Anda di halaman 1dari 19

PENGAMBILAN RISIKO DALAM WIRAUSAHA

 Jika anda ingin menjadi wirausahawan jangan pernah takut


mengambil resiko.
 Resiko membuat anda belajar untuk berani melangkah, berani
mencoba dan berani mengambil keputusan.
 Mengapa banyak orang takut mengambil resiko?, jawabannya sangat
sederhana. Mereka takut GAGAL atau takut rugi, berpikir tidak dapat
melakukannya dan merasa tidak berbakat untuk menjadi pengusaha.
 Mengapa takut gagal?
 Bagaimana jika saya gagal dan tidak bisa bangkit lagi?
 Bagaimana jika saya tidak bisa membayar utang?
 Bagaimana jika saya gagal terus menerus?
 Kapal akan aman
bila berada di
pelabuhan,
tetapi kapal
tidak diciptakan
untuk itu.
(Grace Murray
Hopper, ahli
matematika,
penemu
teknologi
komputer, 1906-
1992)
 Jika mau sukses, Anda
harus berani
mengambil resiko.
 Masa depan dimiliki
oleh para pengambil
resiko, bukan pencari
keamanan.
 Semakin Anda
mencari keamanan,
justru akan semakin
sedikit keamanan yang
Anda miliki ~Brian
Tracy.
 BERANI MENGAMBIL
RESIKO!!! karena
bahaya terbesar
dalam hidup adalah
tidak mengambil
resiko apa pun
 Tidak ada pelaut
ulung yang dilahirkan
dari gelombang yang
tenang
PENGERTIAN RISIKO
 Risk is the change of loss, risiko diartikan sebagai peluang
akan terjadinya kerugian,
 Risk is Uncertainty, risiko adalah ketidakpastian,
 Risk is the dispersion of actual from expected result, risiko
merupakan penyebaran hasil actual dari hasil yang diharapkan,
 Risiko Suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama
periode tertentu
 Risiko adalah ketidakpastian yang menimbulkan kerugian
 Risiko berhubungan dengan ketidakpastian yang terjadi oleh
karena kurang atau tidak tersedianya informasi yang cukup
tentang apa yang akan terjadi
 Risiko adalah ketidakpastian tentang kejadian di masa depan.
 Risiko adalah sesuatu yang selalu dikaitkan dengan
kemungkinan terjadinya keadaan yang merugikan dan tidak
diduga sebelumnya bahkan bagi kebanyakan orang tidak
menginginkannya.
 Resiko: “Sesuatu yang buruk (tidak diinginkan), baik yang
sudah diperhitungkan maupun yang belum diperhitungkan,
yang merupakan suatu akibat dari suatu tindakan atau
kegiatan.
 Resiko wirausaha adalah ketidakpastian yang dihadapi dalam
berwirausaha yang memungkinkan timbulnya kerugian bagi
usaha
Arti Penting Pengambilan Risiko dalam Wirausaha

 Wirausaha adalah proses dinamik dalam tahapan pencapaian


kesejahteraan dengan risiko waktu dan risiko lainnya.
 Wirausahawan dikenal sebagai pengambil risiko (risk taker) sejati,
hasilnya adalah kemampuan mendapatkan keuntungan, dan hal ini
miliki peranan penting dalam penciptaan lapangan kerja.
 Inti dari kewirausahaan adalah berani mengambil resiko untuk
meraih peluang
 Sukardi (Riyanti, 2003) bahwa wirausaha merupakan seseorang
yang bersedia mengambil resiko pribadi untuk menemukan peluang
usaha, mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan melembagakan
perusahaan miliknya sendiri, di mana kelangsungan hidupnya
tergantung pada tindakannya sendiri.
 Seseorang yang memiliki jiwa wirausaha sudah pasti akan
memiliki kreatifitas yang tinggi untuk menciptakan sesuatu
yang belum pernah ada atau sesuatu yang baru. Untuk itu
dibutuhkan kemauan dan keberanian untuk menghitung dan
mengambil risiko yang moderat, dalam arti mengambil risiko
yang sesuai (tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan).
 Wirausaha memiliki kaitan yang sangat erat dengan risiko.
Risiko dalam wirausaha juga dikaitkan dengan pengembalian
keuntungan, pendapatan) yang diterima wirausahawan
pengambil resiko. Semakin besar risiko yang dihadapi
umumnya dapat diperhitungkan bahwa pengembalian yang
diterima oleh pengambil risiko juga semakin besar.
KARAKTERISTIK, JENIS DAN UPAYA MENGATASI RISIKO USAHA
 Karakteristik risiko:
Ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa
Ketidakpastian yang bila terjadi akan menimbulkan kerugian
 Secara umum/garis besarnya ada bermacam-macam risiko dalam usaha dan
upaya untuk menghindari/memperkecil risiko adalah:
1. Risiko teknis : risiko yang terjadi akibat kekurang-mampuan
wirausaha/manajer dalam mengambil keputusan dengan faktor penyebab:
 Biaya produksi yang tinggi (inefisien)
 Pemakaian SDM yang tidak seimbang (tenaga kerja terlalu banyak)
 Terjadi kebakaran akibat keteledoran dan kurang cermat
 Terjadi pencurian akibat pengawasan yang kurang baik
 Terus menerus rugi karena biaya yang terus membengkak
 Penempatan tenaga kerja yang kurang tepat sehingga produktivitas kerja
yang menurun
 Perencanaan dan desain yang salah sehingga sulit dioperasionalnya
Upaya untuk mengatasi/menghindari risiko teknis:
(1) Wirausahawan menambah pengetahuan tentang:
• Ketrampilan teknis, terutama yang berkaitan dengan proses produksi
yang dihasilkan. Misalkan yang semula dengan teknologi tradisional
diganti dengan teknologi tepat guna/modern
• Ketrampilan organisasi yaitu kemampuan meramu yang tepat dari faktor
produksi dalam usaha mencakup SDM, SDA, modal. Ibarat membuat kue,
bagaimana agar rasanya enak, murah dan disenangi pembeli
• Ketrampilan memimpin yaitu kemampuan untuk mencapai tujuan usaha
dikerjakan dengan baik dan serasi oleh semua orang yang ada pada
organisasi. Untuk itu setiap pimpinan dituntut membuat konsep kerja yang
baik
(2) Membuat strategi usaha yang terarah untuk masa depan, yang meliputi
strategi produksi, strategi keuangan, strategi SDM, strategi operasional,
strategi pemasaran, strategi penelitian dan pengembangan.
(3) Mengalihkan kerugian pada perusahaan asuransi, dengan konsekuensi setiap
saat harus membayar premi yang merupakan pengeluaran tetap.
2. Risiko Pasar: risiko ini terjadi akibat produk yang dihasilkan kurang
laku atau tidak laku di pasaran dengan faktor penyebab:
(1) Kesalahan dalam mengidentifikasi pasar
(2) Kesalahan dalam mengetahui kebutuhan pelangan dalam pasar
yang dipilih
(3) Kegagalan dalam memprediksi perubahan pasar
(4) Kesalahan dalam memperhitungkan secara makro
(5) Kegagalan dalam memprediksi siklus pasar
Upaya yang ditempuh:
(1) Mengadakan inovasi yaitu membuat desain baru dari produk yang
disenangi calon pembeli. Misal budidaya lele arjuna
(2) Mengadakan penelitian pasar dan memperoleh informasi pasar
secara berkesinambungan.
3. Risiko Kredit: risiko yang ditanggung kreditur akibat debitur tidak membayar
pinjaman sesuai waktu yang telah disepakati dengan faktor penyebab:
(1) Sering terjadi produsen menaruh produknya terlebih dahulu dan dibayar
kemudian
(2) Debitur meminjam uang untuk usaha tetapi usahanya gagal akibatnya
timbul kredit macet
Upaya yang ditempuh:
(1) Berikan kredit pada seseorang yang minimal memenuhi syarat sebagai
berikut: dapat dipercaya yaitu watak dan reputasinya; kemampuan untuk
membayar, hal ini dapat dilihat dari kemampuan/hasil yang diperoleh dari
usahanya; kemampuan modal sendiri yang ditempatkan dalam usaha
sehingga merupakan net personal assets; dan keadaan usahanya selama
ini apakah menunjukkan trend naik atau turun
(2) Jangan memberikan pinjaman yang terlalu besar sambil mengevaluasi
kredibilitas debitur
(3) Memperlihatkan pengelolaan dana debitur bila yang bersangkutan memiliki
perusahaan.
Bagaimana Mengkalkulasi Risiko (Kasali et al. 2012)
 Tentukan seberapa sering risiko terjadi (frekuensi atau probability)
 Tentukan dampak yang timbul dari resiko yang terjadi (dampak)
 Hitung kemungkinan prediksi kerugian (frekuensi x dampak)

Pengelolaan Risiko (Kasali et al. 2012)


 Mulai dari risiko yang memiliki kemungkinan prediksi kerugian
terbesar
 Pilih strategi pengelolaan:
 Dikontrol, supaya risiko-risiko tidak muncul (SOP, Quality
Control)
 Ditransfer ke pihak lain, misal konsumen, suplier dan asuransi
 Dibiayai sendiri, dibuat cadangan dana untuk membiayai risiko
yang terjadi
Manajemen Resiko Wirausaha

 Manajemen risiko : kemampuan seorang wirausaha untuk menata


kemungkinan variabilitas pendapatan dengan menekan sekecil
mungkin kerugian yang diakibatkan oleh keputusan yang diambil
dalam menggarap situasi yang tidak pasti
 Manajemen risiko yang efektif dapat diwujudkan melalui proses
manajemen risiko yang terdiri dari 4 (empat) langkah:
1. Mengenal (identifikasi) potensi kerugian (risiko)
2. Mengevaluasi (pengukuran) potensi kerugian (risiko)
3. Pemetaan potensi kerugian (risiko)
4. Menentukan model pengelolaan kerugian (risiko)
5. Pengawasan dan pengendalian risiko
Siklus Manajemen Risiko

Identifikasi risiko

Pengawasan dan Pemetaan risiko


Pengendalian risiko

Model Pengelolaan Pengukuran


risiko risiko
 Identifikasi Risiko:
Mengidentifikasi apa saja risiko yang dihadapi perusahaan dengan
melakukan analisis pihak yang berkepentingan dengan menggunakan 7 S:
shared value, strategy, structure, staff, skill, system, dan style
 Pengukuran Risiko:
Mengacu pada pada dua pengukuran: kuantitatif dan kualitatif. Pengukuran
kuantitatif berapa banyak nilai yang rentan terhadap terhadap risiko.
Pengukuran kualitatif kemungkinan suatu risiko muncul. Makin tinggi
kemungkinan risiko semakin tinggi risiko
 Pemetaan Risiko:
Bertujuan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan kepentingannya
bagi perusahaan. Pentingnya penentuan prioritas dikarenakan perusahaan
memiliki sumber daya yang terbatas sehingga perusahaan perlu
menetapkan mana risiko yang pertama ditangani, mana yang nomor dua,
dan mana yang perlu diabaikan karena tidak berdampak signifikan terhadap
perusahaan.
Pemetaan risiko dapat dilakukan dengan memperhatikan frekuensi dan
dampaknya terhadap usaha

(II) (I)

(IV) (III)

Pilihan terbaik adalah pada kuadran IV : frekuensi rendah dan dampak rendah
 Model Pengelolaan Risiko:
Terdapat beberapa model pengelolaan risiko, diantaranya
model pengelolaan risiko secara konvensional, penetapan
model risiko, struktur organisasi pengelolaan risiko.
 Pengawasan dan Pengendalian Risiko: penting karena:
 wirausahawan perlu memastikan bahwa pelaksanaan
pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana
wirausahawan juga perlu memastikan bahwa pelaksanaan
pengelolaan risiko cukup efektif.
Risiko sendiri berkembang, pengawasan dan pengendalian
bertujuan perkembangan terhadap kecenderungan
berubahnya profil risiko. Perubahan ini berdampak pada
pergeseran peta risiko yang otomatis pada perubahan
prioritas pengelolaan risiko.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai