analisi hazard dan titik kritis (hazard analysis and critical control point). Konsep
dan didasarkan pada prinsip-prinsip yang sudah dikenal, yang ditunjukan untuk
untuk mencegah munculnya hazard tersebut. Metode ini sangat logis dan mengkaji
semua tahapan didalam produksi makanan mulai dari tahap penanaman sampai
CCP merupakan titik, tahap atau cara yang perlu dilakukan pengendalian
a. Umum
disease”).
b. Khusus
C. Deskripsi produk
b. Bahan
Kentang
c. Konsumen :
sendok
D. Ingridients (komposisi)
Bahan –bahan
Bahan
1 Tomat
1 sdt garam
1 sdt ketumbar
Minyak goreng
Cara membuat
5. Sajikan.
F. Diagram alir proses Pembuatan Sambal Goreng HatiKentang
Penerimaan
Penimbangan
Penumisan (ccp)
Pecampuran
Penggorengan (ccp)
Penjedaan (ccp)
Pemorsian (ccp)
G. Identifikasi bahaya dan analisa resiko dalam pembuatan sambal goreng hati
kentang
Tabel 1. Identifikasi Bahaya Pada Bahan Pembuatan Sambal Goreng Hati Kentang dan
cara pencegahannya.
No Bahan Bahaya B
Jenis Bahaya Cara Pencegahan
mentah (M)/(K)/(F)
1. Hati Ayam Mikrobiologi - Eschricia coli - Melakukan penyortiran
- Staphylococcus Hati Ayam sesuai dengan
aureus spesifikasi.
- Salmonella - Hati Ayam disimpan
parathypi dan ditempat yang bersih dan
Listeria. suhu yang sesuai.
- Pada saat pengolahan
dimasak sampai matang
3 Kentang F, K Fisik : ada tanah, Pemilihan bawang putih yang
adanya memar utuh dan bagus sesuai dengan
akibat spesifikasi serta melakukan
penyortiran.
benturan/gesekan
saat pembelian,
banyak busuk>
Kimia : adanya
pestisida
3. Bawang F, K Fisik : ada tanah, Pemilihan bawang putih yang
putih adanya memar utuh dan bagus sesuai dengan
akibat spesifikasi serta melakukan
penyortiran.
benturan/gesekan
saat pembelian,
banyak busuk>
Kimia : adanya
pestisida
4 Bawang F, K Fisik : ada tanah, Pemilihan bawang putih yang
merah adanya memar utuh dan bagus sesuai dengan
akibat spesifikasi serta melakukan
penyortiran.
benturan/gesekan
saat pembelian,
banyak busuk>
Kimia : adanya
pestisida
5. Tomat M, K M : rusak, busuk - Melakukan penyortiran
dan berulat tomat sesuai dengan
spesifikasi.
K : adanya pestisida - Pencucian dengan air
bersih dan mengalir
(setelah dikupas).
- tomat disimpan pada
suhu ruang, tanpa sinar
matahari langsung.
- Pada proses persiapan
tomat dicuci dengan air
mengalir.
- Pada saat pengolahan
dimasak dengan suhu
>100ºC (air mendidih).
K : adanya pestisida
Pencucian
Keterangan :
A = Makanan untuk konsumen beresiko tinggi
B = Mengandung bahan yang sensitif thd bahaya biologis/kimia/fisik
C = Tidak ada tahap untuk mencegah/menghilangkan bahaya
D = Kemungkinan mengalami kontaminasi kembali setelah pengolahan
E = Kemungkinan penanganan yang salah selama distribusi /konsumsi
F = Tidak ada cara mencegah/menghilangkan bahaya oleh konsumen
Berdasarkan kategori diatas bahwa pembuatan sambal goreng hati kentang
mengandung 1 bahaya B s/d F karena rata-rata kategori sambal goreng hati kentang
berada dalam kategori resiko I.
Tabel 3. Kategori Resiko Makanan Pada Pembuatan sambal goreng Hati Kentang
No karateristik bahaya kategori keterangan
resiko
1 0 (tidak ada bahaya) 0 tidak mengandung bahaya A s/d F
2 (+) I mengandung 1 bahaya B s/d F
3 (++) II mengandung 2 bahaya B s/d F
4 (+++) III mengandung 3 bahaya B s/d F
5 (++++) IV mengandung 4 bahaya B s/d F
6 (+++++) V mengandung 5 bahaya B s/d F
7 A+ (kategori khusus) VI kategori resiko paling tinggi ( semua
makanan yang mengandung bahaya A,
baik dengan / tanpa bahaya B-F)
Berikut ini adalah disajikan bagan penetapan CCP pada pembuatan sambal goreng
Hati Kentang
a. Penerimaan
1. Bahan utama : Hati Ayam
Tidak
Ya
Ya (CCP)
Tidak
2. Bumbu
b. Proses Persiapan
1. Bahan utama
2. Bumbu
c. Proses Pengolahan
Ya (bukan CCP)
Ya (bukan CCP)
Ya (bukan CCP)
d. Proses Pemorsian
Ya (bukan CCP)
Apakah lama waktu pemorsian dapat menimbulkan bahaya
kontaminasi ?
Ya (bukan CCP)
Ya (bukan CCP)
e. Proses Penyimpanan
Ya (bukan CCP)
I. Matriks HACCP
1. P1 : apakah bahan mentah mengandung bahaya sampai pada tingkat yang berbahaya
2. P2 : apakah pengolahan/penanganan selanjutnya (termasuk cara penggunaan oleh
konsumen ) dapat menghilangkan atau mengurangi bahaya sampai tingkat yang
aman?
3. P3 : apakah formulasi/komposisi atau struktur produk akhir penting untuk
mencegah meningkatnya bahaya sampai pada tingkat yang diterima
4. P4 : Mungkinkah kontaminasi ulang terjadi? Mungkinkah bahaya akan meningkat?
5. P5 : apakah pengolahan/penanganan (termasuk penggunaan oleh konsumen) dapat
menghilangkan bahaya ?
6. P6 : apakah tahap proses ditunjukkan untuk menghilangkan atau mengurangi
bahaya sampai batas aman.
Pengolahan M √ CCP
Penyimpanan M √ CCP
/penjedaan
Pemorsian M √ √ CCP
K. Uraian Verifikasi
Adapun tahapan proses yang dikendalikan bahayanya pada saat proses pengolahan
1. Penerimaan
Penerimaan bahan makanan dilakukan sebelum persiapan bahan makanan.
Proses penerimaan bahan makanan mentah didapat dari rekanan yang diperiksa
berdasarkan order/pemesanan oleh tim pemeriksa barang dan bendaharawan barang.
Proses penerimaan bahan makanan termasuk ke dalam CCP 2, karena pada proses
ini ditujukan untuk mengurangi bahaya serta kontaminasi bahaya yang
kemungkinan akan meningkat melebihi batas berdasarkan spesifikasi yang ada.
Usaha untuk mengurangi maupun menghilangkan bahaya pada saat proses
penerimaan tersebut telah dilakukan dengan cara menerima bahan yang sesuai
dengan standar spesifikasi yang telah ditetapkan.
2. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan setelah proses penerimaan bahan makanan. Proses
penyimpanan dilakukan pada bahan makanan dari sambal goreng Hati kentang
seperti hati ayam dan kentang.
3. Persiapan (Pencucian)
Bahan makanan yang disimpan pada ruang transit dikirim keruang persiapan
oleh petugas. Persiapan bahan makanan dilakukan dengan pencucian bahan
makanan. Proses persiapan bahan makanan dilakukan oleh tenaga pengolah. Proses
persiapan (pencucian) merupakan CCP 2 karena hanya dapat mengurangi bahaya
yang ada. Pada tahap ini hati ayam dan kentang dicuci terlebih dahulu, begitu pula r
untuk mencegah terjadinya kontaminasi dan mengurangi potensi bahaya yang ada
pada bahan makanan tersebut. Proses pencucian dilakukan dengan menggunakan air
mengalir yang berasal dari PDAM yang telah mendapat lisensi sehingga mutu
dapat terjamin.
4. Pengolahan ( Pemasakan)
Pengolahan dilakukan oleh 1 tenaga pengolah. Sebelum dilakukan
pengolahan alat yang akan digunakan dicuci terlebih dahulu. Tenaga pengolah wajib
memakai clemek serta tutup kepala dan tidak wajib memakai masker pada saat
pengolahan tetapi harus meminimalkan frekuensi bicara kepada petugas lain. Proses
pengolahan merupakan CCP 1 karena pada proses ini diharapkan mampu
menghilangkan bahaya yang ada. Pada proses ini alat yang digunakan dicuci
menggunakan air kran, yang bersumber dari air tanah.
5. Pendistribusian
Proses pendistribusian merupakan CCP 2 karena dapat mengurangi bahaya
yang ada, khususnya bahaya karena ada proses penyajian makanan, petugas penyaji
telah menggunakan masker yang ditujukan agar makanan tidak terkontaminasi
dengan mikrobia yang ada pada mulut saat para penyaji sedang berbicara.
Oleh:
Higiene sanitasi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi HACCP
sehingga diperlukan pemantauan terhadap higiene sanitasi penjamah makanan yang ada
di dapur terutama selama proses pengolahan sambal goreng hati kentang. Higiene
Check List
No. Parameter Syarat Keterangan
Ya Tidak
Menderita penyakit mudah menular : batuk,
Kondisi
1. pilek, diare, penyakit menular lainnya.
Kesehatan
Menutup luka (luka terbuka, bisul, luka lainnya)
2. Menjaga Mandi teratur dengan sabun dan air bersih
Menggosok gigi menggunakan sikat gigi dan
kebersihan diri
pasta gigi secara teratur, paling sedikit 2 kali
dalam sehari.
Membiasakan membersihkan lubang hidung,
lubang telinga dan sela jari secara teratur.
Mencuci rambut/keramas secara rutin dua kali
dalam seminggu
Kebersihan tangan : kuku dipotong pendek,
tidak menggunakan kutek dan bebas luka
3. Kebiasaan Kadang-
Sebelum menjamah atau memegang makanan
mencuci tangan kadang
Sebelum memegang peralatan makan
Setelah keluar dari WC atau kamar mandi
Setelah meracik bahan mentah seperti daging,
ikan, sayuran dan lain-lain.
Setelah mengerjakan pekerjaan lain seperti
bersalaman, memegang uang, menyetir
kendaraan, memperbaiki peralatan dan lain-lain.
4. Perilaku Tidak menggaruk-garuk rambut, lubang hidung
penjamah atau sela jari/kuku
Tidak merokok
makanan dalam
Menutup mulut ketika bersin atau batuk
melakukan Tidak meludah sembarangan diruangan
kegiatan pengolahan makanan
pelayanan Tidak menyisir rambut sembarangan terutama di
penanganan ruangan persiapan dan pengolahan makanan
Tidak memegang, mengambil, memindahkan
makanan
dan mencicipi makanan langsung dengan tangan
(tanpa alat)
5. Penampilan Selalu bersih dan rapi, memakai celemek
Memakai tutup kepala
penjamah
Memakai alas kaki yang tidak licin
makanan Tidak memakai perhiasan
Memakai sarung tangan, jika diperlukan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tim dalam HACCP adalah Baiq Miftah Pathiyah sebagai pengamat dan pewawancara
Pengertian HACCP adalah suatu metode manajemen keamanan makanan yang sistematis
dan didasarkan prinsip-prinsip yang bertujuan untuk dapat mengidentifikasi hazard yang
kemungkinan dapat terjadi pada setiap tahapan pengolahan. CCP adalah titik, tahap atau cara
yang perlu dilakukan pengendalian agar bahaya keamanan makanan dapat dicegah.
Target/tujuan penerapan HACCP ditujukan untuk menu sambal goreng udang pada
pasien madyatama. Pengawasan ini dilakukan untuk menjamin ketepatan dan keamanan
pelayanan gizi.
Sambal goreng udang merupakan produk makanan yang menggunakan bahan dasar
udang dengan ditambahkan bumbu tambahan seperti bawang merah, bawang putih, merica,
tomat, cabe merah besar, garam, gula. Sambal goreng udang ini diberikan pada pasien
ruangan utama dan madiyatama. Sambal goreng udang ini diolah dengan cara menggoreng
dengan bumbu yang ditumis lalu dicampur, di sajikan dalam lepekan keramik ditutup dengan
Komposisi sambal goreng udang adalah udang, bumbu di haluskan yaitu bawang merah,
bawang putih, merica, tomat, cabe merah besar, gula dan garam
Sebagian besar bahan-bahan dalam pembuatan sambal goreng udang tergolong dalam
kategori resiko bahaya tingkat I. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa sambal
goreng udang mengandung 1 bahaya B s/d F sebab rata-rata bahan-bahan pembuatan sambal
goreng udang tergolong dalam kelompok resiko I. CCP dalam pembuatan sambal goreng
udang yaitu berada pada suhu dan waktu proses pengolahan, penjedaan, bahan baku,
bumbu, serta suhu pada proses pemorsian, penyimpanan sebelum distribusi dan
pendistribusian. Batas kritis pada proses pengolahan bahan baku dan bumbu yaitu
Pemantauan yang sebaiknya dilakukan dengan cara mengecek suhu dan waktu
pengendalian suhu serta penggunaan trolley yang memiliki pengatur suhu Verifikasi
dilakukan pada setiap tahap setiap kali proses pengolahan sambal goreng udang.
B. Saran
Rutin melakukan pengecekan suhu dan waktu pada setiap proses dalam
Untuk bumbu sebaiknya dicuci setiap akan digunakan walaupun pencucian telah
Kepada para karyawan sebaiknya menggunakan APD yang lengkap pada setiap
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 1994. Buletin Teknologi dan Industri Pangan Vo. V no.3
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Pelayanan Gizi Rumah Sakit
Mortimore, Sara dan Carol Wallace. 2004. HACCP Sekilas Pandang. Jakarta : EGC
Lampiran I.
Persiapan Bahan
Udang pembersihan udang
Persiapan bumbu :
Penyajian :