Anda di halaman 1dari 40

PENGERTIAN MANAJEMEN RESIKO

Management Resiko

Manajemen resiko adalah suatu sistem pengawasan risiko dan perlindungan harta benda, hak
milik dan keuntungan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya kerugian
karena adanya suatu risiko.

Proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, evaluasi dan pengendalian risiko yang
dapat mengancam kelangsungan usaha atau aktivitas perusahaan
Suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian yang berkaitan
dengan ancaman; suatu rangkaian aktivitas manusia termasuk: Penilaian risiko, pengembangan
strategi untuk mengelolanya dan mitigasi risiko dengan menggunakan pemberdayaan
/pengelolaan sumberdaya

Istilah lain dari pengertian resiko adalah (risk) atau risiko memiliki berbagai definisi. Risiko
dikaitkan dengan kemungkinan kejadian atau keadaan yang dapat mengancam pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi. [3] Vaughan (1978) mengemukakan beberapa definisi risiko
sebagai berikut:

* Risk is the chance of loss (Risiko adalah kans kerugian).

Chance of loss
Berhubungan dengan suatu exposure (keterbukaan) terhadap kemungkinan kerugian.Dalam
ilmu statistik, chance dipergunakan untuk menunjukkan tingkat probabilitas akan munculnya
situasi tertentu. Sebagian penulis menolak definisi ini karena terdapat perbedaan antara tingkat
risiko dengan tingkat kerugian. Dalam hal chance of loss 100%, berarti kerugian adalah pasti
sehingga risiko tidak ada.

* Risk is the possibility of loss (Risiko adalah kemungkinan kerugian).

Istilah possibility berarti bahwa probabilitas sesuatu peristiwa berada diantara nol dan satu.
Namun, definisi ini kurang cocok dipakai dalam analisis secara kuantitatif.

* Risk is uncertainty (Risiko adalah ketidakpastian).

* Uncertainty dapat bersifat subjective dan objective. Subjective uncertainty merupakan


penilaian individu terhadap situasi risiko yang didasarkan pada pengetahuan dan sikap individu
yang bersangkutan. Objective uncertainty akan dijelaskan pada dua definisi risiko berikut.

* Risk is the dispersion of actual from expected results (Risiko merupakan penyebaran hasil
aktual dari hasil yang diharapkan). Ahli statistik mendefinisikan risiko sebagai derajat
penyimpangan sesuatu nilai disekitar suatu posisi sentral atau di sekitar titik rata-rata.

* Risk is the probability of any outcome different from the one expected (Risiko adalah
probabilitas sesuatu outcome berbeda dengan outcome yang diharapkan). Menurut definisi di
atas, risiko bukan probabilita dari suatu kejadian tunggal, tetapi probabilita dari beberapa
outcome yang berbeda dari yang diharapkan.

Derajat Risiko

Derajat risiko degree of risk adalah ukuran risiko lebih besar atau risiko lebih kecil. Jika suatu
risiko diartikan sebagai ketidakpastian, maka risiko terbesar akan terjadi bila terdapat dua
kemungkinan hasil yang masing-masing mempunyai kemungkinan yang sama untuk terjadi

Klasifikasi Risiko

* Risiko yang dapat diukur dan risiko yang tidak dapat diukur

* Risiko financial dan risiko non financial

* Risiko statis dan risiko dinamis

* Risiko fundamental dan risiko khusus

* Risiko murni dan risiko spekulatif

Risiko Dalam Manajemen Risiko


Klasifikasikan ke dalam :

* Risiko operasional adalah risiko yang timbul karena tidak berfungsinya sistem internal yang
berlaku, kesalahan manusia, atau kegagalan sistem. Sumber terjadinya risiko operasional paling
luas dibanding risiko lainnya yakni selain bersumber dari aktivitas di atas juga bersumber dari
kegiatan operasional dan jasa, akuntansi, sistem tekhnologi informasi, sistem informasi
manajemen atau sistem pengelolaan sumber daya manusia.

* Risiko hazard ( BAHAYA ) factor faktor yang mempengaruhi akibat akibat yang ditimbulkan
dari suatu peristiwa. Hazard menimbulkan kondisi yang kondusif terhadp bencana yang
menimbulkan kerugian. Dan kerugian adalah penyimpangan yang tidak diharapkan. Walaupun
ada beberapa overlapping (tumpang tindih) di antara kategori-kategori ini, namun sumber
penyebab kerugian (dan risiko) dapat diklasifikasikan sebagai risiko sosial, risiko fisik, dan risiko
ekonomi. Menentukan sumber risiko adalah penting karena mempengaruhi cara
penanganannya.

* Risiko Finansial adalah resiko yang diderita oleh investor sebagai akibat dari ketidakmampuan
emiten saham dan obligasi memenuhi kewajiban pembayaran deviden atau bunga atau bunga
serta pokok pinjaman.

* Risiko strategic adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat
mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan.

PROSES MANAJEMEN RESIKO


Pemahaman risk management memungkinkan manajemen untuk terlibat secara efektif dalam
menghadapi uncertainty dengan risiko dan peluang yang berhubungan dan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk memberikan nilai tambah. Menurut COSO, proses manajemen
risiko dapat dibagi ke dalam 8 komponen (tahap)

(1) Internal environment (Lingkungan internal)


Komponen ini berkaitan dengan lingkungan dimana instansi Pemerintah berada dan beroperasi.
Cakupannya adalah risk-management philosophy (kultur manajemen tentang risiko), integrity
(integritas), risk-perspective (perspektif terhadap risiko), risk-appetite (selera atau penerimaan
terhadap risiko), ethical values (nilai moral), struktur organisasi, dan pendelegasian wewenang.

(2) Objective setting (Penentuan tujuan)


Manajemen harus menetapkan objectives (tujuan-tujuan) dari organisasi agar dapat
mengidentifikasi, mengakses, dan mengelola risiko. Objective dapat diklasifikasikan menjadi
strategic objective dan activity objective. Strategic objective di instansi Pemerintah
berhubungan dengan pencapaian dan peningkatan kinerja instansi dalam jangka menengah dan
panjang, dan merupakan implementasi dari visi dan misi instansi tersebut. Sementara itu,
activity objective dapat dipilah menjadi 3 kategori, yaitu
(1) operations objectives; (2) reporting objectives; dan (3) compliance objectives.

Risk tolerance dapat diartikan sebagai variation dalam pencapaian objective yang dapat
diterima oleh manajemen. Dalam penerapan pelayanan pajak modern seperti pengiriman SPT
WP secara elektronik, diperkirakan 80% Wajib Pajak (WP) Besar akan
mengimplementasikannya. Bila ditentukan risk tolerance sebesar 10%, dalam hal 72% WP Besar
telah melaksanakannya, berarti tujuan penyediaan fasilitas tersebut telah terpenuhi. Disamping
itu, terdapat pula aktivitas suatu organisasi seperti peluncuran roket berawak dengan risk
tolerance adalah 0%.

(3) Event identification (Identifikasi risiko)


Komponen ini mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial baik yang terjadi di lingkungan
internal maupun eksternal organisasi yang mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan dari
organisasi. Kejadian tersebut bisa berdampak positif (opportunities), namun dapat pula
sebaliknya atau negative (risks).

Terdapat 4 model dalam identifikasi risiko, yaitu


(1) Exposure analysis; (2) Environmental analysis; (3) Threat scenario; (4) Brainstorming
questions. Salah satu model, yaitu exposure analysis, mencoba mengidentifikasi risiko dari
sumber daya organisasi yang meliputi financial assetsphysical assets seperti tanah dan
bangunan, human assets yang mencakup pengetahuan dan keahlian, dan intangible assets
seperti reputasi dan penguasaan informasi. Atas setiap sumber daya yang dimiliki organisasi
dilakukan penilaian risiko kehilangan dan risiko penurunan. seperti kas dan simpanan di bank,

(4) Risk assessment (Penilaian risiko)


Komponen ini menilai sejauhmana dampak dari events (kejadian atau keadaan) dapat
mengganggu pencapaian dari objectives. Besarnya dampak dapat diketahui dari inherent dan
residual risk, dan dapat dianalisis dalam dua perspektif, yaitu: likelihood (kecenderungan atau
peluang) dan impact/consequence (besaran dari terealisirnya risiko). Dengan demikian,
besarnya risiko atas setiap kegiatan organisasi merupakan perkalian antara likelihood dan
consequence.

Penilaian risiko dapat menggunakan dua teknik, yaitu: (1) qualitative techniques; dan (2)
quantitative techniques. Qualitative techniques menggunakan beberapa tools seperti self-
assessment (low, medium, high), questionnaires, dan internal audit reviews. Sementara itu,
quantitative techniques data berbentuk angka yang diperoleh dari tools seperti probability
based, non-probabilistic models (optimalkan hanya asumsi consequence), dan benchmarking.

Yang perlu dicermati adalah events relationships atau hubungan antar kejadian/keadaan.
Events yang terpisah mungkin memiliki risiko kecil. Namun, bila digabungkan bisa menjadi
signifikan. Demikian pula, risiko yang mempengaruhi banyak business units perlu
dikelompokkan dalam common event categories, dan dinilai secara aggregate.

(5) Risk response (Sikap atas risiko)


Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian risiko. Risk response dari organisasi
dapat berupa: (1) avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau pelayanan yang menyebabkan
risiko; (2) reduction, yaitu mengambil langkah-langkah mengurangi likelihood atau impact dari
risiko; (3) sharing, yaitu mengalihkan atau menanggung bersama risiko atau sebagian dari risiko
dengan pihak lain; (4) acceptance, yaitu menerima risiko yang terjadi (biasanya risiko yang
kecil), dan tidak ada upaya khusus yang dilakukan.

Dalam memilih sikap (response), perlu dipertimbangkan faktor-faktor seperti pengaruh tiap
response terhadap risk likelihood dan impact, response yang optimal sehingga bersinergi
dengan pemenuhan risk appetite and tolerances, analis cost versus benefits, dan kemungkinan
peluang (opportunities) yang dapat timbul dari setiap risk response.

(6) Control activities (Aktifitas-aktifitas pengendalian)


Komponen ini berperanan dalam penyusunan kebijakan-kebijakan (policies) dan prosedur-
prosedur untuk menjamin risk response terlaksana dengan efektif. Aktifitas pengendalian
memerlukan lingkungan pengendalian yang meliputi: (1) integritas dan nilai etika; (2)
kompetensi; (3) kebijakan dan praktik-praktik SDM; (4) budaya organisasi; (5) filosofi dan gaya
kepemimpinan manajemen; (6) struktur organisasi; dan (7) wewenang dan tanggung jawab.

Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian, dapat ditentukan jenis dan aktifitas
pengendalian. Terdapat beberapa jenis pengendalian, diantaranya adalah preventive,
detective, corrective, dan directive. Sementara aktifitas pengendalian berupa: (1) pembuatan
kebijakan dan prosedur; (2) pengamanan kekayaan organisasi; (3) delegasi wewenang dan
pemisahan fungsi; dan (4) supervisi atasan. Aktifitas pengendalian hendaknya terintegrasi
dengan manajemen risiko sehingga pengalokasian sumber daya yang dimiliki organisasi dapat
menjadi optimal.

(7) Information and communication (Informasi dan komunikasi)


Fokus dari komponen ini adalah menyampaikan informasi yang relevan kepada pihak terkait
melalui media komunikasi yang sesuai. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
penyampaiaan informasi dan komunikasi adalah kualitas informasi, arah komunikasi, dan alat
komunikasi.
Informasi yang disajikan tergantung dari kualitas informasi yang ingin disampaikan, dan kualitas
informasi dapat dipilah menjadi: (1) appropriate; (2) timely; (3) current; (4) accurate; dan (5)
accessible. Arah komunikasi dapat bersifat internal dan eksternal. Sedangkan alat komunikasi
berupa diantaranya manual, memo, buletin, dan pesan-pesan melalui media elektronis.

(8) Monitoring
Monitoring dapat dilaksanakan baik secara terus menerus (ongoing) maupun terpisah (separate
evaluation). Aktifitas monitoring ongoing tercermin pada aktivitas supervisi, rekonsiliasi, dan
aktivitas rutin lainnya.

Monitoring terpisah biasanya dilakukan untuk penugasan tertentu (kasuistis). Pada monitoring
ini ditentukan scope tugas, frekuensi, proses evaluasi metodologi, dokumentasi, dan action
plan.

Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala seperti reporting deficiencies, yaitu
pelaporan yang tidak lengkap atau bahkan berlebihan (tidak relevan). Kendala ini timbul dari
berbagai faktor seperti sumber informasi, materi pelaporan, pihak yang disampaikan laporan,
dan arahan bagi pelaporan.

Jenis Manajemen Resiko dalam kehidupan sehari hari

Resiko Bank Pasar

Risiko pasar adalah sebagai risiko kerugian pada posisi neraca serta pencatatan tagihan dan
kewajiban diluar neraca yang timbul dari pergerakan harga pasar (on-and off-balance sheet)

Faktor Yang Menyebabkan Timbulnya Risiko pasar :

Risiko pasar umum

Risiko residual

Faktor yang Menentukan Harga Pasar Terkait dengan Risiko

Penawaran dan permintaan (supply and demand)

Likuiditas (liquidity)

Intervensi pemerintah (official intervention)

Arbitrase (arbitrage)

Peristiwa ekonomi dan politik (economic and political events)

Faktor-faktor indikator ekonomi (underlying economic factors)


2.1 Pengertian Etika Kepemimpinan

Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral , norma-norma dan
hal-hal yang baik . Etika Kepemimpinan adalah sejumlah sifat sifat utama yang harus dimiliki
seorang pemimpin agar kepemimpinannya dapat efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sesuai norma dan nilai yang berlaku .

2.2 Prinsip Etika Pemimpin

Prinsip etika pemimpin antara lain adalah :


Menjaga perasaan orang lain,
Memecahan masalah dengan rendah hati
Menghindari pemaksaan kehendak tetapi menghargai pendapat orang lain,
Mengutamakan proses dialogis dalam memecahkan masalah
Menanggapi suatu masalah dengan cepat, dan sesuai dengan keahlian
Menyadari kesalahan dan berusaha untuk memperbaiki serta mengedepankan sikap
jujur,disiplin, dan dapat dipercaya.

2.3 Nilai-nilai Pemimpin yang Bermoral

Beberapa nilai kepemimpinan yang perlu dimiliki seorang pemimpin antara lain
adalah sebagai berikut :
- Integritas dan moralitas.
Integritas menyangkut mutu, sifat dan keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh
sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan dan kejujuran.
Moralitas menyangkut ahlak, budi pekerti, susila, ajaran tentang baik dan buruk, segala sesuatu
yang berhubungan dengan etiket, adat sopan santun.
- Tanggung jawab.
Seorang pemimpin harus memikul tanggung jawab untuk menjalankan misi dan mandat yang
dipercayakan kepadanya. Pemimpin harus bertanggungjawab atas apa yang dilakukan dan tidak
dilakukannya untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan dalam organisasi. Ia
harus memiliki keberanian untuk mempertanggungjawabkan tindakan yang telah dilakukan dan
mengambil risiko atau pengorbanan untuk kepentingan organisasi dan orang-orang yang
dipimpinnya. Tanggung jawab dan pengorbanan adalah dua hal yang saling berhubungan erat.
Pemimpin harus mengutamakan kepentingan organisasi daripada kepentingan pribadi atau
keluarga termasuk pengorbanan waktu. Di sisi lain, pemimpin harus melatih bawahan untuk
menerima tanggung jawab serta mengawasi pelaksanaan tugasnya.
- Visi Pemimpin.
Kepemimpinan seorang pemimpin nyaris identik dengan visi kepemimpinannya. Visi adalah
arah ke mana organisasi dan orang-orang yang dipimpin akan dibawa oleh seorang pemimpin.
Pemimpin ibarat seorang nakhoda yang harus menentukan ke arah mana kapal dengan
penumpangnya akan di arahkan. Visi sama pentingnya dengan navigasi dalam pelayaran.
Semua awak kapal menjalankan tugasnya masing-masing tetapi hanya nakhoda yang
menentukan arah kapal untuk mencapai tujuan yang dikehendaki. Visi pemimpin akan
menginspirasi tindakan dan membantu membentuk masa depan. Visi adalah masa depan yang
realistis, dapat dipercaya dan menjembatani masa kini dan masa depan yang lebih baik sesuai
kondisi (sosial politik, ekonomi, budaya) yang diharapkan. Visi juga mengandung harapan-
harapan, atau bahkan mimpi yang memberi semangat bagi orang-orang yang dipimpin.
Pemimpin adalah pemimpi yang sanggup mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan. Burt
Nanus dalam bukunya Kepemimpinan Visioner mengatakan : Tak ada mesin penggerak
organisasi yang lebih bertenaga dalam meraih keunggulan dan keberhasilan masa depan,
kecuali visi yang menarik, berpengaruh dan dapat diwujudkan serta mendapat dukungan luas.

- Kebijaksanaan.
Kebijaksanaan (wisdom) yaitu kearifan seorang pemimpin dalam memutuskan sesuatu
sehingga keputusannya adil dan bijaksana. Kebijaksanaan memiliki makna lebih dari kepandaian
atau kecerdasan. Pemimpin setiap saat dihadapkan kepada situasi yang rumit dan sulit untuk
mengambil keputusan karena terdapat perbedaan kepentingan antar kelompok masyarakat
dan mereka yang akan terkena dampak keputusannya. Seringkali pemimpin seperti
menghadapi buah simalakama, sulit untuk menentukan pilihan karena sama-sama berisiko.
Selain upaya manusia menekuni dan mencari kebijaksanaan, perlu upaya meminta
kebiaksanaan kepada Tuhan sebagai sumber untuk memutuskan keputusan yang terbaik dan
bijaksana.
- Keteladanan.
Keteladanan seorang pemimpin adalah sikap dan tingkah laku yang dapat menjadi contoh bagi
orang-orang yang dipimpinnya. Keteladanan berkaitan erat dengan kehormatan, integritas dan
moralitas pemimpin. Keteladanan yang dibuat-buat atau semu dan direkayasa tidak akan
langgeng. Pemimpin sejati melakukan hal-hal baik dengan wajar tanpa pamrih, bukan sekedar
untuk mendapat pujian manusia. Sifat-sifat baiknya dirasakan orang lain sehingga dapat
mempengaruhi lingkungan dan masyarakat luas sebagai suatu teladan yang hidup.
- Menjaga Kehormatan.
Seorang pemimpin harus menjaga kehormatan dengan tidak melakukan perbuatan tercela
karena semua perbuatannya menjadi contoh bagi bawahan dan orang-orang yang dipimpinnya.
Ia tidak boleh mudah terjebak dalam godaan Tiga Ta yaitu harta (memperoleh materi atau
uang secara tidak sah/ melanggar hukum), tahta (mendapatkan kekuasaan dengan
menghalalkan sebagal cara) dan wanita ( perselingkuhan, hubungan seks di luar pernikahan)
yang sering menjatuhkan kehormatan sebagai pemimpin. Budaya lokal (Jawa) juga
mengajarkan pemimpin harus menghindari 5 M (Mo Limo ) yaitu maling (mencuri/ korupsi),
madat (narkoba), madon (main perempuan), main (berjudi) dan minum (mabuk alkohol). Setiap
daerah atau suku bangsa memiliki rambu-rambu kehormatan yang tidak boleh dilanggar oleh
seorang pemimpin. Mahatma Gandhi mengatakan ada 7 dosa sosial yang mematikan yaitu :
kekayaan tanpa kerja, kenikmatan tanpa nurani, ilmu tanpa kemanusiaan, pengetahuan
tanpa karakter, politik tanpa prinsip, bisnis tanpa moralitas dan ibadah tanpa
pengorbanan. Semua itu merupakan rambu-rambu peringatan bagi pemimpin untuk menjaga
kehormatannya.
- Beriman.
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa sangat penting karena pemimpin adalah manusia biasa
dengan semua keterbatasannya secara fisik, pikiran dan akal budi sehingga banyak masalah
yang tidak akan mampu dipecahkan dengan kemampuannya sendiri. Iman dapat menjembatani
antara keterbatasan manusia dengan kesempurnaan yang dimiliki Tuhan, agar kekurangan itu
dapat diatasi. Iman juga merupakan perisai untuk meredam keinginan dan nafsu-nafsu duniawi
serta godaan untuk melakukan penyimpangan-penyimpangan dalam menjalankan
kepemimpinannya. Penting bagi seorang pemimpin untuk selalu menyadari bahwa Tuhan itu
Maha Kuasa, Maha Mengetahui dan Maha Hadir. Mahakuasa berarti tidak ada satu pun yang
bisa terjadi tanpa perkenan dan pengendalian-Nya. Maha Mengetahui berarti tidak ada satu
pun bisa terjadi tanpa pengetahuan dan keterlibatan-Nya. Maha Hadir berarti tidak ada satu
pun bisa terjadi tanpa Ia ada di sana. Implikasi pemahaman seperti itu bagi pemimpin adalah
sesgala sesuatu yang terjadi, termasuk kepemimpinan yang dijalankannya, bukan sekedar
kebetulan atau by chance belaka. Pemimpin yang beriman menyadari bahwa semua
perbuatannya diketahui dan diawasi Tuhan yang hadir di mana-mana sehingga ia takut
mengkhianati amanat sebagai pemimpin. Apabila mengalami kesulitan dan masalah yang berat,
ia harus bersandar kepada Tuhan karena tidak ada satu pun kejadian tanpa perkenan dan
pengendalian-Nya. Tuhan itu Pemilik kehidupan, Penyelenggara dan Pemberi apa yang kita
butuhkan.
- Kemampuan Berkomunikasi.
Suatu proses kepemimpinan pada hakikatnya mengandung beberapa komponen yaitu :
pemimpin, yang dipimpin, komunikasi dan interkasi antara pemimpin dan yang dipimpin, serta
lingkungan dari proses komunikasi tersebut. Peter Koestenbaum, seorang pakar
kepemimpinan, melalui bukunya berjudul : Leadership, The Inner Side of Greatness (1991)
mengatakan bahwa : Kepemimpinan yang bermoral adalah suatu proses moralitas untuk
mencapai suatu tingkat atau keadaan dimana para pemimpin mampu mengikat (dalam arti
berkomunikasi dan berinteraksi) dengan yang dipimpinnya berdasarkan kebersamaan motif,
nilai dan tujuan yaitu berdasarkan kebutuhan-kebutuhan hakiki para pengikut maupun
pemimpin itu sendiri. Di sini tampak bahwa antara pemimpin dan yang dipimpin terdapat
suatu ikatan kuat sebagai satu keutuhan dan memiliki ketergantungan satu sama lain. Untuk
mencapai hal tersebut maka seorang pemimpin harus mampu membangun komunikasi dengan
orang-orang yang dipimpinnya sehingga kepemimpinannya dapat efektif dan efisien.
Sebaliknya, kegagalan dalam menjalankan komunikasi dapat menimbulkan keadaan yang
kurang harmonis dalam organisasi bahkan dapat menjurus kepada situasi konflik yang
mengganggu pelaksanaan tugas. Kemampuan berkomunikasi juga diperlukan untuk
menggalang para tokoh masyarakat (tomas), tokoh agama (toga) dan tokoh adat (todat) karena
mereka memiliki pengaruh dan pengikut di masyarakat.

- Komitmen Meningkatkan Kualitas SDM


Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor strategis dan penentu dalam kemajuan organisasi,
dan pemimpin harus memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan kualitas SDM. Ada pepatah
kuno yang kurang lebih berbunyi sebagai berikut : Kalau Anda ingin memetik hasil jangka
pendek, tanamlah jagung atau padi. Kalau ingin memetik hasil jangka panjang, tanamlah pohon
kelapa. Tetapi kalau ingin memetik hasil sepanjang masa, didiklah manusia ! Dari semua
sumber daya yang tersedia bagi manajemen uang, bahan, peralatan dan manusia maka
sumber terpenting adalah manusia. SDM merupakan faktor strategis yang menentukan suatu
proses produksi atau pembangunan ekonomi, tetapi ironisnya ada kecenderungan umum untuk
lebih memperhatikan investasi aset modal atau finansial, material, dan pembangunan fisik
ketimbang aset manusia atau SDM. Dari 16 bab dan 240 pasal dalam Undang-Undang No 32
Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (termasuk perubahan-perubahannya) hanya ada 1 bab
dan 7 pasal yang berkaitan dengan sumber daya manusia yaitu Bab V tentang Kepegawaian
Daerah.
Selain nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, etika yang baik juga harus dimiliki.
Etika adalah perilaku berstandar normatif berupa nilai-nilai moral, norma-norma, dan hal-hal
yang baik-baik. Etika difungsikan sebagai penuntun dalam bersikap dan bertindak menjalankan
kehidupan menuju ke tingkat keadaan yang lebih baik. Kepemimpinan beretika akan membuat
suasana hubungan kerja dalam organisasi lebih nyaman dan terhindar dari konflik vertikal
maupun konflik horisontal. Sebab, pelaku-pelaku organisasi menyadari keberadaan pedoman
dan penuntun berupa prinsip-prinsip etika yang membatasi gerak bersikap dan bertindak.
2.4 Kepemimpinan , tanggung jawab sosial dan menciptakan budaya organisasi yang etis

Seorang pemimpin tidak hanya berhubungan dengan bawahannya saja. Mereka juga
berhubungan dengan masyarakat luas. Langkah paling mudah untuk mewujudkan tanggung
jawab sosial kepada masyarakat adalah dengan jalan berperilaku etis dan selalu berusaha
melakukan segala sesuatu dengan baik, benar, dan transparan.
Tanggung jawab sosial didefinisikan sebagai kewajiban seorang individu/perusahaan
untuk peduli terhadap masyarakat akan dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dari
adanya kepemimpinan seseorang atau keberadaan sebuah perusahaan. Ide tanggung jawab
sosial perusahaan terus berkembang, dan baru-baru ini telah dijelaskan sebagai proses dimana
para manajer dalam suatu organisasi berpikir dan mendiskusikan tentang hubungan dengan
para pemangku kepentingan, dan bagaimana mereka akan bekerja ke arah mencapai kebaikan
bersama. Untuk menganalisis tanggung jawab sosial perusahaan, suatu perusahaan perlu untuk
memahami apa yang dipikirkan, dikatakan, dan cenderung dilakukan oleh orang lain. Menurut
profesor R. Edward Freeman, tanggung jawab sosial perusahaan tidak lagi merupakan
tambahan, tetapi dibangun dalam tujuan inti dari bisnis.
Inisiatif tindakan para pemimpin yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tanggung
jawab sosial, serta menciptakan budaya organisasi yang mendorong perilaku etis, diuraikan
dalam Gambar 6-1.

1. Pemberian Strategi Kepemimpinan untuk Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Rute yang paling efektif untuk sebuah organisasi yang etis dan bertanggung jawab secara sosial
yaitu memberikan strategi kepemimpinan untuk manajemen senior ke arah itu. Dengan cara
ini, manajer senior menjadi pemimpin etika : kebijakan dan tindakan mengatur etika dan
tanggung jawab sosial bagi organisasi. Jika top level memiliki etika tinggi, pekerja di semua
tingkat lebih mungkin untuk berperilaku etis. Ketika Paul O'Neil menjadi CEO dan ketua di Alcoa
tahun yang lalu, ia percaya bahwa keselamatan instalasi adalah kewajiban. Ia mengunjungi
Alcoa, berkomunikasi dengan manajer dan pekerja tentang perlunya keselamatan kerja.
Perilaku etis yang dihargai kemungkinan akan bertahan. Linda Klebe Trevino dan Michael E.
Brown mengamati bahwa perilaku etis dapat dihargai dengan mempromosikan dan
memberikan kompensasi orang-orang yang tampil baik dan telah mengembangkan reputasi
integritas dengan manajer, rekan kerja, dan pelanggan. Selain itu, pekerja yang melakukan
perilaku tidak etis tidak perlu diberikan penghargaan, dan mungkin diberikan tindakan disiplin.

2. Menciptakan Kenyamanan Tempat Kerja


Sebuah inisiatif tanggung jawab sosial yang secara langsung mempengaruhi kesejahteraan
karyawan adalah untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman, menyenangkan, dan dan
merangsang intelektual lingkungan kerja. Karena banyak orang menghabiskan sekitar sepertiga
dari waktu mereka di tempat kerja, lingkungan kerja yang menyenangkan meningkatkan
kemungkinan bahwa kehidupan mereka akan diperkaya. Benefit yang biasanya diberikan
perusahaan adalah jam kerja fleksibel; tempat penitipan anak; layanan concierge, seperti
Penjemputan dry cleaning; dan cuti dibayar. Berikut ini adalah tiga perusahaan yang dinilai
memiliki kenyamanan tempat kerja paling tinggi:
Google, Mountain View, California: Perusahaan yang namanya telah menjadi kata kerja
standar untuk Silicon Valley. Fasilitas yang diberikan antara lain gratis makanan gourmet, spa,
renang, dan layanan kesehatan gratis di tempat. Google menerima 1.300 resume pekerjaan
yang tidak diminta per hari. Standar mempekerjakan yang sulit, menekankan kecemerlangan,
baik keterampilan tim-player, dan kepentingan yang beragam. Data gaji tidak diumumkan,
tetapi banyak karyawan Google menjadi kaya melalui pelaksanaan opsi saham yang sah.
Sembilan puluh persen dari karyawan menerima opsi saham.
Quicken Loans, Livonia, Michigan: pemberi pinjaman hipotek ini memiliki reputasi untuk
menjadi perusahaan berbasis etika. Quicken menghindari krisis kredit rumah dengan
membatasi dirinya untuk hipotek tradisional. Quicken membayar gaji tahunan rata-rata untuk
staf adalah $ 75.765, dan $ 41.780 untuk staf per jam.
Wegmans Food Markets, Inc., Rochester, New York: Landasan kepercayaan perusahaan
swasta yang memiliki 71-toko kelontong ini adalah "Karyawan pertama, pelanggan kedua." The
Wegman percaya bahwa ketika karyawan senang, pelanggan juga akan senang. Membayar gaji
tahunan rata-rata adalah $ 49.411, dan $ 27, 414 untuk staf per jam.

3. Membantu Membangun Lingkungan Berkelanjutan


Para pemimpin yang bertanggung jawab sosial memiliki pengaruh untuk mempertahankan dan
melestarikan lingkungan eksternal melalui berbagai tindakan mengelola limbah beracun.
Membantu membangun lingkungan yang berkelanjutan dapat melibatkan ratusan tindakan
yang berbeda seperti membuat kemasan yang lebih kecil, memanfaatkan lebih luas
pencahayaan, dan jika memungkinkan menggunakan energi dari panel surya dan turbin angin
untuk menggantikan pembakaran bahan bakar fosil. Selain itu, banyak perusahaan membangun
tim mensponsori taman bermain atau membarui sebuah rumah tua di lingkungan menurun.
Melestarikan sebuah bangunan tua, dan tindakan yang sama meningkatkan estetika
lingkungan. Tiga dari perwakilan inisiatif kepemimpinan untuk membantu menciptakan
lingkungan yang berkelanjutan:
Beberapa perusahaan ban, termasuk Bridgestone Corp dan Michelin SA, yang manufaktur
ban dengan daya tahan gelinding yang lebih kecil, atau kekuatan ban harus diatasi untuk
memindahkan kendaraan. Lebih sedikit bahan bakar yang dikonsumsi oleh kendaraan ketika
telah mengurangi daya tahan gelinding, namun ada kekhawatiran bahwa ban tidak akan
bertahan lama dan mungkin berhenti lagi jarak pada permukaan basah..
Katrina Markoff, pemilik dan pendiri Vosges Haut Chocolat, menjalankan markas Chicago
nya dengan 100 persen energi yang dapat diperbaharui. "Tapi kami sedang membidik untuk
LEED tingkat platinum, yang berarti pada dasarnya tidak memiliki limbah dan hampir 70 persen
dari grid (power supply), " Jelas Markoff.
Dipelopori oleh CEO Lee Scott, Wal-Mart telah mengambil inisiatif besar menjadi toko
ramah lingkungan. Di antara tujuan Scott adalah untuk (a) meningkatkan efisiensi armada
energinya dengan 25 persen dalam tiga tahun, dan efisiensi ganda dalam sepuluh tahun, (b)
mengurangi limbah padat dari toko-toko AS sebesar 25 persen, (c) berinvestasi $ 500 dalam
proyek keberlanjutan, (d) bekerja dengan pemasok untuk mencari tahu cara untuk mengurangi
limbah kemasan, seperti cara baru untuk mengurangi penggunaan energi, dan (e) mendorong
pelanggan untuk beralih pada lampu neon hemat energi.
Cara lain bagi seorang pemimpin untuk membantu lingkungan adalah bisnis daur ulang secara
langsung. Daur ulang elektronik sangat penting karena elektronik adalah aliran limbah padat
dengan pertumbuhan tercepat di dunia, dan mengandung racun seperti merkuri dan kromium.

4. Terlibat dalam Filantropi


Pendekatan kepemimpinan untuk tanggung jawab sosial organisasi adalah dengan
menyumbangkan uang untuk amal dan berbagai penyebab lainnya. Sebagian besar badan amal
sangat bergantung pada dukungan perusahaan. Contoh paling mencolok adalah Bill dan
Melinda Gates dari Microsoft, yang membentuk lembaga mereka sendiri yang tujuan utama
secara global untuk mengurangi kemiskinan, memerangi AIDS, dan vaksinasi anak-anak
terhadap penyakit. Di Amerika Serikat lebih fokus pada pendidikan dan akses ke teknologi
informasi. Selanjutnya, Bill Gates telah menyerukan revisi kapitalisme di mana orang miskin
menerima lebih banyak benefit. Gates mengatakan dia bermasalah karena kemajuan teknologi,
perawatan kesehatan, dan pendidikan cenderung untuk membantu orang kaya.
Pendekatan lain untuk mendapatkan perputaran yang cepat untuk sumbangan amal adalah
perusahaan merespon secara langsung kebutuhan mendesak, sehingga menampilkan
kepemimpinan yang tegas. Ketika kebakaran hutan menghancurkan ribuan rumah di California
pada bulan Oktober 2007, karyawan toko di daerah tersebut menyumbangkan ratusan selimut
dan barang-barang rumah tangga. Dalam sebulan program untuk mengumpulkan dana untuk
dana pembangunan kembali bencana San Diego terkumpul. Pembeli didorong untuk
menyumbangkan ke badan amal, dan yayasan amal, perusahaan memperoleh sumbangan
sebesar $ 50 atau lebih. Sebagai Pemimpin yang menyertai dalam aksi tersebut, filantropiselain
menyumbangkan uang untuk penyebab. Hal ini dapat mempengerahui orang lain untuk
memberikan sumbangan.

5. Bekerja dengan Pemasok untuk Meningkatkan Kondisi Kerja


Sebuah kesempatan untuk berlatih tanggung jawab sosial bagi para pemimpin perusahaan
untuk bekerja dengan pemasok untuk meningkatkan kondisi kerja fisik dan mental. Membantu
pemasok memperbaiki kondisi kerja dengan cara bahwa karyawan pemasok sering
membutuhkan pekerjaan dengan gaji. Hampir pekerjaan apapun lebih baik daripada tidak ada
pekerjaan untuk orang yang menghadapi kemiskinan ekstrim atau yang tergantung pada upah
sederhana untuk makanan dan tempat tinggal. Membantu pemasok untuk memperbaiki kondisi
kerja telah dikonseptualisasikan sebagai kendaraan perusahaan untuk perubahan-sosial yang
positif untuk menunjukkan tanggung jawab sosial perusahaan.
Gap Inc mengambil inisiatif utama untuk mulai memperbaiki kondisi kerja di pemasok.
Pimpinan perusahaan mengeluarkan laporan bahwa kondisi kerja yang jauh dari sempurna di
banyak 3.000 pabrik di seluruh dunia bahwa pakaian manufaktur untuk Gap. Di antara
pelanggaran-kondisi kerja adalah bahwa antara 10 dan 25 persen dari pabrik-pabrik Cina yang
digunakan pemaksaan psikologis atau pelecehan verbal. Lebih dari 50 persen dari pabrik-pabrik
yang dikunjungi di sub-Sahara Afrika dioperasikan mesin tanpa alat pengaman yang tepat.
Perwakilan Gap sekarang berinvestasi lebih banyak waktu dalam pelatihan dan membantu
pabrik-pabrik mengembangkan program untuk memenuhi kode kondisi kerja.

6. Menetapkan Kode Etik Tertulis


Banyak organisasi menggunakan kode etik tertulis sebagai pedoman perilaku etika dan sosial
yang bertanggung jawab. Pedoman semakin penting karena pekerja dalam tim self-managing
memiliki kepemimpinan kurang dari sebelumnya. Bagaimanapun industri, sebagian besar kode
menangani masalah sangat mirip. Patricia Breeding, staf kepatuhan integritas untuk Perjanjian
Kesehatan, di Knoxville, Tennessee, mengatakan, "Mereka semua konflik kepentingan, hadiah
dan hal-hal seperti hubungan vendor. Mereka menggunakan kata 'pelanggan' dalam suatu
tempat dan 'pasien' di tempat lain tapi mereka semua melakukan hal yang benar. " Larangan
suap dari pemerintah dimasukkan lebih sering dalam kode etik untuk memerangi potensi besar
masalah. Sebagai contoh, perusahaan Jerman Siemens AG membayar $ 280.000.000 AS karena
telah membayar suap di Nigeria, Rusia, dan Libya untuk membantu menerima kontrak. The
Sarbanes-Oxley Act, yang dipicu oleh skandal keuangan di sekitar tahun 2000, mengharuskan
perusahaan publik untuk mengungkapkan apakah mereka telah mengadopsi kode etik untuk
pejabat kantor keuangan. Dalam beberapa perusahaan-perusahaan, seperti Boeing Company,
pekerja di semua tingkatan diminta untuk menandatangani kode etik. Sebuah kode etik yang
ditulis etik lebih mungkin untuk mempengaruhi perilaku ketika kedua pemimpin resmi dan
informal di seluruh perusahaan sering menyebutnya. Selanjutnya, kepatuhan kode harus
dihargai, dan pelanggaran kode harus dihukum.

7. Mengembangkan Mekanisme Formal untuk Menghadapi Masalah Etis


Banyak pengusaha besar memiliki program etika dari berbagai jenis. Organisasi besar sering
membentuk komite etika untuk membantu memastikan perilaku etis dan bertanggung jawab
secara sosial. Partisipasi kepemimpinan tingkat atas dalam mekanisme resmi lebih memberikan
mereka pengaruh. Anggota Komite mencakup perwakilan manajemen puncak ditambah
manajer lain di seluruh organisasi. Spesialis dari departemen sumber daya manusia mungkin
juga bergabung dengan grup.Panitia menetapkan kebijakan tentang etika dan tanggung jawab
sosial dan mungkin melakukan audit etika kegiatan perusahaan. Selain itu, anggota komite
mungkin meninjau keluhan tentang masalah etika. Pemerintah federal AS memiliki unit yang
disebut Standar Pentagon Perilaku untuk menangani masalah etika. Senjata paling ampuh
adalah sebuah Ensiklopedia kegagalan Etika, daftar kegagalan etika dalam pemerintahan yang
diterbitkan di Internet oleh pengacara Pentagon Stephen Epstein.
Salah satu contoh adalah kasus seorang petugas perlindungan Bea dan Perbatasan yang
mendarat helikopter pemerintah di tempat bermain sekolah dasar putrinya. meskipun memiliki
izin atasan untuk terbang ke sana, petugas itu dipecat karena menyalahgunakan milik
pemerintah. Dalam kasus lain, seorang pejabat Angkatan Darat tertangkap menyalurkan bisnis
palsu untuk dirinya sendiri dan pacar anak perempuannya. Fokus di sini adalah bahwa perilaku
yang tidak etis dalam sebuah organisasi besar mungkin diberitahukan kepada publik, sehingga
rasa malu dan kemunduran karir untuk terdakwa.

8. Menerima Whistleblower (pelapor)


Whistleblower adalah seorang karyawan yang mengungkapkan kesalahan organisasi kepada
pihak yang dapat mengambil tindakan. Whistleblower sering pergi langsung ke biro pemerintah
federal untuk melaporkan apa yang mereka anggap sebagai penipuan dan penyimpangan etika
oleh majikan mereka. Whistleblower sering dikucilkan dan dipermalukan oleh perusahaan.
Sebagai contoh, mereka mungkin tidak menerima promosi lebih. Selain itu, banyak pelapor
yang dipecat atau diturunkan. The Sarbanes-Oxley Act memberikan beberapa perlindungan
bagi pelapor. Karyawan yang melaporkan penipuan yang berkaitan dengan akuntansi
perusahaan, dan audit memiliki cara untuk mendapatkan pemulihan, serta membayar kembali
dan biaya hukum. Namun demikian, lebih dari setengah dari permintaan whistleblower
diabaikan. Jadi, penting bagi para pemimpin di semua tingkatan untuk menciptakan iklim yang
nyaman untuk whistleblowing yang sah. Pemimpin perlu memilah perbedaan whistleblower
yang onar dan benar. Menjadi whistleblower membutuhkan tindakan kecil kepemimpinan,
dalam arti mengambil inisiatif untuk membawa perubahan.

9. Memberikan Pelatihan di Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Bentuk pelatihan etika mencakup pesan tentang etika dan tanggung jawab sosial dari pimpinan
perusahaan, kelas etika di perguruan tinggi, dan latihan dalam etika. Program pelatihan ini
memperkuat gagasan bahwa perilaku etis dan bertanggung jawab secara sosial secara moral
benar dan baik untuk bisnis. Latihan program dalam etika dan tanggung jawab sosial yang
paling mungkin untuk menjadi efektif ketika budaya organisasi mendorong perilaku etis.
Caterpillar, produsen peralatan konstruksi dan pertambangan, menggunakan pendekatan
modern untuk pelatihan etika. Selama pelatihan tahunan, semua 95.000 karyawan
merenungkan serangkaian pertanyaan yang disajikan kepada mereka baik lewat internet atau
di atas kertas. Skenario yang ditulis di rumah, mendorong pekerja untuk mempertimbangkan
yang terbaik cara untuk berperilaku dalam situasi tertentu. Karyawan dapat berkonsultasi
dengan kode etika karena mereka refleks pada skenario.

10. Menempatkan Kepentingan Perusahaan diatas Kepentingan Pribadi


Banyak pelanggaran etika,seperti manajer senior memutuskan kompensasi berdasarkan
keinginannya sendiri, manajer menempatkan kepentingan pribadi mereka atas kesejahteraan
perusahaan dan karyawan lainnya. Jonathan M. Tish, ketua dan CEO Loews Hotel, mengatakan
bahwa "Kami" pemimpin, atau orang-orang yang melihat melampaui kepentingan pribadi untuk
membangun kemitraan dalam mengejar kebaikan yang lebih besar. "Kami" pemimpin
menyatukan daripada membagi, berkolaborasi daripada bersaing, dan percaya bahwa mungkin
untuk "melakukannya dengan baik" dan "berbuat baik" pada saat yang sam. Suatu persyaratan
utama untuk membangun kemitraan adalah keadilan dalam memperoleh manfaat.

2.5 Perilaku Etis dan Kinerja Perusahaan

Etika yang tinggi dan tanggung jawab sosial kadang-kadang terkait dengan kinerja keuangan
perusahaan yang dapat menimbulkan efek yang baik. Sebuah model baru ini dikembangkan dari
hubungan antara kinerja perusahaan dan keuntungan yang menekankan peran penawaran dan
permintaan. Model ini menyatakan bahwa ketika permintaan untuk investasi tanggung jawab
sosial meningkat, maka manajer akan memaksimalkan nilai kepentingan diri mereka untuk
melakukan investasi ini meskipun arus kas berkurang. Meskipun akan membuat pengeluaran
yang banyak tetapi nilai pasar dari perusahaan dapat meningkatkan ketika permintaan untuk
peluang investasi ini lebih besar dari penawaran.
Sebuah contoh mungkin bahwa investasi dalam program-program untuk meningkatkan
keaksaraan antara anak-anak miskin mungkin memiliki hasil karena ada permintaan besar
untuk jenis investasi. Antara tanggung jawab sosial dan keuntungan juga dapat bekerja dalam
dua arah, yaitu perusahaan lebih menguntungkan baik mampu untuk berinvestasi dalam
tanggung jawab sosial yang memiliki inisiatif yang memberikan efek yang menyebabkan lebih
banyak keuntungan.
Para peneliti menemukan bahwa kesuksesan finansial dengan menyisakan uang yang cukup
untuk berinvestasi dalam kinerja sosial perusahaan. Studi ini juga menemukan bahwa kinerja
sosial perusahaan yang baik memberikan kontribusi untuk peningkatan kinerja keuangan yang
diukur dengan return on asset dan laba atas penjualan.
Tanggung jawab sosial perusahaan kadang-kadang dapat meningkatkan keuntungan
karena secara sosial tindakan yang bertanggung jawab adalah biaya-efektif. Etika juga dapat
menghindari biaya membayar denda yang besar karena yang disebabkan karena perlakuan
yang tidak etis, termasuk tuduhan diskriminasi dan class action tuntutan hukum karena tidak
tepat dalam pelaporan keuangan. Contohnya, denda besar dikenakan pada Siemens, seperti
yang disebutkan sebelumnya, dimana menggambarkan biaya potensi menjadi tidak etis.
Penuduhan dalam sisi tidak etis dan ilegal.
Perilaku tersebut juga dapat mengakibatkan penurunan tiba-tiba pada pelanggan dan klien.
Singkatnya, seorang pemimpin yang berhasil membangun iklim etika yang tinggi dan tanggung
jawab sosial dapat memperoleh dan menyelamatkan perusahaan untuk mendapatkan banyak
uang.

2.6 Strategi Menjadi Pemimpin yang Beretika


Penulis menyajikan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh seorang pemimpin
sebelum mengambil sebuah keputusan agar keputusan tersebut dinilai etis oleh bawahan
maupun pihak-pihak lain:
- Apakah ini benar?
Dengan bertanya kepada diri sendiri apakah yang dilakukan telah benar apa adanya merupakan
langkah evaluasi dan antisipatif seorang pemimpin efektif di dalam rangka mewujudkan
perilaku etis.
- Apakah ini adil?
Dengan bertanya kepada diri sendiri apakah yang dilakukan telah memenuhi prinsip keadilan
merupakan langkah preventif di dalam mewujudkan perilaku etis.
- Siapa yang akan tersinggung?
Dengan mengetahui siapa saja yang akan tersinggung dengan keputusan anda, anda akan lebih
siap di dalam mempersiapkan langkah-langkah di dalam menyikapi konsekuensi dari keputusan
anda. Dan hal ini merupakan langkah preventif dalam berperilaku etis.
- Jika keputusan ini dipublikasikan apakah anda siap dengan konsekuensinya?
Pertanyaan ini merupakan langkah awal di dalam usaha untuk mengevaluasi serta memperbaiki
keputusan yang akan dibuat agar tidak berdampak luas pada masyarakat.
- Seberapa sensitifkah keputusan yang akan saya ambil?
Pertanyaan ini ditujukan untuk menguji daya intuisi anda. Dengan bisa meramalkan seberapa
jauh konsekuensi yang ditimbulkan dari keputusan ini akan berdampak pada perilaku etis.
Seorang pemimpin efektif paling tidak harus mampu bertanya pada dirinya sendiri
mengenai lima butir pertanyaan di atas, sehingga mereka mampu untuk menciptakan strategi
di dalam memperbaiki perilaku mereka agar beretika tinggi.
.
.
.

Pengukuran dan Penanggulangan Risiko

Metode Pengidentifikasian Risiko


1.Menggunakan daftar pertanyaan/kuesioner
2.Menggunakan laporan keuangan: menganalisis neraca, laporan pengoperasian, dan catatan
pendukung lainnya.
3.Observasi/pemeriksaaan langsung ke lokasi
4.Mengadakan interaksi dengan departemen/bagian perusahaan
5.Mengadakan interaksi dengan pihak luar: perusahaan lain, akuntan, penasehat hukum,
konsultan manajemen, dll.
6.Melakukan analisis terhadap kontrak-kontrak yang telah dibuat
7.Membuat dan menganalisis catatan/statistik tentang data-data kerugian-kerugian yang
pernah diderita
8.Melakukan analisis lingkungan

PENGUKURAN RISIKO
1.Dimensi yang diukur dalam pengukuran risiko:
a)Besarnya frekuensi kerugian : berapa kali terjadinya suatu kerugian selama periode tertentu
dari data-data periode sebelumnya.
b)Tingkat kegawatan (severity) : keparahan atau kerugian yang berisiko dari total kekayaan,
perkirakan nilai yang hilang.
Pengukuran risiko ini menggunakan konsep probabilitas (kemungkinan). Ada 2 cara
perhitungan, yaitu tanpa bobot dan dengan bobot.
Contoh : kecelakaan motor di Padang selama tahun 2009 sebanyak 200 kali. 50 kali dari jumlah
tersebut ditabrak mobil dan sisanya karena ditabrak sesama motor. Berapa probabilitas
terjadinya kecelakaan motor ditabrak mobil?
Tanpa bobot P(E) = 50/200 = 0,25.
Pembobotan P(E) = 2X50/(2X50)+(1X150) = 0,4.
2.Analisis laporan keuangan
Vertikal: ration aktiva (current assets, fixed assets)
Horizontal: laporan keuangan 3 tahun terakhir

PENANGGULANGAN RISIKO
A.Risk Control (avoiding and minimizing)
1.Menghindari : menghindari harta, orang, dan kegiatan dari peril.
Caranya dengan menolak memiliki/menerima/melaksanakan kegiatan yang mengandung risiko.
2.Mengendalikan : untuk memperkecil peluang terjadi atau mengurangi dampak dengan
pencegahan dan pengurangan dampak.
Program pengendalian berdasarkan sebab:
Engineering approach , pengendalian pada sebab sebab fisik/mekanis
Human relation approach, kecerobohan dll
3.Memisahkan : memisahkan penempatan harta dalam risiko yang sama. Tujuannya untuk
memperkecil kemungkinan dan mengurangi kerugian.
4.Kombinasi : menambah exposure unit dalam batas kendali usaha. Tujuannya untuk law of the
large number (kerugian dapat diramalkan).
5.Memindahkan : aktivitas dipindahkan ke pihak lain

B.Risk Financing
1.Asuransi
2.Retensi : penyediaan dana untuk penanggulangan kemungkinan terjadi risiko.
Banyak alasan perusahaan melakukan retensi, seperti biaya yang dikeluarkan lebih rendah
daripada membayar premi ke asuransi,, pertimbangan biaya, dll.

ASURANSI
Asuransi adalah suatu perjanjian, dimana seorang penanggung (insurer) mengikatkan diri pada
tertanggung (insured) dengan menerima suatu premi, untuk memberi penggantian kepadanya
karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan, yang mungkin diderita karena suatu
peristiwa yang tidak tertentu. (KUHP 246).
Macam-macam asuransi :
1.Menurut sifat : sosial (jemkeskin), wajib (jasa raharja di kendaraaan bermotor), sukarela
(Bumiputera, PT. Jiwasraya, dll).
2.Menurut jenis objek : asuransi orang (asuransi kesehatan, asuransi hari tua, dll) dan umum
(asuransi pengangkutan barang, asuransi penerbangan, dll).
3.Menurut jenis perusahaan (UU No.2 tahun 1992) : asuransi umum/kerugian, asuransi jiwa,
asuransi sosial, reasuransi.
Prinsip-prinsip asuransi :
1.Insurable interest (kepentingan yang dapat diasuransikan)
Harus ada kepentingan yang jelas untuk diasuransikan, artinya jika sebuah peristiwa
menimbulkan kerugian pada seseorang, maka orang yang bersangkutan punya kepentingan
terhadap kerugian itu.
2.Proximate Cause
Sesuatu yang dijamin adalah penyebab aktif yang disebutkan dalam kerugian. Misalnya sebuah
rumah diasuransikan yang di sebelahnya ada pohon tinggi besar. Petir menyambar pohon dan
pohon langsung hancur menimpa rumah. Pada perjanjian disebutkan bahwa rumah jika
tersambar petir, akan diberikan ganti rugi oleh perusahaan asuransi, walaupun petir tidak
secara langsung menyambar rumah. Maka, prinsip ini berlaku.
3.Subrigation
Pengalihan hak untuk memperoleh pergantian dan proses secara hukum ke perusahaan
asuransi.
4.Utmost Good Faith
Prinsip adanya itikad baik dengan saling percaya untuk tidak saling mencari keuntungan.
Sebelum kontrak asuransi ditandatangani, calon tertanggung harus membuat pernyataan
(representasi).
5.Indemnity
Prinsip bahwa yang diasuransikan akan dikembalikan pada posisi sesaat sebelum kejadian.
Maka tidak akan melebihi kerugian sebenarnya.

.
.
.
.

MANAJEMEN RESIKO

BAB I KONSEP RESIKO


Dunia penuh ketidakpastian
Ketidakpastian mengakibatkan adanya resiko (yang merugikan) bagi pihak-pihak yang
berkepentingan
Apalagi bagi dunia bisnis, resiko tidak dapat diabaikan begitu saja
Oleh karena itu, pengusaha harus selalu berusaha untuk menanggulanginya.
Artinya berupaya untuk meminimumkan ketidakpastian agar kerugian yang timbul dapat
dihilangkan atau diminimumkan
Pengelolaan berbagai cara penanggulangan resiko disebut Manajemen Resiko.
Langkah-langkah pengelolaan resiko:

1. Berusaha mengidentifikasi unsur-unsur ketidapastian dan tipe-tipe resiko yang dihadapi


2. Berusaha menghindari dan menanggulangi semua unsur ketidakpastian, mis. Membuat
perencanaan yg baik
3. Berusaha mengetahui korelasi dan konsekuensi antar peristiwa, sehingga dapat diketahui
resiko-resiko yang terkandung di dalamnya
4. Berusaha mencari dan mengambil langkah-langkah (metode) untuk mennagani reiko-
resiko yang telha berhasil diidentifikasi (mengelola resiko yang dihadapi)

Risk Management Paradigm


DEFINISI
RESIKO adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu (Arthur
Williams dan Richard M.H.)
Resiko adalah ketidakpastian yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss) (A.Abbas Salim)
Resiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Soekarto)
Resiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan (Herman
Darmawi)
Resiko adalah probabilitas seseuatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan
(Herman Darmawi)
Wujud Resiko

1. Kerugian atas harta benda/kekayaan atau penghasilan, misalnya yag diakibatkan oleh
kebakaran, pencurian, pengangguran dsb.
2. Penderitaan seseorang, misalnya sakit atau cacat karena kecelakaan
3. Tanggung jawab hukum, misalnya resiko dari perbuatan atau peristiwa yang merugika
orang lain
4. Kerugian karena perubahan pasar, misalnya karena terjadi perubahan harga, perubahan
selera konsumen, dll.

Risiko Bisnis mengancam kelangsungan perusahaan yang berhubungan dengan :


Penciptaan produk yang tidak sesuai dengan strategi bisnis perusahaan
Pembangunan produk dimana bag. pemasaran tidak tahu bagaimana harus menjualnya.
Kehilangan dukungan dari manajemen senior sehubungan dgn perubahan manusia
Kehilangan hal-hal yg berhububungan dgn biaya

KETIDAKPASTIAN
1. KETIDAKPASTIAN EKONOMI (economic uncertaity), yaitu kejadian-kejadian yang timbul
sebagai akibat kondisi dan perilaku dari pelaku ekonomi, misalnya perubahan sikap
konsumen, perubahan selera konsumen, perubahan harga, perubahan teknologi,
penemuan baru, dsb.
2. KETIDAKPASTIAN ALAM (uncertainty of nature) yaitu ketidakpastian yang disebabkan
oleh alam, misalnya banjir, gempa bumi, kebakaran, dsb.
3. KETIDAKPASTIAN KEMANUSIAAN (human uncertainty) yaitu ketidakpastian yang
disebabkan oleh perilaku manusia mis.peperangan, pencurian, penggelapan,
pembunuhan, dsb.

Macam Resiko

MENURUT SIFATNYA

1. Resiko yang tidak disnegaja (resiko murni), adalah resiko yang apabila terjadi tentu
menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja, mis.bencana alam, kebakaran,
kekacauan
2. Resiko yang disengaja(resiko spekulatif) adalah resiko yang sengaja ditimbulkan oleh
yang bersangkutan agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya,
mis.resiko hutang piutang, perjudian, perdagnagan berjangka (hedging), dll
3. Resiko fundamental adalah resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kpd
seseorang dan diderita byk org mis. Banjir, angin topan
4. Resiko khusus adalah resiko yg bersumber pd peristiwa yang mandiri dan umumnya
mudah diketahui penyebabnya mis. Kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil

Menurut Sumber/penyebab timbulnya resiko

a. Resiko intern, yaitu resiko yang berasal dari dalam perusahaan itu sendiri seperti
kerusakan aktiva krn ulah karyawannya, kecelakaan kerja, mis manajemen, dll.
b. Resiko ekstern, yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan seperti resiko pencurian,
penipuan, persaingan, fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah

MANAJEMEN RESIKO
Manajemen resiko adalah pelaksanaan fungsi-fungai manajemen dalam penanggulangan resiko
terutama resiko yang dihadapi oleh organisasi/perusahaan, keluarga, dan masyarakat.
Manajemen resiko mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun,
mengkoordinir, dan mengawasi program penanggulangan resiko
Program manajemen resiko mencakup tugas-tugas: mengidentifikasi resiko yg dihadapi,
mengukur/menentukan besarnya resiko, mencari jalam untuk menghadapi atau menanggulangi
resiko, menyusun strategi untuk memerkecil atau mengendalikan resiko, mengkoordinir
pelaksanaan penanggulangan resiko serta mengevaluasi program pennaggulangan resiko yang
telah dibuat.

BEBERAPA ISTILAH
PERIL
Adalah peristiwa atau kejadian yang menimbulkan kerugian. Jadi merupakan
kejadian/peristiwa penyebab langsung terjadinya suatu kerugian, mis. Kebakaran, kecelakaan,
pencurian
HAZARD
Adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril. Mis. Jalan licin,
tikungan tajam.

HAZARD DAPAT DIBEDAKAN ATAS:

A. Physical Hazard

Adalah keadaan dan kondisi yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril yg bersumber
dar karakteristik secara fisik dari objek, baik yg bisa diawasi/diketahui maupun yg tidak
B. Moral Hazard
Adalah keadaan dan kondisi seseorang yang memperbesar kemungkinan terjadinya peril yg
bersumber pada sikap mental, pandangan hidup, ekbiasaan orang yg bersangkutan. Mis. pelupa
C. Legal Hazard
Adalah perubahan yg mengabaikan peraturan-perutaran atau perundangan2an yg berlaku
(melanggar hukum) sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya peril. Mis. Pelanggaran UU
keselamatan kerja

DEFINISI
Definisi konseptual mengenai resiko : (Robert Charette)
Resiko berhubungan dengan kejadian di masa yg akan datang.
Resiko melibatkan perubahan (spt. perubahan pikiran, pendapat, aksi, atau tempat)
Resiko melibatkan pilihan & ketidakpastian bahwa pilihan itu akan dilakukan.
Pengertian
Pengelolaan perusahaan menurut Henry Fayol memiliki enam fungsi dasar: kegiatan teknis,
komersil, keuangan, keamanan, akuntansi, dan manajerial.
Maka manajemen resiko berkaitan dengan kegiatan keamanan yg bertujuan menjaga harta
benda dan personil perusahaan thd kerugian.

STRATEGI REAKTIF vs PROAKTIF


Strategi reaktif memonitor perusahaan terhadap kemungkinan resiko. Sumber-sumber daya
dikesampingkan, padahal seharusnya sumber-sumberdaya menjadi masalah yang sebenarnya /
penting.
Strategi proaktif dimulai sebelum kerja teknis diawali.
Resiko potensial diidentifikasi, probabilitas & pengaruh proyek diperkirakan, dan
diprioritaskan menurut kepentingan, kemudian membangun suatu rencana untuk manajemen
resiko.
Sasaran utama adalah menghindari resiko.

PEMBAGIAN RESIKO
Karakteristik resiko :
Ketidakpastian
Kerugian
Kategori resiko :
Resiko proyek
Resiko teknis
Resiko bisnis
Kategori resiko oleh Robert Charette :
Resiko yang sudah diketahui
Resiko yang dapat diramalkan
Resiko yang tidak diharapkan
@ Resiko proyek
Resiko proyek mengancam rencana proyek.
Bila resiko proyek menjadi kenyataan maka ada kemungkinan jadwal proyek akan mengalami
slip & biaya menjadi bertambah.
Resiko proyek mengidenifikasi :
- biaya - sumber daya
- jadwal - pelanggan
- personil (staffing & organisasi)
- masalah persyaratan
@ Resiko teknis
Resiko teknis mengancam kualitas & ketepatan waktu pelaksanaan yg akan dihasilkan. Bila
resiko teknis menjadi kenyataan maka implementasinya menjadi sangat sulit atau tidak
mungkin.
Resiko teknis mengidentifikasi :
- desain potensial - ambiquitas
- implementasi - spesifikasi
- interfacing - ketidakpastian teknik
- verifikasi - keusangan teknik
- masalah pemeliharaan
- teknologi yg leading edge
@ Resiko bisnis
Resiko bisnis mengancam kelanjutan operasi perusahaan.
Resiko bisnis membahayakan produk/jasa yang dihasilkan.

5 RESIKO BISNIS UTAMA

1. Resiko Pasar
2. Resiko Strategi
3. Resiko Pemasaran
4. Resiko Manajemen
5. Resiko Biaya

@ Resiko yg sudah diketahui


adalah resiko yg dpt diungkap setelah dilakukan evaluasi secara hati2 terhadap rencana proyek,
bisnis, & lingkungan dimana operasi sedang dikembangkan, dan sumber informasi reliable
lainnya, seperti :
tgl penyampaian yg tdk realitas
kurangnya persyaratan yg terdokumentasi
kurangnya ruang lingkup proyek
lingkungan pengembangan yg buruk
@ Resiko yg dapat diramalkan
diekstrapolasi dari pengalaman perusahaan sebelumnya.
Misalnya :
pergantian staf
komunikasi yg buruk dgn para pelanggan
mengurangi usaha staff bila permintaan pemeliharaan sedang berlangsung dilayani
@ Resiko yg tidak diharapkan
resiko ini dapat benar-benar terjadi, tetapi sangat sulit untuk diidentifikasi sebelumnya.
BAB II FUNGSI MANAJEMEN RISIKO

1. Fungsi manajemen resiko lebih baik dijelaskan dan dipahami melalui langkah-langkah
dalam proses pengambilan keputusan.
2. Proses ini dimulai dengan mengenal berbagai resiko yang sedang dihadapi (disebut
identifikasi/diagnosa resiko)
3. Selanjutnya resiko diukur, dianalisis dan dievaluasi dalam ukuran frekuensi, keparahan
dan variabilitasnya.
4. Keputusan diambil untuk memilih dan menggunakan metode-metode penanganan resiko
(menanggung sendiri, menghindari, mengasuransikan)
5. Setelah metode penanganan resiko telah dipilih, maka langkah berikutnya adalah
rencana pengadministrasian program secara melembaga.

STRATEGI REAKTIF vs PROAKTIF


Strategi reaktif memonitor perusahaan terhadap kemungkinan resiko dan merencanakan upaya
penanggulangan resiko.
Strategi proaktif dimulai sebelum kerja diawali.
Resiko potensial diidentifikasi, probabilitas & pengaruh operasi perusahaan, dan
diprioritaskan menurut kepentingan, kemudian membangun suatu rencana untuk mencegah
terjadi resiko.
Sasaran utama adalah menghindari resiko.

FUNGSI MANAJEMEN RESIKO

1. Menemukan Kerugian Potensial

artinya berupaya untuk menemukan/ mengidentifikasi seluruh resiko murni yang


dihadapi perusahaan, meliputi:

a. Kerusakan fisik atas harta kekayaan perush


b. Kehilangan pendapatan akibat terganggunya operasi perusahaan
c. Kerugian akibat tuntutan hukum dari pihak lain
d. Kerugian yang timbul krn tindakan kriminal

2. Mengevalusi Kerugian Potensial

Artinya melakukan evaluasi dan penilaian thd semua kerugian potensial yg dihadapi perush,
mengenai:

a. Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian


b. Besarnya kegawatan dari tiap kerugian
c. Memilih teknik/cara yg tepat atau menentukan suatu kombinasi dari teknik yang tepat
guna menanggulangi kerugian.

CARA PENANGGULANGAN RESIKO:


1. IDENTIFIKASI RISIKO
Identifikasi resiko adalah usaha sistematis untuk menentukan ancaman terhadap rencana
perusahaan.
Tujuan identifikasi risiko :
untuk menghindari resiko bilamana mungkin, serta menghindarinya setiap saat
diperlukan.
Tipe risiko :
risiko generik
merupakan ancaman potensial pd setiap kegiatan usaha.
@ risiko produk spesifik
hanya dapat diidentifikasi dgn pemahaman khusus mengenai teknologi, manusia, serta
lingkungan yg spesifik terhadap operasi perusahaan.

Metode untuk mengidentifikasi resiko adalah menciptakan checklist item risiko.


Kategori checklist item resiko :
resiko ukuran produk
resiko yg mempengaruhi bisnis
resiko yg dihubungkan dgn karakteristik pelanggan
resiko definisi proses
resiko teknologi yang akan dibangun
resiko lingkungan pengembangan
resiko yg berhubungan dgn ukuran dan pengalaman staf

2. MENILAI PENGARUH RESIKO


Tiga faktor yg mempengaruhi konsekuensi jika suatu resiko benar-benar terjadi :
Sifatnya ; resiko yang menunjukkan masalah yg muncul bila ia terjadi
Ruang lingkupnya; menggabungkan kepelikannya (seberapa seriusnya masalah ini?) dengan
keseluruhan operasi perusaaan ( berapa banyak operasi perusahaan yg akan dipengaruhi atau
berapa banyak pelanggan terganggu?)
Timingnya; berkaitan dengan kapan dan untuk berapa lama pengaruh itu dirasakan.
BAB III IDENTIFIKASI RISIKO
Identifikasi resiko adalah usaha sistematis untuk menentukan ancaman terhadap rencana
perusahaan.
Identifikasi resiko adalah suatu proses dengan mana suatu perusahaan secara sistematis
dan terus menerus mengidentifikasi property, liability, dan personel exposures sebelum
terjadinya peril.
Tujuan identifikasi risiko :
untuk menghindari resiko bilamana mungkin, serta menghindarinya setiap saat
diperlukan.
Manfaat Daftar Kerugian Potensial

1. Mengingatkan Manajer Resiko tentang kerugian-kerugian yang dapat menimpa bisnisnya


2. Sebagai tempat mengumpulkan informasi yg akan menggambarkan dgn cara apa dan
bgmn bisnis khusus yg dapat dimanfaatkan utk menanggulangi resiko potensial yg
dihadapi
3. Sebagai bahan perbandingan dalam mereview dan mengevaluasi program
penanggulangan resiko yg telah dibuat

SUMBER-SUMBER INFORMASI UTK MEMBUAT DAFTAR KERUGIAN POTENSIAL

1. Data dari perusahaan asuransi


2. Informasi dari Badan Penerbitan Asuransi
3. Informasi dari Ikatan Manajer Resiko dan Asuransi
4. Informasi/rilase dari Kepolisian

Tipe risiko :
risiko generik
merupakan ancaman potensial pd setiap proyek atua kegiatan usaha.
risiko produk spesifik
hanya dapat diidentifikasi dgn pemahaman khusus mengenai teknologi, manusia, serta
lingkungan yg spesifik terhadap operasi perusahaan.
Metode untuk mengidentifikasi resiko adalah menciptakan checklist item risiko.

KLASIFIKASI KERUGIAN POTENSIAL:

1. Kerugian atas harta Kekayaan (property exposure), yg meliputi:


a. Kerugian yg langsung dapat dihubungkan dengan biaya penggantian atau perbaikan thd
harta yang terkena peril mis.gedung yg terbakar, peralatan yg dicuri. Jenis kerugian ini
disebut kerugian langsung.
b. Kerugian yg tidak dapat secara langsung dihubungkan dgn peril yg terjadi yaitu kerugian
yg diakibatkan oleh rusaknya brg yang terkena peril. Disebut kerugian tdk langsung

c. Kerugian atas pendapatan misalnya sebagai akibat tidak berfungsinya alat produksi krn
terkena peril.
mis. Batalnya kontrak penjualan krn perusahaan tdk berproduksi utk sementara waktu krn alat
produksinya rusak berat

2. Kerugian berupa kewajiban kpd pihak lain: adalah kerugian berupa kewajiban kpd pihak
lain yg merasa dirugikan akibat kesalahan bisnisnya. Mis.ganti rugi yg harus diberikan
perusahaan angkutan umum kpd penumpang yg cedera akibat kecelakaan yg disebabkan oleh
kesalahan pengemudi

3. Kerugian personil (personel exposure)


Adalah kerugian akibat peril yg menimpa personil atau orang-orang yg menjadi anggota dari
karyawan perusahaan (termasuk keluarganya). Mis.
Kematian, ketidakmampuan krn cacat, ketidakmampuan krn usia tua
Kerugian yg menimpa keluarga karyawan akiat kematian dan ketidakmampuan

1. Menggunakan daftar pertanyaan (quesioner) utk menganalisis resiko. Dari jawaban


diharapkan dpt diberikan petunjuk ttg dinamika informasi khusus
2. Menggunakan laporan keuangan, yaitu dgn menganalisis neraca, laporan operasi dan
catatan-catatan pendukung lainnya, akan dapat diketahui semua kekayaan, hutang
piutang,dsb.

3. Membuat flow chart aliran barang mulai dari bahan mentah sampai menjadi barang jadi
akan dapat diketahui resiko-resiko yg dihadapi pd masing-masing tahap aliran tsb.
4. Dengan inspeksi langsung ditempat, artinya dengan mengadakan pemeriksaan secara
langsung di tempat dimana operasi perusahaan dilakukan
5. Mengadakan interaksi dgn departemen lain dalam perusahaan,
dgn cara:

a. Mengadakan kunjungan ke departemen lain sehingga dapat menjalin kerjasama


b. Menerima, mengevaluasi, memonitor dan menanggapi laporan-laporan dari departemen
lain yg akan meningkatkan pemahaman ttg aktivitas dan resiko yg dihadapi

6. Mengadakan interaksi dengan pihak luar, artinya mengadakan hubungan dgn perusahaan
lain terutama pihak-pihak yg dapat membantu perusahaan dlm menanggulangi resiko
spt.akuntan, penasehat hukum, asuransi.
7. Melakukan analisis thd kontrak-kontrak yg telah dibuat dgn pihak lain. Dari analisis tsb
akan dapat diketahui kemungkinan adanya resiko dari kontrak tsb
8. Membuat dan menganalisis catatan atau statistik mengenai berbagi macam kerugian yg
pernah diderita sehingga dapat diperhitungkan kemungkinan terulangnya kerugian seklaigus
penyebabnya.
9. Mengadakan analisis lingkungan yg sangat diperlukan utk mengetahui kondisi yg
mempengaruhi timbulnya resiko potensial spt konsumen, pemasok, penyalur, pesaing, dan
pemerintah.
Manajer resiko dapat melakukan sendiri tugasnya utk mengidentifikasi resiko , namun juga
dapat menugaskan bawahannya atau menggunakan jasa pihak ketiga spt konsultan
manajemen, broker asuransi, atau perusahaan asuransi.

BAB IV PEMBELANJAAN RESIKO


(RISK FINANCING)

PENDAHULUAN
Membahas tentang pembelanjaan (pembiayaan) yang berhubungan dengan cara-cara pengadaan
dana untuk memulihkan kerugian, terdiri dari:

1. Risk financing transfer (memindahkan resiko disertai dengan pembiayaan)


2. Risk retention (resiko ditangani sendiri oleh perusahaan yang bersangkutan)

RISK FINANCING TRANSFER


Memindahkan resiko melalui risk financing berarti perusahaan pihak tertanggung mencari dana
eksternak yang akan membayar kerugian yang bersangkutan jika kerugian nanti sungguh terjadi
Risk financing transfer dapat dilakukan dengan cara:

1. Transfer resiko kepada perusahaan asuransi


2. Transfer resiko kepada perusahaan lain yang bukan perusahaan asuransi (non insurance
transfer)

@ Noninsurance Transfer
Kebanyakan pemindahan resiko kepada pihak non asuransi ini dilakukan melalui kontrak-
kontrak bisnis biasa, dan melalui kontrak khusus untuk pemindahan resiko.
Banyak isi kontrak berkaitan dengan pemindahan tanggung jawab keuangan atas:

1. Harta
2. Kerugian atas net income
3. Kerugian personil
4. Tanggung gugat kepada pihak ketiga
Noninsurance transfer mempunyai beberapa keterbatassan yang harus diperhatikan oleh
manajer resiko
1. Kontrak mungkin hanya memindahkan sebagian resiko daripada resiko yang menurut
pendapat manajer telah dipindahkan kepda pihak luar. Karena itu manajer harus
mempelajari isi kontrak dengan hati-hati.
2. Bahasa yang tertulis di dalamnya adalah bahasa hukum yang sangat sukar dipahami,
akrean itu bisa salah emngerti
3. Surat kontrak bisa dibatalkan oleh pengadilan jika isinya bertentangan dengan undang-
undang atau peraturan pemerintah atau kebiajksanaan pemerintah atau tidak wajar bagi

Contoh noninsurance risk financing transfer

1. Melalui suatu perjanjian leasing, lessor bisa memindahkan kepada penyewa tanggung
jawab keuangan untuk kerusakan harta atau kecelakaan badan bagi pihak ketiga.
Sebelum ditandatangani perjanjian, tanggung jawab ada pada lessor
2. Melalui suatu perjanjian lessing (lessee=penyewa) juga bisa menggeserkan kerugian
potensialnya kepada lessor, tergantung atas bagaimana bunyi perjanjian.

Dengan melakukan leasing, berarti lessee bebas dari resiko turunnya harga barang yang disewa,
atau resiko keusangan ekonomis, maupun keusangan teknologi, dibandingkan jika barang itu
miliknya sendiri
3. Pemindahan resiko juga terjadi pada kontrak pengririman barang, kontrak penyimpanan
barang, kontrak pembuatan suatu bangunan dan sebagainya, dimana dalam kontrak
dicantumkan adanya pembayaran premi resiko
4. Surety bond
Dalam kontrak yang disebut surety bond terlibat 3 pihak, yaitu pihak surety (penjamin), pihak
obligee (yang dijamin) dan pihak participal
5. Neutralization
Merupakan proses menyeimbangkan peluang kerugian atas peluang keuntungan. Contoh
adalah hedging. Hedging dilaksanakan dengan jalan misalnya bersamaan dengan pembuatan
kontrak penjualan, maka penjual mengadakan kontrak pembelian dengan pendagang lain untuk
barang yang sama jenisnya. Dengan demikian dapat ditutup resiko kenaikan harga, resiko
putusnya persediaan dan sebagainya.

MENANGGUNG SENDIRI RESIKO (RISK RETENTION)


Metode yang paling umum dalam penanganan resiko
Sumber dana diusahakan sendiri oleh perusahaan
Penanggungan bisa bersifat pasif atau tidak direncanakan atau bisa bersifat aktif (direncanakan)
RETENSI DILAKUKAN SEBAB;

1. Jika biaya lebih rendah dari biaya yang dibebankan pihak perusahaan asurans
2. Jika kerugian-harapan (expected losess) lebih rendah dari perkiraan perusahaan asuransi
3. Jika unit yang mengahadapi resiko banyak, sehingga resiko akan menjadi lebih rendah
4. Pembayaran expense dan kerugian membengkak selama jangka waktu panjang, yang
menhasilkan opportunity cost yang besar
5. Peluang yang kuat bagi investasi yang mengakibatkan opportunity cost yang besar

BAB V

PENGUKURAN RESIKO

Setelah manajer resiko mengidentifikasi berbagai jenis resiko yang dihadapi perusahaan,
maka selanjutnya resiko itu harus diukur.
Perlunya pengukuran resiko adalah:

a. Untuk menentukan relatif pentingnya


b. Untuk memperoleh informasi yang akan menolong untuk menetapkan kombinasi
peralatan manajemen resiko yang tepat untuk menanganinya

Dimensi yang harus Diukur


Informasi yang diperlukan berkenaan dengan dua dimensi resiko yang perlu diukur yaitu:

1. Frekuensi atau jumlah kerugian yang akan terjadi


2. Keparahan dari kerugian tersebut

Dari penilaian tersebut, dapat diketahui:

1. rata-rata nilainya dalam periode anggaran


2. Variasi nilai dari satu periode anggaran ke periode anggaran sebelum dan berikutnya
3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian itu jika seandainya kerugian tersebut
ditanggung sendiri

KONSEP PROBABILITAS
Pengukuran kerugian menyangkut kemungkinan (probabilitas) dari kerugian potensial.
Maka dalam mengukur resiko seorang Manajer Resiko harus memahami konsep probabilitas
tersebut, sehingga strategi yang diterapkan tepat
Secara umum probabilitas: kesempatan/kemungkinan terjadinya suatu kejadian atau
kemungkinan jangka panjang terjadinya sesuatu
KONSEP SAMPEL SPACE DAN EVENT
Untuk mempelajari konsep probabilitas, perlu dipahami konsep sample space dan event.
Sample space (Set S) adalah suatu set dari kejadian tertentu yang diamati.
Mis. Jumlah kecelakaan mobil di wilayah Kota Malang selama 2009.
Suatu Set S biasanya terdiri dari beberapa segmen yang disebut sub set atau event (Set E).
Mis. Jumlah kecelakaan mobil terdiri atas segmen moobil pribadi dan mobil penumpang
umum
Untuk menghitung secara cermat probablitas kecelakaan mobil tersebut, masing-masing
event perlu diberi bobot.
Pembobotan didasarkan pada bukti empiris pengalaman sebelumnya
Dimana masing-masing event mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga mempunyai
probablitas yang berbeda.
Mis. Untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedang utk mobip pengangkutan umum diberi bobot
1, maka probabilitas kecelakaan mobil dapat dihitung dengan rumus:

a. Bila tanpa bobot:


b. Bila dengan bobot:

Dimana:
P(E) = probabilitas terjadinya event
E = sub set atau event
S = sample space atau set
w = bobot dari masing-masing event
Contoh: dari catatan polisi diketahui bahwa jumlah kecelakaan mobil di Kota Malang selama
2008 sebanyak 10.000 kali, dimana dari jumlah tersebut yang 1.000 menimpa mobil pribadi
dan 9.000 menimpa mobil penumpang umum.
Maka probabilitas terjadinya kecelakaan mobil pribadi adalah:

a. Tanpa bobot:
b. Dengan bobot

AKSIOMA DEFINISI PROBABILITAS

1. Probabilitas adalah suatu nilai/angka yang besarnya berkisar antara 0 sampai 1, yang
diberikan pada masing-masing event
2. Jumlah hasil penambahan keseluruhan probabilitas dari event-event (Set E) yang
saling pilah dalam sample space (Set S) adalah 1
3. Probabilitas suatu event yang terdiri dari sekelompok event yang saling pilah dalam
suatu set (sample space) merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing probablitas
yang terpisah.

NILAI HARAPAN (EXPECTED VALUE)


Expected value dari suatu event dapat ditentukan dengan membuat tabel (tabel binomial)
untuk hasil-hasil yang mungkin diperoleh dari menilai masing-masing hasil tersebut
berdasarkan probabilitasnya.
Dengan menjumlahkan hasil dari masing-masing event akan diperoleh expected valuenya.
Contoh: diketahui bahwa dari 100 buah rumah kemungkinan terbakarnya satu rumah adalah
27% dan rata-rata kerugian untuk setiap kebakaran adalah Rp 100.000.000,-.
Maka expected lossnya adalah Rp 27.000.000,- (27% x Rp 100.000.000,-).
Bila kemungkinan terbakarnya dua rumah adalah 19%, maka expected lossnya: Rp. 38jt
(19%x2xRp100.000.000,-). Sehingga expected loss untuk satu rumah sebesar Rp 19jt.
Kemudian bila kemungkinan terbakarnya sepuluh rumah adalah sebesar 1% maka expected
lossnya adalah
1% x 10 x Rp 100.000.000,- = Rp 10 jt
Maka expected loss untuk satu rumah sebesar
Rp 1.000.000,-
Konsep expected value
Konsep expected value sering ditemui terutama di dunia bisnis.
Misalnya: seorang kontraktor diminta membangun sebuag gedung dimana jika semuanya
berjalan baik ia akan mendapat keuntungan sebesar Rp 10.000.000.000,-
Karena menyadari selalu ada hal-hal yang tidak terduga, maka probabilitas utk mendapatkan
keuntungan diperkirakan hanya 80%, dimana yang 20% adalah pengeluaran-pengeluaran
yang tidak terduga.
Jadi expected value dari pekerjaan tersebut sebesar Rp 6.000.000.000,-
PENANGGULANGAN RESIKO

Setelah manajer resiko melakukan identifikasi dan mengukur resiko, maka tahap
selanjutnya adalah memilih cara penanggulangan resiko
Seorang manajer resiko pada prinsipnya dapat menggunakan du pendekatan/cara
menanggulangi resiko:

1. Penanganan Resiko (Risk Control)


2. Pembiayaan Resiko (Risk Financing)

1.Penanganan Resiko
Beberapa metode yang dapat digunakan:

1. Menghindari resiko
2. Mengendalikan kerugian
3. Pemisahan resiko
4. Melakukan kombinasi atau pooling
5. Memindahkan resiko

1. Menghindari Resiko
Menghindari suatu resiko murni adalah menghindarkan harta, orang atau kegiatan dari
exposure, dengan cara:
1. Menolak memiliki, menerima atau melaksanakan kegiatan yang mengandung resiko,
walaupun hanya sementara. Mis. Tidak mau menerima pengemudi mabuk, tidak menjual
barang secara kredit

2.Menyerahkan kembali resiko yang terlanjur diterima atau segera menghentikan yang
diketahui mengandung resiko. Mis. Membatalkan pembelian barang yang murah harganya stlh
tahu barang tersebut adalah barang selundupan

Beberapa karaktersitik penghindaran resiko segarusnya diperhatikan:

1. Boleh jadi tidak ada kemungkinan menghindari resiko. Mis. Jika ingin menghindari semua
resiko tanggung jawab maka semua kegiatan perlu dihentikan
2. Manfaat atau laba potensial yang akan diterima sebab kepemilikan suatu harta,
mempekerjakan pegawai tertentu, atau bertanggung jawab atas suau kegiatan, akan
hilang jika melaksanakan penghindaran resiko
3. Makin sempit resiko yang dihadapi, maka akan semakin besar kemungkinan akan tercipta
resiko yang baru. Misalnya menghindari resiko pengangkutan dengan kapal laut dan
menggantinya dengan angkutan darat, akan memunculkan resiko baru yakni resiko
pengangkutan darat.

2. Mengendalikan Kerugian

Pengendalian kerugian bertujuan utk:

1. Memperkecil kemungkinan terjadinya kerugian


2. Mengurangi keparahan bila suatu resiko memang terjadi.

Tujuan tersebut dapat tercapai dgn cara:

a. Melakukan tindakan pencegahan dan pengurangan kerugian. Yakni berusaha untuk


mengurangi atau jika bisa menghilangkan peluang terjadinya kerugian

Misal
Peluang terjadinya kebakaran dapat dikurangi dgn menggunakan konstruksi tahan api
Peluang kecelakaan kerja dapat dihindari dengan menerapkan peraturan keselamatan kerja
(masker, kaca mata las, dsb.)

Program pengurangan kerugian dapat dibedakan atas:

1.Program minimisasi (minimization program)


Program yang dijalankan sblm kerugian terjadi atau selama kerugian sdg terjadi dengan
tujuan membatasi besarnya kerugian. Mis. Tindakan memadamkan kebakaran
2. Program penyelamatan (salvage program)
Program penyelamatan barang-barang yang selamat dari peril. Mis. Menyelamatkan barang2
yang tidak terbakar.
Program Pengendalian Kerugian Berdasarkan Sebab-sebab terjadinya.
Ada dua macam pendekatan:
1. Pendekatan engineering; program pengendalian yang menekankan pada pengendalian
sebab-sebab yang bersifat fisik dan mekanis. Mis. Memperbaiki kabel listrik yang tidak
memenuhi syarat
2. Pendekatan hubungan kemanusiaan; menekankan pada pencegahan terjadinya
kecelakaan krn faktor manusia spt lengah, suka menantang bahaya, tidak memakai alat
keselamatan, faktor psikologis.

c. Pengendalian kerugian menurut lokasi


Menurut W.Haddon kemungkinan dan keparahan kerugian kecelakaan lau lintas tergantung
pada kondisi dari:

1. Orang yang menggunakan jalan


2. Kendaraan
3. Lingkungan umum jalan yg meliputi faktor2 seperti desain, pemeliharaan, rambu-rambu,
keadaan lalu lintas

d. Pengendalian menurut timing


Pendekatan ini berkaitan dengan malsaah kapan metode pencegahan/pengendalian digunakan,
yg dapat terjadi:

1. Sebelum terjadinya peril


2. Selama terjadinya peril
3. Sesudah terjadinya peril


3. Pemisahan
Pemisahan artinya memisahkan penempatan dari harta yang menghadapi resiko yang
sama. Jadi dengan cara menambah banyaknyaindependent exposure unit sehingga
probabilitas kerugian dapat diperkecil. Maksud pemisahan adalah utk mengurangi jumlah
kerugian akibat terjadinya peril.

4. Kombinasi atau Pooling
Adalah usaha menambah banyaknya exposure unit dalam batas kendali perusahaan
dengan tujuan agar kerugian yang akan dialami lebih dapat diramalkan, sehingga
resikonya lebih kecil.
Mis. Perusahaan tranportasi memperbanyak armadanya agar peluang terjadinya
kecelakaan diperkecil

5. Pemindahan Resiko
Dapat dilakukan dengan cara:

1. Harta milik atau kegiatan yang menghadapi resiko dipindahkan ke pihak lain yang
dinyatakan dgn tegas dalam transaksi atau kontrak. Mis. Perusahaan menyerahkan
pengangguktan produknya pd perusahaan transportasi.
2. Resikonya sendiri yang dipindahkan
mis. Dalam perjanjian sewa menyewa rumah, biasanya pemilik rumah memindahkan resiko
kerusakan akibat kelalaian penyewa pada penyewa
2. Pembiayaan Resiko
Cara/metode yang dapat digunakan adalah:

a. Pemindahan resiko dengan pembiayaan (risk financing transfer)


b. Melakukan retensi (menangani sendiri resiko yang dihadapi)

a. Risk Financing Transfers


Pemindahan resiko dengan cara ini berarti pennaggung harus mencari dana eksternal utk
membayar kerugian yang diderita oleh tertanggung.
Dapat dilakukan dengan cara:

1. Transfer resiko pada perusahaan asuransi (mengasuransikan)


2. Transfer resiko pada perusahaan yang bukan perusahaan asuransi (noninsurance
transfer)Noninsurance transfer
Biasanya dilakukan melalui kontrak-kontrak bisnis biasa atau melalui kontrak khusus utk
pemindahan resiko.

Isi kontrak berkenaan dengan pemindahan tanggung jawab atas kerugian terhadap:

a. Harta kekayaan
b. Net income
c. Personil
d. Tanggung jawab kpd pihak ketiga

b. Meretensi
Artinya perusahaan menanggung sendiri resiko keuangan dari suatu peril dan merupakan
bentuk penanggulangan resiko yang paling umum.
Sumber dana penanggulangan resiko ditanggung sendiri oleh perusahaan ybs.
Penanggulangan dapat bersifat pasif (tidak direncakana) atau aktif (direncanakan)
Beberapa alasan mengapa suatu perusahaan melakukan retensi dalam penanggulangan resiko:

1. Merupakan keharusan krn tidak ada alternatif lain. mis. Kerugian krn bencana alam,
tindakan kriminal, keusangan, dll.
2. Berdasarkan pertimbangan biaya, artinya jika dipindahkan resiko tsb biayanya lebih
mahal
3. Bila perkiraan expected loss dari manajer resiko lebih rendah dari perkiraan perusahaan
asuransi

4. Berdasarkan prinsip opportunity cost dimana manajer resiko berpendapat bhw


penggunaan dana utk kepentingan investasi lebih menguntungkan drpd membayar premi
5. Kualitas layanan dari penanggung dianggap kurang memuaskan dibandingkan dengan bila
resiko tersebut ditangani sendiri.
Kelemahan Retensi Resiko
Sering biaya yang dikeluarkan dengan meretensi lbh besar dari biaya yang dibebankan
perusahaan asuransi
Expected lossnya lebih besar dari yang diperkirakan perusahaan asuransi
Exposure unitnya sedikit sehingga resiko tinggi
Ketidakmampuan keuangan perusahaan utk menopang maximum possible losses atau
maximum probable losses dalam jangka pendek

.
.

Pengertian Dasar Asuransi Umum

Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak
penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk
memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.

Definisi ini adalah definisi standard menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian Bab 1 pasal 1.

Tujuan Asuransi

Memberikan jaminan perlindungan dari risiko kerugian yang diderita satu pihak.

Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan
biaya.
Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu
dan tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak
tentu dan tidak pasti.
Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan
dalam jumlah yang lebih besar -> khusus untuk asuransi jiwa.
Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha pada saat ia tidak dapat
berfungsi (bekerja)

Prinsip-prinsip Dasar Asuransi

Terdapat beberapa prinsip dasar dalam asuransi yang menjiwai dan menjadi pedoman dalam
penyelenggaraan kegiatan perasuransian.

1. Insurable Interest (kepentingan yang diasuransikan)

Bahwa pihak yang mengansuransikan harus memiliki kepentingan (interest) atas harta benda
yang dapat diasuransikan (insurable); kepentingan dan objek tersebut harus legal dan equitable
(tidak melawan hukum dan layak). Memiliki kepentingan atas obyek yang diasuransikan apabila
Anda menderita kerugian keuangan seandainya terjadi musibah yang menimbulkan kerugian
atau kerusakan atas obyek tersebut.

Pelanggaran prinsip ini bisa berakibat klaim tidak dapat dibayarkan. Apabila terjadi musibah atas
obyek yang diasuransikan dan terbukti bahwa Anda tidak memiliki kepentingan keuangan atas
obyek tersebut, maka Anda tidak berhak menerima ganti rugi.

2. Utmost Good Faith (itikad terbaik)

Tertanggung berkewajiban memberitahukan sejelas-jelasnya dan teliti mengenai segala fakta-


fakta penting yang berkaitan dengan obyek yang diasuransikan (fakta material yang akan
mempengaruhi Penanggung dalam menerima atau menolak suatu permohonan asuransi).
Sedangkan pihak Penanggung berkewajiban menjelaskan risiko-risiko yang dijamin maupun
yang dikecualikan, segala persyaratan dan kondisi pertanggungan secara jelas serta teliti.
Kewajiban untuk memberikan fakta-fakta penting tersebut berlaku :

Sejak perjanjian mengenai perjanjian asuransi dibicarakan sampai kontrak asuransi selesai
dibuat,

Selama masa kontrak dan pada saat perpanjangan kontrak asuransi.


Pada saat terjadi perubahan pada kontrak asuransi dan mengenai hal-hal yang ada
kaitannya dengan perubahan-perubahan itu.

3. Indemnity (ganti rugi indemnitas)

Bertujuan mengembalikan posisi Tertanggung pada posisi sesaat sebelum terjadi kerugian yang
dijamin polis. Apabila obyek yang diasuransikan terkena musibah sehingga menimbulkan
kerugian maka kami akan memberi ganti rugi untuk mengembalikan posisi keuangan Anda
setelah terjadi kerugian menjadi sama dengan sesaat sebelum terjadi kerugian. Dengan demikian
Anda tidak berhak memperoleh ganti rugi yang lebih besar (mengambil keuntungan) daripada
kerugian yang Anda derita.

Beberapa cara pembayaran ganti rugi yang berlaku:

Pembayaran dengan uang tunai, atau


Perbaikan, atau Penggantian, atau Pemulihan kembali.

4. Subrogation (subrogasi)

Sebagai konsekuensi dari prinsip Indemnity adalah pengalihan hak (subrogasi) dari Tertanggung
kepada Penanggung jika Penanggung telah membayar ganti rugi kepada Tertanggung.

Prinsip subrogasi diatur dalam pasal 284 kitab Undang-Undang Hukum Dagang, yang berbunyi:
Apabila seorang penanggung telah membayar ganti rugi sepenuhnya kepada tertanggung, maka
penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam segala hal untuk menuntut pihak
ketiga yang telah menimbulkan kerugian pada Tertanggung.

5. Contribution (kontribusi)

Jika suatu objek diasuransikan ke beberapa parusahaan asuransi maka akan berlaku prinsip
kontribusi atas masing-masing perusahaan asuransi tersebut.
Contoh:

Anda mengasuransikan satu unit bangunan rumah tinggal + isinya seharga 200 juta rupiah
kepada tiga perusahaan asuransi :

Misal Asuransi A 200 juta, B 100 juta dan C 100 juta rupiah.

Bila bangunan tersebut terbakar habis (mengalami kerugian total) maka maksimum ganti rugi
yang Anda peroleh dari masing-masing asuransi adalah :

A = 200 juta/ 400 juta x 200 juta = 100 juta rupiah

B = 100 juta/ 400 juta x 200 juta = 50 juta rupiah

C = 100 juta/ 400 juta x 200 juta = 50 juta rupiah

Berarti jumlah ganti rugi yang Anda terima dari ke-3 perusahaan asuransi tersebut bukanlah Rp.
400.000.000,00 melainkan Rp. 200.000.000,00 sesuai dengan harga yang sebenarnya.

6. Proximate Cause (kausa proksimal)

Prinsip penyebab utama yang aktif dan efisien menimbulkan suatu kerugian dalam suatu
kejadian.

Apabila kepentingan yang diasuransikan mengalami musibah atau kecelakaan, maka pertama-
tama kami akan mencari sebab-sebab yang aktif dan efisien yang menggerakkan suatu rangkaian
peristiwa tanpa terputus sehingga pada akhirnya terjadilah musibah atau kecelakaan tersebut.

Suatu prinsip yang digunakan untuk mencari penyebab kerugian yang aktif dan efisien adalah:
Unbroken Chain of Events yaitu suatu rangkaian mata rantai peristiwa yang tidak terputus.

PENGERTIAN ASURANSI

Menurut Undang-Undang No.2 Tahun 1992 Pasal 1 :

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan dimana
pihak Penanggung tersebut mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi
asuransi, agar memberikan pengganti terhadap tertanggung karena kecelakaan kerugian atau
kehilangan keuntungan yang bisa diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau
juga untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.Pada hakekatnya asuransi adalah suatu perjanjian yang di
sepakati antara nasabah asuransi (tertanggung) dengan perusahaan asuransi (penanggung)
mengenai pengalihan resiko dari nasabah kepada perusahaan asuransi.

Resiko yang dialihkan meliputi: kemungkinan kerugian material yang dapat dinilai dengan uang
yang dialami oleh nasabah, sebagai akibat terjadinya suatu peristiwa yang mungkin/belum pasti
akan terjadi (Uncertainty of Occurrence & Uncertainty of Loss). Misalnya :

1. Resiko terbakarnya bangunan dan/atau Harta Benda di dalamnya sebagai akibat sambaran
petir, atau kelalaian manusia, arus pendek.
2. Resiko kerusakan mobil karena kecelakaan lalu lintas, kehilangan barang atau hal lainya
karena pencurian.
3. Meninggal atau cedera akibat kecelakaan, sakit.
4. Banjir, Angin topan, badai, Gempa, Tsunami

MANFAAT ASURANSI

Setiap asuransi pasti bermanfaat, yang secara umum manfaatnya adalah :

1. Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak.
2. Meningkatkan efisiensi, karena tidak khusus mengadakan pengamanan dan pengawasan
untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak sekali tenaga, waktu dan biaya.
3. Transfer Resiko; Dengan membayar premi yang relatif kecil, seseorang atau perusahaan
dapat juga memindahkan ketidakpastian atas hidup dan harta bendanya (resiko) ke
perusahaan asuransi.
4. Pemerataan biaya, yaitu hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan
tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu
dan tidak pasti.
5. Dasar bagi pihak bank untuk memberikan kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindungan atas agunan yang diberikan oleh peminjam uang.
6. Sebagai tabungan, karena jumlah yang akan dibayar kepada pihak asuransi akan
dikembalikan dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini berlaku untuk asuransi jiwa.
7. Menutup Loss of Earning Power seseorang atau badan usaha

.
.
.

Jenis Asuransi:

Asuransi ini memiliki banyak jenis dan macamnya.

Ada asuransi kesehatan, jelas dari namanya asuransi ini bergerak di bidang penjaminan
kesehatan nasabahnya.
Kemudian ada lagi asuransi kendaraan bermotor
Asuransi property
Asuransi Jiwa.
Asuransi Pendidikan
Asuransi perjalanan
Dll

Asuransi di Indonesia

Penggunaan jasa asuransi di Indonesia sendiri sudah diatur dalam undang-undang tentang
asuransi. Saat ini masyarakat Indonesia memiliki satu asuransi yang diwajibkan, yaitu BPJS
Kesehatan, yang sesuai namanya, bergerak di bidang kesehatan masyarakat.

Selain menggunakan asuransi BPJS kesehatan yang bersifat wajib tersebut, masyarakat bisa
memilih asuransi asuransi lain yang ditawarkan dari berbagai macam perusahaan yang bergerak
di bidang asuransi. Mulai dari asuransi dengan premi atau biaya wajib yang rendah, hingga
premi yang tinggi.

Walaupun sebagai nasabah yang mengikuti program asuransi, anda diwajibkan membayar premi
dalam jumlah tertentu, namun manfaat dari asuransi ini sangatlah besar dan benar-benar sangat
berguna bagi anda.

Asuaransi Memberikan Ketenangan

Manfaat asuransi yang paling utama adalah memberikan anda ketenangan. Bagaimana asuransi
bisa memberikan ketenangan untuk anda?

Contoh 1:

ketika anda sedang berpergian dengan kendaraan pribadi anda, anda tidak akan pernah tau apa
yang akan terjadi pada kendaraan anda. Kemungkinan untuk mengalami kecelakaan selalu ada
dan membayang-bayangi anda. Nah, dengan adanya asuransi, anda akan menjadi lebih tenang.
Mengapa? Karena anda tahu, bahwa kendaraan yang anda gunakan sudah terjamin oleh pihak
asuransi, sehingga nantinya bila terjadi kecelakaan atau hal lain yang diluar dugaan, anda tidak
perlu memikirkan biaya ganti rgi, karena semua biaya akan dibayarkan oleh pihak asuransi.

Contoh 2:

Selain itu, ketika anda sedang dirawat di rumah sakit, apabila anda memiliki asuransi kesehatan,
maka anda tidak perlu khawatir dengan besarnya biaya yang harus anda keluarkan untuk berobat
di rumah sakit tersebut. Asuransi kesehatan akan membantu anda dalam melakukan pembayaran
di rumah sakit.

Jadi, apabila anda ingin mencoba hidup tenang, cobalah untuk mengikuti program asuransi, agar
anda tidak perlu khawatir dengan biaya-biaya ganti rugi yang harus anda bayarkan nantinya.

Asuransi Sebagai Investasi dan Tabungan

Anda akan mendapatkan manfaat asuransi apabila anda melakukan klaim, dan biaya ganti rugi
kita dibayarkan oleh pihak asuransi. Namun, bagaimana jika sampai pada kontrak asuransi anda
habis, namun anda belum pernah melakukan klaim sekalipun? Nah inilah manfaat lain dari
asuransi, yaitu sebagai investasi dan tabungan anda. apabila anda sudah mengikuti program
asuransi, namn tidak melakukan klaim, maka jumlah total premi yang sudah anda bayarkan
kepada pihak asuransi dapat anda tarik. Namun hal ini hanya berlaku apabila anda belum pernah
melakukan klaim kepada pihak asuransi.

Asuransi Membantu Meminimalkan Kerugian

Seperti sudah dibahas sebelumnya, asuransi dapat membantu membayar dan mengganti biaya-
biaya yang harus anda keluarkan ketika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan,

Contoh :

Biaya rumah sakit,


Biaya kecelakaan,
Biaya kebakaran
Hal hal tersebut merupakan suatu bentuk kerugian, terutama dalam bentuk materil. Bayangkan,
berapa yang harus anda bayarkan untuk membangun kembali rumah anda yang hangus terbakar?
Namun apabila anda mengikuti program asuransi, maka kerugian yang akan anda derita dapat
dikontrol.

Studi Kasus Asuaransi Rumah :

Apabila ketika rumah anda habis terbakar, anda akan menderita kerugian, katakanlah sebesar 1M
bila anda tidak mengikuti program asuransi. Namun bila anda mengikuti program asuransi, maka
kerugian yang akan anda alami bisa terkontrol, karena pihak asuransi akan mengganti kerugian
anda dalam jumlah tertentu, sehingga anda tidak perlu khawatir akan mengalami kerugian yang
sangat besar.

Asuransi Membantu Anda Dalam Mengatur Keuangan

Ketika anda harus mngeluarkan biaya lebih untuk melakukan ganti rugi dari asset anda yang
rusak, ataupun biaya rumah sakit yang besar, sudah pasti nerca keuangan anda akan mengalami
masalah. Keuangan anda bisa saja menjadi deficit, pengeluaaran anda untuk mengeluarkan biaya
dalam mengganti kerugian anda jauh lebih besar dari kemampuan keuangan anda. maka dari itu,
asuransi dapat membantu anda dalam mengatur pengeluaran dan juga mengatur keuangan anda.
Anda tidak harus mengeluarkan biaya penuh dalam melakukan ganti rugi, karena pihak asuransi
juga memiliki andil besar dalam membayar biaya ganti rugi anda. Ketika asuransi sudah bisa
meng-cover biaya ganti rugi anda, maka secara otomatis, anda tidak perlu mengeluarkan biaya
penuh, dan hal itu akan berdampak positif pada kondisi keuangan anda.

Manfaat Asuransi Sesuai Jenisnya

1. Asuransi Kesehatan : Anda Akan Mendapatkan Jaminan Kesehatan bagi Anda dan
Keluarga

Ini adalah manfaat yang akan anda terima apabila anda mengikuti program asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan, menjamin dana yang tersedia akan cukup untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan anda dan keluarga.

Apabila suatu saat anda terserang suatu penyakit, maka biaya anda saat berobat ditanggung oleh
pihak asuransi. Inilah manfaat jaminan kesehatan dari asuransi yang anda miliki.

Selain itu, asuransi kesehatan biasanya juga menjamin biaya rawat inap bagi anda, di ruangan
tertentu di rumah sakit. Ini adalah manfaat asuransi yang paling penting bagi anda, karena
menyangkut kesehatan diri anda sendiri.

2. Asuransi Pendidikan : Menjamin Biaya Pendidikan

Asuransi pendidikan akan membantu anda dalam menjamin biaya-biaya yang harus anda
keluarkan dalam menempuh pendidikan tertentu. Tidak semua orang mampu membayar biaya
pendidikan yang melambung tinggi. Namnu, tidak semua orang juga rajin dalam menabung agar
biaya pendidikan yang tinggi itu dapat terpenuhi. Nah disinal anda dapat merasakan manfaat
asuransi pendidikan. Anda akan diwajibkan untuk membayar premi asuransi, agar nantinya biaya
pendidikan anda akan di bayarkan oleh pihak asuransi. Apabila anda adalah orang yang sulit
untuk menabung, maka mengikuti asuransi pendidikan akan memberikan manfaat besar bagi
anda dalam mengikuti kegiatan pendidikan.
3. Asuransi Kendaraan : Kendaraan Bermotor Akan Lebih Aman

Pernahkah kendaraan bermotor anda hilang karena dimaling? Atau kendaraan anda rusak parah
karena kecelakaan? Bayangkan berapa kerugian yang anda terima. Apabila pernah, anda dapat
memanfaatkan asuransi agar anda dapat memperkecil kerugian anda karena hal tersebut.

Asuransi kendaraan bermotor akan menjamin biaya perbaikan, kendaraan anda yang mengalami
kerusakan. Namun, perbaikan ini tergantung kesepakatan antara pemilik kendaraan dengan pihak
asuransi. Tidak semua bagian kendaraan dapat diasuransikan, seperti mesin, roda, dan interior.
Namun, terlepas dari hal itu, asuransi akan membat kendaraan anda menjadi lebih aman. Paling
tidak aman dari kerugian besar karena hilang ataupun mengalami kerusakan yang sangat parah.

4. Asuransi Properti : Menjamin Aset Aset Properti yang Anda Miliki.

Selain itu, apabila anda memiliki asset asset penting, seperti rumah, kantor, atau gedung, anda
juga dapat mendaftarkan asset anda ke dalam asuransi. Hal ini harus dilakukan, agar nanti asset
asset yang anda miliki dapat dijamin oleh ihak asuransi ketika terjadi musibah terhadap asset
asset anda. musibah yang terjadi bisa kebakaran total, rusak karena demonstrasi dan sebagainya.
Apabila anda mengasuransikan asset asset anda, maka anda tidak perlu khawatir tentang ganti
rugi yang harus anda keluarkan, karena hal ini akan dijamin oleh pihak asuransi.

Nah, itu tadi adalah beberapa manfaat yang bisa anda peroleh apabila anda mengikuti berbagai
program asuransi yang ditawarkan. Pada dasarnya, asuransi adalah hal yang bersifat opsional,
semuanya tergantung pada kebutuhan kebutuhan yang anda miliki. Namun demikian, karena
manfaat yang dimiliki oleh asuransi sangatlah banyak dan sangat baik manfaatnya, maka
disarankan agar anda bisa bergabung dalam program asuransi. Minimal adalah anda bergabung
dengan program asuransi kesehatan terlebih dahulu.

Apabila anda sudah mendaftar dan mengikuti program asuransi secara rutin, maka cepat atau
lambat, manfaat manfaat dari asuransi seperti yang telah disebutkan di atas akan anda rasakan
sendiri. Karena pada dasarnya, mengikuti program asuransi tidaklah merugikan, malahan dapat
meminnimalisir dan mengontrol kerugian yang anda terima.

Anda mungkin juga menyukai