Anda di halaman 1dari 31

OM SWASTIASTU

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN

Pada Anak Dengan


Glomerulonefritis Kronis

OLEH
NI LUH NYOMAN DEWI MELIANI
18.321.2894
LAPORAN PENDAHULUAN
Glomerulonefritis Kronis
Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal
DEFINISI ginjal tahap akhir dan tingginya angka morbiditas baik pada anak
maupun pada dewasa (Buku Ajar Nefrologi Anak, edisi 2, hal.323,
2002). Terminologi glomerulonefritis yang dipakai disini adalah
untuk menunjukkan bahwa kelainan yang pertama dan utama
terjadi pada glomerulus, bukan pada struktur ginjal yang lain.
Glomerolusnefritis kronis adalah suatu kondisi peradangan
yang lama dari sel-sel glomerolus. Kelainan ini dapat terjadi akibat
glomerolonefritis akut yg tidak membaik atau timbul secara
spontan. (Muttaqin, Arif & Sari,Kumala, 2011)
ETIOLOGI
Penyebab yang sering adalah diabetes mellitus dan hipertensi kronik. Kedua  penyakit ini
berkaitan dengan cedera glomerulus yang bermakna dan berulang. Hasil akhir dari peradangan
tersebut adalah pembentukan jaringan parut dan menurunnya fungsi glomerulus. Kerusakan
glomerulus sering diikuti oleh atropi tubulus. (Muttaqin, Arif & Sari,Kumala, 2011)

Sebagian besar glomerulonefritis timbul didahului oleh infeksi ekstrarenal, terutama di


traktus respiratorius bagian atas dan kulit oleh kuman streptococcus beta haemolyticus
golongan A tipe 12, 4, 16, 25 dan 49. Antara infeksi bakteri dan timbulnya GN terdapat masa
laten selama 10 hari. GN juga dapat disebabkan oleh sifilis, keracunan (timah hitam, tridion),
amiloidosis, trombosis vena renalis, penyakit kolagen, purpura anafilaktoid, dan lupus
eritematosis.
MANIFESTASI KLINIS

Gejala glomerulonephritis kronis bervariasi. Banyak klien dengan penyakit yang


telah parah memperlihatkan kondisi tanpa gejala sama sekali untuk beberapa
tahun. Kondisi mereka secara incidental dijumpai ketika terjadi hipertensi atau
 peningkatan kadar BUN dan kreatinin serum. Indikasi pertama penyakit dapat
berupa  perdarahan hidung, stroke atau kejang yang terjadi secara mendadak.
Mayoritas klien mengalami gejala umum seperti kehilangan berat badan dan
kekuatan badan,  peningkatan iritabilitas, dan peningkatan berkemih di malam
hari (nokturia). Sakit kepala, pusing, dan gangguan pencernaan yang umumnya
terjadi.
PATOFISIOLOGI
Glomerulonefritis kronis/ GGK (Gagal Ginjal Kronik) pada awalnya
tergantung dari penyakit yang mendasarinya. Namun, setelah itu proses
yang terjadi adalah sama. Pada diabetes melitus, terjadi hambatan aliran
pembuluh darah sehingga terjadi nefropati diabetik, dimana terjadi
peningkatan tekanan glomerular sehingga terjadi ekspansi mesangial,
hipertrofi glomerular. Semua itu akan menyebabkan berkurangnya area
filtrasi yang mengarah pada glomerulosklerosis (Sudoyo, 2009). Tingginya
tekanan darah juga menyebabkan terjadi GGK. Tekanan darah yang tinggi
menyebabkan perlukaan pada arteriol aferen ginjal sehingga dapat terjadi
penurunan filtrasi (Rahman,dkk, 2013)
1. Medik
PENATALAKSANAAN
Tidak ada pengobatan yang khusus yang mempengaruhi penyembuhan kelainan di
glomerulus.
a. Istirahat mutlak selama 3-4 minggu dahulu dianjurkan selama 6-8 minggu
b. Pemberian penisilin pada fase akut.
Pemberian antibiotic ini tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis, melainkan
mengurangi penyebaran infeksi streptococcus yang mungkin masih ada.
c. Pengaturan dalam pemberian cairan (perlu diperhatikan keseimbangan cairan dan elektrolit). Pemberian
diet rendah protein (1 gr/kg BB/hari) dan rendah garam (1 gr/hari).
d. Pengobatan terhadap hipertensi
e. Bila anuria berlangsung lama (5-7) hari, maka ureum harus dikeluarkan dari dalam darah. Dapat
dengan cara peritoneum dialisis, hemodialisis, transfuse tukar dan sebagainya.
f. Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulusnefritis akut, tetapi akhir-akhir ini pemberian furosemide
(lasix) secara intravena (1 mg/kg BB/kali) dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika
ginjal dan filtrasi glomerulus.
g. Bila tidak timbul gagal gagal jantung, diberikan digitalis, sedativum dan oksigen.
PENATALAKSANAAN

1. Keperawatan

a. Istirahat mutlak selama 2 minggu.


b. Pengawasan tanda-tanda vital secara 3x sehari
Jika terdapat gejala dyspnea/ortopnea dan pasien terlihat lemah
adala kemungkinan adanya gejala payah jantung, segera berikan
posisi yang nyaman (semi fowler), berikan O2 dan hubungi
dokter
c. Diet protein 1 gr/kg BB/hari dan garam 1 gr/hari (rendah garam)
KOMPLIKASI

a. Oliguri sampai anuria


Oliguri dan anuria yang dapat berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagai akibat berkurangnya
filtrasi glomerulus.
b.Ensefalopati hipertensi
Merupakan gejala serebrum karena hipertensi. Terdapat gejala berupa gangguan penglihatan,
pusing, muntah dan kejang-kejang. Hal ini disebabkan karena spasme pembuluh darah lokal
dengan anoksia dan
edema otak.
c. Gangguan sirkulasi
Gangguan sirkulasi berupa dyspnea, ortopneu, terdapat ronki basah, pembesaran jantung dan
meningginya tekanan darah yang bukan saja disebabkan oleh bertambahnya volume plasma.
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
Glomerulonefritis Kronis
PENGKAJIAN
3.1 Pengkajian

Diperlukan pengkajian yang cermat dan teliti untuk


mengetahui masalah pasien dengan tepat, sebab pengkajian
merupakan awal dari proses keperawatan. Dan keberhasilan
proses keperawatan tergantung dari pengkajian.
1. Pengkajian Umum
a. Keluhan Utama
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan sekarang
Anak tampak odema, muntah, pada saat disentuh teraba
hangat, mengalami, anak tampak lemah, adanya peningkatan
tekanan darah
PENGKAJIAN 2. Riwayat kehamilan danpersalinan

a)Prenatal History
Diperkirakan adanya keabnormalan pada kehamilan ibu (infeksi virus
Streptococus), mungkin ada riwayat pengguanaan alkohol dan obat-obatan
serta penyakit DM pada ibu.
b)Intra natal
Riwayat kehamilan biasanya normal dan diinduksi.
c)Riwayat Neonatus
Kaji riwayat neunatus saat bayi pertamakali lahir apa ada tanda
atau gejala yang mucul dari neunatus. Pada pasien GNC
biasanya tidak ditemukan tanda gejal pada usianenatus.
PENGKAJIAN

3.Riwayat KesehatanKeluarga

a) Adanya keluarga apakah itu satu atau dua orang


yang mengalami Gluronefritis Cronic(GNC)
b) Penyakit keturunan ataudiwariskan
c) Penyakit bawaan
Berat badan = umur (tahun) X 2 + 8 Tinggi badan = 2
Riwayat pertumbuhan
kali tinggi badanlahir.
danPerkembangan
Perkembangan psikoseksual:anak berada pada
fase oedipal/falik dengan ciri meraba-raba dan
merasakan kenikmatan dari beberapa daerah
erogennya, senang bermain dengan anak berjenis
kelamin beda, oedipus kompleks untuk anak laki-
laki lebih dekat dengan ibu, elektra kompleks
untuk anak perempuan lebih dekat dengan ayah.
Perkembangan psikososial : anak berada pada fase pre school (inisiative vs
Riwayat pertumbuhan
rasa bersalah) yaitu memiliki inisiatif untuk belajar mencari pengalaman
danPerkembangan baru. Jika usahanya diomeli atau dicelaanak akan merasa bersalah dan
menjadi anak peragu.
Perkembangan kognitif : masuk tahap pre operasional
yaitumulaimempresentasekan dunia dengan bahasa, bermain dan meniru,
menggunakan alat-alat sederhana.
Perkembangan fisik dan mental : melompat, menari, mengga mbar orang
dengan kepala, lengan dan badan, segiempat, segitiga, menghitung jari-
jarinya, menyebut hari dalam seminggu, protes bila dilarang, mengenal
empat warna, membedakan besar dan kecil, meniru aktivitas orang dewasa.
a. Persepsi Kesehatan – Pola Manajemen Kesehatan
Mengkaji kemampuan pasien dan keluarga melanjutkan
Kebutuhan Bio-Psiko-
perawatan di rumah.
Sosial -Spiritual b. Pola nutrisi –Metabolik
Pada pasien dengan GNC akan mengalami gangguan
nutrisi metabolic seperti anoreksia, mual muntah,
pembengkakan ekstremitas bawah/edema, terjadi
penambahan berat badan karena adanya pembengkakan.
Suhu badan normal hanya panas hari pertama sakit. Dapat
terjadi kelebihan beban sirkulasi karena adanya retensi
natrium dan air, edema pada sekitar mata dan seluruh
tubuh. Perlukaan pada kulit dapat terjadi karenauremia.
Kebutuhan
Bio-Psiko- a. Pola Eliminasi
Pada pasien. GNC biasanya ditemukan Oliguri dan anuria yang dapat
Sosial
berlangsung 2-3 hari. Terjadi sebagai akibat berkurangnya filtrasi glomerulus,
-Spiritual Perubahan warna urine (kuning pekat, merah)
b. Pola Aktivitas danLatihan
Kelemahan otot dan kehilangan tonus karena adanya hiperkalemia. Dalam
perawatan klien perlu istirahat karena adanya kelainan jantung dan dan tekanan
darah mutlak selama 2 minggu dan mobilisasi duduk dimulai bila tekanan ddarah
sudah normaal selama 1minggu.
c. Pola PersepsiKognitif
Peningkatan ureum darah menyebabkan kulit bersisik kasar dan rasa gatal.
Gangguan penglihatan dapat terjadi apabila terjadi ensefalopati
a. Pola Tidur dan Istirahat
Klien tidak dapat tidur terlentang karena sesak dan gatal karena adanya uremia. keletihan,
kelemahan malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus.
b. Konsep Diri dan PersepsiDiri
Menjelaskan konsep diri dan persepsi diri misalnya body image, body comfort. Terjadi perilaku
distraksi, gelisah, dan penolakan. Klien cemas dan takut karena urinenya berwarna merah dan
edema dan perawatan yang lama.
c. Peran dan PolaHubungan
Bertujuan untuk mengetahui peran dan hubungan sebelum dan sesudah sakit. Perubahan pola
biasa dalam tanggungjawab atau perubahan kapasitas fisik untuk melaksanakan peran. Anak
tidak dibesuk oleh teman – temannya karena jauh serta anak mengalami kondisi kritis
menyebabkan anak banyak diam.
a. Pola Reproduktif danSexual
Pola ini bertujuan menjelaskan fungsi sosial sebagai alat reproduksi.
b. Pola Pertahanan Diri, Stress danToleransi
Adanya faktor stress lama, efek hospitalisasi, masalah keuangan,
rumah.
c. Pola Keyakinan danNilai
Untuk menerangkan sikap, keyakinan klien dalam
melaksanakan agama yang dipeluk dan konsekuensinya dalam
keseharian. Dengan ini diharapkan perawat dalam
memberikan motivasi dan pendekatan terhadap klien dalam
upaya pelaksanaan ibadah.
PEMERIKSAN
Keadaan umum klien lemah dan terlihat saki berat dengan tingkat
FISIK
kesadaranbiasanya composmentis. Pada TTV sering tidak
didapatkan adanya perubahan.
a. B1 (Breatihing). Biasanya tidak didapatkan adanya gangguan pola nafas
dan jalan nafas walau secara frekuensi mengalami peningkatan terutama
pada fase akut.Pada fase lanjut didapat kana dan yang mengganggu pola
nafas dan jalan nafas yang merupakan respons edema pilmonerdan
efusi fleura.
b. B2(Blood).Seringditemukanpenurunancurahjantungresponssekunder
dari peningkatan beban volume.
a. B3 (Brain). Didapatkan adanya edema wajah terutama periorbital,
PEMERIKSAN sekleratidak
FISIK
ikteri status neurologi mengalami perubahan sesuai
dengan tingkat paranya azotemia pada sistem saraf
pusat.
b. B4 (Bladder). Perubahan warna urine output seperti warna urine
warnanyakola.
c. B5 (Bowel). Didapatkan adanya mual dan muntah, anoreksia
sehingga sering didapatkan penurunan intake nutrisi kurang dari
kebutuhan. Didapatkan asites pada abdomen.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan


dengan penyaki tginjal dan kelenjar
2. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan
peningkatan kebutuhan metabolisme
3. Ansietas berhubungan dengan kondisi dan
hospitalisasi pada anak
4. Diareberhubungandengan proses infeksi ditandai
dengan defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam
RENCANA KEPERAWATAN
NO Tujuan dan Kreteria Hasil Intervensi Rasional
DX
1 Setelah dilakukan tindakan SIKI: ManajemenCairan 1. Agar mengetahui
asuhan keperawatan …x… jam 1. Monitor hasil pemeriksaan hasil pemeriksaan
diharapkan resiko laboratorium (missal laboratorium
ketidakseimbangan kembali hematrokit, Na,K CI 2. Untuk mengatahui
dalambatas normal, dengan beratjenisurin BUN) defekasi cariran
kriteria hasil : 2. Catat intek-output dan dalam 24 jam
SLKI ;Keseimbangan Cairan hitungan balanscariran 24 jam 3. Agar asupan cairan
1. Asupan carian normal 3. Berikan asupan cairan, sesui terpenuhi
2. Haluaranurin normal kebutuhan 4. Untuk mencegah
3. Kelembaban membrane 4. Kolaborasikan pemberian dehidrasi
mukosa duretik, jikaperlu
4. Tugor kulit elastis
 
RENCANA KEPERAWATAN
NO Tujuan dan Kreteria Hasil Intervensi Rasional
DX
2   SIKI :MenejemenNutrisi 1. Agar mempermudah
Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi indikasi pemberian indikasi pemberian
asuhan keperawatan …x… jam nutrisi parenteral (mis. nutrisi
diharapkan resiko deficit nutrisi Gangguan absorsi makanan, 2. Agar nutrisi sesuai
Kembali dalam batas normal, mengistirahatkan usus, dengan kebutuhan
dengan kriteria hasil : gangguan metebolis usus, jalur 3. Agar mengetahui
SLKI : Status Nutrisi entral tidak memungkinkan) maksud dan tujuan
1. Porsi makanan yang 2. Berikan nutrisi parentral sesuai pemberian Tindakan
dihabiskan indikasi 4. Agar mempermudah
2. Verbalisasi keinginan untuk 3. Jelaskan tujuan dan prosedur pemberian nutrisi
meningkatkan nutrisi pemberian nutrisi parentral
3. Kekuatan otot menguyah 4. Kolaborasikan pemasangan
4. Kekuatan otot menelan akses vena sentral, jikaperlu
RENCANA KEPERAWATAN

NO Tujuan dan Kreteria Hasil Intervensi Rasional


DX
3  Setelah dilakukan tindakan SIKI: Terapi Rileksasi  
asuhan keperawatan …x… jam   1. Agar mengetahui
diharapkan ansietasberkurang, 1. Identifikasi Teknik relaksasi tenknik yang tepat
dengan kriteria hasil : yang efekti fdigunakan dan efektif
SLKI : Tingkat Ansietas 2. Ciptakan lingkungan tenang 2. Agar merasa
1. Kegelisahan berkurang dan tanpa gangguan dengan tenanag dan nyaman
2. Furstasi berkurang pencahayaan dan suhu rungan 3. Agar merasa nyaman
3. Bisa mengontorl kemarahan nyaman
4. Mampu menahan diri 3. Anjurkan mengambil posisi
  nyaman
RENCANA KEPERAWATAN

NO Tujuan dan Kreteria Hasil Intervensi Rasional


DX
4   Setelah dilakukan tindakan SIKI :ManajemenDiare  
asuhan keperawatan …x… jam 1. Identifikasi penyebab diare 1. Agar mengetahui
diharapkan diareberkurang, (mis. Inflamasi gastrointestinal, penyebab dari diare
dengan kriteria hasil : iritasi gastrointestinal, proses 2. Agar tidak terkena
SLKI :Eliminasfekal infeksi, malabsorsi, ansietas, dehidrasi
1. Dapat mengontrol stress, efekobat, 3. Agar nutrisi tetap
pengeluaran feses pemberianbotol susu) terpenuhi
2. Frekuensi defekasi normal 2. Berikan asupan cairan oral 4. Agar Tindakan lebih
3. Preisrtaltik usus normal ( mis. Ringer asetat, ringer efktif
4. Kosistensi feses normal laktat) jikaperlu
3. Ajurkan makanan pors ikecil
dan sering secara bertahap
4. Kolaborasikan pemberian obat
antimotilitas (mis. Loperamide,
difenoksilat)
IMPLEMENTASI

Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam


rencanatindakan keperawatan
a. Mandiri: aktivitas perawat yang didasarkan pada kemampuan sendiri
dan bukan merupakan petunjuk atau perintah dari petugaskesehatan
b.Delegatif: tindakan keperawatan atas instruksi yang diberikan oleh
petugas kesehatan yangberwenang
c. Kolaboratif: tindakan perawat dan petugas kesehatan yang lain
dimana didasarkan pada keputusanbersa
EVALUASI

Evaluasi merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan


yang merupakan perbandingan yang sistematis dan terencanakan
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan,
dengan cara melibatkan pasien yang nantinya diharapkan dapat
memperoleh evaluasi disetiap diagnosa.
ADA PERTANYAAN???
OM SHANTI, SHANTI, SHANTI OM

Anda mungkin juga menyukai