, E. J., Khie, L.,
Widhani, A., Wijaya, E., … Kesehatan, D. (2021). Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Indonesia. In Buku (Vol. 8, Issue 2).
Hernawan, T., & Rosyid, F. N. (2017). Pengaruh Senam Hipertensi Lansia
terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia dengan Hipertensi di Panti Wreda
Darma Bhakti Kelurahan Pajang Surakarta. Jurnal Kesehatan, 10(1), 26.
https://doi.org/10.23917/jurkes.v10i1.5489
Hidayatus, S. (2018). keperawatan lanjut usia teori dan aplikasi. Indomedia
Pustaka.
Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian
Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.
Kiik, S. M., Sahar, J., & Permatasari, H. (2018). Peningkatan Kualitas Hidup
Lanjut Usia (Lansia) Di Kota Depok Dengan Latihan Keseimbangan. Jurnal
Keperawatan Indonesia, 21(2), 109–116.
https://doi.org/10.7454/jki.v21i2.584
Momongan, N. R., Montol, A. B., Imbar, H. S., Kesehatan, P., Manado, K., Barat,
K. K., Barat, K. K., City, K., & Darah, T. (2022). TERAPI PEMBERIAN
MIX JUS SELEDRI ( Apium Graveolens L ), JERUK ( Citrus ) DAN
PEPAYA ( Papaya L ) PADA PASIEN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT. 1(2),
328–343. https://ejurnal.poltekkes-
manado.ac.id/index.php/eprosiding2022/article/view/1720/1056
Ppni, tim pokja sdki dpp. (2017). SDKI (ke 2). dewan pengurus pusat ppni.
Ppni, tim pokja siki dpp. (2016). SIKI (ke 1). dewan pengurus pusat ppni.
Ppni, tim pokja slki dpp. (2018). SLKI (ke 1). dewan pengurus pusat ppni.
Prabasari, N. A., Juwita, L., & Maryuti, I. A. (2017). Jurnal Ners LENTERA, Vol.
5, No. 1, Maret 2017 Pengalaman Keluarga Dalam Merawat Lansia di
Rumah (STUDI FENOMENOLOGI). Jurnal Ners Lentera, 5(1), 56–68.
Ratna, R., & Aswad, A. (2019). Efektivitas Terapi Pijat Refleksi Dan Terapi
Benson Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi.
Jambura Health and Sport Journal, 1(1), 33–40.
https://doi.org/10.37311/jhsj.v1i1.2052
Riamah. (2019). Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Hipertensi Pada Lansia Di
UPT PTSW Khusnul Khotimah. Menara Ilmu, 13(5), 106–113
Lampiran 1
Interpretasi:
Total nilai 30 16
Interpretasi Hasil :
24 – 30 : tidak ada gangguan kognitif
Kecemasan GDS
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan 0 1 0
Kesenangan
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 0 1 0
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
6. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 0 1 0
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 0 1 0
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada 1 0 1
keluar melakukan sesuatu hal
10. Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan 0 1 0
Anda
11. Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
12. Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 0 1 0
13. Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
14. Anda merasa tidak punya harapan 1 0 1
15. Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 1
Jumlah 4
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing,2006)
Interpretasi : Ny. S. merasa bosan di griya werdha dan cepat ingin pulang
Status Nutrisi
Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:
No Indikator score Pemeriksaan
1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan 2 0
perubahan jumlahdan jenis makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 0