Anda di halaman 1dari 4

Maria Ekrista Oktaviana Dewi

BAB 2 145020301111062
RISIKO KREDIT

1. Definisi Risiko Kredit :


Risiko kredit merupakan ketidakmampuan suatu perusahaan, institusi,
maupun lembaga dalam memenuhi kewajibannya dengan tepat waktu
berdasaarkan kespakatan yang berlaku. Risiko kredit pada perbankan yaitu
risiko kerugian yang di derita oleh bank karena counterparty-nya tidak bisa
memenuhi kewajibannya pada bank.

2. Risiko Kredit Jangka Pendek dan Jangka Panjang :


a. Risiko yang bersifat jangka pendek adalah risiko yang disebabkan oleh
ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendek terutama kewajiban likuiditas.
b. Risiko yang bersifat jangka panjang adalah ketidakmampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya seperti
menyelesaikan utang jangka panjang dan menyelesaikan proses
hingga tuntas. Contohnya yaitu sebuah perusahaan menerbitkan
obligasi namun tidak mampu membayarnya, sehingga harus
melakukan penundaan pembayaran atau mengkonversi obligasi. Ketika
kebijakan konversi obligasi yang dilakukan perusahaan diketahui
publik, maka kinerja perusahaan tersebut akan dianggap rendah dan
akan merusak citra perusahaan tersebut.

3. Peranan Credit Risk Management (CRM) dan Relationship Management


a. Credit Risk Management (CRM) :
i. Tanggung jawab utama dalam mengendalikan risiko kredit.
ii. Bertanggungjawab dalam mengelola dan menyelesaikan kredit
bermasalah.
iii. Bertanggungjawab dalam menyelesaikan kredit yang
bermasalah.
iv. Menetapkan sistem ukuran penilaia dan analisis yang dapat dan
layak digunakan.
b. Relationship Management (RM) :
i. Saat menemukan kredit bermasalah maka memindahkan
pengelolaan tersebut ke bagian CRM.
ii. Bertanggungjawab pada kelanjutan bisnis atau usaha
perbankan.
iii. Pihak RM berkoordinasi dengan pihak CRM dalam memutuskan
berbaga permasalahan.

4. Wewenang dan Maksimalitas Kredit


Keputusan pemberian kredit baik besar maupun kecil dipengaruhi oleh
wilayah wewenang pemberi kredit. Keputusan pemberian kredit biasanya
diberikan kepada pejaba bank seperti kepala kantor cabang da para komite
kredit di perbankan. Sehingga wewenang dan maksimalitas pemberian kredit
ini dipengaruhi oleh posisi seorang pejabat dimana dia ditempatkan dan juga
maksimalitas wawasan yang dimilikinya. Sehingga akan terbentuk
manajemen yang terukur sistematis dalam keputusan yang diambilnya
seperti besar kecilnya plafond kredit. Sesuai dengan direko BI NO.
31/177/KRP/DRP 31 Desember 1999 ditetapkan batas maksimum kredit yang
diberikan kepada peminjam yaitu maksimal
a. 30% dari modal sejak 1 Januari 2001
b. 25% dari modal sejak selama tahun 2002
c. 20% dari modal sejak tanggal 1 Januari 2003.
Ketentuan dipakainya 20% untuk menghindari risiko seperti tingginya kredit
macet.

5. Pengaruh Komite Kredit terhadap Keputusan Kredit


Komite kredit merupakan pihak yang dibentuk dalam suatu perbankan yang
bertugas secara tegas dan tepat dalam meneliti, menilai dan
merekomendasikan permohonan kresit yang diajukan.

6. Tugas Komite Kredit :


a. Meneliti dan menilai permohonan kredit baru uang jumlahnya besar.
b. Meneliti dan menilai permohonan perpanjangan kredit dan alasannya.
c. Meneliti dan menilai semua kredit macet untuk mengetahui dan
menentukan penyebabnya.
d. Meneliti apakah semua pemberian kredit tersebut sesuai dengan
kebijakan perkreditan bank yang bersangkutan.
e. Memeriksa kelengkapan dokumen kredit
f. Memeriksa kosistensi perlakuan terhadap permohonan kredit.

7. Komite Kredit dalam Prespektif Risiko Kredit:


Komite kredit melakukan tindakan untuk menghindari risiko seperti :
a. Menghindari timbulnya penyaluran kredit melebihi plafond kredit.
b. Memberikan alas an dari askpek keuangan dan non keuangan terhadap
pengajuan kredit yang melebihi plafond.
c. Memberikan alas an dari segi positif dan negatif terhadap pengajuan
kredit yang berada di posisi di atas plafond kredit.

8. Kualias Perjanjian Kredit Mampu Meminimalisasi Risiko


Cara untuk meminimalisasi risiko yaitu dengan cara memperkuat
perjanjian kredit, yaitu perjanjian antara kreditur dan debitur. Kualitas
perjanjian yang dibuat, dirangcang dan disetujui oleh masing-masing pihak
harus dibuat dengan jelas dan tegas.
Perbankan memiliki tanggungjawab karena keputusan perbankan
mewakili keputusan beberapa pihak, yaitu :
a. Deposan yang menyerahkan uangnya untuk disimpan dan dikelola
bank
b. Amanah pembangunan
c. Kewajiban melaporkan kinerjanya kepada bank sentral sebagai
induknya perbankan.
d. Informasi yang jelas dan tegas pada komisaris perusahaan
Dalam perjanjian tersebut ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
debitur :
a. Nasabah debitur harus melakukan evaluasi atas klausula-klausula yang
dibebankan terhadapnya
b. Dalam mengevaluasi akibat dari klausula-klausula yang bersifat
membatasi, debitur erlu minta penegasan dari kreditur.
c. Jika kreditur yang mendukung pendanaan lebih dari satu orang,
nasabah debitur perlu mengkaji hubungan yang ada antara para
krediturnya.
d. Peluang untuk mengakhiri perjanjian
e. Standar hubungan di antara kreditur dan nasabah debitur. Klausula
yang membatasi ruang gerak nasabah debitur harus dihindari.
f. Referensi silang
g. Penggunaan kata-kata sifat yang tidak tergambarkan
h. Masa tenggang. Jika nasabah debitur ingin merundingkan dalam
sebuah periode pemulihan dimana kreditur memperobolehkan
memperbaiki pelanggaran yang dilakukan oleh debitur dan tidak
langsung menyatakannya sebagai sebuah kelalaian.
i. Fleksibilitas. Debitur harus fleksibel dalam meurndingkan dana
pinjaman yang diterimanya. Dan dana tersebut harus bermanfaat
dalam kemajuan bisnisnya.
j. Pengalihan manajemen. Nasabah debitur selama menerima kredit
tidak data melakuakan perubahan manajemen seperti melakukan
penggabungan atau konsolidasi tanpa persetujuan kreditur.

9. Risiko Kredit bagi Investor :


a. Investor akan terlambat menerima keuntungan dalam bentuk bunga
atau capital gain, karena perbankan mengalami kesulitan keuangan yg
disebabkan oleh debitur yang telat membayar utangnya.
b. Risiko lebih besar pada pemegang obligasi saat emiten dalam kondisi
bangkrut atau siap dilikuidasi.
c. Keterlambatan penerimaan keuntungan dari bunga menyebabkan
permasalahan dengan pihak eksternal.
Investor dapat mengamankan dananya dalam bentuk real investment dan
financial investmen :
a. Real Investment : investasi nyata berupa asset berwujud seperti tanah,
mesin, toko, gedung, dll
b. Finansial Investment : investasi keuangan yang melibatkan kontrak
tertulis, seperti saham biasa dan obligasi.

10.Sebab Tingginya Risiko pasa Financial Ivestment :


a. Keputusan yang diambil kadang tidak melibatkan pihak financial
investment
b. Informasi yang diperoleh tidak maksimal, sehingga keputusan ang
dimbil tingkat keakuratannya tidak kuat.

11.Default Risk
Merupakan risiko gagal bayar atas pinjaman yang dilakukan oleh debitur. Hal
ini disebabkan oleh:
a. Kondisi makro ekonomi tidak stabil
b. Kerugian perusahaan karena angka penjualan menurun secara
sistematis
c. Terjadi korupsi
d. Kudeta di Negara bersangkutan
e. Kekisruhan dalam internal perusahaan

12. Kebijakan dan Solusi untuk Menghindari Terjadinya Default Risk :


a. Kreditor menaikan angka jaminan pada tingkatan yang aman.
b. Menghindari jaminan dengan tingkat risiko tinggi
c. Menghindari benda jaminan yang memiliki nilai fluktuasi di pasar.

Anda mungkin juga menyukai