Anda di halaman 1dari 49

1

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


NY. S DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSIVE HEART DISEASE
(HHD)

Oleh :
IGO GUNAWAN
2018.C.10a.0969

YAYASAN STIKES EKA HARAP PALANGKA RAYA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2019/2020
2

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan Ini Disusun Oleh:


Nama : Igo Gunawan
NIM : 2018.C.10a.0969
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Judul : “Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Ny.S
dengan Diagnosa Hipertensi Heart Disease.

Telah melaksanakan asuhan keperawatan sebagai persyaratan untuk


menempuh Praktik Praklinik Keperawatan I (PPK II) Pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Eka Harap Palangka Raya.

PEMBIMBING PRAKTIK

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Mengetahui,
Ketua Program Studi Ners,

Meilitha Carolina, Ners, M.Kep.

i
3

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya untuk dapat menyelesaikan
“Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Diagnosa
Medis Hipertensi Heart Disease.”.Saya berharap laporan pendahuluan penyakit ini
dapat berguna dan menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai penyakit
Hipertensi Heart Disease.
Menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan pendahuluan penyakit ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempur oleh sebab itu berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan laporan pendahuluan. Semoga laporan
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sebelumnya kami
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan

Palangka Raya, 17 September 2020

Penulis

ii
4

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan......................................................................................i
Kata Pengantar.............................................................................................ii
Daftar Isi......................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan penulisan.................................................................................2
1.3.1 Tujuan umum........................................................................................3
1.3.2 Tujuan khusus.......................................................................................3
1.4 Manfaat ...............................................................................................4
1.4.1 Untuk mahasiswa..................................................................................4
1.4.2 Untuk klien dan keluarga......................................................................4
1.4.3 Untuk institusi (pendidikan dan rumah sakit).......................................4
1.4.4 Untuk IPTEK.........................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................5
2.1 Konsep Penyakit.....................................................................................5
2.1.1 Definisi..................................................................................................5
2.1.2 Anatomi Fisiologi..................................................................................6
2.1.3 Etiologi..................................................................................................6
2.1.4 Klasifikasi..............................................................................................7
2.1.5 Patofisiologi (Pathway..........................................................................7
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda Dan Gejala).................................................8
2.1.7 Komplikas...........................................................................................10
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang.......................................................................11
2.1.9 Penatalaksanaan Medis.......................................................................11
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan..................................................13
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN........................................................24
3.1 Pengkajian.............................................................................................37
3.2 Diagnosa................................................................................................50
3.3 Intervensi...............................................................................................52
3.4 Implementasi.........................................................................................53
3.5 Evaluasi.................................................................................................53
BAB 4 PENUTUP.......................................................................................55
4.1 Kesimpulan...........................................................................................55
4.2 Saran......................................................................................................55
Daftar Pustaka

iii
5

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit jantung dan pembuluh darah, termasuk hipertensi telah menjadi
penyakit yang mematikan banyak penduduk di negara maju dan negara
berkembang lebih dari delapan dekade terakhir.Hipertensi merupakan gangguan
sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai
normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg.Berdasarkan etiologi, hipertensi dibedakan
menjadi 2, yaitu; hipertensi primer dan hipertensi sekunder.Hipertensi primer
adalah suatu kondisi dimana penyebab sekunder dari hipertensi tidak
ditemukan.Penyebab sekunder hipertensi tersebut adalah penyakit renovaskuler,
aldosteronism, pheochromocytoma, gagal ginjal, dan penyakit lainnya.

Hipertensi sering disebut sebagai “silent killer” (pembunuh siluman),


karena sering kali penderita hipertensi bertahun-tahun tanpa merasakan sesuatu
gangguan atau gejala.Tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-
organ vital seperti jantung, otak ataupun ginjal.Gejala-gejala akibat hipertensi,
seperti pusing, gangguan penglihatan, dan sakit kepala, sering kali terjadi pada
saat hipertensi sudah lanjut disaat tekanan darah sudah mencapai angka tertentu
yang bermakna

. Di Amerika menurut National Health and Nutrition Examination Survey


(NHNESIII); paling sedikit 30% pasien hipertensi tidak menyadari 2 kondisi
mereka, dan hanya 31% pasien yang diobati mencapai target tekanan darah yang
diinginkan di bawah 140/90 mmHg. Penelitian di Amerika oleh American
Hypertension Association (2006) ditemukan hanya 68% penderita hipertensi tahu
bahwa mereka menderita penyakit tersebut, sisanya mengatakan sama sekali tidak
tahu.

Tingkat kesadaran orang Indonesia akan kesehatan yang lebih rendah,


jumlah pasien tidak yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi dan
yang tidak mematuhi minum obat kemungkinan lebih besar. Kecenderungan
perubahan tersebut dapat disebabkan meningkatnya ilmu kesehatan dan
6

pengobatan, serta perubahan sosial ekonomi dalam masyarakat Indonesia yang


berdampak pada budaya dan gaya hidup masyarakat. Dalam lingkup penyakit
kardiovaskuler, hipertensi menduduki perigkat pertama dengan penderita
terbanyak.

Diperkirakan 30% penduduk Amerika (± 50 juta jiwa) menderita tekanan


darh tinggi (≥ 140/90 mmHg); dengan persentase biaya kesehatan cukup besar
setiap tahunnya. Menurut National Health and Nutrition Examination Survey
(NHNES), insiden hipertensi pada orang dewasa di Amerika tahun 2010-2012
adalah sekitar 39-51%, yang berarti bahwa terdapat 58-65 juta orang menderita
hipertensi, dan terjadi peningkatan 15 juta dari data NHNES III. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya sejumlah 839 juta
kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun 2025 atau sekitar
29% dari total penduduk dunia, dimana penderita lebih banyak pada wanita (30%)
di banding pria 3 (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus hipertensi terjadi terutama
di Negaranegara berkembang.

Prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai31,7% dari populasi usia 18


tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi mengalami komplikasi
stroke.Sedangkan sisanya mengalami penyakit jantung, gagal ginjal, dan
kebutaan. Hipertensi sebagai penyebab kematian ke-3 setelah stroke dan
tuberculosis, jumlahnya menjadi 3,8% dari proporsi penyebab kematian pada
semua umur di Indonesia (Riskesdas, 2010).

Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeratif.Umumnya tekanan


darah bertambah secara perlahan dengan bertambahnya umur.Resiko untuk
penderita hipertensi pada populasi ≥ 55 tahun yang terjadinya tekanan darahnya
normal adalah 90%.Kebanyakan pasien mempunyai tekanan darah prehipertensi
Sebelum mereka didiagnosis dengan hipertensi, kebanyakan diagnosis hipertensi
terjadi pada umur di antara dekade ketiga dan dekade kelima.

Sampai dengan umur 55 tahun, laki-laki lebih banyak menderita hipertensi


dibanding perempuan.Dari umur 55 s/d 74 tahun sedikit lebih banyak perempuan
dibanding laki-laki yang menderita hipertensi. Pada populasi lansia (umur ≥ 60
7

tahun) prevalensi untuk hipertensi sebesar 65,4 %. Hipertensi ini pada dasarnya
memiliki sifat yang cenderung tidak stabil dan sulit untuk dikontrol, baik dengan
tindakan pengobatan maupun dengan tindakan-tindakan medis lainnya.Lebih
parahnya jika kondisi hipertensi ini 4 tidak terkontrol, maka dapat mengakibatkan
terjadinya infark jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, dan kerusakan mata.
8

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana asuhan keperawatan pada Ny.S dengan diagnosa medis Hipertensi
Heart Disease
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melakukan dan memberikan Asuhan Keperawatan
pada Ny.S dengan diagnosa Hipertensi Heart Disease.
1.3.2 Tujuan khusus
1.3.2.1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar penyakit Efusi Pleura
1.3.2.3 Mahasiswa mampu menjelaskan Manajemen Asuhan Keperawatan Pada
pasien Hipertensi Heart Disease
1.3.2.4 Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Ny.S
1.3.2.5 Mahasiswa mampu menentukan dan menyusun intervensi p keperawatan
padan Ny.S
1.3.2.6 Mahasiswa mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny.S
1.3.2.7 Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada Ny.S
1.3.2.8 Mahasiswa mampu menyususun dokumentasi keperawatan pada Ny.S

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan dengan menerapkan proses keperawatan dan memanfaatkan ilmu
pengetahuan yang diperoleh selama menempuh pendidikan di Program Studi S1
Keperawatan Stikes Eka Harap Palangka Raya.
1.4.2 Bagi Klien dan Keluarga
Klien dan keluarga mengerti cara perawatan pada penyakit dengan dianosa
medis Hipertensi Heart Disease secara benar dan bisa melakukan keperawatan di
rumah dengan mandiri.
1.4.3 Bagi Institusi
1.4.3.1 Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai sumber bacaan tentang Hipertensi Heart Disease dan Asuhan
Keperawatannya.
9

1.4.3.2 Bagi Institusi Rumah Sakit


Memberikan gambaran pelaksanaan Asuhan Keperawatan dan
Meningkatkan mutu pelayanan perawatan di Rumah Sakit kepada pasien dengan
diagnosa medis Hipertensi Heart Disease melalui Asuhan Keperawatan yang
dilaksanakan secara komprehensif.
1.4.4 Bagi IPTEK
Sebagai sumber ilmu pengetahuan teknologi, apa saja alat-alat yang dapat
membantu serta menunjang pelayanan perawatan yang berguna bagi status
kesembuhan klien.
10

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Penyakit HHD

2.1.1Definisi Hipertensi Heart Disease (HHD


Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
(Somantri, 2008)
Hipertensi dikategorikan ringan apabila tekanan diastoliknya antara 95 –
104 mmHg, hipertensi sedang jika tekanan diastoliknya antara 105 dan 114
mmHg, dan hipertensi berat bila tekanan diastoliknya 115 mmHg atau lebih.
Pembagian ini berdasarkan peningkatan tekanan diastolik karena dianggap lebih
serius dari peningkatan sistolik. (Paula, 2009)
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi atau istilah kedokteran menjelaskan
hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi gangguan pada mekanisme
pengaturan tekanan darah. (Mansjoer, 2008)
Hipertensi Heart Disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit
jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah, baik secara
langsung maupun tidak langsung. (Morton, 2012).

2.1.2 Anatomi Fisiologi


2.1.2.1 . Anatomi
Sistem kardiovaskuler adalah system transport (peredaran) yang membawa gas
-gas pernafasan , nutrisi, hormon - hormon dan zat lain ke dari dan jaringan tubuh.
Sistem kardiovaskuler di bangun oleh :
1. Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung
meupakan jaringan istimewa karena di lihat dari bentuk dan susunanya sama
dengan otot lintang, tetapi cara kerjanya sama otot polos yaitu di luar kemauan
11

kita ( dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) . Bentuk jantung menyerupai


jantung pisang, bagian atasnya tumpul
(pangkal jantung) dan di sebut basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing
yang disebut apeks kordis.
Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan ( kavum
mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, d
atas diafragma , dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan
VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat ini teraba adanya jantung
yang di sebut iktus kordis.
Ukuran jantung kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan
beratnya kira – kira 250 – 300 gram.
a. Lapisan jantung
Endokardium merupakan lapisan jantung yang terdapat di sebelah dalam sekali
yang terdiri dari jaringan endotel atau selaput lender yang melapisi rongga endotel
atau selaput lender yang melapisi permukaan rongga jantung. Miokardium
merupakan lapisan inti dari jantung terdiri dari otot – otot jantung, otot jantung ini
membentk bundalan – bundalan otot yaitu:
a. Bundalan otot atria , yang terdapat di bagian kiri/ kanan dan basis
kordis yang membentuk serambi atau aurikula kordis.
b. Bundalan otot ventrikel , yang membentuk bilik jantung, di ualai dari
cincin atrioventrikular sampai di apeks jantung.
c. Bundalan dari otot ventrikuler merupakan dinding pemisah antara ruang
serambi dan bilik jantung.
b. Katup – katup jantung
Di dalam jantung terdapat katup – katup yang sangat penting
artinya dalam susunan perdaran darah dan pergerakan jantung manusia.
a. Valvula biskuspidalis , terdapat antara atrium dextra dengan ventrikel
dextra terdiri dari 3 katup.
b. vena biskuspidalis, terletak antara atrium sinistra dengan ventrikel
sinistra terediri 2 katup.
c. vulva semilunaris artei pulmonalis, terletak antara ventrikel dextra
dengan arteri pulmonali , tempat darah mengalir menuju ke paru – paru.
12

d. vena semilunaris aorta, terletak antara ventrikel sisnistra dengan aorta


tepat darah mengalir menuju keseluruh tubuh.
2. Pembuluh darah
a. pembuluh darah arteri
Arteri merupakan Jenis pembuluh darah yang keluar dari jantung
yang membawa darah ke seluruh dari ventrikel sinistra di sebut aorta. Arteri
mempunyai 3 lapisan yang kuat dan tebal tetapi sifatnya elastic dan trdiri
dari 3 lapisan.
1. Tunika intima / interna. Lapisa paling dalam sekali behubungan dengan
darah dan terdiri dari jaringn endotel.
2. Tunika media. Lapisan tengah yang terdiri dari jaringan otot yang terdiri
dari jaringan otot yang polos.
3. Tunika eksterna / adventesia. Lapisan yang palng luar sekali trdiri dari
jaringan ikat lembur yang menguatkan dinding arteri.
b. Kapiler
Kapiler adalah pembuluh darah yang sangat kecil teraba dari
cabang terhalus dari arteri sehingga tidak tampak kecuali dari bawah
mikroskop. Kapiler pembentuk anyaman di seluruh jaringan tubuh. Kapiler
selanjutnya bertemu satu dengan yang lain menjadi darah yang lebih besar
disebut vena.
c. Vena ( pembuluh darah balik )
Vena membawa darah kotor kembali ke jantung
Beberapa vena yang penting :
1. Vena cava superior
Vena balik yang memasuki atrium kanan membawa darah kotor dari
daerah kepala, thorax dan ektremitas atas.
2. Vena cava inferor
Vena yang mengembalikan darah kotor ke jantung dari semua organ
tubuh bagian bawah.
3. Vena cava jugularis
Vena yang mengembalikan darah kotor dari otak ke jantung.
Gambar 2.1
13

2.1.2.2 Fisiologi
Siklus jantung
Jantung mempunyai 4 pompa yang terpisah. Dua pompa primer atrium dan 2
tenaga ventrikel periode akhir kontraksi jantung sampai kontraksi berikutnya
dinamakan siklus jantung. Tiap-tiap siklus dimulai oleh timbulnya potensial aksi
secara spontan pada simpul SA ( sinotrial) yang terletak pada dinding posterium
atrium kanan dekat muara vena kava superior. Potensial aksi berjalan dengan
cepat melalui atrioventrikular ( AV ) ke dalam vebtrikel, karena susunan
khusus sistem pengantar atrium ke ventrikel terdapat perlambatan 1/10 detik
antara jalan implus jantung dan atrium ke dalam ventrikel. Hal ini memungkinkan
atrium berkontraksi mendahului ventrikel , atrium bekerja sebagai pompa primer
bagi ventrikel dan ventrikel kemudian menyediakan sumber tenaga utama bagi
pergerakan darah melalui sistem vaskular
2.1.3 Etiologi
Menurut Oman (2008), hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan
menjadi 2 golongan besar yaitu :
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya. Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti
penyebabnya, data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :
2 1). Faktor keturunan
3 Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan
lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita
hipertensi.
2). Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah :
a). Umur ( jika umur bertambah maka TD meningkat.
b). Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan).
c). Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
3). Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah:
14

a). Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr).


b). Kegemukan atau makan berlebihan.
c). Stress.
d). Merokok.
e). Minum alcohol.
f). Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)

b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain.


1). Ginjal : Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor.
2).Vascular : Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli
kolestrol, Vaskulitis.
3). Kelainan endokrin : DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme.
4). Saraf : Stroke, Ensepalitis, SGB.
5). Obat – obatan : Kontrasepsi oral, Kortikosteroid.

Menurut Mansjoer (2008), penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut


usia adalah terjadinya perubahan-perubahan pada :
1). Elastisitas dinding aorta menurun.
2). Katub jantung menebal dan menjadi kaku.
3). Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
4). Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karenakurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
5). Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

3.1.4 Klasifikasi
Berikut adalah penjelesan dari klasifikasi penyakit jantung.
a. Diagnosis Normal
Jantung normal merupakan kondisi dimana jantung bekerja secara normal
15

untuk memompa darah dan menyuplai oksigen keseluruh tubuh.


b. Diagnosis Hypertensive Heart Disease (HHD)
Hypertensive heart disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan
penyakit jantung kronis, yang disebabkan kerana peningkatan tekanan
darah, baik secara langsung maupun tidak langsung (theHeart.org, 2014).
c. Diagnosis Congestive Heart Failure (CHF)
Congestive Heart Failure (CHF) adalah suatu kondisi dimana jantung
7
mengalami kegagalan dalam memompa darah guna mencukupi kebutuhan
sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen. Hal ini mengakibatkan peregangan
ruang jantung (dilatasi) guna menampung darah lebih banyak untuk
dipompakan ke seluruh tubuh atau mengakibatkan otot jantung kaku dan
menebal. Jantung hanya mampu memompa darah untuk waktu yang
singkat dan dinding otot jantung yang melemah tidak mampu memompa
dengan kuat (Udjianti, 2010).
d. Diagnosis Angina Pectoris
Angina pectoris adalah istilah medis untuk nyeri dada atau
ketidaknyamanan akibat penyakit jantung koroner. Hal itu terjadi ketika
otot jantung tidak mendapat darah sebanyak yang dibutuhkan. Hal ini
biasanya terjadi karena satu atau lebih arteri jantung menyempit atau
tersumbat, biasa juga disebut iskemia (American Heart Association, 2016).
16

2.1.5 Patofisiologi

Penyulit utama pada penyakit jantung hipertensif adalah hipertrofi


ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat langsung dari peningkatan bertahap
tahanan pembuluh darah perifer dan beban akhir ventrikel kiri. Faktor yang
menentukan hipertrofi ventrikel kiri adalah derajat dan lamanya peningkatan
diastole. Pengaruh beberapa faktor humoral seperti rangsangan simpato-adrenal
yang meningkat dan peningkatan aktivasi system renin-angiotensin-aldosteron
(RAA) belum diketahui, mungkin sebagai penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel
kiri selama hipertensi berhubungan erat dengan penyebab hipertrofi dan terjadinya
aterosklerosis primer.
Pada stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang terjadi adalah difus
(konsentrik). Rasio massa dan volume akhir diastolik ventrikel kiri meningkat
tanpa perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif ventrikel kiri. Pada
stadium selanjutnya, karena penyakir berlanjut terus, hipertrofi menjadi tak
teratur, dan akhirnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran darah koroner. Khas pada
jantung dengan hipertrofi eksentrik menggambarkan berkurangnya rasio antara
massa dan volume, oleh karena meningkatnya volume diastolik akhir. Hal ini
diperlihatkan sebagai penurunan secara menyeluruh fungsi pompa (penurunan
fraksi ejeksi), peningkatan tegangan dinding ventrikel pada saat sistol dan
konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal yang memperburuk fungsi mekanik
ventrikel kiri berhubungan erat bila disertai dengan penyakit  jantung  koroner.
Walaupun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh koroner
juga meningkat. Jadi cadangan aliran darah koroner berkurang. Perubahan-
perubahan hemodinamik sirkulasi koroner pada hipertensi berhubungan erat
dengan derajat hipertrofi otot jantung. Ada 2 faktor utama penyebab penurunan
cadangan aliran darah koroner, yaitu :
17

a). Penebalan arteriol koroner, yaitu bagian dari hipertrofi umum otot polos
pembuluh darah resistensi arteriol (arteriolar resistance vessels) seluruh badan.
Kemudian terjadi retensi garam dan air yang mengakibatkan berkurangnya
compliance pembuluh-pembuluh ini dan mengakibatkan tahanan perifer;
b). Hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler per
unit otot jantung bila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan jarak difusi antara
kapiler dan serat otot yang hipertrofik menjadi factor utama pada stadium lanjut
dari gambaran hemodinamik ini.
Jadi, faktor koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit,
meskipun tampak sebagai penyebab patologis yang utama dari gangguan aktifitas
mekanik ventrikel kiri. (Chang, 2009)
18

PATHWAY

Genetik Respon neurologi terhdp


stress

Kurang terpajang
Stress lingkungan informasi

Insulin
Kebiasaan hidup Obesitas meningkat Kurang
pengetahuan

Merokok, alkohol, Hipertensi primer


konsumsi garam ANSIETAS
berlebihan

Elastisitas dinding aorta Hipertrofi ventrikel kiri


menurun, katub jantung
menebal dan kaku,
kemampuan memompa Terbatasnya aliran darah
Usia lanjut darah menurun, koroner
hilangnya elastisitas
pembuluh darah,
meningkatnya resistensi Iskemia miokard
pembuluh darah perifer.

PENURUNAN CURAH
Saraf stroke, Hipertensi JANTUNG
ensephalitis, SGB sekunder

Ginjal: glomurulonefritis, Kurangnya suplai oksigen


Peningkatan ke jaringan
piolenefritis, nekrosis
vaskuler serebral
tubular akut, tumor

Kelemahan umum
Vaskular: arteroklerosis, NYERI
hiperplasia, trombosis,
aneurisma, emboli
INTOLERANSI
kolesterol, vaskulitis Suplai darah ke
AKTIVITAS
otak menurun

Kelainan, DM, RESIKO KETIDAKEFEKTIFAN


hipertiroidisme, PERFUSI JARINGAN OTAK
hipotiroidisme
19

2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)


pada pemeriksaan fisik mungkin tidak di jumpai kelainan apapun selain
tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,
seperti perdarahan, eksudat (kupulan cairan), penyenpitan pembuluh darah, dan
pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).
Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakan gejala
sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada, biasanya menunjukan adanya kerusakan
vaskuler, dengan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi
oleh pembuluh darah bersangkutan. Penyakit arteri koroner dan angina adalah
gejala yang menyertai hipertensi. Hipertrofi ventrikel kiri terjadi sebagai respons
peningkatan beban kerja ventrikel saat dipake berkontrasi melawan tekanan
sistemik yang meningkat. Apabia jantung tidak mampu lagi anahan
peningkatkan beban kerja, maka dapat terjadi gagal jantung kiri. Perubahan
patologis pada ginjal dapat bermanifetasi sebagai nokturis (peningkatan urinasi
pada malam hari) dan azoremia (peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan
kreatinin). Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroks atau
serangan stremik transien yang termanifestasi sebagai patolisis sementara pada
satu sisi (hemiplegia) atau gangguan tajam penglihatan. Pada penderita stroks, dan
pada penderita hipertensi disertai serangan iskemia ansidens infark oatak
mencapai 80%.

2.1.7 Komplikasi
2.1.7.1 Pemeriksaan Penunjang
2.1.8.1 Menurut Somantri (2008), pemeriksaan penunjang untuk pasien Hipertensi
Heart Disease (HHD), yaitu :
1. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
2. Pemeriksaan retina.
3. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti
ginjal dan jantung.
4. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
20

5. Urinalisa untuk mengetahui protein dalam urin, darah, glukosa.


6. Pemeriksaan; renogram, pielogram intravena arteriogram renal,
pemeriksaan fungsi.
7. Ginjal terpisah dan penentuan kadar urin.
Foto dada dan CT scan
2.1.9 Penatalaksanaan Medis
Pengobatan pasien dengan penyakit jantung hipertensi terbagi dalam dua kategori
pengobatan dan pencegahan tekanan darah yang tinggi dan pengobatan penyakit
jantung hipertensi. Tekanan darah ideal adalah kurang dari 140/90 pada pasien
tanpa penyakit diabetes dan penyakit ginjal kronik dan kurang dari 130/90 pada
pasien dengan penyakit diatas. Berbagai macam strategi pengobatan penyakit
jantung hipertensi menurut Oman (2008), yaitu :
1. Pengaturan Diet
Berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat dan atau dengan
obat-obatan yang menurunkan gejala gagal jantung dan bisa memperbaiki keadaan
LVH. Beberapa diet yang dianjurkan, yaitu :
a. Rendah garam,beberapa studi menunjukan bahwa diet rendah garam dapat
menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.Dengan pengurangan
komsumsi garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin
sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi.Jumlah intake sodium yang
dianjurkan 50–100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.
b. Diet tinggi potassium,dapat menurunkan tekanan darah tapi mekanismenya
belum jelas.Pemberian Potassium secara intravena dapat menyebabkan
vasodilatasi,yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide pada dinding vascular.
c. Diet kaya buah dan sayur.
d. Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.
e. Tidak mengkomsumsi Alkohol.
2. Olahraga Teratur
Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat untuk
menurunkan tekanan darah dan dapat memperbaiki keadaan jantung. Olaharaga
isotonik dapat juga bisa meningkatkan fungsi endotel, vasodilatasi perifer, dan
21

mengurangi katekolamin plasma. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4


kali dalam satu minggu sangat dinjurkan untuk menurunkan tekanan darah.
a. Penurunan Berat Badan
Pada beberapa studi menunjukkan bahwa obesitas berhubungan dengan
kejadian hipertensi dan LVH. Jadi penurunan berat badan adalah hal yang sangat
efektif untuk menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1kg/minggu)
sangat dianjurkan. Penurunan berat badan dengan menggunakan obat-obatan perlu
menjadi perhatian khusus karena umumnya obat penurun berat badan yang terjual
bebas mengandung simpatomimetik, sehingga dapat meningkatan tekanan darah,
memperburuk angina atau gejala gagal jantung dan terjainya eksaserbasi aritmia.
Menghindari obat-obatan seperti NSAIDs, simpatomimetik, dan MAO yang dapat
meningkatkan tekanan darah atau menggunakannya dengan obat antihipertensi.
b. Farmakoterapi
Pengobatan hipertensi atau penyakit jantung hipertensi dapat
menggunakan berbagai kelompok obat antihipertensi seperti thiazide, beta-blocker
dan kombinasi alpha dan beta blocker, calcium channel blockers, ACE inhibitor,
angiotensin receptor blocker dan vasodilator seperti hydralazine. Hampir pada
semua pasien memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai
tekanan darah yang diinginkan.
22
23

2.3 Manajemen Asuhan Keperawatan


2.3.1 Pengkajian Keperawatan
2.3.1. Pengkajian merupakan tahap awal dari proses keperawatan dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data ini dari
berbagai sumber data untuk engevaluasi dan untuk mengindenfiklasi status
kesehatan klien. (Nursalam 2001 : 17)

Wawancara, memberikan data yang perawat dapatkan dari pasien dan


orang terdekat lainnya melalui percakapan dan pengamatan :

1) Identitas klien :

Meliputi nama, umur, pendidikan, jenis kelamin, agama, pekerjaan, status marital,
suku bangsa, diagnosa medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no.rekam
medis, ruang dan alamat.

Identitas penanggung jawab :

Meliputi nama, umur, pendidikan, hubungan dengan klien dan alamat.

2) Riwayat kesehatan :

a) Keluhan utama : apa yang paling dirasakan saat ini ditanyakan meliputi
paliative/propokativ, quality, region/radian, skala dan time (PQRST).

b) Riwayat kesehatan sekarang : dikaji tentang proses penjalaran penyakit


sampai dengan timbulnyakeluhan 1 faktor yang memperberat dan yang
memperingan kualitas dari keluhan dan bagaimana klien menggambarkan yang
dirasakan.

c) Riwayat kesehatan dahulu : dikaji penyakit yang pernah dialami klienyang


berhubungan dengan penyakit sekarang/penyakit lain seperti riwayat penyakit
kandung kemih (gagal jantung), penyakit sistemik (DM), dan hipertensi.

d) Riwayat kesehatan keluarga : dikaji kemungkinan pada keluarga ada riwayat


penyakit gangguan perkemihan, riwayat kesehatan yang menular/keturunan.

Pemeriksaan fisik.
24

1. Dikaji keadaan umum dan tanda-tanda vital

2. Sistem penglihatan : dikaji bentuk simetris, reflek pupil terhadap cahaya positif,
bisa membaca papan nama perawat dalam jarak 30 cm.

3. Sistem pernafasan : dikaji bentuk hidung simetris, mukosa hidung lembab,


septum letar ditengah, tidak terdapat pernafasan cupig hidung, pada palpasi sinus
frontalis dan sinus maksilaris tidak terdapat nyeri tekan, trakea ditengah, tidak
terdapat retraksi dinding dada, frekuensi nafas 24 x/menit, paru-paru resonan.

4. Sistem pencernaan : dikaji bentuk bibir simetris, mukosa merah muda lembab,
jumlah gigi, tidak terdapat caries uvul

a ditengah, tidak ada pembesaran, tonsil refleks menelan, bentuk abdomen, turgor,
bising usus 10 x/menit.

5. Sistem kardiovaskuler : dikaji konjungtiva, oedema, sianosis, peningkatan JVC,


bunyi jantung 5152 tekanan darah.

6. Sistem perkemihan : dikaji vesika urinaria, pembesaran ginjal, ada nyeri tekan.

7. Sistem persyarafan dikaji :

- sistem syaraf cranial, dikaji GCS dan 12 nervus saraf otak.


- Sistem motorik, dikaji gerakan tubuh dari ujung kepala sampai kaki.
- Sistem sensorik, dikaji respon klien dengan menggunakan rangsangan.
- Sistem endokrin : dikaji pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar lemfe, dan
menanyakan riwayat penyakit DM.
- Sistem integumen : dikaji suhu tubuh, turgor, lesi dan luka, warna kulit,
kepala.
- Sistem genetalia, dikaji genetalia jika klien mau.

– Data sosial, dikaji tingkat pendidikan, hubungan sosial, gaya hidup, dan
pola interaksi melalui wawancara / menanyakan kepada orang terdekat (keluarga).
25

– Data psikologis, dikaji status emosi, gaya komunikasi, konsep diri,


immage, harga diri, ideal diri, peran diri, identitas diri.

– Data spiritual, dikaji ibadah yang dilakukan klien jika berada di rumah
sakit.

Pemeriksaan diagnostik

a. Jadwal rutin pemantauan tekanan darah


b. Rontgen foto
c. Pemeriksaan hematologi
d. Pemeriksaan urinalisa
e. Elektrokardiografi (EJG)
f. Pemeriksaan kimia darah

ANALISA DATA

Analisa data merupakan kemampuankognitif dalam pengembangan daya berfikir


yang dipengaruhi oleh latar belakang ilmu dan pengetahuan, pengalaman dan
pengertian keperawatan (Nasrul Effendy : 1998 :23).

Dasar analisa data didapatkan dari :

a. Anatomi dan Fisiologi


b. Patofisiologo penyakit
c. Mikrobiologi dan parasitologi
d. Farmakologi
e. Ilmu perilaku
f. Konsep-konsep manusia, sehat, sakit, stres adaptasi, etika keperawatan.
g. Tindakan dan prosedur keperawatan
h. Teori keperawatan dari berbagai sistem dan teori lain, yang berkaitan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada pasien dengan hipertensi heart
desease adalah;
26

1. Nyeri akut berhubungan dengan iskemik jaringan ditandai dengan adanya


keluhan nyeri pada dada, wajah meringis, gelisah sampai adanya
perubahan tingkat kesadaran, perubahan nadi,tensi.
2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan tidak adekuatnya ventilasi
ditandai dengan dispnoe saat beraktivitas, takipnoe, ortopnea, adanya
bunyi nafas tambahan dan terjadi sianosis
3. Resiko tinggi perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan
penurunan supali darah keperifer.
4. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan kontraktilitas
miokard, perubahan irama dan frekuensi jantung, peubahan struktur
ventrikel kiri ditandai dengan takikardi, disritmia, perubahan tekanan
darah, bunyi jantung ekstra (S3, S4), nyeri dada, nadi perifer tak teraba,
ekstremitas dingin.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan umum ditandai dengan
adanya ungkapan verbal tentang kelemahan, respon tensi terhadap
aktivitas abnormal, adanya perasaan tidak nyaman saat beraktivitas,
dispnoe, adanya tanda-tanda iskemik yang dapat dilihat dari hasil
pemeriksaan EKG.
6. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan sehubungan
dengan kurangnya informasi, tidak mengenal sumber informasi ditandai
dengan pasien banyak bertanya tentang informasi penyakitnya, tidak tepat
dalam menjalani intruksi/therapy

Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi
kestatus kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang
diharapkan.

Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah proses keperawatan dimana taraf keberhasilan dalam
pencapaian tujuan keperawatan dinilai dan kebutuhan untuk memodifikasi tujuan
atau intervensi keperawatan ditetapkan.
27
28

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Igo Gunawan


NIM : 2018.C.10a.0969
Ruang Praktek :
Tanggal Praktek : kamis, 17 september 2020
Tanggal & Jam Pengkajian : Rabu, 17 september (09.30 WIB)

2.1 PENGKAJIAN
3.1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. S
Umur : 73 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Dayak /Indonesia
Agama : Kristen
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Status Perkawinan : Kawin
Alamat : Jl.Garuda
Tgl MRS : 12 Mei 2020
Diagnosa Medis : HIPERTENSI HEART DISEASE
(HHD)

3.1.2 Riwayat Kesehatan/Perawatan

1) Keluhan utama
Pasien mengatakan “Sakit kepala(Pusing), Mata berkunang-
kunang,kesemutan, pundak terasa berat, badan lemah

2) Riwayat penyakit sekarang


Lebih kurang 1 tahun yang lalu klien merasakan sakit kepala,
29

pundak terasa berat, mata berkunang-kunang, badan lemah


3) Riwayat Penyakit Sebelumnya
menurut pengakuan klien, klien tidak pernah menderita penyakit ini
sebelumnya.
4) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan keluarga tidak pernah mempunyai riwayat
penyakit menular seperti TBC dan Hepatitis.

Genogram

KETERANGAN:

= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Hubungan keluarga
= Menikah
= Tinggal serumah
= Pasien

2.1.3 Pemeriksaan Fisik


1) Keadaan Umum
Klien tampak sakit sedang, kesadaran compos menthis, terpasang infus
NaCl 0,9% 16 tetes permenit, posisi berbaring semi fowler dengan badan
terlentang, Vital SignTD : 210/130 mmHg ,Respirasi : 28 x /
menit,Temperatu: 36,8 cNadi,: 121 x/menit
30

2) Status Mental
Tingkat kesadaran compos menthis, ekspresi wajah meringis, bentuk
badan sedang ,suasana hati sedih, berbicara lancar , fungsi kognitif
orientasi waktu pasien dapat membedakan antara pagi, siang, malam,
orientasi orang pasien dapat mengenali keluarga maupun petugas
kesehatan, orientasi tempat pasien mengetahui bahwa sedang berada di
rumah sakit. Insight baik, mekanisme pertahanan diri adaptif.

3) Tanda-tanda Vital
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, TD : 210/130
mmHg ,Respirasi : 28 x / menit,Temperatu: 36,8 cNadi,: 121 x/menit.
1) Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris, type pernafasan dada dan perut, irama
pernafasan teratur, bunyi napas vesikuler,tidak ada suara nafas
tambahan

Keluhan lainnya :
Masalah Keperawatan : -

2) Cardiovasculer (Bleeding)
Terdapat nyeri dibagian dada sebelah kanan, nyeri terasa seperti
tertimpa benda berat dengan skala 3 (sedang), nyeri yang dirasakan
saat beraktivitas , cappilary refill ≤2 detik, pasien tidak pucat, tidak
ada peningkatan Vena Jugularis, Bunyi Jantung Lup-Dup, irama
Reguller.
Masalah keperawatan: Nyeri Akut
3) Persyarafan (Brain)
Nilai GCS E:4 ( membuka mata spontan ), V:5 ( orentasi dengan
baik ), M 6 ( bergerak sesuai perintah ) dan total Nilai GCS:15
normal, kesadaran Ny. S compos menthis, pupil Ny. S isokor tidak
ada kelainan, reflex cahaya kanan dan kiri positif.
Hasil dari uji syaraf kranial, saraf kranial I (Olfaktorius): pada
pemeriksaan menggunakan minyak kayu putih dengan mata tertutup
pasien mampu mengenali bau minyak kayu putih tersebut. Saraf
31

kranial II (Optikus): pasien mampu membaca nama perawat dengan


baik pada saat perawat meminta pasien untuk membaca namanya.
Saraf kranial III (Okulomotor): pasien dapaat mengangkat kelopak
matanya dengan baik. Saraf kranial IV (Troklearis): pasien dapat
menggerakkan bola matanya (pergerakan bola mata normal). Saraf
kranial V (Trigeminalis): pada saat pasien makan pasien dapat
mengunyah dengan lancar. Saraf kranial VI (Abdusen): pasien mampu
menggerakan bola matanya ke kiri dan kekanan. Saraf kranial VII
(Fasialis): pasien dapat membedakan rasa manis dan asin. Saraf
kranial VIII (Auditorius): pasien dapat menjawab dengan benar
dimana suara petikan jari perawat kiri dan kanan. Saraf kranial IX
(Glosofaringeus): pasien dapat merasakan rasa asam. Saraf kranial X
(Vagus): pada saat makan pasien dapat mengontrol proses menelan.
Saraf kranial XI (Assesorius): pasien dapat menggerakkan leher dan
bahu. Saraf kranial XII (Hipoglosus): pasien mampu mengeluarkan
lidahnya.
Hasil uji koordinasi ekstremitas atas jari ke jari positif, jari ke
hidung positif. Ekstremitas bawah tumit ke jempol kaki, uji kestabilan
positif; pasien tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya, refleks bisep
dan trisep kanan dan kiri postif dengan skala 5, refleks brakioradialis
kanan dan kiri positif dengan skala 5, refleks patela kanan dan kiri
positif dengan skala 5, refleks akhiles kanan dan kiri positif dengan
skala 5, refleks babinski kanan dan kiri positif dengan skala 5. Uji
sensasi pasien di sentuh bisa merespon.
Tidak ada masalah keperawatan.

4) Eliminasi Uri (Bladder)


Produksi urine 1200 ml 4x6 /hari warna urine kuning, bau urine
amoniak. Eliminasi Ny.S tidak ada masalah atau lancar keluhan dan
masalah keperawatan.

5) Eliminasi Alvi (Bowel)


Sistem pencernaan, bibir terlihat tampak kering, tidak ada lesi.
Gigi lengkap (atas, bawah, kanan dan kiri) tidak caries, gusi tidak
32

ada peradangan dan perdarahan, lidah berwana merah muda dan


tidak ada peradangan, tidak ada perdarahan pada mukosa, tidak ada
peradangan pada tonsil, tidak ada keluhan nyeri pada tenggorokan
saat menelan. Palpasi abdomen tidak teraba massa dan tidak ada
nyeri tekan pada abdomen. Tidak ada hemoroid pada rectum. Pasien
BAB 1x sehari warna kuning dan lunak konsistensinya.
Tidak ada masalah keperawatan
6) Tulang-Otot-Integumen (Bone)
Pergerakan Ny. S secara bebas dan tidak terbatas, kekuatan otot
ekstremitas atas 5/5 dan ekstremitas bawah 5/5 normal pergerakanya
,tidak ada peradangan maupun deformitas pada tulang, maupun
patah tulang.
Masalah keperawatan : -
33

7) Kulit-Kulit Rambut
Riwayat alergi Pasien tidak pernah mengalami alergi obat, alergi
makanan, alergi kosmetik. Suhu kulit Ny. s hangat , warna kulit
normal tidak ada kelainan, turgor kulit halus tidak kasar maupun
kemerahan tidak ada peradangan, jaringan parut tidak ada, tekstur
rambut lurus, distribusi rambut merata, bentuk kuku simetris tidak
ada kelainan.

Tidak ada masalah keperawatan.

8) Sistem Penginderaan
Fungsi penglihatan normal, bola mata bergerak normal, visus mata
kanan dan mata kiri normal 6/6, sklera normal/putih, kornea bening.
Pasien tidak memakai kecamata dan tidak keluhan nyeri pada mata.
Fungsi pendengaran baik, penciuman normal, hidung simetris, dan
tidak ada polip.

Tidak ada masalah keperawatan.

9) Leher Dan Kelenjar Limfe


Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak
teraba, kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher bergerak bebas
tidak terbatas.

10) Sistem Reproduksi


Reproduksi tidak di kaji karena pasien menolak untuk di kaji. Tidak
ada masalah keperawatan
34

2.1.4 Pola Fungsi Kesehatan


1) Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit
Pasien mengatakan ia ingin cepat sembuh dari penyakit yang
dialaminya.

2) Nutrisi dan Metabolisme


Tinggi badan 150 cm, berat badan sebelum sakit 49 kg, berat badan
saat sakit 49 , tidak kesukaran menelan atau normal.

BB 49 49
= = =¿21,77
TB(m) ² (1,5)² 2,25

21 = BB sedang 18,5-24,5
Tabel 2.1 Pola Makan Sehari-hari Ny. S

Pola Makan Sehari-hari Sesudah Sakit Sebelum Sakit

Frekuensi/hari 3x Sehari 3x sehari


Porsi 1 Piring 1 piring makan
Nafsu makan Baik Baik
Jenis Makanan Nasi, lauk, buah Nasi, lauk, sayur
Jenis Minuman Air putih Air putih, teh,kopi
Jumlah minuman/cc/24 jam 1200 cc/24 jam 1800 cc/24 jam
Kebiasaan makan Pagi, dan malam Pagi, siang, malam

Keluhan/masalah Tidak ada Tidak ada


Masalah Keperawatan: -

3) Pola istirahat dan tidur


Pasien mengatakan sebelum sakit tidur pada malam hari 6-7 jam
sedangkan pada siang hari 1-2 jam. Saat sakit pasien tidur pada
malam hari 6-7 jam dan siang hari 1-2 jam.

Tidak ada masalah keperawatan.


35

4) Kognitif
Pasien mengatakan “ saya sudah mengerti tentang penyakit yang
saya derita saat ini’’.

Tidak ada masalah keperawatan.

5) Konsep diri (Gambaran diri, identitas diri, harga diri, peran )


Gambaran diri: pasien menyukai tubuhnya secara utuh, ideal diri:
pasien ingin cepat sembuh dari penyakit yang di deritanya, identitas
diri: pasien seorang Istri dan ibu dari anak-anaknya, harga diri:
pasien sangat di perhatikan oleh keluarga, Suami dan merasa di
hargai, Peran: pasien adalah sebagai Istri sekaligus Ibu untuk
anaknya.

Tidak ada masalah keperawatan.

6) Aktivitas Sehari-hari
Pasien tidak dapat beraktivitas sendiri/mandiri. Makan, minum
BAK, BAB dibantu sebagian oleh keluarga karena saat beraktivitas
pasien merasa sesak nafas, skala aktivitas 3 .

Masalah keperawatan : Intoleransi Aktivitas

7) Koping –Toleransi terhadap Stress


Pasien mengatakan bila ada masalah pasien bercerita kepada suami
dan keluarganya.

Tidak ada masalah keperawatan.

8) Nilai-Pola Keyakinan
Pasien dan keluarga mengatakan tidak ada tindakan medis
yang bertentangan dengan keyakinan yang dianut.

Tidak ada masalah keperawatan.

2.1.5 Sosial-Spritual
1) Kemampuan berkomunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik meskipun dengan suara
yang pelan.
36

2) Bahasa sehari-hari
Bahasa yang digunakan pasien sehari-hari, yaitu bahasa Dayak
indonesia.

3) Hubungan dengan keluarga


Baik, ditandai dengan perhatian yang diberikan oleh keluarga saat
Ny. S di rawat Hubungan dengan teman/petugas
kesehatan/orang lain

Pasien dapat berinteraksi dengan baik pada orang lain baik itu
dengan lingkungannya sekitar, perawat maupun dokter.

4) Orang berarti/terdekat
Orang yang paling dekat dengan Ny. S adalah suami, anak, dan
keluarga

5) Kebiasaan menggunakan waktu luang


Pasien mengunakan waktu yang luang dengan berkumpul bersama
keluarga dan beristirahat di rumah
37

2.1.5 Data Penunjang (Radiologis, Laboratorium, Penunjang lainnya)


Pemeriksaan Laboratorium Tanggal 12 Mei 2020

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal


HB : 10,7 g/dl
- LED 103 15-45 mg/dl

TROMBOSIT 444.000 mm ( 200.000-500.000/mm)

LEUKOSIT 7.820 (5.000-10.000/mm)

URINE kuning muda ≤ 42 µ/L


41

2.1.6 Penatalaksanaan Medis


NO Nama obat Dosis Rute Indikasi
1 IVFD RL Gtt 20 PO

2 Cetofrile 2 x 25 mg IV

3 Valsatran 1 X 80 mg PO Untuk mengobati tekanan darah


tinggi
5 Nitrokaf 1x2,5 mg PO Adalah obat untuk nyeri dada
6 Infus NaCl 500/8 jam IV untuk menggantikan cairan tubuh
09% yang hilang, mengoreksi
ketidakseimbangan elektrolit, dan
menjaga tubuh agar tetap
terhidrasi dengan baik.

Palangka Raya 17 september 2020


Mahasiswa

Igo Gunawan
2018.C.10a.0969
42

3.1.1 TABEL ANALISA DATA


DATA SUBYEKTIF DAN KEMUNGKINAN PENYEBAB MASALAH
DATA OBYEKTIF
DS : Hipertrofi ventrikel kiri
- Pasien mengatakan “sesak ↓ Resiko tinggi
nafas” Fase kontriksi penurunan
↓ curah jantung
↑ tekanan diastolik
DO : ↓
- Pasien tampak lemah Fungsi pompa efektif
- Pasien tampak sesak ↓
- Pasien bernafas tersengal- Resiko tinggi penurunan curah
sengal cepat, pendek jantung
- Irama pernafasan tidak
teratur
- Pernapasan dada
- Pernafasan cuping hidung
- Terpasang O2 nasal kanul
2 liter/menit
- Pasien berbaring dengan
posisi semi fowler
- Tanda-tanda Vital:
TD : 150/80 mmHg
N : 80x/m
RR : 27 x/m
S : 36,5oC
Ds: ↑ volume darah
- Klien mengeluh nyeri ↓
kepala ↑ TD
- Klien mengeluh rasa ↓
berat ditengkuk dan Respon saraf simpatis
matanya bekunang- kunang ↓
Vasokontriksi arteri kapiler
Do : ↓
- keluarga tampak memijat Suplai O2 & Nutrisi yg dibawa ke
kening klien otak ↓
- klien tampak gelisah ↓
Nyeri
- TD : 210/130 mmhg Mrtabolisme aerob berubah menjadi
- N : 121 x/m anaerob (menghasilkan ± 2 ATP)
- RR : 28 x/m ↓
-T : 36,8 oC ↑ asam laktat

Merangsang reseptor nyeri

Mengeluarkan zat neurotransmitter
(bradikinin,prostaglandin,histamine)
43


Afferent

Korteks serebri

nyeri

Ds : klien mengatakan ↑ TD
badannya lemah, kesemutan ↓
Adanya
Do : 1.KU lemah arteriosklerosis(penyumbatan PD)
2. Klien terlihat terbaring ↓
ditempat tidur Suplai O2 & Nutrisi ber(-) Intoleransi
3. keluarga tampak ↓ aktivitas
membantu aktivitas klien Pertukaran CO2 & O2 disekitar
- jantung Terganggu

Gangguan perfusi

Energi yang dihasilkan ber (-)

Timbul kelelahan

Ketiadakmampuan melakukan
aktivitas

Intoleransi aktivitas

PRIORITAS MASALAH
1. Resiko Tinggi Penurunan Curah Jantung b.d Peningkatan afterload,
vasokontriksi, iskemia miokard, hipertrofi ventricular
2. Nyeri Nyeri akut berhubungan dengan terangsangnya saraf intra thoraks
terhadap iritasi peura ditandai dengan :Klien mengeluh nyeri
kepala,Klien mengeluh rasa berat ditengkuk dan matanya bekunang-
44

kunang TD : 210/130 mmhg,N : 121 x/m, RR : 28 x/m,T : 36,8 oC


3. Intoleransi aktivitas ditandai dengan pasien klien mengatakan badannya
lemah, kesemutan .KU lemah,Klien terlihat terbaring ditempat tidur,
keluarga tampak membantu aktivitas klien
45

RENCANA KEPERAWATAN
Nama : Ny.S
Ruang Rawat :
Diagnosa Keperawatan Tujuan (Kriteri Hasil) Intervensi Rasioanal
Resiko tinggi penurunan Setelah Dilakukan Tindakan 1. kaji Tanda-tanda vital 1. perbandingan dari
curah jantung
Keperawatan selama 1x7 jam 2. Catat keberadaan, kualitas denyutan tekanan memberikan
tekanan darah menurun sentral dan perifer gambaran yang lebih
Dengan Kriteria hasil : 3. Auskultasi tonus jantung dan bunyi lengkap tentang bidang
1. tekanan darah dalam rentang nafas masalah vasculer
individu yang dapat diterima 4. amati warna kulit, kelembaban, suhu 2. denyutan karotis,
2. irama dan frekuensi jantung 5. anjurkan tehnik relaksasi jugularis, radialis
stabil dalam rentang normal 6. pantau respon terhadap obat untuk 3. untuk mengetahui
mengontrol Tekanan darah kemungkinan adanya
peningkatan
volume/tekanan atrium.
4. adanya pucat,dingin,kulit
lembab berkaitan dengan
vasokontriksi atau
mencerminkan
dekompensasi(penurunan
curah jantung)
5. dapat menurunkan
rangsangan yang
46

menimbulkan
stres,membuat
efek,tenang,sehingga
menurunkan tekanan
darah
6. Respon terhadap terapi
obat”stepeed”(yg terdiri
ats
diuretic,inhibitorsimpatis
dan
vasodilator)tergantung
pada individu dan efek
sinergis obat.
Nyeri (sakit kepala) b.d Setelah dilakukan tindakan 1. .Berikan posisi yang nyaman. 1. Meminimalkan
2. Berikan tindakan untuk
peningkatan tekanan keperawatan selama1 x 7 jam stimulasi/meningkatkan
menghilangkan sakit kepala misalnya:
vaskuler serebral nyeri berkurang relaksasi
kompres dingin pada dahi,pijat
Kriteria hasil : 2. Tindakan yang
punggung dan leher
1. klien melaporkam nyeri menurunkan tekanan
3. Minimalkan aktivitas vosokontiksi
berkurang vaskuler
yang dapat meningkatkan sakit kepala
2. klien tidak meringis 3. Aktivitas yang
4. Ajarkan teknik relaksasi nafas untuk
kesakitan meningkatkan
mengurangi rasa nyeri
3. ekspresi wajah klien vosokontriksi
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam
rileks 4. Untuk meredakan dan
pemberian obat analgesik
47

mengrangi rasa nyeri.


5. Menurunkan nyeri dan
menurunkan system saraf
simpatis
intoleransi aktivitas b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji keluhan klien 1. Untuk mengidentifikasi
kelemahan umum keperawatan selama 1x 7 jam, 2. Kaji hal-hal yang tidak mampu masalah klien
Ds : klien menngatakan klien mampu melakukan dilakukan oleh klien berhubungan 2. Untuk mengetahui tingkat
badannya lemah aktivitas dengan kelemahan fisiknya. ketergantungan klien
Kriteria hasil : 3. Instruksikan pasien tentang teknik dalam memenuhi
1. klien berpartisipasi dalam penghematan energi kebutuhan
aktivitas yang diinginkan 4. Berikan dorongan untuk melakukan 3. Tehnik penghematan
2. klien melaporkan peningkatan aktivitas energi mengurangi
dalam toleransi aktivitas yang 5. Berikan bantuan sesuai kebutuhan pengurangan energi
dapat diukur 4. Kemajuan aktivitas
1. bertahap mencegah
3. Pasien dapat melakukan peningkatan kerja jantung
aktivitas sendiri tiba-tiba
5. Hanya sebatas kebutuhan
akan mendorong
kemandirian dalam
melakukan aktivitas.
48

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

Hari/Tanggal Tanda tangan dan


Implementasi Evaluasi (SOAP)
Jam Nama Perawat
kamis, 17 September 1. S : Klien mengatakan nyeri dadanya
2020 1. memantau TTD berkurang
08.00 WIB 2. Mencatat keberadaan, kualitas denyutan
Klien mengatakan tidak kesulitan lagi untuk
sentral & perifer yaitu denyut karotis,
bernafas
08.34 WIB jugularis,radialis Igo Gunawan

3. auskultasi tonus jantung dan bunyi nafas O : TTV : TD : 130/90 mmhg


08.56 WIB 4. mengamati warna kulit, kelembaban,suhu
N : 88 x/m
09.24 WIB 5. membeikan lingkungan yang tenang dan
nyaman,kurangi aktivitas/keributan RR : 24 x/m
disekitar
T : 36 oC
10.34 WIB 6. menganjurkan tehnik relaksasi
7. memantau respon terhadap obat untuk Skala nyeri : 3
mengontrop TD
A : Masalah teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan

kamis, 17 september 2. nyeri S :Klien mengatakan nyeri kepalanya


2020 1. memberikan posisi yang nyaman berkurang
08.00 WIB 2. memberikan tindakan untuk
Igo Gunawan
08.34 WIB menghilangkan sakit kepala misalnya: O : TTV : TD : 130/90 mmhg
49

ko,pres dingin pada dahi,pijat punggung N : 88 x/m


dan leher RR : 24 x/m
08.56 WIB 3. meminimalkan aktivitas vosokontiksi T : 36 oC
yang dapat meningkatkan sakit kepala
misal : membungkuk, mengejan saat A : masalah teratasi sebagian
BAB
09.24 WIB 4. Mengajarkan teknik relaksasi nafas P : intervensi dilanjutkan
dalam untuk mengurangi rasa nyeri
5. Kolaborasi dengan tim medis dalam
10.34 WIB pemberian obat analgesik

kamis, 17 september 3. intoleransi aktvitas S :- Klien mengatakan dapat makan sendiri


2020 1. Mengkaji keluhan klien yaitu : pusing Klien mengatakan mandi masih dibantu
Igo Gunawan
08.00 WIB jika duduk dan berjalan dengan anak
08.34 WIB 2. Mengkaji hal-hal yang tidak mampu O : -Terlihat pasien makan sendiri
08.56 WIB dilakukan oleh klien berhubungan Pasien masih dibantu kekamar mandi
kelemahan fisik : klien meminta bantuan A : masalah teratasi sebagian
09.24 WIB anaknyabila BAB.BAK, mandi P : Intervensi dilanjutkan
3. menginstruksikan pasien tentang teknik
10.34 WIB penghematan energi
4. memberikan dorongan untuk melakukan
aktivitas misal: makan,mandi,berjalan
5. memberikan bantuan sesuai kebutuhan
50
BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Hipertensi heart disease (HHD' adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit Jantung secara keseluruhan mulai dari left ventrikle
hyperthrophy (LVH) aritmia jantung, penyakit jantung coroner, dan penyakit
Jantung kronis, yang disebabkan karena peningkatan tekanan darah. baik secara
langsung maupun tidak langsung
4.2 Saran
Sebagai perawat diharapkan mampu s asuhan keperawatan dengan baik
terhadap penderita penyakit HHD. Oleh karena itu, perawat juga harus mampu
berperan sebagai pendidik dalam hal ini melakukan penyuluhan ataupun
memberikan edukasi kepada pasien maupun keluarga pasien terutama mengenai
tanda-tanda, penanganan dan pencegahanya.

4
53

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin, 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2.


Jakarta:EGC
(Jitwiyono& Kristiyanasari, 2012) Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktik
Klinik Edisi 6. Jakarta : EGC
(Tarigan M.H 2014).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi
Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai