3. UKS SD Pelamunan
Selasa, 19 Oktober 2021
- Latar Belakang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan program pemerintah yang bertujuan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang harmonis
dan optimal, agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pembinaan dan
pengembangan UKS dilaksanakan melalui tiga program pokok yang biasa dikenal
sebagai “trias UKS”, yang meliputi: pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Pelayanan kesehatan yang
dimaksud meliputi Screening Kesehatan Anak Sekolah atau dikenal sebagai
penjaringan kesehatan, pemantauan kesehatan, serta penyuluhan kesehatan.
- Permasalahan
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus sebagai sumber daya manusia pada
masa yang akan datang. Dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
peserta didik diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya
dengan menyediakan lingkungan lingkungan yang sebaik-baiknya pula. Dari
jumlahnya yang besar sekitar 20% jumlah penduduk Indonesia, anak usia sekolah
merupakan investasi bangsa yang potensial tetapi rawan karena berada dalam
periode pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan data tahun 2016, penyakit
gigi dan mulut menempati peringkat pertama penyakit yang paling banyak dialami
oleh anak-anak sekolah. Hal tersebut menunjukan adanya tantangan kesehatan yaitu
meningkatnya kesenjangan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
Kegiatan penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1 SD yang
meliputi pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari penilaian keadaan umum,
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan mata, telinga,
rambut, kuku, kulit, dan penyuluhan kesehatan.
- Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada hari Selasa tanggal 19 Oktober 2021 di SD Pelamunan pada
siswa kelas 1 SD dengan jumlah 24 orang. Penjaringan dilakukan dengan
pemeriksaan status gizi serta penilaian kebersihan dan kesehatan rambut, kuku,
kulit, mata, dan telinga. Kegiatan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Masalah yang paling banyak ditemukan adalah anak dengan gigi yang kotor dan
bolong serta anak dengan impaksi serumen. Setelah pemeriksaan, dilakukan edukasi
dan penyuluhan singkat mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
- Monitoring & Evaluasi
Siswa yang memiliki permasalahan gigi disarankan untuk menyikat gigi 2x sehari.
Siswa yang memiliki permasalahan telinga disarankan untuk membersihkan telinga 2
minggu sekali. Apabila permasalahan gigi maupun telinganya berat, disarankan
berobat ke dokter gigi dan dokter.
4. UKS SD Kebarosan
Sabtu, 23 Oktober 2021
- Latar Belakang
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) merupakan program pemerintah yang bertujuan
untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang harmonis
dan optimal, agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Pembinaan dan
pengembangan UKS dilaksanakan melalui tiga program pokok yang biasa dikenal
sebagai “trias UKS”, yang meliputi: pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat. Pelayanan kesehatan yang
dimaksud meliputi Screening Kesehatan Anak Sekolah atau dikenal sebagai
penjaringan kesehatan, pemantauan kesehatan, serta penyuluhan kesehatan.
- Permasalahan
Anak usia sekolah merupakan generasi penerus sebagai sumber daya manusia pada
masa yang akan datang. Dalam mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,
peserta didik diberi kesempatan untuk tumbuh dan berkembang sebaik-baiknya
dengan menyediakan lingkungan lingkungan yang sebaik-baiknya pula. Dari
jumlahnya yang besar sekitar 20% jumlah penduduk Indonesia, anak usia sekolah
merupakan investasi bangsa yang potensial tetapi rawan karena berada dalam
periode pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan data tahun 2016, penyakit
gigi dan mulut menempati peringkat pertama penyakit yang paling banyak dialami
oleh anak-anak sekolah. Hal tersebut menunjukan adanya tantangan kesehatan yaitu
meningkatnya kesenjangan dalam penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
Kegiatan penjaringan kesehatan dilakukan pada peserta didik kelas 1 SD yang
meliputi pemeriksaan kesehatan yang terdiri dari penilaian keadaan umum,
penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, pemeriksaan mata, telinga,
rambut, kuku, kulit, dan penyuluhan kesehatan.
- Pelaksanaan
Kegiatan dilakukan pada hari Sabtu tanggal 23 Oktober 2021 di SD Kebarosan pada
siswa kelas 1 SD dengan jumlah 28 orang. Penjaringan dilakukan dengan
pemeriksaan status gizi serta penilaian kebersihan dan kesehatan rambut, kuku,
kulit, mata, dan telinga. Kegiatan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.
Masalah yang paling banyak ditemukan adalah anak dengan gigi yang kotor dan
bolong serta anak dengan impaksi serumen. Setelah pemeriksaan, dilakukan edukasi
dan penyuluhan singkat mengenai Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
- Monitoring & Evaluasi
Siswa yang memiliki permasalahan gigi disarankan untuk menyikat gigi 2x sehari.
Siswa yang memiliki permasalahan telinga disarankan untuk membersihkan telinga 2
minggu sekali. Apabila permasalahan gigi maupun telinganya berat, disarankan
berobat ke dokter gigi dan dokter.
5. Posyandu Desa Pelamunan
Selasa, 19 Oktober 2021
- Latar Belakang
Posyandu adalah singkatan dari Pos Pelayanan Terpadu yang merupakan bentuk
upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat, yang juga dikelola,
diselenggarakan, dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat. Karena itu, posyandu
merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang bertujuan untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar terutama untuk ibu, bayi, dan anak agar
dapat menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Pelayanan kesehatan dasar di
posyandu adalah pelayanan kesehatan yang mencakup sekurang-kurangnya lima
kegiatan yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi,
gizi, dan penanggulangan diare.
- Permasalahan
Posyandu Desa Pelamunan merupakan UKBM cakupan wilayah Puskesmas
Kramatwatu. Permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya kesadaran
masyarakat khususnya ibu hamil maupun ibu yang memiliki anak balita mengenai
ANC dan imunisasi wajib.
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
Melakukan imunisasi dasar wajib kepada balita, melakukan pemeriksaan dan
konseling kepada ibu hamil, serta pemberian makanan tambahan pada ibu hamil
dengan KEK.
- Pelaksanaan
Pada tanggal 19 Oktober 2021, dilaksanakan Posyandu Desa Pelamunan oleh 1
dokter internship, 1 bidan desa, serta 5 ibu kader Desa Pelamunan. Kegiatan
dilaksanakan di balai desa dengan pengaturan tata letak meja pendaftaran,
penimbangan, pengukuran tinggi/panjang badan, meja imunisasi, dan matras untuk
ANC. Sebanyak 2 bayi dan anak datang untuk melakukan imunisasi dan 4 orang ibu
hamil datang untuk ANC.
- Monitoring & Evaluasi
Masih didapatkan beberapa ibu hamil yang tidak rutin melakukan ANC, belum
melakukan pemeriksaan Lab sesuai anjuran bidan dan dokter, serta balita yang
imunisasinya belum lengjao. Kader desa harus tetap aktif untuk mengajak warga
khususnya ibu hamil dan ibu yang memiliki anak balita untuk melakukan ANC dan
imunisasi wajib. Selain itu, masih banyak masyarakat yang tidak memakai masker
dan tidak menerapkan protocol kesehatan.
F2 – Kesehatan Lingkungan
1. Inspeksi Depot Air Minum Desa Lebakwana
2 November 2021
- Latar Belakang
Depot Air Minum adalah suatu usaha yang melakukan proses pengolahan air baku
menjadi air minum dalam bentuk curah (diisi langsung tempat) tidak dalam bentuk
kemasan dan diberikan langsung kepada konsumen. Perkembangan usaha Depot air
minum di Kabupaten Serang yang semakin menjamur dari tahun ke tahun
menunjukkan semakin banyaknya masyarakat yang menggunakan air minum isi
ulang sebagai alternatif sumber air minum sehari-hari. Harga yang terjangkau dan
kemudahan mendapatkan air isi ulang menjadi alasan meningkatnya penggunaan air
minum isi ulang di kalangan masyarakat.
- Permasalahan
Saat ini, masalah utama yang dihadapi oleh surnber daya air meliputi kuantitas air
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas
air untuk keperluan domestik yang semakin menurun. Hingga saat ini, Indonesian
telah memiliki Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian
Pencemaran Air dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 51 tahun
1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan lndustri. Peraturan Pemerintah
No. 20 tahun 1990 tentang Pengendalian Pencemaran Air. Memperhatikan hal-hal
tersebut maka perlu dilakukan penelitian kualitas air dari penyedia air minum isi
ulang dikarenakan dampak kesehatan yang luas terhadap masyarakat.
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
Dalam upaya kesehatan lingkungan, yaitu untuk mengetahui penilaian kualitas air
terutama air minum, maka dilakukan inspeksi dan observasi pada Badan Usaha
Depot yang didirikan di beberapa wilayah. Program dilakukan dengan mengunjungi
usaha Depot yang ada di Wilayah Desa Lebakwana, kemudian dilakukan penilaian
sesuai format standar. Setiap badan usaha juga harus memiliki hasil uji laboratorium
terhadap air minum dan sumber air yang digunakan untuk menilai kelayakan air
dikonsumsi sehari-sehari sebagai air minum.
- Pelaksanaan
Melakukan kunjungan ke Badan Usaha Depot bernama Bismillah 02 yang berlokasi di
Desa Lebakwana pada tanggal 2 November 2021. Kunjungan dilakukan oleh 1 orang
dokter internsip dan 1 orang penanggung jawab program Kesehatan lingkungan dari
Puskesmas Kramatwatu. Penilaian dilakukan berdasarkan borang yang telah
disediakan oleh Penanggung Jawab Kesehatan Lingkungan sebagai format standar.
Dilakukan inspeksi dan observasi dari segi kualitas air yang dibuktikan melalui
hasil uji laboratorium.
Melihat surat-surat perizinan pembangunan depot dan menilai kondisi
penempatan tangki air, kebersihan serta ketersediaan galon serta tata letak dari
setiap bagian depot.
Hasil penilaian pada badan usaha depot Bismillah 02 yakni sebagian besar poin
borang sudah terpenuhi dan memenuhi standar. Namun ada beberapa saran yang
diberikan dari pihak puskesmas kepada pemilik depot yaitu :
a) Depot disarankan untuk memiliki hasil laboraturium uji sampel air
b) Saluran pengisian air disarankan untuk tidak menggunakan selang karena dapat
memengaruhi dan merubah kualitas air
- Monitoring & Evaluasi
Pelaksanaan inspeksi dan observasi berjalan baik dan lancar. Pihak pengusaha depot
air minum memberikan respon yang baik terhadap petugas dan sudah memahami
soal prosedur pemeriksaan rutin depot air minum isi ulang. Evaluasi dilakukan
dengan pemeriksaan uji kualitas air secara berkala di laboratorium. Diharapkan juga,
saat kunjungan selanjutnya, pihak pengusaha depot telah menjalankan saran-saran
yang telah di berikan oleh Puskesmas.
F3 – KIA dan KB
1. Pemasangan KB Implan di Poli KB PKM Kramatwatu
20 September 2021
- Latar Belakang
Salah satu masalah yang cukup besar di Indonesia adalah tentang padatnya jumlah
penduduk. Hal ini menimbulkan berbagai macam masalah di semua sektor. Untuk itu
pemerintah mencanangkan program keluarga berencana (KB) yaitu dua anak untuk
setiap keluarga. Keluarga Berencana (KB) merupakan upaya peningkatan kepedulian
dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesehatan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera. Agar dapat mencapai hal tersebut, dibuatlah beberapa cara
atau alternatif untuk mencegah atau menundah kehamilan, salah satunya adalah
kontrasepsi. Kontrasepsi merupakan cara pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel
sperma atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi pada dinding
rahim. Pemilihan jenis kontrasepsi didasarkan pada tujuan penggunaannya yaitu
menunda kehamilan pasangan dengan istri, menjarangkan kehamilan (mengatur
kesuburan), ataupun mengakhiri kesuburan. Saat ini telah banyak beredar berbagai
alat kontrasepsi, seperti : pil, suntik, IUD dan implan.
- Permasalahan
Masih banyaknya pasangan usia subur yang tidak menggunakan kontrasepsi,
sehingga meningkatnya jumlah penduduk, kekurangan pangan dan gizi sehingga
menyebabkan kesehatan masyarakat yang buruk, pendidikan rendah, kurangnya
lapangan pekerjaan, tingkat kelahiran dan kematian yang tinggi khususnya di negara
berkembang. Rendahnya angka kesadaran penggunakan alat kontrasepsi dapat di
pengaruhi oleh banyak faktor pertimbangan, antara lain dari faktor pasangannya,
faktor kesehatan, faktor pekerjaan, faktor persepsi, efektifitas, persepsi efek
samping dan faktor dari metode kontrasepsi itu sendiri.
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
Perencanaan dan intervensi kegiatan pelayanan keluarga berencana (KB) di
Puskesmas Kramatwatu dilakukan pada wanita usia subur yang sedang dalam tahap
menjarangkan kehamilan. Kegiatan ini meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,
edukasi mengenai jenis-jenis KB, manfaat serta kekurangan dan kelebihan masing-
masing alat kontrasepsi, pilihan kontrasepsi pada berbagai kasus, serta bagaimana
cara penggunaannya. Selain melalui Poli KB di Puskesmas, edukasi juga dapat
dilakukan dengan bantuan kader-kader di masyarakat, atau melalui bidan desa di
berbagai acara masyarakat seperti Posyandu.
Kontrasepsi implan memiliki keuntungan adalah memiki daya guna yang tinggi,
perlindungan dalam jangka waktu yang panjang, pengembalian kesuburan yang
cepat setelah dilakukan pencabutan, tidak memerlukan pemeriksaan dalam, bebas
dari pengaruh esterogen, tidak mengganggu dalam kegiatan senggama, tidak
mengganggu produksi ASI.
- Pelaksanaan
Kegiatan pemasangan KB Implan pada akseptor KB baru dilaksanakan di Poli KB
Puskesmas Kramatwatu. Kegiatan ini dilaksanakan oleh 1 dokter internsip dan 1
orang petugas bidan, dengan akseptor bernama: Ny. A, 32 tahun, P4A0, BB 63 kg, TB
150 cm.
Alat dan bahan dipersiapkan, kemudian akseptor diminta untuk tidurdengan lengan
atas kiri terekspos. Dilakukan tindakan sepsis dan asepsis pada lokasi pemasangan.
Setelah implant dimasukan ke subkutan, luka ditutup menggunakan veerband.
Edukasi akseptor bahwa balutan perban jangan terkena air selama 3 hari dan setelah
itu, perban harap diganti sendiri. Akseptor diajarkan untuk mengecek posisi implant
dengan cara merabanya.
- Monitoring & Evaluasi
Pelaksanaan berjalan dengan lancar. Terdapat beberapa pertanyaan-pertanyaan
yang disampaikan oleh pasien. Perlu dilakukan pemantauan secara berkala apabila
ada keluhan yang muncul setelah pemasangan KB implan. Evaluasi mengenai tingkat
pengetahuan wanita usia produktif mengenai pilihan KB dapat dilakukan secara
berkala oleh bidan desa di Puskesmas Kramatwatu.
2. Vaksinasi Covid-19
13 September 2021
- Latar Belakang
Coronavirus disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit infeksi saluran
pernapasan yang disebabkan oleh severe acute respiratory syndrome virus corona
2 (SARS-CoV-2), atau sering disebut virus Corona. Virus ini merupakan patogen
zoonotik yang memiliki tingkat mutasi tinggi, dan dapat menetap pada manusia dan
binatang dengan presentasi klinis beragam, mulai dari asimptomatik, gejala ringan
sampai berat, sampai kematian. COVID-19 telah ditetapkan sebagai pandemi global
pada tanggal 11 Maret 2020 oleh WHO. Kasus COVID-19 pertama kali dilaporkan
terjadi di Kota Wuhan Cina, kemudian dalam waktu kurang dari setahun telah
menyebar ke seluruh negara di dunia. Kematian akibat COVID-19 dapat dikaitkan
dengan kondisi acute respiratory distress syndrome (ARDS) atau syok sepsis. Hingga
Juli 2021, mortalitas akibat COVID-19 secara global lebih dari 4.000.000. Case fatality
rate (CFR) COVID-19 di dunia adalah 2,15%. Sedangkan di Indonesia, angka kematian
akibat COVID-19 pada Juli 2021 sekitar 76.000 kasus. Sehingga CFR COVID-19 di
Indonesia lebih tinggi daripada dunia, yaitu 2,58%.
Vaksinasi merupakan upaya pengendalian penyebaran COVID-19 dengan mencapai
kekebalan kelompok (herd immunity). Pengembangan vaksin COVID-19 telah
dilakukan untuk mengatasi wabah SARS-CoV-2 sehingga dapat menurunkan
morbiditas dan mortalitas akibat COVID-19. Di Indonesia, sudah tersedia vaksin
COVID-19 Sinovac, AstraZeneca, SInopharm, dan Moderna. Program vaksin di
Indonesia telah dilaksanakan kepada tenaga kesehatan, lansia petugas publik dan
pariwisata, aparat negara, serta guru dan pengajar. Pada bulan Juli 2021, telah
dikeluarkan rekomendasi pemberian vaksin pada populasi ibu hamil dan menyusui
oleh Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).
- Permasalahan
Tingginya angka kematian akibat Covid-19 mendorong para ilmuwan untuk
mengembangkan vaksin yang aman dan efektif melawan Covid-19 dalam waktu
singkat. Pengembangan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif merupakan langkah
maju yang besar dalam upaya global kita untuk mengakhiri pandemik. Vaksin Covid-
19 efektif mengurangi kasus gejala ringan, sedang, hingga berat.
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
Melakukan pemberian vaksinasi kepada masyarakat umum khusus yang tinggal di
wilayah kerja PKM Kramatwatu dalam rangka upaya percepatan vaksinasi Covid-19
untuk mencapai herd immunity.
- Pelaksanaan
Program Vaksinasi Covid-19 dilakukan di PKM Kramatwatu, tanggal 13 September
2021. Susunan acara dilaksanakan sebagai berikut:
o Pendaftaran dan pengisian identitas
o Pemeriksaan tanda vital: tekanan darah dan suhu
o Skrining kelayakan vaksin oleh dokter
o Pencatatan
o Penyuntikan vaksin
o Observasi post-vaksin selama 30 menit
Jumlah peserta vaksin yang terdaftar: 289
Jumlah peserta yang tervaksin: 274
Guru (1)
Lansia (1)
Anak usia 12-17 tahun (113)
Kader/pendamping disabilitas (157)
Disabilitas (1)
Ibu hamil (1)
- Monitoring & Evaluasi
Monitoring gejala post vaksin (KIPI) jangka pendek dilakukan selama observasi
selama 30 menit pasca penyuntikan. Efek jangka panjang di evaluasi saat kunjungan
untuk vaksin dosis ke-2. Edukasi kepada pasien, jika timbul gejala alergi berat seperti
bengkak seluruh tubuh, sesak napas, lemas, hingga pingsan, segera datang ke IGD
Fasilitas Kesehatan terdekat.
3. Diare
9 September 2021
- Latar Belakang
Diare adalah kondisi dimana terdapat perubahan pada konsistensi tinja menjadi cair
dan peningkatan frekuensi BAB menjadi >3x. Pada umumnya, diare terjadi akibat
makanan dan minuman yang terpapar virus, bakteri, atau parasit. Diare merupakan
salah satu masalah kesehatan di Indonesia. Berdasarkan data informasi profil
kesehatan Indonesia tahun 2017 dari Kemenkes RI, jumlah kasus diare seluruh
Indonesia adalah sekitar 7 juta, dan paling banyak terjadi di provinsi Jawa Barat
dengan 1,2 juta kasus. Diare juga merupakan salah satu masalah kesehatan yang
paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Diare dapat berlangsung beberapa
hari (akut), namun pada sebagian kasus dapat memanjang hingga berminggu-minggu
(kronis). Pada umumnya, diare tidak berbahaya jika tidak terjadi dehidrasi. Namun,
jika disertai dehidrasi, penyakit ini bisa menjadi fatal, dan penderitanya perlu segera
mendapat pertolongan medis. Beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko
seseorang terserang diare, seperti: jarang mencuci tangan setelah ke toilet,
penyimpanan dan persiapan makanan yang tidak bersih, jarang membersihkan dapur
dan toilet, sumber air yang tidak bersih, makan makanan sisa yang sudah dingin,
serta tidak mencuci tangan dengan sabun.
- Permasalahan
Meningkatnya kasus diare pada anak di wilayah kerja Puskesmas Kramatwatu serta
minimnya pengetahuan masyarakat mengenai bahaya diare serta pentingnya
menjaga kebersihan.
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
Penatalaksanaan kasus bertujuan mengidentifikasi masalah klinis pada pasien dan
keluarga serta faktor-faktor yang berpengaruh, menyelesaikan masalah klinis pada
pasien dan keluarga, dan mengubah perilaku kesehatan pasien dan keluarga serta
partisipasi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Rencana yang akan
dilakukan adalah anamnesis, pemeriksaan fisik, penatatalaksanaan, serta edukasi
untuk mencegah diare dan bahaya diare. Pengobatan ini disesuaikan dengan
keadaan pasien dan disertai dengan edukasi yang adekuat dan penetapan target
personal dari pasien.
- Pelaksanaan
Pada tanggal 9 September 2021, dilakukan pengobatan terhadap An. D, 3 tahun 2
bulan, 15 kg
Terapi Farmakologis:
o Oralit 100-200 cc setiap BAB cair, berikan sebanyak 6 sachet
o Zink 1x20 mg PO selama 10-14 hari
o Paracetamol sirup 120 mg/5 ml 3x1 cth PO bila demam
Terapi non farmakologis:
o Edukasi mengenai cara menyeduh oralit dan cara pemberiannya
o Edukasi untuk tetap melanjutkan makan dan minum diteruskan, porsi sedikit
namun frekuensi lebih sering (setiap 3-4 jam)
o Edukasi untuk mengurangi makanan berserat seperti sayur/buah selama masih
BAB cair
o Edukasi untuk mencuci bahan makanan hingga bersih sebelum dimasak, mencuci
tangan sebelum makan, dan tidak jajan sembarangan
o Edukasi bahwa diare pada anak sering disebabkan oleh virus sehingga tidak
membutuhkan antibiotic
o Edukasi mengenai tanda bahaya diare: anak lemas, diberi minum sangat
kehausan atau tidak minum sama sekali, muntah terus-menerus, atau jika tidak
membaik dalam 3 hari, segera bawa ke IGD
- Monitoring & Evaluasi
Monitoring dilakukan secara berkala. Evaluasi apakah pengobatan sudah adekuat.
4. Skabies
16 Oktober 2021
- Latar Belakang
Skabies merupakan kondisi yang menyebabkan rasa gatal pada kulit akibat
terdapatnya tungau yang menggali ke dalam kulit. Tungau ini disebut Sarcoptes
scabiei. Prevalensi skabies di Indonesia berdasarkan data dari puskesmas seluruh
Indonesia tahun 2018 adalah 5,6%-12,95% dan menduduki urutan ketiga dari 12
penyakit kulit terbanyak. Faktor yang mengakibatkan tingginya prevalensi skabies
antara lain kelembapan yang tinggi, rendahnya sanitasi, kepadatan, malnutrisi,
higiene personal yang buruk, pengetahuan, sikap dan perilaku yang kurang
mendukung pola hidup sehat. Meskipun skabies bukan merupakan keadaan yang
fatal atau mengancam jiwa, tetapi penyakit ini dapat menjadi berat dan persisten,
yang dapat mengarah ke kelemahan tubuh dan infeksi kulit sekunder.
Scabies merupakan penyakit yang menular dan dapat menyebar secara cepat.
Penularan dapat terjadi melalui kontak fisik dengan anggota keluarga, kelompok
perawatan anak, ruang kelas di sekolah, panti, atau penjara. Karena sifat
menularnya, penanganan scabies direkomendasikan dilakukan untuk seluruh
anggota keluarga atau kelompok yang tinggal berdekatan. Pelayanan kesehatan
primer memegang peranan penting pada penyakit skabies dalam hal penegakan
diagnosis, terapi yang tepat, dan edukasi komunitas dalam pencegahan penyakit dan
menularnya penyakit. Skabies dapat ditangani dengan cepat. Pengobatan dapat
dioleskan pada kulit untuk membunuh tungau yang menyebabkan skabies serta
telurnya, walaupun gatal dapat tetap dirasakan hingga beberapa minggu.
- Permasalahan
o Di Indonesia, penyakit ini masih menjadi masalah tidak saja di daerah terpencil,
tetapi juga di kota-kota besar
o Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai pengobatan Skabies secara
menyeluruh dan komprehensif.
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
Diperlukan intervensi pada penderita Skabies dengan perawatan secara individual
seperti melakukan pengobatan serta deteksi dini dan melakukan perubahan pada
gaya hidup. Penatalaksanaan kasus bertujuan mengidentifikasi masalah klinis pada
pasien dan keluarga serta faktor-faktor yang berpengaruh, menyelesaikan masalah
klinis pada pasien dan keluarga, dan mengubah perilaku kesehatan pasien dan
keluarga serta partisipasi keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan. Rencana
yang akan dilakukan adalah anamnesis, pemeriksaan fisik, penatalaksanaan.
Pengobatan ini disesuaikan dengan keadaan pasien dan disertai dengan edukasi yang
adekuat dan penetapan target personal dari pasien.
- Pelaksanaan
Dilakukan pengobatan terhadap pasien An. MG, 16 tahun, 51 kg, 150 cm, pada
tanggal 16 Oktober 2021
Terapi farmakologis:
o Krim permetrin 5% di seluruh tubuh, diamkan selama 8 jam, kemudian di bilas
o CTM 3x4 mg
Terapi non-farmakologi:
o Pengobatan harus dilakukan secara bersamaan pada seluruh orang yang tinggal
dalam rumah
o Persiapan untuk pengobatan:
Seluruh pakaian yang ada dalam lemari dimasukkan kedalam kantong plastic,
dan diikat. Sisakan pakaian untuk 3 hari kedepan
Jemur seluruh pakaian yang sudah ada dalam plastic selama 3 hari kedepan
Pada hari terakhir penjemuran (malam), oleskan obat pada seluruh orang
yang tinggal dirumah
Mandi seluruh badan sebelum memakai obat
Oleskan obat krim permethrin 5% secara merata pada seluruh badan, baik
yang gatal ataupun tidak gatal, kecuali muka. Pemakaian obat harus dibantu
dengan orang lain. Diamkan selama 10 jam
Pagi hari sebelum mandi, turunkan sprei, sarung bantal, gorden, dan karpet.
Jemur sofa dan peralatanm rumah lainnya, atau semprot dengan insektisida
Mandi seluruh badan hingga bersih
Kenakan pakaian yang telah dijemur selama 3 hari tadi
Penyuluhan mengenai kebersihan perorangan dan lingkungan
Tidak menggunakan peralatan pribadi secara bersama-sama dan alas tidur
diganti bila ternyata pernah digunakan oleh penderita scabies
Menghindari kontak langsung dengan penderita skabies
- Monitoring & Evaluasi
Monitoring dilakukan secara berkala saat pasien kontrol. Evaluasi apakah
pengobatan sudah adekuat.
5. Demam Dengue
10 September 2021
- Latar Belakang
Demam dengue atau dengue fever (DF) adalah demam akut akibat terinfeksi virus
dengue, yang ditularkan melalui air liur nyamuk genus Aedes. Demam berdarah
dengue atau dengue haemorrhagic fever (DHF), serta dengue shock syndrome (DSS)
merupakan manifestasi klinis infeksi virus dengue yang berat. Epidemiologi demam
dengue atau dengue fever (DF) menjadi beban kesehatan dunia, karena penyebaran
penyakit virus dengan vektor nyamuk Aedes sp ini terjadi paling cepat di dunia.
Penyakit ini umumnya lebih sering ditemukan pada wilayah tropis dan subtropis.
Beberapa bagian negara, seperti Amerika Selatan, Afrika, Timur Tengah, dan Asia,
merupakan beberapa area endemis dengue. Deteksi demam dengue yang cepat
dapat menurunkan tingkat fatalitas menuju demam dengue berat sampai di bawah
1%. Insidensi demam dengue semakin meningkat setiap tahunnya. Sebanyak 390
juta kasus infeksi virus dengue yang dilaporkan setiap tahunnya di seluruh dunia.
Sekitar 96 juta kasus demam dengue memiliki gejala yang signifikan. Kasus dengue
pada dua dekade terakhir juga dilaporkan meningkat sebesar 8 kali lipat. Keadaan
epidemi dengue umumnya terjadi pada benua Amerika, Asia, Afrika, dan Australia.
Serotipe virus dengue yang menyebabkan demam dengue selalu berubah setiap
kejadian luar biasa Insidensi demam dengue di Indonesia meningkat secara signifikan
dalam lima dekade terakhir. Insidensi demam berdarah dengue (DBD) atau dengue
haemorrhagic fever (DHF) di Indonesia per Juli 2020 dilaporkan sebesar 71.633
kasus. Jumlah kasus terbanyak adalah di Jawa Barat diikuti dengan Bali dan Jawa
Timur, yaitu 10.722, 8.930, dan 5.948 kasus. Pada tahun 2018 dan 2019, insidensi
DBD berjumlah 65.602 dan 138.127 kasus. Dibandingkan dengan tahun 2018, kasus
DBD meningkat secara signifikan. Sekitar 960‒4.032 kasus kematian akibat DHF di
dunia dilaporkan pada periode tahun 2000‒ 2015. Mortalitas demam dengue yang
tidak diobati adalah sekitar 10‒20%. Namun apabila diobati, mortalitas dapat
menurun sampai <1%.
Penatalaksanaan DF biasanya cukup perawatan suportif. Seperti infeksi virus
umumnya, DF bersifat self-limiting disease dengan gejala sembuh sendiri tanpa
terapi. Namun, beberapa pasien mengalami gejala berat menjadi DHF dan
memerlukan perawatan khusus di rumah sakit. Tujuan perawatan adalah untuk
menyembuhkan dan mencegah DSS. Negara Indonesia termasuk negara endemis DF,
oleh karena itu upaya preventif lebih diutamakan dalam penanggulangan penyakit
ini. Pencegahan penyakit DF dengan cara memutus rantai penularan penyakit, yaitu
memberantas nyamuk Aedes dan sarang nyamuk, menghindari gigitan nyamuk, dan
memberikan vaksin dengue. Partisipasi masyarakat dibutuhkan agar strategi
pencegahan dan pengendalian penyakit yang dicanangkan pemerintah dapat
tercapai.
- Permasalahan
Meningkatnya kasus demam dengue di wilayah kerja Puskesmas Kramatwatu dan
minimnya pengetahuan masyarakat mengenai bahaya demam berdarah serta
bagaimana mencegah penularan penyakit dengue.
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
Diperlukan intervensi pada penderita demam dengue dengan perawatan secara
individual seperti melakukan pengobatan. Penatalaksanaan kasus bertujuan
mengidentifikasi masalah klinis pada pasien dan keluarga serta faktor-faktor yang
berpengaruh, menyelesaikan masalah klinis pada pasien dan keluarga, dan
mengubah perilaku kesehatan pasien dan keluarga serta partisipasi keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan. Rencana yang akan dilakukan adalah anamnesis,
pemeriksaan fisik, penatalaksanaan. Pengobatan ini disesuaikan dengan keadaan
pasien dan disertai dengan edukasi yang adekuat dan penetapan target personal dari
pasien.
- Pelaksanaan
Pada tanggal 10 September 2021, dilakukan pengobatan terhadap pasien An. S, 7
tahun, 22 kg, 120 cm.
Terapi farmakologis:
o Paracetanol sirup 250 mg/5 ml 3x1 cth PO bila demam
o Vit B comp 1x1 PO
o Vit C 1x1 PO
o Antasida sirup 3x1 cth PO bila nyeri perut
Terapi non farmakologis:
o Bedrest, istirahat cukup
o Banyak minum air putih/jus
o Edukasi pasien mengenai tanda gawat demam berdarah: muntah terus-menerus,
nyeri tekan ulu hati, sesak/terdapat kumpulan cairan, penurunan kesadaran,
serta pembesaran hepar >2 cm. Jika ada, segera ke IGD terdekat
o Periksa H2TL ulang
- Monitoring & Evaluasi
Monitoring dilakukan secara berkala saat pasien kontrol. Evaluasi apakah
pengobatan sudah adekuat. Edukasi dan promosi kesehatan perlu dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat dalam upaya untuk mengendalikan dan
mencegah penularan virus dengue, dengan cara membasmi nyamuk melalui
pemberantasan sarang nyamuk. Saran: perlu dilakukan intervensi lebih lanjut
terhadap kejadian demam dengue di wilayah kerja puskesmas kramatwatu untuk
memutus rantai penularan penyakit dan mencegah KLB.
F7 – Mini Project
- Latar Belakang
- Permasalahan
- Perencanaan & Pemilihan Intervensi
- Pelaksanaan
- Monitoring & Evaluasi