M
DENGAN DIAGNOSA MEDIS VULNUS COMBUSTION
DISISTEM INTEGUMEN
Disusun Oleh :
Nama : Julius
NIM : 2018.C.10a.0973
Semester V/Tingkat III B
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1
Keperawatan, Pembimbing Akademik
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan.................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Konsep Penyakit................................................................................................4
2.1.1 Definisi................................................................................................................4
2.1.2 Anatomi Fisiologi..............................................................................................4
2.1.3 Etiologi................................................................................................................6
2.1.4 Klasifikasi...........................................................................................................8
2.1.5 Patofisiologi (Patway).....................................................................................11
2.1.6 Manifestasi Klinis (Tanda dan Gejala)..........................................................14
2.1.7 Komplikasi........................................................................................................14
2.1.8 Pemeriksaan Penunjang..................................................................................15
2.1.9 Penatalaksaan Medis.......................................................................................16
2.2 Manajemen Asuhan Keperawatan.................................................................17
2.2.1 Pengkajian.........................................................................................................17
2.2.2 Diagnosa Keperawatan....................................................................................20
2.2.3 Intervensi Keperawatan...................................................................................20
2.2.4 Implementasi Keperawatan.............................................................................24
2.2.5 Evaluasi Keperawatan.....................................................................................25
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................25
3.1 Pengkajian............................................................................................................25
3.2 Tabel Analisa Data..............................................................................................34
3.3 Rencana Keperawatan........................................................................................40
3.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan........................................................46
BAB IV PENUTUP..............................................................................................64
4.1 Kesimpulan..........................................................................................................64
4.2 Saran.....................................................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................67
LAMPIRAN
SAP
LEAFLET
JURNAL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka bakar adalah cedera terhadap jaringan yang disebabkan oleh kontak
terhadap panas kering (api), panas lembab (uap atau cairan panas), kimiawi
(seperti bahan-bahan korosif), bahan-bahan elektrik (arus listrik atau lampu),
friksi, atau energi elektromagnetik dan radiam. Luka bakar merupakan satu jenis
trauma yang memiliki morbiditas dan mortalitas yang tinggi sehingga
memerlukan perawatan yang khusus mulai fase awal hingga lanjut (Hatta, 2015).
Kulit yang mengalami luka bakar akan menyebabkan kerusakan pada bagian
epidermis, dermis, maupun jaringan subkutan. Derajat keparahan tergantung
faktor penyebab dan lamanya kulit kontak dengan sumber panas. Luka bakar yang
dalam dapat menyebabkan kerusakan atau kematian pada sel kulit. Prinsip
penanganan dalam penyembuhan luka bakar antara lain pencegahan infeksi
sekunder, memacu pembentukkan jaringan kolagen dan mengupayakan agar sisa-
sisa sel epitel dapat berproliferasi sehingga menutup permukaan luka.
Prevalensi Badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2012 secara global luka
bakar termasuk dalam peringkat ke 15, penyebab utama kematian terjadi pada
anak-anak dan dewasa muda yang berusia 5-29 tahun. Angka mortalitas akibat
trauma luka bakar sekitar 195.000 jiwa pertahun. Setiap tahun di Indonesia
hampir 1 juta anak meninggal karena kecelakaan, kecelakaan yang biasa nya
terjadi adalah jatuh, terbakar, dan tenggelam. Berdasarkan data unit luka bakar
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), pasien dengan luka bakar akut yang
di rujuk pada tahun 2010 sebanyak 143 orang pasien. Dari 50 orang pasien, 24
orang pasien (48%) meninggal dan 26 orang pasien (52%) dapat diselamatkan.
(Purnama, Huriatul, Wiwik, 2013).
Penyembuhan luka secara perdefinisi adalah perbaikan atau penyusunan
kembali jaringan/organ yang rusak, terutama kulit. Adanya luka akan mengaktifka
n proses sistemik yang merubah fungsi fisiologi yang dapat melampaui kondisi
lokal pada daerah yang mengalami luka. Penyembuhan luka pada kulit merupakan
kondisi yang kompleks, mencakup berbagai respon terhadap cedera. Secara umum
penyembuhan luka menunjukkan respon organisme terhadap kerusakan fisik
1
2
4
5
2.1.3 Etiologi
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara
langsung maupun tidaklangsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak
terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari
matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapatmenyebabkan luka bakar. Secara
garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi :
1. Paparan Api
7
2.1.4 Klasifikasi
1. Berdasarkan penyebab :
1. Luka bakar karena api
2. Luka bakar karena air panas
3. Luka bakar karena bahan kimia
4. Luka bakar karena listrik
5. Luka bakar karena radiasi
6. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar :
berkurangnya volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi
penurunan tekanan darah. Sebagai respon, system saraf simpatik akan melepaskan
kotekolamin yang meningkatkan vasokontriksi dan frekuensi denyut nadi.
Selanjutnya vasokontriksi pembuluh darah perifer menurunkan curah jantung.
13
14
Luka Bakar
oleh darah okulta dalam feces, regurgitasi muntahan atau vomitus yang
berdarah, ini merupakan tanda-tanda ulkus curling.
5. Syok sirkulasi
Terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik yang
terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya biasanya
pasien menunjukkan mental berubah, perubahan status respirasi,
penurunan pengeluaran urine, perubahan pada tekanandarah, curah
jantung, tekanan vena sentral dan peningkatan frekuensi denyut nadi.
6. Gagal ginjal akut
Pengeluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi
cairan yang tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin
terdektis dalam urine.
5. Natrium Urin
Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan, kurang dari
10 mEq/L menduga ketidakadekuatan cairan.
6. Alkali Fosfat
Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan
interstisial atau gangguan pompa, natrium.
7. Glukosa Serum
Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress
8. Albumin Serum
Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan
9. BUN atau Kreatinin
Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal, tetapi
kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan
10. Loop aliran volume
Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasna cedera
11. EKG
Untuk mengetahui ada tanda iskemia miokardial atau distritmia.
12. Fotografi Luka Bakar
Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.
adalah terapi cairan, fisioterapi dan psikiatri. Pasien dengan luka bakar
memerlukan obat-obatan topical. Pemberian obat-obatan topical anti microbial
bertujuan tidak untuk mensterilkan luka akan tetapi akan menekan pertumbuhan
mikroorganisme dan mengurangi kolonisasi, dengan memberikan obat-obatan
topical secara tepat dan efektif dapat mengurangi terjadinya infeksi luka dan
mencegah sepsis yang sering kali masih menjadi penyebab kematian pasien.
Tanda (dengan cedera luka lebih dari 20% APTT) : hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang; vasokontriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok
listrik); takikardia (syok/ansietas/nyeri); distrimia (syok listrik);
pembentukan oedema jaringan (semua luka bakar).
3. Persyarafan (B3 : Brain)
Kesadaran pasien compos mentis, area kebas, kesemutan, perubahan
orientasi, afek, perilaku, penurunan refleks tendon dalam (RTD) pada
cedera ekstremitas, aktifitas kejang (syok listrik), laserasi korneal,
kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik),
ruptur membran timpanik (syok listrik), paralisis (cidera listrik pada
aliran saraf), nyeri.
4. Perkemihan (B4 : Bladder)
Penurunan haluaran urin, perubahan warna urin hitam kemerahan bila
terjadi mioglobin mengindikasikan kerusakan otot dalam diuresis.
5. Pencernaan (B5 : Bowel)
Pada pasien biasanya tidak nafsu makan atau mungkin terjadi mual
muntah dan kadang disertai penurunan berat badan.
6. Tulang, otot dan integument (B6 : Bone)
Membrane mukosa, kulit berkeringat dan gatal (pruritus), oedema
perifer dan kerusakan kulit dan dapat menyebabkan penurunan
kekuatan otot. Adapun pemeriksaan pada pasien Vulnus Combustio,
yaitu :
a. Kedalaman Luka Bakar
Kedalamaam Luka Bakar dapat dikelompokkan menjadi 3 macam,
yaitu luka bakar derajat I, derajat II, dan derajat III. Dengan ciri-ciri
yang telah diuraikan diatas.
b. Lokasi/area luka
Luka bakar yang mengenai tempat-tempat tertentu memerlukan
perhatian khusus, oleh akibatnya dapat menimbulkan berbagai
masalah serius. Seperti, jika luka bakar mengenai daerah wajah,
20
leher dan dada dapat menganggu jalan napas dan ekspansi dada yang
diantaranya disebabkan karena edema pada laring.
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul :
2.2.2.1 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Sekresi yang
tertahan (D.0001) Hal 18
2.2.2.2 Hipertermia berhubungan dengan Terpapar lingkungan panas (D.0130)
Hal 284
2.2.2.3 Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera kimiawi (D.0077) Hal
172
2.2.2.4 Hipovolemia berhubungan dengan Peningkatan permeabilitas kapiler
(D.0023) Hal 62
2.2.2.5 Defisit Nutrisi berhubungan dengan Kurangnya asupan makanan (D.0019)
Hal 56
2.2.2.6 Gangguan Integritas Kulit/Jaringan berhubungan dengan Suhu lingkungan
yang ekstrem (D.0129) Hal 282
Intervensi Rasional
1. Monitor frekuensi, irama, 1. Untuk mengetahui indikasi adanya
kedalaman dan upaya napas perubahan kedalaman dan upaya
2. Monitor pola napas pernapasan.
3. Monitor kemampuan batuk efektif 2. Mempertahankan jalan napas agar
4. Monitor adanya produksi sputum mengetahui perkembangan status
5. Ajarkan teknik batuk efektif kesehatan pasien dan mencegah
6. Atur interval pemantauan respirasi komplikasi lanjutan.
21
Intervensi Rasional
1. Identifikasi penyebab hipertemia 1. Mengetahui indikasi adanya
(mis. dehidrasi, terpapar lingkungan penyebab terjadinya hipertemia.
panas) 2. Mempertahankan suhu tubuh agar
2. Monitor suhu tubuh tetap pada rentang normal.
3. Monitor komplikasi akibat 3. Untuk mengetahui terjadinya
hipertermia komplikasi penyakit lainnya.
4. Sediakan lingkungan yang dingin 4. Membantu klien merasa nyaman
5. Ganti linen setiap hari atau lebih dan sesuai dengan keinginnan klien
sering jika mengalami 5. Membantu membuat klien merasa
hiperhidrosis (keringat berlebihan) nyaman dan tenang dengan
6. Lakukan pendinginan eksternal kondisinya
(mis. selimut hipotermia atau 6. Untuk membantu meredakan rasa
kompres dingin pada dahi, leher, panas yang diderita
dada, abdomen, aksilla) 7. Bekerja sama dalam membantu
7. Kolaborasi pemberian cairan dan pemenuhan cairan dan elektrolit
elekrolit intravena, jika perlu klien agar terpenuhi.
22
Diagnosa III : Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera Agen pencedera
kimiawi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x7 jam rasa nyeri
teratasi atau terkontrol
Kriteria hasil :
- Keluhan nyeri menurun
- Meringis menurun
- Gelisah menurun
- Skala Nyeri 0 (1-10)
- Klien dapat rileks
Intervensi Rasional
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Selalu memantau perkembangan
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
nyeri 2. Untuk mengetahui skala nyeri
2. Identifikasi skala nyeri yang dirasakan pasien
3. Identifikasi faktor yang 3. Mencari tahu faktor memperberat
memperberat dan memperingan dan memperingan nyeri agar
nyeri mempercepat proses kesembuhan.
4. Kontrol lingkungan yang 4. Memberikan kondisi lingkungan
memperberat rasa nyeri. yang nyaman untuk membantu
5. Berikan teknik nonfarmakologis meredakan nyeri
6. Ajarkan teknik nonfarmakologis 5. Salah satu cara mengurangi nyeri
untuk mengurangi rasa nyeri 6. Agar klien atau keluarga dapat
7. Kaloborasi dengan dokter pemberian melakukan secara mandiri ketika
analgetik, jika perlu. nyeri kambuh
7. Bekerja sama dengan dokter
dalam pemberian dosis obat
Intervensi Rasional
1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia 1. Agar menngetahui frekuensi nadi,
2. Monitor intake dan output cairan volume cairan dan tekanan darah
3. Berikan posisi Modified apakah meningkat/menurun
Trendelenburg 2. Mengetahui jumlah cairan masuk
4. Anjurkan memperbanyak asupan dan keluar.
cairan oral 3. Mengetahui terhadap peningkatan
5. Kolaborasi pemberian cairan IV tekanan darah pada pasien syok
isotonis (mis. Nacl, RL) hipovolemik
4. Membantu mengatur suhu tubuh,
aliran darah dan menjaga
kelembapan serta tekstur kulit.
5. Berkolaborasi dengan tenaga
kesehatan lainnya dalam
pemberian cairan Intravaskular
tubuh, dalam mengganti
kehilangan elektrolit, dan juga
memberikan obat-obattan
Intervensi Rasional
1. Identifikasi status gizi 1. Mengetahui status nutrisi klien
2. Identifikasi makanan yang disukai 2. Untuk mengetahui makanan yang
3. Identifikasi kebutuhan kalori dan disukai
jenis nutrien 3. Meningkatkan berat badan klien
4. Sajikan makanan secara menarik 4. Untuk menambah daya nafsu klien
dan suhu yang sesuai 5. Untuk mencerna makanan dengan
5. Anjurkan posisi duduk pada saat baik
makan, jika mampu 6. Bekerja sama dalam pemberian
6. Kolabrasi dengan ahli gizi untuk makanan sesuai dengan
menentukan jumlah kalori dan jenis kebutuhan klien untuk
nutrien yang dibutuhkan jika perlu mendapatkan hasil yang maksimal
24
Intervensi Rasional
1.Monitor karaktristik luka (mis. 1. Untuk mengetahui karaterisik luka
drainase, warna, ukuran, bau) 2. Untuk mengetahui tandan dan gejala
2. Monitor tanda-tanda infeksi infeksi
3. Lepaskan balutan dan plester 3. Untuk membuat klien tidak merasakan
secara perlahan sakit ketika melepaskan balutan/plester
4. Bersihkan dengan cairan Nacl 4. Untuk membantu mencegah terjadinya
atau pembersihan nontoksik, infeksi
sesuai kebutuhan 5. Untuk mencegah terjadinya infeksi
5. Pertahankan teknik steril saat 6. Untuk memperhalus kulit dan
melakukan perawatan luka meregenerasi kulit
6. Berikan salep yang sesuai 7. Untuk membantu klien agar kulit klien
dikulit/lesi tidak lembab
7. Jadwalkan perubahan posisi 8. Bekerja sama dalam pemberian obat
setiap dua jam atau sesuai kondisi dengan tenaga medis lain.
pasien
8. Kolaborasi dalam pemberian
antibiotik
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Pasien
Pada saat dilakukan pengkajian pada hari Kamis, 29 Oktober 2020 pukul
11.00 WIB pada Tn. M jenis kelamin Laki-laki, berusia 57 Tahun, suku
Jawa/Indonesia, Agama Kristen, Pekerjaan Buruh Tani, Pendidikan Sekolah
Dasar, status perkawinan sudah menikah, alamat Jl. RTA Miliono Km 9,5 Masuk
Rumah Sakit dr. Doris Sylvanus Palangka Raya pada tanggal 28 Oktober 2020
dengan Diagnosa Medis Vulnus Combustio.
25
26
KETERANGAN:
= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Hubungan keluarga
= Pasien
= Tinggal serumah
3. Tanda-tanda Vital :
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, Tekanan darah 120/90 mmHg,
Nadi 87x/menit, Pernapasan 26x/menit dan Suhu 39,50C.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
4. Pernapasan (Breathing)
Respirasi 26x/menit, suara napas vesikuler, terdapat suara napas
tambahan wheezing, pasien tidak perokok pola napas pasien tidak
teratur (Tachypnea), pasien batuk dan berdahak warna putih, bentuk
dada dan pergerakan dada simetris, irama pernapasan tidak teratur, tipe
pernafasan dada dan perut, terpasang Oksigen nasal kanul 2 Lpm.
Masalah keperawatan : Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
5. Cardiovasculer (Bleeding)
Tekanan darah : 120/90 mmHg, Nadi 87x/menit dan teraba kuat, suara
jantung normal S1 S2 tunggal, CRT < 2 detik, tidak sianosis, akral teraba
hangat.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
6. Persyarafan (Brain)
Penilaian kesadaran pada Tn. M di dapatkan nilai. GCS : 15 dimana E : 4
(membuka mata spontan), V : 5 (orientasi baik), M : 6 (mengikuti
perintah). Kesadaran Compos menthis, Pupil isokor reflex cahaya positif
dan kiri positif. Nyeri terdapat pada bagian dada, leher, punggung dan
kedua tangan. Uji 12 saraf kranial : Nervus Kranial I : (Olfaktrius) klien
dapat membedakan bau parfum dengan minyak kayu putih. Nervus
Kranial II : (Optikus) Klien dapat melihat dengan jelas. Nervus Kranial
III : (Okulomotorius) pasien dapat menggerakan bola mata ke atas dan ke
28
4. Kognitif :
31
Klien mengetahui tentang penyakit yang diderita nya dan ingin lekas
sembuh kembali.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
5. Konsep diri (Gambaran diri, ideal diri, identitas diri, harga diri, peran):
Gambaran diri : Pasien seorang yang sakit yang perlu perawatan
Ideal diri : Ada minta untuk sembuh
Identitas Diri : Seorang Bapa dari keempat anaknya
Peran diri : Sebagai Bapa perannya selama di rumah sakit pasien
mengatakan tidak bisa melakukan apa-apa karena masih sakit
Harga diri : pasien tidak merasa malu dengan keadaanya sekarang
Masalah Keperawatan : Tidak ada Masalah Keperawatan
6. Aktivitas Sehari-hari
Sebelum sakit klien dapat beraktivitas secara mandiri namun sesudah
sakit aktivitas di batasi keluarga.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
8. Nilai-Pola Keyakinan
Klien meyakini dirinya akan sembuh. Klien dan keluarganya
“mengatakan bahwa tidak ada tindakan medis yang bertentangan
dengan keyakinan yang dianut”.
3.1.5 Sosial-Spritual
1. Kemampuan berkomunikasi
Klien berkomunikasi dengan baik.
32
Julius
Tidak Efektif
3. Ds : Jaringan kulit terbuka Gangguan Integritas
Kulit/Jaringan
- Klien mengatakan
Kehilangan barrier
nyeri dan kebas pada
kulit
area luka.
Do :
Pembuluh darah
- Terdapat bula pada
terbuka
daerah leher, dada,
punggung, dan kedua
Suhu lingkungan yang
tangan klien
ekstrem
- Sebagian bula ada
yang pecah dan
Gangguan Integritas
terkelupas
Kulit/Jaringan
- Pada area luka yang
terdapat bula
berwarna kehitaman
- Kulit klien nampak
kasar dan sebagian
terdapat lepuhan pada
area luka
4. Ds : Peningkatan Hipertermia
permeabilitas kapiler
- Klien mengatakan
suhu tubuh yang
Suhu tubuh diatas
panas.
nilai normal
Do :
- Klien nampak sulit
tidur
Kulit kemerahan
- Kulit klien terasa
panas (Terasa seperti
Terpapar lingkungan
terbakar)
panas
- Klien nampak pucat
- Klien nampak
Hipertermia
mengigil
- Suhu tubuh diatas
normal S : 39,50C
5. Ds : Jaringan kulit terbuka Risiko Infeksi
- Klien mengatakan
Ketidakadekuatan
terdapat luka pada
pertahanan tubuh
area leher, dada,
primer
punggung dan kedua
lengan.
Kerusakan integritas
Do :
kulit
- Pada area luka klien
kulit tampak adanya
Risiko Infeksi
bula, menghitam,
sebagian ada yang
pecah dan
36
terkelupas
- Hasil laboratorium
WBC menunjukkan
(11.000mcL)
- TTV :
TD : 120/90mmHg
N : 87x/menit
RR : 26x/menit
S : 39,50C
PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera kimiawi yang ditandai
dengan klien mengatakan nyeri pada area luka, akibat tersiram kuah
bakso panas, kulit terasa seperti terbakar, luka pada bagian leher, dada,
dan kedua lengan, skala Nyeri 7, muncul sekitar 1-2 menit, klien nampak
meringis, luka tipe derajat II, klien nampak gelisah, TTV : TD 120/90
mmHg, N : 87x/menit, RR : 26x/menit, S : 39,50C
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan Sekresi yang
tertahan ditandai dengan klien mengeluhkan sesak napas, suara napas
vesikuler, terdapat wheezing, klien batuk dan berdahak warna putih
kental, irama pernapasan tidak teratur, tipe pernapasan dada dan perut,
RR : 26x/menit
3. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan berhubungan dengan Suhu lingkungan
yang ekstrem ditandai dengan klien mengatakan nyeri dan kebas pada
area luka, terdapat bula pada daerah leher, dada, punggung, dan kedua
tangan klien, sebagian bula ada yang pecah dan terkelupas, pada area luka
yang terdapat bula berwarna kehitaman, kulit klien nampak kasar dan
sebagian terdapat lepuhan pada area luka.
2. Bersihan Jalan Napas Tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor frekuensi, irama, 1. Untuk mengetahui indikasi
Efektif berhubungan dengan keperawatan selama 1 × 7 kedalaman dan upaya napas adanya perubahan kedalaman
Sekresi yang tertahan Jam diharapkan Jalan napas 2. Monitor pola napas 2. Mempertahankan jalan napas
ditandai dengan klien kembali paten dan tidak ada agar mengetahui perkembangan
mengeluhkan sesak napas, sekresi. Kondisi klien membaik status kesehatan pasien dan
suara napas vesikuler, dengan kriteria hasil : mencegah komplikasi lanjutan.
terdapat wheezing, klien - Pernapasan dalam rentan 3. Monitor kemampuan batuk 3. Melatih untuk batuk secara
batuk dan berdahak putih normal (RR : 14-20x/menit) efektif efektif, untuk membersihkan
kental, irama pernapasan - Wheezing menurun menjadi laring, trakea, dan bronkiolus dari
tidak teratur, tipe (5) sekret atau benda asing di jalan
pernapasan dada dan perut, - Produksi sputum menurun napas
RR : 26x/menit menjadi (5) 4. Ajarkan teknik batuk efektif 4.Teknik batuk efektif dapat
- Pola napas membaik menjadi mengurangi sesak napas karena
(5) dikeluarkannya sekresi dari
saluran napas.
5. Atur interval kemampuan 5. Membantu mengetahui
respirasi sesuai kondisi klien perkembangan respirasi
pernapasan sesuai kondisi klien
6. Jelaskan tujuan dan prosedur 6. Menjelaskan teknik batuk efektif
pemantauan dapat mengurangi sesak napas
karena dikeluakkanya
sekret/sputum dari saluran napas
Nama Pasien : Tn. M
Ruang Rawat : Sistem Integumen
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
3. Gangguan Integritas Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor karakteristik luka (mis. 1. Untuk mengetahui karateristik
Kulit/Jaringan berhubungan keperawatan selama 1 × 7 drainase, warna, ukuran, bau) luka
dengan Suhu lingkungan Jam diharapkan Keutuhan kulit 2. Monitor tanda-tanda infeksi 2. Untuk mengetahui tanda dan
yang ekstrem ditandai klien membaik dengan kriteria gejala infeksi
41
dengan klien mengatakan hasil : 3. Lepaskan balutan dan plester 3. Untuk membuat klien tidak
nyeri dan kebas pada area - Skala nyeri yang klien secara perlahan merasakan sakit ketika
luka, terdapat bula pada rasakan dapat menurun (6) melepaskan balutan/plester
daerah leher, dada, - Kerusakan jaringan klien 4. Bersihkan dengan cairan NaCl 4.Untuk membantu mencegah
punggung, dan kedua menurun menjadi (5) atau pembersihan non toksik, terjadinya infeksi
tangan klien, sebagian bula - Kerusakan lapisan kulit klien sesuai kebutuhan
ada yang pecah dan menurun menjadi (5) 5. Pertahankan teknik steril saat 5. Untuk mencegah terjadi infeksi
terkelupas pada area luka melakukan perawatan luka
yang terdapat bula berwarna 6. Berikan salep yang sesuai 6. Untuk memperhalus kulit dan
kehitaman, kulit klien dikulit/lesi meregenerasi kulit
nampak kasar dan sebagian 7. Jadwalkan perubahan posisi 7. Untuk membantu klien agar kulit
terdapat lepuh pada area setiap dua jam atau sesuai kondisi klien tidak lembab
luka. pasien
8. Kolaborasi pemberian antibiotik 8. Bekerja sama dalam pemberian
obat dengan tenaga medis lain
- Suhu kulit tidak panas 5. Ganti linen setiap hari atau lebih 5. Membantu membuat klien
dengan rentang nilai (5) sering jika mengalami merasa nyaman dan tenang
hiperhidrosis (keringat berlebihan) dengan kondisi nya
6. Lakukan pendinginan eksternal 6. Untuk membantu meredakkan
(mis. selimut hipotermia atau rasa panas yang diderita
kompres dingin pada dahi, leher,
dada, abdomen, aksilla)
7. Kolaborasi pemberian cairan dan 7. Bekerja sama dalam membantu
elektrolit intravena pemenuhan cairan dan elektrolit
klien agar terpenuhi
terkelupas, hasil pemeriksaan 5. Jelaskan tanda dan gejala infeksi 5. Untuk membantu klien dalam
laboratorium WBC pemahaman mengenai infeksi
menunjukkan (11.000 mcL) 6. Ajarkan cara mencuci tangan 6. Agar mengetahui cara mencuci
TTV : TD : 120/90 mmHg, N yang benar tangan yang benar
: 87x/menit, RR : 26x/menit,
S : 39,50C
efektif
- Klien masih batuk berdahak
- Teknik batuk efektif dapat
mengurangi sesak napas karena
dikeluarkannya sekret/sputum
dari saluran napas
CATATAN PERKEMBANGAN I
51
Diagnosa 3 S: -
1. Memonitor karakteristik luka (mis. O :
drainase, warna, ukuran, bau) - Masih ada perdarahan
2. Memonitor tanda-tanda infeksi - Masih nampak adanya kemerahan
3. Melepaskan balutan atau plester - Masih terasa sedikit nyeri (JULIUS)
secara perlahan - Mencegah terjadinya infeksi saat
4. Membersihkan dengan cairan Nacl melakukan perawatan luka
atau pembersihan non toksik, sesuai - Pemberian Bioplacenton 15g
kebutuhan - Perubahan posisi klien dijadwalkan
5. Mempertahankan teknik steril saat setiap 2-3 jam sekali, sesuai
melakukan perawatan luka kondisi pasien
6. Memberikan salep yang sesuai A : Masalah teratasi sebagian
dikulit/lesi P : Lanjutkan Intervensi 1, 2, 3, 4, 5, 6,
7. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 &8
jam atau sesuai kondisi pasien
8. Berkolaborasi pemberian
Bioplacenton (15g/Oles)
CATATAN PERKEMBANGAN II
57
Diagnosa 3 S: -
1. Memonitor karakteristik luka (mis. O :
drainase, warna, ukuran, bau) - Perdarahn sudah tidak ada
2. Memonitor tanda-tanda infeksi - Kemerahan masih ada
3. Melepaskan balutan atau plester - Nyeri hilang (JULIUS)
secara perlahan - Mencegah terjadinya infeksi saat
4. Membersihkan dengan cairan Nacl melakukan perawatan luka
atau pembersihan non toksik, sesuai - Pemberian Bioplacenton 15g sesuai
kebutuhan indikasi
5. Mempertahankan teknik steril saat - Perubahan posisi klien dijadwalkan
melakukan perawatan luka setiap 2-3 jam sekali, sesuai
6. Memberikan salep yang sesuai kondisi pasien
dikulit/lesi A : Masalah teratasi sebagian
7. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 P : Lanjutkan Intervensi 1, 3, 4, 5, 6, 7,
jam atau sesuai kondisi pasien &8
8. Berkolaborasi pemberian
Bioplacenton (15g/Oles)
64
katerolac. Memonitor frekuensi, irama, kedalaman dan upaya napas, memonitor
pola napas, memonitor kemampuan batuk efektif, memonitor adanya produksi
sputum,
65
65
Suzan, R. Dkk. (2017). Tata Laksana Nutrisi Pada Pasien Luka Bakar Listrik
(Jurnal Kedokteran). Vol. 5. N0.1 Tahun 2017. Hal 1-13
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia SDKI, SIKI, SLKI
J. Raya Lenteng Agung No. 64 Jagakarsa, Jakarta Selatan 12610
67
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Disusun Oleh :
Nama : Julius
NIM : 2018.C.10a.0973
Semester V/Tingkat III B
1.1.3Tujuan
1.1.3.1 Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran
mengetahui tentang Penanganan Luka Bakar.
1.1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:
1. Memahami pengertian luka bakar
2. Memahami derajat luka bakar
3. Mengetahui penyebab luka bakar
4. Memahami penanganan luka bakar
1.1.4 Metode
1.Ceramah
2.Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara
mengajukan pertanyaan-pertanyaan lalu memberikan jawaban ataupun
sebaliknya.
1.1.5 Media
Adapun media yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan tentang cara
“Penanganan Luka Bakar”, yaitu :
1. Leaflet
DENAH PELAKSANAAN
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator
: Notulen
: Dokumentator
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II