Di Susun Oleh :
Retain Monalisa Hutabarat
NIM : 11202128
Dibuat untuk memenuhi persyaratan penyelesaian tugas akhir pada Program Studi
S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan
Oleh :
Retain Monalisa Hutabarat
NIM : 11202128
Proposal penelitian ini telah diperiksa, disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim
Penguji Studi S1 Keperawatan
Menyetujui,
Pembimbing Skripsi
Mengetahui,
Ka. Prodi S1 Keperawatan
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmatNya juga Rahmat dan Karunia-Nya sehingga peneliti bisa
menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul “Pengaruh Teknik Distraksi
Audio Visual Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah (Usia 3-
6 Tahun) Yang Mendapat Terapi Injeksi Intravena Di Ruang Aster Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan”. Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata
ajar Riset Keperawatan pada Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA. Peneliti menyadari banyak pihak yang turut
membantu sejak awal sampai akhir penyusunan proposal penelitian ini. Pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Dr. dr. Fathemah Djan Rachmat, SFJVpB, Sp.BTKV (K), MPH selaku
Direktur Utama PERTAMEDIKA/IHC dan Pembina Yayasan Pendidikan
PERTAMEDIKA.
2. Dr. Asep Saefudin, SH, NM, CHRP, CHRA selaku Ketua Pengurus Yayasan
Pendidikan PERTAMEDIKA.
3. Ns. Maryati, S.Sos., MARS selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA
4. Dr. Lenny Rosbi Rimbun, Skp, M.Si, M.Kep, selaku Wakil Ketua I Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
5. Sri Sumartini, SE, MM, selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
6. Ns. Achirman, M.Kep, selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
7. Wasijati, S.Kp, M.Si, M.Kep, selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA
8. Ns. Hanik Rohmah Irawati, M.Kep., Sp.Mat selaku dosen pembimbing dan
penguji I yang dengan kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis
selama proses penelitian ini.
9. Ns. Alfonsa Reni Oktavia, S.Kep., MKM selaku dosen penguji II yang telah
memberikan masukan dan saran dalam proses penelitian ini.
ii
10. Ns. Diana Rhismawati,M.Kep.,Sp.KMB Pembimbing Akademik Non
Reguler XIV.
11. Para Dosen dan Seluruh Staf Institusi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA yang telah memberikan semangat dan kasih sayang selama
perkuliahan.
12. dr. M.N.Khaerudin Sp.B selaku Direktur Rumah Sakit Pertamina Balikpapan
tempat penelitian dilaksanakan.
13. Suami tercinta atas doa dan dukungannya selama ini, sehingga laporan
penelitian /skripsi ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
14. Orang tua/mertua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam
melakukan penelitian ini, sehingga laporan penelitian ini dapat selesai sesuai
dengan waktunya.
15. Para responden atas keikutsertaan dan kerjasamanya, sehingga laporan
penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
16. Teman-teman Angkatan XIV Non Reguler Program Studi S1 Keperawatan -
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
17. Teman-teman di diruangan yang telah membantu dan mensupport, sehingga
laporan penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
18. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut
berpartisipasi sehingga selesainya penelitian ini.
Peneliti
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN..........................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang Masalah....................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................5
C. Tujuan Penelitian...............................................................................6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................8
A. Teori dan Konsep Terkait..................................................................8
B. Penelitian Terkait...............................................................................36
C. Kerangka Teori..................................................................................40
BAB III KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS,DAN DEFINISI
OPERASIONAL............................................................................................41
A. Kerangka Konsep...............................................................................41
B. Hipotesis Penelitian...........................................................................42
C. Definisi Operasional..........................................................................43
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN......................................................46
A. Design Penelitian...............................................................................46
B. Populasi Sample dan Teknik Pengambilan Sampel...........................47
C. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................50
D. Etika Penelitian..................................................................................50
E. Alat Pengumpulan/Instrument Penelitian..........................................51
F. Prosedur Pengumpulan Data..............................................................54
G. Pengolahan Data................................................................................55
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data.......................................56
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Hospitalisasi anak usia pra sekolah merupakan suatu proses yang karena
suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak tersebut
untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pulih
atau pemulangannya kembali ke rumah (Padila,2019). Anak yang
mengalami hospitalisasi selama dirawat di rumah sakit akan menunjukan
1
1
Beberapa teknik distraksi yang dikenal dalam pendekatan pada anak adalah
distraksi visual seperti melihat gambar di buku, bermain video games,
distraksi pendengaran dengan mendengarkan musik, distraksi pernafasan
dengan teknik pernapasan dalam, distraksi intelektual dan imajinasi
terbimbing (Soeparmin,2011). Kombinasi antara distraksi pendengaran
3
yang dirawat inap pada tahun 2018 sebanyak 3,49% (Profil Anak
Indonesia,2019). Anak usia prasekolah, anak usia sekolah merupakan usia
rentan terhadap penyakit,sehingga banyak anak usia tersebut harus
dirawatdi rumah sakit, serta menyebabkan populasi anak yang dirawat di
rumah sakit mengalami peningkatan sangat dramatis (Wong, 2009).
Wijayanti (2015), menyatakan prevalensi kesakitan anak di Indonesia yang
di rawat di rumah sakit cukup tinggi yaitu sekitar 35 per 100 anak, yang
ditunjukan dengan selalu penuhnya ruangan anak baik di rumah sakit
pemerintah ataupun rumah sakit swasta.
B. Perumusan Masalah
Hospitalisasi anak usia pra sekolah merupakan suatu proses yang karena
suatu alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak tersebut
untuk tinggal di rumah sakit, menjalani terapi dan perawatan sampai pulih
atau pemulangannya kembali ke rumah. Asuhan keperawatan yang
diberikan pada anak biasanya memerlukan tindakan invasif seperti injeksi
intravena atau pemasangan infus, hal ini merupakan stresor kuat yang dapat
membuat anak mengalami kecemasan. Kondisi cemas yang terjadi pada
anak akibat pemasangan infus akan menghambat dan menyulitkan proses
pengobatan atau pemberian terapi selanjutnya.
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh teknik distraksi audio visual terhadap
tingkat kecemasan pada anak usia pra sekolah (usia 3-6 tahun) yang
mendapat terapi injeksi intravena di ruang Aster Rumah Sakit
Pertamina Balikpapan.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden berupa jenis
kelamin pada anak yang mendapat terapi injeksi intravena di
ruang Aster Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
b. Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan pada anak pra
sekolah (usia 3-6 tahun) saat pemberian injeksi intravena
sebelum diberikan teknik distraksi audio visual di ruang Aster
Rumah Sakit Pertamina Balikpapan.
c. Mengidentifikasi gambaran tingkat kecemasan pada anak pra
sekolah (usia 3-6 tahun) saat pemberian injeksi intravena setelah
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pelayanan Keperawatan
Penelitian ini di harapkan dapat menambah pengetahuan mengenai
pengaruh teknik distraksi audio visual terhadap tingkat kecemasan
pada anak usia pra sekolah (usia 3-6 tahun) yang mendapat terapi
injeksi intravena di ruang Aster Rumah Sakit Pertamina Balikpapan,
serta menjadi pertimbangan bagi manajemen dalam meningkatkan
mutu pelayanan asuhan keperawatan dengan menyediakan media
audio visual di ruang perawatan anak sebagai upaya mengurangi
respon kecemasan saat mendapat terapi melalui injeksi intravena.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Beban Kerja
a. Pengertian Beban Kerja
Beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dilakukan oleh suatu
jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume kerja
dan norma waktu. (Permendagri No. 12/2008 dalam Sitepu (2013).
Beban kerja merupakan keadaan dimana pekerja dihadapkan pada
tugas yang harus diselesaikan pada waktu tertentu baik secara
kualitatif maupun kuantitatif. (Suryaningrum 2015).
b. Dimensi Beban Kerja
Menurut Carayon dan Alvarado (dalam Prawitasari, 2009) beban kerja
perawat mempunyai 6 dimensi yaitu :
1) Beban kerja fisik (physical workload) Beban kerja fisik yang
dilakukan oleh perawat bukan hanya terdiri dari tindakan
keperawatan langsung seperti mengangkat, meindahkan, dan
memandikan pasien, tetapi juga tindakan keperawatan tak
langsung seperti mengambil dan mengirim alat-alat medis
kebagian lain, repitisi perjalanan ke unit lain akibat adanya
peralatan yang hilang atau tidak berfungsi, atau bukan perjalanan
kebagian yang sangat jauh dari unit tempat ia bekerja (seperti
pusat 5 sterilisasi alat medis atau ruang rawat lain) yang mana hal
ini meningkatkan aktifitas berjalan (fifik) dari perawat Selain itu,
tatanan ruang secara ergonomik dan fifik dari ruang seringkali
menambah beban kerja perawat. Keterbatasan luas ruang ruang
rawat dan tempat penyimpanan alat seringkali menimbulkan
masalah. Kesibukan dan keterbatasan waktu menyebabbkan
banyak perawat lebih memilih untuk melakukan pekerjaan
tersebut sendirian dari pada meminta bantuan kepada perawat atau
tenaga lain.
2) Beban kognitif (cognitive workload) Beban kerja kognitif
berhubungan dengan kebutuhan para perawat untuk memproses
12
Stres dikatakan ringan jika stres yang dialami seseorang teratur dan
tidak menyebabkan gangguan atau perubahan dalam hidupnya
dan hanya berlangsung beberapa menit atau jam saja. Tanda dan
gejalanya sedikit tegang dan was-was.
2). Sedang
Stres dikatakan sedang jika stress yang muncul berlangsung
lebih lama dari pada tingkat ringan, dan berlangsung beberapa
jam sampai hari. Tanda dan gejalanya yaitu mulai kesulitan untuk
tidur, sering menyendiri dan tegang.
3). Berat
Stress dikatakan berat jika berlangsung beberapa minggu sampai
beberapa tahun dan bersifat situasi kronis. Pada situasi ini
individu sudah mulai ada gangguan fisik dan mental.
d. Tahapan stres
Menurut Dadang (2011), tahapan stress yaitu:
1). Tahap I
Tahap ini adalah tingkat yang paling ringan yang biasanya
ditandai dengan adanya semangat yang lebih, penglihatan lebih
tajam dari biasanya, merasa bisa menyelesaikan pekerjaan lebih
dari biasanya namun tanpa sadar energi dan rasa gugup
dikeluarkan berlebihan, dan merasa senang dengan pekerjaannya
itu dan semakin bertambah semangat, namun tanpa disadari
cadangan energi semakin menipis.
2). Tahap II
Tahap ini, dampak stres yang semula menyenangkan mulai
menghilang disertai dengan muncul keluhan-keluhan karena
cadangan energi habis. Keluhan-keluhan yang dirasakan seperti
letih sewaktu bangun pagi, merasa tidak bisa santai, tengkuk dan
punggung terasa tegang, mudah lelah menjelang sore hari, adanya
gangguan pada pencernaan dan jantung berdebar-debar.
17
3).Tahap III
Tingkat stres apabila sebelumnya tidak segera ditangani dengan
baik, maka akan mengalami keluhan yang semakin nyata, seperti
terjadi gangguan pada usus dan lambung (mual-mual, diare), otot-
otot semakin tegang, perasaan tidak tenang dan was-was,
perasaan tidak berenergi pada tubuh, dan munculnya gangguan
tidur.
4). Tahap IV
Tahap ini individu akan mengalami penurunan konsentrasi yang
berlebihan, timbulnya perasaan negative, pola tidur semakin
tidak teratur, perasaan takut dan khawatir yang tidak jelas
penyebabnya, dan tidak ada minat untuk melakukan aktivitas.
5). Tahap V
Tahap ini gejala yang ditimbulkan lebih serius yaitu
ketidakmampuan untuk melakukan pekerjaan yang sederhana,
perasaan cemas dan takut semakin meningkat dan terjadi gangguan
pencernaan yang tambah parah.
6). Tahap VI
Tahap ini merupakan tahap akhir, yang ditandai dengan
kesulitan
bernapas, badan gemetar dan keringat keluar berlebihan, detak
jantung semakin cepat, merasa mudah lelah dan memungkinkan
pingsan dan kolaps.
e. Gejala stres
Menurut Zuyina Lukluk A & Siti Bandiyah tahun 2011, Stres memiliki
dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikis.
1). Gejala stres secara fisik dapat berupa jantung berdebar, nafas
cepat dan memburu/terengah-engah, mulut kering, lutut gemetar,
suara menjadi sesak, perut melilit, nyeri kepala seperti diikat,
berkeringat banyak, tangan lembab, letih yang tak beralasan, merasa
gerah, panas, otot tegang.
18
f. Konsep Anak
a. Definisi
Menurut WHO definisi anak adalah dihitung sejak seseorang di
dalam kandungan sampai dengan usia 19 tahun. Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 pasal 1 ayat 1
tentang perlindungan anak, anak adalah seseorang yang belum
berusia 18 tahun, termasuk juga yang masih di dalam kandungan.
Anak merupakan aset bangsa yang akan meneruskan perjuangan
suatu bangsa, sehingga harus diperhatikan pertumbuhan dan
perkembangannya (Depkes RI, 2014).
3) Perkembangan Psikososial
Menurut Adriana, 2011, adalah sebagai berikut
a) Usia 3 tahun
Perkembangan psikososial yang dialami anak berupa
berpakaian sendiri hampir lengkap, dibantu bila dengan
kancing di belakang, dan mencocokan sepatu kanan dan
35
b) Usia 4 tahun
Anak akan bersifat mandiri, cenderung keras kepala dan
tidak sabar, agresif secara fisik dan verbal, mendapat
kebanggaan dalam pencapaian, memamerkan secara
dramatis, menikmati pertunjukan orang lain, menceritakan
cerita keluarga kepada orang lain tanpa batasan, masih
mempunyai banyak rasa takut, menghubungkan sebab
akibat dengan kejadian, memahami waktu dengan baik
khususnya dalam istilah urutan kejadian sehari-hari,
egosentrik berkurang dan kesadaran social lebih tinggi,
patuh pada orang tua karena batasan bukan karena
memahami benar atau salah, permainan asosiatif seperti
menghayalakan teman bermain, menggunakan alat
dramatis, imajinatif, dan imitative seperti melalui bermain
menjadi “dokter”.
c) Usia 5 tahun
Anak akan lebih tenang dan berusaha untuk menyelesaikan
urusan, mandiri, tapi dapat dipercaya, tidak kasar, lebih
bertangguang jawab, mengalami sedikit rasa takut,
mengandalkan otoritas luar untuk mengendalikan
36
d) Usia 6 tahun
Anak dapat berbagi dan berkerja sama dengan baik, akan
curang untuk menang, sering masuk dalam permainan
kasar, sering cemburu terhadap adik, melakukan apa yang
orang dewasa lakukan , kadang mengalami temper
tantrum, lebih mandiri, mungkin karena pengaruh sekolah,
mempunyai cara sendiri untuk melakukan sesuatu,
meningkatkan sosialisasi, dapat mematuhi tiga macam
perintah sekaligus.
Jenis audio visual media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik
karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media
ini dibagi menjadi dua :
1) Audio visual diam : yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film
rangkai suara, cetak suara.
2) Audio visual gerak : yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-
cassette.
h. Terapi Intravena
a. Definisi
Terapi intravena merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan
dengan cara memasukan cairan melalui intravena dengan bantuan
infuse set yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
elektrolit tubuh (Tamsuri,2008).
i. Penelitian terkait
1. Penelitian dilakukan oleh Lilis Fatmawati, Yuanita Syaiful, Diyah
Ratnawati (2019) yang mengambil judul penelitian “Pengaruh
Audiovisual Menonton Film Kartun Terhadap Tingkat Kecemasan Saat
Prosedur Injeksi Pada Anak Prasekolah, tujuan penelitian untuk
menganalisis pengaruh audiovisual menonton film kartun terhadap
tingkat kecemasan saat prosedur injeksi pada anak prasekolah. Penelitian
ini Pre-experimental dengan jenis pretest and posttest one group design.
Pengambilan data dengan mengunakan teknik purposive sampling pada
28 responden. Variabel independen audiovisual menonton film kartun,
sedangkan variabel dependen tingkat kecemasan. Instrumen yang
digunakan SOP dan skala kecemasan HAR-S. Uji statistik menggunakan
uji Paired Sample T-Test, dengan signifikasi p< 0,05. Hasil analisis
statistik didapatkan nilai sig (p = 0.001, t = 11,71) yang berarti ada
pengaruh audiovisual menonton film kartun terhadap tingkat kecemasan
saat prosedur injeksi pada anak prasekolah. Diharapkan intervensi
audiovisual menonton film kartun dapat diterapkan sebagai salah satu
interveensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan saat prosedur
injeksi pada anak prasekolah.
42
j. Kerangka Teori
Keadaan sakit
Cemas
(Taddio et al. 2012).
BAB III
KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan kerangka yang menghubungkan secara teoritis
antara variabel-variabel penelitianya itu antara variable independent dengan
variable dependen (Sugiyono,2014).
Variabel adalah karakteristik yang diamati yang mempunyai variasi nilai dan
merupakan operasional dari suatu konsep agar dapat diteliti secara empiris.
Dilihat dari hubungan variabel satu dengan variabel yang lain, maka
macammacam variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi variabel
independen dan variabel dependen (Sugiyono, 2014).
46
47
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin
Skema 3.1
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: Diteliti
: Tidak diteliti
B. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu asumsi pernyataan pengaruh antar dua variabel atau
lebih yang disusun berdasarkan kerangka konsep penelitian. Hipotesis
diperlakukan untuk penelitian eksperimen dan analitik (Supardi, 2013).
C. Definisi Operasional
Setelah teori atau konsep di jabarkan dalam bentuk variabel penelitian agar
variabel tersebut mudah dipahami, diukur atau diamati, maka langkah
berikutnya adalah membuat definisi operasional variabel. Definisi
49
Tabel 3.2
Definisi Operasional
rt
un
an
ak
D
ur
as
i:
20
-
30
m
en
it
Se
su
ai
S
O
P
Variable Dependent
se tinggi
be 5:Cemas
lu ekstrim
m
da
n
se
tel
ah
ti
nd
ak
an
pe
m
be
ri-
an
te
ra
pi
in
tr
av
en
a.
Karakteristik Responden
laki-laki dan
perempuan
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap suatu
penelitian.Desain penelitian ditetapkan berdasarkan tujuan dan hipotesis
penelitian.Pada penelitian ini desain yang digunakan adalah quasi
eksperimen. Quasi eksperimen adalah penelitian yang mengujicoba suatu
intervensi pada sekelompok subyek dengan atau tanpa kelompok pembanding
namun tidak dilakukan randomisasi untuk memasukkan subyek kedalam
kelompok perlakuan atau control. Tujuan dari studi quasi experimental
biasanya untuk mengevaluasi intervensi tanpa menggunakan pengacakan
(Dharma, 2011).
53
54
R O1 X O2
Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien anak yang berusia 3-6
tahun yang dilakukan pemasangan infus yang dirawat di Ruang Aster
Rumah Sakit Pertamina Balikpapan dalam 3 bulan terakhir dari bulan
Agustus-Oktober 2021, dimana didapatkan data sebanyak 211 anak, dan
rata-rata per bulannya berjumlah 70 anak.
2. Sampel
Sampel penelitian sebagai unit yang lebih kecil lagi adalah sekelompok
individu yang merupakan bagian dari populasi dimana peneliti langsung
mengumpulkan data atau melakukan pengamatan atau pengukuran pada
unit ini.(Dharma, 2011). Sampel ini terdiri dari kelompok eksperimen,
sehingga peneliti perlu membuat kriteria inklusi dan eksklusi.Kriteria
inklusi adalah kriteria yang harus dimiliki oleh individu dalam populasi
55
(t-1) (r-1) ≥ 15
Keterangan:
t = jumlah intervensi
r = sampel / kelompok
jika jumlah intervensi ada 1 buah, maka jumlah ulangan untuk tiap
intervensi dapat dihitung :
(t-1)(r-1) ≥ 15
(1-1)(r-1)≥ 15
(r-1)≥ 15
(r) ≥ 15 + 1
(r) ≥ 16
Karena hasil yang didapat adalah 16, maka jumlah sampel minimal
yang harus didapatkan oleh peneliti adalah 16 sampel. Untuk mengatasi
responden yang mengalami drop out jumlah sampel ditambah 10%.
Total sampel
=n+n (10%)
=16+16 (10%)
= 17,6
= 18
Jumlah sampel ditetapkan dengan menggunalan total sampling yaitu 18
anak. Hal ini dilakukan untuk memperoleh sampel yang representatif.
57
D. Etika Penelitian
Menurut Dharma (2011), ada empat prinsip utama dalam etika penelitian
keperawatan, sebagai berikut :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Pada penelitian ini, peneliti memberi kebebasan responden dan keluarga
untuk menentukan pilihan ikut atau menolak penelitian (autonomy).Tidak
ada paksaan penekanan pada responden untuk bersedia ikut dalam
penelitian.Saat penelitian, respon orangtua pasien sangat mendukung,
tetapi ada beberapa responden yang menolak untuk dijadikan sampel oleh
karena sedang rewel akibat penyakitnya.Jika ada responden yang
menolak, peneliti tidak mengikutsertakan sebagai sampel penelitian.
2. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek (respect for privacy
confidentiality).
58
1) Mengurangi nyeri
2) Mengurangi rasa cemas
3) Menjadikan hati tentram
c. Indikasi
1) Ketika mengalami nyeri
2) Ketika merasa cemas dan gelisah
d. Prosedur Pelaksanaan
1) Tahap Pra Interaksi
a) Cek catatan keperawatan atau catatan medis klien
b) Siapkan alat-alat, pastikan yang akan di gunakan
lengkap
c) Ciptakan lingkungan yang aman dan nyaman
d) Cuci tangan
2) Tahap Orientasi
a) Berikan salam dan perkenalkan diri
b) Jelaskan tujuan, prosedur dan lamanya tindakan kepada
klien dan keluarga
3) Tahap Kerja
a) Berikan kesempatan kepada klien untuk bertanya
sebelum kegiatan di lakukan
b) Menanyakan keluhan utama pasien
c) Jaga privasi klien, memulai kegiatan dengan cara yang
baik
d) Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman
e) Menyalakan tablet/HP
f) Pilih file distraksi audio visual yang disukai anak yang
akan di berikan kepada anak
g) Putar file terapi audio visual
h) Pastikan volume sesuai dan tidak terlalu keras
4) Tahap Evaluasi
Evaluasi hasil kegiatan ( kenyamanan klien )
4. Jam/Stopwatch
61
4. Prosedur Tehnis
a. Pada saat penelitian, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
penelitian, manfaat penelitian serta menjamin kerahasiaan
identitas responden dan hasil observasi.
b. Bagi calon responden dan keluarga yang bersedia, diberikan
lembar persetujuan untuk dibaca dan ditandatangi.
c. Setelah disetujui dilakukan observasi tingkat kecemasan anak saat
injeksi intravena sebelum diberikan intervensi distraksi menonton
animasi kartun.
d. Menanyakan pada orangtua responden tentang jenis kartun yang
disukai oleh anak (responden)
e. Peneliti melakukan eksperimen teknik distraksi audio visual
dengan memberikan tontonan video animasi berdurasi 20 menit,
dimana 5 menit sebelum pemberian injeksi intravena anak,
62
Nilai skewness
z=
Nilai std . error skewness
2. Uji Univariat
Analisa univariat digunakan untuk menyederhanakan atau meringkas
kumpulan data hasil pengukuran sedemikian rupa sehingga kumpulan
data tersebut berubah menjadi informasi yang berguna.Pada dasarnya
analisis ini merupakan kegiatan meringkas kumpulan data menjadi
ukuran tengah dan ukuran variasi (Hastono, 2018).
Keterangan
X = frekuensi relative dari suatu kelompok
f = frekuansi kelompok
n = banyak sampel
65
Mean adalah ukuran rata-rata yang merupakan hasil dari jumlah semua
nilai pengukuran dibagi oleh banyaknya pengukuran.
Keterangan:
x = Nilai mean
∑Xi = Hasil dari jumlah semua nilai data
n = Banyaknya sampel
(Hastono, 2018).
Analisa univariat menggunakan nilai tengah atau lebih dikenal dengan
Median.
Rumus Median
Me = ( n+1 ) : 2
Keterangan :
n = banyaknya data
Median digunakan untuk mencari nilai tengah dari skor total
keseluruhan jawaban yang diberikan oleh responden, yang tersusun
dalam distribusi data.
66
Keterangan :
s = Standar deviasi (simpangan baku)
x = Masing-masing data
x = Rata-rata/ nilai mean
n = Jumlah data
(Hastono, 2008)
3. Uji Bivariat
Apabila telah dilakukan uji normalitas dan analisa univariat, akan
diketahui distribusi setiap variabel dan dapat dilanjutkan analisa
bivariat. Analisis bivariat yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkolerasi. (Notoatmodjo, 2018). Analisa
bivariat dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara kedua variabel,
yaitu variabel independen terhadap variabel dependent. Uji paired T-
test bertujuan untuk menguji beda mean dari 2 hasil pengukuran pada
kelompok yang sama (misalnya beda mean pre test dan post test).
d
Rumus : t=
Sd /√ n
67
Keterangan :
d = rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2
Sd = Standar deviasi selisih sampel 1 dan 2
n = Jumlah sampel
Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi pada uji paired t-test adalah:
Namun bila distribusi data tidak normal dapat digunakan uji wilcoxon
yaitu uji alternatif dari uji paired t-test apabila tidak memenuhi asumsi
normalitas (Hastono, 2008).
68
DAFTAR PUSTAKA
Dimana skala penelitian ini dinilai dengan skala penilaian terendah dari nilai 0
dan nilai tertinggi 4.
Skor 0 : tidak ada kecemasan sama sekali
Skor 1 : kecemasan ringan
Skor 2 : kecemasan ringan-sedang
Skor 3 : adanya kecemasan sedang
Skor 4 : kecemasan yang ekstrim pada anak.
LEMBAR PERSETUJUAN RESPONDEN