RISET KEPERAWATAN
Disusun Oleh :
Khafidzoh
1.18.109
RISET KEPERAWATAN
Riset Keperawatan Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Keperawatan
Disusun Oleh :
Khafidzoh
1.18.109
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal riset keperawatan dengan judul “ Pengaruh Teknik Menyusui Yang Benar
Terhadap Putting Susu Lecet Pada Ibu Post Partum Primipara Di Walayah
Pembimbing utama,
Pembimbing pendamping,
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Nama : Khafidzoh
NIM : 1.18.109
Tegal
Semarang.
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Semarang
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Riset Keperawatan dengan judul “Pengaruh Teknik Menyusui Yang Benar Terhadap
Putting Susu Lecet Pada Ibu Post Partum Primipara Di Walayah Kerja
Puskesmas Jatinegara Kabupaten Tegal ” adalah hasil karya saya sendiri dan semua
sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Khafidzoh
NIM : 1.18.109
Tanda Tangan :
iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Khafidzoh
v
PRAKATA
Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
“Pengaruh Teknik Menyusui Yang Benar Terhadap Putting Susu Lecet Pada Ibu
dengan baik dan lancar. riset keperawatan ini disusun untuk memperoleh gelar
Penulis menyadari bahwa penyusunan karya tulis ini dapat terselesaikan berkat
dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan
ini dengan segala kerendahan hati dan tulus ikhlas perkenankan peneliti
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga proses penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat berjalan dengan baik.
2. dr. Swanny Trikajanti W. M. Kes., Ph.D selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu
4. Ns. Sri Puguh Kristyawati, M.Kep. Sp. MB Selaku Ketua Program Studi S-1
5. Ns. Anis Ardiyanti, M.Kep selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
6. Ns. Maya Cobalt Angio S,M. Kep selaku pembimbing II yang membantu
vi
7. Seluruh dosen keperawatan dan staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Telogorejo
8. Orang tua tercinta ( H. Fatekhi dan Hj. Wakiah ), adik tercinta ( M. Ali Muzni)
dan kakak (M. Ali Imron) serta keluarga yang selalu memberikan doa,
dukungan moral dan material yang tiada hentinya sebagai sumber kekuatan
9. Saudara serta keluarga peneliti F. Ardhi Putranto dan Y.F Nindya Dhesintha
10. Sahabat peneliti yaitu Fajrina Yunistya P dan Zakiah Halwani yang selalu siap
angkatan 2021.
Penulis menyadari bahwa riset keperawatan ini masih jauh dari sempurna dan perlu
dikembangkan lebih lanjut dimasa mendatang. Oleh karena itu kritik dan saran
pembaca guna memperbaiki riset keperawatan ini akan sangat bermanfaat untuk
perbaikan penulisan selanjutnya. Akhir kata peneliti berharap riset keperawatan ini
Semarang, 2022
Peneliti
vii
DAFTAR ISI
PRAKATA ...............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan Penelitian...........................................................................6
E. Keaslian Penelitian.........................................................................8
viii
A. Kerangka Konsep dan Variabel penelitian ..................................55
B. Hipotesis ......................................................................................56
J. Analisa Data.................................................................................65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR SKEMA
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM)
yang berkualitas, secara fisik dan spiritual. Kunci utama mencetak generasi
tersebut terletak pada tokoh ibu. Dalam hal ini ibu sangat berperan sejak bayi
dalam kandungan hingga masa penyapihan, untuk itu ibu harus memberikan
asuhan yang terbaik bagi anaknya terutama dalam hal pemberian nutrisi karena
nutrisi yang baik pada bayi dapat mempercepat pertumbuhan dan perkembangan
secara optimal (WHO, 2011). Air susu ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi
primer bagi bayi baru lahir. ASI terdiri dari air, alfa-laktoalbumin, laktosa,
kasein, asam amino, antibodi terhadap kuman, virus dan jamur. Antibodi yang
terkandung dalam ASI yaitu Imunoglobin A (Ig A), bersama dengan sistem
penyakit pada bayi. Sedangkan nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur
zat makanan termasuk hidrat arang, lemak, protein, vitamin, dan mineral dalam
jumlah yang proporsional serta mengandung growth factor yang berguna untuk
1
Ibu primipara atau ibu dengan kehamilan pertama dihadapkan pada keharusan
primipara juga dihadapkan pada perubahan peran barunya sebagai ibu yang kini
tidak hanya bertanggung jawab pada kehidupannya sendiri tapi juga kehidupan
anaknya (Yosie. 2019). Transisi menjadi orang tua akan sulit bagi ibu primipara
dan pada minggu pertama masih belum siap menerima tugas barunya sebagai
seorang ibu selain itu ibu primipara sering mengalami perasaan tidak mahir dan
suatu proses yang alami yaitu tahapan memberikan makanan pada bayi berupa air
susu ibu (ASI) langsung dari payudara ibu (Depkes RI, 2011).
Proses menyusui sering kali terjadi masalah diantaranya yaitu putting susu lecet
atau nyeri, payudara bengkak, mastitis, puting tenggelam, ASI belum keluar
menyusui (Roesli,2013). Menurut Jannah (2018) putting susu lecet atau nyeri
merupakan masalah menyusui yang sering terjadi pada ibu primipara karena
teknik menyusui yang tidak benar, kesalahan dari teknik menyusui tersebut yaitu
posisi bayi menyusui atau perlekatan hanya pada putting susu saja tidak sampai
Studi menunjukkan bahwa hingga 92% dari semua ibu primipara yang
menempel (40%) dan ibu dengan nyeri putting susu, luka dan pecah-pecah
efikasi diri yang lebih rendah, dan pengetahuan menyusui yang rendah. UNICEF
17.230.142 juta jiwa di dunia yang terdiri dari puting susu lecet 56,4%, payudara
Berdasarkan penelitian Rizka et.al (2018) sebagain besar tehnik menyusui ibu
nifas adalah salah adalah 27 (54%), mengalami kejadian lecet 25 (50%) pada
analisis data diperoleh nilai x2 hitung (13.607) > x2 tabel (3.481), dengan nilai
signifikansi sebesar 0.000 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara teknik menyusui dengan terjadinya lecet puting susu pada ibu
2014. Kejadian lecet pada puting susu tidak hanya disebabkan karena tehnik
menyusui yang salah yaitu apabila bayi menghisap pada puting saja, karena
perawatan payudara dan daya isap bayi turut serta menyebabkan kejadian lecet
primipara diperoleh jumlah ibu nifas yang menyusui bayinya adalah 17,3% dan
ibu nifas yang tidak menyusui bayinya sama sekali adalah 20,7 % serta ibu yang
3
berhenti menyusui bayinya adalah 62%. Dari data tersebut, persentase tertinggi
adalah ibu nifas yang berhenti menyusui bayinya sebelum masa nifas selesai
dengan alasan 79,3% mengalami puting susu lecet, 5,8% mengalami bendungan
ASI dan 12,5% ASI tidak lancar serta 2,4% radang payudara atau mastitis
menyusui, dan yang paling sering adalah teknik menyusui yang tidak
responden (55%) dengan teknik menyusui yang salah dan 18 responden (45%)
yang dilakukan responden adalah salah (67%) dan sebagian besar mengalami
puting susu lecet (57%). Berdasarkan data Riskesdas 2018 di Jawa Tengah
gangguan atau masalah kesehatan yang dialami ibu setelah bersalin salah satunya
yaitu payudara bengkak, merah dan disertai rasa sakit. Presentase kejadian
payudara bengkak berdasarkan usia 15-49 tahun yaitu 5,32%, daerah perkotaan
mengalami nyeri atau putting susu lecet dimana 5 diantaranya adalah ibu
primipara sedangkan 2 ibu menyusui lainnya tidak mengalami putting susu lecet.
Teknik menyusui merupakan cara memberikan air susu ibu kepada bayi dengan
perlekatan, posisi ibu dan bayi serta cara melepaskan puting dengan benar. Bila
teknik menyusui tidak benar dapat menyebabkan puting lecet dan menjadikan ibu
4
enggan meyusui ( Dhita. 2021). Menurut Triyani (2021) Ibu menyusui perlu
mengetahui teknik yang baik dan benar sehingga dapat mengambil sikap yang
benar agar terhindar dari berbagai masalah selama masa menyusui, karena
apabila ibu dan bayi memiliki masalah maka kemungkinan terbesar adalah ibu
Informasi tentang ASI perlu diberikan kepada siapa saja dan sedini mungkin agar
terjadi lingkungan yang mendukung pemberian ASI, salah satunya yaitu cara
menyusui yang baik dan benar dengan posisi yang benar (Cahyaningrum. 2019).
Teknik menyusui yang benar merupakan suatu upaya guna terhindar dari
berbagai penyulit dalam menyusui seperti putting susu lecet, payudara bengkak,
saluran ASI tersumbat, dan mastitis ( Dhita. 2021). Puting susu yang lecet dapat
lecet teknik menyusui yang salah juga dapat mengakibatkan ASI tidak keluar
menyusu (Anitasari,2020).
Praktek cara menyusui yang baik dan benar perlu dipelajari oleh setiap ibu
karena menyusui itu sendiri bukan suatu hal yang reflektif, tetapi merupakan
suatu proses. Proses belajar yang baik bukan hanya untuk ibu yang pertama kali
pengetahuan agar mengetahui cara menyusui yang benar, setelah itu diperlukan
5
Berdasarkan hasil penelitian Eksioglu tahun 2017 bahwa pelatihan menyusui
efektif dalam pencegahan retak putting pada ibu primipara yaitu tingkat puting
perawatan rutin, 56,7% pada kelompok brosur, dan 20% pada kelompok
30% pada kelompok yang menerima perawatan rutin dan kurang dari 10% pada
dua kelompok lainnya (p < 0,005). Skor LATCH lebih tinggi pada kelompok
0,013, hasil ini menunjukkan adanya hubungan yang bermakna (p value < 0,05)
antara pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang teknik menyusui yang
benar dengan kejadian puting susu lecet di BPM Susiana, A.Md.Keb Kampung
B. Rumusan masalah
Salah satu masalah menyusui yang muncul pada ibu primipara yaitu putting susu
lecet, hal ini terjadi karena beberapa faktor diantaranya yaitu teknik menyusui
yang salah. Masalah putting susu lecet yang terjadi dapat menyebabkan
penghentian dini menyusui dan ketidakefektifan dalam pemberian ASI pada bayi.
Berdasarkan masalah tersebut maka perumusan masalah dalam kasus ini yaitu
Bagaimanakah pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap putting susu lecet
6
C. Tujuan penulisan
1. Tujuan Umum
susu lecet pada ibu post partum primipara di wilayah kerja puskesmas
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam berbagai hal, yaitu
sebagai berikut :
7
a. Bagi Peneliti
menyusui yang benar terhadap putting susu lecet pada ibu post
partum primipara.
c. Bagi Puskesmas
menyusui pada ibu post partum primipara serta kejadian putting susu
d. Bagi Responden
E. Keaslian Penelitian
terhadap putting susu lecet pada ibu post partum primipara antara lain :
8
Tabel 1.1
Keaslian penelitian
9
Kabupaten terhadap perilaku ibu menyusui
dharmasraya
Tahun 2017
Tabel 1.2
Persamaan dan Perbedaan dengan Penelitian Peneliti
Perbedaan :
Metode penelitian Desain penelitian yang digunakan Desain penelitian pre-eksperiment
Case Control dengan pendekatan one group pre-
dengan studi analisis post test design
korelasi. Mengetahui pengaruh teknik
Fokus intervensi untuk menganalisis menyusui terhadap lecet putting susu
hubungan antara teknik menyusui pada ibu nifas primipara.
dengan kejadian puting susu lecet
pada ibu nifas primipara
Persamaan Vela Dhita (2021)
Responden ibu nifas primipara Ibu post partum primipara
Perbedaan :
Alat ukur Kuesioner dan checklist Lembar observasi
Metode penelitian pendekatan crossectional dengan Desan penelitian pre-eksperiment
studi analisis korelasi dengan pendekatan one group pre-
post test design
10
Perbedaan :
Alat ukur kuesioner Lembar observasi
Metode penelitian Jenis penelitian adalah quasi Desan penelitian pre-eksperiment
experimental dengan pre post test dengan pendekatan one group pre-
design post test design.
Mengetahui pengaruh teknik
Fokus intervensi mengetahui pengaruh pendidikan menyusui terhadap lecet putting susu
kesehatan teknik menyusui terhadap pada ibu nifas primipara
pengetahuan dan perilaku ibu
primipara
Persamaan : Enda Fitria Arsan (2017)
Metode penelitian Pre Experiment dengan rancangan Desan penelitian pre-eksperiment
One dengan pendekatan one group pre-
Group Pretest and Posttest Design post test design.
check list Lembar observasi
Alat ukur
Perbedaan : ibu menyusui bayi usia 0-6 bulan Ibu post partum primipara
Responden untuk megetahui pengaruh
penyuluhan tentang teknik menyusui Mengetahui pengaruh teknik
Fokus intervensi yang benar terhadap perilaku ibu menyusui terhadap lecet putting susu
menyusui pada ibu nifas primipara
Perbedaan :
Metode penelitian Penelitian analitik dengan desain Desan penelitian pre-eksperiment
cross sectional study dengan pendekatan one group pre-
post test design.
Mengetahui pengaruh teknik
Fokus intervensi untuk mengetahui hubungan menyusui terhadap lecet putting susu
pengetahuan ibu primipara tentang pada ibu nifas primipara
teknik menyusui yang benar dengan
kejadian puting susu lecet.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
minggu pertama yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
terjadi salah satunya adalah perubahan progresif payudara untuk laktasi dan
ini merupakan masa dimana seorang ibu belajar untuk merawat dirinya
sendiri dan bayinya yang baru lahir serta melakukan aktifitas yang salah
a. Sistem reproduksi
1) Involusi uterus
12
13
Proses ini dimulai setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot- otot
serta perubahan dari tempat uterus itu sendiri , warna dan jumlah dari
lochia. Ukuran uterus pada masa ini akan mengecil seperti sebelum
hamil (Fitriahadi,2018)
Tabel 2.1
Perubahan pada uterus
lokasi uterus yaitu uterus turun dari abdomen dan kembali menjadi
terletak sekitar 2/3 -3/4 bagian atas anatar simfisis pubis dan
dalam beberapa jam. TFU akan tetap terletak kira-kira sejajar ( satu
ruas jari dibawah umbilicus selama satu atau dua hari dan secara
(Astuti,2015).
tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2
hanya sebesar 2-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. penyembuhan luka
Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara dilepaskan
permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga
Epitelium berproliferasi meluas ke dalam dari sisi tempat ini dan dari
3) Perubahan serviks
terjadi pada serviks pada masa postpartum adalah dari bentuk serviks
serviks tidak akan pernah kembali lagi seperti keadaan sebelum hamil.
akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan
4) Lochea
berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap
Lochea ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa
serabut dari desidua dan chorion. Lochea terdiri atas sel desidua,
b) Lochea sanguinolenta
c) Lochea serosa
atas lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri atas
d) Lochea alba
5) Perineum
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post
hamil (Mastiningsih,2019).
6) Vagina
17
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan
(Mastiningsih,2019).
7) Payudara
b. Sistem endokrin
Perubahan sistem endokrin yang terjadi pada masa nifas adalah perubahan
berjalan dengan baik. Jadi semua ibu nifas seharusnya dapat menjalani
18
proses laktasi dengan baik dan sanggup memberikan ASI eksklusif pada
c. Sistem pencernaan
d. Sistem kardiovaskular
(2019) yaitu :
1) Volume darah
ke-3 dan ke-4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya menurun
2) Curah jantung
meningkat bahkan lebih tinggi selama 30-60 menit karena darah yang
umum.
e. Tanda-tanda vital
1) Suhu badan
Satu hari (24 jam) post partum suhu badan akan naik sedikit (37,5-38
Biasanya pada hari ke-3 suhu badan naik lagi kaena ada pembentukan
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali per menit. Sehabis
3) Tekanan Darah
20
4) Pernapasan
denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernapasan juga akan
napas.
f. Sistem perkemihan
buang air kecil dalam 24 jam pertama. Penyebab dari keadaan ini adalah
g. Sistem musculoskeletal
ciut dan pulih kembali. Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8
berikut:
a. Puerperium dini
b. Puerperium intermediate
c. Puerperium remote
Remote puerperium yakni masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat
adaptasi yang khusus. Karena pada saat itu tanggung jawab ibu mulai
bertambah. Adapun fase-fase adaptasi ibu nifas menurut Rini (2017) sebagai
berikut :
a. Fase taking on
22
Fase ini adalah fase ketergantungan yang berlangsung dari hari pertama
sampai hari kedua paska persalinan.Pada fase ini ibu berfokus perhatian
menjaga komunikasi yang baik. Hak yang sangat diperlukan pada fase ini
adalah istirahat yang cukup, komunikasi yang baik dan asupan nutrisi.
Fase ini berlangsung antara 3-10 hari paska persalinan. Pada fase ini ibu
dalam merawat bayinya. Selain itu perasaan yang sensitive sehingga ibu
c. Fase letting go
Fase ini merupakan fase dimana ibu menerima tanggung jawab barunya
keinginan untuk merawat diri dan bayinya semakin meningkat. Ibu akan
melahirkan yang dialami oleh ibu yang berkaitan dengan bayinya atau disebut
juga dengan baby blues, yang disebabkan oleh perubahan perasaan yang
alami oleh ibu saat hamil sehingga sulit menerima keadaan bayinya
perubahan perasaan ini merupakan respon alami terhadap rasa lelah yang
dirasakan. Selain itu, juga karena perubahan fisik dan emosional selama
setelah ibu menyesuiakan diri dengan peran barunya dan tumbuh kembali
dalam keadaan normal (Fitriahadi. 2018). Postpartum Blues atau yang sering
juga disebut maternity blues atau sindrom ibu baru, dimengerti sebagai suatu
a. Reaksi depresi/sedih/disforia
b. Sering menangis
c. Mudah tersinggung
d. Cemas
e. Labilitas perasaan
h. Kelelahan
i. Mudah sedih
j. Cepat marah
k. Mood mudah berubah, cepat menjadi sedih, dan cepat pula menjadi
gembira
24
Perasaan bersalah
m. Pelupa
Puncak dari postpartum blues ini 3-5 hari setelah melahirkan dan berlangsung
dari beberapa hari sampai 2 minggu. Postpartum blues dapat terjadi pada
dan tidak disebabkan oleh stres. Namun stres dan riwayat depresi dapat
2019)
6. Komplikasi
Komplikasi pada ibu post partum menurut Sunarsih (2011) sebagai berikut :
a. Hemoragi
dari komplikasi ini adalah atonia uteri dan sisa plasenta (80%) laserasi
a) Partus lama
c) Perdarahan antepartum
e) Karioamnionitis
f) Miomi uteri
g) Anestesia
disebabkan oleh infeksi nifas, maka demam daalm nifas merupakan gejala
penting dari penyakit ini. Demam dalam masa nifas juga sering disebut
dalam nifas selain oleh infeksi nifas dapat juga disebabkan oleh pielitis,
dengan suhu 38℃ atau lebih yang terjadi selama 2 hari berturut-turut.
26
pecah ketuban
manual)
e) Trauma jaringan yang luas atau luka terbuka, seperti laserasi yang
tidak diperbaiki
f) Hematoma
Jenis-jenis infeksi :
a) Endometritis
postpartum dan bersifat naik turun (remittens ). HIS lebih nyeri dari
merah atau coklat, serta berbau. Lokia yang berbau tidak selalu
27
b) Parametritis
beberapa cara yaitu penyebaran melalui limfe dari bekas luka serviks
semua jurusan. Jika menjalar ke atas daapt diraba pada dinding perut
nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari seminggu disertai rasa nyeri
di kiri atau kanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut
c) Peritonitis
(2) Disuria
(4) Edema
e) Mastitis
vena akibat efek progesteron dan tekanan pada vena oleh uterus.
29
d. Hematoma
1. Definisi ASI
ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi alami bagi bayi yang merupakan suatu
emulsi lemak yang mudah dicerna dan disekresi oleh kedua kelenjar mamae
dari ibu melalui proses laktasi. ASI adalah cairan tubuh yang bersifat dinamis
dan mengadung nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan
Menurut WHO (2011) ASI mengandung jumlah nutrisi yang tepat bagi bayi
dan mengandung antibody penting yang diberikan dari ibu yang membantu
untuk melindungi bayi terhadap sejumlah infeksi (Nagtalon & Ramos, 2014).
a. Kolostrum
hidup. Kolostrum juga mengandung mengandung zat zat gizi yang pas
untuk bayi antara lain protein 8,5%, lemak 2,5% , sedikit karbohidrat
3,5%, garam dan mineral 0,4%, air 85,1 % , antibodi serta kandungan
dalam jumlah yang besar. Manfaat besar dari kolostrum masih banyak
sebagai ASI basi atau ASI kotor sehingga harus dibuang. Padahal manfaat
melalui penyuluhan.
ASI masa transisi terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-10, dimana
pengeluaran ASI oleh payudara sudah mulai stabil. Pada masa ini, terjadi
c. Asi matur
ASI matur disekresi dari hari ke-10 sampai seterusnya. Kadar karbohidrat
menjadi ASI matur maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil. Komponen
energi untuk otak. Konsentrasi laktosa pada air susu manusia kira-kira
50% lebih banyak jika dibandingkan dengan kadar laktosa dalam susu
jarang ditemukan pada bayi yang mendapatkan ASI. Hal ini disebabkan
protein yang terdapat pada susu sapi biasanya dua kali lebih besar jika
menjadi protein whey dan casein. Protein whey banyak terdapat pada
ASI, sifatnya lebih mudah diserap oleh usus bayi. Sedangkan susu sapi
bayi. Disamping itu terdapat asam lemak rantai panjang diantaranya asam
penglihatan. Kadar lemak baik tersebut lebih banyak ditemukan pada ASI
dibanding susu sapi. Bayi yang mendapatkan ASI tidak akan kekurangan
asam linolenat karena 6-9% kandungan energi total ASI adalah asam
linolenat.
3. Manfaat ASI
ASI merupakan bahan makanan alamiah bagi bayi yang lahir cukup bulan.
Selain itu ASI mudah di dapat dan selalu segar dan bebas dari berbagai
pencernaan makanan menjadi lebih kecil. Bayi yang menyusu sangat jarang
itu, gejala muntah dan kolik lebih jarang ditemukan pada bayi yang
resiko terkena kanker payudara (Depkes RI, 2018). ASI banyak sekali
aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan,
a. Aspek Gizi
33
5) Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI
retina mata.
b. Aspek Imunologik
4) Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan
salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih
5) Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel
c. Aspek Psikologik
1) Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui
dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan
35
akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh
ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi
d. Aspek Kecerdasan
kecerdasan bayi.
e. Aspek Neurologis
36
bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.
f. Aspek Ekonomis
untuk makanan bayi sampai bayi berumur 6 bulan. Dengan demikian akan
peralatannya.
diantaranya yaitu :
a. Gizi
Nutrisi ibu menyusui lebih tinggi dari pada ibu hamil. Ibu yang sedang
agar bisa menyusui bayinya dengan sukses. Sebanyak 300 kalori yang
yang diproduksi. Jumlah energi rata-rata pada ASI sekitar 70 kkal/100 ml.
per hari sebesar 750 ml pada enam bulan pertama dan sebesar 600 ml/hari
membentuk ASI pada enam bulan pertama dan kedua masing-masing 640
ASI, jika ibu mengalami stres, pikiran tertekan, tidak tenang, sedih dan
ibu mengalami perubahan emosi yang terjadi 2-3 hari setelah melahirkan.
penyemprotan ASI (milk let down), oleh karena itu sikap positif terhadap
berhasil. Ibu yang mengalami gangguan emosi, maka kondisi itu bisa
tertekan perasaan ibu lantaran tangisan bayi, semakin sedikit ASI yang
oleh tenaga kesehatan dan orang di sekitar ibu, baik saat hamil maupun
Peran dari tenaga kesehatan sangat diperlukan bagi ibu sejak antenatal,
Pemasangan AKDR harus sudah dilakukan dalam waktu satu bulan tujuh
39
pemasangan.
d. Perawatan Payudara
Masalah yang timbul selama masa menyusui dapat dimulai sejak periode
antenatal, masa setelah persalinan dini dan masa setelah persalinan lanjut.
Masalah menyusui pada masa setelah persalinan dini salah satunya adalah
puting susu nyeri, puting susu lecet, payudara bengkak dan mastitis.
yang dilaksanakan baik oleh ibu pada masa setelah melahirkan, maupun
dibantu oleh orang lain yang dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua
untuk menyusui.
e. Anatomi payudara
yang secara progresif mengecil yang bercabang dari puting payudara dan
40
f. Faktor Fisiologis
g. Pola Istirahat
Kondisi ibu yang terlalu letih dan kurang istirahat akan menyebabkan ASI
berkurang, hal yang bisa diantisipasi dengan mengikuti pola tidur bayi,
lebih cukup. Kebutuhan tidur ibu dalam sehari kurang lebih delapan jam
pada malam hari dan satu jam pada siang hari. Pola istirahat dan aktivitas
41
Ibu yang menyusui anak secara jarang dan berlangsung sebentar maka
Bayi yang cukup bulan, frekuensi menyusui sekitar sepuluh kali per hari
pengeluaran ASI. Bayi yang lahir dengan berat badan rendah (<2500
payudara ibu yang lebih rendah daripada bayi yang terlahir dengan berat
badan normal (<2500 gram). Bayi yang dilahirkan dengan berat badan
2000 gram dengan prematur lebih biasanya tumbuh subur dengan ASI,
namun bayi yang lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2000 gram,
normal.
produksi ASI, hal ini disebabkan bayi yang lahir prematur sangat lemah
bayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum 37 minggu dari hari pertama
menstruasi terakhir. Bayi yang usia kehamilan ibu diatas 34 minggu (berat
diatas 1800 gram) dapat disusukan langsung kepada ibu karena refleks
hisap dan menelannya biasanya sudah cukup baik. Bayi yang usia
refleks menelan cukup baik, tetapi refleks menghisap masih kurang baik,
oleh karena itu, ibu dapat memerah ASI dan ASI dapat diberikan dengan
menggukan sendok, cangkir atau pipet. Bayi yang lahir dengan usia
belum memiliki refleks hisap dan menelan yang baik, maka ASI perah
k. Merokok
l. Teknik menyusui
43
Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi
dengan perlekatan dan posisi ibu dan bayi dengan benar. Untuk mencapai
meliputi posisi ibu dan bayi yang benar (body position), perlekatan bayi
lebih dini karena tidak mengetahui teknik menyusui yang benar yang
adalah bagaimana posisi bayi saat menyusu, cara menaruh bayi pada
menyusui, dan masih banyak lagi masalah yang lain. Puting susu yang
menyebabkan putting susu lecet teknik menyusui yang salah juga dapat
1. Pengertian menyusui
sampai proses bayi mengisap dan menelan ASI. Menyusui merupakan sebuah
proses alamiah yang dilakukan oleh seorang ibu setelah melahirkan yang
yang lebih tentang menyusui serta dukungan moral dari lingkungan keluarga
terdekat khususnya suami. Menyusui yang terbaik untuk bayi karena ASI
mudah dicerna dan memberikan gizi dalam jumlah yang cukup untuk
kebutuhan bayi. Air Susu Ibu membantu melindungi bayi dari berbagai
2. Mekanisme Menyusui
(Swallowing reflex).
Jika menyentuhkan jari atau puting, bayi akan memutar mulutnya ke arah
mungkin semuanya masuk kedalam mulut bayi, tetapi hal ini tidak
45
mungkin dilakukan pada ibu yang mempunyai areola yang besar. Untuk
itu maka sudah cukup bila rahang bayi supaya menekan sinus laktiferus.
Tidak dibenarkan bila rahang bayi hanya menekan puting susu saja
Pada saat air susu keluar dari puting susu, akan disusul dengan gerakan
lambung. Segera mulut bayi penuh dengan ASI, ia akan menelan masuk
Selain harus mengetahui apakah bayi menyusui secara efektif atau tidak, ibu
yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi dengan perlekatan dan
posisi ibu dan bayi dengan benar. Tujuan menyusui yang benar adalah untuk
Sedangkan manfaat dari teknik menyusui yang benar yaitu putting susu tidak
lecet, perlekatan menyusu pada bayi kuat, bayi menjadi tenang dan tidak
menyusi namun posisi yang baik adalah dimana posisi kepala dan badan bayi
berada pada garis yang lurus sehingga bayi dapat menyusui dengan nyaman.
Selain itu posisi ibu pun harus nyaman. Langkah-langkah teknik menyusui
Sebelum menyusui bersihkan puting susu dan areola dengan kapas DTT
dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai
1) Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan
kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu
2) Bayi dipegang dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung
siku ibu, kepala bayi tidak boleh tertengadah, bokong bayi ditahan
3) Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu dan satu lagi
didepan.
sehingga telinga dan lengan bayi berada pada satu garis lurus.
c. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di
cara:
sehingga puting susu berada dibawah langit-langit dan lidah bayi akan
bawah areola.
c) bibir bayi terlipat keluar (bibir atas terlipat ke atas dan bibir bawah
i. Menyendawakan bayi
supaya bayi tidak muntah setelah menyusui. Ketika menyusui bayi ikut
menelan udara yang dapat membuat perutnya penuh dan tidak enak
setidaknya setelah lima menit bayi menyusui atau paling sedikit saat bayi
Menurut Utami & Fitriahadi (2018) pada bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai
a. Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapatkan
c. Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali.
g. Pertumbuhan berat badan (BB) dan tinggi Badan (TB) bayi sesuai dengan
grafik pertumbuhan.
rentang usianya).
i. Bayi terlihat puas, sewaktu-waktu lapar akan bangun dan tidur dengan
cukup.
pulas.
sekitar 5-7 menit dan ASI dalam lambung akan kosong dalam waktu 2 jam.
Menyusui yang di jadwal akan berakibat kurang baik karena hisapan bayi
menyusui tanpa jadwal dan sesuai kebutuhan bayi, akan mencegah timbulnya
dianjurkan agar lebih sering menyusi di malam hari. Bila sering disusukan
pada malam hari akan memicu produksi ASI. Untuk menjaga keseimbangan
ukuran kedua payudara, maka sebaiknya setiap kali menyusui, harus dengan
payudara terasa kosong, agar produksi ASI menjadi lebih baik. Setiap kali
50
Teknik menyusui dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut Alam &
puting susu datar yang dapat membuat bayi kesulitan dalam melakukan
yang benar dapat memberikan anggapan bahwa menyusui itu suatu proses
menyusui bayi dengan benar tanpa harus dipelajari. Selain itu hanya
informasi yang tepat dari petugas kesehatan, informasi dari media masa.
Masalah yang paling sering ditemui pada ibu menyusui menurut Rosyidah
a. Kurang informasi
sama baiknya, bahkan lebih baik dari ASI. Selain itu juga kurang
atau ibu jari didaerah areola, kemudian dikukan pengurutan menuju arah
c. Payudara bengkak
payudara oedem, sakit, puting susu kencang, kulit mengkilap walau tidak
d. Payudara penuh
Rasa berat pada payudara, panas dan keras, bila diperiksa ASI keluar dan
tidak demam.
52
susu lecet dapat disebabkan oleh trush (candidates) atau dermatitis dan
kedalam mulut bayi. Puting lecet dapat juga terjadi pada akhir menyusui,
bayi tidak benar melepaskan isapan atau jika ibu sering membersihkan
putting susu.
merah, kadang diukuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat.
Karena tekanan jari ibu saat menyusui, posisi bayi, dan ASI yang tidak
Masalah yang sering terjadi pada ibu nifas adalah puting susu lecet sehingga bayi
tidak menyusu sampai ke areola. Bayi yang menyusu hanya pada puting, maka
bayi akan mendapatkan ASI sedikit karena gusi bayi tidak menekan pada daerah
sinus laktiferus. Hal ini dapat menyebabkan nyeri atau lecet pada puting ibu.
Puting susu yang lecet dapat disebabkan oleh moniliasis (infeksi yang disebabkan
oleh monilia yang disebut candida) pada mulut bayi yang menular pada puting
susu, iritasi akibat membersihkan puting dengan sabun, lotion, krim, alkohol,
bayi dengan tali lidah pendek (frenulum lingue) sehingga sulit menghisap sampai
53
areola dan hanya sampai puting juga cara menghentikan menyusu kurang hati-
hati. Kebanyakan puting susu nyeri atau lecet disebabkan oleh kesalahan dalam
teknik menyusui (Kristiyansari, 2011). Puting susu lecet dapat disebabkan trauma
pada puting susu saat menyusui, terjadi retak dan pembentukan celah-celah.
Retakan pada puting susu bisa sembuh sendiri dalam waktu 48 jam. Umumnya
ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit ini akan
berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu ibu benar,
perasaan nyeri akan segera hilang. Puting susu terasa nyeri bila tidak ditangani
dengan benar dan akan menjadi lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan
dan kadang-kadang mengeluarkan darah. Payudara sering terasa penuh dan nyeri
akibat dari bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan dengan ASI mulai
payudara bengkak yang tidak sendiri biasanya terjadi hati-hari pertama sekitar 2-
Putting susu lecet akibat dari teknik menyusui yang salah menurut elvina (2017)
menyusu. Enggan menyusu akan berakibat kurang baik, karena isapan bayi
menyebabkan produksi ASI menurun, selain itu payudara tidak segera kosong
bengkak dan terasa nyeri, bila hal ini tidak segera teratasi dapat menyebabkan
b. Puting susu terpapar oleh sabun, krim, alkohol, ataupun zat iritan lain saat
c. Moniliasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu
2. Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi puting susu lecet menurut
dengan tangan
jam
h. Keluarkan sedikit ASI dan oleskan ke puting yang lecet dan biarkan
kering
j. Bila terasa sangat sakit boleh minum obat pengurang rasa sakit
E. Kerangka teori
Skema 2.1
kerangka teori
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
56
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Kerangka konsep
ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Nursalam,
hasil penemuan dengan teori. Kerangka konsep pada penelitian ini dapat
Skema 3.1
kerangka konsep
2. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah gejala yang berbentuk apa saja yang ditetapkan
atau yang menjadi akibat. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah
B. Hipotesis
hipotesis adalah merupakan suatu jawaban atau dugaan sementara yang bisa
dianggap benar dan bisa dianggap salah, sehingga memerlukan pembuktian dari
1. Ha : Ada pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap putting susu lecet
Kabupaten Tegal.
2. Ho : Tidak ada pengaruh teknik menyusui yang benar terhadap putting susu
lecet pada ibu post partum primipara di wilayah kerja puskesmas Jatinegara
Kabupaten Tegal.
58
C. Desain penelitian
01 X 02
Skema 3.2
Rancangan penelitian
Keterangan :
menyusui yang benar pada ibu post partum primipara sebelum diajarkan
kepada ibu post partum primipara yaitu dengan mengajarkan teknik menyusui
yang benar
ibu post partum primipara sesudah diajarkan teknik menyusui yang benar
D. Definisi operasional
Tabel 3.1
Definisi opeasional
59
1. Populasi
(Nursalam, 2011). Populasi penelitian ini yaitu 32 ibu post partum primipara
2. Sampel
a. Kriteria responden
1) Kriteria inklusi
Kabupatem Tegal.
2) Kriteria eksklusi
Kabupatem Tegal
b) Bayi meninggal.
b. Besar sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability
sampling dengan metode total sampling. Metode total sampling yaitu teknik
61
Alasan mengambil total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari
1. Tempat penelitian
Kabupatem Tegal
2. Waktu Penelitian
G. Etika penelitian
kegiatan penelitian yang melibatkan antara pihak peneliti, pihak yang diteliti
dalam kasus ini adalah responden penelitian yang juga akan memperoleh dampak
Dalam hal ini responden berhak bersedia atau tidak bersedia, bila bersedia
maka harus menandatangani lembar persetujuan dan bila tidak bersedia maka
f. Manfaat tindakan
g. Kerahasiaan (Hidayat,2011).
confidentiality)
cukup dengan menggunakan inisial, kode atau nomor responden. Hal ini
pada orang lain tanpa ijin dari pihak yang bersangkutan (Hidayat,2011).
antara satu responden dengan responden yang lain sesuai dengan standar
a. Data primer
responden dan teknik menyusui pada ibu post partum. Untuk mengetahui
teknik menyusui dan putting susu lecet pada ibu post partum peneliti
b. Data sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini adalah catatan rekam medis untuk
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi yang
3. Uji validitas
alat tersebut mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riyanto, 2018).
Lembar observasi dalam penelitian ini yaitu perilaku teknik menyusui yang
benar telah dilakukan uji validitas oleh peneliti sebelumnya yaitu Dari 20
64
butir soal didapatkan r hitung > r tabel (0,688 > 0,396) dengan kata lain 20
4. Uji reabilitas
dilakukan uji reabilitas oleh peneliti sebelumnya dan didapatkan alpha hitung
> alpha minimal (0,978 > 0,7) yang artinya 20 butir soal tersebut dinyatakan
reliabel.
1. Persiapan penelitian
2. Pelaksanaan
3. Pasca penelitian
1. Pengolahan data
sebagai berikut :
a. Editing
diperoleh atau dikumpulkan. Proses editing ini dapat dilakukan pada saat
meliputi kelengkapan isi dari kuesioner tersebut dan jawaban yang sudah
kuesioner maupun jawaban dari responden, maka saat itu juga bisa
b. Coding
Saat data-data tersebut sudah terkumpul dan sudah di edit yang dilakukan
1) Perilaku menyusui
2 = Baik (skor 6 - 8)
3 = Cukup (skor 3 - 5)
1 = Ya
2 = Tidak
c. Entry data
Salah satu program komputer yang digunakan dalam proses entry data
2. Analisa data
a. Analisis Univariat
(Notoadmojo,2018).
b. Analisis bivariat
data terlebih dahulu untuk menentukan jenis uji statistik yang tepat. Uji
lebih dari 50 . hasil uji normalitas data teknik menyusui dan putting susu
normal jika nilai p value >0,05 dan dikatakan tidak berdistribusi normal
Agustin, I. M., & Septiyana, S. (2018). Kecemasan Pada Ibu Post Partum Primipara
Dengan Gangguan Proses Laktasi. Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa, 1(2), 99-
104
Alfiansyah, W., (2014). Pengetahuan Ibu Hamil Mengenai Faktor–Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Air Susu Ibu di RSU Dr. Sudarso Pontianak Tahun
2014. Jurnal Mahasiswa PSPD FK Universitas Tanjungpura 3.1.
Anggraeni, W., Idayanti, T. I., & Purnama Sari, K. I. (2021). Hubungan Teknik
Menyusui Dengan Keberhasilan Laktasi . Journals of Ners
Community, 12(1), 43–49. http://journal.unigres.ac.id
Anitasari, B., Nfn, A., & Santi, S. (2020). Hubungan Pengetahuan Ibu Post Partum
Tentang Teknik Menyusui Dengan Keefektifan Proses Menyusui. Jurnal
Fenomena Kesehatan, 3(02), 400-411.
Arsan, Fitria (2017). Pengaruh Demonstrasi Teknik Menyusui Yang Benar Terhadap
Perilaku Ibu Menyusui Di Nagari Sungai Dareh Kabupaten Dharmasraya
Tahun 2017. Skripsi thesis, Poltekkes Kemenkes Kendari. Diakses pada 30
desember 2021.
Astuti, Sri., et al. (2015) Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui . Jakarta: Erlangga
Eksioglu A, Yesil Y, Demir Gungor D, Ceber Turfan E. The Effects of Different
Breastfeeding Training Techniques Given for Primiparous Mothers Before
Discharge on the Incidence of Cracked Nipples. Breastfeed Med. 2017
Jun;12:311-315. doi: 10.1089/bfm.2016.0150. Epub 2017 May 4. PMID:
28472588.
Eliyanti.,E et al. (2017). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Dengan Putting Susu
Lecet Di Bpm Suhartini, Sst Kecamatan Diwek Kabupaten Jombang. Jurnal
Ilmiah Kebidanan, Vol 3 No 2 September 2017 ISSN : 2477-4383
Fitriahadi, E., & Utami, I. (2018). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Beserta
Daftar Tilik (Vol. 53, Issue 9). Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta. ISBN 978-
602-0739-01-4
Hamidiyanti, B. Y. F. (2019). Kemampuan Ibu Postpartum Primipara Remaja Dalam
Menyusui Bayi Baru Lahir di Wilayah Kerja UPT BLUD Puskesmas
Narmada Kabupaten Lombok Barat NTB 2017. Jurnal Midwifery Update
(MU), 1(1), 18-27.
Jannah, Miftahul (2018). Pengaruh Support Edukasi Teknik Menyusui Yang Benar
Terhadap Efektivitas Menyusui Ibu Postpartum Wilayah Kerja Puskesmas
Batua. http://digilib.unhas.ac.id. Di akses pada 20 desember 2021.
Kristiyanasari. Weni., (2011). Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak. Yogyakarta
: Penerbit Nuha Medika
Mardjun., Z., et.al., (2019). Hubungan Kecemasan Dengan Kelancaran Pengeluaran
Asi Pada Ibu Post Partum Selama Dirawat Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak
Kasih Ibu Manado. e-journal Keperawatan (e-Kp) Volume 7 Nomor 1,
Februari 2019
Maria Monberg Feenstra, Mette Jørgine Kirkeby, Marianne Thygesen, Dorthe B.
Danbjørg, Hanne Kronborg (2018). Early breastfeeding problems: A mixed
method study of mothers’ experiences, Sexual & Reproductive Healthcare,
Volume 16, 2018, Pages 167-174 ISSN 1877-5756,
https://doi.org/10.1016/j.srhc.2018.04.003. https://www.sciencedirect.com
diakeses pada 22 Desember 2021.
Mastiningsih, P., & Agustina, C., (2019) Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Nifas Dan Menyusui. Bogor : In Media
Mita Novia Sari. Pengaruh Hypnobreastfeeding Terhadap Kecemasan Menyusui
Pada Ibu Postpartum Primipara Di Bpm Kota Palembang Tahun 2020.
Repository Poltekkes Kemenkes Palembang, Accessed November 19,
2021, Https://Repository.Poltekkespalembang.Ac.Id
Novita Ning Pratiwi, Sari Pratiwi Apidianti .I. (2020). Hubungan Antara Teknik
Menyusui Dengan Kejadian Puting Susu Lecet Pada Ibu Nifas Primipara Di
Kelurahan Kangenan Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan. Jurnal :
Sakti Bidadari/2020/Vol.3 No.2 ISSN:2580-1821
Nagtalon, J, & Ramos (2014). Kesehatan Ibu Dan Bayi Baru Lahir: Pedoman Untuk
Perawat Dan Bidan.Jakarta Erlangga.
Notoatmodjo, S (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Pratiwi, N., & Apidianti, S. (2020). Hubungan Antara Teknik Menyusui Dengan
Kejadian Puting Susu Lecet Pada Ibu Nifas Primipara Di Kelurahan
Kangenan Kecamatan Pamekasan Kabupaten Pamekasan. Sakti Bidadari
(Satuan Bakti Bidan Untuk Negeri), 3(2), 13-21. Retrieved from
http://www.journal.uim.ac.id
Ramaita & Rishel, Astria. (2021). Hubungan Pengetahuan Ibu Primipara Tentang
Teknik Menyusui Yang Benar Dengan Kejadian Puting Susu Lecet
Kabupaten Padang Pariaman. Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Vol.12 No.1 (2021) 191-199
Roesli, U., (2012) Inisiasi Menyusu Dini Plus ASI Eksklusif. Jakarta : Pustaka
Bunda.
Rohayati, Eti. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Teknik Menyusui terhadap
Pengetahuan dan Perilaku Ibu Primipara di UPTD Puskesmas Cigasong
Kabupaten Majalengka tahun 2020. Jurnal Kampus STIKES YPIB
Majalengka, [S.l.], v. 9, n. 1, p. 80-94, aug. 2021. ISSN 2685-3256. http://e-
journal.stikesypib.ac.id . Date accessed: 30 nov. 2021.
Rosyidah, R., & Azizah, N., (2019). Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan Kebidanan
Nifas dan Menyusui. UMSIDA Press. ISBN 978-602-5914-78-2
Septiyana Dan Ike Mardiati Agustin (2018) Kecemasan Pada Ibu Post Partum
Primipara Dengan Gangguanproses Laktasi. Jurnalilmu Keperawatan
Jiwavolume1no2, Hal99–104,November2018. Issn 2621-2978 (Media
Online) Pusat Pengembangan Keperawatan jawa Tengah
Wahyuningsih, S. (2019). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum Dilengkapi
Dengan Panduan Persiapan Praktikum Mahasiswa Keperawatan.
Yogyakarta : Deepublish.
Wahyuningsih, A., & Wahyuningsih, E. (2020). Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Teknik Menyusui Yang Benar Dengan Kejadian Puting Lecet Pada Ibu Nifas
Di Bpm Siti Sujalmi, Jatinom, Klaten. INVOLUSI: Jurnal Ilmu
Kebidanan, 10(2), 45-51.
Lampiran 1
Kepada Yth,
Ibu/sdr/i
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi S-1
Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang.
Nama : Khafidzoh
Nim : 118109
Alamat : Semarang
Menyatakan bahwa saya akan mengadakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Teknik Menyusui Yang Benar Terhadap Putting Susu
Lecet Pada Ibu Post Partum Primipara Di Walayah Kerja Puskesmas
Jatinegara Kabupaten Tegal” sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
sarjana keperawatan di institusi Pendidikan tersebut. Penelitian ini tidak akan
menimbulkan kerugian bagi Ibu/sdr/i sebagai subjek penelitian, kerahasian
seluruh informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepertingan penelitian. Saya mengharapkan kesediaan ibu/sdr/i untuk ikut
dalam penelitian ini, yaitu dengan bersedia untuk mendatangani lembar
persetujuan.
Atas kesediaan bapak/ibu/sdr/i saya ucapkan terimakasih.
( Khafidzoh )
Lampiran 2
Dengan ini menyatakan bersedia dan tidak keberatan menjadi subjek penelitian
yang dilakukan oleh Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES
Telogorejo Semarang yang bernama Khafidzoh (NIM: 118109) dengan judul
“Pengaruh Teknik Menyusui Yang Benar Terhadap Putting Susu Lecet
Pada Ibu Post Partum Primipara Di Walayah Kerja Puskesmas Jatinegara
Kabupaten Tegal”. Surat persetujuan ini saya buat atas kesadaran sendiri tanpa
tekanan maupun paksaan dari pihak manapun.
(………………………….)
Lampiran 3
Identitas Responden
a. Nama :
b. Usia :
c. Pendidikan :
d. Pekerjaan :
e. No kode responden :
Keterangan :
No Pertanyaaan Ya Tidak
1. Apakah ibu merasakan nyeri saat menyusui
2. Nyeri dirasakan saat bayi mengisap puting susu
3. Ada tindakan yang dilakukan untuk mengatasi nyeri,
antara lain : kompres air hangat, menggunakan pompa
ASI, mengolesi Asi disekitar puting susu, dll.
Keterangan :
Tidak : apabila tidak merasakan nyeri saat atau setelah menyusui bayinya.
Lampiran 5
Kebijakan :
1. Memberitahu semua ibu hamil tentang manfaat dan proses pemberian ASI.
2. Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam waktu setengah jam setelah
melahirkan.
3. Menunjukkan pada ibu cara menyusui bayi.
4. Tidak memberikan makanan dan minuman lain selain ASI kepada bayi baru
lahir, kecuali terdapat indikasi medis untuk itu.
5. Menempatkan ibu dan bayi dalam satu kamar, sehingga selalu bersama-sama
selama 24 jam sehari.
6. Menganjurkan pemberian ASI sesuai permintaan bayi.
7. Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang menyusui.
Proposal Penelitian “ Pengaruh Teknik Menyusui Yang Benar Terhadap Putting Susu Lecet Pada Ibu Post Partum Primipara Di Walayah
Minggu ke -
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan judul proposal
2 Pengajuan BAB I
3 Pengajuan BAB II
4 Pengajuan BAB III
5 Ujian proposal
6 Perbaikan proposal
7 Pengurusan ijin penelitian
8 Pengambilan data
F.003/SOP/017/AKD
Lampiran 8
NAMA : Khafidzoh
NIM : 118109
TANDA TANGAN
NO TANGGAL TOPIK
MAHASISWA PEMBIMBING
1. 15 September Pengajuan Fenomena
2021
NAMA : Khafidzoh
NIM : 118109
Pembimbing 2: Ns. Maya Cobalt Angio S, M.Kep
N TANDA TANGAN
TANGGAL TOPIK
O MAHASISWA PEMBIMBING
1. 18 Desember Konsultasi
2021 fenomena, alat ukur