PROGRAM PTM
TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN TAHUNAN
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan Tahunan 2020 UPT Puskesmas Airgegas ini sebagai
sarana untuk melaporkan hasil kegiatan program PTM selama 1 Tahun. Laporan ini merupakan gambaran dan
informasi hasil-hasil yang telah dicapai.
Laporan ini kami buat berdasarkan indikator kinerja dan mutu puskesmas dengan tujuan untuk
menyusun hasil kegiatan kami dan untuk mengevaluasi/menilai sejauh mana tingkat keberhasilan kami selama 1
Tahun yang telah berjalan dan kami akan menggunakan sebagai pedoman untuk perencanaan kegiatan
selanjutnya. Dengan harapan di 1 tahun yang akan datang bisa diperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam penyusunan laporan kinerja program PTM di UPT Puskesmas Airgegas ini menggunakan data-
data dari capaian setiap upaya di UPT Puskesmas Airgegas pada bulan Januari-desember tahun 2020.
Kami menyadari bahwa walaupun sudah kami usahakan semaksimal mungkin memenuhi petunjuk dari
dinas kesehatan, namun laporan penilaian kinerja program ini masih banyak kekurangan serta kelemahan.
Penyajian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharap masukan serta saran demi kesempurnaan
laporan kinerja Program PTM tahun 2020 UPT Puskesmas Airgegas.
Suyanti, AMK
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular ( PTM ) terutama penyakit jantung, kanker, penyakit pernafasan kronis
dan diabetetes, adalah pembunuh terbesar di Dunia dengan 35 juta kematian setiap tahun merupakan
penyebab dari sekitar 60% kematian global. Di wilayah Asia Tenggara saat ini, ancaman PTM setiap
tahunnya di perkirakan sebesar 8 juta kematian atau 22 % dari seluruh kematian. Selama 2006-2015,
akan terjadi peningkatan 21% kematian karena PTM, sedangkan kematian akibat penyakit menular
cenderung turun 16% selama periode yang sama.
Di Indonesia, kematian akibat PTM meningkat sangat pesat, dari 41 % tahun 1995 menjadi
59,5% tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukan bahwa dari
10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesi, 6 diantaranya adalah karena PTM. Stroke merupakan
penyebab kematian tertinggi (15,4%), di susul tuberculosis paru (7,5%), hipertensi (6,8%),cedera
(6,5%),perinatal
( 6,0%), DM (5,7%), tumor (5,7%), penyakit hati (5,2%), penyakit jantung iskemik (5,1%), dan penyakit
saluran nafas bawah (5,1%).
Dari Riskesdas 2007 terungkap bahwa prevalensi PTM adalah sebagai berikut ; hipertensi
(31,7%), arthritis (30,3%), penyakit jantung (7,2%), tumor/kanker (4,3%), asma (3,5), diabetes melitus
(1,1%), dan stroke (0,83%). Selain itu kecelakaan lalu lintas di darat mencapai angka yang sangat tinggi
(25,9%) di bandingkan dengan cidera lainnya. Karena PTM ini umumnya bersifat kronik, sangat beban
sosio-ekonomi yang di tanggung penderita. Dengan adanya perubahan demografi (meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut), urbanisasi yang tidak terencana,kemajuan teknologi, globalisasi perdagangan dan
pemasnasan, dan peningkatan progresif dalam pola hidup tidak sehat di masyarakat sehingga berdampak
terhadap peningkatan prevalensi PTM.
Peningkatan prevalensi PTM menjadi ancaman yang serius dalam pembangunan di bidang
kesehatan karena mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, upaya pengendalian
PTM ditekankan pasa upaya mencegah masyarakat yang sehat agar tidak jatuh ke fase berisiko atau
menjadi sakit berkomplikasi.
Agar upaya tersebut dapat berjalan secara optimal, diperlukan partisipasi masyarakat sehingga di
kembangakanlah suatu model pengendalian PTM yang berbasis masyarakat yakni Posbindu PTM.
Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian factor risiko secara
mandiri dan berkesinambungan, sehingga pencegahan factor risiko PTM dapat dilakukan sejak dini dan
kejadian PTM di masyarakat dapat di tekan.
Posbindu PTM merupakan kegiatan secara terintegrasi untuk mencegah dan mengendalikan
factor risiko PTM serta upaya promosi kesehatan melalui berbagai kelompok masyarakat dan pemangku
kepentingan ( stakeholder) terutama dalam tatanan kelurahan/Desa Siaga Aktif.
A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi konsep, tujuan, kebijakan, dan strategi,pengembangan,peran dan
fungsi,serta monitoring evaluasi Posbindu PTM.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan secara dini faktor risiko PTM
melalui Posbindu PTM.
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi potensi terjadinya peningkatan kasus penyakit tidak menular khususnya Hypertensi dan
Kencing Manis serta penyakit lain yang termasuk katagori penyakit tidak menular.
b. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap risiko terjadi Penyakit Tidak Menular pada
dirinya atau keluarga.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Penyakit Tidak Menular.
d. Mengetahui gejala awal adanya Penyakit Tidak Menular.
e. Secara Mandirti dapat melakukan deteksi dini terhadap Penyakit Tidak Menular.
f. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peka dan segera mendapatkan pelayanan kesehatan
yang sesuai bila mengalami Penyakit Tidak Menular.
3. Sasaran
Sasaran Posbindu dibagi menjadi 3 kelompok yang pendekatan tersebut tidak dilakukan satu persatu
berurutan namun harus dilakukan secara integrative selama proses pelaksanaan.
a. Sasaran Utama
Sasaran utama adalah masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
b. Sasaran Antara
Sasaran antara adalah individu/kelompok masyaakat yang dapatmenjadi agen pengubahfaktor risiko
PTM,dan dapat menciptakan lingkungan yan kondusif untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko
PTM melalui penyelenggaraan Posbindu PTM.
Sasaran antara tersebut adalah petugas kesehatan baik pemerintah maupun swasta,tokoh panutan
masyarakat,anggota organisasi masyarakat yang peduli PTM.
c. Sasaran Penunjang
Sasaran penunjang adalah individu,kelompok/organisasi/lembaga masyarakat dan profesi,lembaga
pendidikan dan lembaga pemerintah yang diharapkan dapat memberi dukungan baik posbindu PTM dan
keberlangsungan aktifitasnya. Mereka antara lain adalah pimpinan daerah/wilayah,perusahaan,lembaga
pendidikan,organisasi profesi dan penyandang dana.
4. Bentuk Kegiatan Posbindu PTM
Pada prinsipnya penyelenggaraan Posbindu PTM tidak berbeda dengan penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) lainnya di masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai dengan sumber daya,kemampuan,keinginan masyarakat dan untuk masyarakat itu
sendiri. Hal yang membedakannya yaitu jenis kegiatannya berupa pemantauan faktor risiko PTM secara
terintegrasi dan sistematik/runtut, kemudian diakhiri dengan tindaklanjutnya dengan peningkatan
pengetahuan untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko berupa konseling sesuai masalah yang
ditemukan termasuk rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Jenis kegiatan yang dilaksanakan di Posbindu meliputi 10 ( sepuluh) kegiatan yaitu :
1. Kegiatan penggalian informasi foktor risiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada
keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok,kurang makan sayur dan buah,potensi terjadinya
cedera dan kekerasan dalam rumah tangga,serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi
masalah kesehatan berkaitan denngan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali
kunjungan dan berkala setiap kegiatan.
2. Kegiatan pengukuran IMT, lingkar perut serta analisa lemak tubuh dilakukan setiap kali kegiatan.
Untuk pemeriksaan tekanan darah juga dilakukan setiap kali kegiatan.
3. Pemeriksaan kegiatan gula darah bagi individu sehat setiap 3 bulan sekali, bagi yang memiliki faktor
risiko PTM dan penyandang setiap sebulan sekali.
4. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dilakukan 6 sampai 1 tahun sekali bagi yang sehat dan yang
berisiko maupun penyandang PTM setiap 3 bualn sekali.
5. Kegiatan IVA dilakukan 1 tahun sekali pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah
dilatih di puskesmas.
6. Kegiatan konseling dan penyuluhan harus dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang
bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
7. Kegiatan ujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya
tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.
BAB II
DATA DAN ANALISA
12 Kelidang 6 Sidoharjo
7 Tepus
11 Bukit Berbuluh
8 Serai
Dari diagram diatas diketahui bahwa diseluruh desa yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Airgegas sudah memiliki posyandu. Di desa sidoharjo, nyelanding, delas, airgegas, bencah, Pergam, tepus
dan di dusun serai, palas, kampung baru, bukit berbuluh, kelidang, meleset.
B. Jumlah Skrining Usia Produktif (15-59 Tahun)
1. Tabel jumlah Skrining Usia Produktif (15-59 Tahun)
Dari grafik diatas diketahui persentase Skrining Usia Produktif (15-59 Tahun) bulan Januari s.d
Desember Tahun 2020 adalah 96,05% .
NO HIPERTENSI
NAMA DESA
. TARGET CAPAIAN %
1 AIRGEGAS 951 811 85,6
2 DELAS 964 833 86,4
3 NYELANDING 1021 988 96,8
4 SIDOHARJO 771 750 97,3
5 BENCAH 1167 1006 86,2
6 PERGAM 555 526 94,8
7 TEPUS 696 605 86,9
JUMLAH 6125 5519 90,1
6000
5000
4000
3000
Column3
2000
1000
0
S AS G O H S AS
EGA EL DIN A RJ CA GAM EPU M
D N N R T S
AI
RG
EL
A OH BE PE KE
Y S ID P US
N
Dari grafik diatas diketahui persentase penderita hipertensi bulan Januari s.d Desember Tahun 2020
adalah 90,1%.
GA
S
LA
S
NG JO AH M
PU
S AS
E E DI AR NC GA E M
RG
D N H E R T ES
AI EL
A O B PE SK
NY SID P U
Dari grafik diatas diketahui persentase penderita DM Januari s.d desember tahun 2020 adalah
101,3%.
BAB III
ANALISIS DATA
Berdasarkan uraian dan analisa data diatas, maka didapatkan :
1. Di wilayah kerja UPT Puskesmas Airgegas ada 13 posyandu yaitu desa airgegas, delas, nyelanding,
sidoharjo, bencah, tepus dan palas, serai, meleset, kampung baru, kelidang, bukit berbuluh.
2. Diketahui persentase januari s.d desember 2020 skrining usia Produktif (15-59 tahun) adalah 96,0%,
penderita hipertensi adalah 90,1% dan penderita DM adalah 101,3%
BAB IV
RENCANA TINDAK LANJUT
NO MASALAH SOLUSI SASARAN WAKTU PENANGGUNG
JAWAB
1 Capaian Program - Melakukan kunjungan Masyarakat Dilakukan -Pengelola
PTM masih rumah usia 15-59 di setiap Program PTM
kurang dari - Sosialisasi tentang PTM tahun waktu
target
- Melaksanakan kegiatan Masyarakat - Suyanti,AMK
Inovasi “Posbiduan usia Produktif
langsingku Kesohor” (15-59 tahun)
(Posbindu PTM dan dan Usila (60
Posyandu Lansia keatas)
terintegrasi dengan
Pusling,Akuprsur dan
Kesehatan Olahraga).
2 Capaian Program - Sosialisasi tentang WUS 30-50 th - Ismie
IVA masih Kanker Serviks dan (sudah Octavia,A.Md.
kurang dari Payudara, serta menikah atau Keb
target Pentingnya Pemeriksaan sudah
IVA dan SADANIS melakukan
- Melakukan kegiatan hubungan
inovasi “POLES seksual)
CIKAR” (Pemeriksaan
oleh Tenaga Kesehatan
Cegah Infeksi Kanker)
BAB V
PENUTUP
Pada prinsipnya penyelenggaraan Posbindu PTM tidak berbeda dengan penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) lainnya di masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai dengan sumber daya,kemampuan,keinginan masyarakat dan untuk masyarakat itu
sendiri. Hal yang membedakannya yaitu jenis kegiatannya berupa pemantauan faktor risiko PTM secara
terintegrasi dan sistematik/runtut, kemudian diakhiri dengan tindaklanjutnya dengan peningkatan
pengetahuan untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko berupa konseling sesuai masalah yang
ditemukan termasuk rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan posbindu PTM, peranan kader kesehatan menjadi sangat penting untuk
mencapai hasil luaran yang diharapkan. Efektif dan efisiennya penyelenggaraan kegiatan posbindu PTM
memerlukan dukungan baik dari penentu kebijakan fasilitasi dari pengelolaan program kesehatan maupun
pembinaan berkesinambungan dari pembina multi sektor maupun kelompok masyarakat potensial termasuk
organisasi masyarakat yang tentunya dengan memperhatikan masalah dan potensi spesifik lokal.
Laporan tahunan ini dibuat untuk mengetahui capaian dalam pelaksanaan program dan dilakukan
analisa terhadap permasalahan yang ada untuk dilakukan tindak lanjut dan rencana kegiatan yang dilakukan
untuk perbaikan selanjutnya.