DISUSUN OLEH:
IKA PURNAMASARI
1826010016
A. Definisi Oksigenasi
Oksigen merupakan salah satu unsur penting yang dibutuhkan oleh
tubuh bersama dengan unsur lain seperti hidrogen, karbon, dan nitrogen.
Oksigen merupakan unsur yang diperlukan oleh tubuh dalam setiap menit
ke semua proses penting tubuh seperti pernapasan, peredaran, fungsi otak,
membuang zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh, pertumbuhan sel dan
jaringan, serta pembiakan hanya berlaku apabila terdapat banyak oksigen.
Oksigen juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan untuk
metabolisme tubuh (Atoilah & Kusnadi, 2013).(Eki, 2017)
Oksigenasi merupakan proses penambahan oksigen (O2) ke dalam
sistem tubuh baik itu bersifat kimia atau fisika. Oksigen ditambahkan
kedalam tubuh secara alami dengan cara bernapas. Pernapasan atau
respirasi merupakan proses pertukaran gas antara individu dengan
lingkungan yang dilakukan dengan cara menghirup udara untuk
mendapatkan oksigen dari lingkungan dan kemudian udara dihembuskan
untuk mengeluarkan karbon dioksida ke lingkungan (Saputra, 2013).
Kebutuhan Oksigenasi merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme tubuh dalam
mempertahankan kelangsungan hidup dan berbagai aktivitas sel tubuh
dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan oksigenasi dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti fisiologis, perkembangan, perilaku, dan lingkungan
(Ernawati, 2012).
B. Klasifikasi
c. Adanya jalan napas yang dimulai dari hidung hingga alveoli yang
terdiri atas berbagai otot polos yang kerjanya sangat dipengaruhi
oleh sistem saraf otonom. Terjadinya rangsangan simpatis dapat
menyebabkan relaksasi sehingga dapat terjadi vasodilatasi,
kemudian kerja saraf parasimpatis dapat menyebabkan kontriksi
sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi atau proses penyempitan
d. Adanya reflek batuk dan muntah Adanya peran mukus sillialis
sebagai penangkal benda asing yang mengandung interferon dan
dapat mengikat virus. Pengaruh proses ventilasi selanjutnya adalah
complience recoil. Complience yaitu kemampuan paru untuk
meengembang dan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu adanya
sulfaktor pada lapisan alveoli yang berfungsi untuk menurunkan
tegangan permukaan dan adanya sisa udara yang menyebabkan tidak
terjadinya kolaps dan gangguan thoraks. Sulfaktor diproduksi saat
terjadi peregangan sel alveoli dan disekresi saat pasien menerik
napas, sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan co2
atau kontraksi menyempitnya paru. Apabila complience baik akan
tetapi recoil terganggu maka co2 tidak dapat dikelurkan secara
maksimal. Pusat pernapasan yaitu medula oblongata dan pons dapat
mempengaruhi proses ventilasi, karena c02 memiliki kemampuan
merangsang pusat pernapasan. Peningkatan co2 dalam batas 6 mmhg
dapat dengan baik merangsang pusat pernapasan dan bila PaCO,
kurang dari sama dengan 80 mmhg maka dapat menyebabkan
depresi pusat pernapasan.
2. Difusi gas Merupakan pertukaran antara oksigen di alveoli dengan
kamler paru dan CO2, di kapiler dengan alveoli. Proses pertukaran
ini dipengaruhi oleh beberapa faktor :
a. Luasnya permukaan paru Tebalnya membran respirasi atau
permeabilitas yang terjadi antara epitel alveoli dan intertisial.
Keduanya ini dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi
proses penebalan
b. Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2 hal ini dapat terjadi sebagai
mana O2 dari alveoli masuk ke dalam darah oleh karena tekanan O2
dari rongga alveoli lebih tinggi dari tekanan O2 dalam darah vena
pulmonalis (masuk dalam darah secara berdifusi ) dan PaCO. Dalam
arteri pulmonalis juga akan berdifusi ke dalam alveoli
c. Afinitas gas Yaitu kemampuan untuk menembus dan saling
mengikat hb
3. Transportasi gas
C. Manifestasi Klinis
Adanya penurunan tekanan inspirasi/ ekspirasi menjadi tanda
gangguan oksigenasi. Penurunan ventilasi permenit, penggunaaan otot
nafas tambahan untuk bernafas, pernafasan nafas flaring (nafas cuping
hidung), dispnea, ortopnea, penyimpangan dada, nafas pendek, posisi
tubuh menunjukan posisi 3 poin, nafas dengan bibir, ekspirasi memanjang,
peningkatan diameter anterior- posterior, frekuensi nafas kurang,
penurunan kapasitas vital menjadi tanda dan gejala adanya pola nafas yang
tidak efektif sehingga menjadi gangguan oksigenasi (NANDA, 2011).
a. Faktor fisiologis
1) Bayi prematur
4) Dewasa tua
5) Faktor prilaku
6) Nutrisi
7) Latihan fisik
8) Merokok
c. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja
2) Suhu lingkungan
1) Menurunnya hemoglobin
3) Hipoksemia
6) Trauma berat
a. Pengumpulan data
b. Anamnese
1) Identitas pasien
Adanya riwayat sakit yang sama pada keluarga atau penyakit lain
yang berpotensi menurun atau menular pada anggota keluarga
lain
6) Riwayat psikososial
d. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d batuk
yang tidak efektif
e. Pola napas tidak efektif b.d hambatan upaya napas d.d dispnea
DAFTAR PUSTAKA
Ambara, Y. (2019). Konsep Kebutuhan Dasar Oksigenasi. 6–53.
Budyasih, S. (2014). Asuhan Keperawatan Pada..., SUPRAPTI BUDYASIH,
Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014.
Eki. (2017). ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN OKSIGEN PADA PASIEN DENGAN CONGESTIVE
HEART FAILURE (CHF) DI IRNA PENYAKIT DALAM RSUP DR. M.
DJAMIL PADANG TAHUN 2017.
Pradana, F. A. A. (2019). PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI.
(201902040042).
Sasmi, A. (2016). ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. R DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI DI. 0–27.
Nair, M., & Peate, I., (2011). Dasar-Dasar Patofisiologi Terapan. Jakarta : Bumi
Medika.
Tortora, GJ, Derrickson, B. 2014. Principles of Anatomy & Physiology 13th
Edition. United States of America: John Wiley & Sons, Inc
Haswita & Reni, 2017. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: Ti