1.1.1 Pengertian Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem( kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energy, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel ( Mubarak, 2015). Kebutuhan oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolism sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas berbagai organ atau sel (Hidayat, 2009). 1.1.2 Etiologi 1. Sekresi yang kental atau berlebihan karena : a. Infeksi b. Fibrosis kistik c. Influensa 2. Imobilisasi stati sekresi dan batuk yang tidak efektif karena : a. Sklera multipel, miastena gravis b. Depresi SSP/trauma kepala c. Cedera cerebrovaskuler (stroke) 3. Imobilisasi karena efek sedatif dari obat-obatan seperti anastesi umumatau spinal 4. Depresi reflek batuk 5. Penurunan oksigen dalam udara inspirasi 6. Imobilisasi sekunder terhadap : a. Pembedahan atau trauma b. Nyeri, takut, ansietas c. Kelelehan d. Kerusakan kognitif/persepsi 7. Kelembaban yang sangat tinggi atau rendah 8. Berkurangnya mekanisme pembersih silia 9. Respon peradangan 10. Meningkatnya sekresi akibat merokok atau pernafasan mulut 1.1.3 Fisiologis Fisiologi pernafasan adalah serangkaian proses interaksi dan kondisi yang komplek yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempertahankan kestabilan atau homeostatis lingkungan internal tubuh kita. Secara fungsional sistem pernafasan terdiri atas serangkaian proses “ teratur” yanh terintegrasi yang mencakup : 1. Ventilasi pulmonal ( bernafas ) yaitu proses keluar masuknya udara atmosfer ke paru-paru dan sebaliknya. Proses ini dipengaruhi oleh : a. Tekanan udara atmosfer yang ada b. Kondisi saluran nafas c. Pengembangan dan penyempitan paru d. Pengaturan nafas 2. Perfusi yaitu proses pengantaran uadara dari vaskuler menuju jaringan perifer. Proses perfusi dipengaruhi oleh : a. Curah jantung /cardiac output b. Jumlah eritosit/sel darah merah c. Exerices d. Hemotacrit darah e. Keadaan tekanan membran 3. Difusi yaitu proes keluar masuknya udara dari alveoli ke kapiler darah dan sebaliknya. Kecepatan difusi dipengaruhi oleh : a. Ketebalan membran b. Luas permukaan membran c. Koefisien difusi gas d. Perbedaan tekanan membran 4. Regulasi yaitu prises pernafasan secara keseluruhan 1.1.4 Klasifikasi 1. Pernafasan eksterna ( pernafasan paru, pulmonalis ), ada 4 proses : a. Ventilasi pulmonalis b. Arus darah melalui paru-paru c. Distribusi arus darah dan arus udara d. Distirbusi gas 2. Pernafasan interna Darah yang mengandung Hb telah mengikat O2( oxihemoglobin ) menuju ke kapiler, kemudian sel jaringan mengambil O2 dari Hb, sebagai gantinya darah menerima hasil buangan oksidasi (O2).
1.1.5 Manifestasi Klinis
1. Gejala a. Nafas pendek b. Batuk produktif /tidak produktif c. Riwayat pneumonia berulang d. Faktor keluarga dan keturunan e. Penggunaan oksigen pada malam hari atau terus-menerus 2. Tanda a. Perubahan frekuensi pernafasan (cepat/lambat) b. Penggunaan alat bantu pernafasan c. Gerakan minimal pada diafragma d. Bunyi nafas : wheezing, ronchi, roles e. Kesulitan berbicara 4 kata atau 5 kata sekaligus f. Adanya sianosis bibir dan dasar kuku g. Karakteritis sputum(hijau,atau putih) 1.1.6 Pemeriksaan Penunjang Pemerisaan penunjang pada bersihan jalan tak efektif adalah : 1. Sinar X/foto dada dapat menyatakan hiperinflasi paru-paru; mendatarnya difragma; peningkatan area udara retrostermal; penurunan tanda vaskularisasi/bula (emfisema); peningkatan bronkovaskuler (bronkitis); hasil normal selam periode remisi (asma) 2. GDA memperkirakan progresi proses penyakit kronis, misal paling sering PaO2 menurun dan PaCO2 normal atau meningkat (bronkitis kronis atau emfisema) tetapi sering menurun pada asma; Ph normal atau asidotik, alkoholis respiratorik ringan sekunder tehadap hiperventilasi (emfisema sedang atau asma) 3. Tes fungsi paru dilakukan untuk menentukan penyebab dispnea, apakan fungsi abnormal adalah obstruksi atau retriksi, untuk memperkirakan derajat disfungsi dan untuk mengevalausi efek terapi, misal : bronkodilator 4. Kimia darah : Alfa-1 antitripsin dilakukan untuk menyakinkan difisiensi dan diagnosa emfisema perifer 5. Sputum : kultur untuk menentukan adanya infeksi, mengidentifikasi patogen : pemeriksaan sistolik untuk mengetahui keganasan atau gangguan alergi 6. EKG : deviasi aksis kanan, peninggian gelombang P (asma berat); disritmia atrial (bronkitis), peninggian gelombang P pada lead II, III, AVP (bronkitis , emfisema): aksis vertikal Q R S (emfisema) 7. EKG latihan, tes stres : membantu dalam mengkaji derajat disfungsu paru, mengevaluasi keefektifan terapi bronkodilator, perencanaan/evaluasi program latihan 1.1.7 Penatalaksanaan Memberikan untuk terapi batuk produktif antara lain : 1. Uap air yang dihirup atau minum banyak air putih 2. Emollensia untuk memperlunak ransangan batuk dan memperlicin tenggorokan sehingga tidak menjadi kering 3. Ekspectorasia untuk merangsang batuk, merangsang sel penghasil sekret untuk membuat sekret encer 4. Mukolitika sebagai penghancur mukus yang kental/ mengencerkan dan mengaktifkan silia
1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan Oksigenasi
1.2.1 Pengkajian Didalam pengkajian terdapat dua cara yaitu anamnesa dan pemeriksaan fisik. 1.2.1.1 Anamnesa 1. Keluhan Utama Pasien dengan gangguan oksigenasi sering mengalami gangguan sesak napas, sesak yang dirasakan bertambah bila melakukan aktivitas yang terlalu memberatkan dan berkurang bila saat sedang istirahat. 2. Riwayat Penyakit Sekarang Kronologi mencakup awitan/mulai timbulnya masalah dan semua pengobatan, gejala yang timbul saat itu yang di tulis letak, kualitas, kwantitas, waktu, situasi, faktor-faktor yang memperberat atau yang mengurangi, manifestasi/faktor pencetus yang berhubungan nyeri dalaminfeksi saluran kencing. 3. Riwayat Penyakit Masa Lalu Keadaan umum kesehatan mulai dari masa anak, dewasa khususnya yang ada kaitannya dengan penyakit sekarang.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Buat Genogram ( 3 Generasi ), riwayat penyakit keluarga antara lain : DM, stroke, TBC, Hipertensi. 5. Riwayat Psikososial dan Spiritual Psikososial menggambarkan situasi rumah dan orang terdekat termasuk keluarga yang terkait dengan penyakitnya serta spiritual menggambarkan keyakinan beragama pandangan / nilai dari kepercayaan. 6. Pola Aktivitas sehari-hari 1) Nutrisi Menggambarkan masukan nutrisi, keseimbangan cairan dan elektrolit. 2) Eliminasi Menggambarkan pola fungsi ekskresi usus dan kandung kemih. 3) Aktivitas / Latihan Sesak akan menganggu pola latihan dan aktivitas. 4) Istirahat Tidur Sesak akan menganggu pola tidur, istirahat. 5) Sexualitas / Reproduksi Menggambarkan kepuasan atau masalah yang aktual atau di rasakan dengan seksualitas. 7. Keadaan / Penampilan / Keadaan Umum Pasien Menggambarkan gambaran secara umum, misalnya kurus, gemuk, personal hygiene, gaya hidup, ekspresi wajah, tanda- tanda distress, keadaan umum. 8. Tanda-Tanda Vital Diambil saat melakukan pengkajian yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi meningkat, tekanan darah, nafas meningkat, tinggi badan dan berat badan. 1.2.1.2 Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Kepala dan Leher 1. Kepala Inspeksi :Memperhatikan ada tidaknya lesi, warna dan distribusi rambut. Palpasi :Untuk mengetahui adanya pembengkakan ataupun nyeri tekan. 2. Mata Inspeksi : Bentuk kelopak mata, konjungtiva, kesimetrisan mata. Palpasi :Untuk mengetahui adanyanyeri tekan. 3. Telinga Inspeksi : Kesimetrisan telinga, keadaan terhadap ukuran, bentuk, warna, lesi/adanya masa, serumen dan pendarahan Palpasi : Untuk mengetahui adanya peradangan pada telinga 4. Hidung Inspeksi : Kesimetrisan Lubang Hidung, bentuk / tulang hidung Palpasi : Perhatian terhadap adanya nyeri tekan 5. Mulut Inspeksi : Mengamati bibir, gigi dan lidah 6. Leher Inspeksi : Bentuk leher, adanya pembengkakan Palpasi : Palpasi kelenjar thyroid 7. Pemeriksaan Integumen / Kulit dan Kuku Inspeksi : Warna kulit, keadaan kulit Palpasi :Untuk mengetahui adanya nyeri tekan dan benjolan 8. Pemeriksaan Payudara dan ketiak ( bila di perlukan ). Inspeksi : Ukuran, bentuk, kesimetrisan payudara, adanya lesi, odema, benjolan, adanya pembesaran kelenjar lymfe di ketiak, adanya tanda-tanda kemerahan. Palpasi:tidak teraba massa dan nyeri tekan 9. Pemeriksaan Thorak / Dada Inspeksi Thorak : Postur, bentuk, kesimetrisan ekspansi, sekaligus perlu diamati kemungkinan adanya kelainan tulang belakang seperti kyposisi, lordosis, scoliosis, gerakan dada saat bernafas. Palpasi thorak : ada nyeri tekan atau tidak. 10. Paru Inspeksi : pergerakan dada saat inperasi dan ekspirasi seimetris atau tidak. Palpasi : Untuk mengkaji keadaan dinding dada, Taktil Fremitus simetris atau tidak. Perkusi : bunyi sonor Auskultasi : Untuk mengkaji kondisi paru-paru dan rongga plura, misalnya adanya suara tambahan : ronchi kering / ronchi basah. 11. Pemeriksaan Jantung Inspeksi : Tampak / tidak tampak ictus kordis Palpasi : Teraba ictus kordis di daerah mana Perkusi : Pekak Aukultasi : Irama regular atau irregular, S1=lub , S2=dub 12. Pemeriksaan Abdomen Inspeksi : Bentuk / adanya ketidak simetrisan, ada jejas / tidak, adanya bekas operasi atau tidak. Palpasi : Untuk mengetahui adanya massa / nyeri tekan Perkusi : Thympani Auskultasi : Diafragma stetoskope dengan tekanan ringan pada setiap kuadran terdengar bising usus ( normal 8-12x/menit ) 13. Pemeriksaan Genetalia dan anus Inspeksi : kebersihan.apakah ada inflamasi 14. Anus Inspeksi : Apakah ada lesi, hemoroid, massa dan kelainan- kelainan lain Palpasi : Apakah ada nyeri tekan atau tidak 15. Pemeriksaan muskuloskeletal : Inspeksi :Amati persendian, kaji rentang gerak sendi masing- masing anggota gerak (ROM), derajat kekuatan otot dengan skala 0-5 Cara penilaian : Skala 0 : paralisis total Skala 1 : tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot Skala 2 : gerakan otot penuh melawan gravitasi dengan sokongan Skala 3 : gerakan normal penuh melawan gravitasi Skala 4 :gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit penahanan Skala 5 :gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan penahanan penuh Palpasi :Ada tidaknya nyeri tekan pada persendian 16. Pemeriksaan Neurologi :Pemeriksaan GCS untuk mengetahui tingkat kesadaran, reaksi pupil dan reflek patela 17. Pemeriksaan Status Mental :Orientasi orang, tempat dan waktu 18. Pemeriksaan Penunjang Medis : Misalnya foto dada, pemeriksaan darah 19. Pelakasanaan/Terapi : Misalnya tirah baring lama,harus diet apa. 20. Harapan klien / keluarga sehubungan dengan penyakitnya : Kesanggupan klien / keluarga dalam penanganan lanjutan / follow up tentang penyakitnya. 1.2.2 Rencana Asuhan Keperawatan 1.2.2.1 Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan bersihan jalan nafas (00031) Batasan karakteristik: 1. Batuk tidak efektif atau tidak ada batuk 2. Dispnea 3. Gelisah 4. Kesulitan verbalisasi 5. Penurunan bunyi nafas 6. Perubahan frekuensi nafas 7. Sputum dalam jumlah yang berlebihan 8. Suara nafas tambahan 9. Ketidakmampuan untuk mengeluarkan sekresi jalan napas Faktor yang berhubungan: 1. Lingkungan: a) Perokok b) Perokok pasif c) Terpajan asap 2. Okbstruksi jalan nafas a) Adanya jalan nafas buatan b) Benda asing dalam jalan nafas c) Eksudat dalam alveoli d) Hyperplasia pada dinding bronkus e) Mucus berlebihan f) PPOK g) Sekresi yang tertahan h) Spasme jalan nafas 3. Fisiologis a) Asma b) Disfungsi neuromuscular c) Infeksi d) Jalan nafas alergik NOC: Status pernafasan: kepatenan jalan nafas (0410): 1. Frekuensi pernafasan 2. Irama pernafasan 3. Kedalaman inspirasi 4. Kemampuan untuk mengeluarkan secret 5. Ansietas 6. Ketakutan 7. Tersedak 8. Suara nafas tambahan 9. Pernafasan cuping hidung 10. Mendesah 11. Dispnea dengan aktivitas ringan 12. Penggunaan otot bantu pernafasan 13. Batuk 14. Akumulasi sputum 15. Respirasi agonal NIC Manajemen jalan nafas (3140) 1. Buka jalan nafas dengan teknik chin lift atau jaw thrust, sebagaimana mestinya 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi 3. Identifikasi kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukkan alat membuka jalan nafas 4. Masukkan alat nasopharyngeal airway (NPA) atau oropharyngeal airway (OPA), sebagaimana mestinya 5. Lakukan fisioterapi dada, sebagaimana mestinya 6. Buang sekret dengan memotivasi pasien untuk melakukan batuk atau menyedot lendir 7. Motivasi pasien untuk bernafas pelan, dalam, berputar dan batuk 8. Gunakan teknik yang menyenangkan untuk memotivasi bernafas dalam kepada anak-anak (misal; meniup gelembung, meniup kincir, peluit, harmonika, balon, meniup layaknya pesta; buat lomba meniup dengan bola ping pong, meniup bulu) 9. Instruksikan bagaimana agar bisa melakukan batuk efektif 10. Bantu dengan dorongan spirometer, sebagaimana mes 11. Auskultasi suara nafas, catat area yang ventilasinya menurun atau tidak ada dan adanya suara tambahan 12. Lakukan penyedotan melalui endotrakea atau nasotrakea, sebagaimana mestinya 13. Kelola pemberian bronkodilator, sebagaimana mestinya 14. Ajarkan pasien bagaimana menggunakan inhaler sesuai resep sebagaimana mestinya 15. Kelola pengobatan aerosol, sebagaimana mestinya 16. Kelola nebulizer ultrasonik, sebagaimana mestinya 17. Kelola udara atau oksigen yang dilembabkan, sebagaimana mestinya 18. Ambil benda asing dengan forsep McGill, sebagai 19. Regulasi asupan cairan untuk mengoptimalkan keseimbangan cairan 20. Posisikan untuk meringankan sesak nafas 21. Monitor status pernafasan dan oksigenasi, sebagaimana mestinya Monitor pernafasan (3350) 1. Monitor kecepatan, irama, kedalaman dan kesulitan bernafas 2. Catat pergerakan dada, catat ketidaksimetrisan, penggunaan otot- otot bantu nafas, dan retraksi pada otot supraclaviculasdan interkosta 3. Monitor suara nafas tambahan seperti ngorok atau mengi 4. Monitor pola nafas (mislnya., bradipneu, takipneu, hiperventilasi, pernafasan kusmaul, pernafasan 1:1, apneustik, respirasi biot, dan pola ataxic) 5. Monitor saturasi oksigen pada pasien yang tersedasi (seperti,SaO, SvO2, SpO,) sesuai dengan protokol yang ada 6. Pasang sensor pemantauan oksigen non-invasif (misalnya.,pasang alat pada jari, hidung, dan dahi) dengan mengatur alarm pada pasien berisiko tinggi (misalnya., pasien yang obesitas, melaporkan pernah mengalami apnea saat tidur mempunyai riwayat penyakit dengan terapi oksigen menetap.usia ekstrim) sesuai dengan prosedur tetap yang ada 7. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru 8. Perkusi torak anterior dan posterior, dari apeks ke basis paru, kanan dan kiri 9. Catat lokasi trakea 10. Monitor kelelahan otot-otot diapragma dengan pergerakan Parasoksikal 11. Auskultasi suara nafas, catat area dimana terjadi penurunan tidak adanya ventilasi dan keberadaan suara nafas tambahan 12. Kaji perlunya penyedotan pada jalan nafas dengan auskultasi suara nafas ronki di paru 13. Auskultasi suara nafas setelah tindakan, untuk dicatat 14. Monitor nilai fungsi paru, terutama kapasitas vital paru, volume inspirasi maksimal, volume ekspirasi maksimal selama 1 detik (FEV1), dan FEV I/FVC sesuai dengan data yang tersedia 15. Monitor hasil pemeriksaan ventilasi mekanik, catat peningkatan tekanan inspirasi dan penurunan volume tidal 16. Monitor peningkatan kelelahan, kecemåsan dan kekurangan udara pada pasien 17. Catat perubahan pada saturasi O, volume tidal akhir CO, dan perubahan nilai analisa gas darah dengan tepat 18. Monitor kemampuan batuk efektif pasien 19. Catat onset, karakteristik, dan lamanya batuk 20. Monitor sekresi pernafasan pasien 21. Monitor secara ketat pasien-pasien yang berisiko tinggi mengalami gangguan respirasi (misalnya., pasien dengan terapi opioid, bayi baru lahir, pasien dengan ventilasi mekanik, pasien dengan luka bakar di wajah dan dada, gangguan neuromuskular) 22. Monitor keluhan sesak nafas pasien, termasuk kegiatan yang meningkatkan atau memperburuk sesak nafas tersebut 23. Monitor suara serak dan perubahan suara tersebut setiap jam pada pasien luka bakar 24. Monitor suara krepitasi pada pasien 25. Monitor hasil foto thoraks 26. Buka jalan nafas dengan menggunakan maneuver chin lift jaw thrust, dengan tepat 27. Posisikan pasien miring ke samping, sesuai indikasi untuk mencegah aspirasi, lakukan teknik log rol, jika pasien diduga mengalami cedera leher 28. Berikan bantuan resusitasi jika diperlukan 29. Berikan bantuan terapi nafas jika diperlukan (misalnya.,nebulizer)