Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap

akhir dan tingginya angka morbiditas pada anak. Terminologi glomerulonefritis yang
dipakai disini adalah untuk menunjukkan bahwa kelainan yang pertama dan utama
terjadi pada glomerulus, bukan pada struktur ginjal yang lain.Glomerulonefritis
merupakan penyakit peradangan ginjal bilateral.
Peradangan dimulai dalam gromleurus dan bermanifestasi sebagai proteinuria
dan atau hematuria. Meskipun lesi utama pada gromelurus, tetapi seluruh nefron pada
akhirnya akan mengalami kerusakan, sehingga terjadi gagal ginjal. Penyakit yang
mula-mula digambarkan oleh Richard Bright pada tahun 1827 sekarang diketahui
merupakan kumpulan banyak penyakit dengan berbagai etiologi, meskipun respon
imun agaknya menimbulkan beberapa bentuk glomerulonefritis.Indonesia pada tahun
1995, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat di rumah sakit pendidikan dalam
12 bulan. Pasien terbanyak dirawat di Surabaya (26,5%), kemudian disusul berturutturut di Jakarta (24,7%), Bandung (17,6%), dan Palembang (8,2%). Pasien laki-laki
dan perempuan berbanding 2 : 1 dan terbanyak pada anak usia antara 6-8 tahun
(40,6%).
Gejala glomerulonefritis bisa berlangsung secara mendadak (akut) atau secara
menahun (kronis) seringkali tidak diketahui karena tidak menimbulkan gejala.
Gejalanya dapat berupa mual-mual, kurang darah (anemia), atau hipertensi. Gejala
umum berupa sembab kelopak mata, kencing sedikit, dan berwarna merah, biasanya
disertai hipertensi. Penyakit ini umumnya (sekitar 80%) sembuh spontan, 10%
menjadi kronis, dan 10% berakibat fatal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari glomerulonefritis akut?
2. Apa etiologi dari glomerulonefritis akut?

3. Bagaimana patofisiologi dari glomerulonefritis akut?


4. Bagaimana tanda dan gejala dari glomerulonefritis akut?
5. Apa saja pemeriksaan diagnostic yang dilakukan?
6. Bagaimana penatalaksanaan dari glomerulonefritis akut?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada anak dengan glomerulonefritis akut?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam lagi Asuhan Keperawatan pada
anak dengan gangguan Glomerulonifritis akut (GNA).
1.3.2 Tujuan Khusus
Untuk mengetahui dan memahami pengertian, penyebab, perjalanan penyakit,
tanda dan gejala, penatalaksanaan dan Asuhan Keperawatan pada anak dengan
gangguan Glomerulonifritis akut (GNA).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definis Glomerulonefritis


Glomerulonifritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap
bakteri atau virus tertentu. Yang sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus,
sering ditemukan pada usia 3-7 tahun. (Kristiyanasari,weni.2009)
2.2. Etiologi
Hubungan antara GNA dan infeksi streptococcus ini ditemukan pertama kali oleh
Lohlein pada tahun 1907 dengan alasan bahwa:
1. Timbulnya GNA setelah terjadinya infeksi skarlatina
2. Diisolasinya kuman streptococcus beta hemolyticus golongan A
3. Meningkatnya titer anti streptolisin pada serum pasien.
Antara infeksi bakteri dan timbulnya GNA terdapat masa laten selama lebih kurang 10
hari. Dari tipe-tipe tersebut diatas tipe 12 dan 25 lebih bersifat nefritogen daripada yang
lain. Mengapa tipe yang satu lebih bersifat nefritogen daripada yang lainnya belum
diketahui dengan jelas. Mungkin faktor iklim atau alergi yang mempengaruhi terjadinya
GNA setelah infeksi dengan kuman Streptococcus. GNA juga dapat disebabkan oleh
sifilis, keracunan (timah hitam tridion), penyakit amiloid, thrombosis vena renalis,
purpur anafilaktoid, dan lupus erimatosis Ada beberapa penyebab glomerulonefritis akut,
tetapi yang paling sering ditemukan disebabkan karena infeksi dari streptokokus,
penyebab lain diantaranya:

1. Bakteri

streptokokus grup C, meningococcocus, Sterptoccocus Viridans,

Gonococcus, Leptospira, Mycoplasma Pneumoniae, Staphylococcus albus, Salmonella


typhi dll
2. Virus

hepatitis B, varicella, vaccinia, echovirus, parvovirus, influenza, parotitis

epidemika dl
3. Parasit

: malaria dan toksoplasma 1,8

2.3 patofisiologi
Suatu reaksi radang pada glomerulus dengan sebutan lekosit dan proliferasi sel, serta
eksudasi eritrosit, lekosit dan protein plasma dalam ruang Bowman.
Gangguan pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu respon imunologi
yang terjadi dengan adanya perlawanan antibodi dengan mikroorganisme yaitu
streptokokus A. Reaksi antigen dan antibodi tersebut membentuk imun kompleks yang
menimbulkan respon peradangan yang menyebabkan kerusakan dinding kapiler dan
menjadikan lumen pembuluh darah menjadi mengecil yang mana akan menurunkan filtrasi
glomerulus, insuffisiensi renal dan perubahan permeabilitas kapiler sehingga molekul yang
besar seperti protein dieskresikan dalam urine (proteinuria).
2.4 Tanda dan Gejala
a. Nefritis cenderung memiliki periode laten kira-kira 10hari, dan awitan gejala 10hari
setelah infeksi awal.
b. Tanda-tanda awal adalah wajah yang bengkak, edema periorbital, anoreksia dan urin
gelap.
c. Edema ini cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari; kemudian menyebarke
abdomen dan ekstremitas disiang hari (edema sedang mungkin tidak terlihat oleh
d.
e.
f.
g.
h.

seorang yang tidak mengenal anak dengan baik).


Keluaran urin berkurang
Urin keruh atau berwarna seperti the atau cola.
Anak pucat, peka rangsang dan lesu.
Anak-anak yang masih kecil mungkin tampak sakit tapi jarang mengeluh.
Anak yang lebih besar mungkin mengeluh sakit kepala, perut tidak nyaman, muntah,

disuria.
i. Mungkin terdapat hipertensi ringan sampai sedang.
(L.bets,Cecily ;Linda A. sowden.2002)
2.5 Pemeriksaan Diagnostik
a. Riwayat gambaran klinis ; infeksi saluran napas sebelumnya

b. Analisa urine; peningkatan sel darah merah


c. Bun dan creatinine meningkat
d. Menurunnya Hb dan hematokrit karena delution
e. Kultur sampel atau apusan dari alat pernapasan bagian atas untuk identifikasi
mikroorganisme
f. Biopsi ginjal
(L.bets,Cecily ;Linda A. sowden.2002)
2.6 Penatalaksanaan
1. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu.
2. Pemberian penisilin pada fase akut. Pemberian antibiotic ini tidak memengaruhi
beratnya glomerulonefritis, melainkanmengurang menyebarnya infeksi Streptococcus
yang mungkin masih ada. Pemberian ini hanya dianjurkan untuk 10hari. Pemberian
profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap kuman penyebab tidak
dianjurkan karena terdapat imunitas yang menetap. Secara teoritis anak dapat
terinfeksi lagi dengan kuman nefritogen lain, tetapi kemungkinan ini sangat kecil.
3. Makanan pada fase akut diberikan makanan rendah protein (1g/kg BB/hari) dan
rendah garam (1g/hari). Makanan lunak diberikan pada pasien denga suhu tinggi dan
makanan biasa bila suhu normal kembali. Bila ada anuria atau muntah, diberikan
IVFD dengan larutan glukosa 10%. Pada pasien dengan tanpa komplikasi pemberian
cairan disesuaikan dengan kebutuhan, sedangkan bila ada komplikasi seperti ada
gagal jantung, edema, hipertensi,oliguria, maka jumlah cairan yang diberika harus
diatasi.
4. Pengobatan terhadap hipertensi. Pemberian cairan dikurangi, pemberian sedative
untuk menenangkan pasien sehingga dapatcukup beristirahat.pada hipertensi dengan
gejala serebral diberikan reserpin dan hidralazin. Mula-mula diberikan resepin
sebanyak 0,07mg/kg BB secara intramuscular. Bila terjadi dieresis 5-10 jam
kemudian, selanjutnya pemberian resepin per oral dengan dosis rumat 0,03 mg/kg
BB/hari. Magnesium sulfat parenteral tidak dianjurkan lagi karena member efek
toksis
5. Bila anuria berlangsung lama (5-7hari), maka ureum harus dikeluarkan dari dalam
darah. Dapat dengan cara peritoneum dialysis, hemodialisis, transfuse tukar.
6. Bila timbul gagal jantung, diberikan digitalis, sedativum dan oksigen.
(Ngastiyah,2002)

2.7 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien:
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, alamat, dan sumber
biaya.
b. Riwayat penyakit sebelumnya :
Adanya riwayat infeksi streptokokus beta hemolitik dan riwayat lupus
eritematosus atau penyakit autoimun lain.
c. Riwayat penyakit sekarang :
Klien mengeluh kencing berwarna seperti cucian daging, bengkak
sekitar mata dan seluruh tubuh. Tidak nafsu makan, mual , muntah dan
diare. Badan panas hanya sutu hari pertama sakit.
d.

Pertumbuhan dan perkembangan :


1) Pertumbuhan :
BB = 9x7-5/2=29 kg [ Behrman ], menurut anak umur 9 tahun
Bbnya

adalah

BB umur 6 tahun = 20 kg ditambah 5-7 lb

pertahun = 26 - 29 kg, tinggi badan anak 138 cm. Nadi 80


100x/menit, dan RR 18-20x/menit,, tekanan darah 65-108/60-68
mm Hg. Kebutuhan kalori 70-80 kal/kgBB/hari. Gigi pemanen
pertama /molar ,umur 6-7 tahun gigi susu mulai lepas, pada umur
1011 tahun jumlah gigi permanen 10-11 buah.
2) Perkembangan :
Psikososial : Anak pada tugas perkembangan industri X
inferioritas, dapat menyelesaikan tugas menghasilkan sesuatu
e. Pemeriksaan Fisik
Secara umum, teknik pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan dalam
memperoleh berbagai penyimpangan fungsi adalah : Inspeksi, Palpasi,
Auskultasi dan Perkusi.
1) Keadaan Umum Pasien

Meliputi kesadaran, postur tubuh, kebersihan diri, turgor kulit,


warna kulit.
2) Gejala Kardial
Meliputi; suhu, tensi, nadi, dan napas.
(biasanya pada pasien glomerulonefritis akut akan mengalami
kenaikan pada tekanan darah)
3) Keadaan fisik
Meliputi pengkajian dari head to toe meliputi kepala, mata,
hidung, mulut, telinga, leher, thoraks, abdomen, dan ekstermitas.
(bengkak kedua mata dan ekstremitas /edema)
2. Diagnosa keperawatan:
a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan energi .
b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan disfungsi ginjal.
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan tirah baring / imobilisasi.
d. Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidak mampuan untuk
memasukkan / mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis, psikologis, atau
ekonomi.
e. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan immobilitas fisik.
f. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan biofisika (penyakit kronis)
g. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan renal berhubungan dengan gangguan
sirkulasi.
h. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur infasif.

3.Intervensi
No

Diagnosa Keperawatan

Dx
1

Tujuan
Kriteria

Kelebihan
cairan
Definisi :
Peningkatan

dan Intervensi (NIC)


Hasil

(NOC)
Volume Elektrolit

and Fluid Management :

acid base balance

retensi Fluid balance


Hydration
cairan isotonik
Batasan karakteristik

Timbang
pembakut
diperlukan

popok/
jika

adventisius

Terbebas

Gangguan elektrolit

edema,

Anasarka

anaskara

Ansietas

Azotemia

Perubahan

efusi,

output yang akurat

napas

dyspneu/ortopne

tekanan

Perubahan

status

Perubahan

dari

distensi

vena

Memelihara

Penurunan hematokrit

tekanan

vena

Penurunan

sentral,

tekanan

hemoglobin

kapiler

paru,

Dispnea

output

jantung

Edema

dan

Peningkatan

dalam

tekana

Asupan

melebihi

Distensi

Terbebas
kecemasan

vena

Oliguria

Ortopnea

Efusi pleura

Refleks hepatojugular

dari

Perubahan

atau

Gelisah

retensi

Monitor

status
CVP,

PAP

dan

Monitor vital sign


Monitor kelebihan
cairan
Kaji

lokasi

dan

Monitor masukan
makanan/cairan
dan hitung intake

Menjelaskan
indikator

kalori

kelebihan cairan

Monitor

status

nutrisi

Kolaborasi
pemberian diuretik
sesuai intruksi

tekanan

arteri pulmonal

dengan

luas edema

positif

sesuai

PCWP

kebingungan

jugularis

yang

MAP,

kelelahan,

haluaran

Monitor hasil Hb

termasuk

sign
batas

normal

vena sentral

jika

hemodinamik

vital

kateter

osmolalitas urine)

hepatojugular

urine

cairan (BUN, Hmt,

jugularis, refleks

pola

pernapasan

Terbebas

Pasang
diperluakn

mental

catatan intake dan

Bunyi

Pertahankan

dari

bersih, tidak ada

darah

napas Kriteria Hasil :

Bunyi

Batasi

masukan

cairan

pada

Perubahan berat jenis

keadaan

urine

hiponatrermi dilusi

Penambahan

dengan serum Na

berat

<130 mEq/l

badan dalam waktu

sangat singkat
Faktor

Kolaborasi dokter
jika tanda cairan

yang

Berhubungan

berlebih

memburuk

Gangguanmekanisme

Fluid Monituring

regulasi

Kelebihan

asupan

Kelebihan

Tentukan riwayat
jumlah dan tipe

cairan

muncul

intake cairan dan

asupan

eliminasi

natrium

Tentukan
kemungkinan
faktor risiko dari
ketidakseimbanga
n cairan

Monitor

berat

badan

Monitor serum dan


elektrolit urine

Monitor serum dan


osmilalitas urine

Monitor BP, HR,


RR

Monitor

tekanan

darah

orthostatik

dan

perubahan

irama jantung

Monitor parameter
hemodinamik
infasif

Catat secara akutar


intake dan output

Monitor

adanya

distensi

leher,

rinchi,

oedem

perifer

dan

penambahan BB

2 Intoleransi aktivitas
Definisi

gejala dari oedem


NIC

NOC
: Energy

ketidakcukupan

energi,

Monitor tanda dan

Activity Therapy
i. B

conservasion

psikologis atau fisiologis Activity

untuk melanjutkan atau

tolerance

menyelesaikan aktivitas Self care : ADLs

kehidupan

sehari-hari Kriteria hasil :


yang harus dan ingin Berpartisipasi

dilakukan

dalam

Batasan

fisik

Karakteristik :

aktivitas

l
i

Mampu

Respon tekanan darah

melakukan

abnormal

aktivitas sehari-

Respon
jantung

frekwensi

hari

abnormal

secara mandiri

terhadap aktivitas
Perubahan EKG yang
mencerminkan aritmia
Perubahan EKG yang
menunjukkan iskemia
Ketidaknyamanan

beraktivitas

Tanda tanda
vital normal

setelah

Mampu

tanpa alat

n
t
k

Psikomotor

dengan

Energy

berpindah

setelah beraktivitas
Dipsnea

(ADLs)

m
:
atau

e
n
g
i

Menyatakan merasa letih

Menyatakan

merasa

lemah
Faktor

yang

Berhubungan :

Tirah

baring

atau

Kelemahan umum

Ketidakseimbangan
suplei

f
i

imobilisasi

antara

dan

kebutuhan oksigen

Imobilitas

Gaya hidup monoton

a
s
i
a
k
t
i
v
i
t
a
s
y
a
n
g
m
a
m
p
u
d

i
l
a
k
u
k
a
n
ii. B
a
n
t
u
k
l
i
e
n
u
n
t
u
k
m
e
n
g
e
m
b
a

n
g
k
a
n
m
o
t
i
v
a
s
i
d
a
n
p
e
n
g
u
a
t
a
n
iii. B
a
n
t
u

k
l
i
e
n
/
k
e
l
u
a
r
g
a
u
n
t
u
k
m
e
n
g
i
d
e
n
t
i
f
i
k

a
s
i
k
e
k
u
r
a
n
g
a
n
d
a
l
a
m
b
e
r
a
k
t
i
v
i
t
a
s
3

Kerusakan

integritas NOC

NIC

kulit

Tissue Integrity : Pressure

Definisi

perubahan/gangguan
epidermis

Kerusakan

pakaian

kulit -Jaga kebersihan kulit

kulit (epidermis)

yang baik bisa

agar tetap bersih

Invasi struktur tubuh

dipertahankan

dan kering

yang

-Mobilisasi pasien tia

(elastisitas,

Berhubungan :

temperature,

hidrasi,

Eksternal
iv. Zat kimia, Radiasi

vii. Faktor

ada
pada

kulit

Hipotermia

mekanik Perfusi jaringan

(mis., gaya gunting

baikmenunjukka

[shearing forcec])

pemahaman

dalam

viii. Medikasi

proses

ix. Lembab

perbaikan

x. Imobilitasi fisik

dan

Perubahan

kulit

mencegah

terjadinya cedera

Internal
status

cairan

berulang
Mampu

Perubahan

melindungi kulit

pigmentasi

dan

Perubahan turgor

mempertahankan

Faktor

kelembaban kulit

perkembangan

dan

Kondisi

alami

ketidakseimbangan
nutrisi

pasien

dengan sabun dan

pegmentasi)
luka/lesi

vi. Hipertermia,

2 jam sekali
-Memandikan

Tidak

v. Kelembapan

yang

longgar

Kriteria Hasil :

lapisan Integritas

Faktor

pasien

menggunakan

akses

Batasan karakteristik :

-Anjurkan

membranes

dan/atau Hemodyalis

dermis

skin and muccos Management

perawatan

air hangat

Penurunan
imunologis

Penurunan sirkulasi

Kondisi

ganguan

metabolic
4

Gangguan sensasi

- Tonjolan tulang
Ketidakseimbangan

NOC

NIC

Nutrisi Kurang dari Kriteria Hasil :


Kebutuhan Tubuh

Adanya

Definisi :
Asupan

Management
-

peningkatan
nutrisi

tidak

berat

cukup untuk memenuhi

sesuai

kebutuhan metabolic.

tujuan

Batasan

sesuai

dengan -

Nyeri abdomen

Menghindari

mengidentifikasi

makanan

kebutuhan nutrisi

Kehilangan rambut

Bising

usus

hiperaktif

Kurang makanan

Kurang informasi

Kurang minat pada


makanan

Yakinkan
yang

mencegah
konstipasi
-

Berikan makanan

pengecapan dari

yang

menelan

(sudah

yang

terpilih

dikonsultasikan

terjadi

dengan ahli gizi)

penurunan berat
badan

dimakan

tinggi serat untuk

peningkatan

Tidak

diet

mengandung

Menunjukkan
fungsi

berlebihan

yang

dibutuhkan pasien

Berat badan 20% tidak ada tandatanda malnutrisi


atau lebih dibawah

Diare

nutrisi

Mampu

untuk

jumlah kalori dan

tinggi badan

Kerapuhan kapiler

gizi

menentukan

dengan

Kram abdomen

Kolaborasi dengan
ahli

berat badan ideal

Kaji adanya alergi


makanan

badan

Berat badan ideal

Karakteristik :

1. Nutrition

Monitor
nutrisi

berarti

jumlah
dan

kandungan kalori
-

Berikan informasi
tentang kebutuhan

Penurunan
badan
asupan

nutrisi

berat

2. Nutrition

dengan

Monitoring

makanan
-

adekuat

Kesalahan konsepsi

Kesalahan

batas normal
-

Tonus otak menurun

Mengeluh gangguan
Mengeluh

asupan

makanan

kurang

dilakukan
-

Monitor interaksi
anak atau orang

Monitor
lingkungan selama

RDA

(Recommended

makan
-

Jadwalkan

Daily Allowance)

pengobatan

Cepat

tindakan

kenyang

setelah makan
Sariawan

rongga

Monitor
kering

Steatorea

perubahan

Kelemahan

tidak

Kelemahan

Faktor Ekonomi

turgor

Monitor
rambut

berhubungan :
Faktor Biologis

Monitor

kekeringan,

yang

dan

kulit

otot

untuk menelan

kulit

pigmentasi

otot

pengunyah

Faktor-faktor

dan

selama jam makan

mulut

biasa

tua selama makan

dari

aktivitas

yang

sensasi rasa

berat

Monitor tipe dan


jumlah

Ketidakmampuan
memakan makanan

adanya

badan

Membrane mukosa
pucat

Monitor
penurunan

informasi

BB pasien dalam

kusam,

dan mudah patah


-

Monitor mual dan


muntah

Monitor

kadar

untuk mengabsorbsi

albumin,

total

nutrient

protein, Hb, dan

Ketidakmampuan

kadar Ht

Ketidakmampuan

menelan makanan

Ketidakmampuan

pertumbuhan dan

untuk

perkembangan

mencerna
-

makanan

Monitor

Monitor

pucat,

kemerahan,

Faktor psikologis

dan

kekeringan
jaringan
konjungtiva
-

Monitor kalori dan


intake kalori

Catat

adanya

edema, hiperemik,
hipertonik papilla
lidah dan cavitas
oral
-

Catat jika lidah


berwarna

Pola nafas tidak efektif Setelah


berhubungan

magenta, scarlet
dilakukan posisikan
pasien

dengan tindakan

penurunan energi.

untuk

keperawatan

memaksimalkan

diharapkan

ventilasi
Lakukan fisioterapi

masalah
keperawatan

pola

nafas tidak efektif


dapat
dengan

teratasi
tujuan

pasien

dapat

menunjukkan
keefektifan

pola

dada
Ajarkan

untuk

batuk efektif,

nafas.
6

Gangguan citra tubuh Setelah dilakukan


berhubungan
biofisika

dengan tindakan

secara

verbal

(penyakit keperawatan

kronis).

kaji
non

dan
verbal

diharapkan

respon

masalah

terhadap

keperawatan

tubuhnya
Observasi

gangguan
tubuh
dengan

citra

kenyamanan

teratasi
tujuan

klien

atau

mampu

ketidaknyama

mengidentifikasi

nan
mobilisasi

kekuatan personal.

pasien

(ubah

posisis
7

Resiko

infeksi Setelah

berhubungan

dengan tindakan

pintu

dilakukan

masuknya keperawatan

mikroorganisme.

diharapkan masalah
resiko tinggi infeksi
teratasi

dengan

tujuan : pasien tidak


mengalami infeksi.
(Nurarif, A.H, Kusuma, Hardhi, 2013)

pasien),
kaji dan

tanda-tanda vital,
Observasi: dorong

untuk istirahat
Anjurkan
pada
klien
istirahat

ukur

untuk
yang

cukup,

2. IMPLEMENTASI
Implementasi disesuaikan dengan intervensi dan penulisannya menggunakan kata kerja.
3. EVALUASI
Evaluasi didasarkan pada kemajuan pasien dalam mencapai hasil akhir
yang ditetapkan yaitu meliputi; kesejahteraan fisik anak yang akan
dipertahankan.. Perawat dapat yakin bahwa perawatan berlangsung efektif
jika kesejahteraan fisik anak dapat dipertahankan.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN:
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap akhir dan
tingginya angka morbiditas pada anak. Terminologi glomerulonefritis yang dipakai
disini adalah untuk menunjukkan bahwa kelainan yang pertama dan utama terjadi
pada glomerulus, bukan pada struktur ginjal yang lain. Glomerulonifritis akut (GNA)
adalah suatu reaksi imunologis pada ginjal terhadap bakteri atau virus tertentu. Yang
sering terjadi ialah akibat infeksi kuman streptococcus, sering ditemukan pada usia 37 tahun.
3.2 SARAN:
Kenali tanda dan gejala glomerulonefritis akut (GNA). Keluaran urin berkurang,Urin
keruh atau berwarna seperti the atau cola.,Anak pucat, peka rangsang dan lesu.Anakanak yang masih kecil mungkin tampak sakit tapi jarang mengeluh.Anak yang lebih
besar mungkin mengeluh sakit kepala, perut tidak nyaman, muntah, disuria.Mungkin
terdapat hipertensi ringan sampai sedang.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Hidayat, A. Aziz. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak 1. Jakarta : Salemba
Medika
Nanda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Nanda Nic-Noc jilid 2. Yogyakarta:
MediAction
Yuliani.,Skp, Rita dan Suriadi, Skp. Buku Pegangan Praktek Klinik Asuhan Keperawatan
Pada Anak edisi 1. 2001. Jakarta : PT Fajar Interpratama
Tutik. 2015. Askep GNA (online). Available at
http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/30/jtstikesmuhgo-gdl-tutiknurya-14561-bab1-3-k.pdf. Diakses pada 16 November 2016

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK GNA

KELOMPOK 7
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

1. LUH GDE DWIRINI NOVITHA PUTRI


2. NI KETUT SINTA DEWI

D IV TINGKAT 2.A

(P07120215012)
(P07120215013)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas segala
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan paper ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana. Semoga paper ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca mengenai KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK DENGAN GNA.
Harapan penulis semoga paper ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi paper ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Paper ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan paper ini.

Denpasar, November 2016

Penulis

Anda mungkin juga menyukai