Anda di halaman 1dari 4

Kasus Saluran Cerna Atas

1. Pria N berusia 48 tahun mempunyai BB 60kg TB 160cm, bekerja sebagai seorang guru dengan
pendidikan terakhir sarjana. Sering mengalami gangguan lambung karena telat makan. Perut terasa
kembung dan sebah, nyeri di bagian epigastrium dan sering merasa mual. Pria N juga mengonsumsi
obat-obatan promag dan neosep. Pola makan Pria N 3 kali sehari dengan porsi nasi 1 entong (100
gram), lauk hewani yang sering dikonsumsi ayam, daging sapi, ikan dan lauk nabati tempe, dan tahu
1 potong (40 – 50 gram), sering mengonsumsi lalapan dan suka sayuran, mengonsumsi buah 3x
dalam seminggu. Saat dibawa ke RS Data Fisik Pria N Tekanan darah 120/80 mmHg, suhu 36 oC.
2. Ny. NR usia 58 tahun, dengan pendidikan SMA, agama Hindu dan bekerja sebagai ART. Suami pasien
bekerja sebagai buruh serabutan dan mempunyai 2 orang anak yang sudah berkeluarga. MRS pada
tanggal 2 Juni 2017 dengan keluhan nyeri perut, sesak nafas, kemudian dibawa ke Puskesamas dan
dilakukan pemeriksaan darah dengan kadar Hb 4,6 g/dl, lalu pasien dirujuk ke RSUP sanglah untuk
perawatan lebih lanjut.
Riwayat sebelum MRS; pasien mengeluh nyeri perut kanan atas, rasa penuh/sebah, mules, perih,
makan/minum kurang, sesak nafas jika beraktivitas sedang, pusing badan mudah lelah, buang air
besar berwarna hitam. Pasien mempunyai kebiasaan minum jamu sudah sejak lama sekitar 10
tahun, obat sakit kepala yang dibeli diwarung yaitu Bodrex, jumlah sekali minum 4 tablet, dan sering
pegal linu sejak 2 tahun yang lalu.
Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 150/80 mmHg, mata konjungtiva anemis, hasil
laboratorium sel darah merah 2,55 µl, Hb 4,5 g/dl, MCV 14,9 fl, MCH 58,5 pg, MCHC 17,6 g/dl,
albumin 3,28 g/dl, Fe 15 mg/dl, ferritin 18,95 ng/ml.
Dari riwayat pola makan pasien mengonsumsi mengonsumsi makanan pokok nasi 2-3 x/hari, lauk
hewani (ikan lele 2 kali/minggu, telur 5kali/minggu, ayam 2 kali/minggu), lauk nabati tahu dan tempe
tiap hari, sayuran sering dikonsumsi perminggu, buah yang sering dikonsumsi papaya 2-3
kali/minggu. Minuman paling sering dikonsumsi adalah teh manis 3-4 kali/minggu dan kopi susu 3-4
kali/minggu. Hasil analisis recall makanan pasien yaitu energy 1450 kkal, protein 49,5 gram, lemak
33,9 gram, KH 224,3 gram dan Fe 9 mg.
3. Seorang ibu umur 42 th, BB: 44 kg, TB: 155 cm, dirawat di RS dengan keluhan sering menegluh sakit
kepala, anorexia, mual dan muntah, nyeri di ulu hati terutama bila perut kosong, untuk
menghilangkan rasa sakit pasien mencoba minum obat-obatan seperti promag. Pola makan: 2
-3x/hari, kebiasaan makanan pasien dirumah adalah sebagai berikut; nasi putih 1-3x/hari, lauk
hewani: ikan lele 2x/minggu, kacang panjang 2-3x/minggu, wortel 2-3 x/minggu, buah: papaya 2-3
x/minggu, minum air putih >8 gelas/hari, teh manis : 3x/hari, kopi: 1x/hari. Hasil anilisis recall
makanan pasien energy 1506,7 kkal, Protein 35 gram, Lemak 51,2 gram dan KH 175,8 gram. Hasil
pemeriksaan lab adalah HGB: 7 g/dl, Albumin 6,39 g/dl, AST 3,28 g/dl, ALT 20,5 g/dl, BUN 15 g/dl,
kreatinin 7,5 mg/dl, Uric Acid 0,7 mg/dl. Pemeriksaan Nadi 88x/menit, Suhu 37 oC, Tensi 150/85
mmHg, RR 20x/menit.
4. Seorang wanita dewasa datang ke RS dengan keluhan sering merasa nyeri di ulu hati lebih kurang 2
jam setelah makan, mual kadang BAB encer hitam. Dua bulan terakhir BB turun 3 kg. setahun yang
lalu pasien mengalami stress karena masalah keluarga sehingga makan sering tidak teratur. Kadang
sulit tidur dan sering sakit kepala. Untuk mengurangi sakit kepala biasanya pasien minum obat sakit
kepala seperti Panadol. Pasien bekerja sebagai PNS di sebuah instansi pemerintahan. Hasil
pemeriksaan fisik tekanan darah 130/90 mmHg, pucat, badan terasa lemas, suhu 38,7 oC, nadi
80x/menit, RR 20x/menitdan ada melena. Pemeriksaan Laboratorium Hb: 10,2 g/dl, BUN 15 g/dl,
MCV 14,9 fl, MCH 58,5 pg, MCHC 17,6 g/dl, test Benzidin +. Anamnesa diet pasien tidak suka makan
buah dan telur, pasien suka makan-makanan yang pedas dan suka goreng-gorengan. Hasil Recall 24
jam pasien Energi 1565,8 kkal, Protein 60,9 gr, Lemak 50,8 gr, KH 219,6 gram. Pasien berusia 49
tahun, BB 46 kg, TB 158 cm.

Kasus DHF

1. An. KA umur 10 tahun kelas 4 SD beragama islam dengan BB: 26 kg dan TB 122cm. Pasien memiliki
riwayat penyakit dahulu yaitu penyakit demam berdarah (DHF). Pasien masuk rumah sakit dengan
keluhan panas tubuh dan demam tinggi disertai flu, keluarga pasien tidak ada yang menderita
penyakit menular atau penyakit yang sama seperti pasien. Pola makan pasien 3x/hari, selingan
2x/hari, pola makan pasien seimbang namun nafsu makan pasien kurang dan tidak memiliki alergi
terhadap makanan tertentu. Hasil Recall Energi: 1036,3 kkal, Protein: 36 gram, Lemak 34,3 gram, KH
143,4 gram. Data pemeriksaan biokimia pasien Hb: 13,9 g/dl, Trombosit 158.000/ml, hematocrit 33-
38%, leukosit 5.100/cmm. Dataa Pemeriksaan fisik pasien Tekanan darah 90/60 mmHg, Respirasi
20x/mnt, Nadi 90x/mnt, suhu 38,2 oC.

2. Ny. Nally umur 29 tahun, TB 150 cm, BB 48 kg, status menikah, di diagnose susp DHF, Anemia,
Dispepsia. Pasien bekerja sebagai PNS dengan pendidikan terakhir S1. Keluhan pasien nyeri kepala,
mual dan muntah. Hasil pemeriksaan biokimia Hb=8,8g/dl, Eritrosit=3,29jt/UL,
3 3
Leukosit=29.100/mm , Trombosit 26.000mm . Data klinis pasien TD: 120/80 mmHg, nadi:84x/menit,
suhu 38oC, Pasien terlihat sangat lemah dan dehidrasi di cek dari warna urine, terkadang pasien bisa
berjalan sendiri ke kamar mandi. Riwayat makan pasien : makan tidak teratur, sering tidak sarapan
karena tidak sempat, makan siang selalu diluar, dan tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran serta
suka minum teh saat makan. Hasil recall 24 jam : Energy 1100 kkal, Protein 30 gram, lemak 42 gram,
KH 159 gram.
3. An. R umur 12 tahun laki-laki, BB: 32kg TB: 145cm pekerjaan ayah pelaut dan pekerjaan
ibu IRT. Memiliki keluhan muntah, BAK berwarna kuning pekat, bibir kering, bising usus,
sebelum masuk RS, badan panas dengan suhu 40 oC. Pemeriksaan Biokimia Hb: 9,2 g/dl,
Leukosit: 2400µl, Hematokrit 28%, Trombosit 47.000mm 3. Hasil recall Energi 1052,8 kkal,
Protein 45,7 gram, Lemak 26,6 gram, KH 165,2 gram. Riwayat makan pasien: makan
tidak teratur, tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan kecuali anggur.
Suka meminum susu ultra setiap hari 5 kotak.
4. Seorang An. A (1 tahun 3 bulan), perempuan, masuk rumah sakit dengan diagnosis
medis demam DHF, An. A tidak memiliki riwayat penyakit demam DHF atau penyakit lain
sebelumnya yang mengharuskan hingga rawat inap. An. A merupakan anak pertama dan
sehari-harinya diasuh oleh pengasuh karena orang tuaya bekerja. Dari informasi orang
tua pengasuhnya kurang menjaga kebersihan diri dan lingkungannya serta
memperkenalkan jajanan pedagang kaki lima kepada pasien, seperti cilok, tempura,
sempol. Sebelum masuk rumah sakit pasien hanya mengalami batuk lalu diberi obat dan
sembuh. Beberapa saat kemudian muncul panas. Panas yang tidak turun membuat ibu
pasien khawatir dan membawa pasien ke laboratorium untuk dilakukan pengecekkan
darah.
Hasil laboratorium menunjukkan hasil Hb 10,3 g/dl, Leukosit 2700µl, LED 11 mm/jam,
trombosit 48.500mm3. hasil tersebut dibawa ke dokter dan oleh dokter diminta untuk
rawat inap.
Data antropometri An. A sebagai berikut, BB 9 kg, TB 80 cm, Lila 13 cm, KM (Kompos
mentis) normal, pemeriksaan Tekanan Darah 100/65 mmHg, Suhu 39,8 oC, nadi 78
x/menit, RR 20 x/menit.
Pola makan dahulu, An. A makan 3 kali makanan utama dengan 1 – 2 kali selingan
perhari. Jenis selinga yang sering berupa susu kemasan yaitu susu ultra dan jajanan
sempol, cilok dan tempura. Pasien tidak memiliki makanan pantangan/alergi pada
makanan. Pola makan pasien sebelum masuk rumah sakit yaitu :
1. Sumber KH yang sering dikonsumsi adalah nasi dan roti.
2. Sumber Protein Hewani yang sering dikonsumsi adalah ayam, ikan laut, telur dan
susu
3. Sumber Protein Nabati yang sering dikonsumsi adalah tahu dan tempe
4. Sayuran yang sering dikonsumsi adalah bayam, kcg. Panjang, wortel, buncis dan kol
5. Byah yang sering dikonsumsi adalah jeruk manis dan pisang
Setelah masuk rumah sakit, An. A mendapatkan diet bubur TKTP dan secara umum nafsu
makan pasien sangan menurun. Hasi recall 1 x 24 jam pasien adalah Energi 231,04 kkal,
Protein 4,19 gram, Lemak 3,67 gram, KH 43,34 gram. Obat-obatan yang diberikan
sebelum masuk rumah sakit adalah paracetamol, bodrex dan antalgin.

Kasus Hepatitis
1. Seorang pasien bernama Tn Dodi, umur 46 tahun , bekerja sebagai guru SD. BB Tn Dodi saat ini
adalah 60 kg dengan TB 168 cm. Pasien didiagnosa menderita hepatitis B. Saat ini pasien sedang
mengalami rawat inap diruang interna laki-laki. Kondisi pasien saat ini compos mentis. Hasil
pemeriksaan lab terakhir menunjukan kadar SGOT : 58 U/L, SGPT : 78 U/L, asam urat : 6,2 mg/dl ,
albumin : 3,4 mg/dl dan hasil pemeriksaan HbSAg positif. Pasien mengeluh mual, sering pusing dan
wajah terlihat pucat, suhu tubuh 37oC, tekanan darah 120/80 mmHg. Hasil recall : Energi 484,9 kkal,
Protein 29,9 gram, Lemak 17,8 gram dan KH 50,4 gram. Riwayat makan pasien: makan tidak
teratur, tidak suka mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan, suka minum-
minuman berenergi dan beralkohol.
2. Seorang pasien wanita usia 24 tahun baru-baru ini masuk ke rumah sakit dengan
keluhan pusing, mual dan muntah. Pasien juga mengeluh demam tinggi pada sore
menjelang malam dan agak turun waktu pagi hari. Kondisi ini sudah berlangsung selama
satu minggu. Dokter mendiagnosa pasien dengan Hepatitis A dan pasien dianjurkan
untuk dirawat inap. Pasien berasal dari Jawa Tengah dan kost di Bandung karena bekerja
sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di suatu rumah sakit pemerintah bersama seorang
temannya. Setiap hari pasien selalu jajan untuk makan pagi, siang dan sore di pinggir
jalan sekitar kostan dan rumah sakit tempatnya bekerja. Selama ini pasien tidak
mengetahui faktor risiko makanan yang aman terhadap penyakit hepatitis A. Hasil
laboratorium menunjukkan nilai SGOT 500 U/L dan SGPT 650 U/L, Hb 13 g/dL, bilirubin 2
mg/dL. Pasien tampak lemah, pucat dan kuning. Berat badan pasien 45 kg dan tinggi
badan 165 cm. Berat badan biasanya sebelum sakit adalah 50 kg. Asupan makan
pasien hanya 50% dari biasanya (asupan energi sekitar 1350 Kalori) dengan bentuk
makanan adalah bubur. Pasien mengeluh tidak ada nafsu makan, mual dan nyeri perut
bagian kanan atas. Sudah 3 hari ini pasien tidak BAB. Informasi lain dari pasien, yang
bersangkutan tidak ada alergi makanan tetapi tidak menyukai susu.

Kasus Kantong Empedu


1. Seorang pasien wanita ibu rumah tangga usia 35 tahun didiagnosa kolelitiasis. Pasien
mengeluhkan sering merasa mual yang hilang timbul serta sakit nyeri perut bagian
kanan atas yang menjalar sampai ke bahu kanan atas. Pasien sudah merasakan keluhan
tersebut lebih dari 1 bulan yang lalu. Namun baru memeriksakan diri ke dokter karena
nyeri dirasakan makin lama makin hebat selama lebih dari 15 menit. Kondisi pasien saat
ini dalam keadaan kuning di seluruh tubuh. Sejak mengalami keluhan yang
disampaikan, asupan pasien saat ini mulai berkurang dari biasanya. Pola makan 3 kali
sehari, tetapi tidak bisa makan banyak. Setiap kali makan, pasien hanya mampu makan
10 sdm nasi, ½ potong hewani (kebanyakkan memilih ayam goreng) dan nabati
(terbanyak pilihannya adalah tempe goreng). Pasien tidak suka sayur dan buah. Sebelum
sakit, pasien memiliki kebiasaan makan sebagai berikut : sering mengonsumsi goreng-
gorengan (bala-bala dan tahu goreng) setiap harinya sebanyak masing-masing 3 buah
sedang dan keripik serta kacang goreng 3 kali seminggu kurang lebih 1 genggam tangan
dewasa. Riwayat Gizi sekarang: Hasil Recall: Energi 2497,9 kkal, Protein 79,1 gram,
Lemak 159,6 gram dan KH 194,5 gram. Pasien menyatakan tidak mengetahui apa
penyebab kejadian penyakitnya saat ini dengan kebiasaan makannya. Hasil laboratorium
menunjukkan urin pasien berwarna coklat, kadar kolesterol tinggi (250 mg/dL) dan ada
lemak di fesesnya. Berat badan pasien mengalami perubahan dari 63 kg menjadi 60 kg
dalam 1 minggu, sementara tinggi badan pasien 161 cm.
2. Seorang ibu 53 tahun, TB: 151 cm, BB: 57 kg, dirawat di RS 3 hari yang lalu dengan
keluhan kolik epigastrum terutama setelah makan makanan berminyak. Perut terasa
penuh, demam dengan suhu 38oC, mata kuning, BAB hitam, BAK merah, tidak nafsu
makan dan lemas. Hasil USG ada obstruksi di kantung empedu. Pemeriksaan tensi
100/70 mmHg, Hb: 12 g/dl, Billirubin total 19,04 mg/dl, diagnosis medis Kolelitiasis.
Kebiasaan makan 3x/hari, suka ngemil terutama gorengan, tidak begitu suka sayuran,
jarang berolah raga. Tidak ada makanan dan alergi terhadap makanan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai