Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM PTM

UPT PUSKESMAS AIRGEGAS

PENANGGUNG JAWAB PROGRAM PTM

UPT PUSKESMAS AIRGEGAS

TAHUN 2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN TAHUNAN

PROGRAM PTM TAHUN 2020

Airgegas, 05 Januari 2021

Kepala UPT Puskesmas Airgegas

dr. Rudi Hartono


NIP.19810803 201001 1 014
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan laporan Tahunan 2020 UPT Puskesmas Airgegas ini sebagai
sarana untuk melaporkan hasil kegiatan program PTM selama 1 Tahun. Laporan ini merupakan gambaran dan
informasi hasil-hasil yang telah dicapai.
Laporan ini kami buat berdasarkan indikator kinerja dan mutu puskesmas dengan tujuan untuk
menyusun hasil kegiatan kami dan untuk mengevaluasi/menilai sejauh mana tingkat keberhasilan kami selama 1
Tahun yang telah berjalan dan kami akan menggunakan sebagai pedoman untuk perencanaan kegiatan
selanjutnya. Dengan harapan di 1 tahun yang akan datang bisa diperoleh hasil yang lebih baik.
Dalam penyusunan laporan kinerja program PTM di UPT Puskesmas Airgegas ini menggunakan data-
data dari capaian setiap upaya di UPT Puskesmas Airgegas pada bulan Januari-desember tahun 2020.
Kami menyadari bahwa walaupun sudah kami usahakan semaksimal mungkin memenuhi petunjuk dari
dinas kesehatan, namun laporan penilaian kinerja program ini masih banyak kekurangan serta kelemahan.
Penyajian ini masih jauh dari sempurna, untuk itu kami mengharap masukan serta saran demi kesempurnaan
laporan kinerja Program PTM tahun 2020 UPT Puskesmas Airgegas.

Airgegas, 05 Januari 2021

Pengelola Program PTM

Suyanti, AMK
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit tidak menular ( PTM ) terutama penyakit jantung, kanker, penyakit pernafasan kronis
dan diabetetes, adalah pembunuh terbesar di Dunia dengan 35 juta kematian setiap tahun merupakan
penyebab dari sekitar 60% kematian global. Di wilayah Asia Tenggara saat ini, ancaman PTM setiap
tahunnya di perkirakan sebesar 8 juta kematian atau 22 % dari seluruh kematian. Selama 2006-2015,
akan terjadi peningkatan 21% kematian karena PTM, sedangkan kematian akibat penyakit menular
cenderung turun 16% selama periode yang sama.
Di Indonesia, kematian akibat PTM meningkat sangat pesat, dari 41 % tahun 1995 menjadi
59,5% tahun 2007. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukan bahwa dari
10 besar penyebab kematian tertinggi di Indonesi, 6 diantaranya adalah karena PTM. Stroke merupakan
penyebab kematian tertinggi (15,4%), di susul tuberculosis paru (7,5%), hipertensi (6,8%),cedera
(6,5%),perinatal
( 6,0%), DM (5,7%), tumor (5,7%), penyakit hati (5,2%), penyakit jantung iskemik (5,1%), dan penyakit
saluran nafas bawah (5,1%).
Dari Riskesdas 2007 terungkap bahwa prevalensi PTM adalah sebagai berikut ; hipertensi
(31,7%), arthritis (30,3%), penyakit jantung (7,2%), tumor/kanker (4,3%), asma (3,5), diabetes melitus
(1,1%), dan stroke (0,83%). Selain itu kecelakaan lalu lintas di darat mencapai angka yang sangat tinggi
(25,9%) di bandingkan dengan cidera lainnya. Karena PTM ini umumnya bersifat kronik, sangat beban
sosio-ekonomi yang di tanggung penderita. Dengan adanya perubahan demografi (meningkatnya jumlah
penduduk usia lanjut), urbanisasi yang tidak terencana,kemajuan teknologi, globalisasi perdagangan dan
pemasnasan, dan peningkatan progresif dalam pola hidup tidak sehat di masyarakat sehingga berdampak
terhadap peningkatan prevalensi PTM.
Peningkatan prevalensi PTM menjadi ancaman yang serius dalam pembangunan di bidang
kesehatan karena mengancam pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, upaya pengendalian
PTM ditekankan pasa upaya mencegah masyarakat yang sehat agar tidak jatuh ke fase berisiko atau
menjadi sakit berkomplikasi.
Agar upaya tersebut dapat berjalan secara optimal, diperlukan partisipasi masyarakat sehingga di
kembangakanlah suatu model pengendalian PTM yang berbasis masyarakat yakni Posbindu PTM.
Posbindu PTM merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam upaya pengendalian factor risiko secara
mandiri dan berkesinambungan, sehingga pencegahan factor risiko PTM dapat dilakukan sejak dini dan
kejadian PTM di masyarakat dapat di tekan.
Posbindu PTM merupakan kegiatan secara terintegrasi untuk mencegah dan mengendalikan
factor risiko PTM serta upaya promosi kesehatan melalui berbagai kelompok masyarakat dan pemangku
kepentingan ( stakeholder) terutama dalam tatanan kelurahan/Desa Siaga Aktif.

A. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini meliputi konsep, tujuan, kebijakan, dan strategi,pengembangan,peran dan
fungsi,serta monitoring evaluasi Posbindu PTM.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan secara dini faktor risiko PTM
melalui Posbindu PTM.
2. Tujuan Khusus
a. Mengurangi potensi terjadinya peningkatan kasus penyakit tidak menular khususnya Hypertensi dan
Kencing Manis serta penyakit lain yang termasuk katagori penyakit tidak menular.
b. Meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap risiko terjadi Penyakit Tidak Menular pada
dirinya atau keluarga.
c. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang Penyakit Tidak Menular.
d. Mengetahui gejala awal adanya Penyakit Tidak Menular.
e. Secara Mandirti dapat melakukan deteksi dini terhadap Penyakit Tidak Menular.
f. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peka dan segera mendapatkan pelayanan kesehatan
yang sesuai bila mengalami Penyakit Tidak Menular.
3. Sasaran
Sasaran Posbindu dibagi menjadi 3 kelompok yang pendekatan tersebut tidak dilakukan satu persatu
berurutan namun harus dilakukan secara integrative selama proses pelaksanaan.
a. Sasaran Utama
Sasaran utama adalah masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia 15 tahun ke atas.
b. Sasaran Antara
Sasaran antara adalah individu/kelompok masyaakat yang dapatmenjadi agen pengubahfaktor risiko
PTM,dan dapat menciptakan lingkungan yan kondusif untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko
PTM melalui penyelenggaraan Posbindu PTM.
Sasaran antara tersebut adalah petugas kesehatan baik pemerintah maupun swasta,tokoh panutan
masyarakat,anggota organisasi masyarakat yang peduli PTM.
c. Sasaran Penunjang
Sasaran penunjang adalah individu,kelompok/organisasi/lembaga masyarakat dan profesi,lembaga
pendidikan dan lembaga pemerintah yang diharapkan dapat memberi dukungan baik posbindu PTM dan
keberlangsungan aktifitasnya. Mereka antara lain adalah pimpinan daerah/wilayah,perusahaan,lembaga
pendidikan,organisasi profesi dan penyandang dana.
4. Bentuk Kegiatan Posbindu PTM
Pada prinsipnya penyelenggaraan Posbindu PTM tidak berbeda dengan penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) lainnya di masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai dengan sumber daya,kemampuan,keinginan masyarakat dan untuk masyarakat itu
sendiri. Hal yang membedakannya yaitu jenis kegiatannya berupa pemantauan faktor risiko PTM secara
terintegrasi dan sistematik/runtut, kemudian diakhiri dengan tindaklanjutnya dengan peningkatan
pengetahuan untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko berupa konseling sesuai masalah yang
ditemukan termasuk rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Jenis kegiatan yang dilaksanakan di Posbindu meliputi 10 ( sepuluh) kegiatan yaitu :
1. Kegiatan penggalian informasi foktor risiko dengan wawancara sederhana tentang riwayat PTM pada
keluarga dan diri peserta, aktifitas fisik, merokok,kurang makan sayur dan buah,potensi terjadinya
cedera dan kekerasan dalam rumah tangga,serta informasi lainnya yang dibutuhkan untuk identifikasi
masalah kesehatan berkaitan denngan terjadinya PTM. Aktifitas ini dilakukan saat pertama kali
kunjungan dan berkala setiap kegiatan.
2. Kegiatan pengukuran IMT, lingkar perut serta analisa lemak tubuh dilakukan setiap kali kegiatan.
Untuk pemeriksaan tekanan darah juga dilakukan setiap kali kegiatan.
3. Pemeriksaan kegiatan gula darah bagi individu sehat setiap 3 bulan sekali, bagi yang memiliki faktor
risiko PTM dan penyandang setiap sebulan sekali.
4. Kegiatan pemeriksaan kolesterol total dilakukan 6 sampai 1 tahun sekali bagi yang sehat dan yang
berisiko maupun penyandang PTM setiap 3 bualn sekali.
5. Kegiatan IVA dilakukan 1 tahun sekali pemeriksaan IVA dilakukan oleh bidan/dokter yang telah
dilatih di puskesmas.
6. Kegiatan konseling dan penyuluhan harus dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang
bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya.
7. Kegiatan ujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya
tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam penanganan pra-rujukan.
BAB II
DATA DAN ANALISA

A. Jumlah Posyandu di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Airgegas


1. Tabel posyandu yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Airgegas
No Desa/Dusun Nama Posyandu Jumlah Kader
1 Airgegas Cempaka 5
2 Bencah Asoka 8
3 Pergam Aster 5
4 Delas Mawar 5
5 Nyelanding Cendana 5
6 Sidoharjo Delima 10
7 Tepus Cendrawasih 5
8 Serai Serai 2
9 Palas Palas 3
10 Air Baru Air Baru 3
11 Bukit Berbuluh Cempaka 5
12 Kelidang adelwis 5
13 Meleset Meleset 3

2. Diagram posyandu di wilayah kerja UPT Puskesmas Airgegas

Posyandu wilayah kerja UPT Puskesmas


AIRGEGAS
1 Airgegas
2 Bencah
3 Pergam
13 Meleset 4 Delas
5 Nyelanding

12 Kelidang 6 Sidoharjo

7 Tepus

11 Bukit Berbuluh
8 Serai

10 Kampung Baru 9 Palas

Dari diagram diatas diketahui bahwa diseluruh desa yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas
Airgegas sudah memiliki posyandu. Di desa sidoharjo, nyelanding, delas, airgegas, bencah, Pergam, tepus
dan di dusun serai, palas, kampung baru, bukit berbuluh, kelidang, meleset.
B. Jumlah Skrining Usia Produktif (15-59 Tahun)
1. Tabel jumlah Skrining Usia Produktif (15-59 Tahun)

NO USIA PRODUKTIF (15-59 TAHUN)


NAMA DESA
. TARGET CAPAIAN %
1 AIRGEGAS 3100 2937 94,7
2 DELAS 3155 2894 91,7
3 NYELANDING 3382 3223 95,3
4 SIDOHARJO 2384 2361 99,0
5 BENCAH 3971 3855 97,1
6 PERGAM 1520 1496 98,4
7 TEPUS 2087 2059 98,6
JUMLAH 19599 18825 96,05

2. Grafik jumlah Skrining Usia Produktif (15-59 Tahun)

USIA PRODUKTIF (15-59 TAHUN)


20000
18000
16000
14000
12000
10000 USIA PRODUKTIF (15-59
TAHUN)
8000
6000
4000
2000
0
S S S AS
GA LA NG JO AH M
PU
E E DI AR NC GA E M
RG
D N H E R T ES
AI EL
A
ID
O B PE SK
Y S P U
N

Dari grafik diatas diketahui persentase Skrining Usia Produktif (15-59 Tahun) bulan Januari s.d
Desember Tahun 2020 adalah 96,05% .

C. Jumlah Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar


1. Tabel Jumlah Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar

NO HIPERTENSI
NAMA DESA
. TARGET CAPAIAN %
1 AIRGEGAS 951 811 85,6
2 DELAS 964 833 86,4
3 NYELANDING 1021 988 96,8
4 SIDOHARJO 771 750 97,3
5 BENCAH 1167 1006 86,2
6 PERGAM 555 526 94,8
7 TEPUS 696 605 86,9
JUMLAH 6125 5519 90,1

2. Grafik Jumlah Penderita Hipertensi Mendapat Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar


7000

6000

5000

4000

3000
Column3
2000

1000

0
S AS G O H S AS
EGA EL DIN A RJ CA GAM EPU M
D N N R T S
AI
RG
EL
A OH BE PE KE
Y S ID P US
N

Dari grafik diatas diketahui persentase penderita hipertensi bulan Januari s.d Desember Tahun 2020
adalah 90,1%.

D. Jumlah Penderita DM Mendapat Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar


1. Tabel Jumlah Penderita DM Mendapat Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar

NO DIABETES MELITUS (DM)


NAMA DESA
. TARGET CAPAIAN %
1 AIRGEGAS 72 70 85,6
2 DELAS 73 71 86,4
3 NYELANDING 78 85 96,8
4 SIDOHARJO 58 60 97,3
5 BENCAH 88 88 86,2
6 PERGAM 40 41 94,8
7 TEPUS 52 52 86,9
JUMLAH 461 467 101,3

2. Grafik Jumlah Penderita DM Mendapat Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar


500
450
400
350
300
250
200
DIABETES MELITUS (DM)
150
100
50
0

GA
S
LA
S
NG JO AH M
PU
S AS
E E DI AR NC GA E M
RG
D N H E R T ES
AI EL
A O B PE SK
NY SID P U

Dari grafik diatas diketahui persentase penderita DM Januari s.d desember tahun 2020 adalah
101,3%.

BAB III
ANALISIS DATA
Berdasarkan uraian dan analisa data diatas, maka didapatkan :
1. Di wilayah kerja UPT Puskesmas Airgegas ada 13 posyandu yaitu desa airgegas, delas, nyelanding,
sidoharjo, bencah, tepus dan palas, serai, meleset, kampung baru, kelidang, bukit berbuluh.
2. Diketahui persentase januari s.d desember 2020 skrining usia Produktif (15-59 tahun) adalah 96,0%,
penderita hipertensi adalah 90,1% dan penderita DM adalah 101,3%

BAB IV
RENCANA TINDAK LANJUT
NO MASALAH SOLUSI SASARAN WAKTU PENANGGUNG
JAWAB
1 Capaian Program - Melakukan kunjungan Masyarakat Dilakukan -Pengelola
PTM masih rumah usia 15-59 di setiap Program PTM
kurang dari - Sosialisasi tentang PTM tahun waktu
target
- Melaksanakan kegiatan Masyarakat - Suyanti,AMK
Inovasi “Posbiduan usia Produktif
langsingku Kesohor” (15-59 tahun)
(Posbindu PTM dan dan Usila (60
Posyandu Lansia keatas)
terintegrasi dengan
Pusling,Akuprsur dan
Kesehatan Olahraga).
2 Capaian Program - Sosialisasi tentang WUS 30-50 th - Ismie
IVA masih Kanker Serviks dan (sudah Octavia,A.Md.
kurang dari Payudara, serta menikah atau Keb
target Pentingnya Pemeriksaan sudah
IVA dan SADANIS melakukan
- Melakukan kegiatan hubungan
inovasi “POLES seksual)
CIKAR” (Pemeriksaan
oleh Tenaga Kesehatan
Cegah Infeksi Kanker)

BAB V
PENUTUP
Pada prinsipnya penyelenggaraan Posbindu PTM tidak berbeda dengan penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) lainnya di masyarakat. Kegiatan ini diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai dengan sumber daya,kemampuan,keinginan masyarakat dan untuk masyarakat itu
sendiri. Hal yang membedakannya yaitu jenis kegiatannya berupa pemantauan faktor risiko PTM secara
terintegrasi dan sistematik/runtut, kemudian diakhiri dengan tindaklanjutnya dengan peningkatan
pengetahuan untuk mencegah dan mengendalikan faktor risiko berupa konseling sesuai masalah yang
ditemukan termasuk rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Dalam pelaksanaan kegiatan posbindu PTM, peranan kader kesehatan menjadi sangat penting untuk
mencapai hasil luaran yang diharapkan. Efektif dan efisiennya penyelenggaraan kegiatan posbindu PTM
memerlukan dukungan baik dari penentu kebijakan fasilitasi dari pengelolaan program kesehatan maupun
pembinaan berkesinambungan dari pembina multi sektor maupun kelompok masyarakat potensial termasuk
organisasi masyarakat yang tentunya dengan memperhatikan masalah dan potensi spesifik lokal.

Laporan tahunan ini dibuat untuk mengetahui capaian dalam pelaksanaan program dan dilakukan
analisa terhadap permasalahan yang ada untuk dilakukan tindak lanjut dan rencana kegiatan yang dilakukan
untuk perbaikan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai