Management Resiko
Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak
milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian
karena adanya suatu risiko.
Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang
dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan
Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan
strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan
/pengelolaan sumberdaya
Istilah lain dari pengertian resiko adalah (risk) atau risiko memiliki berbagai definisi. Risiko
dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. [3] Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko
sebagai berikut:
Chance of loss
Berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian.Dalam
ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya
situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat
risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti
sehingga risiko tidak ada.
Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu.
Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.
* Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil
aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat
penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.
* Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah
probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di
atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa
outcome yang berbeda dari yang diharapkan.
Derajat Risiko
Derajat risiko degree of risk adalah ukuran risiko lebih besar atau risiko lebih kecil. Jika suatu
risiko diartikan sebagai ketidakpastian, maka risiko terbesar akan terjadi bila terdapat dua
kemungkinan hasil yang masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi
Klasifikasi Risiko
* Risiko yang dapat diukur dan risiko yang tidak dapat diukur
* Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang
berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling
luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari
kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi
manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.
* Risiko hazard ( BAHAYA ) factor faktor yang mempengaruhi akibat akibat yang ditimbulkan
dari suatu peristiwa. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang
menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun
ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber
penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko
ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya.
* Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan
emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga atau bunga
serta pokok pinjaman.
* Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat
mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan.
Risk tolerance dapat diartikan sebagai variation dalam pencapaian objective yang dapat
diterima oleh manajemen. Dalam penerapan pelayanan pajak modern seperti pengiriman SPT
WP secara elektronik, diperkirakan 80% Wajib Pajak (WP) Besar akan
mengimplementasikannya. Bila ditentukan risk tolerance sebesar 10%, dalam hal 72% WP Besar
telah melaksanakannya, berarti tujuan penyediaan fasilitas tersebut telah terpenuhi. Disamping
itu, terdapat pula aktivitas suatu organisasi seperti peluncuran roket berawak dengan risk
tolerance adalah 0%.
Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu: (1) qualitative techniques; dan (2)
quantitative techniques. Qualitative techniques menggunakan beberapa tools seperti self-
assessment (low, medium, high), questionnaires, dan internal audit reviews. Sementara itu,
quantitative techniques data berbentuk angka yang diperoleh dari tools seperti probability
based, non-probabilistic models (optimalkan hanya asumsi consequence), dan benchmarking.
Yang perlu dicermati adalah events relationships atau hubungan antar kejadian/keadaan.
Events yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun, bila digabungkan bisa menjadi
signifikan. Demikian pula, risiko yang mempengaruhi banyak business units perlu
dikelompokkan dalam common event categories, dan dinilai secara aggregate.
Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti pengaruh tiap
response terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal sehingga bersinergi
dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost versus benefits, dan kemungkinan
peluang (opportunities) yang dapat timbul dari setiap risk response.
Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktifitas
pengendalian. Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive,
detective, corrective, dan directive. Sementara aktifitas pengendalian berupa: (1) pembuatan
kebijakan dan prosedur; (2) pengamanan kekayaan organisasi; (3) delegasi wewenang dan
pemisahan fungsi; dan (4) supervisi atasan. Aktifitas pengendalian hendaknya terintegrasi
dengan manajemen risiko sehingga pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi dapat
menjadi optimal.
(8) Monitoring
Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah (separate
evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan
aktivitas rutin lainnya.
Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis). Pada monitoring
ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi, dokumentasi, dan action
plan.
Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies, yaitu
pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak relevan). Kendala ini timbul dari
berbagai faktor seperti sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang disampaikan laporan,
dan arahan bagi pelaporan.
Risiko pasar adalah sebagai risiko kerugian pada posisi neraca serta pencatatan tagihan dan
kewajiban diluar neraca yang timbul dari pergerakan harga pasar (on-and off-balance sheet)
Risiko residual
Likuiditas (liquidity)
Arbitrase (arbitrage)
Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral , norma-norma dan
hal-hal yang baik . Etika Kepemimpinan adalah sejumlah sifat sifat utama yang harus dimiliki
seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sesuai norma dan nilai yang berlaku .
Beberapa nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki seorang pemimpin antara lain
adalah sebagai berikut :
- Integritas dan moralitas.
Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Moralitas menyangkut ahlak, budi pekerti, susila, ajaran tentang baik dan buruk, segala sesuatu
yang berhubungan dengan etiket, adat sopan santun.
- Tanggung jawab.
Seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk menjalankan misi dan mandat yang
dipercayakan kepadanya. Pemimpin harus bertanggungjawab atas apa yang dilakukan dan tidak
dilakukannya untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam organisasi. Ia
harus memiliki keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan dan
mengambil risiko atau pengorbanan untuk kepentingan organisasi dan orang-orang yang
dipimpinnya. Tanggung jawab dan pengorbanan adalah dua hal yang saling berhubungan erat.
Pemimpin harus mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi atau
keluarga termasuk pengorbanan waktu. Di sisi lain, pemimpin harus melatih bawahan untuk
menerima tanggung jawab serta mengawasi pelaksanaan tugasnya.
- Visi Pemimpin.
Kepemimpinan seorang pemimpin nyaris identik dengan visi kepemimpinannya. Visi adalah
arah ke mana organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin.
Pemimpin ibarat seorang nakhoda yang harus menentukan ke arah mana kapal dengan
penumpangnya akan di arahkan. Visi sama pentingnya dengan navigasi dalam pelayaran.
Semua awak kapal menjalankan tugasnya masing-masing tetapi hanya nakhoda yang
menentukan arah kapal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Visi pemimpin akan
menginspirasi tindakan dan membantu membentuk masa depan. Visi adalah masa depan yang
realistis, dapat dipercaya dan menjembatani masa kini dan masa depan yang lebih baik sesuai
kondisi (sosial politik, ekonomi, budaya) yang diharapkan. Visi juga mengandung harapan-
harapan, atau bahkan mimpi yang memberi semangat bagi orang-orang yang dipimpin.
Pemimpin adalah pemimpi yang sanggup mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Burt
Nanus dalam bukunya Kepemimpinan Visioner mengatakan : Tak ada mesin penggerak
organisasi yang lebih bertenaga dalam meraih keunggulan dan keberhasilan masa depan,
kecuali visi yang menarik, berpengaruh dan dapat diwujudkan serta mendapat dukungan luas.
- Kebijaksanaan.
Kebijaksanaan (wisdom) yaitu kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu
sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari kepandaian
atau kecerdasan. Pemimpin setiap saat dihadapkan kepada situasi yang rumit dan sulit untuk
mengambil keputusan karena terdapat perbedaan kepentingan antar kelompok masyarakat
dan mereka yang akan terkena dampak keputusannya. Seringkali pemimpin seperti
menghadapi buah simalakama, sulit untuk menentukan pilihan karena sama-sama berisiko.
Selain upaya manusia menekuni dan mencari kebijaksanaan, perlu upaya meminta
kebiaksanaan kepada Tuhan sebagai sumber untuk memutuskan keputusan yang terbaik dan
bijaksana.
- Keteladanan.
Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi
orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan berkaitan erat dengan kehormatan, integritas dan
moralitas pemimpin. Keteladanan yang dibuat-buat atau semu dan direkayasa tidak akan
langgeng. Pemimpin sejati melakukan hal-hal baik dengan wajar tanpa pamrih, bukan sekedar
untuk mendapat pujian manusia. Sifat-sifat baiknya dirasakan orang lain sehingga dapat
mempengaruhi lingkungan dan masyarakat luas sebagai suatu teladan yang hidup.
- Menjaga Kehormatan.
Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan dengan tidak melakukan perbuatan tercela
karena semua perbuatannya menjadi contoh bagi bawahan dan orang-orang yang dipimpinnya.
Ia tidak boleh mudah terjebak dalam godaan Tiga Ta yaitu harta (memperoleh materi atau
uang secara tidak sah/ melanggar hukum), tahta (mendapatkan kekuasaan dengan
menghalalkan sebagal cara) dan wanita ( perselingkuhan, hubungan seks di luar pernikahan)
yang sering menjatuhkan kehormatan sebagai pemimpin. Budaya lokal (Jawa) juga
mengajarkan pemimpin harus menghindari 5 M (Mo Limo ) yaitu maling (mencuri/ korupsi),
madat (narkoba), madon (main perempuan), main (berjudi) dan minum (mabuk alkohol). Setiap
daerah atau suku bangsa memiliki rambu-rambu kehormatan yang tidak boleh dilanggar oleh
seorang pemimpin. Mahatma Gandhi mengatakan ada 7 dosa sosial yang mematikan yaitu :
kekayaan tanpa kerja, kenikmatan tanpa nurani, ilmu tanpa kemanusiaan, pengetahuan
tanpa karakter, politik tanpa prinsip, bisnis tanpa moralitas dan ibadah tanpa
pengorbanan. Semua itu merupakan rambu-rambu peringatan bagi pemimpin untuk menjaga
kehormatannya.
- Beriman.
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa
dengan semua keterbatasannya secara fisik, pikiran dan akal budi sehingga banyak masalah
yang tidak akan mampu dipecahkan dengan kemampuannya sendiri. Iman dapat menjembatani
antara keterbatasan manusia dengan kesempurnaan yang dimiliki Tuhan, agar kekurangan itu
dapat diatasi. Iman juga merupakan perisai untuk meredam keinginan dan nafsu-nafsu duniawi
serta godaan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam menjalankan
kepemimpinannya. Penting bagi seorang pemimpin untuk selalu menyadari bahwa Tuhan itu
Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Maha Hadir. Mahakuasa berarti tidak ada satu pun yang
bisa terjadi tanpa perkenan dan pengendalian-Nya. Maha Mengetahui berarti tidak ada satu
pun bisa terjadi tanpa pengetahuan dan keterlibatan-Nya. Maha Hadir berarti tidak ada satu
pun bisa terjadi tanpa Ia ada di sana. Implikasi pemahaman seperti itu bagi pemimpin adalah
sesgala sesuatu yang terjadi, termasuk kepemimpinan yang dijalankannya, bukan sekedar
kebetulan atau by chance belaka. Pemimpin yang beriman menyadari bahwa semua
perbuatannya diketahui dan diawasi Tuhan yang hadir di mana-mana sehingga ia takut
mengkhianati amanat sebagai pemimpin. Apabila mengalami kesulitan dan masalah yang berat,
ia harus bersandar kepada Tuhan karena tidak ada satu pun kejadian tanpa perkenan dan
pengendalian-Nya. Tuhan itu Pemilik kehidupan, Penyelenggara dan Pemberi apa yang kita
butuhkan.
- Kemampuan Berkomunikasi.
Suatu proses kepemimpinan pada hakikatnya mengandung beberapa komponen yaitu :
pemimpin, yang dipimpin, komunikasi dan interkasi antara pemimpin dan yang dipimpin, serta
lingkungan dari proses komunikasi tersebut. Peter Koestenbaum, seorang pakar
kepemimpinan, melalui bukunya berjudul : Leadership, The Inner Side of Greatness (1991)
mengatakan bahwa : Kepemimpinan yang bermoral adalah suatu proses moralitas untuk
mencapai suatu tingkat atau keadaan dimana para pemimpin mampu mengikat (dalam arti
berkomunikasi dan berinteraksi) dengan yang dipimpinnya berdasarkan kebersamaan motif,
nilai dan tujuan yaitu berdasarkan kebutuhan-kebutuhan hakiki para pengikut maupun
pemimpin itu sendiri. Di sini tampak bahwa antara pemimpin dan yang dipimpin terdapat
suatu ikatan kuat sebagai satu keutuhan dan memiliki ketergantungan satu sama lain. Untuk
mencapai hal tersebut maka seorang pemimpin harus mampu membangun komunikasi dengan
orang-orang yang dipimpinnya sehingga kepemimpinannya dapat efektif dan efisien.
Sebaliknya, kegagalan dalam menjalankan komunikasi dapat menimbulkan keadaan yang
kurang harmonis dalam organisasi bahkan dapat menjurus kepada situasi konflik yang
mengganggu pelaksanaan tugas. Kemampuan berkomunikasi juga diperlukan untuk
menggalang para tokoh masyarakat (tomas), tokoh agama (toga) dan tokoh adat (todat) karena
mereka memiliki pengaruh dan pengikut di masyarakat.
Seorang pemimpin tidak hanya berhubungan dengan bawahannya saja. Mereka juga
berhubungan dengan masyarakat luas. Langkah paling mudah untuk mewujudkan tanggung
jawab sosial kepada masyarakat adalah dengan jalan berperilaku etis dan selalu berusaha
melakukan segala sesuatu dengan baik, benar, dan transparan.
Tanggung jawab sosial didefinisikan sebagai kewajiban seorang individu/perusahaan
untuk peduli terhadap masyarakat akan dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dari
adanya kepemimpinan seseorang atau keberadaan sebuah perusahaan. Ide tanggung jawab
sosial perusahaan terus berkembang, dan baru-baru ini telah dijelaskan sebagai proses dimana
para manajer dalam suatu organisasi berpikir dan mendiskusikan tentang hubungan dengan
para pemangku kepentingan, dan bagaimana mereka akan bekerja ke arah mencapai kebaikan
bersama. Untuk menganalisis tanggung jawab sosial perusahaan, suatu perusahaan perlu untuk
memahami apa yang dipikirkan, dikatakan, dan cenderung dilakukan oleh orang lain. Menurut
profesor R. Edward Freeman, tanggung jawab sosial perusahaan tidak lagi merupakan
tambahan, tetapi dibangun dalam tujuan inti dari bisnis.
Inisiatif tindakan para pemimpin yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tanggung
jawab sosial, serta menciptakan budaya organisasi yang mendorong perilaku etis, diuraikan
dalam Gambar 6-1.
Etika yang tinggi dan tanggung jawab sosial kadang-kadang terkait dengan kinerja keuangan
perusahaan yang dapat menimbulkan efek yang baik. Sebuah model baru ini dikembangkan dari
hubungan antara kinerja perusahaan dan keuntungan yang menekankan peran penawaran dan
permintaan. Model ini menyatakan bahwa ketika permintaan untuk investasi tanggung jawab
sosial meningkat, maka manajer akan memaksimalkan nilai kepentingan diri mereka untuk
melakukan investasi ini meskipun arus kas berkurang. Meskipun akan membuat pengeluaran
yang banyak tetapi nilai pasar dari perusahaan dapat meningkatkan ketika permintaan untuk
peluang investasi ini lebih besar dari penawaran.
Sebuah contoh mungkin bahwa investasi dalam program-program untuk meningkatkan
keaksaraan antara anak-anak miskin mungkin memiliki hasil karena ada permintaan besar
untuk jenis investasi. Antara tanggung jawab sosial dan keuntungan juga dapat bekerja dalam
dua arah, yaitu perusahaan lebih menguntungkan baik mampu untuk berinvestasi dalam
tanggung jawab sosial yang memiliki inisiatif yang memberikan efek yang menyebabkan lebih
banyak keuntungan.
Para peneliti menemukan bahwa kesuksesan finansial dengan menyisakan uang yang cukup
untuk berinvestasi dalam kinerja sosial perusahaan. Studi ini juga menemukan bahwa kinerja
sosial perusahaan yang baik memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja keuangan yang
diukur dengan return on asset dan laba atas penjualan.
Tanggung jawab sosial perusahaan kadang-kadang dapat meningkatkan keuntungan
karena secara sosial tindakan yang bertanggung jawab adalah biaya-efektif. Etika juga dapat
menghindari biaya membayar denda yang besar karena yang disebabkan karena perlakuan
yang tidak etis, termasuk tuduhan diskriminasi dan class action tuntutan hukum karena tidak
tepat dalam pelaporan keuangan. Contohnya, denda besar dikenakan pada Siemens, seperti
yang disebutkan sebelumnya, dimana menggambarkan biaya potensi menjadi tidak etis.
Penuduhan dalam sisi tidak etis dan ilegal.
Perilaku tersebut juga dapat mengakibatkan penurunan tiba-tiba pada pelanggan dan klien.
Singkatnya, seorang pemimpin yang berhasil membangun iklim etika yang tinggi dan tanggung
jawab sosial dapat memperoleh dan menyelamatkan perusahaan untuk mendapatkan banyak
uang.
PENGUKURAN RISIKO
1.Dimensi yang diukur dalam pengukuran risiko:
a)Besarnya frekuensi kerugian : berapa kali terjadinya suatu kerugian selama periode tertentu
dari data-data periode sebelumnya.
b)Tingkat kegawatan (severity) : keparahan atau kerugian yang berisiko dari total kekayaan,
perkirakan nilai yang hilang.
Pengukuran risiko ini menggunakan konsep probabilitas (kemungkinan). Ada 2 cara
perhitungan, yaitu tanpa bobot dan dengan bobot.
Contoh : kecelakaan motor di Padang selama tahun 2009 sebanyak 200 kali. 50 kali dari jumlah
tersebut ditabrak mobil dan sisanya karena ditabrak sesama motor. Berapa probabilitas
terjadinya kecelakaan motor ditabrak mobil?
Tanpa bobot P(E) = 50/200 = 0,25.
Pembobotan P(E) = 2X50/(2X50)+(1X150) = 0,4.
2.Analisis laporan keuangan
Vertikal: ration aktiva (current assets, fixed assets)
Horizontal: laporan keuangan 3 tahun terakhir
PENANGGULANGAN RISIKO
A.Risk Control (avoiding and minimizing)
1.Menghindari : menghindari harta, orang, dan kegiatan dari peril.
Caranya dengan menolak memiliki/menerima/melaksanakan kegiatan yang mengandung risiko.
2.Mengendalikan : untuk memperkecil peluang terjadi atau mengurangi dampak dengan
pencegahan dan pengurangan dampak.
Program pengendalian berdasarkan sebab:
Engineering approach , pengendalian pada sebab sebab fisik/mekanis
Human relation approach, kecerobohan dll
3.Memisahkan : memisahkan penempatan harta dalam risiko yang sama. Tujuannya untuk
memperkecil kemungkinan dan mengurangi kerugian.
4.Kombinasi : menambah exposure unit dalam batas kendali usaha. Tujuannya untuk law of the
large number (kerugian dapat diramalkan).
5.Memindahkan : aktivitas dipindahkan ke pihak lain
B.Risk Financing
1.Asuransi
2.Retensi : penyediaan dana untuk penanggulangan kemungkinan terjadi risiko.
Banyak alasan perusahaan melakukan retensi, seperti biaya yang dikeluarkan lebih rendah
daripada membayar premi ke asuransi,, pertimbangan biaya, dll.
ASURANSI
Asuransi adalah suatu perjanjian, dimana seorang penanggung (insurer) mengikatkan diri pada
tertanggung (insured) dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan, yang mungkin diderita karena suatu
peristiwa yang tidak tertentu. (KUHP 246).
Macam-macam asuransi :
1.Menurut sifat : sosial (jemkeskin), wajib (jasa raharja di kendaraaan bermotor), sukarela
(Bumiputera, PT. Jiwasraya, dll).
2.Menurut jenis objek : asuransi orang (asuransi kesehatan, asuransi hari tua, dll) dan umum
(asuransi pengangkutan barang, asuransi penerbangan, dll).
3.Menurut jenis perusahaan (UU No.2 tahun 1992) : asuransi umum/kerugian, asuransi jiwa,
asuransi sosial, reasuransi.
Prinsip-prinsip asuransi :
1.Insurable interest (kepentingan yang dapat diasuransikan)
Harus ada kepentingan yang jelas untuk diasuransikan, artinya jika sebuah peristiwa
menimbulkan kerugian pada seseorang, maka orang yang bersangkutan punya kepentingan
terhadap kerugian itu.
2.Proximate Cause
Sesuatu yang dijamin adalah penyebab aktif yang disebutkan dalam kerugian. Misalnya sebuah
rumah diasuransikan yang di sebelahnya ada pohon tinggi besar. Petir menyambar pohon dan
pohon langsung hancur menimpa rumah. Pada perjanjian disebutkan bahwa rumah jika
tersambar petir, akan diberikan ganti rugi oleh perusahaan asuransi, walaupun petir tidak
secara langsung menyambar rumah. Maka, prinsip ini berlaku.
3.Subrigation
Pengalihan hak untuk memperoleh pergantian dan proses secara hukum ke perusahaan
asuransi.
4.Utmost Good Faith
Prinsip adanya itikad baik dengan saling percaya untuk tidak saling mencari keuntungan.
Sebelum kontrak asuransi ditandatangani, calon tertanggung harus membuat pernyataan
(representasi).
5.Indemnity
Prinsip bahwa yang diasuransikan akan dikembalikan pada posisi sesaat sebelum kejadian.
Maka tidak akan melebihi kerugian sebenarnya.
.
.
.
.
MANAJEMEN RESIKO
1. Kerugian atas harta benda/kekayaan atau penghasilan, misalnya yag diakibatkan oleh
kebakaran, pencurian, pengangguran dsb.
2. Penderitaan seseorang, misalnya sakit atau cacat karena kecelakaan
3. Tanggung jawab hukum, misalnya resiko dari perbuatan atau peristiwa yang merugika
orang lain
4. Kerugian karena perubahan pasar, misalnya karena terjadi perubahan harga, perubahan
selera konsumen, dll.
KETIDAKPASTIAN
1. KETIDAKPASTIAN EKONOMI (economic uncertaity), yaitu kejadian-kejadian yang timbul
sebagai akibat kondisi dan perilaku dari pelaku ekonomi, misalnya perubahan sikap
konsumen, perubahan selera konsumen, perubahan harga, perubahan teknologi,
penemuan baru, dsb.
2. KETIDAKPASTIAN ALAM (uncertainty of nature) yaitu ketidakpastian yang disebabkan
oleh alam, misalnya banjir, gempa bumi, kebakaran, dsb.
3. KETIDAKPASTIAN KEMANUSIAAN (human uncertainty) yaitu ketidakpastian yang
disebabkan oleh perilaku manusia mis.peperangan, pencurian, penggelapan,
pembunuhan, dsb.
Macam Resiko
MENURUT SIFATNYA
1. Resiko yang tidak disnegaja (resiko murni), adalah resiko yang apabila terjadi tentu
menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja, mis.bencana alam, kebakaran,
kekacauan
2. Resiko yang disengaja(resiko spekulatif) adalah resiko yang sengaja ditimbulkan oleh
yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya,
mis.resiko hutang piutang, perjudian, perdagnagan berjangka (hedging), dll
3. Resiko fundamental adalah resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kpd
seseorang dan diderita byk org mis. Banjir, angin topan
4. Resiko khusus adalah resiko yg bersumber pd peristiwa yang mandiri dan umumnya
mudah diketahui penyebabnya mis. Kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil
a. Resiko intern, yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri seperti
kerusakan aktiva krn ulah karyawannya, kecelakaan kerja, mis manajemen, dll.
b. Resiko ekstern, yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan seperti resiko pencurian,
penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah
MANAJEMEN RESIKO
Manajemen resiko adalah pelaksanaan fungsi-fungai manajemen dalam penanggulangan resiko
terutama resiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga, dan masyarakat.
Manajemen resiko mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun,
mengkoordinir, dan mengawasi program penanggulangan resiko
Program manajemen resiko mencakup tugas-tugas: mengidentifikasi resiko yg dihadapi,
mengukur/menentukan besarnya resiko, mencari jalam untuk menghadapi atau menanggulangi
resiko, menyusun strategi untuk memerkecil atau mengendalikan resiko, mengkoordinir
pelaksanaan penanggulangan resiko serta mengevaluasi program pennaggulangan resiko yang
telah dibuat.
BEBERAPA ISTILAH
PERIL
Adalah peristiwa atau kejadian yang menimbulkan kerugian. Jadi merupakan
kejadian/peristiwa penyebab langsung terjadinya suatu kerugian, mis. Kebakaran, kecelakaan,
pencurian
HAZARD
Adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril. Mis. Jalan licin,
tikungan tajam.
A. Physical Hazard
Adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril yg bersumber
dar karakteristik secara fisik dari objek, baik yg bisa diawasi/diketahui maupun yg tidak
B. Moral Hazard
Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril yg
bersumber pada sikap mental, pandangan hidup, ekbiasaan orang yg bersangkutan. Mis. pelupa
C. Legal Hazard
Adalah perubahan yg mengabaikan peraturan-perutaran atau perundangan2an yg berlaku
(melanggar hukum) sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya peril. Mis. Pelanggaran UU
keselamatan kerja
DEFINISI
Definisi konseptual mengenai resiko : (Robert Charette)
Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang.
Resiko melibatkan perubahan (spt. perubahan pikiran, pendapat, aksi, atau tempat)
Resiko melibatkan pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan itu akan dilakukan.
Pengertian
Pengelolaan perusahaan menurut Henry Fayol memiliki enam fungsi dasar: kegiatan teknis,
komersil, keuangan, keamanan, akuntansi, dan manajerial.
Maka manajemen resiko berkaitan dengan kegiatan keamanan yg bertujuan menjaga harta
benda dan personil perusahaan thd kerugian.
PEMBAGIAN RESIKO
Karakteristik resiko :
Ketidakpastian
Kerugian
Kategori resiko :
Resiko proyek
Resiko teknis
Resiko bisnis
Kategori resiko oleh Robert Charette :
Resiko yang sudah diketahui
Resiko yang dapat diramalkan
Resiko yang tidak diharapkan
@ Resiko proyek
Resiko proyek mengancam rencana proyek.
Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada kemungkinan jadwal proyek akan mengalami
slip & biaya menjadi bertambah.
Resiko proyek mengidenifikasi :
- biaya - sumber daya
- jadwal - pelanggan
- personil (staffing & organisasi)
- masalah persyaratan
@ Resiko teknis
Resiko teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu pelaksanaan yg akan dihasilkan. Bila
resiko teknis menjadi kenyataan maka implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak
mungkin.
Resiko teknis mengidentifikasi :
- desain potensial - ambiquitas
- implementasi - spesifikasi
- interfacing - ketidakpastian teknik
- verifikasi - keusangan teknik
- masalah pemeliharaan
- teknologi yg leading edge
@ Resiko bisnis
Resiko bisnis mengancam kelanjutan operasi perusahaan.
Resiko bisnis membahayakan produk/jasa yang dihasilkan.
1. Resiko Pasar
2. Resiko Strategi
3. Resiko Pemasaran
4. Resiko Manajemen
5. Resiko Biaya
1. Fungsi manajemen resiko lebih baik dijelaskan dan dipahami melalui langkah-langkah
dalam proses pengambilan keputusan.
2. Proses ini dimulai dengan mengenal berbagai resiko yang sedang dihadapi (disebut
identifikasi/diagnosa resiko)
3. Selanjutnya resiko diukur, dianalisis dan dievaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan
dan variabilitasnya.
4. Keputusan diambil untuk memilih dan menggunakan metode-metode penanganan resiko
(menanggung sendiri, menghindari, mengasuransikan)
5. Setelah metode penanganan resiko telah dipilih, maka langkah berikutnya adalah
rencana pengadministrasian program secara melembaga.
Artinya melakukan evaluasi dan penilaian thd semua kerugian potensial yg dihadapi perush,
mengenai:
Tipe risiko :
risiko generik
merupakan ancaman potensial pd setiap proyek atua kegiatan usaha.
risiko produk spesifik
hanya dapat diidentifikasi dgn pemahaman khusus mengenai teknologi, manusia, serta
lingkungan yg spesifik terhadap operasi perusahaan.
Metode untuk mengidentifikasi resiko adalah menciptakan checklist item risiko.
c. Kerugian atas pendapatan misalnya sebagai akibat tidak berfungsinya alat produksi krn
terkena peril.
mis. Batalnya kontrak penjualan krn perusahaan tdk berproduksi utk sementara waktu krn alat
produksinya rusak berat
2. Kerugian berupa kewajiban kpd pihak lain: adalah kerugian berupa kewajiban kpd pihak
lain yg merasa dirugikan akibat kesalahan bisnisnya. Mis.ganti rugi yg harus diberikan
perusahaan angkutan umum kpd penumpang yg cedera akibat kecelakaan yg disebabkan oleh
kesalahan pengemudi
3. Membuat flow chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi
akan dapat diketahui resiko-resiko yg dihadapi pd masing-masing tahap aliran tsb.
4. Dengan inspeksi langsung ditempat, artinya dengan mengadakan pemeriksaan secara
langsung di tempat dimana operasi perusahaan dilakukan
5. Mengadakan interaksi dgn departemen lain dalam perusahaan,
dgn cara:
6. Mengadakan interaksi dengan pihak luar, artinya mengadakan hubungan dgn perusahaan
lain terutama pihak-pihak yg dapat membantu perusahaan dlm menanggulangi resiko
spt.akuntan, penasehat hukum, asuransi.
7. Melakukan analisis thd kontrak-kontrak yg telah dibuat dgn pihak lain. Dari analisis tsb
akan dapat diketahui kemungkinan adanya resiko dari kontrak tsb
8. Membuat dan menganalisis catatan atau statistik mengenai berbagi macam kerugian yg
pernah diderita sehingga dapat diperhitungkan kemungkinan terulangnya kerugian seklaigus
penyebabnya.
9. Mengadakan analisis lingkungan yg sangat diperlukan utk mengetahui kondisi yg
mempengaruhi timbulnya resiko potensial spt konsumen, pemasok, penyalur, pesaing, dan
pemerintah.
Manajer resiko dapat melakukan sendiri tugasnya utk mengidentifikasi resiko , namun juga
dapat menugaskan bawahannya atau menggunakan jasa pihak ketiga spt konsultan
manajemen, broker asuransi, atau perusahaan asuransi.
PENDAHULUAN
Membahas tentang pembelanjaan (pembiayaan) yang berhubungan dengan cara-cara pengadaan
dana untuk memulihkan kerugian, terdiri dari:
@ Noninsurance Transfer
Kebanyakan pemindahan resiko kepada pihak non asuransi ini dilakukan melalui kontrak-
kontrak bisnis biasa, dan melalui kontrak khusus untuk pemindahan resiko.
Banyak isi kontrak berkaitan dengan pemindahan tanggung jawab keuangan atas:
1. Harta
2. Kerugian atas net income
3. Kerugian personil
4. Tanggung gugat kepada pihak ketiga
Noninsurance transfer mempunyai beberapa keterbatassan yang harus diperhatikan oleh
manajer resiko
1. Kontrak mungkin hanya memindahkan sebagian resiko daripada resiko yang menurut
pendapat manajer telah dipindahkan kepda pihak luar. Karena itu manajer harus
mempelajari isi kontrak dengan hati-hati.
2. Bahasa yang tertulis di dalamnya adalah bahasa hukum yang sangat sukar dipahami,
akrean itu bisa salah emngerti
3. Surat kontrak bisa dibatalkan oleh pengadilan jika isinya bertentangan dengan undang-
undang atau peraturan pemerintah atau kebiajksanaan pemerintah atau tidak wajar bagi
1. Melalui suatu perjanjian leasing, lessor bisa memindahkan kepada penyewa tanggung
jawab keuangan untuk kerusakan harta atau kecelakaan badan bagi pihak ketiga.
Sebelum ditandatangani perjanjian, tanggung jawab ada pada lessor
2. Melalui suatu perjanjian lessing (lessee=penyewa) juga bisa menggeserkan kerugian
potensialnya kepada lessor, tergantung atas bagaimana bunyi perjanjian.
Dengan melakukan leasing, berarti lessee bebas dari resiko turunnya harga barang yang disewa,
atau resiko keusangan ekonomis, maupun keusangan teknologi, dibandingkan jika barang itu
miliknya sendiri
3. Pemindahan resiko juga terjadi pada kontrak pengririman barang, kontrak penyimpanan
barang, kontrak pembuatan suatu bangunan dan sebagainya, dimana dalam kontrak
dicantumkan adanya pembayaran premi resiko
4. Surety bond
Dalam kontrak yang disebut surety bond terlibat 3 pihak, yaitu pihak surety (penjamin), pihak
obligee (yang dijamin) dan pihak participal
5. Neutralization
Merupakan proses menyeimbangkan peluang kerugian atas peluang keuntungan. Contoh
adalah hedging. Hedging dilaksanakan dengan jalan misalnya bersamaan dengan pembuatan
kontrak penjualan, maka penjual mengadakan kontrak pembelian dengan pendagang lain untuk
barang yang sama jenisnya. Dengan demikian dapat ditutup resiko kenaikan harga, resiko
putusnya persediaan dan sebagainya.
1. Jika biaya lebih rendah dari biaya yang dibebankan pihak perusahaan asurans
2. Jika kerugian-harapan (expected losess) lebih rendah dari perkiraan perusahaan asuransi
3. Jika unit yang mengahadapi resiko banyak, sehingga resiko akan menjadi lebih rendah
4. Pembayaran expense dan kerugian membengkak selama jangka waktu panjang, yang
menhasilkan opportunity cost yang besar
5. Peluang yang kuat bagi investasi yang mengakibatkan opportunity cost yang besar
BAB V
PENGUKURAN RESIKO
Setelah manajer resiko mengidentifikasi berbagai jenis resiko yang dihadapi perusahaan,
maka selanjutnya resiko itu harus diukur.
Perlunya pengukuran resiko adalah:
KONSEP PROBABILITAS
Pengukuran kerugian menyangkut kemungkinan (probabilitas) dari kerugian potensial.
Maka dalam mengukur resiko seorang Manajer Resiko harus memahami konsep probabilitas
tersebut, sehingga strategi yang diterapkan tepat
Secara umum probabilitas: kesempatan/kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau
kemungkinan jangka panjang terjadinya sesuatu
KONSEP SAMPEL SPACE DAN EVENT
Untuk mempelajari konsep probabilitas, perlu dipahami konsep sample space dan event.
Sample space (Set S) adalah suatu set dari kejadian tertentu yang diamati.
Mis. Jumlah kecelakaan mobil di wilayah Kota Malang selama 2009.
Suatu Set S biasanya terdiri dari beberapa segmen yang disebut sub set atau event (Set E).
Mis. Jumlah kecelakaan mobil terdiri atas segmen moobil pribadi dan mobil penumpang
umum
Untuk menghitung secara cermat probablitas kecelakaan mobil tersebut, masing-masing
event perlu diberi bobot.
Pembobotan didasarkan pada bukti empiris pengalaman sebelumnya
Dimana masing-masing event mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga mempunyai
probablitas yang berbeda.
Mis. Untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedang utk mobip pengangkutan umum diberi bobot
1, maka probabilitas kecelakaan mobil dapat dihitung dengan rumus:
Dimana:
P(E) = probabilitas terjadinya event
E = sub set atau event
S = sample space atau set
w = bobot dari masing-masing event
Contoh: dari catatan polisi diketahui bahwa jumlah kecelakaan mobil di Kota Malang selama
2008 sebanyak 10.000 kali, dimana dari jumlah tersebut yang 1.000 menimpa mobil pribadi
dan 9.000 menimpa mobil penumpang umum.
Maka probabilitas terjadinya kecelakaan mobil pribadi adalah:
a. Tanpa bobot:
b. Dengan bobot
1. Probabilitas adalah suatu nilai/angka yang besarnya berkisar antara 0 sampai 1, yang
diberikan pada masing-masing event
2. Jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari event-event (Set E) yang
saling pilah dalam sample space (Set S) adalah 1
3. Probabilitas suatu event yang terdiri dari sekelompok event yang saling pilah dalam
suatu set (sample space) merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing probablitas
yang terpisah.
Setelah manajer resiko melakukan identifikasi dan mengukur resiko, maka tahap
selanjutnya adalah memilih cara penanggulangan resiko
Seorang manajer resiko pada prinsipnya dapat menggunakan du pendekatan/cara
menanggulangi resiko:
1.Penanganan Resiko
Beberapa metode yang dapat digunakan:
1. Menghindari resiko
2. Mengendalikan kerugian
3. Pemisahan resiko
4. Melakukan kombinasi atau pooling
5. Memindahkan resiko
1. Menghindari Resiko
Menghindari suatu resiko murni adalah menghindarkan harta, orang atau kegiatan dari
exposure, dengan cara:
1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan yang mengandung resiko,
walaupun hanya sementara. Mis. Tidak mau menerima pengemudi mabuk, tidak menjual
barang secara kredit
2.Menyerahkan kembali resiko yang terlanjur diterima atau segera menghentikan yang
diketahui mengandung resiko. Mis. Membatalkan pembelian barang yang murah harganya stlh
tahu barang tersebut adalah barang selundupan
1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari resiko. Mis. Jika ingin menghindari semua
resiko tanggung jawab maka semua kegiatan perlu dihentikan
2. Manfaat atau laba potensial yang akan diterima sebab kepemilikan suatu harta,
mempekerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suau kegiatan, akan
hilang jika melaksanakan penghindaran resiko
3. Makin sempit resiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan tercipta
resiko yang baru. Misalnya menghindari resiko pengangkutan dengan kapal laut dan
menggantinya dengan angkutan darat, akan memunculkan resiko baru yakni resiko
pengangkutan darat.
2. Mengendalikan Kerugian
Misal
Peluang terjadinya kebakaran dapat dikurangi dgn menggunakan konstruksi tahan api
Peluang kecelakaan kerja dapat dihindari dengan menerapkan peraturan keselamatan kerja
(masker, kaca mata las, dsb.)
3. Pemisahan
Pemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi resiko yang
sama. Jadi dengan cara menambah banyaknyaindependent exposure unit sehingga
probabilitas kerugian dapat diperkecil. Maksud pemisahan adalah utk mengurangi jumlah
kerugian akibat terjadinya peril.
4. Kombinasi atau Pooling
Adalah usaha menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan
dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, sehingga
resikonya lebih kecil.
Mis. Perusahaan tranportasi memperbanyak armadanya agar peluang terjadinya
kecelakaan diperkecil
5. Pemindahan Resiko
Dapat dilakukan dengan cara:
1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi resiko dipindahkan ke pihak lain yang
dinyatakan dgn tegas dalam transaksi atau kontrak. Mis. Perusahaan menyerahkan
pengangguktan produknya pd perusahaan transportasi.
2. Resikonya sendiri yang dipindahkan
mis. Dalam perjanjian sewa menyewa rumah, biasanya pemilik rumah memindahkan resiko
kerusakan akibat kelalaian penyewa pada penyewa
2. Pembiayaan Resiko
Cara/metode yang dapat digunakan adalah:
Isi kontrak berkenaan dengan pemindahan tanggung jawab atas kerugian terhadap:
a. Harta kekayaan
b. Net income
c. Personil
d. Tanggung jawab kpd pihak ketiga
b. Meretensi
Artinya perusahaan menanggung sendiri resiko keuangan dari suatu peril dan merupakan
bentuk penanggulangan resiko yang paling umum.
Sumber dana penanggulangan resiko ditanggung sendiri oleh perusahaan ybs.
Penanggulangan dapat bersifat pasif (tidak direncakana) atau aktif (direncanakan)
Beberapa alasan mengapa suatu perusahaan melakukan retensi dalam penanggulangan resiko:
1. Merupakan keharusan krn tidak ada alternatif lain. mis. Kerugian krn bencana alam,
tindakan kriminal, keusangan, dll.
2. Berdasarkan pertimbangan biaya, artinya jika dipindahkan resiko tsb biayanya lebih
mahal
3. Bila perkiraan expected loss dari manajer resiko lebih rendah dari perkiraan perusahaan
asuransi
.
.
Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.
Definisi ini adalah definisi standard menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Bab 1 pasal 1.
Tujuan Asuransi
Memberikan jaminan perlindungan dari risiko kerugian yang diderita satu pihak.
Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan
biaya.
Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu
dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak
tentu dan tidak pasti.
Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan
dalam jumlah yang lebih besar -> khusus untuk asuransi jiwa.
Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat
berfungsi (bekerja)
Terdapat beberapa prinsip dasar dalam asuransi yang menjiwai dan menjadi pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan perasuransian.
Bahwa pihak yang mengansuransikan harus memiliki kepentingan (interest) atas harta benda
yang dapat diasuransikan (insurable); kepentingan dan objek tersebut harus legal dan equitable
(tidak melawan hukum dan layak). Memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila
Anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian
atau kerusakan atas obyek tersebut.
Pelanggaran prinsip ini bisa berakibat klaim tidak dapat dibayarkan. Apabila terjadi musibah atas
obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas
obyek tersebut, maka Anda tidak berhak menerima ganti rugi.
Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak asuransi selesai
dibuat,
Bertujuan mengembalikan posisi Tertanggung pada posisi sesaat sebelum terjadi kerugian yang
dijamin polis. Apabila obyek yang diasuransikan terkena musibah sehingga menimbulkan
kerugian maka kami akan memberi ganti rugi untuk mengembalikan posisi keuangan Anda
setelah terjadi kerugian menjadi sama dengan sesaat sebelum terjadi kerugian. Dengan demikian
Anda tidak berhak memperoleh ganti rugi yang lebih besar (mengambil keuntungan) daripada
kerugian yang Anda derita.
4. Subrogation (subrogasi)
Sebagai konsekuensi dari prinsip Indemnity adalah pengalihan hak (subrogasi) dari Tertanggung
kepada Penanggung jika Penanggung telah membayar ganti rugi kepada Tertanggung.
Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang berbunyi:
Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka
penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak
ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada Tertanggung.
5. Contribution (kontribusi)
Jika suatu objek diasuransikan ke beberapa parusahaan asuransi maka akan berlaku prinsip
kontribusi atas masing-masing perusahaan asuransi tersebut.
Contoh:
Anda mengasuransikan satu unit bangunan rumah tinggal + isinya seharga 200 juta rupiah
kepada tiga perusahaan asuransi :
Misal Asuransi A 200 juta, B 100 juta dan C 100 juta rupiah.
Bila bangunan tersebut terbakar habis (mengalami kerugian total) maka maksimum ganti rugi
yang Anda peroleh dari masing-masing asuransi adalah :
Berarti jumlah ganti rugi yang Anda terima dari ke-3 perusahaan asuransi tersebut bukanlah Rp.
400.000.000,00 melainkan Rp. 200.000.000,00 sesuai dengan harga yang sebenarnya.
Prinsip penyebab utama yang aktif dan efisien menimbulkan suatu kerugian dalam suatu
kejadian.
Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-
tama kami akan mencari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian
peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut.
Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah:
Unbroken Chain of Events yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus.
PENGERTIAN ASURANSI
Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan dimana
pihak Penanggung tersebut mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, agar memberikan pengganti terhadap tertanggung karena kecelakaan kerugian atau
kehilangan keuntungan yang bisa diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
juga untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian yang di
sepakati antara nasabah asuransi (tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung)
mengenai pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.
Resiko yang dialihkan meliputi: kemungkinan kerugian material yang dapat dinilai dengan uang
yang dialami oleh nasabah, sebagai akibat terjadinya suatu peristiwa yang mungkin/belum pasti
akan terjadi (Uncertainty of Occurrence & Uncertainty of Loss). Misalnya :
1. Resiko terbakarnya bangunan dan/atau Harta Benda di dalamnya sebagai akibat sambaran
petir, atau kelalaian manusia, arus pendek.
2. Resiko kerusakan mobil karena kecelakaan lalu lintas, kehilangan barang atau hal lainya
karena pencurian.
3. Meninggal atau cedera akibat kecelakaan, sakit.
4. Banjir, Angin topan, badai, Gempa, Tsunami
MANFAAT ASURANSI
1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.
2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan
untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak sekali tenaga, waktu dan biaya.
3. Transfer Resiko; Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan
dapat juga memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke
perusahaan asuransi.
4. Pemerataan biaya, yaitu hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan
tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu
dan tidak pasti.
5. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
6. Sebagai tabungan, karena jumlah yang akan dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini berlaku untuk asuransi jiwa.
7. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha
.
.
.
Jenis Asuransi:
Ada asuransi kesehatan, jelas dari namanya asuransi ini bergerak di bidang penjaminan
kesehatan nasabahnya.
Kemudian ada lagi asuransi kendaraan bermotor
Asuransi property
Asuransi Jiwa.
Asuransi Pendidikan
Asuransi perjalanan
Dll
Asuransi di Indonesia
Penggunaan jasa asuransi di Indonesia sendiri sudah diatur dalam undang-undang tentang
asuransi. Saat ini masyarakat Indonesia memiliki satu asuransi yang diwajibkan, yaitu BPJS
Kesehatan, yang sesuai namanya, bergerak di bidang kesehatan masyarakat.
Selain menggunakan asuransi BPJS kesehatan yang bersifat wajib tersebut, masyarakat bisa
memilih asuransi asuransi lain yang ditawarkan dari berbagai macam perusahaan yang bergerak
di bidang asuransi. Mulai dari asuransi dengan premi atau biaya wajib yang rendah, hingga
premi yang tinggi.
Walaupun sebagai nasabah yang mengikuti program asuransi, anda diwajibkan membayar premi
dalam jumlah tertentu, namun manfaat dari asuransi ini sangatlah besar dan benar-benar sangat
berguna bagi anda.
Manfaat asuransi yang paling utama adalah memberikan anda ketenangan. Bagaimana asuransi
bisa memberikan ketenangan untuk anda?
Contoh 1:
ketika anda sedang berpergian dengan kendaraan pribadi anda, anda tidak akan pernah tau apa
yang akan terjadi pada kendaraan anda. Kemungkinan untuk mengalami kecelakaan selalu ada
dan membayang-bayangi anda. Nah, dengan adanya asuransi, anda akan menjadi lebih tenang.
Mengapa? Karena anda tahu, bahwa kendaraan yang anda gunakan sudah terjamin oleh pihak
asuransi, sehingga nantinya bila terjadi kecelakaan atau hal lain yang diluar dugaan, anda tidak
perlu memikirkan biaya ganti rgi, karena semua biaya akan dibayarkan oleh pihak asuransi.
Contoh 2:
Selain itu, ketika anda sedang dirawat di rumah sakit, apabila anda memiliki asuransi kesehatan,
maka anda tidak perlu khawatir dengan besarnya biaya yang harus anda keluarkan untuk berobat
di rumah sakit tersebut. Asuransi kesehatan akan membantu anda dalam melakukan pembayaran
di rumah sakit.
Jadi, apabila anda ingin mencoba hidup tenang, cobalah untuk mengikuti program asuransi, agar
anda tidak perlu khawatir dengan biaya-biaya ganti rugi yang harus anda bayarkan nantinya.
Anda akan mendapatkan manfaat asuransi apabila anda melakukan klaim, dan biaya ganti rugi
kita dibayarkan oleh pihak asuransi. Namun, bagaimana jika sampai pada kontrak asuransi anda
habis, namun anda belum pernah melakukan klaim sekalipun? Nah inilah manfaat lain dari
asuransi, yaitu sebagai investasi dan tabungan anda. apabila anda sudah mengikuti program
asuransi, namn tidak melakukan klaim, maka jumlah total premi yang sudah anda bayarkan
kepada pihak asuransi dapat anda tarik. Namun hal ini hanya berlaku apabila anda belum pernah
melakukan klaim kepada pihak asuransi.
Seperti sudah dibahas sebelumnya, asuransi dapat membantu membayar dan mengganti biaya-
biaya yang harus anda keluarkan ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,
Contoh :
Apabila ketika rumah anda habis terbakar, anda akan menderita kerugian, katakanlah sebesar 1M
bila anda tidak mengikuti program asuransi. Namun bila anda mengikuti program asuransi, maka
kerugian yang akan anda alami bisa terkontrol, karena pihak asuransi akan mengganti kerugian
anda dalam jumlah tertentu, sehingga anda tidak perlu khawatir akan mengalami kerugian yang
sangat besar.
Ketika anda harus mngeluarkan biaya lebih untuk melakukan ganti rugi dari asset anda yang
rusak, ataupun biaya rumah sakit yang besar, sudah pasti nerca keuangan anda akan mengalami
masalah. Keuangan anda bisa saja menjadi deficit, pengeluaaran anda untuk mengeluarkan biaya
dalam mengganti kerugian anda jauh lebih besar dari kemampuan keuangan anda. maka dari itu,
asuransi dapat membantu anda dalam mengatur pengeluaran dan juga mengatur keuangan anda.
Anda tidak harus mengeluarkan biaya penuh dalam melakukan ganti rugi, karena pihak asuransi
juga memiliki andil besar dalam membayar biaya ganti rugi anda. Ketika asuransi sudah bisa
meng-cover biaya ganti rugi anda, maka secara otomatis, anda tidak perlu mengeluarkan biaya
penuh, dan hal itu akan berdampak positif pada kondisi keuangan anda.
1. Asuransi Kesehatan : Anda Akan Mendapatkan Jaminan Kesehatan bagi Anda dan
Keluarga
Ini adalah manfaat yang akan anda terima apabila anda mengikuti program asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan, menjamin dana yang tersedia akan cukup untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan anda dan keluarga.
Apabila suatu saat anda terserang suatu penyakit, maka biaya anda saat berobat ditanggung oleh
pihak asuransi. Inilah manfaat jaminan kesehatan dari asuransi yang anda miliki.
Selain itu, asuransi kesehatan biasanya juga menjamin biaya rawat inap bagi anda, di ruangan
tertentu di rumah sakit. Ini adalah manfaat asuransi yang paling penting bagi anda, karena
menyangkut kesehatan diri anda sendiri.
Asuransi pendidikan akan membantu anda dalam menjamin biaya-biaya yang harus anda
keluarkan dalam menempuh pendidikan tertentu. Tidak semua orang mampu membayar biaya
pendidikan yang melambung tinggi. Namnu, tidak semua orang juga rajin dalam menabung agar
biaya pendidikan yang tinggi itu dapat terpenuhi. Nah disinal anda dapat merasakan manfaat
asuransi pendidikan. Anda akan diwajibkan untuk membayar premi asuransi, agar nantinya biaya
pendidikan anda akan di bayarkan oleh pihak asuransi. Apabila anda adalah orang yang sulit
untuk menabung, maka mengikuti asuransi pendidikan akan memberikan manfaat besar bagi
anda dalam mengikuti kegiatan pendidikan.
3. Asuransi Kendaraan : Kendaraan Bermotor Akan Lebih Aman
Pernahkah kendaraan bermotor anda hilang karena dimaling? Atau kendaraan anda rusak parah
karena kecelakaan? Bayangkan berapa kerugian yang anda terima. Apabila pernah, anda dapat
memanfaatkan asuransi agar anda dapat memperkecil kerugian anda karena hal tersebut.
Asuransi kendaraan bermotor akan menjamin biaya perbaikan, kendaraan anda yang mengalami
kerusakan. Namun, perbaikan ini tergantung kesepakatan antara pemilik kendaraan dengan pihak
asuransi. Tidak semua bagian kendaraan dapat diasuransikan, seperti mesin, roda, dan interior.
Namun, terlepas dari hal itu, asuransi akan membat kendaraan anda menjadi lebih aman. Paling
tidak aman dari kerugian besar karena hilang ataupun mengalami kerusakan yang sangat parah.
Selain itu, apabila anda memiliki asset asset penting, seperti rumah, kantor, atau gedung, anda
juga dapat mendaftarkan asset anda ke dalam asuransi. Hal ini harus dilakukan, agar nanti asset
asset yang anda miliki dapat dijamin oleh ihak asuransi ketika terjadi musibah terhadap asset
asset anda. musibah yang terjadi bisa kebakaran total, rusak karena demonstrasi dan sebagainya.
Apabila anda mengasuransikan asset asset anda, maka anda tidak perlu khawatir tentang ganti
rugi yang harus anda keluarkan, karena hal ini akan dijamin oleh pihak asuransi.
Nah, itu tadi adalah beberapa manfaat yang bisa anda peroleh apabila anda mengikuti berbagai
program asuransi yang ditawarkan. Pada dasarnya, asuransi adalah hal yang bersifat opsional,
semuanya tergantung pada kebutuhan kebutuhan yang anda miliki. Namun demikian, karena
manfaat yang dimiliki oleh asuransi sangatlah banyak dan sangat baik manfaatnya, maka
disarankan agar anda bisa bergabung dalam program asuransi. Minimal adalah anda bergabung
dengan program asuransi kesehatan terlebih dahulu.
Apabila anda sudah mendaftar dan mengikuti program asuransi secara rutin, maka cepat atau
lambat, manfaat manfaat dari asuransi seperti yang telah disebutkan di atas akan anda rasakan
sendiri. Karena pada dasarnya, mengikuti program asuransi tidaklah merugikan, malahan dapat
meminnimalisir dan mengontrol kerugian yang anda terima.