Anda di halaman 1dari 16

MATERI TARBIYYAH No.

Dok : 03/MT/BPK/001
MARHALAH TAMHIDI Pokok Bahasan : Tafakur Tentang
________________________ Awan
__ No. Urut PB. : 10
Jumlah Halaman : 6
MADAH : AQIDAH

I. TUJUAN UMUM MADAH

Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang
digali dari Al Qur`an, As Sunah, dalil-dalil naqly dan aqly, menanamkannya dalam
jiwa, dan membersihkannya dari bid`ah dan khurofat yang mungkin mengotorinya.

II. TUJUAN KOGNITIF


1. Menjelaskan bahaya akibat jahil terhadap ilmu tauhid
2. Pengaruh Ilmu Tauhid dalam Kehidupan
3. menentukan hal-hal yang menghilangkan tauhid

III. TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK


1. tidak meruqyah (jampi-jampi), kecuali yang berasal dari al Qur`an atau ruqyah
yang ma`tsur (dilakukan oleh Rasulullah saw)
2. tidak berhubungan dengan jin atau meminta tolong kepada orang yang
berhubungan dengan jin
3. tidak meramal nasib atau mendatangi dukun atau ahli nujum
4. tidak mengusap-usap batu nisan atau minta tolong pada orang yang telah
dikubur
5. tidak bersumpah dengan selain Allah
6. tidak pesimis
7. mengikhlaskan niat dan tujuan untuk Allah Swt
8. selalu menghadirkan niat dalam setiap aktifitas
9. beriman kepada adzab kubur dan nikmat di dalamnya
10. mensyukuri Allah atas nikmat-Nya
11. menepati janji

IV. PILIHAN KEGIATAN


Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :
1. Kegiatan Pembuka
a. Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji Tafakur Tentang Awan
Menginventarisir tentang penomena kemusrikan sebagai akibat lemahnya
pemahaman tentang ilmu tauhid

2. Kagiatan Inti:
a. Kajian tentang Tafakur Tentang Awan
b. Berdikusi dan tanya jawab seputar pokok bahsan ( lihat tujuan Kognitif,
afektif dan psikomotor
c. Penekanan dari murobbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
Tafakur Tentang Awan
3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri
b. Evaluasi

V. KEGIATAN PENDUKUNG (PILIHAN)


1. mengadakan rihlah dan tafakkur tentang ciptaan Allah Swt hingga dapat
membuktikan adanya pencipta dengan akalnya
2. mengumpulkan ayat-ayat al Qur`an yang menunjukkan pada tafakkur
3. mengumpulkan ayat-ayat yang menunjukkan Tafakur Tentang Awan
mengumpulkan hadits-hadits yang menunjukkan hal di atas
4. menulis makalah yang menyebutkan dalil-dalil ke-Esa-an Allah
5. mengumpulkan perkataan-perkataan orang muslim dan lainnya yang obyektif
yang menunjukkan Tafakur Tentang Awan
6. mengkaji pengaruhnya
7. (keesaan Allah)terhadap kaum muslimin
8. memberikan pelajaran yang menerangkan tentang Tafakur Tentang Awan, dan
menunjukkan sikap dan fakta yang menunjukkan pada hal tersebut

VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH


1. Test akademis melalui pertanyaan, diskusi dan dialogmenggunakan metode
pencatatan untuk meyakinkan (menegaskan) tercapainya tujuan
2. Test kemampuan untuk membandingkan sejauh mana tujuan telah tercapai
3. Menggunakan metode pencatatan dalam membandingkan tujuan-tujuan
kemahiran
4. Wirid muhasabah

VII. TARBIYAH DZATIYAH


1. Mengerti makna agama dan kebutuhan manusia terhadapnya
2. Mengerti bahwa masalah tauhid adalah muatan setiap risalah
3. Mengerti kebutuhan manusia pada agama Allah, dan kedudukan Islam dari
syariat-syariat yang lain
4. Mengerti hakikat agama Islam dan hal-hal yang menjadi penopangnya secara
global

VIII. MAROJI’
1. Al Aqo`id al Islamiyah karangan Sayyid Sabiq
2. Aqidatut Tauhid karangan Al Qorodlowi
3. Ta`rif `Aam bi Diinil Islam karangan Ali Thonthowi
4. Aqidatul Muslim karangan al Ghozali

IX. MUHTAWA
CAIRAN YANG MENGAMBANG

Awan, Cairan yang Mengambang


Tanya: Apakah sebenarnya awan itu?
Jawab: Awan adalah air yang mengambang di udara. Jika dalam jumlah yang banyak
maka akan terbentuk hujan lebat yang turun ke bumi menghasilkan air sumur, sungai,
telaga, dan mata air yang dapat kita minum, kita gunakan untuk menyiram tanaman, dan
diminum pula oleh hewan ternak kita.
          
       
Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari
langit, maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di bumi kemudian ditumbuhkan-
Nya dengan air itu tanam-tanaman yang bermacam-macam warnanya. (Az-Zumar
(39):21).

Tanya: Bagaimana awan terbentuk?


Jawab: Allah swt mengirimkan panas matahari untuk menguapkan air di permukaan laut.
Uap air laut yang telah menjadi tawar naik ke atas namun hanya sampai ke ketinggian
tertentu agar ia dapat menjadi rahmat bagi hamba-hamba Allah swt. Demikianlah Allah
swt menetapkan sunnah-Nya di alam semesta, Ia tetapkan air laut yang asin berubah
menjadi hujan yang tawar dan amat dibutuhkan oleh manusia.

Tanya: Bagaimana Sunnatullah dalam pembentukan awan ini?


Jawab: Pertama, Allah swt menjadikan panas matahari serta angin sebagai penyebab
naiknya uap air laut ke ketinggian yang melebihi ketinggian gunung agar kumpulan uap
air itu tidak terhalang oleh gunung ketika ia bergerak dari atas laut menuju tengah-tengah
daratan. Allah swt menguapkan air laut tanpa disertai unsur garamnya agar dapat
diminum oleh manusia, hewan dan tumbuhan.
       
        
  
Maka Terangkanlah kepadaKu tentang air yang kamu minum. Kamukah yang
menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya
Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur? (Al-waqi'ah (56): 68-
70).

Kedua, Allah swt Dialah yang telah menjadilkan angin dan panas matahari sebagai sebab
terangkatnya uap air dari laut melebihi tinggi rata-rata gunung seperti firman-Nya:
          
     
Dan dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, kami halau ke suatu daerah yang tandus. (Al-A'raf (7): 57).

Makna ‫ت‬ ‫ل‬


‫ أققل ت‬pada ayat di atas adalah membawa dan mengangkat.
Allah swt menjadikan suhu yang dingin di udara semakin dingin sampai pada ketinggian
8 mil saja. Ini membuat air tidak dapat melebihi ketinggian tersebut.

Tanya: Mengapa semakin ke atas suhu semakin dingin?


Jawab: Seharusnya semakin kita naik ke atas kita akan semakin merasakan panas karena
jarak dengan matahari relatif semakin dekat. Namun di bawah ketinggian 8 mil keadaan
justru sebaliknya. Ini dimaksudkan agar uap air tidak terus naik ke atas sehingga tidak
kering atau hilang.
         
    
Dan Kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan
Sesungguhnya kami benar-benar berkuasa menghilangkannya. (Al-Mu'minun (23): 18).

Tanya: Bagaimana pengumpulan uap air dapat terjadi?


Jawab: Uap air itu amat ringan dan tak dapat dilihat, karenanya ia naik ke atas. Lalu
Allah swt mengirim angin yang membawa zat-zat tertentu yang berfungsi mengumpulkan
uap-uap air itu di sekelilingnya sehingga terbentuk gumpalan besar uap air yang kita lihat
sebagai awan. Awan yang berat dengan uap air itu membantunya untuk tidak terus naik
ke atas.
        
         
          
Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, Maka apabila
hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendakiNya, tiba-tiba mereka
menjadi gembira. (Ar-Rum (30): 48).

Di samping kedua sunnatullah yang telah disebutkan (sunnah Allah swt berupa naiknya
uap air laut di atas ketinggian gunung dan sunnah Allah swt berupa tertahannya gumpalan
awan yang berisi uap air pada ketinggian 8 mil), juga terdapat ni'mat lain bagi manusia
(sunnatullah yang ketiga) berupa bergeraknya awan yang telah berisi air itu menuju ke
atas daratan yang dihuni manusia, hewan dan tumbuhan.
          
        
        
  
Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum
kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu, maka kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-
buahan. seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-
mudahan kamu mengambil pelajaran. (Al-a'raf (7): 57).

Renungkanlah bagaimana ukuran kecepatan angin yang amat sesuai dengan berat dan
kepekatan awan sehingga tidak membawa dampak kehancuran. Allah swt telah
memberikan beberapa pelajaran kepada kita dengan angin yang menghancurkan yang
kecepatannya 75 mil perjam. Dan bila kecepatannya mencapai 200 mil perjam maka
angin itu tidak akan menyisakan apapun. Dan agar Anda ketahui betapa besar pengaruh
rahmat Allah swt kepada kita ingatlah bahwa angin dengan kecepatan tinggi itu ada pada
ketinggian 5 mil saja di atas kepala kita di mana arus angin dengan kecepatan 200 mil
perjam tersebut berada 5 mil di atas permukaan laut. Jika angin dengan kecepatan 200
mil perjam ini turun beberapa mil saja pasti semua struktur kehidupan akan rusak setelah
ia merusak sistem pengaturan hujan. Perlu diketahui bahwa daerah di atas angin
penghancur ini adalah daerah yang tak berangin. Jika urutan ini terbalik maka rusaklah
semua sistem yang telah ada. Anda lihat bagaimana perencanaan dan program yang amat
sempurna di atas permukaan bumi ini.
Keempat, adalah sunnatullah turunnya hujan berupa butiran-butiran air yang kecil bukan
air bah yang dapat menghancurkan segala sesuatu.
Kelima, sunnatullah mengalirnya sungai-sungai yang berpencar di permukaan bumi
seperti pembuluh darah bagi tubuh manusia.
Keenam, sunnatullah menyerapnya sebagian besar air ke dalam bumi agar air tidak
tercemar dan agar tanah laik untuk ditelusuri tanpa gangguan air.
Ketujuh, sunnatullah tersimpannya air di dalam bumi dengan jarak yang tidak jauh
sehingga dapat dimanfaatkan oleh manusia berupa mata air atau sumur. Air ini tertahan
oleh bebatuan yang seperti bejana penampung air sehingga tidak menembus ke
kedalaman bumi yang tak terjangkau manusia.
Firman Allah swt:
         

Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; Maka
siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?" (Al-mulk (67): 30).

Jadi,
 Di bumi ini ada program sempurna yang bekerja di bawah perintah Penciptanya
dengan amat rapi dan teratur.
 Ada juga di sana Sunnatullah yang tetap, berkadar, dan sangat rapi yang bekerja
membentuk air hujan, mengangkat air dari laut ke ketinggian di atas gunung
setelah dihilangkan unsur garamnya, kemudian air itu dikirim untuk semua
makhluk yang membutuhkannya di tengah-tengah daratan luas dengan
menurunkannya dalam bentuk tetesan lembut yang bermanfaat dan tidak
membahayakan. Lalu ia menjadi sungai-sungai yang penuh manfaat atau diserap
ke dalam bumi agar tidak menganggu kehidupan dan agar terjaga dari polusi serta
menjadi cadangan air yang ditampung dengan jarak tidak jauh dari permukaan
bumi oleh wadah dari bebatuan.

ِ‫الدَعاء‬
ّ ُ‫جْيب‬
ِ ‫ُم‬
Yang Mengabulkan Doa

Tanyakan orang-orang bijak tentang rahmat Tuhan-mu Yang Maha Mengabulkan


doa, tanyakan tentang pengabulan-Nya akan permohonan dan rintihan orang-orang yang
terjepit dan terhimpit.
Tanyakan betapa banyak tanah tandus saat hujan tak jua turun, lalu kaum
muslimin keluar seperti yang diajarkan Rasulullah saw untuk menyeru Tuhan mereka
sepenuh harapan. Ketika suatu kaum jujur dan tulus dalam doanya Allah swt menjawab
doa mereka dan menurunkan hujan yang penuh rahmat. Hal ini disaksikan dan dialami
oleh jutaan kaum muslimin di segala penjuru bumi.
Itulah bukti nyata yang dengannya kita mengetahui bahwa Pencipta hujan adalah
Zat yang Mengabulkan doa. Firman Allah swt:
          
        
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (Al-Baqarah [2]: 186).

Untuk Direnungkan:
 Siapakah Pemilik program sempurna dan bijaksana dalam pengaturan bumi?
 Siapakah yang telah menetapkan hukum-hukum dan ketetapan-ketetapan yang
amat teratur, detil, dan sempurna?
 Siapakah yang telah mendengar doa para pemohon dan menjawabnya?
Menciptakan awan dan menurunkan hujan?
 Berhala tidak mampu berbuat sesuatu dan memikirkan apapun.
 Alam yang buta, tuli dan bisu tidak memiliki kehendak dan pengaturan.
 Ataukah ketiadaan yang menciptakan, memrogram, mengadakan, membentuk,
menentukan ukuran, menyempurnakan, mendengar, dan menjawab? Padahal
ketiadaan - sesuai namanya – tidak memiliki wujud, lalu bagaimana mungkin
keberadaan muncul dari suatu yang tidak ada?!
 Ataukah justru fenomena alam ini semua sedang berbicara kepada akal manusia
bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Bijaksana, Maha Kuasa, Maha Detil
Pengetahuan-Nya, Maha Mendengar, Maha Menjawab, Maha Pemberi rizki,
Maha Menentukan waktu, Maha Penolong bagi hamba-Nya? Hukum-hukum dan
ketetapan-ketetapan yang sempurna dan menentukan segalanya yang mengatur
pembentukan hujan sedang berbicara kepada akal manusia tentang kekuasaan
Tuhannya, sebagian sifat-sifat Penciptanya, keberadaan-Nya. Kalau bukan
karena-Nya tidak ada satupun aturan, kesempurnaan, dan perencanaan yang dapat
kita saksikan sama sekali.

Pandanglah dan perhatikan awan wahai Saudara,


Bagaimana ia bak air yang terbang di udara
Allah mengirimnya untuk kita sebagai bukti rahmat-Nya
Hujan yang dibawanya, sudahkah engkau mensyukuri-Nya?

Ia tundukkan mentari yang menyinari lautan


Uap airnya naik melewati pegunungan
menuju langit dengan tepat ketinggian
Begitulah agar luput dari jangkauan
..
..
..

Kesimpulan
 Allah swt adalah Pencipta bumi dan semua pengaturan yang ada padanya.
 Allah swt Dialah yang menundukkan matahari dan sinarnya yang panas untuk
mengangkat uap air laut melewati ketinggian gunung.
 Allah swt Dialah yang mengirim angin, menciptakan awan dan menurunkan
hujan.
 Allah swt Dialah yang mengalirkan sungai-sungai, memancarkan mata air,
menampung air dalam tanah dengan wadah bebatuan dan tidak membuatnya
hilang di kedalaman bumi.
 Allah swt Dialah yang menciptakan manusia, hewan, dan tumbuhan kemudian
menjamin makanan dan minuman mereka dengan menyediakan sepenuhnya
sarana-sarana untuk memperolehnya.
 Allah swt Dialah yang Maha Mendengar, Menjawab doa, Menyingkap kesusahan,
dan Menyelamatkan hamba-Nya yang terhimpit.
 Berhala-berhala yang lemah dan alam yang bodoh, tuli dan bisu tidak akan
mampu membuat, merencanakan, mendengar dan menjawab.
No. Dok : 03/MT/BPK/001
MATERI TARBIYYAH
Pokok Bahasan : Hendaklah Manusia
MARHALAH TAMHIDI
Memperhatikan
_____________________
Makanannya
MADAH : AQIDAH
No. Urut PB. : 10
Jumlah Halaman : 9

I. TUJUAN UMUM MADAH

Mengerti tentang fakta-fakta yang berhubungan dengan aqidah yang benar yang
digali dari Al Qur’an, As Sunnah, dalil-dalil naqly dan aqly, menanamkannya dalam
jiwa, dan membersihkannya dari bid’ah dan khurafat yang mungkin mengotorinya.

II. TUJUAN KOGNITIF

Menjelaskan jalan mengenal Allah


Menjelaskan ayat-ayat yang berhubungan dengan alam dan ayat naqliyah yang
membuktikan akan adanya Allah dan keesaan-Nya
Pengaruh Ilmu Tauhid dalam Kehidupan
Menentukan hal-hal yang menghilangkan tauhid

III. TUJUAN AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK

12. Selalu Bersyukur kepada Allah


13. Selalu memperhatikan sumber makannya
14. Selalu memeperhatikan kualitas makannya
15. Selalu memperhatikan kesehatan tubuhnya

IV. PILIHAN KEGIATAN

Pilihan kegiatan yang bisa diselenggarakan dalam halaqah adalah :


1. Kegiatan Pembuka
a. Mengkomunikasikan tentang urgensi mengkaji
Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya
b. Menginventarisir tentang manfaat makanan
terhadap kesehatan tubuh
2. Kegiatan Inti:
a. Kajian tentang Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya
b. Berdiskusi dan tanya jawab seputar pokok bahasan ( lihat tujuan kognitif,
afektif dan psikomotor
c. Penekanan dari murabbi tentang nilai dan hikmah yang terkandung dalam
Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya
3. Kegiatan Penutup:
a. Tugas mandiri (lihat pilahan kegiatan pendukung)
b. Evaluasi

V. KEGIATAN PENDUKUNG (PILIHAN)

1. Mengadakan rihlah dan tafakur tentang ciptaan


Allah Swt hingga dapat membuktikan adanya pencipta dengan akalnya
2. Mengumpulkan ayat-ayat Al Qur’an yang
menunjukkan pada tafakur
3. Mengumpulkan ayat-ayat yang menunjukkan
Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya
4. Mengumpulkan hadits-hadits yang
menunjukkan hal di atas
5. Menulis makalah yang menyebutkan dalil-dalil
keesaan Allah
6. Mengumpulkan perkataan-perkataan orang
muslim dan lainnya yang obyektif yang menunjukkan Hendaklah Manusia
Memperhatikan Makanannya
7. Memberikan pelajaran yang menerangkan
tentang Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya dan menunjukkan sikap
dan fakta yang menunjukkan pada hal tersebut

VI. SARANA EVALUASI DAN MUTABAAH

5. Test akademis melalui pertanyaan, diskusi dan dialog menggunakan metode


pencatatan untuk meyakinkan (menegaskan) tercapainya tujuan
6. Test kemampuan untuk membandingkan sejauh mana tujuan telah tercapai
7. Menggunakan metode pencatatan dalam membandingkan tujuan-tujuan
kemahiran
8. Wirid muhasabah

VII. TARBIYAH DZATIYAH

5. Menjelaskan mengapa Allah swt memerintahkan kita untuk


memperhatikan makanan kita
6. Mengerti bahwa masalah tauhid adalah muatan setiap risalah
7. Bertafakur tentang sifat Allah yang terkandung alam makanan

VIII. MARAJI’
5. Al Aqa’id al Islamiyah karangan Sayyid Sabiq
6. Aqidatut Tauhid karangan Al Qaradhawi
7. Ta’rif ‘Aam bi Diinil Islam karangan Ali Thanthowi
8. Aqidatul Muslim karangan al Ghazali

IX. MUHTAWA
‫ساُن إَِلىَ طََعاِمِه‬
َ ْ‫فَيْليَيْنظُِر اِلن‬
Hendaklah Manusia Memperhatikan Makanannya

Tanya: Mengapa Allah swt memerintahkan kita untuk memperhatikan makanan kita
dalam firman-Nya:
    
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Q.S. ‘Abasa (80) ayat 24

Mengapa?
Jawab: Allah swt telah memerintahkan kita untuk memikirkan semua makhluk-Nya, dan
pada ayat di atas kita diminta memperhatikan apa yang kita makan, karena makanan
termasuk ciptaan-Nya dan telah dijelaskan sebelumnya bahwa pada semua makhluk
terdapat tanda dan bukti tentang sebagian sifat-sifat Allah swt.

Tanya: Sifat Allah apakah yang dapat kita kenal melalui perhatian kita terhadap
makanan?
Jawab: Banyak sekali, di antaranya bahwa Allah swt Dialah:
 ‫ اَّللراَّ زقق‬Ar Raziq (Maha Memberi rezki),
 ‫اَّلقعلزتيم‬Al ‘alim (Maha Mengetahui),
‫ق‬
 ‫اَّلقزتبيقر‬Al Khabir (Maha Dalam Pengetahuan-Nya),
‫ق‬
 ‫كتيم‬ ‫ز‬
‫اَّلق ق‬Al Hakim (Maha Bijaksana),
 ‫اَّللرزحتيم‬Ar Rahim (Maha Penyayang),
‫ق‬
 ‫كزرتيق‬ ‫اَّل ق‬Al Karim (Maha Mulia dengan pemberian-Nya),
 ِ‫اَّلقاَهزدي‬Al Hadi (Maha memberi petunjuk),
 ِ‫حزيي‬ ‫اَّلق ت‬Al Muhyi (Maha Menghidupkan),
 dan ‫صوقر‬ ‫اَّلق ق‬Al Mushawwir (Maha Membentuk).
Tanya: Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah adalah ‫ق‬ ‫( اَّللرلزاَّ ق‬Ar-Razzaq, Maha Pemberi
rezki)?
Jawab : Allah swt Dialah yang memberi makan kepada janin dalam rahim ibunya. Ibu,
ayah, pemerintah, masyarakat, atau siapapun tidak mampu memberi rezki kepadanya.
Allah telah membuat untuknya tali pusat dari perut janin sampai ke dinding rahim ibunya,
dan melalui tali pusat inilah Allah swt memberikan makanan untuknya selama sembilan
bulan. Tatkala bayi lahir, dan tali pusat digunting, Allah swt menutup saluran itu dan
membuka jalan lain bagi masuknya makanan (mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan
semua alat pencernaan makanan lainnya).
Apakah ibu kita yang menghentikan fungsi tali pusat tersebut? Lalu memfungsikan mulut
dan sebelumnya menciptakan alat pencernaan yang lain? Apakah ayah kita ikut andil
melakukannya? Apakah pemerintah negara kita atau masyarakat terlibat dalam
pembuatan setetes darah atau satu pembuluh darah? Ataukah semua itu dilakukan oleh
gunung, pohon, bintang, planet, atau benda lain di alam semesta ini? Merekakah yang
mengatur semua rezki bayi itu???!

Setelah kita keluar dari rahim ibu, kita belum dapat memakan buah-buahan dan biji-
bijian, roti atau daging. Sedangkan makanan kita yang sebelumnya datang melalui tali
pusat kini telah terputus, lalu apakah Allah swt meninggalkan kita tanpa rezki?? Ternyata
tidak. Dia telah membuka untuk kita sumber rezki yang baru berupa air susu ibu yang
sebelum melahirkan kita ibu tak memilikinya. Lalu Allah swt mengilhamkan kita untuk
mengisap puting susu ibu agar mengeluarkan susu, padahal saat itu kita belum tahu apa-
apa.

Apakah alam yang tak berilmu sedikitpun itu ‘tahu’ bahwa ada sekian banyak bayi telah
keluar dari rahim ibunya, dan makanan mereka dari tali pusat telah terputus, lalu ia
menciptakan air susu ibu? Bagaimana mungkin bisa sedangkan alam semesta ini buta,
tuli, dan tidak memiliki pengetahuan sedikitpun.

Adakah makhluk lain yang turut berkontribusi menyediakan air susu ibu bagi kita. Ibu
kita yang susunya kita minum tidak pernah melakukannya, ia hanya tunduk dengan
aturan yang telah ditetapkan oleh Rabb-nya, Allah swt. Namun, sampai kapan kita
bergantung kepada ASI? Padahal adik-adik kita juga membutuhkannya. Akan tiba saatnya
kita harus berpisah dari rezki ASI tersebut kepada rezki yang lain..

Jadi, yang telah memberi rezki kepada kita di dalam rahim…


Yang telah menyiapkan rezki kita kemanapun kita pergi..
Yang telah menyediakan tanah untuk tumbuh-tumbuhan yang kita makan..
Yang telah menciptakan air bagi kebutuhan kita dan kebutuhan tanaman yang kita
makan..
Yang telah menyediakan oksigen untuk tanaman agar dapat memproduksi makanan…
Yang telah menciptakan matahari yang sinarnya amat dibutuhkan bagi fotosintesis..
Yang telah menciptakan jumlah tak terhingga tanaman untuk konsumsi manusia…
Adalah Allah swt…
Dialah yang mengeluarkan untuk kita buah-buahan..
Jika buahnya kecil, Dia jadikan buah itu berada dalam bulir seperti padi dan gandum,
atau berkumpul pada tangkai seperti anggur. Bila buahnya besar atau sedang, Ia jadikan
satu-satu seperti apel, jeruk, durian, …
Allah juga menjadikan untuk kita barisan gigi, ada gigi seri untuk memotong, taring
untuk mencabik, geraham untuk mengunyah. Lalu ia jadikan lidah dan liur serta enzim-
enzim untuk memudahkan kita memakan buah-buahan.
Demikianlah dengan memikirkan makhluk-makhluk Allah, kita dapat mengenal Allah swt
sebagai Ar-Raziq - Maha Pemberi rizqi.

Tanya : Lalu bagaimana kita mengetahui sifat-sifat Allah lain yang tadi disebutkan?
Jawab : Kita mengenal bahwa Allah adalah ‫ اَّلقعلزتيقم‬Al ‘Alim (Maha Mengetahui), karena
Dzat yang telah menyediakan dan menyampaikan makanan kepada anda ketika anda di
rahim ibu telah mengetahui bahwa anda amat membutuhkan makanan tersebut, maka
Diapun menyediakannya, dan menciptakan tali pusat sebagai sarananya. Tatkala anda
keluar dari rahim ibu anda, Dia Maha tahu akan hal itu maka Dia sediakan untuk anda air
susu ibu. Allah Maha mengetahui air di tanah yang dibutuhkan oleh tanaman yang anda
butuhkan, maka Dia ciptakan akar untuk dapat menyerap air. Allah mengetahui bahwa
daun-daun pepohonan membutuhkan sinar matahari, maka Dia ciptakan dedaunan
menantang matahari, Dia tahu bahwa segalanya yang dibutuhkan tanaman. Jadi, tidak
dapat disangsikan lagi bahwa Allah, Dialah Pemberi Rezki Yang Maha Mengetahui.

Tanya : Dan bagaimana kita mengetahui bahwa Allah swt adalah ‫( اَّلقزكتيق ققم‬Al Hakim -
Maha Bijaksana)?
Jawab : Jika anda menyaksikan ketelitian dan kesempurnaan antara bentuk dan struktur
tali pusat dengan tubuh janin yang keduanya berkembang seirama dan seimbang di mana
tali pusat berkembang sesuai perkembangan tubuh janin dan rahim ibu,… dan jika anda
melihat kesempurnaan dalam pembentukan air susu ibu yang komposisinya selalu
menyesuaikan perkembangan dan kebutuhan bayi, … dan jika anda menyaksikan
ketelitian dan kesempurnaan dalam pembentukan bagian-bagian tumbuhan atau tanaman,
dalam teِrbentuknya buah dan pemeliharaannya sebelum dipetik,… semua itu menjadi
saksi bagi kita bahwa Pencipta mereka adalah Pemberi rezki yang Maha Mengetahui dan
Maha Bijaksana.

Tanya : Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah swt adalah ِ‫( اَّلقزتبيق قر‬Al Khabir - Maha
‫ق‬
Dalam Pengetahuan-Nya)?
Jawab : Sesungguhnya pemindahan dan transportasi makanan ibu yang telah ditelan
kepada tubuh janin melalui darah dan lewat tali pusat tidak mungkin terjadi kecuali
dengan pengetahuan Yang Maha Dalam dan Luas.
Tidakkah anda memperhatikan bahwa menyuntikkan jarum ke pembuluh darah untuk
mengirimkan obat ke tubuh pasien memerlukan kecermatan? Lalu bagaimana dengan
proses pemindahan makanan terus-menerus dalam waktu sembilan bulan dari tubuh ibu
ke janin?
Demikian pula proses produksi dan mengeluarkan susu dari makanan yang dikonsumsi
ibu tidak dapat dilakukan kecuali dengan pengetahuan Yang Maha Dalam dan Luas.
Sebagaimana pembentukan benih, biji, hingga buah yang beragam bentuk, warna dan
rasanya padahal tanah yang mewadahi tumbuhnya tanaman tersebut mungkin satu dan
juga disiram dengan air yang sama dan menghirup udara yang sama disinari sinar
matahari yang sama.
Ingatlah, bahwa semua itu menjadi saksi bahwa mereka diciptakan oleh Yang Maha Luas
dan Dalam Pengetahuan-Nya, Maha Pemberi rezki, Maha Mengetahui, dan Maha
Bijaksana.
Tanya : Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah itu ‫( اَّللرتحق ق ققن‬Ar Rahman - Maha
Pengasih)?
Jawab : Bila kita menyadari betapa lemahnya janin dalam perut ibunya dimana ia tak kan
mampu mengatur dan memperoleh rezkinya, jika kita merenungkan dan menyadari
betapa lemahnya seorang bayi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri, betapa amat
sangat tak berdayanya manusia untuk dapat membuat biji padi atau buah-buahan sebagai
makanannya, menciptakan hujan, dan membuat udara… Jika anda menyadari dan
merenungkan semua itu, dan bagaimana Allah menyediakan semua kebutuhan yang tak
mampu kita lakukan, maka hal ini menjadi bukti bahwa semua itu diciptakan oleh Yang
Maha Luas dan Dalam Pengetahuan-Nya, Maha Pemberi rezki, Maha Mengetahui, Maha
Bijaksana, dan Maha Pengasih.

Tanya : Bagaimana kita memahami bahwa Allah swt adalah ‫ اَّلقكزرتيقق ق‬Al-Karim - Maha
Mulia dengan pemberian-Nya)?
Jawab : Sesungguhnya, kalau ada orang yang menjamin nafkah dan kebutuhan 10 orang
saja tanpa imbalan apapun, maka orang lain pasti akan menjulukinya dermawan. Lalu
bagaimana dengan Yang telah menjamin rezki semua manusia bahkan seluruh makhluk
hidup? Tentunya hal ini menunjukkan bahwa yang berbuat demikian itu adalah Maha
Mulia dengan pemberian-Nya :
          
      
Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya, dan dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya
semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh mahfuzh). Q.S. Huud (11) ayat 6

Tanya: Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah swt adalah ِ‫( اَّلقققاَهزدي‬al
Hadi - Maha Pemberi petunjuk)?
Jawab: Jika anda melihat payudara ibu sesudah melahirkan penuh
dengan air susu, lalu siapa yang menunjuki payudara tersebut untuk
melakukannya? Dan siapa yang telah menunjuki bayi yang baru lahir
untuk mengisap puting susu ibunya yang telah penuh dengan ASI itu?
Tidak dapat diragukan lagi bahwa semua itu adalah perbuatan Sang
Maha Pemberi petunjuk.
Anda melihat benih yang tumbuh merekah di tanah kemudian
batangnya mengarah ke atas sampai yang paling tinggi dan akarnya
pun tetap mengarah ke bawah meskipun posisi benih atau biji itu
mungkin terbalik sebelum tumbuh, hal ini jelas adalah pengaturan
Dzat Yang Maha Pemberi petunjuk. Begitu pula daun-daun yang amat
banyak namun tersusun demikian rapi di mana semuanya
mendapatkan sinar matahari yang mereka butuhkan dan tidak saling
menutupi, lalu siapa yang memberi petunjuk kepada masing-masing
daun untuk menempati tempat yang sesuai?
          
 
Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tingi.Yang Menciptakan, dan
Menyempurnakan (penciptaan-Nya). Dan yang menentukan kadar
(masing-masing) dan memberi petunjuk. Q.S. Al A’laa (87) ayat 1-3

Tanya: Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah adalah ِ‫( اَّلتحيز ق قتي‬Al Muhyi - Maha
Menghidupkan)?
‫ق‬
Jawab: Tanah, air, udara dan cahaya semuanya adalah materi yang mati, tidak bernafas
atau bernyawa. Dari materi mati dan tak bernafas ini Allah swt menciptakan tumbuhan
yang hidup, berkembang biak, menghasilkan buah atau biji. Ini adalah salah satu bukti
bahwa Allah Dzat yang Maha Menghidupkan.

Tanya: Bagaimana kita mengetahui bahwa Allah swt adalah ‫صق قوقر‬
‫( اَّلق ق‬Al Mushawwir -
Maha Pembentuk rupa)?
Jawab: Bila anda menyaksikan sebuah biji di tanah berubah menjadi sebuah pohon
berbuah, tentulah anda dapat memastikan bahwa bentuk pohon yang sempurna itu adalah
hasil ciptaan Dzat Yang Maha Pembentuk. Kita menyaksikan setiap pohon memiliki detil
bentuk, warna dan buah yang amat beragam, demikian juga dengan daun, ranting, bunga,
dan struktur bagian dalamnya. Siapa yang telah mengubah tanah, air, udara, sinar
matahari menjadi kebun yang indah dengan sebaik-baik bentuk? Semua itu menjadi saksi
sifat Allah yang Maha Pembentuk rupa.
JADI, dengan tafakur terhadap penciptaan Allah, dan dengan merenungkan makanan
yang kita makan, kita dapat mengetahui sebagian sifat-sifat Allah swt:
 Perencanaan matang terhadap rezki kita menunjukkan sifat Ar-Razzaq
 Kesempurnaan, manfaat, dan tujuan penciptaan dari semua makhluk menjadi
bukti sifat Al Hakim.
 Kedalaman dan mendetilnya bentuk ciptaan Allah menunjukkan sifat Al Khabir
 Ilmu dan pengetahuan tak terbatas dalam penciptaan makhluk menunjukkan sifat
Al ‘alim.
 Kasih sayang yang terlihat pada penciptaan makhluk menunjukkan sifat Allah Ar
Rahim...

Tanya: Apa manfaat kita mengenal sebagian sifat-sifat Allah?


Jawab: Dengan mengenal sifat berarti kita mengenal pemilik sifat (maushuf). Kita telah
mengetahui bahwa yang telah menciptakan makanan adalah Pemberi rezki, Maha
Bijaksana, dalam dan detil pengetahuan-Nya, Maha Pengasih, ... berarti pencipta
makanan bukanlah alam semesta, karena alam yang oleh orang atheis dan darwinis
dianggap pencipta makhluk hidup tidak mungkin memiliki sifat-sifat sempurna. Hanya
Allah saja yang mempunyai semua sifat-sifat kesempurnaan tersebut.
Alam tak punya kemampuan mengatur hingga kita tidak mungkin mengatakan bahwa
alamlah yang mengatur rezki.
Alam tak punya hikmah (kebijaksanaan atau mengetahui tujuan perbuatannya).
Alam tak punya khibrah (kedalaman ilmu dan pengalaman).
Alam tak punya pengetahuan sama sekali.
Alam tak punya sifat rahmat (kasih sayang).
Alam tak punya karam (kedermawanan).
Alam tak punya hidayah (kemampuan memberi petunjuk).
Alam tidak hidup sendiri sehingga ia mampu memberikan kehidupan kepada yang lain.
Alam tak punya kemampuan tashwir (membentuk) sehingga kita berkhayal dialah yang
membuat bentuk-bentuk indah yang kita lihat di sekeliling kita.
Dan seperti alam, begitu juga dengan berhala atau patung yang diagungkan oleh manusia
dulu maupun sekarang. Kita dapat memastikan dengan keyakinan seratus persen bahwa
yang memiliki semua sifat-sifat tersebut hanyalah Allah swt yang telah berfirman:
         
         
        
     
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-
benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-
baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun
dan kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk
kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu. Q.S. ‘Abasa (80) ayat 24-32

Kesimpulan
 Allah swt memerintahkan kita melakukan tafakur tentang makanan kita karena
Dia menjadikan dalam setiap ciptaan-Nya tanda-tanda yang dapat mengenalkan
kita sebagian sifat-sifat-Nya.
 Jika kita renungkan bagaimana Allah swt mengucurkan rezki kepada manusia
ketika berada dalam rahim ibu, bagaimana Dia memberi rezki untuknya berupa
ASI, lalu rezki berupa tumbuh-tumbuhan, maka kita dapat mengetahui bahwa
Allah swt adalah Ar-Razzaq.
 Kita mengetahui bahwa Allah swt adalah Al ‘Alim, karena Dia mengetahui
kebutuhan anda terhadap rezki ketika anda dalam rahim ibu lalu Ia kucurkan
rezki-Nya untuk Anda. Allah swt mengetahui kapan anda keluar dari perut ibu
sehingga Ia siapkan ASI untuk Anda. Allah swt juga mengetahui keberadaan air
dalam tanah sehingga ia ciptakan akar untuk tanaman dan penghisap air, Dia
mengetahui kebutuhan dedaunan dan Dzat hijau daun terhadap sinar matahari
sehingga Dia jadikan daun-daun itu tumbuh menghadap ke arah sinar matahari.
 Kita mengetahui bahwa Allah swt adalah Al Hakim ketika kita menyaksikan
kesempurnaan dan ketelitian yang tiada tara dalam penciptaan tali pusat, juga
tatkala kita menyaksikan kesesuaian yang amat sangat antara perubahan formulasi
ASI dengan perkembangan tubuh bayi, begitu pula ketika kita melihat
kesempurnaan dan ketelitian di setiap bagian-bagian tumbuhan.
 Kita mengenal bahwa Allah swt adalah Al Khabir saat kita menyaksikan ketelitian
dan ketepatan dalam mengirim makanan dari tubuh ibu ke tubuh anda saat anda di
dalam rahim, saat kita melihat kesempurnaan terbentuknya ASI dan keluarnya
ASI dari makanan yang dikonsumsi ibu, juga ketika kita memperhatikan
pembentukan buah-buahan yang beragam dari tanah yang satu, disirami dengan
air yang sama dan dengan udara serta matahari yang sama.
 Kita mengetahui bahwa Allah swt adalah Ar Rahim ketika kita tahu bahwa tanpa
rezki dari-Nya kita pasti mati. Namun ia menyayangi kita dengan dengan curahan
berbagai rezki karena rahmat dan karunia-Nya.
 Kita mengetahui bahwa Dia adalah Al Karim ketika kita mengetahui bahwa rezki-
Nya meliputi semua makhluk-Nya tanpa kecuali.
 Kita mengetahui bahwa Dialah Al Hadi saat kita menyaksikan arahan yang
diberikan-Nya kepada payudara ibu yang segera penuh dengan susu tepat setelah
bayi lahir, saat Dia memberi ilham kepada bayi yang belum dapat berpikir untuk
mengisap payudara ibunya, saat kita melihat tanaman yang berkembang dengan
kadar tertentu (pada waktu tertentu) dan juga perkembangan rezki.
 Kita mengetahui bahwa Allah adalah Al Muhyi ketika kita menyaksikan
munculnya kehidupan pada benda-benda yang mati.
 Kita mengetahui bahwa Allah adalah Al Mushawwir ketika kita melihat berbagai
bentuk yang indah muncul dari tanah, air dan udara.
 Jika kita mengetahui bahwa yang telah menciptakan makanan adalah Ar Razzaq,
Al ‘Alim, Al Hakim, Al Khabir, Ar Rahim, Al Karim, Al Hadi, Al Muhyi, dan Al
Mushawwir, kita dapat memastikan Dialah Allah swt. Karena alam semesta atau
berhala dengan berbagai jenisnya sama sekali tidak memiliki sifat-sifat dan
kemampuan seperti itu.

Anda mungkin juga menyukai