Anda di halaman 1dari 32

Referat

Oleh:
Jihadah Sidrani
Pembimbing:
dr. HJ. Rahayu S, Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABDURRAB
ILMU KESEHATAN ANAK
RSUD BANGKINANG
2019
BAB 1 Pendahuluan

1.1Latar Belakang
 Glomerulonefritis akut (GNA)  suatu bentuk peradangan pada
glomerulus  adalah penyakit yang bukan langsung mengenai
gelungan kapiler ginjal di dalam glomerulus ginjal tapi karena efek
samping dari mekanisme pertahanan tubuh berupa stimulasi dari
infeksi akibat streptococcus group A pd tenggorokan
 Glomerulonefritis kronis (GNK)  merupakan penyebab terjadinya
gagal ginjal tahap akhir
 Tingginya morbiditas pada anak
 Lesi utama berawal dari glomerulurus  seluruh nefron akan
mengalami kerusakan.
 Glomerulonefritis merupakan penyebab utama terjadinya gagal
ginjal tahap akhir
 Indonesia tahun 1995, melaporkan adanya 170 pasien yang dirawat
di rumah sakit pendidikan dalam 12 bulan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 Tinjauan
Pustaka
2.1 Anatomi Fisiologi
Ginjal
 Letak : Retroperitoneal
antara vetebra lumbal 1 & 4
 Terdiri dari : Korteks dan
Medula
 Tiap ginjal terdiri dari 8-12
lobus berbentuk piramid
 Pada korteks terdapat
glomerulus
 Tiap ginjal mengandung ± 1
juta nefron
 Tiap nefron terdiri dari
glomerulus dan kapsula
bowman ( badan malphigi)
BAB 2 Tinjauan
Pustaka
2.1 Anatomi Fisiologi
Ginjal
Fungsi Ginjal

 fungsi primer : mempertahankan volume dan komposisi cairan


ekstrasel dalam batas normal  komposisi dan volume cairan
ekstrasel dikontrol oleh filtrasi glomerulus, reabsorpsi dan sekresi
tubulus.
 Fungsi utama terbagi menjadi :
a. fungsi ekresi
1. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mOsmol 
mengubah eksresi air.
2. Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4 dengan mengeluarkan
kelebihan H+ dan membentuk HCO3-
3. Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam
rentang normal.
4. Mengeksresikan produk akhir nitrogen dan metabolisme protein
terutama urea, asam urat dan kreatinin
Fungsi Endogen

• Menghasilkan renin yang penting untuk mengatur


tekanan darah.
• Menghasilkan eritropoietin yaitu suatu faktor yang
penting dalam stimulasi produk sel darah merah oleh
sumsum tulang.
• Memetabolisme vitamin D menjadi bentuk aktifnya.
• Degradasi insulin.
• Menghasilkan prostaglandin
2.1.2 Definisi
Glomerulonefritis Akut

Glomerulonefritis akut (GNA) adalah suatu reaksi imunologis


(antigen-antibody) akibat infeksi kuman stepcococus grup A yang
bertindak sebagai antigen, mengstimulasi antibody yang
bersirkulasi sehingga menyebabkan cedera pada ginjal berupa
implamasi / radang pada gelungan kapiler didalam glomerulus
ginjal.
2.1.3 Etiologi
Glomerulonefritis Akut

Kebanyakan karena:
Infeksi kuman stepcococus grup A diluar ginjal terutama
ditenggorokan.
Streptococus beta hemoyticus group A tipe nefritogenik
1. Faringitis
- Paling sering tipe 12
- Kadang tipe 1,4,6 dan 25
2. Pioderma
-tipe 49
-galur 53,55,56,57 dan 58 dapat berimplikasi
3. Antigenendostreptosin,antigen
presorbing,streptokinase dan nephritik plasmin binding
protein
2.1.4 Patofisiologi
Glomerulonefritis
Akut
Infeksi ekstra-renal (streptococcus)

terutama di traktur respiratorius bagian atas dan kulit oleh


kuman beta hemolyticus golongan A, tipe 12, 4, 16, 25, dan
49.
Reaksi antigen-antibody dalam tubuh

Kerusakan endotel pembuluh darah dalam glomerulus

Kebocoran pembuluh darah glomerulus

Keluar Protein dan eritrosit


2.1.4 Patofisiologi
Glomerulonefritis Akut
2.1.5 Prevalensi
Glomerulonefritis
Akut

GNA dapat terjadi pada semua kelompok umur, namun tersering pada
golongan umur 5-15 tahun, dan jarang terjadi pada bayi.

Referensi lain menyebutkan paling sering ditemukan pada anak usia 6-10
tahun.

Penyakit ini dapat terjadi pada laki laki dan perempuan, namun laki laki dua
kali lebih sering dari pada perempuan. Perbandingan antara laki-laki dan
perempuan adalah 2:1.

Diduga ada faktor resiko yang berhubungan dengan umur dan jenis
kelamin. Suku atau ras tidak berhubungan dengan prevelansi penyakit ini,
tapi kemungkinan prevalensi meningkat pada orang yang sosial ekonominya
rendah, sehingga lingkungan tempat tinggalnya tidak sehat. ( ref. Ilmu
kesehatan nelson)
2.1.6 Gejala klinis
Glomerulonefritis
Akut
SIMPTOMATIK

ASIMPTOMATIK
(> 50%)

Biasanya, diawali dengan infkesi Terdiri atas:


saluran napas atas dengan nyeri • Periode laten
tenggorokan • Edema ringan yg terbatas disekitar mata
atau kulit
• Edema berat terdapat pada Oliguria pada
Periode laten rata-rata 10-21 hari gagal jantung.
setelah infeksi tenggorokan atau • Hematuria
kulit • Hipertensi terdapat pada 60-70% anak dgn
Gna pada hari pertama
• Oliguria dan anuria
Gejala yang sering di temukan • Gejala Gastrointestinal seperti muntah,
adalah Hematuria tidak nafsu makan, konstipasi dan diare
serta pusing
• Gejala lainnya
2.1.9 Diagnosis
Glomerulonefritis
Akut

Kecurigaan akan adanya GNAPS dicurigai bila :

• Dijumpai gejala klinis berupa hematuria nyata yang


timbul mendadak
• Sembab dan gagal ginjal akut setelah infeksi
streptokokus.
• Tanda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis, bukti
adanya infeksi streptokokus
• Secara laboratoris dan rendahnya kadar komplemen C3
mendukung bukti untuk menegakkan diagnosis.
2.1.10 Diagnosis
Banding
Glomerulonefritis Akut

Diagnosis Banding
a) Glomerulonefritis kronik dengan
eksaserbasi akut
b) Purpura Henoch-Schoenlein yang mengenai
ginjal ( penyakiti sistemik )
c) Hematuria idiopatik
d) Nefritis herediter (sindrom Alport )
e) Lupus eritematosus sistemik
2.1.10 Diagnosis
Banding
Glomerulonefritis Akut
2.1.10 Pemeriksaan
penunjang
Glomerulonefritis Akut

Pemeriksaan urin dan darah:


1. Proteinuria ringan
2. Hematuria makroskopis/mikroskopis
3. Torak granular,torak eritrosit
4. Isolasi dan identifikasi streptococus:pemeriksaan
bakteriologi apus tenggorok atau kulit
5. Uji serologi respon imun terhadap antigen
streptococus
6. Pem gabungan titer ASTO,Ahase dan AD untuk
mendeteksi infeksi streptococus
2.1.11 Penatalaksanaan
Glomerulonefritis Akut

Terapi komprehensip terdiri dari :


I. Terapi medikamentosa : etiologi, suportif,
profilaksis.
II.Terapi Dietetik : makanan
III.Edukasi
I. Terapi Medikamentosa pada saat fase akut
Etiologi Simptomatis Suportif
- Bila hipertensi diberikan obat -
anti hepertensi

II Terapi Dietetik
Gizi Baik Gizi Kurang Gizi buruk

1. Bentuk Makanan Biasa Makanan biasa Makanan lunak


makanan
2. Komposisi
a. Karbohidrat 100 200-400 400-600
kkal/bb/hari kkal/bb/hari kkal/bb/hari
b. protein 2-3 gr/bb/hari 3-4 gr/bb/hari 4-5 gr/bb/hari
III. Terapi edukasi

Dalam memberikan edukasi hendaknya dijelaskan tentang:


Definisi Etiologi Patofiologi Manifestasi klinis Cara
pengobatan dan pencegahan Prognosis
2.1.10 Prognosis
Glomerulonefritis Akut

• Dapat sembuh total dalam 1-2 minggu


• Pada anak 85-95% sembuh sempurna
• Sekitar 5-10% kasus menjadi glomerulonefritis kronik
2.2.1 Definisi
Glomerulonefritis Kronis

• Glomerulonefritis kronis (GNK) adalah diagnosis klinis berdasarkan


ditemukannya hematuria dan proteinuria yang menetap.

• GNK adalah kondisi peradangan yang lama dari sel-sel glomerulus.


Kelainan ini dapat terjadi akibat GNA yang tidak membaik atau timbul
secara spontan.
2.2.2 Etiologi
Glomerulonefritis Kronis

1. Lanjutan dari GNA yang berlangsung dari beberapa bulan atau tahun.
Tiap-tiap ekstra serbasi akan menambah kerusakan pada ginjal sehingga
terjadi kerusakan total yang berakhir dengan gagal ginjal.
2. Keracunan
3. Diabetes Melitus
4. Trombosis vena renalis
5. Hipertensi Kronis
6. Penyakit kolagen
7. Penyebab lain yang tidak diketahui yang ditemukan pada stadium
lanjut.
2.2.4 Patofisiologi
Glomerulonefritis Kronis

Kelainan primer (ginjal itu sendiri) dan


sekunder (penyebab penyakit lain)

menyerang sel-sel endotel pembuluh darah pada glomerulus

Terjadi kebocoran protein atau kebocoran eritrosit

GNK
2.2.6 Manifestasi Klinis
Glomerulonefritis Kronis

• Dapat terjadi tanpa keluhan / gejala sampai terjadi gagal ginjal.


• Bila ada gejala, yaitu:
a. Anak lemah, lesu, nyeri kepala, gelisah, mual, koma, dan kejang
pada staium akhir.
b. Edema sedikit, suhu subfebril
c. Perbandingan albumin-globulin terbalik, kolesterol darah meninggi
d. Fungsi ginjal menurun, ureum dan kreatinin meningkat
e. Anemia yang berat, diikuti tekanan darah yang mendadak tinggi
2.2.7 Pemeriksaan
Diagnosis
Glomerulonefritis Kronis
1. Anamesis: Adanya kencing berwarna merah
2. Pemeriksaan Fisik: Edema, nyeri pada daerah pinggang
3. Pemeriksaan Penunjang:
a. Darah lengkap: LED (Laju Endap Darah meningkat), ureum
dan kreatinin meningkat
b. Urine lengkap: eritrosit (+), albumin(+), dan sil
2.2.8 Komplikasi
Glomerulonefritis Kronis

• Oliguria sampai anuria


• Hipertensi, pusing, gangguan penglihatan, muntah, dan kejang, dikarenakan
adanya spasme pembuluh darah lokal
• Ensefalopati dikarenakan edema otak

2.2.9 Komplikasi
Glomerulonefritis Kronis

Menurunnya fungsi ginjal dapat berlangsung perlahan-


lahan atau cepat dan berakhir dengan kematian akibat
urimea dalam beberapa bulan atau 5-10 tahun
bergantung pada kerusakkan ginjal.
2.2.10 Penatalaksanaan
Glomerulonefritis Kronis

Pengobatan ditujukan untuk


a. gejala klinisnya:
 Antibiotika
 obat tambah darah (untuk terapi anemia)
b. Gangguan elektrolit
c. Hipertensi: obat anti hipertensi
d. Peritoneal dialisis

Anak diperkenankan melakukan kehidupan sehari


sebagaimana biasa dalam batas kemampuannya .
DAFTAR PUSTAKA

1.Travis LB, Kalia. Acute nephritic syndrome. Dalam:Poslethwaite RJ, penyunting.


Clinical pediatric neph-rology. Edisi ke-2. Oxford: Butterworth-Heinemann,1994. h.
201-9.

2.Sekarwana HN. Rekomendasi mutahir tatalaksana glomerulonefritis akut pasca


streptokokus. Dalam:Aditiawati, Bahrun D, Herman E, Prambudi R,penyunting.
Buku naskah lengkap simposium nefrologi VIII dan simposium kardiologi V. Ikatan
Dokter Anak Indonesia Palembang, 2001. h. 141-62

3.Noer MS. Glomerulonefritis. Dalam: Alatas H,Tambunan T, Trihono PP, Pardede SO,
penyunting.Buku ajar nefrologi anak. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002.
h. 345-53.
DAFTAR PUSTAKA

• A. Price, Sylvia. Wilson, Lorraine. 2005. PATOFISIOLOGI: KONSEP KLINIS


PROSES PENYAKIT EDISI 6. Jakarta: EGC

• Muttaqin, Arif. Sari, Kumala.2011. ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN


SISTEM PERKEMIHAN. Jakarta: Salemba Medika

• Anonym. 2011. GLOMERULONEFRITIS KRONIS.


http://dinkes.banyuasinkab.go.id/index.php/artikel-kesehatan/124-
glomerulonephritis-kronis-nefrologi-anak-.html. Diakses pada tanggal 15
April 2012

Anda mungkin juga menyukai