1. FASE STRABILISASI
Jenis-jenis makana yang apat diberikan selama anak mengalami gizi buruk strabilisai
diantaranya
a. Formula khusus seperti formula 75/modifikasi/modisco
Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gii buruk pada fase
strabilisasi.
Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gizi buruk pada fase
transisi :
Tabel jenis frekuensi dan lamanya/waktu pemberian makan anak gizi buruk pada faese
rehabilitasi:
- Buah 15.00
10.00 &
15.00
08.00 &
13.00
18.00
Cara Membuat :
Campur tepung beras, gula pasir, dan air diaduk sampai matang, angkat langsung campur
dengan larutan formula 75 kemudian diaduk sampai rata. Siap dihidangkan dengan santan
kental
Nilai Gizi:
Cara membuat:
Campur bahan agar-agar, gula, dan santan diaduk sampai mendidih. Setelah mendidih angkat
dari api kemudian masukkan F100 dan diaduk rata. Masukkan kedalam cetakan yang telah
disiapkan
Nilai gizi:
- Energy : 326,1 kkal
- Protein : 6,6 gr
- Lemak : 22,1 gr
- Karbohidrat: 32,9 gr
Cara membuat:
Masak kacang hijau setengah matang,buat adonan air yaitu dengan santan dan modisco
dicampur jadi satu rebus sampai mendidih sambil diaduk agar santan tidak pecah. Kemudian
masukkan gula merah yang sudah dicairkan dan gula pasir serta kacang hijau , dan masak
kembali hingga matang jangan lupa tambahkan daun pandan dan garam secukupnya.sajikan
untuk 1 porsi.
Nilai gizi :
- Energi : 598,45kkal
- Protein : 12,55 grr
- Lemak : 37,0 gr
- Karbohidrat: 59,53 gr
Cara membuat:
Pisang diambil dagingnya lalu dihaluskan, semua bahan dan modisco III dicampur menjadi
satu, dan kemudian dicetak menurut selera. Terakhir dikukus sampai matang kurang lebih 30
menit.
Nilai gizi
- Energi : 495,4 kkal
- Protein: 9,3 gr
- Lemak: 29,3 gr
- Karbohidrat : 52,2 gr
SARI BUAH
1. AIR JERUK
Bahan : jeruk 1 gram (1 buah).
Cara membuat : jeruk dicuci bersih dan dipotong melintang lalu diperas dan
disaring. Air jeruk yang didapat 7 sendok makan.
Cara pemberian : untuk pemberian pertama air jeruk tersebut diencerkan dengan air
putih masak dengan perbandingan 1 : 1 dan diberikan sebanyak 1 sendok teh. Pemberian ini
ditambah dari hari ke hari sampai dapat menghabiskan 1 buah jeruk, maka selanjutnya tidak
perlu diencerkan lagi, bila rasanya asam, dapat ditambahkan gula dalam bentuk sirup
secukupnya.
Nilai gizi:
- Energy : 45 kkal
- Protein : 0,9 gr
- Lemak : 0,2 gr
- Karbohidrat : 11,2 gr
2. Sari pisang
Bahan : pisang ambon 100 gr (1 buah).
Cara membuat : pisang dicuci bersih, dikupas, dikerik halus, dan dimasukkan ke
dalam cangkir. Pisang yang telah dikerik sebaiknya dicampur dengan air jeruk/air tomat.
Nilai gizi:
- Energy : 99 kkal
- Protein : 1,2 gr
- Lemak : 0,2 gr
- Karbohidrat : 25,8 gr
3. Bubur susu
Bahan:
- Susu : 150 cc
- Gula pasir : 10 gr
- Tepung beras : 20 gr
- Air putih : 50 cc
- Garam secukupnya
Cara membuat:
Didihkan susu, tepung beras diencerkan dengan air 50 cc dan dimasukkan ke dalam susu
yang telah mendidih sampai masak. Kemudian masukkan gula pasir ke dalam bubur tersebut
dan ditambahkan garam lalu diangkat.
Nilai gizi :
- Beras : 20 gr
- Ikan/daging/ hati : 25 gr
- Tempe/ tahu : 10 gr
- Sayur : 25 gr
- Air : 800 cc
Cara membuat:
Bahan makanan dicuci. Ikan, hati, daging, tahu, tempe dipotong kecil/dicincang. Sayuran
dipotong pendek. Semua bahan makanan dimasukkan ke dalam panic dan diberi air. Dimasak
dengan api sedang dan ditutup. Sesudah mendidih diaduk dan dimasak terus hingga kental
dan matang.
Nilai gizi:
Mengenali dan membantu masalah lain seperti defisiensi vitamin, anemia dan gagal
jantung kongestif.
a. Kekurangan vitamin A
Semua penderita gizi buruk harus mendapat vitamin A pada hari pertama perawatan dengan
dosis tergantung dari umur anak.
d. Dermatosis
Anak kwarsiorkor disertai dengan kelainan pada kulit berupa bercak-bercak
kemerahan/kehitaman pada pantat, kaki, leher belakang yang disebut sebagai dermatosis.
Frekuensi kontak antara petugas kesehatan dan penderita perlu dilakukan, sebagai
berikut:
4. Fase follow up, 2 minggu sekali selama bulan, 3 minggu sekali selama 3 bulan.
Pemantauan berat badan dapat dilakukan dengan menggunakan timbangan atau KMS.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Gizi buruk merupakan masalah kekurangan zat gizi makro (kalori/protein) yang berlangsung
secara kronis maupun akut. Cara melakukan diagnosis pada balita yang mengalami gizi
buruk, yaitu dengan pemeriksaan antropometris dan pemeriksan klinis. Tanda-tada klinis
dapat berupa marasmus, kwarshiorkor, serta marasmik-kwarshiorkor. Kriteria balita gizi
buruk, yaitu: sudah melewati fase stabilisasi, tidak menderita komplikasi, tim
penanggulangan gizi buruk, serta fasilitas rumah tangga yang memungkinkan.
Perawatan pasien gizi buruk dapat dilakukan dengan mengobati atau mencegah Hipoglikemi
dan hipotermi, mencegah dehidrasi, mengobati infeksi, serta pemberian diet. Pemberian
modisko sebagai minuman atau dicampurkan dengan makanan lain.
Pemantauan yang perlu dilakukan, yaitu pemantauan suhu tubuh, pemantauan perkembangan
anak, pemantauan penerimaan makanan, pemantauan berat badan.
http://zillyannurse.blogspot.co.id/2011/11/panduan-pemberian-makanan-pada.html
KASUS
An. F, laki-laki, usia 17 bulan, BB 7,2 Kg (BB Lahir 2 kg), TB 74 cm (PB lahir 62 cm) tinggal di kec.
Sumbersari. Keluhan utama kasus : nafsu makan kurang dan rewel, diare > 3kali/hari. Riwayat
penyakit : sejak lahir An. F memiliki gangguan menelan (gangguan menghisap ASI kurang), mulai
usia 8 bulan, badannya kelihatan semakin kurus, dan kecil, sering batuk pilek, panas yang tidak
terlalu tinggi, nafsu makan kurang dan rewel. Grafik di KMS selalu menunjukkan di bawah garis
merah (BGM).
An. F adalah anak tunggal. Orang tua An. F bekerja sebagai wiraswasta (ayah), bekerja di bengkel
dengan penghasilan rata-rat per bulan Rp. 750.000, dan ibunya sebagai IRT.
Riwayat gizi : An. F diberikan ASI eksklusif sampai usia 5 bulan, setelahnya ASI ditambah dengan MP-
ASI (bubur beras, pisang, biskuit, bubur susu). Usia 8 bulan makan tim saring perhari, dan 12 bulan
mulai makan nasi seperti makanan utama keluarga. Pola makan An. F adalah sebagai berikut :
Konsumsi nasi, 2 kali sehari @ gelas, lauk hewani (telur/ikan 1-2 kali sehari, @ 1 butir/1 ptg
sedang, ayam 1 kali seminggu, @ 1 ptg sedang, lauk nabati (tempe/tahu, 1-2 kali sehari, @ 1ptg
sedang), sayuran (biasanya mengkonsumsi kangkung, bayam, rata-rata @ gelas/hari), buah (pisang
@ 2-3 buah/minggu).
Konsumsi makanan saat ini : nafsu makan kurang baik, hasil recall konsumsi makan 24 jam pasien
adalah : Energi 650 kkal, protein 19 g, lemak 20 g, dan KH 98 g.
Hasil Pemeriksaan: Fisik : KU baik, sadar, dan tidak dalam keadaan sakit. Klinis : TD 110/70 mmHg, T
37C.
PENYELESAIAN KASUS
Nama : An. F
Usia : 17 bulan
1. Pengkajian Gizi
Riwayat Gizi/Makanan
An. F diberikan ASI eksklusif sampai usia 5 bulan, setelahnya ASI ditambah dengan MP-ASI ( bubur
beras, pisang, biscuit, dan bubur susu). Usia 8 bulan makan tim saring per hari. Usia 12 bulan mulai
makan nasi seperti makanan utama keluarga. Pola makan An. F adalah sebagai berikut: konsumsi
nasi 2 kali sehari @ 3/4 gelas, lauk hewani seperti telur @ 1 butir tiap1-2 kali sehari dan ayam @ 1
potong sedang 1 kali seminggu, lauk nabati seperti tempe/tahu @ 1 potong sedang tia 1-2 kali
sehari, sayuran seperti bayam dan kangkung rata-rata @ gelas per hari, dan buah seperti pisang @
2-3 buah per minggu.
Nafsu makan kurang baik, hasil recall 24 Jam pasien mengonsumsi energi 650 kkal, protein 19 gr,
lemak 20 gr, dan karbohidrat 98 gr.
Penilaian
Nafsu makan kurang baik, asupan makanan dibandingkan dengan AKG menunjukkan konsumsi
energi 65%, protein 76%, lemak 60,6%, dan karbohidrat 60,3%. Asupan energi, lemak, dan
karbohidrat termasuk dalam kategori defisit. Sedangkan protein masuk kategori kurang. Hal ini
dikarenakan salah satu penyebabnya nafsu makan yang kurang baik. Pengkategorian tersebut
didasarkan pada Supariasa (2001), tingkat konsumsi dibagi menjadi 4 golongan yaitu:
100% AKG = Baik
Fisik Klinis
Fisik : Keadaan umum pasin baik, sadar, dan tidak dalam keadaan sakit. Badan semakin kurus dan
kecil.
Penilaian
Tekanan darah rendah, secara fisik terdapat tanda-tanda mal gizi yaitu badan semakin kurus dan
kecil.
Riwayat Personal
Sosial Ekonomi :
Pekerjaan ayah dari pasien An. F adalah wiraswasta yang bekerja di bengkel dan ibunya adalah
seorang ibu rumah tangga. Penghasilan keluarga rata-rata adalah Rp. 750.000,00 per bulan. An. F
adalah anak tunggal.
Penyakit Dahulu :
Sejak lahir An. F memiliki gangguan menelan (gangguan menghisap ASI kurang), mulai usia 8 bulan
badan semakin kurus dan kecil, sering batuk, pilek, panas yang tidak terlalu tinggi, nafsu makan
kurang, dan rewel. Grafik di KMS selalu menunjukkan di bawah garis merah (BGM).
Penyakit Sekarang :
Nafsu makan kurang, rewel, dan diare > 3 kali per hari.
Penilaian
Keluarga pasien memiliki status ekonomi rendah, saat ini pasien dalam kasus Kurang Energi Protein
(KEP) memiliki keluhan hipotensi, kurus dan nafsu makan kurang.
3. INTERVENSI GIZI
Tujuan :
Bentuk Makanan :
Syarat :
Cara yang kita lakukan untuk menentukan kebutuhan zat gizi anak balita adalah:
Penentuan DBW untuk anak balita (1-5 tahn) secara sederhana dapat menggunakan rumus sebagai
berikut:
2. Menentukan Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Total Per Hari
- Kebutuhan energi/kalori pada anak balita dapat dilakukan dengan rumus :
a. Keb. energi = 1000 + (100 x usia dalam tahun)
b. Keb energi usia 1-3 tahun = 100 kalori/kg DBW
- Kebutuhan protein adalah sebesar 10% dari total kebutuhan energi sehari, dapat dihitung :
(10% x Total Energi Harian) : 4 = x gram
- Kebutuhan Lemak yaitu sebesar 20% dari total energi harian yaitu :
- Kebutuhan Karbohidrat adalah sisa dari total energi harian dikurangi prosentase protein dan lemak
3. Menentukan Estimasi Kebutuhan Energi dan Zat Gizi Total Per Hari
- Kebutuhan energi/kalori:
Keb. energi = 1000 + (100 x 1,4) = 1140 kkal
- Kebutuhan protein adalah sebesar 10% dari total kebutuhan energi sehari, dapat dihitung :
Keb. Protein = (10% x1140) : 4 = 28,5 gram
- Kebutuhan Lemak yaitu sebesar 20% dari total energi harian yaitu :
- Kebutuhan Karbohidrat adalah sisa dari total energi harian dikurangi prosentase protein dan lemak
- Vitamin C diberikan untuk meningkatkan imunitas tubuh mengingat anak menderita batuk dan
pilek.
- Makanan diberikan dengan porsi kecil tapi sering, dengan frekuensi makan: 3 x makan utama dan 2x
selingan (pagi dan siang).
Kebutuhan Vitamin dan Mineral : (AKG, 2004)
Vitamin E : 6 mg Vitamin K : 15 ug
Besi : 8 mg Yodium : 90 ug
Seng : 82 mg Selenium : 17 ug
5. Menu
Berdasarkan persentase kebutuhan energi, maka dapat dibedakan menjadi 2 makanan, yaitu
makanan utama dan makanan selingan. Adapun persentase makanan utama yaitu 80% dari
kebutuhan energi total dan persentase makanan selingan adalah 20% dari kebutuhan energi total.
a. Makan pagi: 20% dari kebutuhan energi total (E=182,4 kkal, P=4,56 g, L=4,04 g, KH=31,92 g)
1. Tepung beras : 20 g
3. Gula :5g
5. Kacang merah : 15 g
b. Makan Siang: 30% dari kebutuhan energi total (E=273,6 kkal, P=6,84 g, L=6,072 g, KH=47,88 g)
Bahan:
1. Tepung beras : 50 g
2. Daging ikan : 15 g
3. Gula : 10 g
5. Pisang ambon : 20 g
c. Makan malam: 30% dari kebutuhan energi total (E=273,6 kkal, P=6,84 g, L=6,072 g, KH=47,88 g)
2. Daging ayam : 10 g
3. Gula : 10 g
d. Selingan pagi 10% dari kebutuhan energi total (10.00) dan sore 10% dari kebutuhan energi total
(14.00)
Selingan dalam sehari 20% (pagi + sore) (E=114 kkal, P=5,7 g, L=5,06 g, KH=39,9 g):
1. Kacang hijau : 20 g
3. Jus alpukat : 40 g
1. Makan Pagi
2. Makan Siang
3. Makan Malam
4. Makan Selingan (pagi + sore)
A. Daftar Pustaka
2. Depkes RI. 2005. Buku Bagan Tata Laksana Anak Gizi Buruk Buku I Buku II. Jakarta: Direktorat Gizi
Masyarakat.