Anda di halaman 1dari 30

Interaksi Obat

Warfarin dan Vitamin K


Disusun Oleh :
■Ayu Haryani Putri Sarlita -121501085
■Alvida Dwijayanty – 121501131
■Maulani Susanti – 121501024
■Riza Umayah – 121501081
■Karina Adirra Islami Affan – 121501064
■Kiki Rizky Andani Nasution – 121501021
■Debi Sara Monica – 121501047
■Andriana Fier Tamba – 121501044
■Ismita Sari – 121501068
■Meighina Atika Istiqomah – 121501126
■Surya Ramayani – 121501005
■Luluan Magabe S. - 121501045
■Yuni Andriani Nst – 121501141
■Dian Ika Perbina Meliala - 121501049
Warfarin
Antikoagulan; Warfarin
Antikoagulan dibagi 3 kelompok:
■1. Heparin
■2. Antikoagulan Oral :
Turunan 4-hidroksikumarin : Cth: Warfarin
 Turunan indan
■3. Antikoagulan pengikat ion kalsium

■Kategori Obat Warfarin yaitu :


1. Generic name : warfarin
2. Brand name : coumadin
Farmakologi dan Farmakokinetik Warfarin
■Onset kerja : 36-72 jam
■Durasi : 2-5 hari
■Absorpsi : cepat
■Metabolisme : di hati.
■Ekskresi : Renal (92%)
■T½ eliminasi : 20-60 jam, rata-rata 40 jam,
■Bioavailabilitas : 100%
■Ikatan protein : 99.5%
■Metabolisme Hepatik: CYP2C9, 2C19, 2C8,
2C18, 1A2 and 3A4
Vitamin K
Vitamin K
■Vitamin dibagi dalam dua kelompok umum :
- larut dalam lemak
- larut dalam air
■ Vitamin yang larut dalam lemak adalah A, D, E dan K.
■ Vitamin-vitamin ini :
- lambat dimetabolisme
-dapat disimpan dalam jaringan lemak, hati, dan otot
dalam jumlah yang bermakna,
-diekskresikan ke dalam urin dalam jumlah yang
lambat.
■ Makanan yang kaya akan vitamin K adalah sayur-
sayuran,
berdaun hijau, daging, telur, keju dan susu
■Vitamin K disebut juga vitamin koagulasi, karena vitamin
ini berperan dalam menjaga konsitensi aliran darah.
■Defisiensi vitamin K : menyebabkan waktu pembekuan
darah menjadi lebih panjang, sehingga penderita defisiensi
vitamin K bisa mati hanya karena pendarahan ringan.
Vitamin K
■merupakan kofaktor spesifik untuk pembentukan
residu γ-karboksiglutamil dari residu glutamat
tertentu dalam protein tertentu.
■residu Gla dalam vitamin K ini tergantung dengan
protein yang memberi kalsium mengikat properti.
■Coumarin antikoagulan oral, seperti warfarin,
menghambat koagulasi dengan menurunkan
pembentukan gamma-karboksilasi dari residu Glu
dalam vitamin K yang bergantung pada koagulasi
protein.
■Hasil Antagonisme vitamin K dalam sekresi protein
undercarboxylated mengurangi kalsium mengikat
properti (Litwack, 2008).
Struktur Vitamin K

(Suttie, 2009).
■Struktur kimia vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda :
1. Vitamin K1 atau Filoquinon
jenis yang ditemukan dan dihasilkan tumbuh-tumbuhan dan
daun hijau.
2. Vitamin K2 atau Menaquinon
dihasilkan oleh jaringan hewan dan bakteri menguntungkan
dalam sistem pencernaan.
3. Vitamin K3 atau Menadion
merupakan vitamin sintetik, bersifat larut dalam air,
digunakan untuk penderita yang mengalami gangguan
penyerapan vitamin K dari makanan.
Absorpsi Vitamin K
■Penyerapan vitamin K belum diteliti dengan baik pada
orang dewasa yang sehat, terutama dalam konteks
sumber makanan dan bentuk vitamin K yang berbeda
dalam berbagai tahap siklus hidup.
■Hanya sekitar 40 -70% vitamin K dalam makanan dapat
diserap oleh usus.
■Secara umum, Filoquinon diserap dari usus proksimal
dan penyerapan tergantung pada empedu dan sekresi
pankreas. Dalam usus, Filoquinon digabungkan dengan
partikel chylomicron baru yang disekresikan langsung ke
getah bening dan akhirnya ke dalam sirkulasi perifer.
Sisa-sisa Filoquinon dengan partikel-partikel yang
beredar berikutnya diserap oleh hati (Litwack, 2008).
Metabolisme Vitamin K
■Sekitar 90% vitamin K yang sampai di hati
disimpan dalam bentuk Menaquinon. Dari hati,
vitamin K disebarkan ke seluruh jaringan tubuh
yang memerlukan melalui darah. Saat di darah,
vitamin K bergabung dengan VLDL dalam plasma
darah.
■Setelah disirkulasikan berkali-kali, vitamin K
dimetabolisme menjadi komponen larut air dan
produk asam empedu terkonjugasi. Selanjutnya,
vitamin K diekskresikan melalui urin dan feses.
Sekitar 20% dari vitamin K diekskresikan melalui
feses. Pada gangguan penyerapan lemak, ekskresi
vitamin K bisa mencapai 70 -80 % (Litwack, 2008).
Interaksi dengan Nutrien Lain
■Vitamin yang larut dalam lemak lainnya, mempengaruhi status
vitamin K. Dalam sebuah penelitian terbaru, 10% dari variasi
konsentrasi filoquinon dalam plasma dipengaruhi oleh asupan
vitamin yang larut dalam lemak lainnya, termasuk vitamin E dan
A.
■Pada hewan percobaan, kenaikan yang relatif kecil dalam
suplemen alpha-tocopherol mempengaruhi jaringan yang
mengandung vitamin K, khususnya dalam kondisi kekurangan
vitamin K atau antagonisme.
■Mengenai kasus pendarahan dilaprkan bahwa telah dibatasi
untuk tiap individu mengonsumsi suplemen vitamin E
bersamaan dengan antagonis vitamin K, seperti warfarin.
■Salah satu mekanisme yang dijelaskan mengenai interaksi
antara vitamin E dan K adalah penghambatan kompetitif
vitamin-K karboksilase oleh metabolit vitamin E, tokoferol kuinon
(Litwack, 2008).
Bagaimana
Mekanisme
Interaksi
Warfarin dan
Vitamin K?
Ketahui dulu mekanisme pembekuan darah…
■Proses pembekuan darah terdiri dari dua tahap, yaitu :
1. Protrombin, dengan adanya tromboplastin, kalsium
dan faktor-faktor lain diubah menjadi trombin
2. Fibrinogen diubah menjadi gumpalan fibrin.
Mekanisme Kerja Warfarin

WARFARIN
HATI Vitamin K epoksid

Enzim epoksid menginhibisi


reduktase

Vitamin K

mengaktivasi

Faktor pembekuan darah II,VII,


IX, X, protein S, protein C
Mekanisme Kerja Vitamin K
Warfarin vs Vitamin K

Inhibit Activated
vitamin K- vitamin K-
dependent dependent
factors factors
Faktor-faktor Pembekuan Darah
yang Dipengaruhi Vitamin K
Tingkat
Signifikansi Onset Dokumentasi
Keparahan
2 Diperlambat Terbukti
Sedang

Signifikansi 2 : sedang (1: parah, 5:jarang )


Onset diperlambat : efek tidak muncul sebelum obat yang
berinteraksi diberikan
Tingkat keparahan sedang : efek dapat memperparah status
klinis pasien, pengobatan tambahan, opname
Dokumentasi terbukti : telah terbukti terjadi dalam penelitian
Mekanisme :
-Diduga bahwa vitamin K dalam tembakau dapat
menghambat efek warfarin pada faktor pembekuan.
- Warfarin menginhibisi faktor pembekuan II, VII, IX, X, dan
protein C dan protein S yang diaktivasi oleh vitamin K.

Efek :
-Aksi antikoagulan oral dilemahkan, yang mengarah pada
kemungkinan pembentukan trombus .
-Penurunan asupan VITAMIN K dapat meningkatkan efek
antikoagulan.
Kasus: Seorang pria 34 tahun berhasil diobati dengan
warfarin ( sampai 30 mg / hari ) , dan INR-nya tidak pernah
stabil selama periode 4,5 tahun. Ketika itu ia
menggunakan tembakau. Ketika ia berhenti menggunakan
tembakau , INR -nya meningkat 1,1-2,3 dalam waktu 1
minggu .

Manajemen klinis :
-Menghindari atau meminimalkan konsumsi
variabel makanan atau suplemen gizi yang
mengandung VITAMIN K.
- Memantau indeks koagulasi dan mengamati
tanda-tanda pembentukan trombus atau
perdarahan selama VITAMIN variabel K di
konsumsi .
- Dosis antikoagulan oral mungkin perlu diubah .
Onset Warfarin-Vitamin K

Onset PO IV SC dan IM

12-16 jam
dan
mencapai
Warfarin 20 7
puncak
pada 36-
48 jam
tidak
Vitamin K 12-24jam 4-12 jam direkomen
dasikan
Jurnal
Pengetahuan tentang penggunaan coumadin dan interaksinya
dengan vitamin K pada penderita atrial fibrilasi
Utah State University Heidi M. Moss
DigitalCommons@USU 2009 Utah State University

Latar belakang : Penderita atrial fibrilasi beresiko tinggi untuk menderita stroke karena
kombinasi penggunaan coumadin dengan faktor resiko stroke seperti usia >75tahun,
diabetes, hipertensi, gagal jantung. Coumadin bekerja dengan menginhibisi egenerasi
vitamin K yang diperlukan untuk mengaktifkan faktor-faktor pembekuan darah.
Penggunaan 100mcg vitamin selama minimal 4 hari dapat menurunkan nilai INR
sebesar 0,2. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai pengetahuan penderita atrial
fibrilasi terhadap interaksi antara coumadin dengan vitamin K.
Metode : Sejumlah 75 pasien atrial fibrilasi yang sedang menggunakan Coumadin
diminta untuk menjawab kuesioner dengan 52 pertanyaan berkaitan dengan
penggunaan coumadin dan interaksinya.
Hasil : Hanya 63.9% dari populasi pasien sedikit memahami penggunaan coumadin
dengan vitamin K.
Simpulan : Penelitian ini menunjukkan kurangnya pengetahuan pasien terkait interaksi
coumadin dengan vitamin K atau nutrisi lain pada pasien yang beresiko stroke
Roveny
Dokter Umum di Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta, Indonesia,
Kolumnis Kesehatan

Akreditasi PP IAI–2 SKP


Antikoagulan untuk Stroke
Iskemik Kardioemboli
ABSTRAK
Sekitar 20% stroke iskemik disebabkan kardioemboli.
Stroke yang berhubungan dengan kardioemboli
cenderung bermanifestasi lebih berat, berisiko tinggi
berulang, serta mortalitasnya lebih tinggi. Pemberian
antikoagulan lebih dianjurkan pada stroke iskemik
kardioemboli sebagai upaya pencegahan, baik primer
maupun sekunder. Pada kasus stroke lain, antikoagulan
belum menunjukkan manfaat nyata.
■TERAPI ANTIKOAGULAN WARFARIN
Warfarin merupakan antagonis vitamin K, elemen yang dibutuhkan untuk sintesis
faktor II, VII, IX, faktor X, serta protein C dan protein S. Faktor-faktor tersebut secara
biologis bersifat inaktif tanpa karboksilasi dari residu asam glutamat. Proses
karboksilasi tersebut memerlukan reaksi reduksi yang diperantarai oleh vitamin K
sebagai kofaktor. Warfarin sebagai antagonis vitamin K akan mengurangi produksi
faktor-faktor tersebut.
KESIMPULAN
■1. Antikoagulan warfarin terbukti signifi - kan mengurangi risiko stroke iskemik
primer ataupun sekunder akibat kardioemboli
■2. Pemberian antikoagulan warfarin pada stroke iskemik kardioemboli dapat
dilakukan segera setelah diagnosis ditegakkan dan dipastikan tidak ada risiko
perdarahan, hipertensi, serta infark otak yang luas
■3. Antiplatelet aspirin dapat dipakai sebagai alternatif pencegahan primer atau
sekunder stroke iskemik kardioemboli, ataupun terapi sementara hingga warfarin
dapat diberikan
■4. Terapi warfarin dimulai dengan dosis 4-5 mg/hari, penyesuaian dosis berdasar
kan pemantauan INR berkala dengan target INR 2,0-3,0
■5. Terapi antikoagulan oral baru menjadi alternatif untuk kasus stroke iskemik
kardioemboli akibat fibrilasi atrium nonvalvular
Tabel 1. Karakteristik antikoagulan warfarin dan NOAC14

INR= International normalized ratio; CrCl= creatinine


clearance; CYP3A4= cytochrome P450 3A4; p-gp= p-
glycoprotein; FFP= fresh frozen plasma; PCC=
prothrombin complex concentrates
DAFTAR PUSTAKA
Litwack, G. (2008). Vitamins and Hormones
Vitamin K. Volume 78. London: Elsevier.
Halaman 2, 9-12.
Suttie, J.W. (2009). Vitamin K in Health and
Disease. USA: CRC Press. Halaman 14.
http://imbang.staff.umm.ac.id/files/2010/03/VI
TAMIN-K.doc
Thanks!

Any questions?

Anda mungkin juga menyukai