Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Berbicara mengenai peranan pembangunan dan masalah-masalah


kesehatan yang mendasar pada pola dan arah strategi pembangunan kesehatan,
maka tidak terlepas dari masalah komunikasi, penyebaran informasi dan diterima
atau tidaknya suatu gagasan baru tersebut. Gagasan baru dapat tersebar dengan
melalui proses difusi inovasi. Dalam usaha membangun kesehatan maka peranan
komunikasi sangat penting. Komponennya yaitu komunikator berperan sebagai
gerakan aktivitas informasi, motivasi dan edukasi masyarakat bisa memahami
kesehatan. Bahwa kesehatan itu pada dasarnya menyangkut semua kehidupan,
baik kehidupan perseorangan, keluarga, kelompok manusia, masyarakat luas
maupun bangsa. Dengan kata lain, ruang lingkup dan jangkauannya sangat luas.
Upaya peningkatan kesehatan itu dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial
budaya termasuk ekonomi, lingkungan fisik dan biologik yang semuanya bersifat
dinamis dan kompleks serta tidak lepas dari pengaruh perkembangan dunia
internasional. Jelaslah bahwa upaya peningkatan kesehatan cukup luas dan
kompleks masalahnya sehingga memerlukan usaha yang intensip dan mantap
(dalam menangani masalah-masalah kesehatan dan pembangunan kesehatan).
Berbagai faktor yang perlu diperhatikan, antara lain faktor lingkungan
yang selalu berubah dan berpengaruh pada pola atau arah strategi pembangunan
kesehatan nasional. Masalah-masalah kesehatan semakin bertambah kompleks di
Indonesia, misalnya, banyak masalah-masalah dan pembangunan kesehatan
dipengaruhi oleh faktor lainnya, sehingga pola atau arah dan pembangunan
kesehatan nasional dipengaruhi pula. Dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan yang semakin kompleks tersebut Departemen Kesehatan telah
membentuk suatu Sistem Kesehatan Nasional (SKN) Adapun pemikiran dasar
Sistem Kesehatan Nasional pada pokoknya meliputi antara lain, tercapainya
kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk dan terwujudnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya, upaya peningkatan kesehatan, pencegahan
penyakit yang dilakukan secara terpadu dan pemerintah mengusahakan pelayanan
kesehatan yang merata dan terjangkau oleh seluruh rakyat. Lebih terperinci lagi
pembangunan kesehatan dirumuskan dalam RPJPK dan dijabarkan dalam

1
RP3JPK. RPJPK ini merupakan kemauan (Karsa), dan karsa ini ditetapkan dalam
Karsa Husada, yang terdiri dari:

− peningkatan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri


dalam kesehatan,

− perbaikan mutu lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan,

− peningkatan status gizi masyarakat.,

− pengurangan kesakitan dan kematian,

Untuk mencapai karsa tersebut diatas ditetapkan pula upaya pokok, yang disebut

Panca Karya Husada dan terdiri dari:

− peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan,

− pengembangan tenaga kesehatan,

− pengendalian, pengadaan dan pengawasan obat, makanan dan bahan


berbahaya bagi kesehatan,

− perbaikan gizi dan peningkatan kesehatan lingkungan,

− peningkatan dan pemantapan manjemen hukum.

− pengembangan keluarga sehat sejahtera, dengan makin diterimanya


norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.

1.2. Perumusan Masalah

Seperti diketahui bahwa masalah kesehatan sangat luas ruang lingkupnya


dan sangat kompleks. Masalahnya bukan hanya menyangkutkesehatan semata-
mata tetapi faktor sosial budaya, ekonomi, pendidikan, sikap dan kepercayaan
turut berpengaruh didalamnya. Jika dilihat dari sudut ini, maka masalah

2
kesehatan bukan hanya masalah dokter, dan ahli-ahli kesehatan saja, tetapi
masalah kesehatan juga merupakan tanggung jawab para ahli ilmu sosial.

Karena luasnya masalah kesehatan, maka penulis perlu membatasi untuk


memberikan kajian yang ini, masalah akan dibatasi tentang Keluarga Berencana
dan kesehatan reproduksi. Titik berat kesehatan dalam program kesehatan serta
sejauh mana posyandu sebagai sumber atau medium dalam menyalurkan pesan-
pesan kesehatan. Struktur sosial adalah lembaga-lembaga formal dan informal
yang ada dalam masyarakat desa seperti birokrasi pemerintahan desa. Norma
sistem sosial adalah pedoman tingkah laku yang telah dianut oleh suatu anggota
sistem sosial tertentu. Struktur sosial dan norma sistem sosial masyarakat desa
pada umumnya bersifat tradisional. Masyarakat tradisional memiliki ciri-ciri
antara lain berpendidikan relatif rendah, kehidupan sosial ekonomi lemah, pola
hubungan interpersonal sangat kuat, sedikit sekali komunikasi yang dilakukan
oleh anggota sistem dengan pihak luar. Dari kondisi ini maka pengenalan
terhadan pengobatan modern relatif masih rendah dan pengenaan media massa
juga rendah. Sebaliknya pola komunikasi yang banyak digunakan adalah
komunikasi interpersonal.

Dengan demikian struktur sosial dan norma sistem sosial masyarakat desa
mempunyai pengaruh terhadan tingkah laku orang-orang dewasa serta
perubahannya dalam menjawab tantangan komunikasi. Sebaliknya struktur sosial
dan norma sistem sosial desa kemungkinan bisa berpengaruh. Dapat merintangi
atau sebaliknya dapat pula memudahkan proses difusi inovasi. Demikian juga
difusi inovasi bisa pula merubah struktur sosial dan norma sistem sosial suatu
masyarakat.

3
BAB II
KELUARGA SEHAT DAN SEJAHTERA

2.1 Keluarga Sehat

A. Konsep Sehat dan Tidak Sehat

Berdasarkan pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan


didefinisikan sebagai keadaan fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara
lengkap dan bukan hanya sekedar tidak mengidap penyakit atau kelemahan.
Faktor-faktor utama yang mempengaruhi derajat kesehatan diantaranya
kondisi sosial (10%); kondisi medis (8%); kondisi iklim (7%); faktor
keturunan (15%) dan gaya hidup (60%). Setiap orang akan selalu
mendambakan badan yang sehat dan bugar serta memiliki daya tahan tubuh
yang kuat. Keadaan ini dapat diraih dengan menerapkan pola hidup alami
dalam kehidupan sehari-hari, seperti gizi seimbang, gerak badan dan gaya
hidup sehat.

B. Sehat Badan dan Sehat Jiwa


Kesehatan merupakan hal yang tidak ternilai. Lebih baik menjaga tubuh kita
daripada mengobatinya saat sakit. Berikut ini adalah beberapa tips supaya
badan tetap sehat.

4
1. Minum air putih sebanyak mungkin. Minimal 5 sampai 8 gelas perhari
akan membuat Anda terhindar dari berbagai penyakit. Di antaranya
tekanan darah tinggi, diabetes, sakit perut akibat maag dan sebagainya.
2. Perbanyak kandungan serat dalam tubuh. Selain melancarkan
pencernaan, karbohidrat dalam makanan kaya serat seperti sayur dan buah
akan meningkatkan energi Anda tanpa menambah kadar lemak dalam
tubuh.
3. Olahraga secara teratur. Selain dapat membakar lemak dan kalori
berlebihan dalam tubuh, olahraga juga dapat mengendurkan otot yang
kencang serta menghilangkan stres.
4. Cukup tidur. Saat tidur tubuh akan beristirahat dengan total. Maka jika
waktu tidur berkurang, otomatis tubuh akan lemas dan gampang terserang
penyakit.
5. Banyaklah tertawa. Percaya atau tidak tertawa merupakan obat yang
cukup ampuh melawan penyakit. Pikiran yang positif dan bahagia dapat
mempengaruhi Anda baik secara mental dan fisik. Semakin bahagia Anda,
maka semakin penyakit datang menyerang.

C. Makanan Bergizi

Tubuh yang sehat sangat tergantung dari asupan gizi yang masuk ke dalam
tubuh melalui makanan. Gizi tidak hanya harus lengkap, tapi juga harus
seimbang dalam proporsi yang tepat, artinya tidak berlebihan atau
kekurangan.Gizi yang seimbang menjadikan kulit sehat berseri

Apabila asupan makanan kurang dari batas minimum akan menimbulkan


masalah kurang gizi, sedangkan apabila berlebihan dapat menimbulkan
beberapa masalah seperti obesitas, kolesterol tinggi, asam urat dan lain-lain.
Untuk mencapai gizi optimal dengan komposisi yang tepat hendaknya
memilih makanan dan minuman alami seperti sayuran hijau, buah-buahan,
kecambah, kacang-kacangan, biji-bijian, berries, makanan rendah lemak
namun tinggi serat serta air yang bersih dan sehat.

5
D. Lingkungan Bersih
Beberapa waktu lalu diberitakan kota dengan predikat terbersih dan terkotor di
provinsi Riau. Pekanbaru terpilih sebagai Kota Terbersih dan ini tidak
mengejutkan karena melalui Progam K3 (Kebersihan,Keindahan, Ketertiban)
Kota Bertuah ini sebelumnya nahkan meraih Anugerah Adipura dari
pemerintah pusat .
Membaca berita tersebut penulis teringat akan pertemuan Menteri
Kependudukan dan Lingkungan Hidup (waktu itu) Emil Salim dengan para
ulama di Gedung Daerah. “Saya bingung ketika diangkat menjadi menteri
yang menangani tugas di luar keahlian saya”, kata beliau memulai
pembicaraan. Seperti diketahui beliau adalah ekonom dan sebelumnya
menjabat Menteri Perhubungan. “Karena bingung, suatu hari saya menemui
Buya Hamka dan memperoleh banyak informasi tentang lingkungan hidup
dari sudut pandang Islam. Buya menyarankan agar bila ke daerah temuilah
para ulama dan sarannya itulah yang mendorong saya bertemu dengan bapak-
bapak para ulama malam ini” katanya selanjutnya.

Pada pertemuan tersebut beliau mempertanyakan mengapa lingkungan hidup


umat Islam tidak bersih sementara ajaran tentang kebersihan termuat dalam
ajaran agamanya. Beliau meminta pandangan hadirin atas masalah tersebut.
Setelah beberapa orang menyampaikan pandangannya, penulis mengatakan
bahwa penyebab masalah tersebut adalah kemiskinan. “Bung benar”, tegasnya,
“akan tetapi saya telah mengunjungi negara Islam yang kaya, dan
lingkungannya tetap saja brengsek (sic.). Mengapa ini terjadi?”. Beliau
menjawab sendiri pertanyaan itu. “Penyebabnya adalah karena mereka tidak
memiliki kesadaran lingkungan”, katanya. Jadi kemiskinan atau tak adanya
kesadaran lingkungan menjadi kendala bagi lestarinya lingkungan hidup,
termasuk lingkungan yang bersih.

Mengenai ajaran tentang kebersihan, para mubalig sering mengutip hadits


Nabi yang begitu popular , yaitu, ” Kebersihan itu bagian dari iman”. Akan
tetapi kemiskinan bisa menjadi salah satu penyebab mengapa ajaran itu tidak
teramalkan secara utuh. Pada hadits yang lain Nabi mengatakan bahwa “
Kemiskinan memperdekat ke kekufuran”. Kufur artinya ingkar dan dalam

6
konteks ini hadits ini mengisyaratkan bahwa seseorang bisa mengingkari,
dalam pengertian mengabaikan ajaran agamanya - termasuk ajaran tentang
kebersihan - bila kondisinya miskin. Perhatikanlah misalnya, warga kota yang
karena kemiskinannya tinggal di kawasan yang disebut slum ( kawasan
kumuh). Mereka pada umumnya lebih bergulat memenuhi kebutuhan primer
keluarganya ketimbang memikirkan kebersihan lingkungannya. Akibatnya,
sampah berserakan dan kakus dibuat seadanya, yang bisa mengundang
berbagai penyakit. Namun kemiskinan tidak hanya terdapat pada tataran
individu/kelompok, tetapi juga pada tataran negara. Di negara miskin, .kota-
kota tidak mempunyai anggaran memadai yang dapat dialokasikan untuk
menjaga kebersihan lingkungan. Petugas kebersihan kurang jumlahnya dan
truk pengangkut sampah juga terbatas jumlahnya. Kondisi itu membuat kota
tidak selalu bersih.

Sebaliknya, sebuah kota yang kaya seperti Sydney – sebagaimana penulis lihat
- sebagai contoh, mampu menjaga lingkungan yang bersih Pembangunan jalan
raya dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada rumah penduduk yang
tidak bisa dilalui truk pengangkut sampah Dalam hal pengelolaan sampah
rumah tangga, setiap keluarga membuang sampah ke dalam tempat sampah
yang dibuat menurut diameter tertenu. Pada hari-hari tertentu tempat sampah
itu diletakkan di atas trotoir di depan rumah untuk kemudian dipungut
sampahnya oleh petugas kebersihan - biasanya lewat tengah malam. Petugas
memungut sampah itu dengan menggunakan truk yang memiliki ‘tangan
mekanik ’ yang bisa mengangkat tempat sampah ke atas truk, mengucurkan
isinya dan meletakkannya kembali pada tempatnya. ‘Tangan mekanik’ itu
dikendalikan sendirian oleh sang sopir dari tempat duduknya. Jadi proses
memungut sampah itu hanya dilakukan satu orang , tidak ‘padat karya’ seperti
di negeri kita. Di tempat yang telah ditentukan sampah-sampah itu disortir
menurut jenisnya (kertas, kardus, kaleng, plastik, kaca dan sebagainya ) untuk
kemudian didaur ulang (recycling). Surat kabar The Sydney Morning Herald,
misalnya, dicetak di atas kertas hasil daur ulang itu. Konsep daur ulang itu
sudah tentu tidak secara cepat menguras sumbar daya alam Kebutuhan akan
kertas, misalnya, tidak selalu dipenuhi dengan cara membabat hutan.

7
Dari ilustrasi singkat ini tampak bahwa tingkat kebersihan sesuatu kota
berkorelasi secara positif dengan tingkat perkembangan ekonominya. Akan
tetapi tingkat perkembangan ekonomi yang maju saja tidaklah cukup bila tidak
didukung oleh kesadaran warga akan kebersihan lingkungannya. Di negara-
negara maju di dunia Barat, menjaga kebersihan lingkungan itu telah
membudaya. Budaya bersih itu tumbuh bukan karena motivasi agama, tetapi
oleh alasan pragmatisme – bersih itu sehat dan bersih itu indah. Penulis tidak
pernah melihat sebuah puntung rokok pun di jalan-jalan di kota London, juga
tidak melihat sampah dalam bentuk apa pun. Pada jarak-jarak tertentu
disediakan tempat membuang sampah dan warga kota berdisiplin membuang
sampah apa saja ke dalam tempat sampah itu.

Mensosialisasikan budaya bersih terutama di kota-kota hauslah dijadikan


program yang anggarannya dialokasikan dalam APBD setiap kota. Sosialisasi
itu sebaiknya melalui Tri Pusat Pendidikan, yaitu rumah tangga. sekolah dan
masyarakat. Di rumah tangga, kedua orang tua haruslah menjadi teladan bagi
anak-anaknya dalam menjaga kebersihan. Tempat sampah harus disediakan,
termasuk di kamar tidur anak-anak. Semua sampah betapa pun kecilnya harus
dibuang di tempat sampah tadi, dan aturan ini berlaku bagi seluruh anggota
keluarga. Di luar rumah tidak boleh ada sampah yang berserakan. Sampah-
sampah harus dikumpulkan untuk diangkut petugas kebersihan. Ini mungkin
menjadi kendala bagi sebuah kota mengingat terbatasnya anggaran dan oleh
karena itu hendaknya dibangun semacam proyek percontohan di
kelurahan/kawasan tertentu.

Di sekolah, upaya di rumah tangga diteruskan dengan guru sebagai motivator.


Harus diciptakan lingkungan yang bersih dan setiap pelanggaran harus diberi
sanksi, betapapun ringannya sanksi itu, misalnya simurid disuruh memungut
kembali sampah yang dibuangnya dan memasukkannya ke dalam tempat
sampah.

Upaya menginternalisasikan budaya bersih melalui rumah tangga dan sekolah


itu akan mantap bila didukung oleh lingkungan masyaratat yang bersih. Bila
tidak, simurid akan melihat kesenjangan antara apa yang dibiasakannya di
rumah dan di sekolah dengan realitas yang terjadi di masyarakat, dan ini tidak

8
menguntungkan bagi pembentukan budaya lingkungan bersih itu. Di sinilah
para ulama/dai’ dapat memainkan peranannya. Sebagai tokoh yang paling
sering bertatap muka dengan masyarakat, mereka diharapkan dapat membantu
pemerintah dalam membangun budaya tersebut. Akan tetapi imbauan saja
kadang-kadang tidak efektif. Maka Peraturan Daerah tentang kebersihan perlu
ditegakkan dengan memberi sanksi bagi sipelanggar. Budaya bersih di negara-
negara maju itu tidak tumbuh dengan sendirinya, tetapi didukung oleh
penegakan hukum (law enforcement). Di London, sipembuang puntung rokok
secara sembarangan dikenakan denda uang.

2.2 Keluarga Sejahtera

A. Konsep Sejahtera
Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas
perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
material yang layak, bertakwa kepada TYME, memiliki hubungan serasi,
selaras, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat
dan lingkungan.

B. Hidup Makmur
Hidup makmur, Seringkali kita menyamakan hidup makmur berarti kita hidup
berkelimpahan dalam uang padahal masih banyak sisi lain dari hidup makmur
itu. yang harus dilakukan yaitu kita perlu menggali potensi yang ada dalam
diri kita. Ketika tahu potensi kita, maka akan semakin memperkaya kita. Jadi,
hendaklah kekayaan yang kita cari itu bukanlah kekayaan materi duniawi, tapi
kekayaan lahir batin.

C. Hidup Teratur

Hidup teratur ciri orang maju. Sebaliknya, hidup tak teratur menandakan pola
ketidakmajuan. Mulai teratur dari bangun tidur, makan, bekerja sampai
istirahat kembali. Teratur perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan sampai
pengontrolan. Tak hanya itu, teratur kehidupan peribadi, keluarga, masyarakat
sampai kehidupan bernegara. Implikasi keteraturan ialah lahirnya kedisiplinan,
yakni ketaatan terhadap aturan yang berlaku. Tanpa adanya kedisiplinan,
sebuah aturan bagaimana pun baiknya tak akan berarti dan berfaedah. Aturan
9
lalu lintas, misalnya, tanpa adanya kedisiplinan (ketaatan) pemakai jasa lalu
lintas, tidak berarti apa-apa, dan yang mungkin ialah, terjadinya kemacetan
serta kecelakaan. Pun demikian telah dicabutnya izin perjudian dan semakin
kokohnya larangan perjudian, tanpa adanya kedisiplinan, ia tak membawa
hikmah apa-apa, selain masyarakat akan tetap berhadapan dengan perjudian.

D. Hidup sehat
Tip agar hidup sehat :
a. olahraga yang cukup

b. Makan makanan rendah kolesterol, hindari fast food seperti KFC, mie
instan, dll bukan melarang secara total tapi. jangan terlalu sering makan.

c. usahakan makan buah setiap hari kalau tidak bisa seminggu sekali,
buah tidak harus mahal. pepaya atau pisang cukup tinggi kandungan
gizinya.

d. puasalah senin dan kamis, insyaAlloh akan meningkatkan kesehatan


anda.

E. Hidup Aman dan Tentram

Manusia selalu menginginkan hidup yang aman dan tentram tidak peduli
status ekonominya. Yang kaya aman dengan segala harta kekayaannya. Si
miskin aman dan tentram denagn kekurangannya. Hidup aman di kota besar
seperti Jakarta adalah sesuatu yang teramat langka. Karena di kota besar
seperti Jakarta kehidupan penuh dengan persaingan yang memerlukan tenaga
dan pikiran yang ekstra kuat.

Hidup yang aman di kota besar hanya di miliki sebagian orang saja seperti
ketika ia melintas di jalan raya, ia tidak pernah merasakan macet yang luar

10
biasa yang memerlukan kesabaran dan ke disiplinan tinggi dalam berlalu lintas
kalau tidak, siap- siaplah menanti hukuman. Namun di balik kehidupan yang
penuh persaiangan itu, terkadang timbul rasa peduli yang tinggi sehingga
mengalahkan pengertian hidupa aman seperti uraian di atas. Dengan cara
dapat berbagi maka rasa hidup aman dan tentram bukan saja di dapat pada
waktu di dunia di akhiratpun kita dapat merasakan kehidupan aman dan
tentram yang sesungguhnya.

Memang jarang sekali manusia belajar dari persaingan hidup yang keras ini,
yang akan membawa mereka untuk saling berbagi dengan sesamanya. Yang
ada di benak mereka adalah bagaimana hidup aman dan tentram secara instan
yang pada akhirnya membawa pada kesengsaraan yang berkepanjangan.
Seperti seorang korupsi secara harta dan benda ia merasa aman dan tentram
karena telah memnuhi kebutuhan hidup keluarganya akan tetapi di balik itu
semua ada hak orang lain yang harus di pertanggung jawabkan baik di
hadapan Tuhan dan juga manusia.

Mulailah hidup aman dari yang sederana dan simpel tanpa harus melukai atau
mengambil hak orang lain yang lebih membutuhkannya.

F. Hidup Senang

Ada beberapa hal yang bisa kita coba dalam me”refresh” semangat hidup agar
senantiasa bisa lebih bahagia. Yang harus dilakukan adalah:
1. Lakukan Sesuatu yang Berbeda.
Misalnya, mencoba turun di halte bus yang berbeda, untuk kemudian
menempuh sisa perjalanan dengan berjalan kaki. Apa pun yang biasanya
Anda lakukan, coba saja menambahkannya dengan sedikit perubahan.
2. Berlibur
Bahkan jika Anda hanya dapat menikmati libur di hari Sabtu atau Minggu,
gunakan kesempatan tersebut untuk menikmati suasana yang berbeda.
Dengan demikian, mungkin saja Anda, bisa berkenalan dengan orang-
orang yang dapat memberikan masukan baru dan lebih segar kepada Anda.

11
3. Lebih Bertanggungjawab
Apakah Anda lebih sering mempersalahkan keadaan atau orang lain jika
terjadi sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang Anda harapkan? Jika
demikian, ingat: Anda sendiri yang bertanggungjawab atas kehidupan
yang Anda jalani. Jadi, cobalah untuk lebih memperbaiki diri sendiri.
4. Umur Hanya Sebentuk Angka
Terlalu banyak memaksakan diri untuk bersikap dewasa hanya akan
membuat Anda menjadi semakin tua. Sesekali, pergilah ke taman hiburan
untuk mencoba berbagai macam permainan yang tersedia. Tertawa dan
bersenang-senanglah sepuasnya.

5. Sisipkan dalam Kegiatan Harian


Catat apa saja yang biasanya Anda lakukan. Tambahkan sesuatu yang
menyenangkan pada setiap poinnya. Misalnya, olah raga, musik, dll.
Setelah mencobanya, Anda akan tampak lebih muda dan merasa jauh lebih
gembira.
6. Buat Orang Lain Merasa Lebih Senang.
Selama ini seberapa sering Anda melakukan sesuatu untuk kepentingan
orang lain? Anda akan merasa terkejut saat menyadari bahwa Anda akan
merasa jauh lebih gembira jika bisa membuat orang lain merasa senang.
7. Lebih Berani Dibandingkan dengan Biasanya
Sesekali, tidak ada salahnya melakukan sesuatu yang mampu memancing
aliran adrenalin. Coba saja, Anda pasti akan merasa jauh lebih
bersemangat menghadapi apa saja.
8. Berhenti, “Besok Saja Ah!”
Apakah ada yang perlu Anda lakukan? Atau ada tugas yang belum
terselesaikan? Mengapa menunggu besok jika bisa dilakukan sekarang?
9. Perhatikan, Jaga dan Rawat Diri Sendiri.
Sesekali mencoba spa, pijat refleksi atau apa saja yang dapat membuat
Anda merasa jauh lebih nyaman. Anda berhak menikmatinya.
10. Bersyukur Akan Segala Hal yang Anda Miliki Selama Ini.

12
Jangan hanya bisa mengeluhkan hal-hal yang belum bisa Anda peroleh,
karena di luar sana masih banyak orang yang jauh lebih menderita
dibandingkan dengan Anda.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Keluarga adalah satu institusi sosial karena keluarga menjadi penentu
utama tentang apa jenis warga masyarakat. Apabila keluarga kukuh, maka
masyarakat akan bersih dan kukuh. Namun apabila rapuh, maka rapuhlah
masyarakat. Begitu pentingnya keluarga dalam menentukan kualitas masyarakat,
sehingga dalam pembentukan sebuah keluarga harus benar-benar mengetahui
pilar-pilar membangun sebuah keluarga.
Untuk mencapai jiwa yang sehat diperlukan usaha dan waktu untuk
mengembangkan dan membinanya. Jiwa yang sehat dikembangkan sejak masa
bayi hingga dewasa, dalam berbagai tahapan perkembangan. Pengaruh lingkungan
terutama keluarga sangat penting dalam membina jiwa yang sehat. Salah satu cara
untuk mencapai jiwa yang sehat adalah dengan penilaian diri yaitu bagaimana
seseorang melihat dirinya yang berkaitan erat dengan cara berpikir, cara berperan,
dan cara bertindak.

3.2 SARAN
1. Merencanakan masa depan dengan lebih baik: Belajar hidup tertib dan teratur dan
menggunakan waktu sebaikbaiknya.

2. Menerima diri sendiri sebagaimana adanya

3. Menerima lingkungan sebagaimana adanya

4. Berbuat sesuai kemampuan dan minat

5. Membuat keputusan yang bijaksana

6. Berpikir positif

7. Membicarakan persoalan yang dihadapi dengan orang lain yang dapat dipercaya

8. Memelihara kesehatan d in sendiri

9. Membina persahabatan dengan orang lain

14
10. Meluangkan waktu untuk diri sendiri: Jika merasa tegang dan letih perlu istirahat atau
rekreasi

11. Melakukan relaksasi: Melalukan releksasi selama 10-15 menit setiap hari untuk
mengendorkan ketegangan otot yang diakibatkan oleh stres.

15
DAFTAR PUSTAKA

Noor, Faried Ma’ruf. 1983. Menuju keluarga sejahtera dan bahagia. Bandung.
PT.Alma’arif

16

Anda mungkin juga menyukai