Anda di halaman 1dari 15

Manajemen Resiko Operasional

Oleh :
1.Rio Dias Permadi (1717202146)
2.Shokifah Anggi Saputri (1717202148)
3.Siti Hanifatul Jannah (1717202149)
Pengertian Resiko Operasional
Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan atau
tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
sistem dan adanya kejadian-kejadian eksternal yang
mempengaruhi operasional perusahaan. Risiko operasional dapat
bersumber dari sumber daya manusia, proses internal, sistem dan
infrastruktur serta kejadian eksternal.
Sumber-sumber risiko tersebut dapat menyebabkan
kejadian-kejadian yang berdampak negatif pada operasional
perusahaan sehingga kemunculan dari jenis-jenis kejadian risiko
operasional merupakan salah satu ukuran keberhasilan atau
kegagalan manajemen risiko operasional.
Tujuan Resiko Operasional
Tujuan utama manajemen risiko operasional kedepan adalah bentuk meminimalkan kemungkinan
dampak negatif dari tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan
kejadian-kejadian eksternal.
1.Kegagalan proses internal
Risiko yang terkait dengan kegagalan dari suatu proses atau prosedur, yaitu:
a.Kesalahan, ketidaklengkapan dan ketidaktepatan dokumentasi
b.Kurang pengawasan
c.Kesalahan pemasaran
d.Kesalahan penjualan
e.Praktek pencucian uang
f.Kesalahan atau ketidaktepatan pelaporan
g.Prosedur yang tidak sesuai dengan regulasi
h.Kesalahan transaksi
2.Kesalahan manusia (SDM)
Suatu risiko yang berhubungan dengan karyawan dari suatu perusahaan atau lebih
tepatnya dapat dikatakan sebagai oknum karyawan, seperti :
a.Kesalahan manusia
b.Tidak kompeten
c.Niat jahat
d.Kehilangan karyawan kunci
e.Penipuan
3.Risiko Sistem
Suatu risiko yang berhubungan dengan penggunaan sistem dan teknologi. Sistem
teknologi memberikan kontribusi yang signifikan bagi perusahaan namun juga bisa
menjadi sumber risiko baru. Jika perusahaan bergantung pada system computer
maka akan semakin tinggi risiko yang berkaitan dengan kerusakan computer.
4.Kejadian eksternal
Risiko yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi
yang berada diluar kekuasaaan langsung dari suatu
perusahaan, seperti:
a.Bencana alam
b.Terorisme
c.Pemogokan massal, unjuk rasa dan kerusuhan
d.Resesi dan krisis ekonomi
e.Krisis politik, sengketa antar negara dan perang
Sumber-sumber Resiko Operasional

Terdapat beberapa faktor yang berpotensi mempengaruhi risiko


operasional yang terjadi di perusahaan. Tantangan mengukur dan
mengelola risiko operasional adalah untuk mengidentifikasi
kejadian mana yang merupakan risiko kredit pasar, risiko kredit,
atau risiko lain. Pada saat kejadian itu terjadi, penyebabnya pasti
sering kali tidak mudah. Hal ini dikenal sebagai boundary event
karena kejadian itu secara potensial dapat terjadi secara lintas
batas antara berbagai jenis risiko
Kategori Resiko Operasional
Badan Sertifikasi Manajemen Risiko (BSMR) mengelompokkan beberapa kategori
risiko operasional, yaitu risiko proses internal, risiko manusia, risiko sistem, risiko
eksternal, dan risiko hukum.
a. Risiko proses internal adalah risiko yang terkait dengan kegagalan proses atau
prosedur yang terdapat pada suatu perusahaan.
b. Risiko manusia adalah risiko yang terkait dengan karyawan suatu perusahaan.
Risiko sistem adalah risiko yang terkait dengan penggunaan teknologi dan
sistem.
c. Risiko eksternal adalah risiko yang terkait dengan kejadian yang berada diluar
kendali perusahaan secara langsung. Risiko ini adalah kejadian low frequency
high impact yang dapat menyebabkan kerugian yang tidak diperkirakan.
d. Risiko hukum timbul dari adanya ketidakpastian karena dilakukannya suatu
tindakan hukum atau ketidakpastian dalam penerapan atau interprestasi suatu
perjanjian, peraturan, atau ketentuan.
Penerapan Manajemen Resiko Operasional
1.Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
a.Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris dan direksi
Dewan komisaris dan direksi bertanggung jawab mengembangkan budaya organisasi yang sadar
terhadap risiko operasional dan menumbuhkan komitmen dalam mengelola risiko operasional sesuai
dengan strategi bisnis perusahaan.
b.Sumber Daya Manusia
Setiap perusahaan harus memiliki kode etik yang diberlakukan kepada seluruh pegawai pada
setiap jenjang organisasi. Selanjutnya perusahaan harus menerapkan sanksi secara konsisten kepada
pejabat dan pegawai yang terbukti melakukan penyimpangan dan pelanggaran.
c.Organisasi manajemen risiko operasinal
Manajemen unit bisnis atau unit pendukung merupakan penanggung risiko (risk owner) yang
bertanggung jawab terhadap proses manajemen risiko untuk risiko operasional sehari-hari serta
melaporkan permasalahan dan risiko operasional secara spesifik dalam unitnya sesuai jenjang pelaporan
yang berlaku.
2.Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
Dalam melaksanakan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit
untuk risiko operasional, perusahaan perlu menerapkan:
a.Strategi manajemen risiko
Strategi manajemen risiko operasional harus sesuai dengan
strategi bisnis secara keseluruhan dan disusun dengan
mempertimbangkan faktor perkembangan ekonomi dan industri
organisasi bank, termasuk kecukupan SDM dan kondisi keuangan
bank serta baruan dan diversifikasi portofolio perusahaan
b.Tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko
Tingkat risiko yang akan diambil merupakan tingkat
dari jenis risiko yang bersedia diambil perusahaan dalam
rangka mencapai sasaran korporasi sebagaimana
tercermin dalam strategi dan sasaran bisnis perusahaan.
Toleransi risiko adalah tingkat dan jenis risiko yang secara
maksimum ditetapkan perusahaan. Toleransi risiko adalah
penjabaran dari tingkat risiko yang akan diambil.
c.Kebijakan dan prosedur
Perusahaan harus menetapkan kebijakan manajemen risiko
operasional yang harus diinternalisasikan ke dalam proses bisnis
seluruh lini bisnis dan aktivitas pendukung perusahaan, termasuk
kebijakan risiko operasional yang bersifat unik sesuai dengan
kebutuhan lini bisnis dan aktivitas pendukung.
d.Limit
Perusahaan harus menetapkan limit risiko operasional sesuai
dengan tingkat risiko yang akan diambil, toleransi risiko, dan strategi
korporasi keseluruhan serta memperhatikan kemampuan modal
perusahaan bisa menyerap eksposur risiko yang timbul.
3.Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan dan Pengendalian
Risiko Operasional, serta Informasi Manajemen Risiko Operasional
a.Identifikasi Risiko Operasional
Perusahaan harus melakukan identifikasi dan pengukuran
terhadap parameter yang mempengaruhi eksposur risiko
operasional.
b.Pengukuran risiko operasional
Risiko oeprasional diukur berdasarkan dua faktor, yaitu risiko yang
melekat pada suatu aktivitas (risiko inheren) dan sistem
pengendalian risiko. Penilaian risiko inheren dilakukan berdasarkan
pegamatan frekuensi dan dampak kejadian risiko.
c.Pemantauan risiko operasional
Bank syariah harus melakukan pemantauan risiko operasional secara
berkelanjutan terhadap seluruh eskposur risiko operasional serta kerugian yang
dapat ditimbulkan oleh aktivitas utama bank, antara lain dengan cara
menerapkan sistem pengendalian internal dan menyediakan laporan berkala
mengenai kerugian yang ditimbulkan oleh risko operasional.
d.Pengendalian risiko operasional
1.Pengendalian risiko dilakukan secara konsisten
2.Dalam penerapan pengendalian risko operasional, bank syariah dapat
mengembangkan program untuk memitigasi risiko operasional.
3.Ketika bank syariah mengembangkan pengamanan proses IT, bank syariah
harus memastikan tingkat keamanan dari pemrosesan data elektronik.
e.Sistem informasi manajemen risiko operasional
1.Dapat menghasilkan laporan yang lengkap dan akurat.
2.Harus memiliki mekanisme pelaporan terhadap risiko
operasional yang dapat memberikan informasi sesuai
kebutuhan pengguna.
Terimakasih :)

Anda mungkin juga menyukai