Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PENGGUNAAN ASAM FOLAT TERHADAP KADAR

HEMOGLOBIN PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK YANG MENJALANI


HEMODIALISIS DI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE

Alvionita, Welinda Dyah Ayu, Muhammad Amir Masruhim


Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur
Email: vhivi_2804@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penyakit ginjal kronik merupakan suatu proses patofisiologis dengan etiologi yang
beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan pada umumnya
berakhir dengan gagal ginjal1. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dari
penggunaan asam folat terhadap kadar hemoglobin pada pasien penyakit ginjal kronik
yang menjalani hemodialisis di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Desain
penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pra-eksperimental berupa one group
pretest-posttest design. Subjek penelitian terdiri dari 30 orang yang sesuai dengan kriteria
inklusi. Analisis data mencakup analisis univariat dengan mencari distribusi frekuensi dan
analisis bivariat dengan uji paired t test. Hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat
perbedaan antara kadar hemoglobin sebelum dan setelah hemodialisis yang menunjukkan
adanya pengaruh (pValue 0,001).

Kata Kunci: Asam folat, hemoglobin, ginjal kronik, hemodialisis

ABSTRACT

Chronic kidney disease is a pathophysiological process with diverse etiology, resulting in a


progressive decrease in renal function, and generally end up kidney failure.1 The aim of
this research was to determine the effect of use folic acid on hemoglobin levels in patients
with chronic kidney disease with hemodialysis in the hospital Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda. The research design used in this study are pre-experimental form one group
pretest-posttest design. Subjects consisted of 30 people who fit in inclusion criteria. The
analysis includes univariate analysis by finding frequency distribution and bivariate
analysis with paired t test. The result showed that there is a difference between hemoglobin
levels before and after hemodialysis (pValue 0,001).

Key Words: Folic Acid, Hemoglobin, Chronic Kidney Disease, Hemodialysis

berakhir dengan gagal ginjal. Gagal


PENDAHULUAN ginjal adalah suatu keadaan klinis yang
Penyakit ginjal kronik ditandai dengan penurunan fungsi ginjal
merupakan suatu proses patofisiologi yang irreversibel, pada suatu derajat yang
dengan etiologi yang beragam, memerlukan terapi pengganti ginjal yang
mengakibatkan penurunan fungsi ginjal tetap, berupa dialisis atau transplantasi
yang progresif dan pada umumnya ginjal.1

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 179


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Penggunaan Asam Folat Terhadap Kadar Hemoglobin Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie

Penderita penyakit ginjal kronik prospektif dengan melihat hasil data


semakin meningkat jumlahnya setiap laboratorium pasien yang telah diukur.
tahun. Berdasarkan data Indonesian Populasi penelitian adalah
Renal Registry (2013) menyatakan seluruh pasien penyakit ginjal kronik
bahwa pasien baru yang menderita yang menjalani hemodialisis di RSUD
penyakit ginjal kronik pada tahun 2007 Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.
adalah 4.977 pasien, sedangkan pasien Sampel penelitian adalah pasien yang
yang telah aktif menjalankan termasuk dalam populasi dan memenuhi
hemodialisis pada tahun 2007 yaitu kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah
sebanyak 1.885 pasien. Jumlah pasien pasien penyakit ginjal kronik yang
kemudian semakin meningkat tiap menjalani terapi hemodialisis,
tahunnya, hingga data terakhir pada tahun hemodialisis dilakukan secara teratur,
2012 yang menyebutkan bahwa pasien terdiagnosa dengan stage 4 dan 5, berusia
baru penderita penyakit ginjal kronik 18 hingga 65 tahun, mendapatkan terapi
adalah 19.621 pasien dan jumlah pasien asam folat, dan pasien dengan penyakit
yang telah aktif menjalankan penyerta hasil efek samping
hemodialisis sebanyak 9.161 pasien.2 dilakukannya hemodialisis atau terapi
Terapi yang biasa dilakukan pengobatan. Kriteria eksklusi adalah
pada penderita penyakit ginjal kronik pasien yang pernah melakukan
adalah hemodialisis. Hemodialisis adalah transplantasi ginjal.
suatu terapi yang menggunakan mesin Penelitian dilakukan dengan
ginjal buatan. Hemodialisis bertujuan pengambilan data secara prospektif di
untuk menyaring dan membuang sisa RSUD Abdul Wahab Sjahranie
produk metabolisme toksik yang Samarinda. Pengumpulan data dilakukan
seharusnya dibuang oleh ginjal.3 Pasien dengan mencatat dahulu beberapa
penyakit ginjal kronik dengan parameter yaitu nama, usia, jenis
hemodialisis biasanya akan diberikan kelamin, lamanya dilakukan
terapi asam folat. Asam folat berperan hemodialisis, terapi obat-obatan pasien
dalam pemulihan dan pemeliharaan dan hasil kadar hemoglobin pasien. Hasil
hematopoiesis normal.4 Pasien yang kadar hemoglobin pasien dicatat selama
menderita penyakit ginjal kronik empat bulan dari data hasil laboratotium
biasanya mengalami kerusakan pada pasien, kemudian data yang didapatkan
ginjalnya yang mengindikasikan bahwa dianalisis dengan menggunakan statistik.
ginjal telah tidak mampu menjalankan
fungsinya dengan baik sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN
eritropoetin tidak akan diproduksi.
Penelitian ini ingin menguji
apakah pengaruh dari pemberian terapi Karakteristik Pasien Penyakit Ginjal
asam folat tersebut disaat eritropoetin Kronik
tidak diproduksi ginjal, sehingga asam Permasalahan yang diteliti
folat dapat memberikan pengaruh adalah karakteristik dari pasien penyakit
terhadap kadar hemoglobin pada pasien ginjal kronik. Tujuannya yaitu untuk
penyakit ginjal kronik. mengetahui bagaimanakah pengaruh
karakteristik tersebut terhadap pasien
penyakit ginjal kronik yang lebih berisiko
METODE PENELITIAN untuk menderita penyakit ginjal kronik.
Penelitian ini adalah penelitian Metode pengambilan data yang
kuantitatif berupa studi pra-eksperimental dilakukan yaitu dengan memilih pasien
yaitu one group pretest-posttest design yang sesuai dengan kriteria inklusi
dimana penelitian dilakukan secara penelitian. Karekteristik yang diteliti
terhadap pasien penyakit ginjal kronik

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 180


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Penggunaan Asam Folat Terhadap Kadar Hemoglobin Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie

yaitu berupa umur dan jenis kelamin lansia maka akan lebih signifikan
pasien. resikonya dibandingkan laki-laki.5
Faktor jenis kelamin sering Berdasarkan penelitian yang
dikatakan sebagai salah satu faktor resiko dilakukan terhadap 30 pasien yang
dapat terjadinya penyakit ginjal kronik. menjalani hemodialisis di RSUD AW
Menurut Neugarten yang melakukan Syahranie maka didapatkan bahwa antara
analisis terhadap 68 studi kohort (11.345 jenis kelamin laki-laki dan perempuan
pasien) menyimpulkan bahwa jenis tidak berpengaruh karena memiliki nilai
kelamin laki-laki lebih berisiko untuk presentase yang sama yaitu 50%. Hal ini
terkena penyakit ginjal kronik karena menunjukkan bahwa jenis kelamin tidak
mengalami penurunan nilai GFR yang bisa sepenuhnya dikatakan menjadi salah
lebih cepat apabila dibandingkan dengan satu faktor resiko yang paling
perempuan. Akan tetapi faktor ini masih berpengaruh terhadap penyebab penyakit
banyak diperbincangkan karena masih ginjal kronik, karena masih terdapat
terdapat faktor lain seperti usia yang faktor lain yang lebih mempengaruhi
mana akan berpengaruh apabila penderita seperti usia, gaya hidup, merokok,
adalah seorang lansia. Hal ini tekanan darah dan penyakit diabetes
dikarenakan apabila pasien perempuan melitus.6

Tabel 1. Distribusi Pasien Penyakit Ginjal Kronik berdasarkan Jenis Kelamin


No. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase (%)
1 Laki-laki 15 50
2 Perempuan 15 50
Total 30 100

Tabel 2. Distribusi Pasien Penyakit Ginjal Kronik berdasarkan Usia


No. Usia (Tahun) Frekuensi Presentase (%)
1 18-40 8 26.667
2 41-65 22 73.333
3 > 65 0 0
Total 30 100

Berdasarkan hasil penelitian Usia dapat menjadi faktor


persentase pasien yang lebih banyak penentu karena setelah usia 30 tahun
menderita penyakit ginjal kronik yaitu dapat terjadi penurunan nilai GFR
pada pasien yang berusia 46 sampai 65 sebanyak 8 mL/menit/1.73 m2 perdekade.
tahun dengan persentase 73.33%. Hal ini Berdasarkan data penelitian Amerika
menunjukkan bahwa lebih banyak pasien Utara diperkirakan bahwa 25% populasi
yang menderita penyakit ginjal kronik di Australia yang berusia 70 tahun ke atas
adalah pasien yang berusia lanjut. Faktor akan memiliki nilai eGFR dibawah 60
usia ini menunjukkan bahwa kemampuan mL/menit/1.73 m2. Selain itu berdasarkan
organ ginjal yang tidak bekerja lebih baik studi longitudinal (Boston Longitudinal
atau kerjanya menurun karena faktor usia Study of Ageing) menunjukkan bahwa
dari pasien. penurunan yang terjadi terhadap nilai

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 181


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Penggunaan Asam Folat Terhadap Kadar Hemoglobin Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie

GFR tersebut sebagian besar disebabkan melibatkan pemindahan satu unit karbon
oleh hipertensi.5 dalam interkonversi asam amino
misalnya konversi homosistein menjadi
Pengaruh terhadap Kadar Hemoglobin metionin dan serin menjadi glisin atau
Asam folat memiliki peranan pada sintesis prekusor DNA purin.7
asam dalam proses sintesis nukleo protein Asam folat diberikan kepada
dimana hal ini merupakan kunci pasien karena berperan dalam
pembentukan dan produksi butir-butir pemeliharaan eritropoiesis, yang dapat
darah merah normal dalam susunan membantu proses eritropoiesis sel darah
tulang. Kerja asam folat biasanya banyak merah karena efek terapeutik dari asam
berhubungan dengan kerja dari vitamin folat yaitu sebagai pemulihan dan
B12. Folat diperlukan dalam berbagai pemeliharaan hematopoiesis normal.4
reaksi biokimia dalam tubuh yang

Tabel 3. Hasil Pengukuran Kadar Hemoglobin Pasien


Kadar Hemoglobin
No. Hasil
Jumlah Persentase (%)
1 Menurun 5 16.667
2 Tetap 1 3.333
3 Meningkat 24 80
Jumlah 30 100

Tabel 4. Pengaruh antara Asam folat dengan Kadar Hemoglobin


Kadar Hemoglobin
No. Hasil
Mean ± SD pValue
1 Sebelum penggunaan 7.280 ± 1.324
0.001
2 Setelah penggunaan 7.970 ± 1.217
Keterangan: Uji Paired t Test bermakna (p < 0,05)

Proses hematopoiesis adalah memproduksi eritropoetin dalam jumlah


proses sumsum tulang membuat sel darah yang cukup. Akibatnya sumsum tulang
merah sesuai dengan yang dibutuhkan hanya memproduksi sedikit sel darah
oleh tubuh. Proses inilah yang akan merah.8 Sehingga dengan penggunaan
membutuhkan vitamin B12 dan Asam asam folat yang dapat membantu
folat. Proses ini dapat berjalan baik pemulihan hematopoiesis maka dapat
dengan bantuan eritropoietin. membantu meningkatkan kadar
Eritropoietin adalah hormon yang hemoglobin.
merangsang pembuatan sel darah merah Menurut penelitian yang
yang diproduksi oleh ginjal. Ginjal yang dilakukan oleh Schiffl dan Lang (2005)
sehat biasanya akan memproduksi diketahui bahwa pada pasien penyakit
eritropoetin, yang menstimulasi sumsum ginjal kronik dengan hemodialisis yang
tulang untuk memproduksi sel-sel darah menderita anemia makrositik didapatkan
merah yang dibutuhkan untuk membawa hasil bahwa penggunaan asam folat
oksigen ke organ-organ vital. Ginjal yang dengan dosis yang tinggi tanpa disertai
tidak normal biasanya tidak bisa penggunaan rHu-EPO mengalami

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 182


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Penggunaan Asam Folat Terhadap Kadar Hemoglobin Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie

peningkatan kadar hemoglobin dan Berdasarkan ketentuan nilai


penurunan nilai MCV.9 normal kadar hemoglobin apabila
Berdasarkan hasil penelitian dibandingkan dengan nilai rata-rata kadar
yang dilakukan maka dapat diketahui hemoglobin yang didapatkan pada
presentase hasil tertinggi dari pengukuran sebelum dan sesudah terapi maka dapat
kadar hemoglobin adalah kadar dikatakan asam folat tidak menjadikan
hemoglobin meningkat setelah dilakukan kadar hemoglobin pasien menjadi
terapi dengan asam folat terhadap pasien normal. Hal ini dapat dilihat dari kadar
yaitu dengan persentase sebanyak 80%. rata-rata hemoglobin pasien setelah terapi
Apabila dilihat dari persentasenya maka yaitu 7.97 g/dL yang mana kadar ini
dapat dikatakan bahwa asam folat masih di bawah batas kadar normal
memberikan pengaruh terhadap kadar hemoglobin, walaupun terjadi
hemoglobin dari pasien. peningkatan kadar hemogobin apabila
Hasil data yang didapatkan dibandingkan dengan rata-rata kadar
selanjutnya dianalisis kehomogenitasan sebelum terapi yaitu 7.28 g/dL.
datanya yang mana hasilnya adalah data Berdasarkan hal ini maka dapat
berdistribusi homogen dengan nilai disimpulkan bahwa asam folat yang
pValue 0,859 (p > 0.05) sehingga data digunakan untuk pasien penyakit ginjal
dapat dikatakan homogen. Kemudian kronik hanya memberikan pengaruh yang
dapat dianalisis dengan paired t test kecil untuk dapat meningkatkan kadar
karena data yang didapatkan berdistribusi hemoglobin pada pasien penyakit ginjal
normal, untuk melihat apakah ada kronik karena tidak dapat meningkatkan
perbedaan signifikan dari hasil data. kadar hemoglobin hingga mendekati
Sehingga didapatkan nilai pValue yaitu kadar normalnya.
0,001 (p < 0.05). Berdasarkan nilai
tersebut maka dapat dikatakan bahwa KESIMPULAN
terdapat perbedaan kadar antara kadar Karakteristik pasien penyakit
sebelum dan setelah hemodialisis. ginjal kronik di RSUD Abdul Wahab
Sehingga sesuai dengan presentasenya Sjahranie Samarinda adalah 50 % laki-
penggunaan asam folat memberikan laki, 50% perempuan, dan 73.33 % pada
pengaruh kepada pasien penyakit ginjal usia 41-65 tahun. Pemberian asam folat
kronik karena dapat meningkatkan kadar pada pasien penyakit ginjal kronik dapat
hemoglobin pasien. Akan tetapi apabila meningkatkan kadar hemoglobin pasien
dilihat dari hasil rata-rata kadar (pValue 0,001).
hemoglobin pasien, semua kadar
hemoglobin pasien masih berada dibawah
rentang normal kadar hemoglobin. DAFTAR PUSTAKA
Hemoglobin memiliki nilai 1. Sudoyo, A.W., Setiyohadi, B., Alwi,
kadar tertentu untuk dikatakan berada I., dan Simadibrata M., Setiadi, S.
direntang normal yang tergantung dengan 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
jenis kelamin. Kadar normal hemoglobin Dalam Jilid 1 Edisi IV. Pusat
pada laki-laki yaitu 15.7 g/dL dengan Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
rentang normal 14.0-17.5 g/dL sedangkan Dalam Fakultas Kedokteran
perempuan kadar normalnya adalah 13.8 Universitas Indonesia. Jakarta.
g/dL dengan rentang normal 12.3-15.3 2. Indonesian Renal Registry (IRR).
g/dL.10 Sehingga apabila kadar 2013. 5th Report of Indonesian Renal
hemoglobin di bawah atau di atas rentang Registry 2012. Perhimpunan
kadar normalnya maka dapat dikatakan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI).
hemoglobin mengalami penurunan atau 3. Silviani, D., Adityawarman., dan
peningkatan kadar. Dwianasari, L. 2011. Hubungan
Lama Periode Hemodialisis dengan

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 183


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090
Pengaruh Penggunaan Asam Folat Terhadap Kadar Hemoglobin Pasien Penyakit Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis Di RSUD Abdul Wahab
Sjahranie

Status Albumin Penderita Gagal Pembentuk Sel Darah Merah dengan


Ginjal Kronik di Unit Hemodialisis Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil
RSUD. Prof. Dr. Margono Soekarjo di Kabupaten Gowa. Universitas
Purwokerto Tahun 2010. J. Mandala Hasanuddin. Makasar.
of Health, Volume 5, No 2. 8. Herawati, Neng. 2009. Mengenal
4. Deglin, H.J., dan Vallerand, A.H. Anemia dan Peranan Erythropoietin.
2005. Pedoman Obat untuk Perawat. J. Bio Trends, Vol. 4, No. 1, 35-39.
Penerbit Buku Kedokteran EGC. 9. Schiffl, H., dan Lang, S.M. 2006.
Jakarta. Folic Acid Deficiency Modifies the
5. Johnson, David. 2012. Diagnosis, Haematopoietic Response to
Classification and Staging of Chronic Recombinant Human Erythropoietin
Kidney Disease. J. Kidney Heart in Maintenance Dialysis Patients. J.
Australia (CARI Guidelines), 4-7. Nephrol Dial Transplant, Vol. 21,
6. Eriksen, B.O., dan Ingebretsen, O.C. 133–137.
2006. The Progression of Chronic 10. Dipiro, J.T., et.al. 2008.
Kidney Disease: A 10-year Pharmacotherapy: A
Population-based Study of the Effects Pathophysiologic Approach, Seventh
of Gender and Age. J. Kidney Edition. Mc-Graw Hill.
International 69, 375-382.
7. Besuni, A., Jafari, N., dan Indriasari,
R. 2013. Hubungan Asupan Zat Gizi

J. Trop. Pharm. Chem. 2016. Vol 3. No. 3 184


p-ISSN: 2087-7099; e-ISSN: 2407-6090

Anda mungkin juga menyukai