Disusun Oleh :
1. Azmi Wilda (522011)
2. Khafidzoh (522042)
3. Nanda Yuliana (522059)
4. Sindi Elisa P. (522091)
5. Zakiah Halwani (522108)
1. Definisi
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak
mendapatkan oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat
kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh dalam kehidupan sehari-hari.
2. Klasifikasi
a. Ventilasi Proses ini merupakan proses keluar dan masuknya oksigen dan
atmosfer kedalam alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ventilasi ini
atas berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi oleh sistem saraf
proses penyempitan
4) Adanya reflek batuk dan muntah Adanya peran mukus sillialis sebagai
berbagai faktor yaitu adanya sel faktor pada lapisan alveoli yang berfungsi
diproduksi saat terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat pasien
co2 atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila complience baik akan tetapi
recoil terganggu maka co2 tidak dapat dikeluarkan secara maksimal. Pusat
pernapasan dan bila PaCO, kurang dari sama dengan 80 mmHg maka dapat
dan CO2 di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh
beberapa faktor
3) Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 hal ini dapat terjadi sebagai mana O
2 dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O2 dari rongga
alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena pulmonalis (masuk
dalam darah secara berdifusi ) dan PaCO. Dalam arteri pulmonalis juga
4) Afinitas gas Yaitu kemampuan untuk menembus dan saling mengikat hb.
c. Transportasi gas
larut dalam plasma(50%) dan sebagaian menjadi Hco3 berada pada darah
kardiak output (misal pada kerusakan otot jantung, kehilangan darah) akan
3. Etiologi
c. Disfungsi neuromuskular
g. Proses infeksi
h. Respon alergi
4. Anatomi fisiologi
Sistem respirasi adalah sistem yang memiliki fungsi utama untuk melakukan
Sistem respirasi terbagi menjadi sistem pernafasan atas dan sistem pernafasan
bawah. Sistem pernafasan atas terdiri dari hidung, faring dan laring. Sedangkan
sistem pernafasan bawah terdiri dari trakea, bronkus dan paru-paru (Peate and Nair,
2011).
a. Hidung
Masuknya udara bermula dari hidung. Hidung merupakan organ pertama dalam
sistem respirasi yang terdiri dari bagian eksternal (terlihat) dan bagian internal.
Di hidung bagian eksternal terdapat rangka penunjang berupa tulang dan hyaline
kartilago yang terbungkus oleh otot dan kulit. Struktur interior dari bagian
3) Modifikasi getaran suara yang melalui bilik resonansi yang besar dan
ruang yang besar pada anterior tengkorak (inferior pada tulang hidung;
b. Faring
cm. Dinding faring disusun oleh otot rangka dan dibatasi oleh membrane
mukosa. Otot rangka yang terelaksasi membuat faring dalam posisi tetap
sedangkan apabila otot rangka kontraksi maka sedang terjadi proses menelan.
Fungsi faring adalah sebagai saluran untuk udara dan makanan, menyediakan
ruang resonansi untuk suara saat berbicara, dan tempat bagi tonsil (berperan
pada reaksi imun terhadap benda asing) (Tortorra and Derrickson, 2014).
c. Laring
Laring tersusun atas 9 bagian jaringan kartilago, 3 bagian tunggal dan3 bagian
tunggal adalah tiroid, epiglotis, dan cricoid. Tiroid dan cricoid keduanya
mengalihkan makanan dan minuman agar melewati esofagus (Peate and Nair,
2011).
d. Trakea
Trakea atau batang tenggorokan merupakan saluran tubuler yang dilewati udara
dari laring menuju paru-paru. Trakea juga dilapisi oleh epitel kolumnar bersilia
sehingga dapat menjebak zat selain udara yang masuk lalu akan didorong keatas
melewati esofagus untuk ditelan atau dikeluarkan lewat dahak. Trakea dan
partikel besar yang masuk kembali keatas (Peate and Nair, 2011).
e. Bronkus
Setelah laring, trakea terbagi menjadi dua cabang utama, bronkus kanan dan
kiri, yang mana cabang-cabang ini memasuki paru kanan dan kiri pula. Didalam
masing-masing paru, bronkus terus bercabang dan semakin sempit, pendek, dan
bronkitis kronis.
f. Paru-paru
Paru-paru dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut lobus. Terdapat tiga lobus
di paru sebelah kanan dan dua lobus di paru sebelah kiri. Diantara kedua paru
terdapat ruang yang bernama cardiac notch yang merupakan tempat bagi
jantung. Masing-masing paru dibungkus oleh dua membran pelindung tipis yang
disebut parietal dan visceral pleura. Parietal pleura membatasi dinding toraks
sedangkan visceral pleura membatasi paru itu sendiri. Diantara kedua pleura
terdapat lapisan tipis cairan pelumas. Cairan ini mengurangi gesekan antar
kedua pleura sehingga kedua lapisan dapat bersinggungan satu sama lain saat
bernafas. Cairan ini juga membantu pleura visceral dan parietal melekat satu
sama lain, seperti halnya dua kaca yang melekat saat basah (Peate and Nair,
2011).
5. Patofisiologi
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan transportasi. Proses
ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang masuk dan keluar dari dan ke
peru-paru). Apabila pada proses ini terdapat obstruksi mak oksigen tidak dapat
tersalur dengan baik dan sumbatan tersebut akan di respon jalan nafas sebagai benda
asing yang menimbulkan pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada transportasi
6. Pathway
Sumber : Tarwoto 2015, NANDA 2015, SDKI 2018
7. Manifestasi klinik
a. Objektif
3) Sputum berlebihan
a. Subjektif
1) Dispnea
2) Sulit bicara
3) Ortopnea
b. Objektif
1) Gelisah
2) Sianosis
oksigenasi yaitu:
berbentuk tabung kecil yang dilengkapi mesin pengukur. Alat ini dapat
mengukur jumlah dan kecepatan udara yang dihirup dan diembuskan oleh
pasien.
c. Oksimetri
e. Bronkoskopi
f. Endoskopi
g. Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radio pulmonal, mis: kerja jantung dan kontraksi
paru
h. CT-SCAN
3) Suctioning
2) Pemberian oksigen
2) Pemberian oksigen
3) Suctioning
B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
a. Biodata
1) Nama, umur, jenis kelamin, agama, tgl MRS, No. Reg, Dx medis.
1) Nutrisi
2) Eliminasi
3) Istirahat/tidur
4) Personal Hygiene
5) Aktivitas
c. Pemeriksaan fisik
1) Mata
2) Kulit
c) Edema
d) Edema periortital
a) Sianosis
b) Clubbing finger
5) Hidung
6) Vena Leher
d. Pemeriksaan penunjang
alveolar
3) Oksimetri
5) Endoskopi
6) CT – Scan
2. Diagnosa
3. Rencana keperawatan
Intervensi keperawatan merupakan segala bentuk terapi yang dikerjakan oleh perawat
yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai peningkatan,
- Objektif
1. Gelisah
2. Sianosis
3. Bunyi napas
Menurun
4. Frekuensi napas
5. Berubah
Pola napas
berubah
- Objektif
1. Auskultasi suara
inspriasi menurun
2. Warna kulit
abnormal (mis.
pucat, sianosis)
3. Napas paradoks
abdominal
4. Diaforesis
5. Ekspresi wajah takut
6. Tekanan darah
meningkat
7. Frekuensi nadi
meningkat
8. Kesadaran menurun
- Objektif
1. Pernapasan pursedlip
2. Pernapasan cuping
hidung
3. Diameter thoraks
anterior-posterior
meningkat
4. Ventilasi semenit
menurun
5. Kapasitas vital
menurun
6. Tekanan ekspirasi
menurun
7. Tekanan inspirasi
menurun
8. Ekskursi dada berubah
4. Implementasi
Implementasi keperawatan adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh perawat dan
5. Evaluasi
keperawatan dan mengkaji ulang asuhan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi
keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan untuk menentukan apakah
Daftar Pustaka
Nair, M., & Peate, I., (2011). Dasar-Dasar Patofisiologi Terapan. Jakarta :Bumi Medika
PPNI, T. P. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat
PPNI, T.P. (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Jakarta: Dewan Pengurus
Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Setiadi. 2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan: Graha Ilmu.
Tortora, GJ, Derrickson, B. (2014). Principles of Anatomy & Physiology13th Edition. United
States of America: John Wiley & Sons, Inc