Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

SOSIALISASI GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT TAHUN 2018

A. Latar Belakang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


Negara berkembang termasuk Indonesia mengalami perubahan pola penyakit
dari penyakit tidak menular menjadi penyakit tidak menular. Perubahan pola
penyakit ini disebabkan karena berubahnya perilaku manusia. Pada era tahun
1990an, penyebab kematian dan kesakitan terbesar adalah penyakit menular seperti
Infeksi Saluran Pernapasan Atas, TBC, Diare, dll. Namun sejak tahun 2010,
penyebab terbesar kesakitan dan kematian adalah akibat Penyakit Tidak Menular
(PTM) seperti stroke, jantung, dan kencing manis. PTM tidak hanya menyerang usia
tua tetapi telah bergeser ke usia muda, terjadi di semua kalangan kaya dan miskin,
tinggal di kota maupun di desa.
Kecenderungan kesakitan dan kematian akibat PTM ini menyebabkan beban
biaya kesehatan semakin tinggi karena penanganannya membutuhkan biaya yang
besar dan memerlukan teknologi tinggi. Biaya untuk pengobatan PTM yang sangat
besar dapat menyebabkan deficit JKN dan kemiskinan (pengeluaran katastropik).
Selain itu, kecacatan dan kematian yang disebabkan oleh kasus PTM juga
menyebabkan hilangnya potensi/modal sumber daya manusia dan menurunnya
produktivitas (productivity loss) yang pada akhirnya akan mempengaruhi
pembangunan sosial dan ekonomi.
Meningkatnya PTM berkaitan dengan perubahan gaya hidup masyarakat
yang semakin maju, informasi dan transportasi yang semakin mudah . Faktor risiko
penyebab Penyakit Tidak Menular (PTM) yang terkait dengan berubahnya gaya
hidup masyarakat diantaranya adalah :
 Penduduk kurang beraktivitas fisik, contohnya banyak menghabiskan waktu
dengan menonton TV, bermain game dan terlalu lama di depan komputer. Hal ini
dapat menyebabkan faktor risiko kegemukan.
 Pola makan yang berubah dimana kecenderungan masyarakat untuk makan
makanan olahan, siap saji, tinggi gula, garam dan lemak dan kurang makanan
yang berserat seperti buah dan sayur menyebabkan gangguan pencernaan.
 Faktor risiko selanjutnya adalah minum minuman berakohol. Kebiasaan minum
minuman beralkohol dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh dan berisiko
kematian.
 Kebiasaan merokok, yang dapat menyebabkan bermacam macam penyakit di
antaranya kanker paru-paru, kanker mulut.
Seiring dengan meningkatkan PTM, angka kesakitan dan kematian akibat
Penyakit Menular (PM) semakin menurun, walaupun prevalensi PM masih cukup
tinggi, salah satunya adalah TBC. Indonesia peringkat tertinggi kedua jumlah kasus
baru TBC di dunia. Sebanyak 290.000 kasus TBC belum terjangkau dan terdeteksi.
Menurut data WHO (2017), saat ini terdapat 1.020.000 kasus baru TBC. 1 orang
dengan TBC aktif dapat menularkan ke 10-15 orang pertahunnya.
Selain kedua masalah diatas, saat ini Indonesia juga masih mengalami
masalah terkait gizi serius dan cakupan serta mutu imunisasi yang belum maksimal.
Hal ini ditunjukkan oleh tingginya prevalensi stunting (anak pendek) pada anak balita,
yaitu masih sebesar 37,2 persen (Riskesdas, 2013) dan sebanyak 1,7 Juta anak
yang belum mendapat imunisasi dan imunisasinya tidak lengkap (Kemenkes, 2014 –
2016). Stunting balita merupakan gambaran terjadinya gangguan pada pertumbuhan
fisik, pertumbuhan otak/kecerdasan, dan metabolisme tubuh. Sedangkan bagi anak
yang tidak di imunisasi dasar lengkap, berisiko menimbulkan penyakit, kecacatan
dan kematian. Dengan demikian, stunting dan anak belum diimunisasi atau
imunisasinya tidak lengkap dapat menjadi faktor penghambat dalam mewujudkan
manusia Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing. Untuk itu, masalah gizi
khususnya stunting serta cakupan dan mutu imunisasi harus segera ditangani secara
serius dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk lintas sektor.
Pemerintah menetapkan gizi masyarakat sebagai salah satu isu strategis
pembangunan nasional. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan
Nasional Percepatan Pembagian Gizi dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-
2019 menegaskan kebijakan dan strategi perbaikan gizi melalui pendekatan
multisektor. Fokus perbaikan gizi diarahkan untuk penyelamatan 1000 Hari Pertama
Kehidupan (1000 HPK), yang dimulai sejak janin dalam kandungan sampai anak
berusia dua tahun.
Perlu upaya yang signifikan untuk menanggulangi kecenderungan kesakitan
dan kematian serta permintaan pelayanan kesehatan yang terus meningkat.
Promotif dan preventif merupakan upaya yang sangat efektif untuk mencegah
meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit baik menular maupun tidak
menular. “Gerakan Masyarakat Hidup Sehat” (GERMAS) merupakan salah satu
upaya promotif-preventif yang dilakukan melalui pendekatan multi sektor. Tujuan
umum dari Gerakan Masyarakat Hidup Sehat adalah untuk: (a) menurunkan beban
penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan; (b)
menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya
penyakit; (c) menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk; dan (d)
menghindarkan peningkatan beban finansial penduduk untuk pengeluaran
kesehatan.
Sebagai payung hukum pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat baik
di tingkat nasional maupun daerah, telah dikeluarkan Instruksi Presiden Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 Tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(GERMAS). Inpres tentang Germas tersebut ditujukan kepada :Para Menteri Kabinet
Kerja; Kepala Lembaga Pemerintah Non Kementerian; Direktur Utama Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan; dan Para Gubernur dan Bupati/Walikota.
Untuk menetapkan kebijakan dan mengambil langkah-langkah sesuai tugas, fungsi,
dan kewenangan masing-masing untuk mewujudkan Gerakan Masyarakat Hidup
Sehat, Instruksi Presiden dapat diikuti dengan penetapan Peraturan Daerah atau
Peraturan Gubernur/Bupati/Walikota sampai dengan regulasi di tingkat desa untuk
pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat di daerah. Masing-masing
Kementerian/Lembaga juga dapat menyusun regulasi teknis pelaksanaan kegiatan
apabila diperlukan. Untuk meningkatkan efektifitas gerakan, dalam kerangka
perencanaan dan penganggaran di Kementerian/Lembaga dan dana transfer ke
daerah, gerakan masyarakat sehat dapat diintegrasikan dalam Rencana Kerja
Pemerintah (ditingkat pusat) dan Rencana Kerja Perangkat Daerah.
Kementerian Kesehatan bermitra dengan mitra potensial salah satunya
dengan anggota komisi IX DPR RI telah gencar melaksanakan sosialisasi Gerakan
masyarakat Hidup Sehat. Selama kurun waktu dua tahun terakhir, sebanyak kurang
lebih 35.000 peserta yang terdiri dari petugas Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten
(petugas promkes, perencana dan lintas program terkait), Organisasi Perangkat
Daerah (OPD) terkait di Tk. Kab/Kota, masyarakat umum (ormas, stakeholder yang
lain, Akademisi, Guru/Sekolah, Pramuka), Petugas Puskesmas (Kepala Puskesmas
dan Petugas Promkes) Kecamatan terpilih, TP PKK Kecamatan, Camat,
Lurah/Kepala Desa, Tokoh Masyarakat, tokoh agama dan media massa
tersosialisasi pesan - pesan germas, turut berkomitmen melaksanakan germas dan
pada saat yang sama melakukan peregangan di tempat kerja dan makan buah
bersama. Sosialisasi germas kali ini akan lebih banyak melibatkan media massa
agar pesan-pesan germas dapat tersebarluaskan ke kelompok masyarakat lainnya
secara 4ocial dan tepat sasaran.

B. Tujuan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


Tujuan dari kegiatan ini adalah :
 Terlaksananya Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
 Tersebarluasnya informasi tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,
Pencegahan Stunting, TBC, dan Peningkatan Imunisasi kepada masyarakat
 Terselenggaranya gerakan masyarakat untuk Hidup Sehat
 Advokasi kepada pengambil kebijakan di tingkat kabupaten, kecamatan dan
kelurahan untuk mendukung pelaksanaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
dalam bentuk kebijakan yang dikeluarkan.
 Tersebarluaskannya informasi germas melalui media lokal menggunakan
metode press conference dan media sosial.

C. Sasaran/Penerima Manfaat
Sasaran pada kegiatan ini adalah lintas program, lintas sektor, organisasi
kemasyarakatan, akademisi, organisasi profesi, media massa dengan perincian
sebagai berikut :

No Peserta Jumlah
1 Dinkes Kota/Kabupaten (Perencanaan, lintas program 10 Orang
terkait)
2 SKPD Terkait di Tk Kab/Kota 20 Orang
3 Media dan blogger 20 Orang
4 Masyarakat Umum (Ormas, Stakeholder yang lain, Akademisi, 60 Orang
Guru/Sekolah, Pramuka, Masyarakat)
5 Petugas Puskesmas (Kepala Puskesmas dan Petugas 20 Orang
Promkes) Kecamatan terpilih
6 TP PKK Kecamatan 15 Orang
7 Camat 15 Orang
8 Lurah/Kepala Desa 15 Orang
9 Tokoh Masyarakat /Tokoh Agama 15 Orang
10 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) 10 Orang
Jumlah 200 Orang

D. Strategi Pencapaian
1. Daerah yang BELUM pernah Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,
Pencegahan Stunting, TBC, dan Peningkatan Imunisasi sebelumnya
 Metode Pelaksanaan
a) Advokasi (Audiensi) Tim Pusat kepada Pemda terkait Komitmen
untuk Germas, Pencegahan Stunting, TBC, dan Peningkatan
Imunisasi.
• Tujuan :
Mendorong adanya kebijakan terkait Germas, Pencegahan Stunting,
TBC, dan Peningkatan Imunisasi melalui advokasi ke Bupati dan
Kepala SKPD
• Sasaran :
Bupati dan Kepala SKPD terkait
• Lokasi :
Kantor Bupati/Walikota
• Waktu :
Sebelum acara Sosialisasi dimulai
b) Paparan tentang Gerakan Masyarakat Sehat, Pencegahan Stunting,
TBC, dan Peningkatan Imunisasi dengan Masyarakat
• Rangkaian Acara :
1. Penyampaian materi Germas, Pencegahan Stunting, TBC,
dan Peningkatan Imunisasi oleh Kementerian Kesehatan
(Direktorat Terkait/PJ)
2. Penyampaian materi Situasi dan Kondisi Perilaku Hidup
Sehat di Kabupaten/Kota oleh Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
* Paparan dipandu moderator
• Sasaran :
Masyarakat umum dengan beberapa pemangku kepentingan di
Kabupaten, Kecamatan, dan Desa terpilih.
• Lokasi di aula atau tempat terbuka (Joglo, Lapangan)
c) Penandatanganan Komitmen Bersama
• Tujuan :
Adanya komitmen tertulis yang ditanda tangani oleh pemangku
kepentingan dari pusat hingga di daerah serta perwakilan
masyarakat.
• Sasaran :
Bupati dan Kepala SKPD terkait, perwakilan toma, media,
masyarakat
d) Temu Media Lokal
Penyelenggara mengundang media massa lokal sebanyak 20 orang
untuk melakukan temua media/press conference. Narasumber berasal
dari pusat dan daerah. Press Release disediakan penyelenggara untuk
dibagikan kepada wartawan.
 Tujuan :
Media massa serta blogger lokal dapat menyebarluaskan informasi
mengenai germas dan stunting kepada masyarakat melalui media
cetak, radio, televisi dan media sosial.
 Sasaran :
Media massa lokal termasuk media TV, radio, cetak dan media
sosial.
e) Kegiatan Tambahan :
 Pemutaran Jingle dan ILM terkait Germas
 Makan buah bersama
 Senam peregangan bersama
 Deteksi Dini PTM bekerjasama dengan Puskesmas setempat.

 Pelak
sana
a. Anggota Komisi IX DPR RI
b. Kementerian Kesehatan RI
c. Dinas Kesehatan Provinsi
d. Dinas Kesehatan Kabupaten

2. Daerah yang SUDAH pernah Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat,


Pencegahan Stunting, TBC, dan Peningkatan Imunisasi sebelumnya
 Metode Pelaksanaan
a) Advokasi (Audiensi) Tim Pusat kepada Pemda terkait Komitmen
untuk Germas, Pencegahan Stunting, TBC, dan Peningkatan
Imunisasi.
• Tujuan :
Memonitor implementasi Germas dan kebijakan terkait Germas,
Pencegahan Stunting, TBC, dan Peningkatan Imunisasi melalui
audiensi ke Bupati dan Kepala SKPD.
• Sasaran :
Bupati dan Kepala SKPD terkait
• Lokasi :
Kantor Bupati/Walikota
• Waktu :
Sebelum acara Sosialisasi dimulai
b) Paparan tentang Gerakan Masyarakat Sehat, Pencegahan Stunting,
TBC, dan Peningkatan Imunisasi dengan Masyarakat
• Rangkaian Acara :
1. Penyampaian materi Implementasi Germas oleh Bappeda
Kab/Kota
2. Faslitasi implementasi germas rencana tindak lanjut oleh
Kementerian Kesehatan /PJ
3. Setiap unsur peserta termasuk unsur pemerintah, komunitas
masyarakat, akademisi/organisasi profesi dan ormas memberikan
informasi pelaksanaan germas dan rencana tindak lanjut.
* Paparan dipandu moderator
• Sasaran :
Unsur pemerintah, komunitas masyarakat, akademisi/organisasi
profesi dan ormas
• Lokasi di aula atau tempat terbuka (Joglo, Lapangan)
a) Temu Media Lokal
Penyelenggara mengundang media massa lokal sebanyak 20 orang
untuk melakukan temua media/press conference. Narasumber berasal
dari pusat dan daerah. Press Release disediakan penyelenggara untuk
dibagikan kepada wartawan.
 Tujuan :
Media massa serta blogger lokal dapat menyebarluaskan informasi
mengenai germas dan stunting kepada masyarakat melalui media
cetak, radio, televise dan media sosial.
 Sasaran :
Media massa lokal termasuk media TV, radio, cetak dan media
sosial.
b) Kegiatan Tambahan :
 Pemutaran Jingle dan ILM terkait Germas
 Makan buah bersama
 Senam peregangan bersama
 Deteksi Dini PTM bekerjasama dengan Puskesmas setempat.

 Pelak
sana
a. Anggota Komisi IX DPR RI
b. Kementerian Kesehatan RI
c. Dinas Kesehatan Provinsi
d. Dinas Kesehatan Kabupaten

E. Tahapan Kegiatan
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
a. Pelaksanaan di 140 Kabupaten/kota terpilih, dengan mempertimbangkan:
 Jumlah kebijakan Kabupaten/Kota yang ada
 Lokasi Prioritas : Stunting, TBC dan Cakupan Imunisasi
b. Waktu pelaksanaan dari bulan April – akhir Oktober 2018
c. Lokasi terlampir.

2. Tahapan Kegiatan
a. Rapat Persiapan Pembahasan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat
internal Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Tujuan :
 Penentuan metode koordinasi dengan dan teknis pelaksanan
 Penentuan tujuan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat
 Penentuan target sasaran Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat
 Pembahasan substansi materi yang akan disampaikan dalam Sosialisasi
Gerakan Masyarakat
 Pembahasan metode sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat
 Penyampaian pembelajaran kegiatan fasilitasi pertama
 Penyusunan media dan materi yang akan ditayangkan saat Sosialisasi
Gerakan Masyarakat
 Penenentuan format laporan dan item evaluasi
b. Rapat Persiapan dengan Lintas Program Kementerian Kesehatan
Tujuan:
 Pembahasan teknis penyelenggaraan
 Finalisasi lokasi Sosialisasi Gerakan Masyarakat
c. Rapat Persiapan dengan lintas program dan lintas sektor
 Finalisasi jadwal dan lokasi Sosialisasi Gerakan Masyarakat
 Pembahasan teknis penyelenggaraan
d. Sosialisasi Gerakan Masyarakat Sehat
e. Evaluasi dan Penyusunan Laporan Sosialisasi Germas
Tujuan : memberikan masukan terhadap kegiatan Sosialisasi Germas
selanjutnya

Rancangan Waktu Pelaksanaan (terlampir)

F. Pembiayaan
Sumber dana kegiatan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat bersumber dari
DIPA Kementerian Kesehatan RI, satuan kerja Direktorat Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat tahun 2018.

Jakarta, 28 Maret 2018


Direktur Promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan Masyarakat

dr. Riskiyana Sukandhi Putra, M.Kes


NIP. 196202161989031007

Anda mungkin juga menyukai