Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KEPERAWATAN KOMUNITAS II

ASUHAN KEPERAWATAN MASALAH KESEHATAN POPULASI


PENYAKIT KRONIK

Oleh

Kelompok VI A12.B

1. I Made Widhi Antara ( 18.321.2870 )


2. Ni Kadek Dinda Putri Marichi ( 18.321.2880 )
3. Ni Kadek Hartaningsih ( 18.321.2881 )
4. Ni Kadek Pebby Purnama Dewi ( 18.321.2882 )
5. Ni Komang Suryantini ( 18.321.2890 )
6. Wahidah Shenny Rusliana ( 18.321.2899 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIRA MEDIKA BALI

DENPASAR

2020
1.1 Latar Belakang
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama (WHO). Dalam rangka mewujudkan kesehatan masyarakat yang optimal maka
dibutuhkan perawatan kesehatan masyarakat, dimana perawatan kesehatan
masyarakat itu sendiri adalah bidang keperawatan yang merupakan perpaduan antara
kesehatan masyarakat dan perawatan yang didukung peran serta masyarakat dan
mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara berkesinambungan tanpa
mengabaikan pelayanan kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
mandiri dalam upaya kesehatan. Peningkatan peran serta masyarakat bertujuan
meningkatkan dukungan masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan serta
mendorong kemandirian dalam memecahkan masalah kesehatan serta penyakit yang
bersifat kronik.
Penyakit kronik merupakan suatu kondisi yang dapat dikendalikan dan
berlangsung lama, akan tetapi sulit untuk sembuh. Penyakit kronis bersifat permanen,
meninggalkan cacat residual, disebabkan oleh perubahan patologis yang irreversibel,
memerlukan pelatihan khusus untuk rehabilitasi, atau mungkin membutuhkan waktu
lama dalam pengawasannya, observasi, atau perawatan. Hal ini mempengaruhi
populasi penyakit kronis diseluruh dunia. Data dari World Health Organisation
(WHO) menunjukkan bahwa penyakit kronis termasuk salah satu penyebab utama
kematian dini diseluruh dunia (Dewi, 2016). Sejumlah 335 juta penduduk di dunia
yang mengalami rematik yang telah dijelaskan oleh World Health Organisation
(WHO) pada tahun 2016.
Survei mawas diri adalah kegiatan pengenalan, pengumpulan dan pengkajian
masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader setempat dibawah bimbingan
petugas kesehatan atau perawat di desa ( Depkes RI, 2007). Tujuan survei mawas diri
adalah masyarakat lebih mengenal kesehatan yang ada di desa dan menimbulkan
minat atau kesadaran untuk mengetahui masalah kesehatan dan pentingnya
permasalahan tersebut untuk diatasi.
1.2 Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan tugas keperawatan komunitas, mahasiswa mampu merancang
asuhan keperawatan komunitas pada setiap area pelayanan keperawatan di komunitas.
1. Tujuan Khusus
1) Mengidentifikasi status Kesehatan Banjar Kubu, Pupuan , Tabanan
2) Mengidentifikasi penyakit kronik yang dialami masyarakat Banjar Kubu, Pupuan,
Tabanan
3) Menganalisa hasil pendataan/survey keperawatan komunitas
4) Merumuskan masalah keperawatan komunitas
5) Membuat perencanaan keperawatan komunitas/Plan Of Action (POA)
2.1 PENGKAJIAN
1. DATA GEOGRAFI
(1) Lokasi
Provinsi : Bali
Kabupaten/Kota : Tabanan
Kecamatan : Pupuan
Desa : Pupuan
Banjar : Kubu

(2) Windshiel Survey


Berdasarkan hasil observasi windshield survey kelayakan jalan di wilayah
Banjar Kubu dikatakan cukup layak karena sebagian besar jalan utama telah teraspal
dengan baik Pada saat kelompok melakukan pengkajian, secara umum di wilayah
Banjar Kubu dilalui oleh sarana transportasi pribadi yang melintas di jalan utama,
jalan-jalan gang dan terparkir di hampir semua halaman rumah warga. Secara umum
masyarakat di Banjar Kubu sudah memiliki sarana transportasi pribadi seperti:
sepeda, sepeda motor/mobil. Tidak terdapat rambu-rambu lalu lintas namun terdapat
petunjuk jalan yang menunjukan arah, petunjuk jalan terpasang di pesimpangan dan
di perempatan jalan di Banjar Kubu.
Fasilitas kesehatan yang ada di Banjar Kubu yaitu terdapat 1 Puskesmas di
wilayah Banjar Kubu. Jarak masyarakat ke Puskesmas kurang lebih 300 m. Banjar
Kubu memiliki fasilitas warung hampir di setiap pinggiran jalan utama dengan
jumlah kurang lebih 7 warung, ini semua dikarenakan Banjar Kubu merupakan
daerah semi perkotaan.
Semua perumahan warga di Banjar Kubu memiliki saluran selokan/got dan
SPAL dengan kondisi airnya terlihat bersih. Banjar Kubu memiliki fasilitas
pendidikan seperti TK Paud, kondisi dari TK Paud di wilayah Banjar Kubu terlihat
memadai fasilitas yang terdapat pada TK Paud di wilayah Banjar Kubu terdapat
UKS, timbangan, tempat cuci tangan serta sabun, adanya kegiatan olahraga yang
teratur dan terukur, adanya jarak sarana air bersih dengan sumber pencemaran >10
meter (pembuangan air limbah, septic tank, TPA), dan adanya tmpat sampah yang
tertutup. Masyarakat di Banjar Kubu sudah keseluruhan rumah warga terdapat aliran
listrik. Jarak rumah antar warga di wilayah Banjar Kubu berdekatan.
Banjar Kubu merupakan daerah semi perkotaan yang memiliki kepadatan
perumahan yang cukup padat dengan jarak antar rumah kurang dari 5 meter. Banjar
Roban memiliki beberapa alat komunukasi antara lain seperti: kul-kul banjar,
speaker (pengeras suara), dan spanduk. Kul-kul dan speaker (pengeras suara)
terpusat di Balai Banjar Kubu.
Terdapat banyak pelayanan jasa yang di tawarkan di wilayah Banjar Kubu
seperti: 2 cellular counter, 1 foto copy, 1 cuci motor, 3 laundry pakaian, 1 bengkel
motor, 2 salon.

(3) Wawancara Tokoh Masyarakat


Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu tokoh
masyarakat yaitu klien adat Banjar Kubu, Desa Pupuan Wayan Suarta mendapatkan
hasil bahwa latar belakang penduduk yang bertempat tinggal di wilayah Banjar
Kubu sebagian besar memiliki tingkat ekonomi menengah kebawah dan hampir
semua sudah bekerja, dalam petani. Penduduk yang bertempat tinggal diwilayah
Banjar Kubu lebih banyak penduduk asli. Dengan jumlah penduduk asli ± 200
ORANG dan jumlah penduduk pendatang ± 150 ORANG. Dilihat dari hubungan
kekerabatan antar penduduk asli dengan penduduk pendatang sudah sangat baik.
Sumber daya manusia dalam pelayanan kesehatan juga sudah sangat memadai dan
mudah dijangkau. Masalah kesehatan yang paling sering terjadi di wilayah Banjar
Kubu yaitu Hipertensi. Dalam pelayanan kesehatan yang berpengaruh dalam
memberikan informasi kesehatan yaitu puskesmas dan kader, kader bertugas
membantu masyarakat dalam memelihara kesehatan. Kelangsungan kegiatan kader
dan puskesmas untuk meningkatkan kesehatan Penduduk dilakukan setiap 6 bulan
sekali dengan penyuluhan kesehatan dan lain-lain. Kegiatan kerja bakti di
lingkungan Banjar Kubu dilakukan sebulan sekali dan dihari hari tertentu yaitu di
hari besar keagamaan. Untuk pengelolaan sampah di lingkungan Banjar Kubu sudah
ada petugas yang mengangkut sampah dari masyarakat dan dikenakan biaya
oprasional dalam pengangkutan sampah oleh petugas.
2. DATA DEMOGRAFI
DATA SUBYEKTIF
1) Distribusi frekuensi jumlah penduduk berdasarkan usia di wilayah Banjar Kubu,
Desa Pupuan Tabanan tahun 2020, sebagai berikut :

Usia
70
60
50
40
30
20
10
0
0-5 6-11 12-16 17-25 26-35 36-45 46-55 56-65
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun

Series1

Berdasarkan grafik sebaran usia dewasa menurut Depkes, 2009 diatas terlihat
sebaran usia dewasa yaitu 155 orang.

2) Berdasarkan jenis penyakit Kronis yang sering dialami usia Dewasa di wilayah
Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan tahun 2020, sebagai berikut :

120
Hipertensi;
100
100
80
60 Tidak memiliki
40 riwayat
20 Reumatik; 25
penyakit
0 DM; 5
PENYAKIT KRONIK kronik; 25
DM Hipertensi Reumatik Tidak memiliki
riwayat penyakit
kronik

Dari 155 Orang dewasa yang dikaji mayoritas mengalami Hipertensi sebanyak
(100 orang ) dan minoritas mengalami DM sebanyak 5 Orang.
3) Distribusi frekuensi penyebab orang yang memiliki riwayat Hipertensi Primer
(Pola Hidup) atau Sekunder (Keturunan) di Wilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan
Tabanan 2020, sebagai berikut :

PENYEBAB HIPERTENSI
35%
Hipertensi Primer
Hipertensi Sekunder
65%

Dari 100 Orang yang memiliki Riwayat Hipertensi dikaji penyebab mayoritas
mengalami Hipertensi Primer sebanyak 65% (65 orang) dan minoritas
mengalami Hipertensi Sekunder sebanyak 35% (35 Orang).

4) Distribusi frekuensi yang memiliki riwayat Hipertensi berdasarkan pemeriksaan


rutin yang dilakukan dalam pengukuran tekanan darah di Wilayah Banjar Kubu,
Desa Pupuan Tabanan tahun 2020, sebagai berikut :

PEMERIKSAAN RUTIN TD

40%
YA

60% TIDAK

Dari 100 yang mengalami hipertensi di Wilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan
Tabanan, yaitu sebanyak 60% (60 Orang) yang tidak rutin melakukan pengukuran
dan 40% (40 Orang) yang rutin melakukan pengukuran Tekanan darah.

5) Distribusi frekuensi yang memiliki riwayat Hipertensi berdasarkan upaya yang


dilakukan untuk mengobati tekanan darah tinggi di Wilayah Banjar Kubu, Desa
Pupuan Tabanan 2020, sebagai berikut :
UPAYA MENGOBATI HIPERTENSI
30%
Obat Hipertensi
50% Tidak Minum obat
Obat Herbal

20%

Dari 100 Orang yang mengalami hipertensi di Wilayah Banjar Kubu, Desa
Pupuan Tabanan, yaitu mayoritas 50% (50 Orang) meminum obat hipertensi dan
minoritas 20% (20 orang) tidak minum obat.

6) Distribusi frekuensi Keluarga berdasarkan upaya yang dilakukan untuk


penanggulangan tekanan darah tinggi dengan meminum obat secara teratur di
Wilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan tahun 2020, sebagai berikut :

RUTIN MINUM
OBAT

45% YA
55% TIDAK

Dari 100 orang yang menderita penyakit hipertensi di Wilayah Banjar Kubu,
Desa Pupuan Tabanan yaitu 55% (55 orang) meminum obat secara teratur dan
45% (45 orang) tidak meminum obat secara teratur.

7) Demografi berdasarkan tempat pemeriksaan dan pengambilan obat di wilayah


Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan tahun 2020, sebagai berikut:
PEMERIKSAAN DAN
10% MENGAMBILAN OBAT
Dokter Umum
Apotek
35% 55%
Bidan

Dari diagram dilihat bahwa dari orang penduduk yang mengalami penyakit
melakukan pemeriksaan dan pengambilan obat saat sakit mayoritas di dokter
umum sebanyak 55% (45 Orang).

8) Distribusi frekuensi riwayat penyakit kronik berdasarkan adanya pemeriksaan


kesehatan selama 6 bulan terakhir di wilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan
pada tahun 2020, sebagai berikut :

PEMERIKSAAN 6 BULAN
TERAKHIR

48% YA
52%
TIDAK

Dari 155 orang yang memiliki riwayat penyakit kronik dikaji mayoritas sebanyak
52% (80 Orang) melakukan pemeriksaan kesehatan dan 48% (75 Orang) tidak
melakukan pemeriksaan kesehatan.

9) Demografi frekuensi penyuluhan kesehatan tentang penyakit kronis di wilayah


Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan pada tahun 2020, sebagai berikut :
PENYULUHAN KESEHATAN
32%
YA
TIDAK
68%

Dari 155 Orang yang memiliki riwayat penyakit kronik, mayoritas penduduk yang
tidak pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan sebanyak 68% ( 105 Orang ) dan
penduduk yang pernah sebanyak 32% (50 Orang).

10) Distribusi frekuensi demografi yang memiliki riwayat penyakit kronis


berdasarkan yang memiliki jaminan kesehatan di wilayah Banjar Banjar Kubu,
Desa Pupuan Tabanan pada tahun 2020, sebagai berikut :

JAMINAN KESEHATAN

YA
50% 50%
TIDAK

Dari 155 Orang yang memiliki jaminan kesehatan sebanyak 50% (78 ORANG),
dan yang tidak memiliki anggaran jaminan kesehatan sebanyak 50% (77 Orang).

11) Distribusi frekuesi berdasarkan Edukasi cara penanganan penyakit kronis


diwilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan tahun 2020, sebagai berikut :

PENANGANAN PENYAKIT
23%

YA
TIDAK
77%

Dari 155 Orang yang dikaji, mayoritas sebanyak 77% (119 Orang) tidak ada
Edukasi penanganan penyakit dan minoritas sebanyak 23% (36 orang) ada
penanganan Edukasi penanganan penyakit.
12) Distribusi frekuensi berdasarkan keterediaan baliho dan spanduk tentang penyakit
kronis diwilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan pada tahun 2020 sebagai
berikut:

SPANDUK/BALIHO PENYAKIT KRONIS


34%
YA
TIDAK
66%

Dari 155 Orang yang dikaji, mayoritas sebanyak 66% (103 Orang) penduduk
mengatakan tidak ada baliho dan spanduk penyakit kronis dan minoritas sebanyak
34% (52 Orang) yang mengatakan ada baliho dan spanduk penyakit kronis di
wilayah Desa Pupuan.

13) Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan adanya media informasi penyakit


kronis di wilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan pada tahun 2020, sebagai
berikut:

MEDIA INFORMASI KESEHATAN

45% YA
55%
TIDAK

Dari 155 Orang yang di kaji, mayoritas sebanyak 55% (85 Orang) mengatakan
tersedia media informasi kesehatan, dan minoritas sebanyak 45% (70 Orang)
mengatakan tidak tersedia media informasi kesehatan.

14) Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan pemanfaatan media informasi yang di


gunakan di wilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan pada tahun 2020,
sebagai berikut :
PEMANFAATAN MEDIA INFORMASI
KESEHATAN

YA
49% 51%
TIDAK

Dari 155 Orang yang di kaji, mayoritas sebanyak 51% (79 Orang) memanfaatkan
media informasi yang ada untuk mengetahui kesehatan dan minoritas sebanyak
49% (76 Orang) tidak memanfaatkan media informasi yang ada untuk
mengetahui kesehatan.

15) Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan upaya yang dilakukan untuk


memenuhi kebutuhan gizi keluarga dengan memilih jenis garam yang dikonsumsi
di wilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan tahun 2020, sebagai berikut :

GARAM YANG DIKONSUMSI

39%
Yodium
61% Tidak Beryodium

Dari 155 Orang masih terdapat 39% (60 Orang) yang mengkonsumsi garam yang
tidak beryodium.

16) Distribusi frekuensi penduduk berdasarkan kegiatan olahraga rutin yang di


lakukan penduduk di wilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan Tabanan pada tahun
2020, sebagai berikut :

OLAHRAGA RUTIN

35%
YA
TIDAK
65%
Dari 155 Orang yang di kaji, mayoritas sebanyak 65% (100 Orang) yang tidak
rutin melakukan olahraga dan minoritas sebanyak 35% (55 Orang) yang rutin
melakukan olahraga.

DATA OBJEKTIF

17) Berdasarkan hasil pengukuran TTV yang dikaji di wilayah Banjar Kubu, Desa
Pupuan Tabanan pada tahun 2020, sebagai berikut :

HASIL PENGUKURAN TANDA-TANDA VITAL


26% 29%
<120 mmHg
>120 mmHg
>160 mmHg
45%

Dari 155 Orang yang di kaji, mayoritas sebanyak 45% (70 Orang) yang memiliki
tekanan darah > 120mmHg dan minoritas sebanyak 26% (40 Orang) yang
memiliki tekanan darah > 160mmHg.
2.2 ANALISA DATA
NO ANALISA DATA MASALAH
1 DS : Perilaku Kesehatan Cenderung
- Dari 155 Orang dewasa yang Beresiko
dikaji mengalami Hipertensi
sebanyak (100 orang )
- Dari 100 Orang yang memiliki
Riwayat Hipertensi dikaji,
penyebab mengalami Hipertensi
Primer sebanyak 65% (65 orang)

- Sebanyak 60% (60 Orang) yang


tidak rutin melakukan
pengukuran
- Masih terdapat 39% (60 Orang)
yang mengkonsumsi garam yang
tidak beryodium.

- Sebanyak 65% (100 Orang) yang


tidak rutin melakukan olahraga.
- Dari 100 orang yang menderita
penyakit hipertensi 45% (45
orang) tidak meminum obat
secara teratur.
- Sebanyak 48% (75 Orang) tidak
melakukan pemeriksaan
kesehatan secara rutin.

DO :
- Dari 155 Orang yang di kaji,
sebanyak 45% (70 Orang)
yang memiliki tekanan darah >
120mmHg,
- Sebanyak 29% ( 45 Orang)
memiliki TD <120 mmHg
- Sebanyak 26% (40 Orang)
yang memiliki tekanan darah >
160mmHg.
2 Ds: Defisit Pengetahuan (Manajemen
- Dari 155 Orang yang memiliki Penyakit Kronik)
riwayat penyakit kronik, sebanyak
penduduk yang tidak pernah
mendapatkan penyuluhan
kesehatan sebanyak 68% ( 105
Orang )
- Sebanyak 77% (119 Orang) tidak
ada Edukasi penanganan penyakit.
- Sebanyak 66% (103 Orang)
penduduk mengatakan tidak ada
baliho dan spanduk penyakit
kronis.

- Sebanyak 45% (70 Orang)


mengatakan tidak tersedia media
informasi kesehatan.
- Sebanyak 49% (76 Orang) tidak
memanfaatkan media informasi
yang ada untuk mengetahui
kesehatan.

DO : -
2.3 SCORING DIAGNOSA KEPERAWATAN
No Masalah Sifat Kemungkinan Potensi Menonjolnya Total
masalah masalah masalah masalah
dapat dirubah untuk
dicegah

Mudah = 2
Tinggi = 3
Sebagian =
Wellness=3 1 Cukup = 2 Segera = 2

Aktual = 3 Tidak Rendah = Tidak perlu =


dapat= 0 1 1
Resiko = 2
Tidak
Potensial = dirasakan = 0
1

Bobot 1 Bobot 2 Bobot 1 Bobot 1

1. 3 1 3 2 9

2. 3 1 2 2 8

Cara scoring

1. Tentukan skor untuk setiap kriteria

2. Skor dibagi dengan makna tertinggi dan kalikan dengan bobot

3. Jumlahkan skor untuk seluruh kriteria

Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko
2. Defisiensi Pengetahuan (Manajemen Penyakit Kronik)
3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perilaku Kesehatan Cenderung Beresiko di wilayah Banjar Kubu, Desa Pupuan


Tabanan berhubungan dengan dari 155 Orang dewasa yang dikaji mengalami
Hipertensi sebanyak (100 orang ), penyebab mengalami Hipertensi Primer sebanyak
65% (65 orang), sebanyak 60% (60 Orang) yang tidak rutin melakukan pengukuran,
terdapat 39% (60 Orang) yang mengkonsumsi garam yang tidak beryodium,
sebanyak 65% (100 Orang) yang tidak rutin melakukan olahraga, yang menderita
penyakit hipertensi 45% (45 orang) tidak meminum obat secara teratur, sebanyak 48%
(75 Orang) tidak melakukan pemeriksaan kesehatan, Dari 155 Orang yang di kaji,
sebanyak 45% (70 Orang) yang memiliki tekanan darah > 120mmHg, sebanyak 29% (
45 Orang) memiliki TD <120 mmHg dan sebanyak 26% (40 Orang) yang memiliki
tekanan darah > 160mmHg.

2. Defisit Pengetahuan (Manajemen Penyakit Kronik) di wilayah Banjar Kubu, Desa


Pupuan Tabanan berhubungan dengan dari 155 Orang yang memiliki riwayat penyakit
kronik, sebanyak penduduk yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan kesehatan
sebanyak 68% ( 105 Orang ), sebanyak 77% (119 Orang) tidak ada Edukasi
penanganan penyakit, sebanyak 66% (103 Orang) penduduk mengatakan tidak ada
baliho dan spanduk penyakit kronis, sebanyak 45% (70 Orang) mengatakan tidak
tersedia media informasi kesehatan, sebanyak 49% (76 Orang) tidak memanfaatkan
media informasi yang ada untuk mengetahui kesehatan.
3 INTERVENSI KEPERAWATAN

DATA DIAGNOSA INTERVENSI

NOC NIC

DS : Perilaku Prevensi Primer : Prevensi Primer :


- Dari 155 Orang Kesehatan - Melakukan - Pendidikan
Cenderung
dewasa yang perilaku kesehatan
Beresiko
kesehatan secara
dikaji mengalami - Modifikasi
rutin
Hipertensi perilaku
Prevensi Sekunder :
sebanyak (100 Prevensi Sekunder :
orang ) - Memperoleh
- Identifikasi risiko
pemeriksaan rutin
- Dari 100 Orang - Fasilitasi
- Mendapatkan
yang memiliki pembelajaran
skrining
Riwayat kesehatan yang
direkomendasika
Hipertensi dikaji,
n
penyebab Prevensi Tersier :
Prevensi Tersier :
mengalami
- Menggunakan - Dukungan
Hipertensi pengasuhan
dukungan social
Primer sebanyak untuk - Dukungan
65% (65 orang) meningkatkan kelompok
kesehatan
- Sebanyak 60%
(60 Orang) yang
tidak rutin
melakukan
pengukuran
- Masih terdapat
39% (60 Orang)
yang
mengkonsumsi
garam yang tidak
beryodium.

- Sebanyak 65%
(100 Orang)
yang tidak rutin
melakukan
olahraga.
- Dari 100 orang
yang menderita
penyakit
hipertensi 45%
(45 orang) tidak
meminum obat
secara teratur.
- Sebanyak 48%
(75 Orang) tidak
melakukan
pemeriksaan
kesehatan secara
rutin.

DO :
- Dari 155 Orang
yang di kaji,
sebanyak 45%
(70 Orang)
yang memiliki
tekanan darah
> 120mmHg,
- Sebanyak 29%
( 45 Orang)
memiliki TD
<120 mmHg
- Sebanyak 26%
(40 Orang)
yang memiliki
tekanan darah
> 160mmHg.
DS Defisiensi Prevensi Primer : Prevensi Primer :
- Dari 155 Orang Pengetahuan - Manajemen - Identifikasi
yang memiliki penyakit kronik resiko
- Pengetahuan : - Pendidikan
riwayat penyakit perilaku sehat kesehatan
kronik, sebanyak - Pengetahuan : - Fasilitasi
promosi pembelajaran
penduduk yang kesehatan Prevensi sekunder :
tidak pernah Prevensi sekunder :
- Konseling
mendapatkan - Perilaku patuh mengenai
penyuluhan aktifitas yang pendidikan
disarankan kesehatan
kesehatan - Perilaku patuh - Manajemen
sebanyak 68% pengobatan yang lingkungan
disarankan
( 105 Orang ) - Motivasi dalam Prevensi Tersier :
- Sebanyak 77% pemeliharaan
kesehatan - Pengajaran
(119 Orang) Prevensi Tersier : persiapan latihan
tidak ada - Skrining
- Proses kesehatan
Edukasi penerimaan
penanganan informasi
- Memori dalam
penyakit. kesiapan
- Sebanyak 66% menerima
informasi
(103 Orang)
penduduk
mengatakan
tidak ada baliho
dan spanduk
penyakit kronis.

- Sebanyak 45%
(70 Orang)
mengatakan
tidak tersedia
media informasi
kesehatan.
- Sebanyak 49%
(76 Orang) tidak
memanfaatkan
media informasi
yang ada untuk
mengetahui
kesehatan.

DO: -
FORMAT RENCANA KERJA (POA)
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Diagnosa Tujuan Intervensi Kegiatan Sasaran Waktu Tempat Sumber Media Penanggung
Keperawatan Dana Jawab

1. Perilaku Setelah dilakukan Pendidikan 1.Memberikan Seluruh Sabtu, 28 Balai Mahasiswa - LCD Mahasiswa
Kesehatan
tindakan keperawatan Kesehatan penyuluhan Dewasa November Banjar - Laptop dan Tokoh
Cenderung tentang PHBS Banjar Kubu, - Proyekto Desa
Beresiko komunitas selama 1 2020 r
Kubu, Pupuan,
bulan, diharapkan Orang 2.Memberikan Pupuan, 18:00- Tabanan - Stiker
penyuluhan Tabanan selesai Kesehata
Dewasa Banjar Kubu,
n
mengenai
Desa Pupuan: - Poster
hipertensi
Paham mengenai tentang - Microfon
- Konsums
pentingnya penerapan i
Perilaku Kesehatan serta
melaksanakannya dalam
kehidupan sehari-hari.

TUK :
- Melakukan
perilaku
kesehatan secara
rutin
- Memperoleh
pemeriksaan rutin
- Mendapatkan
skrining
kesehatan yang
direkomendasika
n
- Menggunakan
dukungan social
untuk
meningkatkan
kesehatan
2. Defisiensi Setelah dilakukan Pendidikan 1. Pemberian Seluruh Sabtu, 5 Balai Mahasiswa - LCD Mahasiswa
Pengetahuan tindakan keperawatan Kesehatan penyuluhan Dewasa Desember Banjar - Laptop dan Tokoh
mengenai Banjar Kubu, - Proyekto Desa
komunitas selama 1 2020 r
pentingnya Kubu, Pupuan,
bulan, diharapkan Orang pengetahuan Pupuan, 18:00- Tabanan - Stiker
dalam Tabanan selesai Kesehata
Dewasa Banjar Kubu,
n
menghadapai
Desa Pupuan: - Poster
suatu
Mendapatkan - Microfon
penyakit
- Konsums
pengetahuan tambahan i
2. Memberikan
mengenai penyakit
penyuluhan
kronik. mengenai
pencegahan
TUK : suatu
1. Dapat merubah pola penyakit

prilaku kesehatan
2. Kemampuan
menjelaskan
pengetahuan tentang
penyakit kronik

3. Perilaku sesuai
dengan pengetahuan
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia

(Definisi dan Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI.

Moorheed, Sue dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification Edisi 5


( NOC ). Indonesia: Elsevier Global Right

Bulechek, Gloria dkk. 2016. Nursing Interventions Classification Edisi 6


( NIC ). Indonesia: Elsevier Global Right

Anda mungkin juga menyukai