Anda di halaman 1dari 9

Makalah

Manajemen Resiko

RESIKO KREDIT

Dosen Pengampu: Fatimah S.pd.,M.pd

Disusun Oleh:

Dwi Rezky Yulianty Syam

Muh Nur Wahyu

Endang Sulastri

Fitriani

Elvi

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT PARAHIKM A INDONESIA (IPI) GOWA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT., yang telah memberikan nikmat-Nya kepada penyusun
sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah manajemen resiko yang berjudul “resiko kredit”
secara tepat waktu. Salam beserta shalawat penyusun haturkan kepada Rasulullah Shallallahu
alaihi wasallam yang telah mengeluarkan manusia dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah
sehingga penyusun dapat merasakan indahnya kehidupan di dunia ini.

Penyusun berterima kasih kepada Ibu Fatimah S.pd.,M.pd yang telah memberikan tugas
makalah ini sehingga penyusun dapat memahami materi mengenai resiko kredit itu sendiri secara
mendalam serta penyusun mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan
makalah ini. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan adanya kritik maupun saran yang
membangun sehingga penyusun dapat memperbaiki kesalahan dan kekurangan dalam pembuatan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini membawa manfaat bagi para pembaca khususnya
kepada penyusun kedepannya, Aamiin.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Makassar, 27 maret 2022

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar kata “risiko” dan sudah banyak
dipakai dalam percakapan sehari-hari oleh kebanyakan orang. Risiko merupakan bagian
dari kehidupan kerja individual maupun organisasi. Berbagai macam risiko, seperti risiko
kebakaran, tertabrak kendaraan lain di jalan, risiko terkena banjir di musim hujan,dan
sebagainya, yang dapat menyebabkan kita menanggung kerugian jika risiko-risiko
tersebut tidak dapat diantisipasi dari awal.
Risiko berhubungan dengan ketidakpastian, ini terjadi karena kurang atau bahkan
tidak tersedianya cukup informasi tentang apa yang akan terjadi. Sesuatu yang tidak pasti
(uncertain) dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Dalam beberapa tahun
terakhir, manajemen risiko menjadi trend utama baik dalam perbincangan, praktik,
maupun pelatihan kerja. Hal ini secara konkrit menunjukan pentingnya manajemen risiko
dalam bisnis pada masa kini. Risiko kredit atau dalam bahasa asing disebut credit risk
adalah suatu potensi kerugian yang disebabkan oleh ketidak mampuan (gagal bayar) dari
debitur atas kewajiban pembayaran hutangnya baik utang pokok maupun bunga, bisa juga
keduanya.
Risiko kredit merupakan risko yang paling signifikan dari semua risiko yang
menyebabkan potensial. Hal ini terjadi karena risiko kredit adalah risiko yang terjadi
karena kegagalan debitur, yang menyebabkan tak terpenuhinya kewajiban untuk
membayar hutang. Secara garis besar,risko kredit dapat dibagi menjadi 3 (tiga) : risiko
default, risiko exposure, dan risko recovery. Risiko kredit dapat bersumber dari
berbagai aktivitas Bank, antara lain:pemberian kredit, transaksi derivative, perdagangan
instrument keuangan, serta aktivitas bank yang lain, termasuk yang tercatat dalam
banking book maupun trading.

B. Rumusan masalah
1. Apa itu risiko kredit ?
2. Apa Ruang Lingkup Risiko Kredit?
3. Bagaimana Metode Pengelolaan Risiko Kredit?
4. Bagaimana Jenis-jenis Kredit?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi risiko kredit
2. Untuk mengetahui ruang lingkup dan hal-hal yang termasuk risiko kredit
3. Untuk mengetahui metode pengelolaan risiko kredit
4. Untuk mengetahui jenis-jenis kredit
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian risiko kredit


Kata risiko berasal dari bahasa inggris “risk” yang dapat didefinisikan sebagai
kemungkinan buruk yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung
atau kejadian yang akan datang.
Risiko Kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan
kegagalan debitur memenuhi kewajibannya atau risiko bahwa debitur tidak membayar
kembali utangnya. Risiko kredit (credit risk) didefinisikan sebagai risiko kerugian yang
terkait dengan kemungkinan kegagalan counterparty memenuhi kewajibannya atau risiko
bahwa debitur tidak membayar kembali utangnya. Definisi ini dapat diperluas yaitu
bahwa risiko kredit adalah risiko yang timbul dikarenakan kualitas kredit semakin
menurun. Memang penurunan kualitas kredit dimaksud belum tentu berimplikasi pada
terjadinya default, namun paling tidak kemungkinan terjadinya default akan semakin
besar.

B. Ruang Lingkup Risiko Kredit


Ruang lingkup risiko kredit tidak dapat dipisahkan secara jelas dan tegas dengan jenis
risiko lainnya (risiko operasional, risiko pasar dan risiko likuiditas) dan keempat jenis
risiko ini saling terkait. Risiko kredit dapat timbul dikarenakan telah terjadinya risiko
pasar terlebih dahulu. Sebagai contoh, nilai kredit nasabah menjadi sangat besar,
dikarenakan kredit diberikan dalam dominasi valas dan nilai tukar Rupiah melemah.
Adapun yang termasuk dalam resiko kredit yaitu:
1. Lending Risk yaitu risiko akibat nasabah/debitur tidak mampu melunasi fasilitas
yang telah diberikan oleh bank, baik berupa fasilitas kredit langsung maupun
tidak langsung (cash loan maupun non cash loan)
2. Counterparty Risk yaitu risiko dimana counterpart tidak bisa melunasi
kewajibannya kebank baik sebelum tanggal kesepakatan maupun pada saat
tanggal kesepakatan.
3. Issuer Risk yaitu risiko dimana penerbit suatu surat berharga tidak bisa melunasi
kepada bank sejumlah nilai surat berharga yang dimiliki bank.

C. Metode pengelolaan risiko kredit


Bank menggunakan sejumlah teknik dan kebijakan dalam mengelola risiko kredit
untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya atau dampak dari kerugian kredit atau
yang dikenal dengan mitigasi risiko kredit. Adapun teknik dan kebijakan tersebut adalah:
1. model pemeringkatan (grading model) untuk kredit perorangan.
Kredit yang diberikan bank setiap saat dapat menjadi bermasalah namun
kemungkinannya menjadi kecil jika bank menerapkan kebijakan pemberian kredit
yang sehat.
2. manajemen portofolio kredit.
Bank dengan cara yang sama mengukur portofolio kreditnya untuk memberikan
keyakinan bahwa kredit yang diberikan tidak terlalu terkonsentrasi pada satu
industri atau wilayah geografis tertentu.
3. Sekuritisasi
Basel II mempersyaratkan bank untuk memperkirakan dampak gejolak
ekonomidan memastikan bahwa kegiatan usahanya telah didukung dengan
permodalan yangmemadai untuk mengantisipasi dampak gejolak ekonomi
tersebut.
4. Peran agunan
Agunan (collateral) didefinisikan sebagai aktiva yang diperjanjikan oleh debitur
untuk mendapatkan kredit dan dapat diambil alih dalam hal terjadi default.
5. Monitoring arus kas
Sebagian bank yang mengalami tingkat default yang tinggi menemukan bahwa
tindakan segera terhadap situasi kredit yang memburuk dapat
mengurangi permasalahan secara signifikan.
6. Manajemen pemulihan
Manajemen yang efisien terhadap suatu kredit yang mengalami default dapat
menghasilkan pemulihan (recovery) yang cukup besar dibandingkan
tingkat kerugian semula. Oleh karena itu, sebagian bank menciptakan unit kerja
yang secara khusus ditugasi untuk menangani pemulihan kredit macet sebagai
bagian dari proses manajemen risiko kredit yang berkualitas tinggi.

D. Jenis-jenis kredit
Berdasarkan Kegunaan yaitu:
1. Kredit investasi merupakan kredit jangka panjang yang digunakan untuk
keperluan investasi.
2. Kredit modal kerja merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan modal
kerjaoperasional perusahaan.

Berdasarkan tujuan kredit yaitu:


1. Kredit produktif merupakan Kredit yang digunakan untuk meningkatkan usaha
atau produksi.
2. Kredit konsumtif merupakan Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara
pribadi.

Berdasarkan jangka waktu yaitu:

1. Kredit Jangka Pendek merupakan kredit yang memiliki jangka paling lama
1tahun, misalnya kredit modal kerja.
2. Kredit Jangka Menengah merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kredit
antara 1— 3 tahun.
3. Kredit Jangka Panjang, merupakan kredit dengan jangka waktu pengembalian
diatas 3 tahun.

Berdasarkan ketersediaan dana yaitu:


1. Cash adalah kredit dengan dana langsung dicairkan kepada nasabah, contoh:
kredit modal kerja, kredit investasi, kredit konsumsi.
2. Non cash adalah kredit yang tidak langsung ditarik dalam bentuk tunai tetapi
didalamnya telah terkandung adanya suatu kesanggupan untuk melakukan
pembayaran di kemudian hari.
Berdasarkan jenis valuta:
1. Kredit Valuta Rupiah merupakan Pinjaman yang diberikan dalam mata uang
rupiah.
2. Kredit Valuta Asing merupakan Pinjaman yang diberikan dalam mata uang asing.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam
mengelola ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman suatu rangkaian
aktivitas manusia termasuk Penilaian risiko, pengembangan strategi
untukmengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan
pemberdayaan/pengelolaan sumberdaya. Strategi yang dapat diambil antara lain
adalah memindahkan risiko kepada pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek
negatif risiko, dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu.
Dalam seuah bisnis pasti berhadapan dengan risiko danreturn. Bank adalah salah satu
unit bisnis. Dengan demikian, bank juga akan menghadapi risiko manajemen bank
itu sendiri. Ada beberapa resiko utama yang mengepung perbankan diantaranya
Risiko Pasar (Market Risk), Risiko Kredit (Credit Risk), Risiko Operasional
(Operational Risk), Risko-risko Lainnya. Dalam menjalankan aktivitasnya bank banyak
berhubungan dengan produk-produk yang mengandung banyak risiko. Dengan
begitu perbankan harus dikenal dengan baik risiko yang seolah mengancam
jalan hidupnya perbankan dan para pejabat bank harus dapat mengelola dan
mengukur risiko kredit seminimal mungkin dalam rangka untuk memperoleh
keuntungan yang optimum.

B. Saran
Penyusun menyadari bahawa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Oleh karena itu, Penyusun mengharapkan adanya kritik maupun
saran yang membangun sehingga Penyusun dapat memperbaiki kesalahan dan
kekurangan dalam pembuatan makalah selanjutnya. 

Anda mungkin juga menyukai