DI SUSUN OLEH :
NAMA : Budi Sanjaya
NIM : 4006160028
CI AKADEMIK
( )
A. PENGERTIAN
B. ETIOLOGI
Kista coledocal lebih lazim terjadi pada wanita dari pada pria (4 : 1). Gejala yang
lazim disebut classic symptom compleks diuraikan pada manifestasi klinik.
C. MANIFESTASI KLINIS
Pada kista duktus koledokus, mukosa duktus biliaris menunjukkan adanya erosi,
deskuamasi epitel dan hiperplasia papilary dengan regenerasi atipik. Displasia
mukosaduktus biliaris tanpa karsinoma juga kerap ditemui. Perubahan metaplasia
seperti selmucous, sel goblet dan sel Panet juga ditemui. Hiperplasia dan
metaplasia meningkat seiring usia dan dapat menjadi karsinoma pada usia
dewasa. Perubahan ini dapat ditemui pada semua tipe kista duktus koledokus.
Eksisi kista merupakan terapi definitif yang terpilih untuk kista duktus koledokus
karena tingginya morbiditas dan tingginya resiko terjadinya karsinoma setelah
drainase interna. Bervariasi pendekatan telah diusahakan sejak dahulu untuk
penanganan pembedahan mulai dari
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Pemeriksaan laboratorium
b. Pemeriksaan Radiologi
I. PENGERTIAN
Kolangitis adalah suatu infeksi bakteri akut pada sistem saluran empedu.
Charcot ditahun 1877 menjelaskan tentang keadaan klinis dari kolangitis,
sebagai trias, yaitu demam, ikterus dan nyeri abdomen kuadran kanan atas, yang
dikenal dengan ’’Charcot triad’’. Charcot mendalilkan bahwa ’’empedu
stagnan’’karena obstruksi saluran empedu menyebabkan perkembangan
kolangitis
II. ETIOLOGI
A. Kolangitis dapat disebabkan oleh berbagai keadaan patologis yang
semuanya akan berakhir dengan statis aliran empedu dan akhirnya terjadi
infeksi
B. Choledocholitiasis
C. Striktur bilier sistem
D. Neoplasma pada sistem bilier
E. Parasit cacing Ascaris
Pankreatitis kronis
F. Tumor pancreas
G. HIV/AIDS
III. MANIFESTASI KLINIS
a. Hampir selalu pada pasien kolangitis akut didapatkan ikterus dan disertai
demam kadang kadang menggigil
b. Sering kali didapatkan nyeri hebat di epigastrium atau perut kanan atas
karena adanya batu koledokus
c. Mual, muntah, diare, berat badan menurun
IV. PATOFISIOLOGI
Faktor utama dalam patogenesis dari cholangitis akut adalah obstruksi saluran
bilier, peningkatan tekanan intraluminal, dan infeksi saluran empedu. Saluran
bilier yang terkolonisasi oleh bakteri namun tidak mengalami pada umumnya
tidak akan menimbulkan cholangitis. Saat ini dipercaya bahwa obstruksi saluran
bilier menurunkan pertahanan antibakteri dari inang. Walaupun mekanisme
sejatinya masih belum jelas, dipercaya bahwa bakteria memperoleh akses
menuju saluran bilier secara retrograd melalui duodenum atau melalui darah
dari vena porta. Sebagai hasilnya, infeksi akan naik menuju ductus hepaticus,
menimbulkan infeksi yang serius. Peningkatan tekanan bilier akan mendorong
infeksi menuju kanalikuli bilier, vena hepatica, dan saluran limfatik perihepatik,
yang akan menimbulkan bacteriemia (25%-40%). Infeksi dapat bersifat
supuratif pada saluran bilier.
Saluran bilier pada keadaan normal bersifat steril. Keberadaan batu pada
kandung empedu (cholecystolithiasis) atau pada ductus choledochus
(choledocholithiasis) meningkatkan insidensi bactibilia. Organisme paling
umum yang dapat diisolasi dalam empedu adalah Escherischia coli (27%),
Spesies Klebsiella (16%), Spesies Enterococcus (15%), Spesies Streptococcus
(8%), Spesies Enterobacter (7%), dan spesies Pseudomonas aeruginosa (7%).
Organisme yang ditemukan pada kultur darah sama dengan yang ditemukan
dalam empedu. Patogen tersering yang dapat diisolasi dalam kultur darah adalah
E coli (59%), spesies Klebsiella (16%), Pseudomonas aeruginosa (5%) dan
spesies Enterococcus (4%). Sebagai tambahan, infeksi polimikrobial sering
ditemukan pada kultur empedu (30-87%) namun lebih jarang terdapat pada
kultur darah (6-16%).
Saluran empedu hepatik bersifat steril, dan empedu pada saluran empedu tetap
steril karena terdapat aliran empedu yang kontinu dan keberadaan substansi
antibakteri seberti immunoglobulin. Hambatan mekanik terhadap aliran empedu
memfasilitasi kontaminasi bakteri. Kontaminasi bakteri dari saluran bilier saja
tidak menimbulkan cholangitis secara klinis; kombinasi dari kontaminasi
bakteri signifikan dan obstruksi bilier diperlukan bagi terbentuknya cholangitis.
Tekanan bilier normal berkisar antara 7 sampai 14 cm. Pada keadaan bactibilia
dan tekanan bilier yang normal, darah vena hepatica dan nodus limfatikus
perihepatik bersifat steril, namun apabila terdapat obstruksi parsial atau total,
tekanan intrabilier akan meningkat sampai 18-29 cm H2O, dan organisme akan
muncul secara cepat pada darah dan limfa. Demam dan menggigil yang timbul
pada cholangitis merupakan hasil dari bacteremia sistemik yang ditimbulkan
oleh refluks cholangiovenososus dan cholangiolimfatik.
Nyeri
2 Gangguan pada Gangguan
DS : empedu pemenuhan
- Klien mengatakan menyebabkan kebutuhan nutrisi
tidak nafsu makan, berkurangnya
terasa mual. jumlah bilirubin
direk duedenum
DO : sehingga suasana
- - Porsi makan habis duedenum menjadi
½ porsi asam.
- -Klien lemah dan
lemas Mengiritasi
- BB menurun duedenum
Impuls iritatif ke
otak
Merangsang medula
vomiting centre
Mual
3 intoleransi
aktifitas
Produksi
DS : metabolisme
- -Klien mengatakan menurun
badan terasa lemas,
hanya dapat duduk Energi berkurang
dan tidur saja.
Lemas dan lemah
DO :
- - Klien tampak Intoleransi aktifitas
lemah dan lemas.
- - Klien hanya
tampak duduk dan
berbaring
- Aktifitas klien
dibantu
4
cemas
Kurang pengetahuan
pasien tentang
penyakitnya dan
DS : proses
- -Klien mengatakan penyembuhan
tentang penyakitnya
dan proses Merupakan stressor
pengobatannya bagi pasien
d. Masalah keperawatan
f. Intervensi keperawatan
DIAGNOSA PERENCANAAN
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
1 2 3 4
- Dengan istirahat
mengurangi rasa
- Anjurkan
nyeri pada klien.
untuk istirahat
- Klien tampak
segar
- Tawarkan - Makan sedikit
- BB menurun makan sedikit tapi sering
tapi sering mencegah
terjadinya mual
- Higiene mulut
yang baik dapat
- Pertahankan
meningkatkan
higiene mulut
nafsu makan.
yang baik.
- Penggunaan
vitamin dalam
- Ajarkan tubuh bertujuan
pentingnya dalam pertahanan
untuk stamina tubuh dan
menggunakan mempercepat
bentuk vitamin proses
larut dalam penyembuhan.
atau lemak
- Konsul dengan
dokter bertujuan
untuk mengetahui
cara yang tepat
- Konsul dengan
untuk mengatasi
dokter bila
masalah guna
klien tidak
tercapainya
mengkosumsi
kebutuhan nutrisi.
nutrien yang
cukup.
intoleransi aktifitas Jangka pendek -Anjurkan untuk - Membetasi
berhubungan membatasi aktifitas bertujuan
(1x24 jam).
dengan produksi aktifitas untuk
metabolisme - Dapat melakukan menimalkan
menurun ditandai aktifitas penggunaan
dengan klien sederhana sendiri energi yang tidak
tampak lemah. penting.
- Klien tampak
lebih segar - Menghemat
- Anjarkan klien
energi dapat
- Dapat melakukan bagaimana
membantu atau
aktifitas secara menghemat
mengobtrol
mandiri energi secara
penggunaan
tepat
energi supaya
tidak terjadi
pengeluaran
energi yang
percuma.
- Ajarkan -Dengan
pentingnya mengajarkan
pemasukan pentingnya nutrisi
nutrisi dalam dalam
pembentukan pembentukan
ATP ATP, dapat
membantu
perbaikan status
nutrisi klien
untuk proses
penyembuhan.
-Anjurkan klien
dibantu dalam
- Membantu klien
melakukan
dalam melakukan
aktifitas yang
aktifitas yang
berat.
berat untuk
mengurangi
pemborosan
- Anjurkan
energi.
untuk
mendekatkan -Aktifitas yang
alat atau tidak terlalu berat
barang yang meminimalkan
dibutuhkan penggunaan
supaya tidak energi yang
beraktifitas berlebihan.
terlalu berat.
- Istihat yang
adekuat dapat
- Menjelaskan meminimalkan
pentingya penggunaan
untuk istirahat energi yang
adequat dan berlebihan.
menghindari
aktifitas yang
melelahkan. -Pronkin dapat
membangun sel-
sel yang rusak
- Menjelaskan dan berperan
pentingnya dalam proses
diet tinggi penyembuhan,
protein dan sedangkan lemak
kalori serta dapat
rendah lemak. mengakibatkan
penurunan fungsi
hati.
-Dengan
mengetahui
tanda-tanda
gejala komplikasi
secara diri dapat
mengurangi
- Mengajarkan
keadaan kondisi
klien atau
yang lebih buruk.
keluarga untuk
mempertahank
an dan
melaporkan
tanda dan
gejala
komplikasi.