Risiko kredit adalah kerugian yang berkaitan dengan peluang gagal memenuhi
kewajiban pada saat jatuh tempo pembayaran. Jadi, risiko ini mungkin terjadi
karena debitur tidak mampu membayar utangnya.
Ada dua faktor yang berpengaruh terhadap besarnya risiko, yaitu besarnya
eksposur kredit dan kualitas eksposur tersebut.
Semakin besar pinjaman maka akan semakin besar juga eksposur kredit.
Sedangkan kualitas eksposur kredit merupakan kemungkinan gagal bayar yang
dinilai dari kualitas agunan yang diberikan debitur.
Semakin rendah nilai jaminan tersebut, maka semakin rendah pula kualitas dari
eksposur kredit tersebut.
Hal ini berarti akan semakin tinggi risiko yang harus ditanggung.
Risiko ini merupakan salah satu jenis-jenis risiko yang kerap terjadi,
terutama pada industri perbankan seperti:
Risiko gagal bayar dari debitur yang merupakan perusahaan penerbit surat
utang.
Risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerima kredit.
Risiko gagal bayar dari perusahaan yang menerima penyertaan modal.
3. Retail Customer Risk
C. Manajemen Risiko
1. Penyaringan
2. Pembatasan
3. Diversifikasi
Dalam hal ini bank melakukan kalibrasi risiko yang memungkinkan bank
untuk menetapkan probabilitas tertentu untuk setiap kejadian yang tidak
diinginkan. Cara ini memungkinkan bank untuk memastikan bahwa portofolio
kredit bank tidak terkonsentrasi pada kredit berkualitas buruk yang memiliki
kemungkinan gagal bayar yang tinggi.
4. Peran agunan
Bantuk agunan yang paling mudah dikenali dan paling aman adalah uang
tunai, sedangkan bentuk agunan yang paling umum adalah properti hunian
(residential property).