Di Susun Oleh :
Retain Monalisa Hutabarat
NIM : 11202128
Dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian tugas akhir pada Program Studi
S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan
Oleh :
Retain Monalisa Hutabarat
NIM : 11202128
Proposal penelitian ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Studi S1 Keperawatan
Menyetujui,
Pembimbing Skripsi
Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmatNya juga Rahmat dan Karunia-Nya sehingga peneliti bisa
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Terapi Bermain
Dengan Audio Visual Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah
Yang Mendapat Terapi Injeksi Intravena Di Ruang Aster Rumah Sakit Pertamina
Balikpapan”. Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Riset
Keperawatan pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA. Peneliti menyadari banyak pihak yang turut
membantu sejak awal sampai akhir penyusunan proposal penelitian ini. Pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. Fathemah Djan Rachmat, SFJVpB, Sp.BTKV (K), MPH selaku
Direktur Utama PERTAMEDIKA/IHC dan Pembina Yayasan Pendidikan
PERTAMEDIKA.
2. Dr. Asep Saefudin, SH, NM, CHRP, CHRA selaku Ketua Pengurus Yayasan
Pendidikan PERTAMEDIKA.
3. Ns. Maryati, S.Sos., MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA
4. Dr. Lenny Rosbi Rimbun, Skp, M.Si, M.Kep, selaku Wakil Ketua I Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
5. Sri Sumartini, SE, MM, selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
6. Ns. Achirman, M.Kep, selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
7. Wasijati, S.Kp, M.Si, M.Kep, selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
8. Ns. Hanik Rohmah Irawati, M.Kep., Sp.Mat selaku dosen pembimbing dan
penguji I yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis
selama proses penelitian ini.
9. Ns. Alfonsa Reni Oktavia, S.Kep., MKM selaku dosen penguji II yang telah
memberikan masukan dan saran dalam proses penelitian ini.
ii
10. Ns. Diana Rhismawati,M.Kep.,Sp.KMB Pembimbing Akademik Non
Reguler XIV.
11. Para Dosen dan Seluruh Staf Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA yang telah memberikan semangat dan kasih sayang selama
perkuliahan.
12. dr. M.N.Khaerudin Sp.B selaku Direktur Rumah Sakit Pertamina Balikpapan
tempat penelitian dilaksanakan.
13. Suami tercinta atas doa dan dukungannya selama ini, sehingga laporan
penelitian /skripsi ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
14. Orang tua/mertua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam
melakukan penelitian ini, sehingga laporan penelitian ini dapat selesai sesuai
dengan waktunya.
15. Para responden atas keikutsertaan dan kerjasamanya, sehingga laporan
penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
16. Teman-teman Angkatan XIV Non Reguler Program Studi S1 Keperawatan -
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
17. Teman-teman di diruangan yang telah membantu dan mensupport, sehingga
laporan penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
18. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya penelitian ini.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................6
C. Tujuan Penelitian...............................................................................7
D. Manfaat Penelitian.............................................................................8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................9
A. Teori dan Konsep Terkait..................................................................9
1. Kecemasan ..................................................................................9
a. Definisi Kecemasn...............................................................9
b. Penyebab Kecemasan...........................................................10
c. Klasifikasi Kecemasan.........................................................11
d. Rentang Kecemasa...............................................................12
e. Konsep Stres Hospitalisasi Anak Usia 3-6 Tahun................13
f. Penyebab Kecemasan Pada Anak.........................................13
g. Tahap Respon Prilaku Kecemasan.......................................15
h. Dampak Hospitalisasi...........................................................16
i. Penatalaksanaan Kecemasan Pada Anak..............................17
j. Alat Ukur Kecemasan Pada Anak........................................18
2. Terapi Bermain di Rumah Sakit..................................................19
a. Definisi Terapi Bermain.......................................................20
b. Bermain di Rumah Sakit Berdasarkan Usia.........................21
c. Prinsip Permainan pada Anak di Rumah Sakit....................21
d. Manfaat Terapi Bermain......................................................22
3. Teknik Distraksi...........................................................................22
a. Definisi Distraksi..................................................................22
b. Jenis-jenis Distraksi..............................................................23
4. Konsep Anak................................................................................24
a. Definisi Anak.......................................................................25
b. Kebetuhan Dasar Anak.........................................................26
c. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak...............................26
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Anak...27
e. Anak Usia 3-6 Tahun...........................................................29
5. Media Audio Visual.....................................................................33
a. Definisi Audio Visual...........................................................33
b. Macam-macam Media Audio Visual...................................33
c. Kelebihan dan Kekurangan Audio Visual............................34
6. Terapi Intravena...........................................................................35
a. Definisi Terapi Intravena......................................................37
b. Indikasi Terapi Intravena......................................................37
c. Keuntungan dan Kerugian Terapi Intravena........................38
B. Penelitian Terkait...............................................................................39
iv
C. Kerangka Teori..................................................................................43
BAB III KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS,DAN DEFINISI
OPERASIONAL............................................................................................42
A. Kerangka Konsep...............................................................................42
B. Hipotesis Penelitian...........................................................................44
C. Definisi Operasional..........................................................................44
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN......................................................46
A. Design Penelitian...............................................................................46
B. Populasi Sample dan Teknik Pengambilan Sampel...........................47
C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................50
D. Etika Penelitian..................................................................................50
E. Alat Pengumpulan/Instrument Penelitian..........................................51
F. Prosedur Pengumpulan Data..............................................................54
G. Pengolahan Data................................................................................55
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data.......................................56
DAFTAR PUSTAKA
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
usia sekolah, di Jerman sekitar 3-7% anak toddler dan 5-10% anak
prasekolah
2
2
Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman atau ketakutan yang tidak jelas
dan gelisah disertai dengan respon otonom (sumber terkadang tidak spesifik
atau tidak diketahui oleh individu), perasaan yang was-was untuk mengatasi
bahaya. Ini merupakan sinyal peringatan akan adanya bahaya dan
memungkinkan individu untuk mengambil langkah dalam menghadapinya
(Herdman,2012). Stressor utama dari hospitalisasi antara lain adalah
perpisahan, kehilangan kendali, cedera tubuh, dan nyeri. Pada anak usia
sekolah stresor kuat pada hospitalisasi adalah ketakutan terhadap penyakit
seperti penyakit yang akut atau yang membahayakan nyawanya sedangkan
pada anak usia pre-school pengalaman terhadap cedera tubuh atau nyeri
merupakan stresor yang harus di tangani, karena dalam masa pre-school
daya imajinatif mereka cukup tinggi (Wong,2009). Hal-hal inilah yang dapat
mengakibatkan kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi.
3
Salah satu media bermain pada anak-anak di era globalisasi sekarang adalah
dengan menggunakan media audio visual. Media audio visual adalah
merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapan melalui
pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat
memeproleh keterampilan, pengetahuan, dan sikap. Media audio visual
merupakan media yang sangat menarik bagi anak-anak terutama anak usia
prasekolah yang memiliki daya imajinasi tinggi dan dapat memudahkan
anak untuk medapatkan pembelajaran yang menyenangkan (Patma,2019).
Hal ini mengakibatkan anak merasa takut atau cemas saat ada petugas yang
akan memberikan tindakan invasif lainnya. Anak-anak cenderung
memperlihatkan reaksi penolakan dengan cara menangis, berteriak-teriak,
menarik orang tuanya, meminta pulang, memberontak atau secara verbal
menyatakan penolakan yang mengakibatkan prosedur pemberian terapi
intravena menjadi terhambat. Diruang Aster Rumah Sakit Pertamina sendiri
sebelumnya memiliki fasilitas ruang bermain dengan berbagai permainan
dan buku cerita, namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini
disebabkan masa pandemi yang sekarang sedang kita hadapi, dimana
diberlakukannya social distancing sehingga membatasi aktifitas berkerumun
pada anak-anak.
memasukkan jarum ke kulit anak. Sejauh ini belum pernah dilakukan teknik
distraksi audio visual di dalam megurangi kecemasan pasien anak
prasekolah pada saat pemberian terapi injeksi intravena.
B. Rumusan Masalah
Saat mengalami hospitalisasi anak memiliki stresor yang menjadi krisis
pertama yang harus dihadapi oleh anak berupa perpisahan, kehilangan
kendali, cedera tubuh, dan nyeri. Salah satu prinsip penerapan atraumatic
care adalah dengan mencegah terjadinya nyeri serta cidera tubuh, hal ini
dikarenakan pada anak usia pre-school pengalaman terhadap cedera tubuh
atau nyeri merupakan stresor yang harus di tangani, karena dalam masa pre-
school daya imajinatif mereka cukup tinggi
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh terapi bermain dengan audio visual
terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah yang
mendapat terapi injeksi intravena di ruang Aster Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden berupa jenis
kelamin, lama hari rawat, pengalaman dirawat sebelumnya pada
anak yang mendapat terapi injeksi intravena di ruang Aster
Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
b. Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan pada anak pra
sekolah saat pemberian injeksi intravena sebelum diberikan
terapi bermain dengan audio visual di ruang Aster Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan.
c. Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan pada anak pra
sekolah saat pemberian injeksi intravena setelah diberikan terapi
bermain dengan audio visual di ruang Aster Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan.
d. Menganalisa pengaruh terapi bermain dengan audio visual
terhadap tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah yang
mendapat terapi injeksi intravena di ruang Aster Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
8
9
10
b. Penyebab Kecemasan
Ada dua faktor penyebab kecemasan faktor predisposisi (pendukung)
dan presipitasi (pencetus) kecemasan (Stuart,2012) meliputi :
1) Faktor Predisposisi (Pendukung) Terdapat beberapa teori
yang mendukung munculnya kecemasan antara lain :
a) Pandangan psikoanalitis, adalah ansietas adalah konflik
emosional yang terjadi antara dua elemen kepribadian: id
dengan superego. Id mewakili dorongan insting dan
impuls primitif, sedangkan superego mencerminkan hati
nurani dan dikendalikan oleh norma budaya. Ego atau
Aku, menengahi tuntutan dari kedua elemen yang
bertentangan tersebut, dan fungsi ansietas adalah
mengingatkan ego bahwa ada bahaya.
c. Klasifikasi Kecemasan
Tingkat kecemasan ada 4 menurut Donsu (2017):
1) Kecemasan ringan (Mild Anxiety)
Berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-hari.
Penyebabnya, seseorang menjadi lebih waspada, sehingga
persepsinya meluas dan memiliki indra yang tajam. Kecemasan
ringan masih mampu memotivasi individu untuk belajar dan
memecahkan masalah sevara efektif dan menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
4) Panik
Setiap orang memiliki kepanikan yang berbeda. Hanya saja,
kesadaran dan kepanikan itu memiliki kadarnya masing-masing.
12
d. Rentang Kecemasan
Skema 2.1.
Rentang respon ansietas Sumber: Stuart (2016)
1) Respon Adaptif
Hasil yang positif akan didapatkan jika individu dapat
menerima dan mengatur kecemasan. Strategi adaptif biasanya
digunakan seseorang untuk mengatur kecemasan antara lain
dengan berbicara kepada orang lain, menangis, tidur, latihan,
dan menggunakan teknik relaksasi.
2) Respon Maladaptif
Ketika kecemasan tidak dapat diatur, individu menggunakan
mekanisme koping yang disfungsi dan tidak berkesinambungan
dengan yang lainnya. Koping maladaptif mempunyai banyak
jenis termasuk perilaku agresif, bicara tidak jelas isolasi diri,
banyak makan, konsumsi alkohol, berjudi, dan penyalahgunaan
obat terlarang.
2) Usia anak
Usia anak salah satu faktor utama yang dapat mempengaruhi
reaksi anak terhadap sakit dan proses perawatan. Semakin
bertambahnya umur seseorang semakin baik seseorang dalam
mengendalikan emosi.
3) Lama perawatan
Lama hari rawat dapat mempengaruhi sesesorang yang sedang
dirawat. Study yang dilakukan oleh (Aguilera-Perez dan
Whetsell,2007 dalam Purwandari,2009) dengan melakukan
pengukuran kecemasan pada waktu 12 jam setelah anak masuk
rumah sakit, 12 jam sebelum keluar rumah sakit, dan 10 hari
setelah keluar dari rumah sakit menunjukan bahwa lama
dirawat mempengaruhi kecemasan anak.
c) Creative material
3) Usia Sekolah
a) Game, buku bacaan, magic crayon
b) Radio atau tape
c) Nonton TV dan kemudian mendiskusikannya
3. Teknik Distraksi
a. Definisi Distraksi
Distraksi adalah sistema aktivasi yang kompleks menghambat
stimulus nyeri apabila seseorang menerima input sensorik yang
berlebih. Dengan adanya stimulus sensorik, seseorang dapat
mengabaikan atau tidak menyadari akan adanya nyeri (Potter &
Perry,2010).
b. Jenis-jenis Distraksi
Jenis-jenis distraksi menurut Soeparmin,2010 antara lain :
1) Distraksi visual
Melihat pertandingan, menonton televisi, membaca koran,
melihat pemandangan dan gambar termasuk distraksi visual.
2) Distraksi pendengaran
Diantaranya mendengarkan musik yang disukai atau suara
burung serta gemercik air, individu dianjurkan untuk memilih
musik yang disukai dan musik tenang seperti musik klasik, dan
diminta untuk berkosentrasi pada lirik dan irama lagu.Klien
juga diperbolehkan untuk menggerakkan tubuh mengikuti
irama lagu seperti bergoyang, mengetukkan jari atau kaki
3) Distraksi pernafasan
Bernafas ritmik, anjurkan klien untuk memandang fokus pada
satu objek atau memejamkan mata dan melakukan inhalasi
perlahan melalui hidung dengan hitungan satu sampai empat
dan kemudian menghembuskan nafas melalui mulut secara
perlahan dengan menghitung satu sampai empat (dalam hati).
Anjurkan klien untuk berkosentrasi pada sensasi pernafasan dan
terhadap gambar yang memberi ketenangan, lanjutkan tehnik
ini hingga terbentuk pola pernafasan ritmik. Bernafas ritmik
dan massase, instruksi kan klien untuk melakukan pernafasan
ritmik dan pada saat yang bersamaan lakukan massase pada
bagaian tubuh yang mengalami nyeri dengan melakukan pijatan
atau gerakan memutar di area nyeri. Pernapasan dalam adalah
25
4. Konsep Anak
a. Definisi Anak
Menurut WHO definisi anak adalah dihitung sejak seseorang di
dalam kandungan sampai dengan usia 19 tahun. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 pasal 1 ayat 1
26
a) Genetika/Hereditas (Keturunan)
Pertumbuhan dan perkembangan anak sangat dipengaruhi
oleh factor keturunan/genetik yang didapat dari
orangtuanya.Faktor genetik lebih menekankan pada aspek
fisiologis dan psikologis yang yang dibawa melalui alian
darah dalam kromosom sehingga faktor ini bersifat statis,
misalnya bentuk fisik, kesehatan, sifat, kepribadian, minat,
bakat, kecerdasan.
b) Hormon
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu
saat janin berumur 4 bulan, pada saat itu terjadi
pertumbuhan yang cepat. Beberapa hormon yang
berpengaruh dalam proses tumbuh kembang anak adalah
hormon pertumbuhan somatotropin, sedangkan hormon
estrogen dan progesteron merupakan hormoneseksual yang
berguna saat anak mulai memasuki usia remaja sebagai salah
satu penanda kematangan individu.
c) Pengalaman hidup
Pengalaman hidup dan proses pembelajaran menjadikan
anak berkembang dengan cara mengaplikasikan apa yang
telah dipelajari pada kebutuhan yang perlu dipelajari.
Semakin banyak pengalaman hidup yang dipelajari maka
akan sangat membantu anak untuk menyelesaikan tugas
perkembangannya.
d) Kesehatan Lingkungan
Tingkat kesehatan mempengaruhi respon anak terhadap
lingkungan dan respon orang lain pada anak tersebut,
sehingga proses pekembangan dapat terganggu bila
kesehatan lingkungan tidak kondusif. Sakit atau luka
berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.
3) Perkembangan Psikososial
Menurut Adriana, 2011, adalah sebagai berikut
a) Usia 3 tahun
Perkembangan psikososial yang dialami anak berupa
berpakaian sendiri hampir lengkap, dibantu bila dengan
kancing di belakang, dan mencocokan sepatu kanan dan
kiri, mengalami peningkatan tentang perhatian, makan
sendiri, dapat menyiapkan makana sederhana seperti
sereal, dapat membantu mengatur meja, mengetahui jenis
kelamin sendiri dan orang lain, egosentrik dalam berfikir
dan tingkah laku, mulai memahami waktu, mulai mampu
memandang konsep dari perspektif yang berbeda, mulai
mempelajari permainan sederhana, tetapi sering mengikuti
aturannya sendiri, serta mulai berbagi, menyembunyikan
mainannya untuk memastikan tidak akan digunakan oleh
anggota keluarga yang lain.
b) Usia 4 tahun
Anak akan bersifat mandiri, cenderung keras kepala dan
tidak sabar, agresif secara fisik dan verbal, mendapat
kebanggaan dalam pencapaian, memamerkan secara
dramatis, menikmati pertunjukan orang lain, menceritakan
cerita keluarga kepada orang lain tanpa batasan, masih
mempunyai banyak rasa takut, menghubungkan sebab
akibat dengan kejadian, memahami waktu dengan baik
khususnya dalam istilah urutan kejadian sehari-hari,
32
c) Usia 5 tahun
Anak akan lebih tenang dan berusaha untuk menyelesaikan
urusan, mandiri, tapi dapat dipercaya, tidak kasar, lebih
bertangguang jawab, mengalami sedikit rasa takut,
mengandalkan otoritas luar untuk mengendalikan
dunianya, berhasrat untuk melakukan sesuatu dengan
benar dan mudah, mencoba mengikuti aturan, menunjukan
sikap yang lebih baik, memperhatikan diri sendiri secara
total tetapi perlu pengawasan, mulai dari bertanya apa
yang dipikirkan orang tua dengan membandingkannya
dengan teman sebaya orang dewasa lain, sangat ingin tahu
informasi factual mengenai dunia, dalam permainan
mencoba mengikuti aturan tetapi berlaku curang untuk
menghindari kekalahan.
d) Usia 6 tahun
Anak dapat berbagi dan bekerja sama dengan baik, akan
curang untuk menang, sering masuk dalam permainan
kasar, sering cemburu terhadap adik, melakukan apa yang
orang dewasa lakukan, kadang mengalami temper tantrum,
lebih mandiri, mungkin karena pengaruh sekolah,
mempunyai cara sendiri untuk melakukan sesuatu,
meningkatkan sosialisasi, dapat mematuhi tiga macam
perintah sekaligus.
33
emosi untuk menjadi hidup dan bergerak atau hanya berkesan hidup
(Syahfitri,2011). Jadi animasi merupakan objek diam yang
diproyeksikan menjadi gambar bergerak yang seolah-olah hidup
sesuai dengan karakter yang dibuat dari beberapa kumpulan gambar
yang berubah beraturan dan bergantian sesuai dengan rancangan,
sehingga video yang ditampilkan lebih variatif dengan gambar-
gambar menarik dan berwarna yang mampu meningkatkan daya tarik
anak-anak. Sehingga anak-anak dapat berimajinasi dengan
menggunakan media audio visual.
Jenis audio visual media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik
karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media
ini dibagi menjadi dua :
1) Audio visual diam : yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film
rangkai suara, cetak suara.
35
6. Terapi Intravena
a. Definisi
Terapi intravena merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
dengan cara memasukan cairan melalui intravena dengan bantuan
infuse set yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh (Tamsuri,2008).
B. Penelitian terkait
1. Penelitian dilakukan oleh Lilis Fatmawati, Yuanita Syaiful, Diyah
Ratnawati (2019) yang mengambil judul penelitian “Pengaruh
Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat
Prosedur Injeksi Pada Anak Prasekolah, tujuan penelitian untuk
menganalisis pengaruh audiovisual menonton film kartun terhadap
tingkat kecemasan saat prosedur injeksi pada anak prasekolah. Penelitian
40
ini Pre-experimental dengan jenis pretest and posttest one group design.
Pengambilan data dengan mengunakan teknik purposive sampling pada
28 responden. Variabel independen audiovisual menonton film kartun,
sedangkan variabel dependen tingkat kecemasan. Instrumen yang
digunakan SOP dan skala kecemasan HAR-S. Uji statistik menggunakan
uji Paired Sample T-Test, dengan signifikasi p< 0,05. Hasil analisis
statistik didapatkan nilai sig (p = 0.001, t = 11,71) yang berarti ada
pengaruh audiovisual menonton film kartun terhadap tingkat kecemasan
saat prosedur injeksi pada anak prasekolah. Diharapkan intervensi
audiovisual menonton film kartun dapat diterapkan sebagai salah satu
interveensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan saat prosedur
injeksi pada anak prasekolah.
C. Kerangka Teori
Skema 2.1 Kerangka teori
(Hospitalisasi)
Cemas
(Taddio et al. 2012).
Kecemasan berkurang
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan kerangka yang menghubungkan secara teoritis
antara variabel-variabel penelitianya itu antara variable independent dengan
variable dependen (Sugiyono,2014).
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan
merupakan operasional dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris.
Dilihat dari hubungan variabel satu dengan variabel yang lain, maka macam-
macam variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi variabel independen
dan variabel dependen (Sugiyono, 2014).
45
46
47
Skema 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan pengaruh antar dua variabel atau
lebih yang disusun berdasarkan kerangka konsep penelitian. Hipotesis
diperlakukan untuk penelitian eksperimen dan analitik (Supardi, 2013).
C. Definisi Operasional
Setelah teori atau konsep di jabarkan dalam bentuk variabel penelitian agar
variabel tersebut mudah dipahami, diukur atau diamati, maka langkah
49
Tabel 3.2
Definisi Operasional
ka
rt
un
an
ak
D
ur
as
i:
10
m
en
it
Se
su
ai
S
O
P
Variable Dependent
be m
lu
m
da
n
se
tel
ah
ti
nd
ak
an
pe
m
be
ri-
an
te
ra
pi
in
tr
av
en
a.
Karakteristik Responden
perempuan
2 Lama hari lama dirawat Wawan- Lembar 1. < 3 hari ordin
perawatan dari pasien cara observasi 2. > 3 hari al
sejak masuk
sampai
pulang
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap suatu
penelitian.Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis
penelitian.Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah quasi
eksperimen. Quasi eksperimen adalah penelitian yang mengujicoba suatu
intervensi pada sekelompok subyek dengan atau tanpa kelompok pembanding
namun tidak dilakukan randomisasi untuk memasukkan subyek kedalam
kelompok perlakuan atau control. Tujuan dari studi quasi experimental
biasanya untuk mengevaluasi intervensi tanpa menggunakan pengacakan
(Dharma, 2011).
R O1 X O2
Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien anak yang berusia 3-6
tahun (prasekolah) yang dilakukan injeksi intravena yang dirawat di
55
2. Sampel
Sampel penelitian sebagai unit yang lebih kecil lagi adalah sekelompok
individu yang merupakan bagian dari populasi dimana peneliti langsung
mengumpulkan data atau melakukan pengamatan atau pengukuran pada
unit ini (Dharma, 2011). Sampel ini terdiri dari kelompok eksperimen,
sehingga peneliti perlu membuat kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria
inklusi adalah kriteria yang harus dimiliki oleh individu dalam populasi
untuk dapat dijadikan sampel dalam penelitian. Sedangkan kriteria
eklusi adalah kriteria yang tidak boleh ada atau tidak boleh dimiliki
oleh sampel yang akan digunakan untuk penelitian (Sitiatava,2012).
(t-1) (r-1) ≥ 15
Keterangan:
t = jumlah intervensi
r = sampel / kelompok
jika jumlah intervensi ada 1 buah, maka jumlah ulangan untuk tiap
intervensi dapat dihitung :
(t-1)(r-1) ≥ 15
(1-1) (r-1)≥ 15
(r-1)≥ 15
(r) ≥ 15 + 1
(r) ≥ 16
Karena hasil yang didapat adalah 16, maka jumlah sampel minimal
yang harus didapatkan oleh peneliti adalah 16 sampel. Untuk mengatasi
responden yang mengalami drop out jumlah sampel ditambah 10%.
Total sampel
=n+n (10%)
57
=16+16 (10%)
= 17,6
= 18
Jumlah sampel ditetapkan dengan menggunalan total sampling yaitu 18
anak. Hal ini dilakukan untuk memperoleh sampel yang representatif.
D. Etika Penelitian
Menurut Dharma (2011), ada empat prinsip utama dalam etika penelitian
keperawatan, sebagai berikut:
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Pada penelitian ini, peneliti memberi kebebasan responden dan keluarga
untuk menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy).
Tidak ada paksaan penekanan pada responden untuk bersedia ikut dalam
penelitian. Saat penelitian, respon orangtua pasien sangat mendukung,
tetapi ada beberapa responden yang menolak untuk dijadikan sampel oleh
58
a. Pengertian
Aktivitas bermain yang dilakukan pada anak yang sakit dan
dirawat di rumah sakit untuk mengatasi kecemasan anak.
b. Tujuan
1) Ekspresi perasaan takut, cemas, sedih, dan tegang
2) Distraksi dari rasa nyeri
3) Relaksasi
4) Memfasilitasi ide dan kreatifitas
5) Alat komunikasi yang efektif
6) Memulihkan perasaan mandiri anak
7) Memberi rasa senang
c. Indikasi
1) Ketika mengalami nyeri
2) Ketika merasa cemas dan gelisah
d. Prosedur Pelaksanaan
1) Tahap Pra Interaksi
a) Melakukan kontrak waktu
b) Mengecek kesiapan anak (tidak mengantuk, tidak rewel,
keadaan umum membaik) dan orangtua
c) Bila tidak ada ruang khusus maka anak dan orang tua
disiapkan di tempat tidur anak
d) Menyiapkan alat dan mencuci tangan
2) Tahap Orientasi
a) Berikan salam dan perkenalkan diri
b) Menjelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan
kepada anak dan orangtua
c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan anak sebelum
kegiatan dilakukan.
3) Tahap Kerja
a) Memberi petunjuk pada anak tentang cara bermain
dengan menyalakan tablet/HP
61
4. Prosedur Tehnis
a. Pada saat penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta menjamin kerahasiaan
identitas responden dan hasil observasi.
b. Bagi calon responden dan keluarga yang bersedia, diberikan
lembar persetujuan untuk dibaca dan ditandatangi.
c. Setelah disetujui oleh orang tua anak, kemudian peneliti akan
melakukan observasi tingkat kecemasan (pre test) anak pada hari
kedua rawat inap saat diberikan injeksi intravena.
d. Pada hari yang sama saat jadwal pemberian injeksi intravena
selanjutnya peneliti melakukan intervensi terapi bermain
menggunakan media audio visual dengan memberikan tontonan
video animasi berdurasi 10 menit, berupa video animasi yang
telah peneliti sediakan, seperti kartun animasi, permainan
puzzle,menebak warna atau gambar.
e. Saat pemberian injeksi ada satu perawat yang memberikan terapi
injeksi intravena dan peneliti berada di sisi sebelah lain untuk
memfokuskan anak terhadap video animasi dibantu dengan
orangtua responden.
f. Saat intervensi berlangsung peneliti mengamati respon kecemasan
anak dengan melihat respon wajah si anak untuk dapat menilai
tingkat kecemasan anak.
g. Setelah intervensi selesai dilakukan, peneliti mengucapkan terima
kasih.
h. Data yang terkumpul dari responden kemudian dilakukan
pengolahan data menggunakan komputer.
Data yang terkumpul dalam tahap pengelompokan data perlu diolah terlebih
dahulu.Tujuannya adalah untuk menyerderhanakan seluruh data yang
terkumpul, menyajikan dalam susunan yang baik dan rapi. Menurut
Notoadmojo (2012), pengolahan data dalam penelitian dilakukan melalui
tahap-tahap sebagai berikut:
1. Editing
Peneliti melakukanpenyuntingan dan pengecekan dari perbaikan hasil
pengukuran lengkap .
2. Coding
Tahapan pertama dengan memberi kode identitas responden untuk
menjaga kerahasiaan identitasnya dan mempermudah proses
penelusuran biodata responden bila diperlukan. Selain itu juga
mempermudah penyimpanan dalam data arsip. Tahapan kedua
menetapkan kode untuk scoring hasil observasi yang telah dilakukan.
Pada penelitian ini data yang sudah ada pada lembar observasi
diberikan kode berdasarkan urutan waktunya saat pengambilan data,
misalnya responden pertama yang telah dilakukan pemberian injeksi
intravena pada kelompok yang diberikan teknik distraksi audio visual
diberi kode (R1-R18).
3. Entry data
Peneliti memasukkan data dari semua responden yang sudah dalam
bentuk kode (angka atau huruf) ke software komputer.Ketika terdapat
kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan sebagainya, peneliti melakukan
pembetulan atau koreksi.
4. Cleaning
Peneliti memeriksa kembali data yang sudah di entry untuk melihat
kemungkinan kemungkinan adanya kesalahan, ketidaklengkapan dan
lain-lain, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan suatu distributif yang menunjukan sebaran
data yang seimbang, sebagian besat data berada pada nilai ditengah,
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
pengagnggu atau residual memiliki distribusi normal
(Jiwantoro,2017).
Nilai skewness
z=
Nilai std . error skewness
2. Uji Univariat
Analisa univariat digunakan untuk menyederhanakan atau meringkas
kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan
data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.Pada dasarnya
analisis ini merupakan kegiatan meringkas kumpulan data menjadi
ukuran tengah dan ukuran variasi (Hastono, 2018).
65
Keterangan
X = frekuensi relative dari suatu kelompok
f = frekuansi kelompok
n = banyak sampel
Mean adalah ukuran rata-rata yang merupakan hasil dari jumlah semua
nilai pengukuran dibagi oleh banyaknya pengukuran.
Perhitungan nilai mean dapat dituliskan dengan rumus:
Keterangan:
x = Nilai mean
∑Xi = Hasil dari jumlah semua nilai data
n = Banyaknya sampel
(Hastono, 2018).
66
Me = ( n+1 ) : 2
Keterangan :
n = banyaknya data
Median digunakan untuk mencari nilai tengah dari skor total
keseluruhan jawaban yang diberikan oleh responden, yang tersusun
dalam distribusi data.
Keterangan :
s = Standar deviasi (simpangan baku)
x = Masing-masing data
x = Rata-rata/ nilai mean
n = Jumlah data
(Hastono, 2008)
3. Uji Bivariat
Apabila telah dilakukan uji normalitas dan analisa univariat, akan
diketahui distribusi setiap variabel dan dapat dilanjutkan analisa
bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi. (Notoatmodjo, 2018). Analisa
bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kedua variabel,
67
d
Rumus : t=
Sd /√ n
Keterangan :
d = rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2
Sd = Standar deviasi selisih sampel 1 dan 2
n = Jumlah sampel
Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi pada uji paired t-test adalah:
a. Syarat atau asumsi distribusi data normal
b. Kedua kelompok data dependent
c. Jenis variable numerik katagorik
d. Kelompoknya berpasangan (pre & post test)
Namun bila distribusi data tidak normal dapat digunakan uji wilcoxon
yaitu uji alternatif dari uji paired t-test apabila tidak memenuhi asumsi
normalitas (Hastono, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal-Bedah (12th ed.; Eka Anisa
Mardela, Ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Hastono, S., & Sabri, L. (2010). Statistik Kasehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Kompas.com dengan judul "Efek Positif dan Negatif Tontonan Kartun pada Anak",
Klik untuk
baca: https://www.kompas.com/tren/read/2019/09/15/190000265/efek-
positif-dan-negatif-tontonan-kartun-pada-anak?page=all.
Potter, A & Perry, A (2012), Buku ajar fundamental keperawatan; konsep, proses,
dan praktik, vol.2, edisi keempat, EGC, Jakarta.
Potts, N. L., & Mandleco, B. L. (2012). Pediatric Nursing Caing for Children and
their Families (3rd ed). New York: Delmar Cengage Learning.
Rika Sarfika, dkk (2015). Pengaruh Teknik Distraksi Menonton Kartun Animasi
Terhadap Skala Nyeri Anak Usia Prasekolah Saat Pemasangan Infus Di
Instalasi Rawat Inap Anak RSUP Dr. M. Djamil Padang. Ners Jurnal
Keperawatan Volume 11, No. 1, Maret 2015 : 32-40.
Sari, F. S., & Sulisno, M. (2012). Hubungan Kecemasan Ibu Dengan Kecemasan
Anak Saat Hospitalisasi Anak. Jurnal Nursing Studies Vol. 1 Nomor. 1 :
51-59.
Stuart, Gail W. (2012). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Edisi Revisi.
Jakarta: EGC.
Stuart, G. W., dan Sundeen. (2016). Principle and Practice of Psychiatric Nursing,
(1st edition). Singapore : Elsevier
Susilaningrum, R. (2013). Asuhan Keperawatan Bayi dan anak untuk Perawat dan
Bidan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Dimana skala penelitian ini dinilai dengan skala penilaian terendah dari nilai 0
dan nilai tertinggi 4.
Skor 0 : tidak ada kecemasan sama sekali
Skor 1 : kecemasan ringan
Skor 2 : kecemasan ringan-sedang
Skor 3 : adanya kecemasan sedang
Skor 4 : kecemasan yang ekstrim pada anak.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN