Anda di halaman 1dari 34

OM SWASTYASTU

TERIMAKASIH DAN
SELAMAT DATANG PADA
MATERI KULIAH
PERTEMUAN XI
MANAJEMEN SUMBER DAYA PERAIRAN, FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS WARMADEWA DENPASAR

KULIAH KEWIRAUSAHAAN
POKOK-POKOK MATERI KULIAH

3
1
PENGERTIAN RESIKO
USAHA

4
Pengertian Resiko Usaha
Resiko adalah :
Sesuatu yang selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya
sesuatu yang merugikan yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Resiko Usaha menurut Abbas Salim, ada 3 faktor yang
mempengaruhi yang nantinya akan menyebabkan resiko kerugian.
Ketidakpastian tersebut dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai
berikut :
1.Ketidakpastian ekonomi (economoc uncertainly caused)
2.Ketidakpastian yang disebabkan oleh alam (nature uncertainly
caused)
3.Ketidakpastian yang disebabkan oleh perilaku manusia (human
uncertainly caused)

5
Pengertian Resiko Usaha (lanjutan)

Resiko usaha memang tidak bisa dipisahkan serta menjadi


kesatuan dari bagian dari suatu bisnis atau usaha.
Ketika memiliki suatu usaha, kerap kali resiko yang muncul
tidak hanya disebabkan oleh faktor individu atau karyawan,
namun bisa juga terjadi karena faktor manajemen, strategi, dan
sistem perusahaan yang kurang baik.
Jadi Resiko usaha adalah suatu bahaya, atau akibat yang
kemungkinan dapat terjadi pada keadaan sebuah usaha yang
sedang berlangsung maupun situasi usaha yang akan datang.

6
2
MACAM-MACAM
RESIKO

7
MACAM-MACAM RESIKO :
A. Resiko teknis ( Kerugian )
Resiko ini terjadi akibat kekurangmampuan manajer atau wirausaha
dalam mengambil keputusan. 
Resiko yang sering terjadi berhubungan dengan :
1)   Biaya produksi yang tinggi (inefisien)
2)   Resiko karena adanya pemogokan karyawan, akibat kesejahteraan
yang kurang diperhatikan.
3)   Pemakaian sumber daya yang tidak seimbang (tenaga kerja banyak)
4)   Terjadi kebakaran, akibat keteledoran dan kurang kecermatan
5)   Terjadi pencurian atau penipuan, karena pengawasan yang kurang
baik
MACAM-MACAM RESIKO (lanjutan) :
6) Terus menerus mengalami kerugian, karena biaya yang
terus membengkak serta harga jual tidak berubah
7)  Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga
produktifitas kerja menurun
8)  Perencanaan dan desain yang salah, sehingga sulit
dilaksanakan, serta hal-hal yang berhubungan dengan
ketatalaksanaan perusahaan
9)  Resiko karena tidak dipercaya oleh perbankan, akibat
dalam perusahaan terjadi kredit macet
MACAM-MACAM RESIKO (lanjutan) :
B.  Resiko Pasar
Resiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang laku
atau tidak laku di pasar. Produk  telah menjadi kuno
(absolensence) akibat penerimaan (revenue) yang diperoleh
terus menurun  dan terjadi kerugian. Hal ini dapat
menyebabkan terjadinya usaha tersebut gulung tikar.
MACAM-MACAM RESIKO (lanjutan) :
C.   Resiko Kredit
Adalah resiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur
tidak membayar pinjaman sesuai  waktu yang telah disetujui
sehingga menimbulkan kredit macet.

Contoh : - Produsen menaruh produknya dan dibayar


kemudian.
- Debitur meminjam uang untuk sebuah usaha tapi usahanya
gagal.
MACAM-MACAM RESIKO (lanjutan) :
D.  Resiko diluar kemampuan manusia (force major to)
Resiko yang terjadi diluar kuasa manusia, seperti bencana alam.
Karena kemungkinan  terjadinya sangat kecil sehingga resiko ini
dianggap tidak ada. Resiko ini dialihkan dengan  memanfaatkan
jasa perusahaan asuransi.
MACAM-MACAM RESIKO (lanjutan) :
E. Resiko Riil
adalah resiko yang terlihat, bisa dihitung, bisa diantisipasi dan
bisa dihindari. Yang termasuk dalam resiko ini diantaranya :
1)   Kehilangan modal
2)  Kehilangan kesempatan
3)  Kehilangan mata pencaharian
4)  Kehilangan kendali atas kekuasaan yang selama ini
dimilikinya (dicision making) karena ada pengalihan gaya
bisnis keluarga menjadi gaya bisnis profesional.
MACAM-MACAM RESIKO (lanjutan) :
F. Resiko Psikologis
Adalah resiko yang tidak terlihat, tidak terhitung, bisa diantisipasi tapi belum
tentu bisa dihindarkan. Yang termasuk dalam resiko ini diantaranya :
1)   Kehilangan reputasi (hilang muka, nama besar, citra) dan resiko
menanggung malu.
2)   Kehilangan kepercayaan pd diri sendiri dan org lain shg paranoid atau
blinddependency.
3)   Kehilangan perasaan (potent) atau mampu menyebabkan hilangnya rasa PD
4)   Kehilangan jatidiri
5)   Kehilangan motivasi
3
UPAYA MENGHINDARI
RESIKO

15
UPAYA MENGHINDARI RESIKO :
A. Resiko Teknis, ada beberapa upaya, diantaranya :
1)   Manajer atau wirausaha menambah pengetahuan
tentang
a) Keterampilan teknis (technological skill),
terutama yang berkaitan dengan proses produksi yang
dihasilkan. Diupayakan dengan memakai metode yang
dapat menurunkan biaya produksi (efisien).
Contoh : salon dengan teknologi tradisional beralih dengan
menggunakan teknologi modern.
UPAYA MENGHINDARI RESIKO
(lanjutan)
b)    Kemampuan mengorganisasikan (organizational
skill), yaitu kemampuan meramu yang tepat dari
faktor produksi dalam usaha, mencakup sumber
daya modal.
Contoh :
- membuat baju agar bajunya atau modelnya enak dipakai,
murah dan pelanggan puas dalam segi kualitas
maupun pelayanannya.
- membuat masakan agar rasanya enak, murah dan
disenangi oleh konsumen
UPAYA MENGHINDARI RESIKO
(lanjutan)

c)    Keterampilan Memimpin (managerial


skill), yaitu kemampuan untuk mencapai
tujuan usaha dan dapat dikerjakan dengan
baik dan serasi oleh semua orang yang ada
pada organisasi. Untuk ini pemimpin dituntut
membuat konsep kerja yang baik
(conceptual skill).
UPAYA MENGHINDARI RESIKO
(lanjutan)
2)  Membuat strategi yang terarah untuk masa depan
meliputi strategi produksi, strategi keuangan, strategi
sumber daya manusia, strategi operasional, strategi
pemasaran dan strategi penelitian dan
pengembangan.
Tujuan dari strategi ini adalah :
a)   Untuk tetap memperoleh keuntungan
b)   Hari depan lebih baik dari sekarang (usaha berkembang)
c)   Tetap bertahan (survive).
 
UPAYA MENGHINDARI RESIKO
(lanjutan)

3)  Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi


Dengan konsekuensi setiap saat harus membayar premi
asuransi yang merupakan pengeluaran tetap.
Contoh : asuransi kebakaran dan asuransi tenaga kerja.
  

  
UPAYA MENGHINDARI RESIKO
(lanjutan)
B. Resiko Pasar   ada beberapa upaya,
1)   Mengadakan inovasi (product inovation), yaitu membuat desain
baru dari produk yang disenangi calon pembeli.
2)   Mengadakan penelitian pasar (market research) dan memperoleh
informasi pasar secara berkesinambungan. Biasanya cara ini
memerlukan dana yang besar dan hanya layak untuk perusahan
besar.

  

  
UPAYA MENGHINDARI RESIKO
(lanjutan)
C. Resiko Kredit   ada beberapa upaya,
1)  Berikan kredit pada orang yang tepat (bonafid)
Syarat debitur yang baik :
a)   Dapat dipercaya (character)
b)   Kemampuan untuk membayar (capacity)
c)   Kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha (capital).
d)   Keadaan usahanya selama ini (condition).
2)  Jangan memberi pinjaman terlalu besar sambil mengevaluasi kredibilitas debitor.
3)   Memperhatikan pengelolaan dana debitor (mulai dari neraca, laporan laba/rugi tahunan, dan aliran
dana tiap tahun).

  

  
4
TIPOLOGI
PENGAMBILAN
RESIKO DI TINGKAT
MANAJEMEN
24
TIPOLOGI PENGAMBILAN RESIKO :
Dengan bertambah besarnya suatu perasahaan, makin
bertambah banyak dan ruwetlah persoalan. Pertumbuhan dan
perkembangan perusahaan menghendaki seorang wirausaha
untuk tidak takut men¬gambil keputusan dan bersedia
menerima risiko-risiko tertentu.
Kebanyakan orang takut mengambil risiko karena mereka
ingin aman dan mengelakkan kegagalan. Namun, semua tahap
pekerjaan pasti mengandung risiko. Wirausaha juga harus bisa
bekerja di bawah tekanan-tekanan dari suatu kondisi. Mereka
juga harus mengerti bahwa kemungkinan gagal selalu ada.
TIPOLOGI PENGAMBILAN RESIKO (lanjutan):
Tipe pengambil risiko dipengarahi :
a)oleh orang lain,
b)pengalaman masa lalunya,
c)situasi yang dihadapi sekarang, serta
d)harapan terhadap masa depan.
Di dalam bisnis dibutuhkan berbagai tipe pengambil risiko.
1) Pada organisasi tingkat bawah, dibutuhkan pekerja-pekerja yang
terampil dalam melaksanakan hal-hal rutin dan berisiko kecil. Para
pekerja perusahaan termasuk pengambil risiko tipe ini. Perilaku
mereka dapat diramalkan dan membawa kestabilan organisasi.
TIPOLOGI PENGAMBILAN RESIKO (lanjutan):

2) Pada tingkat manajemen menengah, terdapat lebih


banyak kemungkinan untuk mengambil risiko. Manajer
tingkat menengah harus mendapat lebih banyak
kebebasan untuk berinovasi dan membuat perubahan-
perubahan kecil dalam prosedur serta fungsi. Orang ini
dapat dianggap sebagai pengambil risiko, namun dampak
keputusan mereka atas keseluruhan organisasi harus
minim.
TIPOLOGI PENGAMBILAN RESIKO (lanjutan):

3) Para wirausaha yang berada pada tingkat teratas dalam


struktur organisasi, mempunyai kemampuan untuk
merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Agar
berhasil dalam bisnis, wirausaha harus mengambil risiko
dalam mewujudkan ide mereka menjadi suatu kenyataan.
TIPOLOGI PENGAMBILAN RESIKO (lanjutan):

3) Para wirausaha yang berada pada tingkat teratas dalam


struktur organisasi, mempunyai kemampuan untuk
merumuskan dan menerapkan ide-ide kreatif. Agar
berhasil dalam bisnis, wirausaha harus mengambil risiko
dalam mewujudkan ide mereka menjadi suatu kenyataan.
5
EVALUASI RESIKO

30
EVALUASI RESIKO :
Evaluasi adalah proses penilaian dan pengukuran  evektivitas strategi yang telah digunakan
dan yang telah dilakukan di masa yang telah lalu untuk mencapai tujuan dari suatu
perusahaan.
Hasil dari analisa resiko bisnis, akan menjadi sebuah bahan untuk mengevaluasi apakah cara-
cara yang telah dilakukan selama ini adalah cara-cara yang sudah benar dan tepat untuk
mencapai tujuan ataukah belum, juga agar tidak melakukan kesalahan yang sama, yang
pernah dilakukan di masa yang  lalu sehingga menyebabkan terhambat untuk mencapai
tujuan. .
EVALUASI RESIKO (lanjutan):
Dengan adanya evaluasi, akan lebih mempermudah untuk
dapat membuat suatu keputusan usaha yang lebih tepat.
Terima kasih, dan
Sampai Jumpa pada Pertemuan XIII

33

Anda mungkin juga menyukai