Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL INOVASI PELAYANAN PUBLIK

“PADEH BERES”
(PEMANTAUAN DETEKSI DINI KESEHATAN
BERSAMA PUSKESMAS SOPAAH)

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS SOPAAH
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Indonesia saat ini menghadapi pergeseran pola penyakit dari penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular (PTM). PTM adalah penyakit yang bukan disebabkan
oleh infeksi kuman termasuk penyakit kronis degeneratif,antara lain penyakit jantung,
diabetus mellitus (DM), kanker, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), dan gangguan
akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.

Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan penyakit yang seringkali tidak terdeteksi
karena tidak bergejala dan tidak ada keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut
sehingga sulit disembuhkan dan berakhir denga kecacatan atau kematian dini. PTM ini
dapat dicegah melalui faktor resiko yaitu merokok, kurang aktifitas fisik, diet yang tidak
sehat, dan konsumsi alkohol. Peningkatan kesadaran dan kepedulian masyarakat
terhadap faktor resiko PTM sangat penting dalam Pengendalian PTM. Untuk itu,
diperlukan pemberdayaan dan peran serta masyarakat yang dikenal dengan Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.

Dalam meningkatkan pencapaian kinerja Puskesmas dalam hal pemberian dan


pengembangan pelayanan kesehatan masyarakat mengenai upaya pencegahan
Penyakit Tidak Menular (PTM), maka UPT Puskesmas Sopaah membuat inovasi
pelayanan melalui Posbindu PTM PADEH BERES (Pemantauan Deteksi Dini
Kesehatan Bersama Puskesmas Sopaah).

Bagaimanapun juga penyusunan proposal inovasi Padeh Beres ini masih jauh
dari sempurna dan untuk itu diharapkan masukan dan saran dari sejawat dalam rangka
perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan dan pelaksanaan inovasi Padeh Beres
ini selanjutnya.

Kepada semua pihak yang terkait dan ikut mendukung penyusunan proposal
inovasi Padeh Beres ini kami sampaikan penghargaan dan terima kasih, mudah-
mudahan jerih payah dan apa yang telah di sumbangkan mendapat balasan yang lebih
dari ALLAH SWT.
PENDAHULUAN

Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama
sebesar 36 Juta (63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh
dunia,dimana sdekitar 29 Juta (80%) justru terjadi di negara yang sedang berkembang
(WHO,2010).Peningkatan kematian akibat PTM di masa mendatang diproyeksikan
akan terus terjadi sebesar 15% (44 Juta kematian) dengan rentang waktu antara tahun
2010 dan 2020, kondisi ini muncul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan
yang cenderung tidak sehat terutama pada Negara bekembang. Pada awal perjalanan
PTM seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus
sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan
menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya.

Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 66,9% dari kasus
diabetes mellitus dan 63,2% kasus hipertensi masih belum terdiagnosis.keadaan ini
mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian
lebih dini dalam kurun waktu 1995 – 2007, kematian akibat PTM mengalami
peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013
menunjukkan prevalensi penyakit stroke 12,1 per 1000, penyakit Jantung koroner 1,5%;
Gagal Jantung 0,3%; Diabetus Melitus 6,9%; Gagal ginjal 0,2%; Kanker 1,4 per 1000;
Penyakit Paru Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%.

Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah
pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas
dan bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dengan
dibekali pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor
resiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini disebut dengan Pos Pembinaan
Terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat
dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor resiko PTM serta tindak
lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik

Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri


masyarakat terhadap faktor resiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat
dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku
masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan faislitas pelayanan kesehatan tidak
hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat .

Berdasarkan data pencapaian program PTM pada tahun 2017 mulai dirilis
kegiatan Posbindu di beberapa desa, yaitu Desa Pademawu Timur, Desa Prekbun, dan
Desa Baddurih. Namun, tingkat kehadiran masyarakat dalam kegiatan posbindu
tersebut masih minim yaitu sebanyak 188 orang yang melakukan pemeriksaan di
posbindu PTM dari total sasaran 26869.
POS PEMBINAAN TERPADU DAN PEMANTAUAN DETEKSI DINI KESEHATAN
BERSAMA PUSKESMAS SOPAAH

A. ANALISA MASALAH
1. Apa masalah yang dihadapi sebelum dilaksanakannya inovasi ?
a. Uraikan fakta dan situasi sebelum inovasi dimulai dengan didukung oleh data :
Salah satu program kesehatan yang dicanangkan pemerintah dalam rangka
mengendalikan masalah kesehatan dan kasus penyakit telah cukup lama
dilaksanakan Posbindu. Posbindu diarahkan untuk melakukan deteksi dini dan
penemuan kasus secara dini khususnya untuk penyakit yang tidak menular
(PTM). Dari 10 Kasus penyebab kematian tertinggi 63% termasuk dalam PTM.
Sedangkan berdasarkan data 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Sopaah ada
2 penyakit yang termasuk dalam kategori PTM yaitu Hipertensi dan Diabetus
Mellitus.
Untuk itu, pada tahun 2017 mulai dirilis kegiatan Posbindu di beberapa desa,
yaitu Desa Pademawu Timur, Desa Prekbun, dan Desa Baddurih. Namun,
tingkat kehadiran masyarakat dalam kegiatan posbindu tersebut masih minim
0,7% yaitu sebanyak 188 orang yang melakukan pemeriksaan di posbindu
PTM dari total sasaran 26869 pada tahun 2017. Hal ini, dikarenakan
dilaksanakan pada siang hari di saat beberapa sasaran ada kegiatan lain,
seperti melaut dan bertani. Disamping itu, peran serta masyarakat terhadap
kegiatan posbindu masih kurang, sehingga pelaksanaan posbindu PTM masih
kurang efektif. Sedangkan pencapaian posbindu PTM pada tahun 2018 yaitu
7553 orang dari total sasaran 26869 (28,11%).
Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibahas dalam rapat rutin
Puskesmas guna mencari solusi terbaik. Dari beberapa pendapat yang muncul,
maka diperoleh fakta bahwa pada saat dilaksanakan Posbindu Masyarakat
banyak yang melakukan aktifitas bekerja serta mayoritas petani dan melaut.
Selanjutnya ada usulan bahwa untuk menjaring Kehadiran Masyarakat mungkin
pada saat acara forum kegiatan masyarakat/pengajian rutin setiap minggu, baik
laki-laki maupun perempuan. Hal ini dikarenakan, biasanya waktu pelaksanaan
dilakukan pada saat sore hari dan malam hari, sehingga diharapkan tingkat
kehadiran masyarakat dalam pelaksanaan posbindu dapat meningkat.
b. Kelompok sosial mana saja yang terpengaruh, misalnya kelompok miskin, buta
huruf, penyandang cacat, lansia, imigran, perempuan, pemuda, minoritas etnis,
dan dalam hal apa ?
Kelompok yang potensial untuk menjadi masalah adalah sasaran Posbindu
yaitu penduduk 15-59 tahun menurut ketentuan program. Namun sasaran yang
hadir di kebanyakan Posbindu biasanya mayoritas masyarakat yang tidak
bekerja kebanyakan kelompok wanita. Kelompok wanita memang status
kesehatan rentan terhadap kasus PTM misalnya Diabetus mellitus, hipertensi,
gangguan sendi dan sebagainya.sehingga kelompok yang paling beresiko
adalah wanita dan lansia meskipun besar kemungkinan kaum pria juga bisa
terkena penyakit PTM.karena tidak bisa hadir pada posbindu berarti ada
potensial kehilangan kesempatan pada Deteksi Dini Kejadian PTM
c. Sebutkan masalah utama yang perlu diselesaikan ?
Masalah utama yang menjadi ukuran keberhasilan program Posbindu adalah
tingkat kehadiran sasaran posbindu masyarakat usia 15-59 tahun akibat sosial
ekonomi. Oleh karena itu tingkat sasaran masyarakat harus dapat ditingkatkan.
Menjadikan Forum kegiatan masyarakat/Pengajian Rutin sebagai tempat
pelaksanaan Posbindu di tiap minggu merupakan solusi tepat.

B. PENDEKATAN STRATEGIS
2. Siapa saja yang telah mengusulkan pemecahannya dan bagaimana inovasi ini
a. Ringkaskan tentang apa dan bagaimana inovasi telah memecahkan masalah
yang dihadapi :
1. Sosialisasi dan advokasi di lokakarya mini, baik di lintas program dan
lintas sektor kepada bapak camat para kepala desa sebagai pemilik
masyarakat
2. Membangun komitmen dengan tokoh agama dan ketua kegiatan
masyarakat/pengajian rutin
3. Membentuk Posbindu di Forum kegiatan masyarakat/Pengajian rutin
yang pelaksanaannya langsung di kegiatan masyarakat/pengajian
4. Bekerja sama dengan ketua kegiatan masyarakat/Pengajian rutin dalam
pelaksanaannya pada setiap minggu sesuai jadwal kegiatan yang ada
5. Melaporkan ke Bapak Camat Pademawu beserta Forpimcam bahwa
puskesmas akan melaksanakan Posbindu di setiap forum kegiatan
masyarakat/pengajian rutin dengan sasaran masyarakat yang berusia 15-
59 tahun, baik laki –laki maupun perempuan.
6. Petugas Puskesmas secara Lintas Program bekerja sama untuk
mengisi kegiatan posbindu ini yang diintegrasikan dengan kegiatan
Germas.
7. Melakukan Monitoring dan Evaluasi secara berkala untuk mengetahui
kemajuan program dan mendeteksi masalah yang mungkin menghambat
program.
8. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara rutin
9. Melibatkan kader Kesehatan yang ada di Desa sebagai tempat
dilaksanakan nya kegiatan.
b. Uraikan strategi yang dilakukan,termasuk tujuan utama dan kelompok
sasarannya.
1. Untuk meningkatkan hasil kegiatan program yang terdapat dalam
posbindu maka pelaksanaan posbindu yang sudah rutin tetap
dilaksanakan dan ditingkatkan.
2. Untuk meningkatkan tingkat kehadiran masyarakat baik laki laki maupun
perempuan Posbindu di pengajian rutin/forum kegiatan masyarakat.
3. Dilakukan integrasi dengan program Germas agar program UKM menjadi
tampak nyata di Puskesmas.
4. Keberhasilan Posbindu dan Germas di Pengajian rutin/forum kegiatan
masyarakat dapat menjadi inspirasi untuk kegiatan yang lain.
3. Dalam hal apa inovasi kreatif dan inovatif
a. Jelaskan bahwa inovasi pelayanan publik yang diajukan ini bersifat unik dan
mampu menyelesaikan masalah dengan cara-cara baru dan berbeda dari
metode sebelumnya serta berhasil di implementasikan.
Kegiatan Posbindu biasanya dilakukan dalam koridor yang konvensional baik
waktu pelayanan maupun teknis pelaksanaannya.Padeh beres yang di
lakukan di pengajian/ forum kegiatan masyarakat ini telah menyeberang dari
konvesional.waktu pelaksanaan setiap ada pengajian/forum kegiatan
masyarakat. Pola kegiatan posbindu tidak hanya meliputi pola kegiatan yang
ada pada petunjuk tetapi di integrasikan dengan kegiatan
Germas.pelaksanaannya melibatkan cukup banyak petugas dan kader serta
anggota pengajian/forum kegiatan masyarakat tersebut dan diharapkan
gaungnya pelaksanaan posbindu bersama Germas akan lebih menjadi
pendidikan kesehatan untuk masyarakat secara nyata.

C. PELAKSANAAN DAN PENERAPAN


4. Bagaimana Pelaksanaan Inovasi ?
a. Uraikan unsur-unsur rencana aksi yang telah dikembangkan untuk
melaksanakan inovasi termasuk perkembangan dan langkah – langkah kunci
kegiatan – kegiatan utama serta kronologinya:
1. Melaksanakan rapat posbindu dalam rapat puskesmas .
2. Menetapkan akar penyebab masalah untuk ditemukan solusinya.
3. Menetapkan Padeh beres sebagai alternative solusi yang rasional.
4. Berkoordinasi dengan Pengurus forum kegiatan masyarakat/Pengajian
agar mendapatkan dukungan.
5. Melaporkan ke camat dan Forpimcam agar mendapat dukungan.
6. Menetapkan tim Padeh beres sebagai pelaksana Program.
7. Menetapkan Jadwal pelaksanaan program Padeh beres.
8. Melaksanakan program Padeh beres di integrasikan dengan Germas.
9. Melakukan monitoring dan evaluasi program serta tindak lanjutnya.
10. Melakukan pencatatan dan pelaporan.
b. Unggah rencana aksi tersebut (Ukuran berkas maksimal 2MB atau kurang
dari 5 halaman).
1. Melakukan sosialisasi inovasi dengan lintas sektor, pengurus pengajian/
forum kegiatan masyarakat
2. Seperti halnya Posbindu dalam pelaksanaannya pada meja pertama
adalah pendaftaran.
Pendaftaran dengan mencatat data dasar identitas nama, alamat, NIK,
umur.
3. Meja 2 adalah wawancara.
Para anggota pengajian/forum kegiatan masyarakat merupakan sasaran
bagi UKM (Upaya Kesehatan Masyarakat).
Sasaran kemudian kami wawancara tentang PTM (Penyakit Tidak
Menular) meliputi ada keluhan penyakit DM (Diabetus Mellitus) dan
memiliki riwayat DM atau tidak, Penyakit Hipertensi dan riwayat
Hipertensi, penyakit jantung dan riwayatnya dan juga diwawancarai
tentang hidup sehat seperti pernah merokok sedang merokok atau tidak
merokok, dan kebiasaan mengkonsumsi buah dan sayur.
4. Meja 3 adalah pengukuran Tinggi badan, Berat Badan, Lingkar Perut,
IMT (Indeks Masa Tubuh).
Untuk mengetahui berat badan ideal dan obesitas (Kegemukan)
Karena Obesitas adalah salah satu faktor pendukung dari penyakit PTM
(Penyakit Tidak Menular) seperti Penyakit Jantung, Diabetus Mellitus
(DM).
5. Meja 4 adalah pemeriksaan tensi darah, nadi dan pemeriksaan
laboratorium sederhana seperti pemeriksaan gula darah.
6. Meja 5 adalah konsultasi
Pada saat pelaksanaan meja kelima adalah tempat konsultasi.
Konsultasi tentang Penyakit, PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat),
kebiasaan hidup sehari hari, tentang Gizi, dan konsultasi dari
pemeriksaan yang sudah dilakukan.
7. Meja Terakhir dengan pemberian buah-buahan
Salah satu Program Pemerintah adalah GERMAS (Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat) dan salah satu indikatornya adalah mengkonsumsi buah
buahan.kami sangat mendukung program pemerintah dengan adanya
GERMAS. Oleh karena itu, maka salah satu tujuan Posbindu Padeh
Beres adalah memberikan dan mengajak masyarakat untuk hidup sehat
dengan mengkonsumsi buah-buahan.
c. Siapa saja pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan
1. Sebutkan siapa saja yang telah berkontribusi dalam perancangan dan
pelaksanaan inovasi, termasuk pegawai sipil yang relevan, instansi
pemerintahan, organisasi masyarakat, LSM, Sektor Swasta dan lain-lain.
Program Padeh Beres dirancang oleh karyawan Puskesmas Sopaah
dalam rangka menyelesaikan masalah tingkat kehadiran sasaran
Masyarakat dalam posbindu yang hanya sedikit pada setiap
pelaksanaannya. Kontribusi dari tim UKM Puskesmas sangat besar
dalam program Padeh Beres ini.
Partisipasi Aktif dari pengurus Pengajian/tahlilan/forum kegiatan
masyarakat sangat mendukung sejak dari perencanaan sampai dengan
setiap pelaksanaannya. Dukungan dari Camat dan forpincam sangat
memberikan situasi kondusif pada setiap pelaksanaan Padeh Beres
2. Jelaskan peran dari masing-masing pemangku kepentingan.
Pemangku kepentingan dalam Program Padeh Beres ini hampir semua
lapisan. Camat beserta Forpincam sebagai Koordinator pembangunan di
wilayah kecamatan. Puskesmas selaku operator pelaksanaan sangat
berkepentingan terhadap pelaksanaan program. Pengurus Pengajian/
Tahlilan/forum kegiatan masyarakat sangat memberikan dukungan serta
ikut serta bahwa acara pengajian/forum kegiatan masyarakat bukan
hanya urusan spiritual saja, menyehatkan jasmani dan rohani juga urusan
agama. Masyarakat yang di wilayah Puskesmas Sopaah yang menjadi
subjek sekaligus objek akan sangat terbantu dengan program ini.
3. Sumber daya apa saja yang digunakan untuk inovasi dan bagaimana
sumber daya yang termobilisasi?
a. Uraikan sumber daya keuangan, teknis manusia dan lain-lain yang
berkaitan dengan inovasi
1. Sumber daya manusia yang dikerahkan untuk pelaksanaan
berasal dari karyawan Puskesmas Sopaah. Profesi yang terlibat
langsung Perawat, Nutrisi dan Promosi kesehatan.
2. Tenaga lain yang berpartisipasi dari Pengurus Pengajian/tahlilan/
forum kegiatan masyarakat.
3. Sumber dana berasal dari BOK Puskesmas.
4. Kader kesehatan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan Padeh Beres ini.
b. Jika ada uraikan mekanime pengelolaan sumber daya yang lain
seperti pola kemitraan swadaya masyarakat dan lain-lain.
No Kegiatan Sumber Dana
1 Pelaksanaan Lab sederhana Dana BOK Puskesmas dan
Dana Desa
2 Membeli Buah dan Air Swadaya Masyarakat
3 Perlengkapan Swadaya Masyarakat

4. Sistem apa saja yang diterapkan untuk memantau kemajuan dan


mengevaluasi inovasi?
a. Uraikan bagaimana pelaksanaan inovasi dipantau dan di evaluasi
Monitoring dan Evaluasi terhadap program Padeh Beres ini dilakukan
dengan cara langsung, yakni memonitor ke lokasi pelaksanaan ketika
Posbindu dilaksanakan. Monitoring secara tidak langsung dengan
meminta laporan pelaksanaan atau laporan pelaksanaan dari tugas
pelaksana. Apabila dalam monitoring ternyata ditemukan target
kegiatan belum tercapai maka akan langsung ditindak lanjuti.
5. Apa Saja kendala utama yang dihadapi dalam pelaksanaan inovasi
dan bagaimana kendala tersebut diatasi?
a. Uraikan masalah utama yang dihadapi selama pelaksanaan inovasi
beserta cara penanggulangan dan penyelesaiannya.
1. Pelaksanaan Posbindu di forum kegiatan masyarakat/
Pengajian/forum kegiatan masyarakat ini menuntut durasi waktu
pelaksanaan yang tidak terlalu lama karena waktunya sore dan
malam hari. Sehingga petugas harus bekerja efektif dan efisien.
Disampig itu Puskesmas harus mengerahkan petugas yang
lebih banyak.
2. Ada beberapa permintaan untuk dilaksanakan juga Program
Padeh Beres di forum kegiatan masyarakat/Pengajian Lain,
tetapi sekali lagi ada keterbatasan sumber daya di Puskesmas.

D. DAMPAK SEBELUM DAN SESUDAH


1. Apa saja manfaat utama yang dihasilkan oleh Inovasi?
a. Uraikan dampak dari inovasi disertai dengan pembuktian berupa data
yang relevan
Manfaat utama dari program inovasi ini adalah semakin meningkatnya
jumlah masyarakat yang dapat dilakukan skrining PTM, makin meningkat
deteksi dini PTM di masyarakat maka faktor resiko akan semakin
terdeteksi dan bisa dicegah.
Hasil kegiatan Pelaksanaan Posbindu PTM Program Inovasi
“Padeh Beres” Tahun 2019

Jumlah yang Hasil pemeriksaan


No Desa
diperiksa Hipertensi Diabetus Mellitus
1 Pademawu Timur 1421 26 10
2 Tanjung 783 30 1
3 Jarin 875 59 0
4 Padelegan 1014 56 10
5 Sumedangan 148 37 12
6 Durbuk 558 15 2
7 Pagagan 553 3 0
8 Majungan 466 6 0
9 Baddurih 596 27 1
10 Sopaah 145 15 4
11 Buddih 310 22 0
12 Prekbun 377 7 0
Total 7246 303 40

b. Unggah dokumen pendukung yang berupa gambar dan dokumen lainnya


sebagai bukti perbedaan tersebut.

PENDAFTARAN

WAWANCARA DAN PEMERIKSAAN KESEHATAN


KOORDINASI LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR

PELAKSANAAN KEGIATAN POSBINDU PTM DI FORUM/KEGIATAN MASYARAKAT

(DI PENGAJIAN) (DI PKK DESA)


(DI POSBINDU PTM) (DI REMAJA MASJID)

2. Apa bedanya sebelum dan sesudah inovasi dilaksanakan


a. Uraikan Perbedaan sebelum dan sesudah inovasi pelayanan publik.
Pada Bulan Oktober 2017 Jumlah kunjungan 97 orang
Pada Bulan November 2017 Jumlah Kunjungan 50 0rang
Pada Bulan Desember 2017 Jumlah Kunjungan 41 orang.
b. berdasarkan hasil kegiatan yang dilakukan melalui inovasi Padeh beres
pada bulan desember 2018 cakupan desa yang melaksanakan Posbindu
PTM 100% dari total 12 Desa di wilayah kerja Puskesmas Sopaah, serta
cakupan penduduk usia 15 sampai 59 tahun yang mendapat pelayanan
skrening kesehatan sesuai standart 41,36% meningkat dari capaian tahun
2017 yaitu sebesar 8,2%. Pencapaian Posbindu PTM pada tahun 2019
sebesar 14.689 orang dari total sasaran 24.085 (60,99%). Oleh karena itu,
tingkat pencapaian Posbindu PTM mulai meningkat semenjak adanya
inovasi Posbindu PTM Padeh Beres.

PENUTUP

Demikian laporan proposal kegiatan Inovasi Posbindu PTM “Padeh Beres


(Pemantauan Deteksi Dini Kesehatan Bersama Puskesmas Sopaah)” Tahun 2020.
Untuk itu, kami sebagai petugas mohon saran dan dukungan serta komitmen dari
berbagai pihak, baik lintas program ataupun lintas sektor agar pelaksanaan kegiatan
Posbindu PTM Padeh Beres dapat berjalan dengan lancar. Serta dapat menurunkan
dan mencegah faktor resiko terhadap Penyakit Tidak Menular (PTM), khususnya di
wilayah kerja Puskesmas Sopaah.

Anda mungkin juga menyukai