Anda di halaman 1dari 58

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN


HIPERTENSI
RUANG MAWAR
RS PMI

DI SUSUN OLEH :

Wulan selviana
202131

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN


INSTITUT KESEHATAN DAN BISNIS ANNISA
Jln. Mayor Oking Jaya Atmaja No. 122 Cibinong - Bogor
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas anugrahnya
yang telah dilimpahkan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
Keperawatan Medikal Bedah tentang “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Hipertensi”. Penyusun makalah ini dilatar belakangi oleh tugas yang diberikan
oleh dosen kepada kelompok saya untuk memberikan informasi dan definisi
mengenai Keperawatan Medikal Bedah tentang “Hipertensi” Penulisan dan
penyusun makalah ini berdasarkan pengetahuan dan informasiyang didapatkan
kelompok kami seputar Keperawatan Medikal Bedah tentang “Hipertensi”.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca, serta seluruh masyarakat Indonesia
khususnya para mahasiswa untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah ini agar menjadi lebih baik lagi. demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, 10 Agustus 2023

Hormat saya

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Nama : Wulan selviana

Nim : 202131

Fakultas : Institut Kesehatan Dan Bisnis Annisa

Program studi : D3 Keperawatan

Lokasi PKL : RS PMI Bogor

Judul : Asuhan Keperawatan Pada Ny.S dengan Diagnosa Hipertensi

Menyetujui.

KA. Prodi D3 Keperawatan KA.Mata Ajar D3 Keperawatan

Ns. Rochmayanti.S.Kep.M.Kep Ns. Ziska Herawaty.S.Kep.M.KM

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................... i


Lembar Persetujuan ............................................................................................................ ii
Daftar Isi ............................................................................................................................. iii
Daftar Pustaka ..................................................................................................................... ii

BAB I
1.1.. Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2.. Tujuan .................................................................................................................. 3
1.3.. Ruang Lingkup..................................................................................................... 3
1.4.. Metode Penulisan ................................................................................................ 4
1.5.. Sistematika Penulisan .......................................................................................... 5
BAB II
2.1.. Pengertian ............................................................................................................ 6
2.2.. Klasifikasi ............................................................................................................ 6
2.3.. Etiologi ................................................................................................................ 7
2.4.. Patofisiologi .......................................................................................................... 8
2.5.. Pemeriksaan Diagnostik ...................................................................................... .10
2.6.. Penatalaksanaan ...................................................................................................11
2.7.. Pengkajian Keperawatan ..................................................................................... 13
2.8.. Diagnosa Keperawatan ........................................................................................ 15
2.9.. Rencana Keperawatan.......................................................................................... 15
2.10.Implementasi Keperawatan ................................................................................. 15
2.11.Evaluasi Keperawatan ......................................................................................... 16
BAB III
3.1.. Pengkajian ........................................................................................................... 17
3.2.. Diagnosa Keperawatan ....................................................................................... 38
3.3.. Rencana Keperawatan ......................................................................................... 38
3.4.. Pelaksanaan Keperawatan .................................................................................. 43
3.5.. Evaluasi Keperawatan ......................................................................................... 45

BAB IV
4.1 Pengkajian ............................................................................................................ 48
4.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................................................ 48
4.3 Rencana Keperawatan ......................................................................................... 50
4.4 Pelaksanaan Keperawatan ................................................................................... 50
4.5 Evaluasi Keperawatan ......................................................................................... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1.. Kesimpulan .......................................................................................................... 52
5.2.. Saran .................................................................................................................... 52

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang banyak
dijumpai dan dialami oleh masyarakat umum di Indonesia bahkan di
dunia. Tidak sedikit yang menderita penyakit ini dengan atau tanpa
gejala menimbulkan komplikasibahkan sampai terjadi kematian,
hipertensi juga menjadi faktor risiko utama yang mengakibatkan
kematian di seluruh dunia (Lalu Muhammad Sadam Husen et al.,2022).

Hipertensi adalah kondisi dimana seseorang mempunyai


tekanan darah sistole (Systolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan
140 mmHg atau tekanan darah diastole (Diastolic Blood Pressure) lebih
atau sama dengan 90 mmHg sesuai kriteria WHO atau memiliki
riwayat penyakit hipertensi sebelumnya(Bhadoria, Kasar, dan Toppo,
2014).

Hipertensi biasa ditandai dengankepala dan jantung berdebar,


apabila hipertensi tidak diperiksakan dengan segera maka akan timbul
komplikasi yang lain.

Data World Health Organization (WHO)menunjukkan


prevalensi penderita hipertensi yang telah terdiagnosa di 32 negara
yaitu laki-laki 36,7% dan perempuan 50,8%, penderita hipertensi yang
sedang dalam pengobatan laki-laki 19,1% dan perempuan 33,4%, dan
yang hipertensinya terkontrol laki-laki 5,5% dan perempuan
11,7%(WHO, 2021).Prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan
diagnosis dokter atau minum obat hipertensi pada penduduk usia >18
tahun sebanyak 658.201 orang, prevalensi kasus hipertensi di Jawa
Barat sebesar 39,6% (Kemenkes RI, 2019).

Upaya mengatasi hipertensi juga tergantung pada tugas


kesehatan keluarga sebagai pendukung kepada anggota keluarga yang
sakit dan juga kepatuhan minum obat antihipertensi.Keluarga memiliki
peranan penting dalam upaya pencegahan hipertensi. Menurut
Friedman et al, 2010 keluarga mempunyai peran utama dalam

1
pemeliharaan kesehatan seluruh anggotanya, keluarga merupakan
perantara yang efektif dan efisien untuk mengupayakan kesehatan.
Tugas-tugas kesehatan keluarga menurut Friedman, 1998 yaitu keluarga
mampu memahami masalah kesehatan dikeluarga, mengambil
keputusan tindakan yang tepat,merawat anggota keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan, memodifikasi lingkungan, dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan(Yuliyanti & Zakiyah, 2016). Hasil
penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa ada sebagian keluarga
memiliki sikap pencegahan yang kurang terhadap diet hipertensi.
Dimana penderita hipertensi kurang mendapat dukungan keluarga,
tetangga dan petugas kesehatan, pengetahuan yang kurang dan
keterbatasan informasidan dukungan keluarga yang kurang dalam
memperhatikan diet pada penderita hipertensi menjadi sulit dalam
menurunkan tekanan darahnya.Dari hasil penelitian lain, pengetahuan
yang kurang dan sikap penderita hipertensi dalam penggunaan obat
antihipertensi rendah. Sedangkan, kepatuhan penderita hipertensi
dalam mengkonsumsi obat memberikan keberhasilan terapi dalam
mengatasi hipertensi(Farmasi et al., 2020; Journal & Issn, 2020;
Sudirman et al., n.d.).

1.2 Tujuan Penelitian

1.2.1 Tujuan Umum


Diharapkan mampu mengaplikasikan ilmu tentang Asuhan
Keperawatan Pada Klien Hipertensi
1.2.2 Tujuan Khusus
1.2.2.1 Melaksanakan pengkajian keperawatan pada Klien
Hipertensi
1.2.2.2 Menetapkan diagnosa keperawatan pada Klien
Hipertensi
1.2.2.3 Menyusun rencana tindakan keperawatan pada
Klien Hipertensi
1.2.2.4 Melaksanakan tindakan keperawatan pada Klien

2
Hipertensi
1.2.2.5 Melakukan evaluasi tindakan keperawatan pada
Klien Hipertensi

1.3 Ruang Lingkup


“Asuhan Keperawatan pada klien Ny.S 40 Tahun dengan
Hipertensi di Ruang Mawar kamar RS PMI Bogor yang telah dilakukan
pengkajianselama 3 haridari tanggal 19 july 2023 sampai tanggal 21 July
2023”.

1.4 Metode Penulisan

Metode dalam penulisan makalah ini menggunakan metode


deskriptif dan metode studi kepustakaan. Dalam metode deskriptif
pendekatan yang digunakan adalah studi kasus dimana peserta didik
mengelola 1 (satu) kasus menggunakan proses keperawatan. Adapun teknik
pengumpulan data dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.4.1 Wawancara

Mengumpulkan data dengan cara tanya jawab dengan klien dan


keluarga serta perawatruangan secara terarah dan sistematis.

1.4.2 Observasi

Melakukan pengamatan langsung dan pemeriksaan fisik kepada


pasien secara head to toe dan melakukan asuhan keperawatan secara
langsung kepada pasien.

1.4.3 Studi Dokumentasi

Membaca catatan baik perawat atau tim kesehatan lain, hasil


laboratorium danpemeriksaan penunjang dari buku status pasien.

1.4.4 Studi Kepustakaan

Dengan mempelajari buku sebagai referensi untuk di jadikan

3
sumber yang mencakup makalah yang dialami sehingga dapat
dibandingkan antara teori dan kasus.

4
1.5 Siatematika Penulisan

Dalam makalah ini, agar dalam pembahasan terfokus pada pokok


permasalahan dan tidak melebar kemasalah yang lain, maka penulis
membuat sistematika penulisan makalah sebagai berikut :

1.5.1 BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang Latar Belakang, Tujuan,


Ruang Lingkup, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.

1.5.2 BAB II TINJAUAN TEORI

Dalam bab ini penulis membahas tentang Pengertian, Klasifikasi,


Etiologi, Patofiologi, Tanda dan Gejala, Penatalaksanaan,
Pengkajian Keperawatan, Diagnosa Keperawatan, Rencana
Keperawatan, Implementasi, Evaluasi.

1.5.3 BAB III TINJAUAN KASUS

Dalam bab ini penulis membahas tentang Pengkajian, Diagnosa


Keperawatan, RencanaKeperawatan, Pelaksanaan, Evaluasi.

1.5.4 BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang Pengkajian, Diagnosa


Keperawatan, RencanaKeperawatan, Pelaksanaan, Evaluasi.

1.5.5BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini penulis membahas tentang Kesimpulan dan Saran


dari isi makalah.

5
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi

Hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang serius pada saat ini hipertensi
adalah penyakit yang dapat menyerang siapa saja, baik muda maupun tua. Hipertensi termasuk dalam
jenis penyakit degeneratif, seiring dengan pertambahan usia akan terjadi peningkatan tekanan darah
secara perlahan. Hipertensi sering disebut sebagai ”silent killer” (pembunuh secara diam-diam), karena
seringkali penderit hipertensi bertahuntahun tanpa merasakan sesuatu gangguan atau gejala. Tanpa
disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal.
Gejala-gejala yang dapat timbul akibat hipertensi seperti pusing,gangguan penglihatan, dan sakit
kepala. Hipertensi seringkali terjadi pada saat sudah lanjut dimana tekanan darah sudah mencapai
angka tertentu yang bermakna (Triyanto2014).Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg (Dafriani, 2019).

Menurut American Society of Hypertension (ASH), hipertensi adalah suatu sindrom atau
kumpulan gejala kardiovaskuler yang progresif sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan
saling berhubungan. Hipertensi merupakan penyakit mutifaktral akibat interaksi dari faktor genetik dan
faktor lingkungan. Hipertensi sendiri dikasifikasikan dalam dua jenis yaitu hipertensi primer (esensial)
yang belum diketahui penyebab pastinya dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit
seperti ginjal, jantung, endokrin,dan gangguan kelenjar adrenal (Nuraini, 2015).

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi hipertensi dibagi menjadi 2 menurut JNC VII dan JNC VII. JNC VII dibagi
6
mejadi empat kategori menurut tekanan darah sistolik dan diastolic sedangkan JNC VII
dibagi menurut penyakit penyerta.

Klasifikasi berdarkan tekanan darah sistolik dan diastolik

Klasifikasi Tekanan darah Tekanan darah


sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal <120 mmHg <80 mmHg


praHipertensi 120-139 mmHg 80-90 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 160 mmHg 100 mmHg
Sumber : JNC 7 dalam (Chobanian et al., 2003).

Klasifikasi Sistolik Diastolik


Tanpa diabetes/CKD
>60 Tahun <150 <90
<60 Tahun <140 <90
Dengan Diabetes/CKD
Semua umur dengan <140 <90
DM tanpa CKD
Semua umur dengan <140 <90
CKD dengan/tanpa
DM
Sumber: JNC 8 dalam ((JNC), 2017)

2.3 Etiologi

Penyebab hipertensi sesuai dengan jenis hipertensi yaitu:

a. Hipertensi esensial atau primer

7
Penyebab hipertensi esensial tidak jelas, dan penyebab sekunder dari hipertensi
esensial belum ditemukan. Pada hipertensi esensial,tidak ada penyakit ginjal,
gagal ginjal atau penyakit lain, genetik dan etnis merupakan bagian dari penyebab
hipertensi esensial, termasuk stres, minum sedang, merokok, lingkungan dan gaya
hidup yang tidak aktif (Ilma Fitriana, 2019).

b. Hipertensi sekunder

Penyebab hipertensi sekunder dapat ditentukan seperti penyakit pembuluh ginjal,


penyakit tiroid (hipertiroidisme), hiperaldosteronisme, dan penyakit substansial
(Simanjuntak &Situmorang, 2022).

2.4 Patofisiologi

Hipertensi berhubungan dengan penebalan dinding pembuluh darah dan hilangnya


elastisitas dinding arteri. Hal ini menyebabkan peningkatan resistensi perifer, yang
membuat jantung berdetak lebih kuat, dengan demikian mengatasi resistensi yang lebih
tinggi. Akibatnya aliran darah ke organ vital seperti jantung, otak, dan ginjal akan
berkurang atau berkurang (Medika. et al., 2020). Selain itu, mekanisme yang mengontrol
vasokonstriksi dan relaksasi terletak di pusat vasomotor di medula otak. Dari pusat
vasomotor ini, jalur saraf simpatis meluas ke bawah sumsum tulang belakang dan
meninggalkan kolom saraf simpatis sumsum tulang belakang di rongga dada dan perut.
Stimulasi vasomotor sentral diberikan dalam bentuk denyut yang berjalan ke sistem saraf
simpatis untuk mencapai ganglia simpatis. Pada saat ini, neuron preganglionik melepaskan
asetilkolin, yang menstimulasi serabut saraf postganglionik ke pembuluh darah, dimana
pelepasan norepinefrin menyebabkan vasokonstriksi. Berbagai faktor seperti kecemasan
dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsangan
vasokonstriksi. Pasien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap norepinefrin, meskipun
tidak jelas mengapa hal ini terjadi. Sementara sistem saraf simpatis menstimulasi pembuluh
darah sebagai respons terhadap rangsangan emosional, kelenjar adrenal juga terstimulasi,
menghasilkan aktivitas vasokonstriktor tambahan. Medula adrenal mengeluarkan adrenalin,

8
yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mengeluarkan kortisol dan steroid lain,
yang dapat memperkuat respons vasokonstriksi pembuluh darah. Vasokonstriksi
menyebabkan penurunan aliran ke ginjal, yang menyebabkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I, yang kemudian diubah menjadi angiotensin II
Angiotensin II merupakan vasokonstriktor yang efektif, yang selanjutnya merangsang
korteks adrenal untuk mengeluarkan aldosteron. Hormon ini menyebabkan retensi natrium
dan air di tubulus ginjal, yang menyebabkan peningkatan volume intravaskular. Semua
faktor tersebut cenderung berko ntribusi pada keadaan hipertensi (Smeltzer, S. C & Barre,
2017).Untuk pertimbangan geriatri, perubahan struktur dan fungsi sistem pembuluh darah
perifer bertanggung jawab atas perubahan tekanan darah di usia tua. Perubahan ini termasuk
aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan penurunan relaksasi otot polos
pembuluh darah, yang pada gilirannya mengurangi kemampuan pembuluh darah untuk
mengembang dan meregang. Akibatnya, aorta dan aorta kurang mampu beradaptasi dengan
jumlah darah yang dipompa oleh jantung (stroke volume), yang mengakibatkan
berkurangnya kelainan jantung dan peningkatan resistensi perifer (Rahayu et al., 2021).

9
2.5 Pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan penunjang untuk pasien hipertensi cukup dengan menggunakan


tensi meter, tetapi untuk melihat komplikasi akibat hipertensi, maka diperlukan
pemeriksaan penunjang antara lain:

10
1. Hemoglobin/Hematokrit: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti
hipokoagulabilitas, anemia.

2. Blood Urea Nitrogen (BUN)/kreatinin: memberikan informasi tentang


perfusi/fungsi ginjal.

3. Glukosa: hiperglikemi (diabetus millitus adalah pencetus hipertensi) dapat


diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.

4. Urinalisa: darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan ada


Diabetus Millitus.

5. EKG: dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian gelombang P


adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

6. Foto thorak: pembesaran jantung.

2.6 Penatalaksanan

Penatalaksanaan non farmakologis dan farmakologiS menurut (Wardana et al., 2020)


yaitu :

1. Pengaturan diet

a. Diet rendah garam dan rendah garam mengurangi rangsangan sistem


renin-angiotensin, sehingga memiliki potensi anti hipertensi. Asupan
natrium yang dianjurkan adalah 50-100 mmol atau setara dengan 3-6
g / hari

b. Diet tinggi kalium, kandungan kalium yang tinggi dalam makanan


bisa menurunkan tekanan darah, namun mekanismenya belum jelas.
Pemberian kalium secara intravena dapat menyebabkan vasodilatasi,
yang diyakini dimediasi oleh oksidan di dinding pembuluh darah

c. Diet kaya buah dan sayuran


11
d. Diet rendah kolesterol dapat mencegah penyakit jantung koroner

2. Penurunan berat badan

Pada sebagian orang, mengatasi obesitas dengan menurunkan berat badan


dapat menurunkan tekanan darah, yang dapat dicapai dengan mengurangi
beban kerja jantung dan jumlah serangan stroke.Sejumlah penelitian
menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan terjadinya hipertensi dan
hipertrofi ventrikel kiri. Oleh karena itu, penurunan berat badan merupakan
cara yang sangat efektif untuk menurunkan tekanan darah.

3. Olahraga teratur

Olahraga teratur (seperti jalan kaki, lari, berenang, bersepeda) sangat


bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kondisi
jantung. Sangat disarankan untuk melakukan olahraga rutin selama 30 menit
3-4 kali seminggu. Olahraga akan meningkatkan kadar HDL dan dapat
menurunkan pembentukan aterosklerosis akibat tekanan darah tinggi

4. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat dengan cara berhenti merokok
dan tidak mengkonsumsi alcohol, penting untuk mengurangi efek jangka
panjang hipertensi. Karena asap rook diketahui menurunkan aliran darah ke
berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja jantung.

5. Terapi oksigen

6. Pemantauan hemodinamik

7. Pemantauan jantung

8. Obat-obatan : Diuretik : Chlorthalidon, Hydromax, Lasix, Aldactone,


Dyrenium Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi
curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan
airnya. Sebagai diuretik (tiazid) juga dapat menurunkan TPR

2.6.1 Penatalaksaan Keperawatan


12
a. Menganjurkan klien untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan tanda-
tanda penurunan atau perbaikan

b. Bila terjadi gagal nafas, berikan nutrisi dengan kalori yangcukup

c. Terapi oksigen diberikan jika mengalami hipoksemia (FinaScholastica,2019).

2.7 Pengkajian Keperawatan

pada pasien dengan hipertensi menurut (Murtiono & Ngurah, 2020),

1. Aktivitas atau pola Istirahat mengkaji terkait dengan:

a. Gejala : apakah ada kelemahan atau keletihan, apakah pasien mengalami


nafas pendek, dan bagaimanakah gaya hidup pasien yang terkait dengan
aktivitas sehari-hari yang dilakukan.

b. Tanda : Melakukan pemeriksaan terkait Frekuensi jantung, melakukan


pemeriksaan apakah terdapat perubahan pada irama jantung, pariksa
adanya takipnea.

2. Pada sistem Sirkulasi mengkaji terkait dengan:

a. Gejala : Apakah pasien memiliki riwayat Tekanan Darah


Tinggi,Aterosklerosis, penyakit jantung koroner dan penyakit
cebrovaskuler atau stroke.

b. Tanda : Memeriksa apakah terdapat kenaikan Tekanan Darah, Apakah nadi


terasa jelas dari karotis, jugularis, radialis. Apakah irama nadi tikikardi
atau bradikardi. Apakah kulit pucat, sianosis, waktu pengisian kapiler yang
melambat.

3. Integritas Ego Kaji terkait:

a. Gejala : Mengkaji riwayat gangguan pada kepribadian, apakah mengalami

13
ansietas, dan faktor stress yang menyebabkan(hubungan, keuangan, yang
berkaitan dengan pekerjaan).

b. Tanda : suasana hati yang fluktuatif, sering gelisah, terdapat gangguan


dalam memfokuskan perhatian, mudah menangis, terdapat ketegangan
pada otot muka, pernafasan yang tidak stabil, adanya perubahan pada nada
saat bicara.

4. Pada Sistem eliminasi mengkaji terkait dengan:

a. Gejala : Mengkaji apakah pernah mengalami gangguan pada ginjal seperti


obstruksi.

5. Pada pola makan / minuman mengkaji terkait dengan:

a. Gejala: apa saja makanan yang disukai apakah mengandung tinggi


garam,lemak serta kolesterol. Apakah mengalami mual, muntah dan
perubahan BB serta apakah pernah mengkonsumsi obat diuretic

b. Tanda: Berat badan normal atau obesitas,, adanya edema, glikosuria.

6. Neurosensori Kaji terkait:15 12

a. Genjala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyu, sakit


kepala,subojksipital (terjadi saat bangun dan menghilangkan secara
spontan setelah beberapa jam) Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur,epistakis).

b. Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi


bicara,efek, proses piker, penurunan kekuatan genggaman tangan.

7. Nyeri/ ketidaknyaman Kaji terkait:

a. Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung), sakit kepala.

8. Pernafasan Kaji terkait:

14
a. Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja takipnea, ortopnea,
dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum, riwayat merokok.

b. Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan


bunyinafas tambahan (krakties/mengi), sianosis.

9. Keamanan Kaji Terkait:

a. Gejala/Tanda: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural

2.8 Diagnosa Keperawatan

Pada klien dengan hipertensi akan mengalami beberapa masalah keperawatan seperti
di bawah ini:

2.8.1 Resiko penurunan curah jantung

2.8.2 Risiko Perfusi Miokard Tidak Efektif

2.8.3 Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif

2.8.4 Gangguan pola tidur

2.9 Intervensi Keperawatan

Perencanaan meliputi pengembangan strategis desain untuk mencegah,mengurangi,


atau mengoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan.
Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana
dokumentasi (Nursalam, 2011).

2.10 Implementasi Keperawatan

Implementasi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan ,berdasarkan rencana


keperawatan yang telah disusun secara spesifik untuk setiap individu dan berfokus pada
pencapaian hasil. Tindakan yang dilakukan mencakup monitoring klien terhadap tanda
perubahan atau peningkatan, perawatan langsung yang diberikan kepada klien atau tindakan
kolaborasi, pendidikan kesehatan atau instruksi kepada klien tentang pengelolaan kesehatan.

15
2.11 Evaluasi

Tahap terakhir yang dilakukan perawat adalah melakukan evaluasi untuk


melihat keberhasilan terhadap implementasi yang telah dilakukan. Bila tidak atau belum
berhasil, perlu disusun rencana baru yang sesuai. Evaluasi berupa kognitif,afektif dan
psikomotor. Tindakan keperawatan berupa pendidikan kesehatan dapat langsung
dievaluasi setelah diberikan. Mengingat banyaknya individu yang harus dilayani di
puskesmas, perawat kesehatan masyarakat harus memiliki kemampuan memberikan
asuhan keperawatan individu yang cepat dan tepat. Perawat bertanggung jawab untuk
mengevaluasi status dan kemajuan klien dan keluarga terhadap pencapaian hasil dari
tujuan keperawatan yang telah ditetapkan sebelumnya. Kegiatan evaluasi meliputi
mengkaji kemajuan status kesehatan individu, membandingkan respon individu dengan
kriteria hasil dan menyimpulkan hasil kemajuan masalah dan kemajuan pencapaian
tujuan keperawatan.

16
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 . PENGKAJIAN

Tanggal Pengkajian : 19 Juli 2023 Jam 09.00


Tanggal Masuk : 14 Juli 2023 Jam 06.00
Ruang / Kelas : Ruang Mawar 2-22 / Kelas 3
Nomor Register : 2307140024
Diagnosa Medis : Hipertensi

Identitas Pasien

Nama Klien : Ny.Syarifah


Jenis Kelamin : perempuan

Usia : 40 Tahun

Status Perkawinan : Sudah Menikah


Agama : Islam

Suku Bangsa : Indonesia / Sunda


Pendidikan : SMK

Bahasa yang digunakan :Sunda


Pekerjaan : serabutan

Alamat : gg.mangga rt 4/3 kel kedung halang KEC,


bogor utara

Sumber biaya (Pribadi, Perusahaan, Lain-lain) : JKN

Sumber Informasi : ibu klien ny.syarifah

17
1. Resume
Pasien masuk dari IGD tgl 14 july 2023 dengan keluhan Klien mengeluh nyeri kepala,
pundak terasa seperti tertimpa benda berat, klien mengatakan sulit untuk tidur klien
tampak meringis, klien mengatakan saatdi tensi di rumah 200/80 mmhg saat di igd tekanan
darah 190/100 mmHg , klien tampak lemas,panas,muntah 3x,pertama diketahui TTV N 84
x/menit , S 37,7 C , RR 20 x/menit.saat dicek gula darah pasien pun tinggi yaitu 300 mg/dl.
Pasien langsung di rujuk ke ruang perawatan di mawar no kamar 2-22 kelas 3, pasien
mengatakan mempunyai penyakit diabetes melitus sudah 4 tahun. Saat itu pasien cek
laboratorium dengan hasil hb: 15,3 leukosit:9,87,trombosit 162,hematokrit 46,ureum
34,kreatinin 1,07,SGOT 23, SGPT 19,natrium 129,kalium 4,9,clorida 95. Saat sudah di
ruang rawat inap pasien melakukan pemeriksaan urine warna kuning tua , agak keruh,pH
5,5

18
2. Riwayat Keperawatan
a. Riwayat Kesehatan sekarang
Keluhan Utama : nyeri kepala, pundak terasa seperti tertimpa benda berat

1) Kronologis Keluhan

a) Faktor pencetus : nyeri kepala, pundak terasa seperti tertimpa benda


berat

b) Timbulnya keluhan : ( ) Mendadak ( v ) Bertahap

c) Lamanya : klien mengatakan sesak sudah 5 hari

d) Upaya mengatasi : klien mengatakan sebelum ke igd pmi, klien


minum obat-obatan yang biasa di konsumsi

b. Riwayat kesehatan masa lalu

1) Riwayat penyakit sebelumnya (termasuk kecelakaan)

Klien mengatakan pernah dirawat karena diabetes melitus sebelumnya

2) Riwayat Alergi (Obat, Makanan, Binatang, Lingkungan)


Klien tidak ada alergi obat, makanan, dll

3) Riwayat pemakaian obat


Klien mengonsumsi obat – obatan seperti dopamet, Captopril Tablet,metformin

19
c. Riwayat kesehatan keluarga (genogram dan keterangan tiga generasi dari klien)

cv

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: Klien

X : Meninggal

: Garis perkawinan

: Garis Keturunan

--------- : Garis Serumah

20
d. Penyakit yang pernah diderita oleh anggota keluarga yang menjadi farktor risiko
Klien mengatakan keluarganya tidak ada yang memiliki penyakit sebelumnya
dikeluarga.

e. Riwayat Psikososial dan Spiritual :


1) Adakah orang terdekat dengan klien
Klien mengatakan dekat dengan keluarganya
terutama orang tua

2) Interaksi dalam keluarga :


a) Pola komunikasi :

Klien mengatakan komunikasi dengan keluarganya sangat baik.

b) Pembuatan keputusan :

Klien mengatakan mengambil keputusan selalu dengan kesepakatan bersama

c) Kegiatan kemasyarakatan :

Klien mengatakan ikut bersosialisasi di kemasyarakatan dirumahnya

3) Dampak penyakit klien terhadap keluarga :

Keluarga klien mengatakan sedih dan khawatir atas penyakit klien

4) Masalah yang mempengaruhi klien :

Klien gelisah karna penyakitnya membuat klien sulit tidur

5) Mekanisme koping terhadap stress :


( v ) Pemecah masalah ( v ) Tidur

( v ) Makan ( ) Cari pertolongan


( v ) Minum Obat ( ) Lain – lain (Misal :Marah, diam)

6) Persepsi klien terhadap penyakitnya

a) Hal yang sangat dipikirkan saat ini :

Klien mengatakan tidak ingin dirawat lama-lama dan ingin segera pulang
kerumah
21
b) Harapan setelah menjalani perawatan :

Klien ingin segera sembuh dan bisa kembali berkumpul dengan keluarga

c) Perubahan yang dirasakan setelah jatuh sakit :

Sebelum sakit klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari setelah sakit klien
hanya bisa terbaring ditempat tidur

7) Sistem nilai kepercayaan :


a) Nilai – nilai yang bertentangan dengan kesehatan :
Klien tidak melakukan yang bertentangan dengan kesehatan

b) Aktivitas agama / kepercayaan yang dilakukan :


Klien mengikuti belajar mengaji tiap habis magrib

8) Kondisi rumah yang mempengaruhi kesehatan saat ini :

Kondisi rumah dan lingkungan klien nyaman dan jauh dari tempat keramaia

9) Pola kebiasaan

POLA KEBIASAAN

HAL YANG DIKAJI Sebelum Sakit / i Rumah Sakit


Sebelum di RS
1. Pola Nutrisi
a. Frekuensi makan : …… 3x/ hari 2x/ hari
X/Hari
b. Nafsu makan : baik / tidak
Alasan : ……. (mual, muntah, Baik Baik
sariawan) 1 porsi ½ porsi
c. Porsi makanan yang
dihabiskan Tidak ada Tidak ada

d. Makanan yang tidak disukai Tidak ada Tidak ada

22
e. Makanan yang membuat Tidak ada Tidak ada
alergi
Makanan Makanan tinggi
f. Makanan pantangan manis,makanan garam, makanan
berlemak tinggi, manis, makanan
g. Makanan diet makanan tinggi tinggi kalori
garam
h. Penggunaan obat-obatan
sebelum makan Tidak ada Tidak ada

i. Penggunaan alat bantu (NGT,


Tidak ada Tidak ada
dll)
2. Pola Eliminasi
a. B.a.k esuai dengan cairan
1) Frekuensi : ……… X / yang masuk
Sesuai dengan cairan
Hari
yang masuk
Jernih Keruh
2) Warna : ……..
Tidak ada Tidak ada
3) Keluhan : ………
Tidak ada Menggunakan
4) Penggunaan alat bantu kateter
(kateter, dll)

1x/hari Belum BAB

b. B.a.b Tidak tentu Tidak tentu

1) Frekuensi................X /
Hari Coklat kekuningan Coklat kekuningan
2) Waktu :
Padat Padat
(Pagi/Siang/Malam/Tidak
Tidak ada Tidak ada
nentu)
Tidak ada Tidak ada
3) Warna : ………
4) Konsistensi : ………
2x / hari 2x / hari

23
5) Keluhan : …………
6) Penggunaan Laxatif : Pagi / Sore Pagi / Sore
…….
3. Pola Personal Hygiene 2x / Hari 2x / Hari
a. Mandi
1) Frekuensi.............X / Hari
Pagi / Sore Pagi / Sore
2) Waktu :
Pagi/Siang/Malam
2x / seminggu 2x / seminggu
b. Oral Hygine
1) Frekuensi.................X /
Hari
2) Waktu : 1 jam / hari 1 jam / hari

Pagi/Siang/Malam
c. Cuci rambut 5 – 6 jam 5 – 6 Jam

1) Frekuensi................X / Tidak ada Tidak ada


Hari
4. Pola Istirahat dan Tidur Pagi Tidak melakukan
a. Lama tidur siang..............Jam aktivitas
/ Hari Tidak Tidak
b. Lama tidur malam : …… Jam Tidak ada Tidak ada
/ Hari
c. Kebiasaan sebelum tidur : Tidak ada Tidak ada
….. - -
5. Pola aktivitas dan latihan
a. Waktu bekerja :
Pagi/Siang/Malam

24
b. Olahraga : ( ) Ya ( ) Tidak
c. Jenis olahraga : ……. Tidak ada Tidak ada
d. Frekuensi olahraga : …. X /
Minggu
e.Keluhan dalam beraktivitas
(pegerakan
tubuh/mandi/mengenakan
pakaian/sesak setelah
beraktifitas)

6. Kebiasaan yang mempengaruhi


kesehatan
a. Merokok : Ya / Tidak
1) Frekuensi : ………. Tidak merokok Tidak merokok

2) Jumlah : ………..
3) Lama pemakaian : ……..
b. Minuman keras / NABZA :
Ya/Tidak Tidak meminum Tidak meminum
minuman keras minuman keras
1. Frekuensi : ……
2. Jumlah : ………
3. Lama pemakaian :
………

3. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum :
1) Berat Badan : 62 Kg (Sebelum Sakit : 66 Kg)
2) Tinggi Badan : 157 Cm
3) Keadaan Umum : ( ) Ringan ( v ) Sedang ( ) Berat
4) Pembesaran kelenjar getah bening : ( v ) Tidak ( ) Ya, Lokasi ……

25
b. Sistem Pengelihatan
1) Posisi mata : ( v ) Simetri ( ) Asimetris
2) Kelopak mata : ( v ) Normal ( ) Ptosis
3) Pergerakan bola mata : ( v ) Normal ( ) Abnormal
4) Konjungtiva : ( ) Merah muda ( v ) Anemis ( ) Sangat Merah
5) Kornea : ( v ) Normal ( ) Keruh/berkabut
( ) Terdapat perdarahan
6) Sklera : ( ) Ikterik ( v ) Anikterik
7) Pupil : ( v ) Isokor ( ) Anisokor ( ) Medriasis ( ) Miosis
8) Otot – otot penglihatan : ( v ) Tidak ada kelainan ( ) juling keluar
( ) Juling ke dalam ( ) Berada di atas
9) Fungsi penglihatan : ( v ) Baik ( ) Kabur
( ) Dua bentuk / diplopia
10) Tanda – tanda radang : Tidak ada peradangan
11) Pemakaian kacamata : ( v ) Tidak ( ) Ya, Jenis Minus ( )
12) Pemakaian lensa kontak : Tidak ada

13) Reaksi terhadap cahaya : Baik

c. Sistem Pendengaran :

1) Daun Telinga : ( v ) Normal ( ) Tidak, Kanan/Kiri


2) Karakteristik serumen (warna,kosistensi,bau) : warna kuning kecoklatan,
konsitensi normal, bau (tidak)
3) Kondisi telinga tengah : ( v ) Normal ( ) Kemerahan
( ) Bengkak ( ) Terdapat lesi
4) Cairan dan telinga : ( v ) Tidak ( ) Ada, ………..
( ) Darah, Nanah dll
5) Perasaan penuh ditelinga : ( ) Ya ( v ) Tidak

26
6) Tinitus : ( ) Ya ( v ) Tidak
7) Fungsi pendengaran : ( v ) Normal ( ) Kurang
( ) Tuli, Kanan/Kiri
8) Gangguan Keseimbangan : ( v ) Tidak ( ) Ya, …..
9) Pemakaian alat bantu : ( ) Ya ( v ) Tidak
d. Sistem Wicara : ( v ) Normal ( ) Tidak
( ) Aphasia ( ) Aphonia
( ) Dysartria ( ) Dysphasia ( ) Anarthia

e. Sistem Pernafasan

1) Jalan nafas : ( v ) Bersih ( ) Ada sumbatan sputum


2) Pernafasan: (v ) Tidak sesak ( ) Sesak : …….
3) Menggunakan otot bantu pernafasan : ( ) Ya ( v ) Tidak
4) Frekuensi : 20 X / Menit
5) Irama : (v ) Teratur ( ) Tidak teratur
6) Jenis pernafasan : Spontan
7) Kedalaman : (v ) Dalam () Dangkal
8) Batuk : ( v ) Tidak () Ya, ………
9) Sputum : (v ) Tidak () Ya,……..
10) Konsistensi : () Kental ( ) Encer
11) Terdapat darah : ( ) Ya ( v ) Tidak
12) Palpasi dada : Normal
13) Perkusi Dada : Suara Sonor
14) Suara nafas : ( v ) Vesikuler () Ronkhi
( ) Wheezing ( ) Rals

27
f. Sistem Kardiovaskuler :
1) Sirkulasi Peripher
a. Nadi : 70 x/menit Irama : ( v ) Teratur ( ) Tidak teratur
Denyut : ( ) Lemah ( ) Kuat
b. Tekanan Darah : 190/100 mmHg
c. Distensi vena jugularis : Kanan : ( ) Ya ( v ) Tidak
Kiri : ( ) Ya ( ) Tidak
d. Temperatur kulit : ( v ) Hangat ( ) Dingin Suhu : 36,4 oC

28
e. Warna kulit : ( v ) Pucat ( ) Cyanosis
( ) Kemerahan
f. Pengisian Kapiler : 3 Detik
g. Edema :( ) Ya, …. ( v ) Tidak
( ) Tungkai atas ( ) Tungkai bawah
( ) Periorbital ( ) Muka
( ) Skrotalis ( ) Anasarka

2) Sirkulasi jantung
a. Kecepatan denyut apical : 80 x/menit
b. Irama : ( v ) Teratur ( ) Tidak teratur
c. Kelainan bunyi jantung : ( ) Murmur ( ) Gallop
d. Sakit dada : ( ) Ya ( v ) Tidak
1) Timbulnya : ( ) Saat aktivitas ( ) Tanpa
aktivitas
2) Karakteristik : ( ) Seperti ditusuk-tusuk ( ) seperti terbakar
( ) Seperti tertimpa benda berat
3) Skala nyeri :-

g. Sistem Hematologi
Gangguan Hematologi :
1) Pucat : ( ) Tidak ( v ) Ya
2) Perdarahan : ( v ) Tidak ( ) Ya
( ) Ptechie ( ) Purpura ( ) Mimisan ( ) Perdarahan gusi
( ) Echimosis

h. Sistem Syaraf Pusat

1) Keluhan sakit kepala : pusing terasa berat


2) Tingkat kesadaran : ( v ) Compos mentis ( ) Apatis
( ) Somnolen ( ) Soporokoma

29
3) Glasgow Coma Scale (GCS) :E:4 M:6 V:5
4) Tanda – tanda pningkatan TIK : ( v ) Tidak ( ) Ya
( ) Muntah proyektil ( ) Nyeri kepala hebat
( ) Papil edema
5) Gangguan sistem persyarafan : ( ) Kejang ( ) Pelo
( ) Mulut mencong ( ) Disorientasi
( ) Polineuritis/kesemutan
( ) Kelumpuhan ekstremitas (kanan/kiri/atas/bawah)
6) Pemeriksaan Reflek :
a) Reflek fisiologis : ( v ) Normal ( ) Tidak
b) Reflek Patologis : ( ) Tidak ( v ) Ya

i. Sistem Pencernaan
Keadaan mulut :
1) Gigi : ( ) Caries ( v ) Tidak
2) Penggunaan gigi palsu : ( ) Ya ( v ) Tidak
3) Stomatitis : ( ) Ya ( v ) Tidak

30
4) Lidah kotor : ( ) Ya ( v ) Tidak
5) Salifa : ( v ) Normal ( ) Abnormal
6) Muntah : ( v ) Tidak ( ) Ya,…………
a) Isi : ( ) Makanan ( ) Cairan ( ) Darah

b) Warna : ( ) Sesuai warna makanan ( ) Kehijauan


( ) Coklat ( ) Kuning ( ) Hitam
c) Frekuensi..............................................x/hari
d) Jumlah : ml
7) Nyeri daerah perut : ( ) Ya,............................( v ) Tidak
8) Skala Nyeri : ………………………
9) Lokasi dan Karakter nyeri :
( ) Seperti ditusuk-tusuk ( ) Melilit-lilit
( ) Cramp ( ) Panas/seperti terbakar
( ) Setempat ( ) Menyebar ( ) Berpindah-pindah ( ) Kanan atas
( ) Kanan bawah ( ) kiri atas ( ) kiri bawah
10) Bising usus : 20 x/menit
11) Diare : ( v ) Tidak ( ) Ya,…………
a) Lamanya :
b) Warna faeses : ( ) Kuning ( ) Putih seperti air cucian beras
( ) Coklat ( ) Hitam ( ) Dempul
c) Konsistensi faeses :( ) Setengah padat ( ) Cair ( )
Berdarah
( ) Terdapat Lendir ( ) Tidak ada kelainan
12) Konstipasi : ( v ) Tidak ( ) Ya,…………
Lamanya...........hari
13) Hepar : ( ) Teraba ( v ) Tak teraba
14) Abdomen : ( ) Acites ( ) Distensi

31
j. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : ( v ) Tidak ( ) Ya
( ) Exoptalmus ( ) Tremor
( ) Diaporesis
Nafas berbau keton : ( ) Ya ( v ) Tidak
( ) Poliuri ( ) Polidipsi ( ) Poliphagi
Luka Ganggren : ( ) Tidak ( ) Ya, Lokasi
Kondisi Luka …..

k. Sistem Urogenital

Balance Cairan : Intake 1500 ml, Ouput 750 ml


Perubahan pola kemih : ( ) Retensi ( ) Urgency ( ) Disuria
( ) Tidak lampias ( ) Nocturia
( ) Inkontinensia ( ) Anuria
BAK : Warna : ( v ) Kuning keruh ( ) Kuning kental/coklat
( ) Merah ( ) Putihj

32
Distensi/ketegangan kandung kemih : ( ) Ya ( v ) Tidak
Keluhan sakit pinggang : ( ) Ya ( v ) Tidak
Skala nyeri :

l. Sistem Integumen
Tugor kulit : ( v ) Elastis ( ) Tidak elastis
Temperatur kulit : ( v ) Hangat ( ) Dingin
Warna kulit : ( v ) Pucat ( ) Sianosis ( ) Kemerahan
Keadaan kulit : ( v ) Baik ( ) Lesi ( ) Ulkus
( ) Luka, lokasi …………….
( ) Insisi operasi, lokasi ……….
Kondisi …………
( ) Gatal – gatal ( ) Memar/lebam
( ) Kelainan pigmen
( ) Luka bakar, grade.......... Prosentase
( ) Dekubitus, Likasi

Kelainan kulit : ( v ) Tidak ( ) Ya, Jenis


Kondisi kulit daerah pemasangan infus :
Keadaan rambut : - tekstur : ( v ) Baik ( ) Tidak ( ) Alopesia
Kebersihan : ( v ) Ya ( ) Tidak,….

m. Sistem Muskuloskeletal
Kesulitan dalam pergerakan : ( ) Ya ( v ) Tidak
Sakit pada tulang, sendi, kulit : ( ) Ya ( v ) Tidak
Fraktur : ( ) Ya ( v ) Tidak
Lokasi :-
Kondisi :-
Kelainan bentuk tulang sendi : ( ) Kontraktur ( ) Bengkak

33
( ) Lain-lain, sebutkan

Kelaianan struktur tulang belakang : ( ) skoliasis ( ) Lordosis


( ) Kiposis
Keadaan tonus otot : ( v ) Baik ( ) Hipotoni

Kekuatan otot 5555 5 5 5 5

5 5 5 5 5 5 5 5

Data tambahan (Pemahaman tentang penyakit) :


Klien sudah mengetahui tentang penyakitnya

4. Data Penunjang (Pemeriksaan diagnostik yang menunjang masalash : Lab, Radiologi,


Endoskopi dll)

34
35
5. Penatalaksanaan (Therapi / Pengobatan termasuk diet

1. Infus RL 20 tpm

2. Injeksi dekstrofen 1x

3. Injeksi ondan 3x

4. Captopril 25 mg 3x

5. Amlodiprine 1x100 mg

6. Injeksi omeprazole 40 mg 2x1

1.2 Analisa Data


NO DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI
1. DS :
- Klien mengatakan nyeri pada
bagian kepala
D.0077 Agen
P: nyeri datang tiba-tiba
pencendera
Nyeri akut fisiologis
Q: seperti di tusuk-tusuk
R: sakit bagian kepala
S: skala nyeri 7
T: nyeri hilang datang
DO :
-Klien meringis kesakitan
-Klien tampak gelisah
- Klien tampak menunjukkan nyeri pada
bagian kepala belakang

36
Ttv:
Td 190/90 mmHg
N 70 x/menit
RR 20x/menit
S 36 c

2. DS :
- klien mengatakan kepala terasa D.0017 Peningkatan
pusing, tengkuk terasa kaku, tangan tekanan
terasa kesemutan ( jimpe – jimpe ) Risiko perfusi Intrakranial
serebral tidak (Hipertensi)
DO: efektif
- Pasien tampak lemas, mata
Ttv:
Td 190/90 mmHg
N 70 x/menit
RR 20x/menit
S 36 c
3. DS :
- Klien mengeluh sulit tidur
- Klien mengeluh sering terjaga D. 0055 Kurang kontrol
- Klien mengeluh tidur tidak nyenyak tidur
Gangguan pola ,tidur
- Klien mengatakan saat sakit hanya
bisa tidur 1-3 jam/ hari
DO :
- Klien tampak lemah, lesu
- Mata klien tampak cekung

37
1.3 Diagnosa Keperawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN ( PES) TANGGAL TANGGAL NAMA


DITEMUKAN TERATASI JELAS
1. D.0077 Nyeri akut b.d agen pecendera 20/07/2023
fisviologis
2. D.0017 Risiko perfusi serebral tidak 20/07/2023
efektif b.d Peningkatan tekanan
Intrakranial (Hipertensi)
3. D. 0055 Gangguan pola ,tidur b.d kurang 20/07/2023
kontrol tidur

1.4 Perencanaan Keperawatan

TGL N DIAGNOSA TUJUAN RENCANA PARAF


O KEPERAWATAN DAN TINDAKA
KRITERIA N
(PES)
HASIL
20/07 I D.0077 Nyeri Setelah dilakukan L.08238
akut b.d agen tindakan keperawatan
/23 Manajemen nyeri
pecendera
3x24 jam di harapkan Observasi:
fisviologis
nyeri klien berkurang
1. Identfikasi
dengan kriteria hasil : karakteristik nyeri
(mis. Pereda,
1. Keluhan ,nyer kualitas, lokasi,
i cukup intensitas, frekuensi,
menurun (4) durasi)

2. Meringis 2. Identifikasi riwayat


cukup alergi obat
3. Identfikasi
38
menurun (4 kesesuaian jenis
analgesik (mis. Non-
3. . Gelisah narkotik, NSAID)
cukup dengan tingkat
menurun (4) keparahan nyeri
4. Monitor tandatanda
vital sebelum dan
sesudahpemberian
analgesic
5. Monitor efektifitas
analgesik
Terapeutik:
6. Pertimbangkan
penggunaan infus
kontinu, atau bolus
opioid untuk
mempertahankan ,ka
dar dalam serum
7. Tetapkan target
efektifitas analgesik
8. Untuk
mengoptimalkan
respons pasien
Edukasi:
9. Jelaskan efek terapi
dan efek samping
obat
kolaborasi:
10. Kolaborasi
pemberian dosis dan
jenis analgesik,
sesuai indikasi

39
20/07 II D.0017 Risiko perfusi setelah dilakukan L.06194
serebral tidak efektif tindakan
/23 keperawatan Manajemen peningkatan
b.d Peningkatan Tekanan intrakranial
tekanan Intrakranial 3x24 jam
diharapkan: Observasi
(Hipertensi)
1. sakit kepala 1. Pantau tekanan
cukup darah
menurun (4)
2. Pertahankan tirah
2. tekanan baring selama fase
darah ,sistoli akut
k cukup
Edukasi
membaik (4)
3. Ajari teknik
3. tekanan darah relaksasi
diastolic
cukup 4. Beri
membaik (4) tindakannonfarmak
ologis untuk
menghilangkan
rasa sakit misal;
kompres dingin
pada dahi, pijat
punggung atau
leher
5. Anjurkan pasien
untuk
meminimalkan
aktivitas yang
dapat
menyebabkan
kepala pusing
misal ; mengejan
saat buang air
besar, batuk
panjang,
membungkuk
6. Bantu pasien
dalam posisi semi
fowler

Kolaborasi
7. Kolaborasi dengan
40
tim dokter dalam
pemberian terapi

41
20/07 III D. 0055 setelah dilakukan L.05174
Gangguan pola tindakan
/23 tidur b.d Dukungan tidur
keperawatan 3x24
kurang kontrol
jam diharapkan: 1. Identifikasi
tidur
pola
1. keluhan aktivitas dan
sulit tidur tidur
cukup
2. dentifikasi
menurun factor
pengganggu
2. keluhan sering
tidur(fisik/ps
terjaga cukup ikososial)
menurun
3. identifikasi
makanan dan
3. keluhan tidak
minuman
puas tidur yang
cukup menggangu
menurun tidur
Terapeutik
4. modifikasi
lingkungan
5. batasi waktu
tidur siang
6. lakukan
prosedur
untuk
meningkatka
n
kenyamanan
( mis pijat,
akupuntur)
Edukasi
7. jelaskan
pentingnya
tidur cukup
selama sakit.

42
3,5 Pelaksanaan Keperawatan (Catatan Keperawatan)

TGL/ No Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf dan


Dx Nama Jelas
Waktu
20/07/23 I 1. Mengidentifikasi, lokasi, karakteristik,frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
10.00
Hasil : - Klien mengatakan masih nyeri
P : saat diam
Q : seperti ditusuk tusuk
R : kepala
S : Skala 7
T : ilang datang
2. mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam
Hasil : Klien melakukan tehnik relaksasi nafas dalam
3. mengontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
Hasil : Klien telah menghindari suara kebisingan

20/07/23 II 1. Memonitor status pernafasan

10.00 Hasil :RR 20 x/menit


2. Memberikan posisi semifowler
Hasil: klien sudah diberikan posisi semi fowler
3. Mempertahankan suhu tubuh normal
Hasil : suhu tubuh klien dalam batas normal 36 derajat
celcius

43
III 1. Mengidentifikasi pada aktivitas dan tidur
Hasil: Klien mengatakan saat malam bisa tidur sekitar 1-
3 jam sehari itu pun sering terjaga
2. Mengidentifikasi factor penganggu tidur
Hasil : Klien mengatakan masih sulit tidur karana nyeri
3. Membatasi waktu tidur siang
Hasil: Klien mengatakan tidur siang < 1 jam sehari

44
3.6 Evaluasi Keperawatan

NO Hari/TGL/ Evaluasi Hasil Paraf dan


DX Jam (SOAP)(Mengacu Nama
pada tujuan)
Jelas
I Jumat, S :- klien mengatakan
21/07/23
masih nyeri
10.0 WIB
- P : saat diam

- Q : seperti ditusuk
tusuk

- R : kepala

- S : Skala 7

- T : ilang datang

O : - Klien melakukan
tehnik relaksasi nafas
dalam

- Klien telah
menghindari suara
kebisingan

- Setelah diberikan
obat analgetik
nyeri berkurang
sedikit,
Dexketoprofen
2x1

- TTV

45
TD : 180 / 100

mmHg

N : 90 x/m

S : 36,5 ‘C

RR : 20 x/m

A : Masalah Belum
teratasi

P : Lanjutkan
Intervensi

II Jumat , S : Klien mengatakan masih sakit kepala


21/07/23
O:
10.15 WIB
- Pasien tampak lemah

TTV

- TD : 180 /100 mmHg

- N : 90 x/m

- S : 36.5 ‘C

- RR : 20 x/m

A : masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

46
III Jumat ,
21/07/23 S :- Klien mengatakan masih sulit tidur
10.25 WIB
- Klien mengatakan saat malam bisa tidur sekitar 1-
3 jam sehari itu pun Sering erjaga

O:
- Klien tampak lesu
- Klien mulai memahami pentingnya ,tidur cukup
saat sakit
A : masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi

47
BAB IV
PEMBAHASAN

1.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien (Setiadi, 2012). Pengkajian adalah proses untuk
mengumpulkan dan menganalisa data dalam menentukan diagnosa keperawatan.

Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 19 july 2023-21 july 2023 terhadap
Ny.s diperoleh data sebagai berikut : Klien mengeluh nyeri kepala, pundak terasa seperti
tertimpa benda berat, klien mengatakan sulit untuk tidur klien tampak meringis dan
tekanan darah 190/100 mmHg. Data ini merupakan gejala penyakit seperti yang
diungkapkan oleh M. Asikin Dkk (2016) menyebutkan bahwa gejala yang sering kali
terjadi yaitu berupa nyeri kepala, sulit untuk tidur, rasa berat ditengkuk. Kenyataan ini
sangat mendukung ungkapan M. Asikin Dkk (2016). Lalu selanjutnya dilakukan
pengkajian skala nyeri dan klien mengatakan skala nyeri yang dirasakan yaitu 7 (0-10)
dengan menggunakan metode skala nyeri numerik. Data ini sesuai dengan konsep teori
menurut Rosdahl & Kowalski (2017). yaitu meminta klien menilai nyeri mereka dengan
menggunakan skala nyeri dengan memilih angka yang tepat pada skala nyeri numerik dari
(0-10).

1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang menjelaskan respons manusia


(status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau kelompok dimana perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah (Nursalam,
2011). Diagnosa-diagnosa yang diangkat pada kasus yaitu berdasarkan keluhan-keluhan yang
dirasakan oleh klien. Diagnosa nyeri akut menjadi diagnosa yang utama karena nyeri jika
tidak ditangani segera akan mempengaruhi pola aktivitas sehari-hari klien sehingga
48
mempengaruhi proses penyembuhannya dan akan mengakibatkan rasa ketidaknyamanan. Hal
ini sesuai dengan teori menurut Maslow keamanan/kenyamanan merupakan kebutuhan dasar
yang memerlukan penanganan dengan segera agar tidak mengganggu kebutuhan yang lainnya
(Perry, 2013).

diangnosa yang kedua adalah Risiko perfusi serebral tidak efektif hal ini dikarenakan
tekanan darah yang tinggi akan beresiko menghambat perfusi serebral pada pasien hal ini
sejalan dengan hasil penelitan (Azizah, 2019) bahwa Nyeri yang timbul diakibatkan karena
ketidakefektifan perfusi jaringan otak, yang mana terjadi akibat darah yang membawa oksigen
tidak sampai ke pembuluh darah otak sehingga terjadi iskemik yang akan menyebabkan
terjadinya infark.

Sedangkan Diagnosa ketiga yang di angkat oleh penulis adalah gangguan pola tidur,
gangguan pola tidur ini terjadi karena adannya nyeri, kecemasan yang sering dialami oleh
klien sehingga perlu mendapatkan penanganan hal ini sejalan dengan hasil penelitian
(Susanti, 2020) menunjukkan adanya hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur. Hal
ini menggambarkan bahwa kualitas tidur pada pasien dengan hipertensi sangat erat
hubungannya dengan kecemasan yang dialami pasien hipertensi. Peneliti (Arissandi, dkk
2019) memaparkan bahwa pola tidur yang kurang baik dapat mempengaruhi tekanan darah
karena hal ini akan mempengaruhi metabolisme dalam tubuh terutama dalam hal
pengeluaran hormon yang dapat memicu meningkatnya tekanan darah

49
1.3 Intervensi Keperawatan
Perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengkoreksi masalah-masalah yang telah diidentifikasi pada diagnosis keperawatan. Tahap
ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan rencana
dokumentasi (Nursalam, 2011). Pada intervensi atau rencana, proses keperawatan setelah data
terkumpul, di analisa dan ditentukan rencana keperawatan. Perencanaan juga disusun
berdasarkan prioritas masalah, tujuan dari tindakan, penentuan kriteria hasil dan rencana
tindakan pada masing-masing diagnosa keperawatan. Pada pelaksanaannya disesuaikan
dengan kasus dan kebutuhan klien. SLKI (Standar Luaran Keperawatan Indonesia) digunakan
pada saat merumuskan tujuan keperawatan dan kriteria hasil. Sedangkan SIKI (Standar
Intervensi Keperawatan Indonesia) digunakan sebagaireferensi dalam merumuskan intervensi
keperawatan

1.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang
spesikomfik. Tujuan dari implementasi adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping (Nursalam, 2011). Strategi pelaksanaan yang penulis
gunakan dalam memberikan tindakan keperawatan khususnya untuk mengatasi masalah
keperawatan utama pada Ny. S yaitu dengan teknik kompres hangat pada leher. Menurut
Amilia (2013), mengatakan bahwa intensitas nyeri setelah dilakukan intervensi mengalami
penurunan karena dapat melancarkan aliran darah serta menurunkan ketegangan otot.
Penelitian ini sejalandengan penelitian (Setyawan, 2014) bahwa Kompres hangat merupakan
salah satu penatalaksanaan nyeri dengan memberikan energi panas melalui konduksi, dimana
panas tersebut dapat menyebabkanvasodilatasi (pelebaran pembuluh darah), meningkatkan
relaksasi otot sehingga meningkatkan sirkulasi dan menambah pemasukan, oksigen,serta
nutrisi ke jaringan. Implementasi keperawatan ini dilaksanakan pada tanggal 23 Oktober
2020 sampai 25 Oktober Secara umum, intervensi yang telah direncanakan pada diagnosa
keperawatan dapat diimplementasikan baik yang bersifat mandiri maupun kolaborasi
intervensi yang diberikan bersifar kolaborasi pemeberian analgesic dikarenakan nyeri yang

50
dilami oleh pasien sudah masuk ke tahap nyeri berat dengan skala nyeri 7 sehingga penulis
berinisiatif untuk melakukan kolaborasi pemberian analgesik hal ini sejalan dengan hasil
penelitian (Wahyuni, 2020) bahwa penatalaksanaan hipertensi yang dilakukan ialah
mengkonsumsi obat anti hipertensi yaitu Kaptopril 25 mg, tetapi setelah dilakukan
pengukuran tekanan darah didapatkan hasil bahwa nilai tekanan darah yaitu 180/120 mmHg
yang berarti Penatalaksanaan hipertensi dengan obat-obatan dan diet sering mengalami
ketidakberhasilan karena kurangnya kepatuhan keluarga. Dalam pelaksanaan, penulis tidak
mempunyai hambatan dari pihak klien maupun keluarga. Penulis melakukan implementasi
selama 3 hari sesuai dengan rencana intervensi yang telah direncanakan. Kekuatan dari
implementasi ini adalah saat penulis melakukan tindakan keperawatan, klien menerima
tindakan keperawatan yang dilakukan penulis dan keluarga klien dapat diajak bekerjasama
dalam membantu proses penyembuhan klien.

1.5 Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang


menandakan keberhasilan dari diagnosis keperawatan, rencana intervensi, dan
implementasinya. Tahap evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor kealpaan
yang terjadi selama tahap pengkajian, analisis, perencanaan, dan implementasi
intervensi(Nursalam, 2011).

Evaluasi keperawatan pada makalah ini dilakukan selama 3 hari. Tujuan dari evaluasi
keperawatan adalah untuk mengakhiri, memodifikasi, atau meneruskan rencana tindakan
keperawatan yang telah diberikan kepada klien dengan terlebih dahulu menganalisa
masalah kesehatan klien apakah tidak teratasi, teratasi sebagian atau masalah teratasi
dengan membandingkan antara tujuan dan kriteria hasil yang telah ditetapkan pada
rencana asuhan keperawatan dengan evaluasi keperawatan.

51
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil studi dan pembahasan dengan hipertensi diruangan mawar RS
PMI Bogor kami dapat mengambil kesimpulan yaitu : Asuhan keperawatan pada Ny. S
telah dilakukan sesuai dengan kondisi dan keluhan yang klien ungkapkan ketika
dilakukan pengkajian, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan yang
diharapkan oleh penulis. Pelaksanaan tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan pada asuhan keperawatan, kondisi klien serta sarana dan prasarana yang ada
di rumah dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu mengarah pada tujuan yang akan
dicapai dan melibatkan kerjasama yang baik dengan klien, maupun keluarga. Melakukan
asuhan keperawatan pada Ny. S penulis dapat mengetahui faktor pendukung dan faktor
penghambat yang dirasakan selama melakukan asuhan keperawatan pada Ny. S. Adapun
faktor pendukung yang dirasakan oleh penulis adalah sikap klien dan keluarga yang
sangat kooperatif dalam memberikan informasi sehingga penulis dapat lebih mudah
melakukan penilaian untuk merumuskan pengkajian, diagnosa,intervensi, implementasi,
dan evaluasi. Sedangkan faktor penghambat yang dirasakan oleh penulis adalah
terbatasnya waktu yang diberikan untuk melakukan proses keperawatan (pengkajian,
diagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi).

5.2 Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai
pertimbangan untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan khususnya pada klien
dengan hipertensi, yaitu:

1. Untuk Keluarga

Diharapkan sebagai keluarga, mampu merawat anggota keluarga yang mengalami


nyeri khususnya pada pasien hipertensi dengan menggunakan teknik
52
nonfarmakologi seperti kompres hangat.

2. Bagi perawat ruangan.

Sebaiknya ditingkatkan pada klien mengenai motivasi dan dorongan dalam


menjalani perawatan diruang inap.

3. Untuk Mahasiswa/i

Penulisan karya ilmiah akhir ini diharapkan dapat dijadikan referensi tambahan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hipertensi dan selalu inovatif
untuk mengembangkan tindakan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan
evidence based

4. Bagi Peniliti

Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi acuan dan menjadi bahan
pembanding pada peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian pada klien
Hipertensi

5. Bagi perkembangan ilmu keperawatan

Dalam pengembangkan ilmu keperawatan diharapkan dapat menambahkan keluasan


ilmu keperawatan dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien dengan
hipertensi dan juga memacu pada peneliti selanjutnya dan menjadi bahan
pembandingkan dalam melakukan penelitian pada klien dengan hipertensi.

53
DAFTAR PUSTAKA

Arissandi, D., Setiawan, C. T., & Wiludjeng, R. (2019). Hubungan Gangguan Pola Tidur Dengan
Hipertensi Lansia Di Desa Sei Kapitan Kabupaten Kota Waringin Barat

Martiningsih, U. (2015). Hubungan peran petugas kesehatan terhadap kepatuhan minum obat
antihipertensi pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Parit H. Husin II Kota
Pontianak. Jurnal ProNers, 3(1).

Nurarif, Amin, Hardhi. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC Jilid 1 dan 2. Yogyakarta:Mediaction

Nursalam. (2011). Proses Dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Dan Praktik.Jakarta: Salemba
Medika

Potter, P.A., Perry, A.G., Stockert, P.A., & Hall, A.M. (2013). Patient safety. Fundamentals of nursing,
8th ed. Missouri: Elsevier Mosby.

Muttaqin, Arif. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta:
Salemba Medika

Suyono, Slamet. 2003. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke 3. Jakarta: Balai Penerbi FKUI

Udjianti, Wajan. 2011. Keperawatan Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.

iii

Anda mungkin juga menyukai