Disusun oleh :
NIM : P1337420120049
JURUSAN KEPERAWATAN
B. PROSES OKSIGENASI
a. Ventilasi
Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam
alveoli atau dari alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh
beberapa faktor :
1) Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu
tempat, maka tekanan udaranya semakin rendah.
2) Adanya kondisi jalan nafas yang baik.
3) Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk
mengembang disebut dengan compliance. Sedangkan recoil adalah
kemampuan untuk mengeluarkan CO2 atau kontraksinya paru-paru.
b. Difusi Gas
Difusi gas merupakan pertukaran antara oksigen dari alveoli ke kapiler
paru-paru dan CO2 dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Luasnya permukaan paru-paru.
2) Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel
alveoli dan interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi
apabila terjadi proses penebalan.
3) Perbedaan tekanan dan konsentrasi O2. Hal ini dapat terjadi
sebagaimana O2 dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi
karena tekanan O2 dalam rongga alveoli lebih tinggi dari pada
tekanan O2 dalam darah vena vulmonalis.
4) Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
c. Transportasi Gas
Transportasi gas merupakan proses pendistribusian O2 kapiler ke jaringan
tubuh dan CO2 jaringan tubuh ke kapiler. Proses ini dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu :
1) Curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.
2) Kondisi pembuluh darah
3) Latihan (exercise)
4) Perbandingan sel darah dengan darah secara keseluruhan
(hematokrit)
5) Elitrosit dan kadar Hb
C. ETIOLOGI
Gangguan pemenuhan oksigenasi disebabkan oleh berbagi faktor,
diantaranya sebagai berikut :
a. Hiperventilasi
Upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar
pernafasan lebih cepat dan dalam. Tanda dan gejalanya yaitu takikardia,
nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi.
b. Hipoventilasi
Terjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi
penggunaan O2 tubuh atau mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya
terjadi pada etelektasis (kolaps paru). Tanda dan gejalanya nyeri kepala,
penurunan kesadaran, disorientasi, kardiak disritmia,
ketidakseimbangan elektrolit, kejang dan kardiak arrest.
c. Hipoksia
Kondisi tidak tercukupinya pemenuhan O2 dalam tubuh akibat dari
defisiensi O2 yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 di sel.
Tanda dan gejalanya kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan
konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam, sianosis,
sesak nafas dan clubbing finger.
d. Hipoksemia
Hipoksemia adalah keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi
oksigen dalam pembuluh arteri. Hipoksemia bisa terjadi karena
kurangnya tekanan parsial O2 (PaO2) atau kurangnya saturasi oksigen
(SaO2) dalam pembuluh arteri. Seseorang dikatakan hipoksemia apabila
tekanan darah parsial pada pembuluh arterinya kurang dari 50 mmHg.
D. PATOFISIOLOGI
Proses pertukaran gas dipengaruhi oleh ventilasi, difusi dan
trasportasi. Proses ventilasi (proses penghantaran jumlah oksigen yang
masuk dan keluar dari dan ke paru-paru), apabila pada proses ini terdapat
obstruksi maka oksigen tidak dapat tersalur dengan baik dan sumbatan
tersebut akan direspon jalan nafas sebagai benda asing yang menimbulkan
pengeluaran mukus. Proses difusi (penyaluran oksigen dari alveoli ke
jaringan) yang terganggu akan menyebabkan ketidakefektifan pertukaran
gas. Selain kerusakan pada proses ventilasi, difusi, maka kerusakan pada
transportasi seperti perubahan volume sekuncup, afterload, preload, dan
kontraktilitas miokard juga dapat mempengaruhi pertukaran gas (Brunner
& Suddarth, 2002).
F. MANIFESTASI KLINIS
a. Suara napas tidak normal.
b. Perubahan jumlah pernapasan.
c. Penggunaan otot tambahan pernapasan.
d. Dispnea.
e. Penurunan haluaran urin.
f. Penurunan ekspansi paru.
g. Takhipnea
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan untuk mengetahui
adanya gangguan oksigenasi yaitu:
a) Pemeriksaan fungsi paru
Untuk mengetahui kemampuan paru dalam melakukan pertukaran gas
secara efisien.
b) Pemeriksaan gas darah arteri
Untuk memberikan informasi tentang difusi gas melalui membrane
kapiler alveolar dan keadekuatan oksigenasi.
c) Oksimetri
Untuk mengukur saturasi oksigen kapiler
d) Pemeriksaan sinar X dada
Untuk pemeriksaan adanya cairan, massa, fraktur, dan proses-proses
abnormal.
e) Bronkoskopi
Untuk memperoleh sampel biopsy dan cairan atau sampel sputum/benda
asing yang menghambat jalan nafas.
f) Endoskopi
Untuk melihat lokasi kerusakan dan adanya lesi.
g) Fluoroskopi
Untuk mengetahui mekanisme radiopulmonal, misal: kerja jantung dan
kontraksi paru.
h) Rongent Dada
Dapat menunjukan pembesaran jantung, bayangan mencerminkan dilatasi
atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah abnormal
i) Elektrolit
Mungkin berubah karena perpindahan cairan / penurunan fungsi ginjal ,
terapi diuretik.
III. PATHWAYS
IV. RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif (D.0001)
Berhubungan dengan :
a. penurunan energi
b. kelemahan
c. infeksi trakheobronkhial
d. obstruksi
e. sekresi
f. kerusakan persepsi atau kognitif
g. trauma
Ditandai dengan :
a. suara napas abnormal: rales, crackles, ronkhi, wheezing
b. perubahan irama dan kedalaman pernapasan
c. takhipea
d. efektif/inefektif batuk dengan atau tanpa sputum
e. dispnea
f. kesulitan bersuara
2. Gangguan pertukaran gas (D.0003)
Berhubungan dengan :
a. ketidakseimbangan ventilasi dan perfusi;
b. kerusakan alveoli;
c. pemasukan oksigen tidak adekuat.
Ditandai dengan :
a. bingung;
b. somnolen;
c. gelisah;
d. iritabilitas;
e. tidak mampu mengeluarkan sekresi;
f. hiperkapnea, hipoksia;
g. sianosis;
h. Nilai gas darah abnormal
3. Pola napas tidak efektif (D.0005)
Berhubungan dengan :
a. kerusakan neuromuscular;
b. nyeri;
c. kerusakan musculoskeletal;
d. kerusakan persepsi atau kognitif;
e. kecemasan;
f. penurunan energi;
g. kelemahan
Ditandai dengan :
a. dispnea;
b. napas pendek;
c. takhipnea;
d. fremitus;
e. nasal flaring (pernapasan cuping hidung);
f. perubahan kedalaman pernapasan;
g. pernapasan pursed-lip atau;
h. ekspirasi panjang;
i. peningkatan diameter anteroposterior;
j. penggunaan otot-otot asesoris;
k. perubahan bentuk dada;
l. posisi tubuh.
3. Gangguan pertukaran gas Setelah dilakukan tindakan Manajemen jalan napas (I.
(D.0003) keperawatan diharapkan 01011)
gangguan pertukaran gas Observasi :
dapat teratasi, dan oksigenasi - monitor nada napas
dan atau eliminasi CO2 pada - monitor bunyi napas
membrane alveolus kapiler tambahan
normal (L.01003) dengan - monitor sputum
kriteria hasil: Terapeutik :
a. Klien menunjukkan - pertahankan kepatenan
peningkatan ventilasi dan jalan napas dengan head-
oksigenasi yang adekuat tilt dan chin-lift
b. Memelihara kebersihan -posisikan semi fowler
paru paru dan bebas dari atau fowler
tanda tanda distress - berikan minum hangat
pernafasan - lakukan penghisapan
c. tidak ada sianosis & lendir kurang dari 15 detik
dyspneu, mampu - keluarkan sumbatan
bernafas dengan mudah, benda padat dengan forsep
tidak ada bunyi nafas McGill
tambahan, nafas cuping Edukasi :
hidung - anjurkan asupan cairan
d. tingkat saturasi PCO2 2000 ml/hari , jika tidak
dan PO2 membaik kontraindikasi
e. Tanda tanda vital, pH - ajarkan teknik batuk
arteri, dan pola napas efektif
normal
DAFTAR PUSTAKA