Anda di halaman 1dari 4

GALUH THIFAL KHALDA

51621120071
Resume 11 Manajemen Risiko Strategi

Risiko strategis adalah risiko akibat ketidak tepatan dalam pengambilan dan pelaksanaan
suatu keputusan strategis serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan.
Risiko strategis timbul antara lain karena:

 Kelemahan perusahaan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam


perumusan strategi.
 System informasi manajemen yang kurang memadai.
 Hasil analiisis lingkungan internal dan eksternal yang kuurang memadai.
 Penetapan tujuan strategis yang terlalu agresif,
 Ketidaktepatan dalam implementasi stategi.
 Kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis

Kesesuaian strategi, meliputi:

 Factor internal, yaitu:


a. Visi, misi, dan arah bisnis yang ingin dicapai.
b. Kultur organisasi
c. Factor kemampuan organisasi yang mencakup SDM, infratruktur, dan SIM.
d. Tingkat toleransi risiko.
 Factor eksternal, yaitu:
a. Kondisi makro ekonomi
b. Perkembangan teknologi
c. Tingkat persaingan usaha.
Penerapan Manajemen Risiko Strategis bagi perusahaan yang ideal minimal mencakup:

 Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi.


a. Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi. Dalam menyusun
dan menyetujui rencana strategis dan rencana bisnis dan mengkomunikasikan
pada setiap jenjang organisasi.
b. Sumber daya manusia. Perusahaan harus menerapkan sanksi secara konsisten
kepada pejabat yang telah terbukti melakukan penyimpangan dan pelanggaran
terhadap ketentuan intern dan ekternal serta kode etik internal perusahaan.
 Kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko.
a. Strategi Manajemen Risiko, meliputi:
1) Menyusun strategi dengan cara mengevaluasi posisi kompetitif Perusahaan di
industri dan melakukan hal-hal sebagai berikut:
a) Memahami kondisi lingkungan bisnis, ekonomi, dan industri dimana
perusahaan beoperasi, termasuk bagaimana dampak perubahan lingkungan
terhadap bisnis, produk, teknologi, dan jaringan kantor perusahaan.
b) Mengukur kekuatan dan kelemahan perusahaan terkait posisi daya saing,
posisi bisnis perusahaan industry, dan kinerja keuangan, struktur
organisasi, dan manajemen risiko, infrastruktur untuk kebutuhan bisnis
saat ini dan yang akan datang, kamampuan manajerial, serta ketersediaan
dan keterbatasan sumber daya perusahaan.
c) Menganalisi seluruh alternative strategi yang tersedia setelah
mempertimbangkan tujuan strategis serta toleransi risiko.
2) Perusahaan menetapkan rencana strategi dan dampak dari strategi tersebut
terhadap bisnis Perusahaan dan melaksanakan kebijakan tersebut.
3) Rencana strategi dan implementasi strategi dievaluasi secara berkala untuk
mengetahui efektivitas dari strategi tersebut.
4) Perusahaan memiliki kecukupan rencana suksesi manajerial untuk mendukung
efektivitas implementasi strategi secara berkelanjutan.
5) Perusahaan memiliki kecukupan modal dalam menunjang rencana strategi.
b. Tingkat/selera Risiko yang Akan Diambil (Risk Appetite) dan Toleransi Risiko
(Risk Tolerance)
Kebijakan, dan prosedur perusahaan harus memiliki kecakupan prosedur:
1) Untuk dapat menidentifikasi dan respons perubahan lingkunngan bisnis.
2) Untuk mengukur kemampuan yang dicapai dari realisasi rencana bisnis kinerja
sesuai jadual yang ditetapkan.
Limit. Limit risiko strategis secara umum terkait, dengan batasan penyimpangan
dari rencana strategis yang telah ditetapkan, seperti limit deviasi anggaran, dan
limit deviasi target waktu penyelesaian

 Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta system


informs untuk risiko strategis.
a. Identifikasi Risiko Strategis
perusahaan harus melakukan analisis risiko terutama terhadap strtegi yang
membutuhkan banyak sumber daya atau berisiko tinggi, seperti strategi akuisisi,
atau strategi diversifikasi dalam bentuk produk dan jasa.
b. Pengukuran Risiko Strategis
mengunakan indicator berupa tingkatn kompleksitas strategi bisnis perusahaan,
posisi bisnis perusahaan di industri dan pencapaian rencana bisnis. Peringkat
risiko, yaitu 1 (low), 2 (low to moderate), 3 (moderat), 4 (moderat to high) dan 5
(high).
c. Pemantauan Risiko Strategis
dilakukan secara berkala dengan memperhatikan pengalaman kerugian dimasa
lalu yang disebabkan oleh risiko strategis atau penyimpangan pelaksanaan
rencana strategis, serta munculnya isu-isu strategis akibat perubahan operasional
dan lingkungan bisnis yang memiliki dampak negative terhadap kondisi bisnis
dan kondisi keuangan.
d. Pengendalian Risiko Strategi.
Perusahaan memiliki sistem dan pengendalian untuk memantau pelaksanaan
strategi, pengambilan keputusan bisnis, dan respon Perusahaan terhadap
perubahan eksternal untuk memastikan bahwa Risiko yang diambil masih dalam
batas toleransi dan me[aporkan deviasi yang signifikan kepada Direksi.

 Sistem pengendalian intern


Penerapan Sistem Pengendalian Interen secara efektif:
a. Dapat membentu pengurus perusahaan menjaga aset.
b. Menjamin tersedianya pelaporan keuangan dan manajerial yang dapat dipercaya.
c. Meningkatkan kepatuhan perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
d. Mengurangi risko terjadinya kerugian penyimpangan, dan pelanggaran aspek
kehati-hatian.

Pengukuran risiko adalah usaha untuk mengetahui besar/kecilnya risiko yang akan terjadi.
Hal ini dilakukan untuk melihat tinggi rendahnya risiko yang dihadapi perusahaan, kemudian
bisa melihat dampak dari risiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa melakukan
prioritisasi risiko, risiko yang mana yang paling relevan. Dalam pengukuran risiko dimensi
yang harus diukur adalah:

 Frekuensi atau jumlah kejadian yang akan terjadi


Berdasarkan dimensi frekuensi, ada empat kategori kerugian, yaitu:
a. Kerugian yang hampir tidak mungkin terjadi (almost nill), yaitu risiko yang
menurut pendapat manajer risiko atau kemungkinan terjadinya sangat kecil sekali
(probabilitas terjadinya mendekati nol).
b. Kerugian yang kemungkinan terjadinya kecil (sligth), yaitu risiko-risiko yang
tidak akan terjadi dalam waktu dekat dan dimasa yang akan datang
kemungkinannya pun kecil.
c. Kerugian yang mungkin (moderate), yaitu kerugian-kerugian yang mungkin bisa
terjadi dalam waktu yang dekat di masa yang akan datang.
d. Kerugian yang mungkin sekali (definite), yaitu kerugian yang biasanya terjadi
secara teratur, baik dalam waktu dekat maupun dimasa mendatang.
 Tingkat kegawatan (severity) atau keparahan dari kerugianDalam mengukur
kegawatan kerugian potensil, ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Kemungkinan kerugian maksimum dari setip bahaya, yaitu besarnya kerugian
terburuk dari suatu bahaya.
b. Probabilitas kerugian maksimum dari setiap bahaya, yaitu merupakan
kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi, yang besarnya lebih rendah dari
kemungkinan kerugian maksimum.
c. Keseluruhan (agregate) kerugian maksimum setiap tahunnya, yang merupakan
keseluruhan kerugian total yang terbesar, yang dapat menimpa perusahaan selama
satu periode (biasanya satu tahun).
Berdasarkan demensi kegawatannya ada empat kategori kerugian potensil, yaitu:

a. Kemungkinan kerugian yang wajar (normal loss expectancy), yaitu kerugian-


kerugian yang dapat dikelola sendiri oleh perusahaan ataupun olehumum
(perusahaan asuransi)
b. Probabilitas kerugian maksimum (probable maximum loss), yaitu kerugian yang
dapat terjadi bila alat pengaman terhadap peril tidak dapat berfungsi.
c. Kerugian maksimum yang dapat diduga (maximum foreseeable loss), yaitu
kerugian-kerugian yang tidak dapat diatasi secara individual.
d. Kemungkinan kerugian maksimum (maximum possible loss), yaitu kerugian-
kerugian yang tidak dapat diamankan, baik secara individual maupunsecara umum
(oleh perusahaan asuransi).
Strategi Pengendalian Risiko Strategi
 Strategi pengendalian risiko strategi dapat dilakukan dengan
1) Membangun komitmen seluruh jajaran Kemristekdikti, mulai dari pimpinan
sampai staf terbawah.
2) Membangun sinergitas dengan pihak-pihak terkait (Audit Internal, BPKP, Auditi,
dan pihak ekternal lainnya).
 Mengoptimalkan Internal Auditor:
1) Mengoptimalkan peran dan layanan internal audit kinerja, pemberian peringatan
dini, dan konsultasi.
2) Mengoptimalkan manajemen sumber daya manusia internal audit dengan
kuantitas dan kualitas yang memadai.
3) Menerapkan praktik-praktik pemeriksaan intern yang profesional.
4) Meningkatkan akuntabilitas dan manajemen kinerja secara baik
5) Membangun hubungan dan budaya organisasi yang baik dengan pihak-pihak lain
yang terkait.
6) Menerapkan struktur tata kelola yang baik.
 Mengoptimalkan Kapasitas dan Internal audit atau peran Satuan Pengawas Intern
(SPI):
1) Meningkatkan peran dan fungsi SPI sebagai pengawal PTN
2) Mengupayakan penegasan struktur organisasi SPI perusahaan
3) Meningkatkan kapabilitas SDM SPI

Anda mungkin juga menyukai