Disusun Oleh:
Fla Aurelia. R
P2002023
2021
KONSEP MEDIK
A. Definisi
dapat dengan cepat menyumbat atau mengurangi aliran melalui arteri yang
menyempit. Ini dapat secara tiba-tiba dan sangat menurunkan aliran darah ke
otot jantung. Angina tidak stabil juga bisa disebabkan oleh pembekuan darah
yang menyumbat atau menyumbat sebagian pembuluh darah jantung.
Senyawa lain dalam rokok juga dapat merusak dinding arteri jantung dan
menyebabkan penyempitan. Oleh karena itu, risiko terserang penyakit
2. Diabetes
Diabetes menyebabkan dinding pembuluh darah menebal dan
3. Trombosis
Trombosis adalah bekuan darah yang dapat terbentuk di pembuluh darah
vena atau arteri. Bila terbentuk di arteri, akan menghambat aliran darah
ke jantung, sehingga meningkatkan risiko serangan jantung
lebih keras. Salah satu faktor pemicu hipertensi adalah konsumsi makanan
dengan kadar garam yang tinggi. Tekanan darah normal berkisar antara
Kolesterol terbagi dua, yaitu kolesterol baik (HDL) dan kolesterol jahat
(LDL). LDL inilah yang dapat menumpuk di dinding arteri dan memicu
penyempitan. Pada orang dewasa yang sehat, kadar LDL yang normal
dalam darah adalah kurang dari 100 mg/dL. Sedangkan bagi individu
8. Alkohol
Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan dapat merusak otot
C. Manifestasi Klinik
punggung, leher, dan rahang. Gejala lain yang dapat menyertai rasa nyeri
tersebut antara lain:
1. Pusing
2. Kelelahan
3. Mual
4. Berkeringat yang muncul berlebihan
5. Sesak napas
D. Patofisiologi
Mekanisme timbulnya angina pektoris tidak stabil didasarkan pada
berbagai zat reaktif. Dengan tidak adanya fungsi ini dapat menyababkan otot
polos berkontraksi dan timbul spasmus koroner yang memperberat
bila belum mencapai 75%. Bila penyempitan lebih dari 75% serta di picu
dengan aktifitas berlebihan maka suplai darak ke koroner akan berkurang.
sel-sel otot kembali fosforilasi oksidatif untuk membentuk energi. Pada saat
beban kerja suatu jaringan meningkat, kebutuhan oksigen juga akan
oksigen kepada jaringan. Akan tetapi jika terjadi kekakuan dan penyempitan
pembuluh darah seperti pada penderita arteriosklerosis dan tidak mampu
E. Penatalaksanaan Medik
1. Farmakologi
2) Clopidogrel
3) Ticagrelor
e. Ca- Antagonis
Dipakai pada pengobatan jangka panjang untuk mengurangi
frekwensi
serangan pada beberapa bentuk angina.
Cara kerjanya :
miokard
4) Dilatasi arteri perifer sehingga mengurangi resistensi perifer dan
menurunkan afterload.
5) Efek langsung terhadap jantung yaitu dengan mengurangi denyut,
2. Pembedahan
tetap terbuka.
b. Coronary artery bypass
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. EKG
2. Echocardiogram
Untuk menemukan letak kerusakan otot jantung dan area jantung yang
yang cukup.
5. CT Scan
6. EKG treadmill
Tujuan pemeriksaan ini sama dengan EKG, tetapi dilakukan saat pasien
sedang beraktivitas.
7. Kateterisasi Jantung
8. MRI Cardiac
Untuk mengetahui struktur jantung dan pembuluh darah
G. Komplikasi
2. Aritmia
Aritmia perlu diobati bila menyebabkan gangguan hemodinamik. Aritmia
3. Gagal jantung
Kondisi saat pompa jantung melemah, sehingga tidak mampu
mengalirkan
darah yang cukup ke seluruh tubuh.
4. Syok Cardiogenik
Sindroma kegagalan memompa yang paling mengancam dan
5. Perikarditis
Sering ditemukan dan ditandai dengan nyeri dada yang lebih berat pada
H. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Keluhan utama yang biasa terjadi pada pasien dengan angina tidak
stabil yaitu nyeri dada substernal atau retrosternal dan menjalar ke
leher, daerah interskapula atau lengan kiri, serangan atau nyeri yang
dirasakan tidak memiliki pola, bisa terjadi lebih sering dan lebih
dirasakan tidak memiliki pola, bisa terjadi lebih sering dan lebih
berat, serta dapat terjadi dengan atau tanpa aktivitas. Biasanya
disertai
sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul keringat dingin, palpitasi,
dan dizzines.
c. Riwayat Kesehatan Dahulu
3. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Keadaan umum klien mulai pada saat pertama kali bertemu dengan
klien dilanjutkan mengukur tanda-tanda vital. Kesadaran klien juga
1) Kepala
Pusing, berdenyut selama tidur atau saat terbangun, tampak
2) Leher
Tampak distensi vena jugularis, terdapat atau tidak nyeri pada
leher
3) Thorak
4) Abdomen
Terdapat nyeri/rasa terbakar epigastrik, bising usus
normal/menurun
5) Ekstermitas
RENCANA KEPERAWATAN
Black. J.M & Hawks. J.H. (2014). Keperawatan Medikal Bedah Manajemen Klinis untuk
Hasil yang Diharapkan. Edisi 8. Buku 3. Singapore. Elsevier. ISBN: 978-981-
2729-78-1
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. Edisi 1. Cetakan 3. Jakarta: Dewan pengurus Pusat
PPNI. ISBN 978-602-18445-6-4.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: Dewan pengurus Pusat
PPNI. ISBN 978-602-51680-0-0
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1. Cetakan 2. Jakarta: Dewan pengurus Pusat
PPNI. ISBN 978-602-18445-9-5.