II
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
1. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan nasional adalah meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Indonesia menyadari bahwa PTM menjadi salah satu masalah kesehatan
dan penyebab kematian yang merupakan ancaman global bagi pertumbuhan
ekonomi di Indonesia, Program PTM telah direvisi dengan rencana strategis PTM
tahun 2015-2019, dan rencana kerja PTM Indonesia 2015-2019 telah diluncurkan
Oktober 2015 Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kesehatan, berkomitmen
untuk menjadikan program pencegahan dan pengendalian PTM sebagai prioritas.
Kebijakan dan sejumlah strategi telah dikembangkan guna menciptakan program
dan kegiatan yang tepat untuk mengatasi masalah PTM. Dukungan kebijakan telah
diberikan oleh sektor pemerintah tingkat atas dan melibatkan seluruh pemangku
kepentingan terkait dari pihak pemerintah maupun swasta. Penemuan dini faktor
risiko biologis seperti Obesitas, tensi darah tinggi, gula darah tinggi, Gangguan
Penglihatan, Gangguan Pendengaran, serta deteksi Dini kanker Serviks dan
payudara dilakukan dengan pembudayaan Pemeriksaan Kesehatan secara berkala
setiap 6 bulan sekali atau minimal setahun sekali untuk menjangkau seluruh
Penduduk usia 15 tahun keatas di wilayah tersebut.
Strategi nasional pada PTM berfokus pada promosi dan pencegahan melalui
intervensi dan pendidikan berbasis komunitas, sistem pengawasan, kerjasama, dan
manajemen layanan kesehatan. Fokus Pencegahan dan Pengendalian PTM
diutamakan untuk: Menjaga agar masyarakat tetap sehat dan terhindar dari Faktor
Perilaku berisiko, Mampu mengindentifikasi dan memodifikasi perilaku berisikonya
agar tidak menjadi onset PTM serta menemukan dini kasus-kasus berpotensi PTM
agar dapat dirujuk ke FKTP dan ditangani sesuai standar. Secara lebih luas
Pencegahan dan Pengendalian faktor risiko PTM meliputi 4 cara, yaitu :
3
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
Untuk kolaborasi antar sektor dan keterlibatan masyarakat, jejaring telah dibentuk,
program pengendalian PTM telah ditingkatkan dengan dukungan politis yang kuat
dan berkoordinasi dengan masyarakat sipil.
Program Pengendalian PTM di Indonesia diprioritaskan pada strategi 4 by 4 sejalan
dengan rekomendasi global WHO (Global Action Plan 2013-2020),
fokus pada 4 penyakit PTM Utama Penyebab 60% kematian yaitu Kardiovaskulair,
Diabetes Melitus, Kanker, Penyakit Paru Obstruksi Kronis dan pada Pengendalian 4
faktor risiko bersama yaitu diet tidak sehat (diet gizi tidak seimbang, kurang
konsumsi Sayur dan Buah serta tinggi konsumsi Gula, Garam dan lemak), kurang
aktivitas fisik, merokok, serta mengkonsumsi alkohol. Pengendalian 4 “faktor risiko
bersama” ini dapat mencegah terjadinya 4 Penyakit Tidak Menular Utama sampai
80%. Selain keempat Penyakit Tidak Menular Utama, fokus Pengendalian PTM juga
diarahkan pada berbagai Penyakit dan kondisi yang dapat mengakibatkan
terjadinya penurunan kualitas Hidup manusia, yaitu
1. Gangguan Pendengaran,
2. Gangguan Penglihatan,
3. Disabilitas, dan
4. Gangguan Thyroid, serta
5. Penyakit yang menyebabkan beban pembiayaan kesehatan seperti Lupus,
Thalassemia, Osteoporosis dan Psoriasis.
Merokok merupakan salah satu faktor risiko PTM penyebab penyakit
Kardiovaskular, Kanker, Paru Kronis, dan Diabetes. Hal tersebut sekaligus
merupakan faktor risiko penyakit menular seperti TBC dan Infeksi Saluran
Pernapasan, masalah kesehatan yang menimpa banyak umat manusia.
Undang-Undang Kesehatan No. 36/2009 dan Peraturan Pemerintah No.
109/2012 menyatakan bahwa tembakau dan segala produknya adalah zat adiktif
dan harus diatur guna melindungi kesehatan individu, keluarga, masyarakat dan
lingkungan. Untuk memandu kegiatan pengendalian tembakau, terdapat Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 40/2013 tentang Jalur Pengendalian Tembakau (2009-
2024) yang dapat mengurangi prevalensi merokok sebesar 10% pada tahun 2024.
Program pengendalian tembakau di Indonesia meliputi :
4
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
3. membatasi tayangan iklan rokok di televisi pada pukul 5 pagi hingga 9.30
malam;
Deteksi dini faktor risiko PTM dan pengobatan yang tepat standar bagi
hipertensi dan diabetes mellitus juga telah termasuk dalam Kebutuhan Standar
Minimum Layanan Kesehatan bagi semua pemerintah kabupaten. Hal ini akan
memaksa otoritas kabupaten untuk memastikan bahwa sistem layanan
kesehatan akan memenuhi kebutuhan, mencapai semua indikator, dan
menyediakan anggaran yang cukup.
5
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
Kegiatan Inovasi GERBEK PTM termasuk dalam kegiatan UKM, yang mana
dilaksanakan sesuai dengan Visi, Misi dan Tata nilai Puskesmas Muara Beliti.
Adapun visi, misi dan tata nilai Puskesmas Muara Beliti adalah sebagai berikut:
1. Visi Puskesmas Muara Beliti
SALUT dalam pelayanan, sukses dalam pemberdayaan Menuju Kecamatan
Muara Beliti Sempurna Sehat 2021
2. Misi Puskesmas Muara Beliti
a. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata
b. Meningkatkan derajat kesehatan seluruh masyarakat Muara Beliti
c. Meningkatkan peran serta masyarakat untuk hidup sehat
d. Meningkatkan profesionalisme tenaga kesehatan
a. Meningkatkan kemitraan pembangunan kesehatan yang berkesinambungan
3. Tata Nilai Puskesmas Muara Beliti
Senyum : Senyum memberikan pelayanan dengan ramah dan santun
Amanah : Memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan pedoman dan
standar pelayanan yang ditetapkan dapat diukur dipertanggung
jawabkan
Lincah : memiliki kemampuan untuk bekerja secara mandiri dan sigap
dalam memberikan pelayanan kesehatan
Ulet : Memiliki pendirian yang kuat untuk memberikan pelayanan
kesehatan terbaik untuk masyarakat
Terampil : Memiliki kemampuan dan ide-ide kreatif
a) LATAR BELAKANG
Penyakit tidak menular merupakan penyakit kronis yang sifatnya tidak
ditularkan dari orang ke orang. Penyakit ini memiliki banyak kesamaan dengan
beberapa sebutan penyakit lainnya. Salah satunya adalah penyakit degeneratif
(Bustan, 2007). Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronis dimana
kejadiannya berhubungan dengan proses degenerasi atau ketuaan sehingga
penyakit tidak menular banyak ditemukan pada usia lanjut (Bustan, 1997).
6
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
b) IDENTIFIKASI MASALAH
Pada hasil evaluasi penilaian hasil kinerja melalui indikator SPM pada
Puskesmas Muara Beliti, kenyataannya di wilayah kerja puskesmas Muara Beliti
masih terkendala pemenuhan salah satu indikator SPM mengenai pelayanan
kesehatan penderita hipertensi, pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus
dan pelayanan kesehatan ODGJ yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak
menular. Dimana pada hasil SPM tahun 2018 dari ketiga program tersebut belom
mencapai target sasaran, yaitu 100%. Menurut definisi operasional dari indikator
7
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
ketiga program tersebut diatas harus dilakukan pemeriksaan secara rutin mulai
dari umur 15 tahun keatas.
Pihak puskesmas sudah cukup mengembangkan kegiatan-kegiatan
dimasyarakat dan desa seperti Posbindu PTM, program PIS-PK, posyandu
remaja dan posyandu lansia serta berbagai upaya di bidang kesehatan
dilaksanakan termasuk upaya peningkatan kesehatan anak usia sekolah melalui
program UKS (Usaha Kesehatan Sekolah).
Pada program UKS sendiri pada awal mulanya merupakan kegiatan
penjaringan kesehatan murid-murid yang bekerjasama dengan UKGS untuk
memantau tumbuh kembang, mata, telinga, dan gigi dari murid-murid kelas 1 SD,
SMP, SMA. Berdasarkan hasil koordinasi dan evaluasi SPM karena pada
kegiatan program UKS dan UKGS tersebut masuk juga kelompok umur dalam
pemantauan Penyakit Tidak Menular.
Dikarenakan pada pencapaian SPM dibagian indikator Penyakit Tidak
Menular belum dapat secara maksimal mencapai sasaran terutama pada
kelompok umur remaja, menyikapi hal tersebut program yang menjadi prioritas
utama puskesmas muara beliti dengan cara mengembangkan inovasi GERBEK
PTM. Dimana inovasi ini adalah kolaborasi lintas program antara program UKS
dan Program PTM. Yang mana kegiatan inovasi dilaksanakan di sekolah dan
dilakukan skrening pada murid-murid umur 15 tahun keatas untuk penyakit
Hipertensi, Diabetus mellitus, pendengaran, penglihatan, gigi, dan ODGJ.
Dalam program UKS ini siswa sekolah tidak hanya berperan sebagai
obyek penerimaan layanan kesehatan, tetapi juga sebagai subyek, bersama
dengan masyarakat sekolah lainnya yaitu para guru, dan orang tua siswa
berperan dalam meningkatkan kesehatannya dan mewujudkan lingkungan
sekolah sehat. Upaya strategis dalam melibatkan peran serta aktif masyarakat
sekolah adalah melalui pendekatan kelompok teman sebaya yang
mempersiapakan siswa sekolah menjadi pergerakan hidup bersih dan sehat, baik
di lingkungan sekolah, keluarga, maupun masyarakat di sekitarnya. Oleh karena
itu siswa sekolah yang di tentukan menjadi pergerakan hidup bersih dan sehat
hendaknya memiliki pengetahuan, keterampilan dan kesehatan badan yang
cukup agar dapat berperan sesuai yang diharapkan.
c) RUMUSAN MASALAH
2. TINJAUAN PUSKTAKA
1. Hipertensi
Indonesia sendiri terdapat perubahan pola makan, yang mengarah pada
makanan cepat saji dan yang diawetkan, yang mengandung tinggi garam, lemak
jenuh, dan rendah serat mulai tersebar terutama di kota-kota besar di Indonesia
(Kemenkes, 2014). Pre hipertensi dan hipertensi merupakan kesatuan penyakit
yang disebabkan oleh berbagai faktor risiko yaitu genetik, umur, suku/etnik,
perkotaan/pedesaan, geografis, jenis kelamin, diet, obesitas, stress, gaya hidup,
dan penggunaan alat kontrasepsi hormonal. Istilah kesatuan penyakit diartikan
bahwa kedua peristiwa pada dasarnya adalah sama karena hipertensi
9
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
merupakan peningkatan dari pre hipertensi yang lebih berat dan berbahaya
(WHO, 2013).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat pada tahun 2012 sedikitnya
sejumlah 839 juta kasus hipertensi, diperkirakan menjadi 1,15 milyar pada tahun
2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia, dimana penderitanya lebih
banyak pada wanita (30%) dibanding pria (29%). Sekitar 80% kenaikan kasus
hipertensi terjadi terutama di negara-negara berkembang (Triyanto, 2014).
Prevalensi hipertensi mengalami penurunan dari 32 % pada tahun 1980 menjadi
27% pada tahun 2008. Namun di sisi lain, terjadi peningkatan di negara-negara
berkembang seperti di Afrika dan Asia Tenggara. Pada tahun 1999, National
Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) menunjukkan prevalensi pre
hipertensi adalah 31% di Amerika Serikat. Kemudian pada sebuah survei yang
diadakan di Taiwan melaporkan bahwa 34% orang dewasa memiliki pre
hipertensi (Widjaja dkk, 2013).
Menurut AHA (American Heart Association) di Amerika tahun 2008,
tekanan darah tinggi ditemukan dari setiap tiga orang atau 65 juta orang dan 28%
atau 59 juta orang mengidap pre hipertensi. Semua orang yang mengidap
hipertensi hanya satu pertiganya yang mengetahui keadaannya dan hanya 61%
medikasi. Dari penderita yang mendapat medikasi hanya satu pertiga mencapai
target darah yang optimal atau normal (Artikel Kesehatan, 2009). Berdasarkan
laporan WHO tahun 2013, Afrika Selatan justru menjadi negara yang memiliki
tingkat hipertensi paling tinggi di dunia yaitu sebanyak 78% pada orang dewasa
yang usianya diatas 50 tahun. Hanya 1 dari 10 orang penderita Hipertensi yang
memperoleh perawatan layak atas penyakit hipertensi yang dialaminya. Tim
peneliti yang dibentuk oleh WHO yang bernama SAGE atau Strategic Advisory
Group of Expert menemukan prevalensi hipertensi pada hampir 72% orang
dewasa di negara Rusia. Angka prevalensi yang lebih rendah terdapat di
beberapa negara seperti 58% di Meksiko, 57% di Ghana, 53% di China, serta
32% di India (WHO, 2013).
Hipertensi masih menjadi tantangan besar di Indonesia. Obat-obatan
efektif banyak tersedia, namun angka penderita tetap meningkat. Padahal
hipertensi merupakan faktor utama kerusakan otak, ginjal dan jantung jika tidak
terdeteksi sejak dini. Data dari Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (InaSH)
menyebutkan, angka kematian di Indonesia mencapai 56 juta jiwa terhitung dari
tahun 2000-2013. Diketahui bahwa faktor kematian paling tinggi adalah
hipertensi, menyebabkan kematian pada sekitar 7 juta penduduk Indonesia
(InaSH, 2014). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007
menunjukkan sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.
Hal ini terlihat dari hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun ke atas
ditemukan prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 31,7%, dimana hanya 7,2%
penduduk yang sudah mengetahui memiliki hipertensi dan hanya 0,4% kasus
10
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
yang minum obat hipertensi. Hal ini menunjukkan, 76% kasus hipertensi pada
masyarakat belum terdiagnosis atau 76% masyarakat belum mengetahui bahwa
mereka menderita hipertensi. Hipertensi sudah menjadi masalah kesehatan
masyarakat dan akan menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi
sejak dini (Depkes, 2012).
Menurut National Basic Health Survey 2013, prevalensi hipertensi di
Indonesia pada kelompok usia 15-24 tahun adalah 8,7 %, pada kelompok usia
25- 34 tahun adalah 14,7 %, 35-44 tahun 24,8 %, 45-54 tahun 35,6 %, 55-64
tahun 45,9 %, 65-74 tahun 57,6 %, dan lebih dari 75 tahun adalah 63,8 %.
Dengan prevalensi yang tinggi tersebut, hipertensi yang tidak disadari mungkin
jumlahnya bisa lebih tinggi lagi. Hal ini karena hipertensi dan komplikasi
jumlahnya jauh lebih sedikit daripada hipertensi tidak bergejala (InaSH, 2014).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, prevalensi prehipertensi di Indonesia
dewasa muda (18-29 tahun) adalah 48,4% (Widjaja dkk, 2013). Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2013 menunjukkan
bahwa peningkatan prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara (apakah
pernah didiagnosis nakes dan minum obat hipertensi) dari 7,6 % pada tahun
2007 menjadi 9,5 %. Prevalensi hipertensi pada penduduk umur > 18 tahun di
Indonesia mencapai 25,8%. Berdasarkan provinsi, Prevalensi hipertensi tertinggi
di Bangka Belitung (30,9%) dan terendah di Papua (16,8%). Berdasarkan
penelitian Sigarlaki di Desa Bocor Kec. Bulus Pesantren, Kab. Kebumen, Jawa
Tengah tahun 2006 dari 102 orang responden, terdapat 12,7% penderita pre
hipertensi dan 87,3 % penderita hipertensi. Dalam penelitian ini laki-laki lebih
banyak menderita pre hipertensi (6,86%) sedangkan perempuan lebih banyak
menderita hipertensi (50,02%) (Sigarlaki, 2006). Menurut penelitian Widjaja dkk
di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cicurug, Kabupaten Sukabumi,
Jawa Barat, dari 111 dewasa muda (18 - 25 tahun), terdapat 34,2% penderita
prehipertensi dan 17,1% penderita hipertensi. Dalam penelitian ini juga di dapat
perempuan lebih banyak menderita pre hipertensi yaitu 36%, sedangkan laki-laki
lebih banyak menderita hipertensi yaitu sebesar 25% (Widjaja dkk, 2013).
2. Diabetus mellitus
Diabetes melitus digambarkan sebagai penyakit yang gejalanya adalah
sering kencing sehingga disebut pula dengan penyakit kencing manis. Pada
pasien yang menderita penyakit diabetes melitus kadar gulanya menjadi
meningkat. Pada saat itu tubuh tidak bisa menggunakan glukosa yang ada
didalam darah untuk diubah menjadi energi karena penumpukan atau kelebihan
glukosa dalam darah (Erik, 2005). Diabetes melitus dapat menjadi serius dan
menyebabkan kondisi kronik yang membahayakan apabila tidak diobati. Menurut
World Health Organization (WHO) tahun 2011, penderita diabetes berisiko
mengalami kerusakan mikrovaskuler seperti retinopati, nefropati, dan neuropati.
11
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
12
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
memandang negatif lingkungan sekitar dan juga persepsi yang negatif mengenai
dirinya. Disamping itu, stresor psikososial juga berkaitan dengan peningkatan
emosi negatif, perilaku disruptif dan impulsif, serta menimbulkan cara-cara
interaksi yang negatif sehingga berdampak pada hubungan dengan teman
sebaya yang tidak optimal.
Melihat sedemikian luasnya faktor risiko dan dampak yang mungkin terjadi
maka sudah sewajarnya orangtua atau guru harus lebih menyadari kondisi ini
dengan melakukan deteksi dini sehingga masalah emosi dan perilaku pada anak
dan remaja dapat ditangani sedini mungkin untuk menghindari terjadinya
gangguan jiwa di kemudian hari.
masing program yang dipegangnya. Oleh karena itu kreatifitas yang ciptakan
untuk meningkatkan pencapaian target sasaran dalam suatu program dapat
dilakukan dengan menciptakan inovasi-inovasi kegiatan program dalam sebuah
instansi.
Kreativitas menurut Alma (2008:69) adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi baru atau melihat hubungan diantara unsur, data
variabel yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas juga didefenisikan
sebagai kemampuan untuk berimajinasi dan menghasilkan ide-ide baru
dengan mengkombinasi, mengubah atau menerapkan ide yang sudah ada
dengan cara yang belum dipikirkan sebelumnya. Ide kreatif yang kemudian
diproses melalui beberapa tanggapan sehingga menghasilkan produk atau
jasa atau model bisnis disebut inovasi (Zimmerer 2008:57)
Karakteristik orang yang kreatif adalah mempunyai rasa ingin tahu
yang dimanfaatkan semaksimal mungkin, mau bekerja keras, berani,
kemampuan intelektual dimanfaatkan semaksimal mungkin, mandiri,
dinamis, penuh inovasi/gagasan dan daya cipta, bersedia menerima
informasi, menghubungkan ide dan pengalaman yang diperoleh dari berbagai
sumber yang berbeda, cendrung menampilkan berbagai alternatif terhadap
subyek tertentu. Berpikir kreatif memiliki banyak manfaat bagi seseorang
dalam berwirausaha. Menurut Hendro (2011:105) kegunaan pola pikir
kreatif adalah: Menemukan gagasan, ide, peluang dan inspirasi baru,
mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran
yang cemerlang untuk langkah selanjutnya, menemukan solusi inovatif,
menemukan suatu kejadian yang belum pernah dialami atau yang pernah
ada hingga menjadi sebuah penemuan baru, menemukan teknologi baru,
mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan atau
keunggulan
Menurut Suryana (2008:32) dan Carol Kinsey Goman yang dikutip
dari Alma (2009:68), inovasi adalah kreativitas yang diterjemahkan menjadi
sesuatu yang dapat diimplementasikan dan memberikan nilai tambah atas
sumber daya yang dimiliki. Inovasi sebagai “proses” atau “hasil”
pengembangan atau pemanfaatan mobiliasi pengetahuan, keterampilan
dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang/jasa)
yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan, dan inovasi dapat
bersifat baru bagi perusahaan, bagi pasar, negara atau daerah, bahkan bagi
dunia. Inovasi menurut Kiniciki dan Williams (dalam harilhazlan.com
berinovasi adalah pemacu untuk kejayaan, 2010) :
1. Inovasi adalah kaedah mencari jalan untuk menghasilkan produk baru
yang lebih baik.
2. Organisasi tidak akan membenarkan perusahaan berpuas hati dengan
apa yang ada (complacent).
15
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
3. METODELOGI PENELITIAN
Inovasi merupakan hasil pencarian suatu kesempatan yang dilakukan
dengan sepenuh hati. Proses ini dimulai dengan analisis sumber daya kesempatan
yang menjadi objek.
Inovasi bersifat konseptual dan perseptual, dapat dipahami dan dilihat dari
inovator harus melihat, bertanya dan mendengar orang lain dalam mencari inovasi.
Mereka berfikir dengan segenap kemampuan otaknya, mereka melakukan
perhitungan dengan cermat dan mendengarkan pendapat orang lain, serta
memperhatikan potensi pengguna inovasi yang dicarinya untuk memenuhi
harapan dan nilai kebutuhan.
Inovasi adalah aktivitas konseptualisasi serta ide menyelesaikan masalah
dengan membawa nilai ekonomis bagi instansi dan nilai sosial bagi
masyarakat. Inovasi adalah suatu yang sudah ada sebelumnya, kemudian diberi
nilai tambah.
Inovasi bermula dari hal yang tampak sepele dengan membuka mata dan
telinga mendengarkan aspirasi atau keluhan karyawan, lingkungan dan masyarakat.
Penerapan inovasi sendiri bisa individu, kelompok atau instansi, artinya
bisa terjadi dalam instansi ada individu atau kelompok yang sangat briliant
dan inovatif.
Inovasi GERBEK PTM ini juga menggunakan metode kuesioner pada skrening
penyakit Diabetus mellitus dan skrening penyakit emosional (ODGJ)
3. KEGIATAN POKOK
a) Tim GERBEK PTM mensosialisasikan Inovasi Gerbek PTM
16
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
b) TIM GERBEK PTM memberikan surat kepada Kepala Sekolah SMP dan
SMA di wilayah kerja Puskesmas Muara Beliti
c) Tim GERBEK PTM melaksanakan pemeriksaan kesehatan pada siswa
dan siswi
d) TIM GERBEK PTM membagikan kuisioner skrining Kesehatan Jiwa dan
DM
e) Mengadakan penyuluhan tentang bahaya Rokok ( UBM )
4. RINCIAN KEGIATAN
a. Membentuk tim pelaksana kegiatan inovasi GERBEK PTM
b. Menentukan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rapat
koordinasi lintas program
c. Menentukan jadwal kegiatan dalam rapat koordinasi
d. Memberitahukan jadwal pelaksanaan pada pihak sekolah SMP dan
SMA sebelum melaksanakan kegiatan
e. Melaksanakan kegiatan sesuai jadwal pelaksanaan
f. Melaporkan hasil kegiatan ke Dinas Kesehatan.
17
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
Gambar 1. Koordinasi dengan kepala sekolah SMP dan SMA untuk memulai kegiatan
GERBEK PTM
Gambar 2,3. Perkenalan dan penjelasan maksud dan tujuan kegiatan GERBEK PTM
18
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
19
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
20
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
Gambar 9, 10, 11. Petugas promkes puskesmas muara beliti melakukan pendekatan
dan kebersamaan untuk lebih dapat masuk dalam penyuluhan usaha berhenti merokok.
22
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
23
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
Gambar 12, 13. Petugas PTM melakukan skrining hipertensi dengan melakukan
pengukuran tekanan darah.
24
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
Gambar 14. Program Gigi melakukan pemeriksaan gigi dan mulut pada murid-murid
Gambar 15, 16. Pemeriksaan mata murid-murid sekolah menggunakan snallen chart
25
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
26
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
Gambar 19, 20, 21. Pengukuran tumbuh kembang murid-murid dengan menimbang,
mengukut tingga badan dan lingkar perut
27
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
28
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
29
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
I. SASARAN
Murid-murid SMP dan SMA yang berumur 15 Tahun keatas (remaja) dari
sekolah-sekolah yang berada di Kecamatan Muara Beliti
30
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
Bulan
NamaKegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
GERBEK PTM
31
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
b) HASIL INOVASI
Inovasi GERBEK PTM Telah mendapatkan hasil yang cukup baik. Dilihat
dari hasil data capaian sasaran kinerja SPM maka dapat dilihat bahwa dari hasil
skrining DM dengan menggunakan kuesioner pada murid umur 15 thn keatas
(remaja) disekolah sekolah tersebut tidak didapatkan yang menderita penyakit
DM, sedangkan untuk skrining penyakit Hipertensi, dari sebelumnya tahun 2018
tidak ada data untuk anak umur 15 thn keatas (remaja) yang yang menderita
penyakit hipertensi, dengan adanya kegiatan inovasi GERBEK PTM ini maka
terjaringlah 30 siswa yang memang sudah mengidap penyakit hipertensi tanpa
mereka ketahui.
Sedangkan pada hasil program kesehatan jiwa dengan kegiatan integrasi
program pada inovasi GERBEK PTM ini telah dilakukan skrining secara
menyeluruh pada murid-murid sekolah menengah pertama dan sekolah
menengah atas dengan capaian 100%
No. Jumlah Sebelum Kegiatan Sesudah Kegiatan
Siswa Kekuatan Kesulitan Kekuatan Kesulitan
(Streght) (Difficulties) (Streght) (Difficulties)
1 SMP 1 Muara
Beliti
Kelas IX 0% 0% 100% 100%
(n = 160
orang)
Kelas VIII
(n = 132 0% 0% 100% 100%
orang)
Kelas VII
(n = 412 0% 0% 100% 100%
orang)
2 SMPN Air
Satan
Kelas IX 0% 0% 100% 100%
(n = 154
orang)
Kelas VII
(n = 184 0% 0% 100% 100%
orang)
32
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
3 SMK Muara
Beliti
Kelas X 0% 0% 100% 100%
(n = 62 orang)
Kelas XI
(n = 184 0% 0% 100% 100%
orang)
Kelas XII
(n = 56 orang) 0% 0% 100% 100%
4 SMP Durian
Remuk 0% 0% 100% 100%
Kelas VIII
(n = 42 orang)
Kelas IX
(n = 34 orang) 0% 0% 100% 100%
5 MA Miftahul
Jannah
Kelas X 0% 0% 100% 100%
(n = 64 orang)
Kelas XI
(n = 40 orang) 0% 0% 100% 100%
Kelas XII
(n = 44 orang) 0% 0% 100% 100%
6 SMP Negeri
Pedang 0% 0% 100% 100%
Kelas VIII
(n = 52 orang)
Kelas IX
(n = 64 orang) 0% 0% 100% 100%
7 SMA Negeri 2
Muara Beliti 0% 0% 100% 100%
Kelas X
(n = 117
orang)
Kelas XI
(n = 146 0% 0% 100% 100%
orang)
Kelas XII
(n = 172 0% 0% 100% 100%
orang)
8 SMA Negeri 1
33
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
Muara Beliti
Kelas X 0% 0% 100% 100%
(n = 161
orang)
Kelas XI
(n = 101 0% 0% 100% 100%
orang)
Kelas XII
(n = 99 orang) 0% 0% 100% 100%
9 SMPIT
Darrusalam 0% 0% 100% 100%
Kelas IX
(n = 68 orang)
Kelas VIII
(n = 102 0% 0% 100% 100%
orang)
34
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
murid yang kedapatan memiliki faktor resiko untuk memeriksakan diri lebih lanjut
dan untuk dating ke puskesmas, sepertinya belom berjalan dengan sempurna.
Dikarenakan belom adanya dukungan penuh dari pihak sekolah dalam tindak
lanjut dan perhatian dari sekolah untuk membimbing murid-murid tersebut.
Oleh karena itu kami merekomendasikan untuk lebih bekerjasama dengan
KaUPT dan Kepala sekolah SMP dan SMA sekecamatan muara beliti agar lebih
dapat memperhatikan murid-murid yang terjaring dan memiliki factor resiko
penyakit tidak menular.
.
TERIMA KASIH
Ttd
35
INOVASI “GERBEK PTM” 2019
INOVASI
TAHUN 2019
GERBEK PTM
NO URAIAN KETERANGAN
36