Anda di halaman 1dari 16

RISIKO KREDIT

Tugas Kelompok Mata Kuliah Manajemen Risiko

Dosen : Resti Riadi, SE.,MM

Disusun oleh :

KELOMPOK I

NAMA :

1. Eri Gunawan (
2. Noni Afrita (15514343)
3. Syamsumar (
4.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

(STIE) PERSADA BUNDA

PEKANBARU

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
kepada kami, sehingga kami dapat menyusun tugas ini yang berjudul “Risiko
kredit” yang berhubungan dengan mata kuliah manajemen Risiko yang kami
susun dari berbagai macam sumber.

Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen


kami Ibu Resti Riadi, SE.,MM yang telah memberikan kami ilmu tentang
pelajaran manajemen Risiko. Rasa terimakasih juga saya ucapkan kepada pihak-
pihak yang telah membantu hingga tugas ini selesai.
Makalah yang tersusun kurang sempurna ini saya harapkan memiliki
bahan yang memang diharapkan untuk dicari dengan kata lain kami
mengharapkan makalah ini berisi informasi yang bermanfaat untuk semua
pembaca.

Pekanbaru, 10 Oktober 2018

Kelompok I
BAB I

LATAR BELAKANG

Perkembangan ekonomi yang semakin global tentu membawa peluang dan


risiko yang semakin besar.

Risiko kredit merupakan masalah besar bagi dunia perbankan, dan


lembaga keuangan pada umumnya. Dengan demikian, risiko kredit perlu
mendapatkan perhatian yang khusus. Setiap rupiah yang tidak tertagih menjadi
kredit macet, yang kemudian menimbulkan biaya penyisihan dalam laporan
laba/rugi.

Kredit disamping memberikan sumbangan terbesar terhadap laba, kredit


juga merupakan salah satu faktor yang menyebabkan rapuhnya usaha perbankan
yaitu dengan tingginya risiko kredit.

Risiko terkait dengan adanya ketidakpastian. Risiko kredit ditimbulkan


oleh debitur yang secara kredit tidak dapat membayar utang dan memenuhi
kewajiban seperti tertuang dalam kesepakatan atau turunnya kualitas debitur atau
pembeli sehingga persepsi mengenai kemungkinan gagal bayar semakin tinggi.

Risiko kredit perlu dikelola dengan baik karena apabila tidak dikelola
dengan baik maka akan mengakibatkan proposi kredit yang bermasalah semakin
besar, sehingga akan berdampak pada kondisi perbankan.

Pengendalian pada Risiko kredit tentu dilakukan oleh setiap bank.


Pengendalian tersebut diantisipasi oleh kualitas suatu sistem manajemen risiko
kredit yang baik untuk meminimalkan risiko kredit.

Pengetahuan mengenai manajemen risiko kredit sangat penting dan


berguna sebagai salah satu input alternative dalam mempertahankan kondisi
perbankan agar tetap stabil.
BAB II

PEMBAHASAN

Manajemen Risiko

Risiko adalah bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang


akan terjadi nantinya, dengan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan
resiko

Manajemen risiko adalah bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana


suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
comprehensive atau sistematis

Tipe Risiko :

1. Risiko Murni
a. Risiko aset fisik
b. Risiko karyawan
c. Risiko legal

2. Resiko Spekulatif
a. Risiko pasar
b. Risiko kredit
c. Risiko likuiditas
d. Risiko operasional
Definisi Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan bentuk ketidakmampuan suatu perusahaan, institusi,


lembaga maupun pribadi dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya secara
tepat waktu baik pada saat jatuh tempo maupun sesudah jatuh tempo sesusai
dengan aturan dan kesepakatan yang berlaku.

Menurut Hardanto (2006), mengemukakan bahwa risiko kredit adalah risiko


kerugian yang berhubungan dengan peluang gagal memenuhi kewajiban pada saat
jatuh tempo. Dengan kata lain, risiko kredit adalah risiko karena peminjam tidak
membayar utangnya.

Risiko kredit timbul dari beberapa kemungkinan sebagai berikut :

a. Debitur tidak dapat melunasi utangnya.

b. Obligasi yang dibeli Bank, tidak membayar kupon dan atau pokok utang.

c. Terjadinya non-performance (gagal bayar) dari semua kewajiaban antara bank


dengan pihak lain.

Risiko Kredit Jangka Panjang Dan Jangka Pendek

A. Risiko Yang Bersifat Jangka Pendek (Short Term Risk)


Risiko yang disebabkan karena ketidak mampuan suatu perusahaan
memenuhi dan menyelesaikan kewajibannya yang bersifat jangka pendek
terutama kewajiban likuiditas.

B. Risiko Yang Bersifat Jangka Panjang (Long Term Risk)


Risiko yang disebabkan karena ketidak mampuan suatu perusahaan
memenuhi dan menyelesaikan beberapa kewajibannya yang bersifat
jangka panjang. Seperti kegagalan untuk menyelesaikan utang perusahaan
yang bersifat jangka panjang dan kemampuan dalam menyelesaikan
proyek hingga tuntas.
Jenis Resiko Kredit

Berdasarkan counterparty, risiko kredit dapat dibagi menjadi tiga kelompok,


yaitu:

1. risiko kredit pemerintahan (sovereign credit risk)

Risiko kredit pemerintahan berhubungan dengan Pemerintah suatu negara yang


tidak mampu membayar pokok dan bunga pinjamannya pada saat jatuh tempo,
terutama pinjaman bilateral antarnegara.

2. risiko kredit korporat (corporate credit risk)

Risiko kredit korporat adalah risiko gagal bayar dari perusahaan yang
menerbitkan surat utang, gagal bayar dari perusahaan yang telah memperoleh
kredit, serta gagal bayar dari perusahaan memperoleh penyertaan modal. Risiko
korporat lebih berisiko dan lebih sering terjadi dalam Bank.

3. risiko kredit konsumen (retail customer credit risk)

Risiko kredit konsumen adalah risiko kredit yang terkait dengan ketidakmampuan
debitur perorangan dalam menyelesaikan pembayaran kreditnya.

Manajemen Resiko Kredit

Menurut Djohanputra (2004), Ada beberapa cara pengelolaan risiko kredit,


diantaranya:

a. Penyaringan

Cara ini menekankan pada pencegahan agar gagal bayar terhindar. Perlu tim yang
baik untuk melakukan analisis dan pemeringkatan nasabah sehingga nasabah yang
melakukan moral hazard dan moral hazard bisa dikeluarkan dari daftar calon
nasabah.
b. Program Pembatasan

Perusahaan menetapkan kebijakan untuk membatasi besarnya kredit yang diterima


oleh satu nasabah atau satu grup nasabah. Dunia perbankan mengenal BMPK
(Batas Maksimum Pemberian Kredit) atau 3L (Legal Leding Limit) yang
bertujuan untuk membatasi pemberian kredit yang berlebihan kepada nasabah.

c. Diversifikasi

Kredit Perusahaan menetapkan kebijakan mengenai diversifikasi pinjaman yang


dikaitkan dengan pembatasan diatas.

Kebijakan diversifikasi dapat berupa:

- Sebaran kredit berdasarkan perusahaan.

- Sebaran kredit berdasarkan industri.

- Sebaran kredit berdasarkan ukuran perusahan.

- Sebaran kredit berdasarkan sektor.

Peranan Credit Risk Management (Crm) Dan Relationship Management


(Rm)

Dalam melaksanakan setiap keputusan kredit prinsif kehati-hatian harus


selalu diutamakan dengan maksud untuk selalu menciptakan suatu kondisi
yang terkontrol dan aman. Salah satunya dalam pejabat lembaga perbankkan.

Adapun tanggung jawab dari kedua bagian ini adalah :

a. Credit Risk Management (CRM)


1. memiliki tanggungjawab utama dalam bidang mengendalikan
risiko kredit
2. memiliki tanggungjawab mengelola dan menyelesaikan kredit yang
bermasalah
3. memilii tanggung jawab dalam memanajemen portofolio kredit.
4. Berfungsi dalam menetapkan suatu sistem ukuran penilaian serta
alat analisis yang bisa atau layak dipergunakan.

b. Relationship Management (RM)


1. Pada saat menemukan kredit yang bermasalah maka memindahkan
pengelolaannya ke bagian CRM untuk diselesaikan
2. Pihak RM berfungsi dalam mempertanggungjawabkan kelanjutan
bisnis/usaha perbankkan
3. Pihak RM saling berkoordinasi dengan pihak CRM dalam
memutuskan berbagai persoalan penting

Wewenang Dan Maksimalitas Kredit

Keputusan pemberian kredit baik dalam bentuk besar dan kecil bisa juga
dipengaruhi dari wilyah wewenang seseorang. Misalnya yang dilakukan
seorang direksi lembaga perbankkan kepada pejabat bank, para kepala kantor
cabang, ataupun para komite kredit yang ada disuatu perbankkan.

Ketetapan batas maksimum kredit yang diberikan nasabah peminjam atau


kelompok/grup peminjam yang tidak terkait dengan bank tertuang dalam
keputusan direksi BI, No. 31/177/KRP/DIR tanggal 31 Desember 1999 adaah
:
a 30% dari modal sejak tanggal 1 januari 2001
b 25% dari modal sejak selama tahun 2002
c 20% dari modal sejak tanggal 1 januari 2003.

Penurunan persentase dari yang ditetapkan 30% menjadi 20% dilakukan


setelah memperhitungkan berbagai situasi dan kondisi yang terkait dengan
kasus dan kejadian yang terjadi dilapangan dan juga untu k menghindari
timbulnya sebuah risiko yang bergitu besar.
Pengaruh Komite Kredit Terhadap Keputusan Kredit

Komite kredit merupakan mereka yang ditempatkan dan dibentuk di suatu


perbankan serta bertugas secara tegas dan tepat untuk meneliti, menila, dan
merekomendasikan setiap permohon kredit yang diajukan, terutama dalam
kasus-kasus yang dianggap penting dan itu membutuhkan ukuran-ukuran
keputusan yang berdasarkan prinsip kahati-hatian perbankan (the prudential
principle banking)

Tugas Komite Kredit

Adapun tugas dari komite kredit adalah menurut Dahlan Siamat adalah :

a. Meneliti dan menilai permohonan kredit baru yang berjumlah besar.


b. Meneliti dan menilai permohonan perpanjangan kredit dan alasan-alassan
atas permintaan tersebut.
c. Meneliti dan menilai semua kredit yang mengalami kemacetan untuk
mengetahui dan menentukan sebab-sebabnya.
d. Meneliti apakah semua pemberian kredit tersebut telah sesuai dengan
kebijakan perkreditan bank yang bersangkutan.
e. Memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen kredit.
f. Memberikan konsistensi perlakuan terhadap permohonan kredit

Komite Kredit Dalam Prespektif Resiko Kredit

Risiko kredit yang timbul selalu memberikan pengaruh bagi perusahaan


khususnya bagi kreditur. Oleh sebab itu guna menghindari dan memperkecil
resiko kredit salah satunya dengan membentuk komite kredit beserta
limpahan tugas wewenang yang diberikan kepadanya.
Sehubung dengan risiko kredit maka komite kredit mealkukan berbagai
tindakan guna menghindari timbulnya berbagai hal seperti:

a. Menghindari timbulnya penyaluran kredit melebihi dan planted kredit


yang disyaratkan.
b. Memberikan alasan dari aspek keuangan dan non keuangan terhadap
adanya pengajuan kredit yang melebihi plafond kredit.
c. Memberikan alasan dari segi positif dan negative terhadap pengajuan-
pengajuan kredit yang berada di posisi di atas planfond kredit.

Rekomendasi yang diberikan oleh komite kredit adalah sebuah


rekomendasi yang memiliki kandungan pertanggung jawaban yang bersifat
akademisi dan sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku yang diterapkan
dalam dunia perbankan Indonesia khususnya hokum perbankan, dengan kata
lain keputusan tersebut dibuat dengan menghindari adanya celah lembah atau
cacat untuk di gugut balik oleh pihak debitur.

Risiko Kredit Bagi Investor

Mereka yang memiliki surplus financial (investor) akan cerndrung akan


mendapatkan ditempat-tempat yang mampu memberi kenyamanan dalam
bentuk keuntungan dan keamanan, seperti (saving), deposito (time deposit),
dan obligasi (bond).

Permasalahan timbul pada saat dana yang di tempatkan tersebut tidak lagi
memiliki tingkat keamanan seperti dirasakan selama ini.

Bentuk kredit serta mengambil selisih keuntungan sebagai pendapatan


perbankan. Bentuk kredit serta mengambil selisih keuntungan sebagai
pendapatan perbankan.
Contoh : jika suku bunga deposito 8% pertahun dan suku bunga kredit adalah
11,5% pertahun maka bank akan memperoleh keuntungan sebesar 3,5%
pertahun sebagai bentuk keuntungan mengelola dana.

Sehinggga pada saat risik credit timbul ada beberpa permasalahan yang akan
di hadapi oleh pihak investor yaitu antara lain,

a. Investor akan mengali keterlambatan penerimaaan keuntungan dalam


bentuk bunga atau capital gain karna kondisi perbankan sedang mengali
kesulitan keuangan (financial distrees) akibat banyaknya debitur yang
tidak tepat waktu dalam membayar angsuran kreditnya.
b. Bagi orang oblogasi permasalahan menjadi besar pada saat emiten
(perusahaan penjual obligasi) sudah berada dalam kondisi bangkrut dan
siapdi likuidasi.memang dalam konsep dikenal dengan obligasi
konversi,yaitu merupakan obligasi yang memberikan hak kepada
pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah
saham perusahaan pada hari yang di tetapkan.
c. Keterlambatan penerimaan keuntungan dari setiap bunga menyebabkan
permasalahan dengan pihak eksternal seperti jika pehak pemegang obligasi
dan deposito melakukan pembelian secara utang dilakukan dengan
memperhitungkan tanggal jatuh tempo penerimaan bunga obligasidan
deposito.
Berbagai Sebab Tingginya Risiko Pada Financial Investmen

Dalam konteks masalah diatas maka kita dapat memberika kesimpulan bahwa
ada berbagai sebab yang meneyebabkan terjadsinya risiko pada bidang
Financial Investment, diantaranya adalah

a. Berbagai keputusan yang di ambil kadang kala sering tidak di


libatkannya secara utuh pihak financial investment.
b. Berbagai informasi hanya diperoleh dalam bentuk yang tidak
bersifat maksimal (sehingga keputusan yang di ambil tidfak
memiliki tingkat keakuratan yang kuat), namun pada saat terjadi
risiko telah turut menyeret pihak financial investment secara
menyeluruh. Sehingga menyebabkan pihak financial investment
turut akan menerima dampaknya seperti penurunan keuntungan
bahkan kerugian.

Mereka yang melakukan investasi financvial investment umumnya


memiliki waktu yang lebih sedikit, dibandingkan dengan mereka yang
melakukan investasi pada real investment.
Keputusan investasi dalam bentuk financial investment lebih pada bentuk
menerima laporan keuangan yang mengambarkan kondisi dan situasi
perusahaan tanpa memiliki waktu secara maksimal untuk melakukakn
pengecekan langsung ketempat bisnis atau usaha di laksanakan. Sehingga
biasanyta data yang masuk adalah data yang disiapkan dan diberikan oleh
pihak manajemen perusahaan.
Default Risk

Default risk merupakan risiko gagl bayar terhadap sejumlah pinjaman kredit
yang telah dipinjam. Persoalan default risk sering di alami oleh para debitur
pada saat debitur tersebut tidak mampu mengembalikan pinjaman tersebut
secara tepat waktu yang di sebabkan oleh bebrapa hal, seperti:

a. Kondisi makro ekonomi yang tidak stabil. Contohnya krisis moneter


pada tahun 1997/1998, krisis subprime mortgage di Amerika Serikat,
kondisi perang di suartu Negara yang mempengaruhi Negara di
kawasan tersebut dan lain-lain.
b. Kerugian perusahaan yuang terjadi karena menurunnya angka penjualan
secara sistematis.
c. Terjadi korupsi secara besar-besaran yang menyebabkan menurunnya
nilai perusahaan di mata public.
d. Kudeta yang terjadi di Negara yang bersangkutan
e. Kekisruhan yang terjadi siperusahaan tersebut baik di tingkat direksi
maupun manajer serta karyawan yang meluas pada terhentinya produk
dan berpengaruh pada penurunan penjualkan perusahaan

Kebijakan Dan Solusi Untuk Menghindari Untuk Terjadinya Default


Risk
Kondisi terjadinya default risk telah timbulnya permasalahan baik di pihak
debitur. Maka untuk menghindari timbulnya default risk ini adalah beberapa
tindakan yang harus di lakukan yaitu
a. Bagi kreditor akan menaikan angka jaminan pada tingkat benar benar
aman.
b. Menghindari jaminan yang memiliki tingkat jaminan risiko, sehingga
dengan menerima benda tersebut sebagai jaminan malah akan
menyebabkan perusahaan akan mengalami kesulitan di kemudian hari.
c. Menghindari benda jaminan yang memiliki nilai fluktuasi di pasaran.

Bank sebagai kreditor berusaha menghindari timbulnya kredit


macet,karena semakin kecil kredit macet maka semakin lancar arus kas yang
berasal dari kredit yang masuk ke perbankan tersebut,begitu juga sebaliknya
bagi debitur , semakin di siplin dan tepat waktu ia mengembalikan pinjaman
maka semakin baik reputasinya di mata perbankan.reputasi yang baik tersebut
akan memberi pengaruh kepada debitur dalam berbagai urusan selanjutnya
dengan perbankan,seperti ingin menambah /meningkatkan angka pinjaman
atau memperbarui pinjaman.
BAB III

KESIMPULAN

Risiko adalah bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang


akan terjadi nantinya, dengan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan
resiko

Manajemen risiko adalah bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana


suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan
yang ada dengan dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara
comprehensive atau sistematis

Risiko kredit merupakan bentuk ketidakmampuan suatu perusahaan, institusi,


lembaga maupun pribadi dalam menyelesaikan kewajiban-kewajibannya secara
tepat waktu baik pada saat jatuh tempo maupun sesudah jatuh tempo sesusai
dengan aturan dan kesepakatan yang berlaku.

Dalam melaksanakan setiap keputusan kredit prinsif kehati-hatian harus


selalu diutamakan dengan maksud untuk selalu menciptakan suatu kondisi yang
terkontrol dan aman.
DAFTAR PUSTAKA

http://arinidwi99.blogspot.com/2017/07/makalah-manajemen-risiko-risiko-kredit.html

https://id.scribd.com/doc/184760063/RISIKO-KREDIT

http://uyol.blogspot.com/2012/09/belajar-risiko-kredit.html

https://widianaambarwati.wordpress.com/2016/06/29/manajemen-risiko-kredit/

Anda mungkin juga menyukai