Anda di halaman 1dari 23

BURSA EFEK INDONESIA

MAKALAH

memenuhi salah satu tugas Ujian Tengah Semester Matakuliah Pasar dan Lembaga Keuangan

Oleh

Ainur Rofi  

NIM 140910202009

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

 JURUSAN ILMU ADMINISTRASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS JEMBER

2016
 

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pertumbuhan ekonomi yang pesat yang disertai dengan pertumbuhan pendapatan masyarakat
mendorong masyarakat untuk melakukan investasi. Investasi yang dilakukan masyarakat kini pun tidak
hanya berupa emas ataupun uang tetapi juga melalui efek. Perkembangan inilah yang mendorong
munculnya pasar modal. Pasar modal dapat dikemukakan sebagai tempat yang menawarkan berbagai
instrument keuangan dalam bentuk surat berharga berupa saham, warrant, obligasi (surat hutang),
reksa dana, dan efek lainnya. Pasar modal menjadi salah  satu tempat bertemunya para pencari modal
dan investor.

Salah satu bentuk dari pasar modal adalah bursa efek. Bursa Efek di Indonesia yaitu BEI yang
merupakan merupakan bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek
Surabaya. BEI mulai beroperasi pada tanggal 1 Desember 2007 dan kini terus berkembang. BEI menjadi
sarana bagi masyarakat dalam menginvestasikan sahamnya dalam bentuk efek. Bursa Efek Indonesia
juga menyediakan berbagai investasi yang beragam sehingga masyarakaat dapat memilih produk
investasi yang tepat untuk dirinya sendiri.

Bursa Efek Indonesia juga sebagai tempat perusahaan dalam mencari alternatif dana yaitu
melalui IPO. Melalui IPO ini status perusahaan akan berubah menjadi perusahaan terbuka. Perusahaan
memilih sumber dana dari melakukan IPO karena dana yang didapkan tidak terdapat bunga seperti di
Bank. BEI mempunyai peran penting dalam sumber pendanaan dan pengolahan dana bagi masyarakat.

Mengingat pentingnya peran Bursa Efek Indonesia ini maka penulis ingin mengkaji lebih dalam
lagi tentang Bursa Efek Indonesia. Maka dari itu judul makala ini adalah “BURSA EFEK INDONESIA”

1.2  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka rumusan masalah makalah ini adalah :

1.2.1             Bagaimana sejarah Bursa Efek Indonesia ?

1.2.2             Apa visi dan misi Bursa Efek Indonesia ?

1.2.3             Apa saja produk Bursa Efek Indonesia ?

1.2.4             Bagaimana mekanisme pendaftaran di Bursa Efek Indonesia ?


1.3  Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan makalah ini adalah :

1.3.1             Menjelaskan sejarah Bursa Efek Indonesia

1.3.2             Menjelaskan visi dan misi Bursa Efek Indonesia

1.3.3             Menjelaskan Produk Bursa Efek Indonesia

1.3.4             Menjelaskan mekanisme pendaftaran di Bursa Efek Indonesia

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pasar Modal

Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan


perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar Modal menyediakan berbagai alternatif bagi
para investor selain alternatif investasi lainnya, seperti: menabung di bank, membeli emas, asuransi,
tanah dan bangunan, dan sebagainya. Pasar Modal bertindak sebagai penghubung. Pasar Modal
bertindak sebagai penghubung antara para investor dengan perusahaan ataupun institusi pemerintah
melalui perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham, dan lainnya.
Berlangsungnya fungsi pasar modal (Bruce Lliyd, 1976), adalah meningkatkan dan menghubungkan
aliran dana jangka panjang dengan "kriteria pasarnya" secara efisien yang akan menunjang
pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.

Pasar Modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2011:1) “Pasar modal merupakan pasar untuk
berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
ataupun modal sendiri”. Menurut Widoatmodjo (2012:15). “Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak,
dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam
investasi lebih dari satu tahun”. Sedangkan menurut jurnal ilmiah karya Telaumbanua dan Sumiyana
(2008):  Pasar yang efisien merupakan suatu pasar bursa dimana efek yang diperdagangkan
merefleksikan semua informasi yang terjadi dengan cepat dan akurat. 

Sementara itu definisi pasar modal menurut Martalena dan Malinda (2011:2) adalah sebagai
berikut: Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka
panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument
derivatif maupun instrument lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan
maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan
demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual-beli dan kegiatan
terkait lainnya. 

Mengacu pada pernyataan Martalena dan Malinda (2011) pengertian pasar modal dapat


dikemukakan sebagai tempat yang menawarkan berbagai instrument keuangan dalam bentuk surat
berharga berupa saham, warrant, obligasi (surat hutang), reksa dana, dan efek lainnya. Ketika pihak
yang membutuhkan dana (perusahaan) melakukan transaksi perdagangan dengan pihak investor yang
kelebihan dana maka terjadilah kegiatan jual-beli dipasar modal. Dana segar yang diperoleh perusahaan
dari investor akan dimanfaatkan untuk memperluas kegiatan bisnis atau memperbaiki kondisi keuangan
yang kurang sehat sehingga kegiatan usaha perusahaan dapat berjalan lancar kembali.

2.1.2  Peran dan Manfaat pasar Modal

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2002: 2), mengenai peranan dan manfaat
keberadaan pasar modal, yaitu: Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu Negara
karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Pasar
modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena menyediakan fasilitas atau wahana yang
mempertemukan antara pihak investor dan pihak issuer. Pasar modal juga dikatakan memiliki fungsi
keuangan, karena pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan
(return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang
dipilih”.                                                  

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pasar modal memiliki
peranan sebagai berikut:

1.                  Pasar modal menjalankan fungsi ekonomi. Dalam hal ini, pasar modal menyediakan fasilitas atau
wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu pihak yeng memiliki kelebihan dana (Investor)
dan pihak yang memelukan dana (Issuer). Dengan adanya pasar modal maka pihak yang memiliki
kelebihan dana dapat menginvestasikan dana tersebut dengan harapan memperoleh imbalan
(return), sedangkan pihak  issuer (dalam hal ini perusahaan) dapat memanfaatkan dana tersebut untuk
kepentingan investasi tanpa harus menunggu dana dari operasi perusahaan.

2.                  Pasar modal memiliki fungsi keuangan. Dalam hal ini perusahaan menyediakan dana yang diperlukan
oleh para investor dan issuer tanpa harus adanya keterlibatan secara langsung pihak–pihak tersebut
dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.

Disamping itu, keberadaan pasar modal pun memiliki beberapa manfaat, di antaranya :

1.                  Menyediakan sumber pembiayaan  (jangka panjang) bagi dunia  usaha sekaligus memungkinkan alokasi


sumber dana secara optimal.
2.                  Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi.

3.                  Merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara serta menunjang perkembangan ekonomi
negara yang bersangkutan.

4.                  Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai  lapisan masyarakat menengah.

5.                  Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesional, menciptakan iklim perusahaan yang sehat.

6.                  Alternatif investasi memberikan potensi keuangan dengan resiko yang bias diperhitungkan melalui
keterbukaan, likuiditas, dan difersifikasi investasi.

7.                  Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha, memberikan akses kontrol sosial.

8.                  Pengelolaan perusahaan dengan iklim keterbukaan, mendorong pemanfaatan manajemen profesional.

2.1.3        Lembaga-Lembaga yang Berkaitan dengan Pasar Modal

Menurut Suad Husnan (2002:9) menyatakan bahwa lembaga-lembaga yang berkaitan dengan


pasar modal tersebut diantaranya  BAPEPAM, Bursa efek, Akuntan publik, Underwriter, Wali amanat,
notaris, konsultan hukum dan lembaga klearing.

Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan lembaga-lembaga yang berkaitan dengan pasar
modal sebagai berikut:

·         BAPEPAM

Lembaga ini merupakan lembaga yang di bentuk pemerintah untuk mengawasi pasaar modal Indonesia.
BAPEPAM merupakan singkatan dari badan pengawas pasar modal, setelah sebelumnya singkatan dari
badan pelaksana pasar modal. Perubahan terjadi pada akhir tahun 1990. perusahaan-perusahaan yang
akan menerbitkan sekuritas, baik saham maupun obligasi, harus mendapat izin dari BAPEPAM. Fungsi
yang harus dilakukan oleh BAPEPAM adalah fungsi pengawasan.

·         Bursa Efek

Bursa efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas. Di Indonesia
terdapat bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), dibursa itulah bertemu pembeli dan penjual
skuritas.

·         Akuntan Publik

Peran akuntan publik yang pertama adalah memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat
terhadap laporan keuangan. Dipasar modal dituntut pendapat wajar tanpa syarat terhadap laporan
keuangan dari perusahaan yang menerbitkan atau yang telah mendaftar dibursa. Pendapat wajar tanpa
syarat berarti laporan keuangan telah disusun sesuai dengan Prisip-Prinsip Akunatansi Indonesia (PAI)
tanpa suatu catatan atau kekurangan

·         Underwriter

Perusahaan yang akan menerbitkan sekuritas dibursa (perusahaan tersebut disebut sebagai emiten)
tentu ingin agar sekuritas yang dijualnya laku semua, sehingga dana yang diperlukan bisa
diperoleh. Untuk menjamin agar penerbitan (emisi) sekuritas yang pertama kali tersebut (dikatakan
dilakukan dipasar perdana) terjual semua, emiten akan meminta underwriter memberikan
jaminan Fullcomitmen, maka semua sekuritas dijamin akan terjual semua. Kalau tidak terjual,
underwriter itulah yang akan membeli sisanya. Karena underwriter menangung resiko harus membeli
sekuritas yang tidak terjual, mereka cenderung berupaya untuk bernegosiasi dengan calon emiten agar
sekuritas yang ditawarkan tidak terlalu mahal harganya. Disamping itu mereka juga memperoleh
imbalan (dalam bentuk fee) dari emiten

·         Wali amanat (trustee)

Jasa wali amanat diperlukan untuk penerbitan obligasi, wali amanat mewakili kepentingan pembeli
obligasi pada dasarnya adalah kreditor dan kredit yang diberikan tidak dijamin dengan tanggungan
apapun. Untuk meminimumkan agar kredit tersebut tidak macet berarti bahwa obligasi yang dibeli tidak
dilunasi oleh perusahaan yang menerbitkan, maka ada pihak yang mewakili para pembeli obligasi dalam
melakukan semacam penilaian terhadap perusahaan yang akan menerbitkan obligasi. Wali amanat
inilah yanga melakukan penilaian terhadap keamanan obligasi yang dibeli oleh para pemodal

·         Notaris

Jasa notaris diperlukan untuk membuat berita acara rapat pemegang saham (RUPS) dan menyusun
pernyataan keputusan-keputusan RUPS. Bagaimanapun juga keputusan-keputusan untuk menjual
sekuritas kepasar modal merupakan peristiwa yang penting dan karenanya perlu memperoleh
persetujuan dari para pemegang saham. Disamping itu notaris juga perlu meneliti keabsahan
penyelenggaraan RUPS tersebut.

·         Konsultan Hukum

Konsultan hukum diperlukan jasanya agar jangan sampai perusahaan yang menerbitkan sekuritas
dipasar modal ternyata terlibat persengketaan hukum dengan pihak lain. Juga ke absahan dokumen-
dokumen perusahaan perlu diperiksa oleh konsultan hukum tersebut.

·         Lembaga Kliring
Sekuritas-sekuritas akan disimpan oleh suatu lembaga dan lembaga tersebut bertugas untuk mengatur
arus sekuritas tersebut. Kegiatan lembaga ini mirip dengan kegiatan Bank Indonesia yang
penyelenggarakan cliring uang giral.

2.2 Pengertian Bursa Efek

“Bursa Efek adalah wadah tempat bertemunya para broker dan dealer untuk melakukan jual beli
efek (saham dan obligasi). Karena itu umumnya diluar negeri Bursa Efek itu diselenggarakan oleh
swasta, bahkan pemiliknya adalah para broker dan dealer itu sendiri” ( Marzuki Usman, 1994 : 10 ).
Menurut Husnan (1998), di dalam bukunya ia menjelaskan bahwa bursa efek adalah perusahaan yang
jasa utamanya adalah mneyelanggarakan kegiatan perdagangan sekuritas di pasar sekunder.

Bursa efek atau bursa saham adalah sebuah pasar yang berhubungan dengan pembelian dan


penjualan efek perusahaan yang sudah terdaftar di bursa itu. Bursa efek tersebut, bersama-sama
dengan pasar uang merupakan sumber utama permodalan eksternal bagi perusahaan dan pemerintah.
Biasanya terdapat suatu lokasi pusat, setidaknya untuk catatan, namun perdagangan kini semakin
sedikit dikaitkan dengan tempat seperti itu, karena bursa saham modern kini adalah jaringan elektronik,
yang memberikan keuntungan dari segi kecepatan dan biaya transaksi. Karena pihak pihak yang
bertransaksi tidak perlu saling tahu lawan transaksinya, perdagangan dalam bursa hanya dapat
dilakukan oleh seorang anggota, sang pialang saham. Permintaan dan penawaran dalam pasar-pasar
saham didukung faktor-faktor yang, seperti halnya dalam setiap pasar bebas, memengaruhi harga
saham (lihat penilaian saham).

Bursa Efek merupakan sebuah pasar yang terorganisasi dimana para pialang melakukan
transaksi jual beli saham / surat berharga dengan berbagai perangkat aturan yang ditetapkan di Bursa
Efek tersebut. Bursa Efek merupakan tempat pertemuan pencari modal dengan pihak yang memiliki
uang dengan tujuan investasi.

2.3 Pengertian Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan bursa hasil


penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi efektivitas
operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta
sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil
penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.

BEI menggunakan sistem perdagangan bernama Jakarta Automated Trading System (JATS) sejak
22 Mei 1995, menggantikan sistem manual yang digunakan sebelumnya.  Sejak 2 Maret 2009 sistem JATS
ini sendiri telah digantikan dengan sistem baru bernama JATS-NextG yang disediakan OMX.
BAB 3. PEMBAHASAN

Sejarah Bursa Efek Indonesia


Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa
efek telah hadir sejak jaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar
modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah
kolonial atau VOC. Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan dan
pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode
kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
seperti perang dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada
pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek
tidak dapat berjalan sebagimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977, dan
beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif
dan regulasi yang dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
·         14 Desember 1912 :  Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh
Pemerintah Hindia Belanda.
·         1914 – 1918 :  Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
·         1925 – 1942 :  Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya
·         Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan
Surabaya ditutup.
·         1942 – 1952 :  Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
·         1952 :  Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952,
yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan
(Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI
(1950)
·         1956 :  Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.
·         1956 – 1977 :  Perdagangan di Bursa Efek vakum.
·         10 Agustus 1977 :  Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ
dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati
sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
·         1977 – 1987 :  Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru
mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar
Modal.
·         1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan
kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing
menanamkan modal di Indonesia.
·         1988 – 1990 :  Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu
BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
·         2 Juni 1988 :  Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan
Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
·         Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang
memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif
bagi pertumbuhan pasar modal.
·         16 Juni 1989 :  Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan
Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
·         13 Juli 1992 :  Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
·         22 Mei 1995 :  Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem computer
JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
·         10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.
·         1995 :  Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
·         2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar
modal Indonesia.
·         2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).
·         2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan
berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI).
3.2  Visi dan Misi Bursa Efek Indonesia
Berikut visi dan misi bursa Efek Indonesia :

§  Visi  : Menjadi bursa yang kompetitif dengan kredibilitas tingkat dunia.

§  Misi :Menciptakan daya saing untuk menarik investor dan emiten, melalui pemberdayaan
Anggota Bursa dan Partisipan, penciptaan nilai tambah, efisiensi biaya serta penerapan good
governance.

 
Core values
1. Teamwork
2. Integrity
3. Professionalism
4. Service Excellence
Core competencies
1. Building Trust
2. Integrity
3. Strive for Excellence
4. Customer Focus

3.3  Produk Bursa Efek Indonesia

Berikut ini beberapa produk yang ada dalam bursa efek Indonesia :

3.3.1 Saham

Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha)
dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset perusahaan, dan
berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki
saham
1.                  Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari
keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari
pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai –
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah
tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula berupa dividen saham yang berarti kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
2.                  Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan
adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC
dengan harga per saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham yang
berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang
dijualnya.
Sebagai instrument investasi, saham memiliki risiko, antara lain:
o   Capital Loss
Capital Loss yaitu suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli.
Misalnya saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham, kemudian harga
saham tersebut terus mengalami penurunan hingga mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut
harga saham tersebut akan terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga
mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
o   Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan
tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari pemegang saham mendapat prioritas terakhir
setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
Jika masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut
dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang saham. Namun jika tidak terdapat sisa
kekayaan perusahaan, maka pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi
tersebut.
3.3.2 Surat Utang

Surat Utang yang tercatat di BEI terdiri dari :

1. Obligasi Korporasi  adalah obligasi yang di terbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional termasuk
BUMN dan BUMD.
2. Surat Utang Negara  adalah Surat Berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah sesuai Undang-
Undang No. 24 Tahun 2002, terdiri dari:
  Obligasi Negara (termasuk Obligasi Negara Retail/ORI)
  Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
3. Sukuk Korporasi  adalah Instrumen berpendapatan tetap yang diterbitkan berdasarkan prinsip
syariah sesuai ketentuan Bapepam&LK Np. IX.A.13 tentang Efek Syariah.Pendapatan Sukuk Korporasi
berdasrkan Akad-akad yang tertuang dalam ketentuan Bapepam&LK tentang Akad-akad Efek Syariah.
4. Surat Berharga Syariah Negara/SBSN atau Sukuk Negara adalah Surat Berharga yang diterbitkan
oleh Pemerintah yang berdasarkan Syariah Islam sesuai dengan Undang-Undang No. 19 Tahun 2008
Tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
5. Efek Beragun Aset (EBA) adalah Efek bersifat utang yang diterbitkan dengan Underlying
Aset sebagai dasar penerbitan.
3.3.3 Reksadana
Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer
Investasi. Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat
pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola
oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama
para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana
tersebut.

Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam Reksa Dana, antara lain:

 Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan
diversifikasi investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko. Sebagai contoh, seorang pemodal
dengan dana terbatas dapat memiliki portfolio obligasi, yang tidak mungkin dilakukan jika tidak tidak
memiliki dana besar. Dengan Reksa Dana, maka akan terkumpul dana dalam jumlah yang besar sehingga
akan memudahkan diversifikasi baik untuk instrumen di pasar modal maupun pasar uang, artinya
investasi dilakukan pada berbagai jenis instrumen seperti deposito, saham, obligasi.
 Kedua, Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.
Menentukan saham-saham yang baik untuk dibeli bukanlah pekerjaan yang mudah, namun memerlukan
pengetahuan dan keahlian tersendiri, dimana tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut.
 Ketiga, Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana tersebut
dikelola oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau
kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.
Seperti halnya wahana investasi lainnya, disamping mendatangkan berbagai peluang keuntungan,
Reksa Dana pun mengandung berbagai peluang risiko, antara lain:

 Risiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari Efek
(saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portfolio Reksa Dana tersebut.
 Risiko Likuiditas. Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi oleh Manajer Investasi jika
sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang
dipegangnya. Manajer Investasi kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.
 Risiko Wanprestasi. Risiko ini merupakan risiko terburuk, dimana risiko ini dapat timbul ketika
perusahaan asuransi yang mengasuransikan kekayaan Reksa Dana tidak segera membayar ganti rugi
atau membayar lebih rendah dari nilai pertanggungan saat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seperti
wanprestasi dari pihak-pihak yang terkait dengan Reksa Dana, pialang, bank kustodian, agen
pembayaran, atau bencana alam, yang dapat menyebabkan penurunan NAB (Nilai Aktiva Bersih) Reksa
Dana.
Dilihat dari portfolio investasinya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi:

1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds). Reksa Dana jenis ini hanya melakukan investasi
pada Efek bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk
menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan investasi
sekurang-kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Reksa Dana ini memiliki risiko
yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk menghasilkan tingkat
pengembalian yang stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds). Reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya
80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham, maka
risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat pengembalian
yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds). Reksa Dana jenis ini melakukan investasi dalam
Efek bersifat Ekuitas dan Efek bersifat Utang.
3.3.4 Efek Syariah

Berdasarkan Peraturan Bapepam & LK No IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah, khususnya
ayat 1.a.3, yang di maksud dengan Efek Syariah adalah Efek sebagaimana di maksud dalam
Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya yang akad, cara, dan
kegiatan usaha yang menjadi landasan penerbitannya tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip Syariah di Pasar Modal. Dalam peraturan yang sama, khususnya ayat 1.a.2, dijelaskan
juga pengertian dari prinsip-prinsip Syariah di Pasar Modal yaitu prinsip-prinsip hukum Islam
dalam kegiatan di bidang pasar modal berdasarkan fatwa DSN-MUI, sepanjang fatwa di maksud
tidak bertentangan dengan Peraturan ini dan/atau Peraturan Bapepam dan LK (sekarang menjadi
OJK) yang didasarkan pada fatwa DSN-MUI.
Sejak November 2007, Bapepam & LK (sekarang menjadi OJK) telah mengeluarkan Daftar Efek
Syariah (DES) yang berisi daftar saham Syariah yang ada di Indonesia. Dengan adanya DES
maka masyarakat akan semakin mudah untuk mengetahui saham-saham apa saja yang termasuk
saham Syariah karena DES adalah satu-satunya rujukan tentang daftar saham Syariah di
Indonesia. Keberadaan DES tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh BEI dengan meluncurkan
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada tanggal 12 Mei 2011. Konstituen ISSI terdiri dari
seluruh saham Syariah yang tercatat di BEI.
Pada tahun yang sama, tepatnya 8 Maret 2011, DSN-MUI telah menerbitkan Fatwa No. 80
tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanime Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler
Bursa Efek. Dengan adanya fatwa tersebut, seharusnya dapat meningkatkan keyakinan masyarakat
bahwa investasi Syariah di pasar modal Indonesia sudah sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah sepanjang
memenuhi kriteria yang ada di dalam fatwa tersebut.

Sebagai tindak lanjut dari dikeluarkannya fatwa, BEI telah mengembangkan suatu model
perdagangan online yang sesuai Syariah untuk diaplikasikan oleh Anggota Bursa (AB) pada September
2011. Dengan adanya sistem ini, maka perkembangan investasi Syariah di pasar modal Indonesia
diharapkan semakin meningkat karena investor akan semakin mudah dan nyaman

3.3.5 Derivatif
Efek derivatif merupakan Efek turunan dari Efek “utama” baik yang bersifat penyertaan maupun utang.
Efek turunan dapat berarti turunan langsung dari Efek “utama” maupun turunan selanjutnya. Derivatif
merupakan kontrak atau perjanjian yang nilai atau peluang keuntungannya terkait dengan kinerja aset
lain. Aset lain ini disebut sebagai underlying assets. Dalam pengertian yang lebih khusus, derivatif
merupakan kontrak finansial antara 2 (dua) atau lebih pihak-pihak guna memenuhi janji untuk membeli
atau menjual assets/commodities yang dijadikan sebagai obyek yang diperdagangkan pada waktu dan
harga yang merupakan kesepakatan bersama antara pihak penjual dan pihak pembeli. Adapun nilai di
masa mendatang dari obyek yang diperdagangkan tersebut sangat dipengaruhi oleh instrumen induknya
yang ada di spot market.  
Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative). Derivatif keuangan
merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya adalah instrumen-
instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks obligasi, mata
uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.   Instrumen-instrumen
derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk
melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio yang mereka miliki. 

Dasar Hukum

 UU No.8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal


 Peraturan Pemerintah no.45 tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar
Modal.
 SK Bapepam No. Kep.07/PM/2003 Tgl. 20 Februari 2003 tentang Penetapan Kontrak Berjangka
atas Indeks Efek sebagai Efek
 Peraturan Bapepam No. III. E. 1 tgl. 31 Okt 2003 tentang Kontrak Berjangka dan Opsi atas Efek
atau Indeks Efek
 SE Ketua Bapepam No. SE-01/PM/2002 tgl. 25 Februari 2002 tentang Kontrak Berjangka Indeks
Efek dalam Pelaporan MKBD Perusahaan Efek
 Persetujuan tertulis Bapepam nomor S-356/PM/2004 tanggal 18 Pebruari 2004 perihal
Persetujuan KBIE-LN (DJIA & DJ Japan Titans 100)

Beberapa Jenis Produk Turunan yang diperdagangkan di BEI:

1. Kontrak Opsi Saham (KOS)

OPTION adalah kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli
atau menjual sebuah asset pada harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.  Option pertama kali
secara resmi diperdagangkan melalui Chicago Board Exchange (CBOE) pada tahun 1973. KOS (Kontrak
Opsi Saham) adalah Efek yang memuat hak beli (call option) atau hak jual (put option) atas Underlying
Stock (saham perusahaan tercatat, yang menjadi dasar perdagangan seri KOS) dalam jumlah dan Strike
Price (harga yang ditetapkan oleh Bursa untuk setiap seri KOS sebagai acuan dalam Exercise)  tertentu,
serta berlaku dalam periode tertentu. 

Call Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi (taker) untuk membeli
sejumlah tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut. Sebaliknya,  Put
Option memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pemegang opsi (taker) untuk menjual sejumlah
tertentu dari sebuah instrumen yang menjadi dasar kontrak tersebut.

Opsi tipe Amerika memberikan kesempatan kepada pemegang opsi (taker) untuk meng-exercise
haknya setiap saat hingga waktu jatuh tempo. Sedangkan Opsi Eropa hanya memberikan kesempatan
kepada taker untuk meng-exercise haknya pada saat waktu jatuh tempo.

Adapun karakteristik opsi saham yang diperdagangkan di BEI adalah sebagai berikut :

 Tipe KOS Call Option dan Put Option 

Satuan Perdagangan 1 Kontrak = 10.000 opsi saham 

Masa Berlaku 1,2 dan 3 bulan

Metode Amerika (Setiap saat dalam jam tertentu di hari bursa,


Pelaksanaan Hak (exercise)
selama masa berlaku KOS) 

 Secara tunai pada T+1, dengan pedoman:


Penyelesaian Pelaksanaan
• call option = WMA – strike price
Hak
• put option = strike price – WMA

Margin Awal 10% dari nilai kontrak

WMA (weighted moving  adalah rata-rata tertimbang dari saham acuan opsi selama 30
average) menit dan akan muncul setelah 15 menit berikutnya

adalah harga tebus (exercise price) untuk setiap seri KOS yang
Strike Price ditetapkan 7 seri untuk call option dan 7 seri untuk put option
berdasarkan closing price saham acuan opsi saham

diberlakukan apabila:
Automatic exercise  110% dari strike > call option, jika WMA price
 90% dari strike price < put option, jika WMA

Jam Perdagangan KOS  • Senin – Kamis : Sesi 1: 09.30 – 12.00 WIB

Sesi 2: 13.30 – 16.00 WIB

• Jum’at : Sesi 1: 09.30 – 11.30 WIB


Sesi 2: 14.00 – 16.00 WIB

• Senin – Kamis : 10.01 – 12.15 dan 13.45 – 16.15 WIB


Jam Pelaksanaan Hak
• Jum’at : 10.01 – 11.45 dan 14.15 – 16.15 WIB

diperdagangkan secara lelang berkelanjutan


Premium
(continuous auction market)

2. KONTRAK BERJANGKA INDEKS EFEK (KBIE)

 1). LQ45 Futures

Kontrak Berjangka atau Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying
(dapat berupa indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Kontrak indeks merupakan kontrak
berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham.

LQ45 Futures menggunakan underlying indeks LQ45, LQ45 telah dikenal sebagai benchmark
saham-saham di Pasar Modal Indonesia. Di tengah perkembangan yang cepat di pasar modal Indonesia,
indeks LQ45 dapat menjadi alat yang cukup efektif dalam rangka melakukan tracking secara keseluruhan
dari pasar saham di  Indonesia.

Spesifikasi Kontrak LQ45 Futures:

Underlying           : Indeks LQ45

Multiplier : Rp. 500.000 per poin indeks

Periode Kontrak : Kontrak Bulanan (Spot Month)

Kontrak Bulanan Kedua (Second Month)

: Hari Senin s/d Kamis : Sesi 1: 09.15 – 12.00 WIB


Jam Trading

Sesi 2: 13.30 – 16. 15 WIB

Hari Jumat : Sesi 1: 09. 15 – 11.30 WIB

Sesi 2: 14.00 – 16. 15 WIB

Last Trading Day : Setiap Hari Bursa terakhir setiap bulan kontrak

Margin Awal : IDR 3.000.000/ kontrak


2). Mini LQ45 Futures

 Mini LQ45 Futures adalah kontrak yang menggunakan underlying yang sama dengan LQ45
Futures yaitu indeks LQ45, hanya saja Mini LQ45 Futures memiliki multiplier yang lebih kecil (Rp 100 ribu
/ poin indeks atau 1/5 dari LQ45 Futures) sehingga nilai transaksi, kebutuhan marjin awal, dan fee
transaksinya juga lebih kecil.
 Produk Mini LQ45 Futures ditujukan bagi investor pemula dan investor retail yang ingin
melakukan transaksi LQ45 dengan persyaratan yang lebih kecil. Dengan demikian Mini LQ45 dapat
digunakan sebagai sarana pembelajaran investor retail yang baru akan mulai melakukan transaksi di
indeks LQ45

Spesifikasi Kontrak Mini LQ45 Futures:

Underlying : Indeks LQ45

Multiplier : Rp. 100.000 per poin indeks

Periode Kontrak : Kontrak Bulanan (Spot Month)

Kontrak Bulanan Kedua (Second Month)

Jam Perdagangan : Hari Senin s/d Kamis : Sesi 1: 09.15 – 12.00 WIB

Sesi 2: 13.30 – 16. 15 WIB

Hari Jumat : Sesi 1: 09. 15 – 11.30 WIB

Sesi 2: 14.00 – 16. 15 WIB

Last Trading Day : Setiap Hari Bursa terakhir setiap bulan kontrak

Margin Awal : 4% dari nilai kontrak

3). LQ45 Futures Periodik

Kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh tempo dalam periode Hari Bursa
tertentu.

Spesifikasi Kontrak LQ45 Futures Periodik:

Underlying : Indeks LQ45


Multiplier         : Rp.500.000,-

Periode Kontrak : Kontrak Periodik Harian (2 Hari Bursa)

Jam Perdagangan : Senin-Kamis : sesi I : 09.15-12.00 WIB

sesi II : 13.30-16.15 WIB

Jum'at : sesi I : 09.15-11.30 WIB

sesi II : 14.00-16.15 WIB

Fraksi Harga   : 0,05 poin indeks

Margin Awal : IDR 3.000.000/ kontrak

4). Mini LQ45 Futures Periodik

Kontrak yang diterbitkan pada Hari Bursa tertentu dan jatuh tempo dalam periode Hari Bursa
tertentu.

Spesifikasi Kontrak Mini LQ45 Futures Periodik:

Underlying : Indeks LQ45

Multiplier         : Rp.100.000,-

Periode Kontrak : Kontrak Periodik Harian (2 Hari Bursa)

Jam Perdagangan : Senin-Kamis : sesi I : 09.15-12.00 WIB

sesi II : 13.30-16.15 WIB

Jum'at : sesi I : 09.15-11.30 WIB

sesi II : 14.00-16.15 WIB

Fraksi Harga   : 0,05 poin indeks

Margin Awal : 4% dari nilai kontrak

5). Japan (JP) Futures


Produk ini memberikan peluang kepada investor untuk melakukan investasi secara global sekaligus
memperluas rangkaian dan jangkauan produk derivatif BEI ke produk yang menjadi benchmark dunia.
Dengan JP Futures memungkinkan investor menarik manfaat dari pergerakan pasar jepang sebagai pasar
saham paling aktif setelah pasar AS.

Spesifikasi Kontrak JP Futures:

Underlying : Dow Jones Japan Titan 100

Multiplier : Rp 50.000 per poin indeks

2 kontrak Bulan Kuartal terdekat (Bulan Kuartal adalah Mar,


Periode Kontrak :
Jun, Sep dan Des)

Sesi 1: 09.15 – 12.00 WIB


Jam Perdagangan : Senin s/d Kamis :
Sesi 2: 13.30 – 16.15 WIB

Sesi 1: 09.15 – 11.30 WIB


Jumat :
Sesi 2: 14.00 – 16.15 WIB

Last Trading Day : Hari Kamis kedua setiap Bulan Kontrak

Margin Awal : 4% dari nilai kontrak

3.4  Mekanisme Pendaftaran Emiten di Bursa Efek Indonesia

Proses Go Public

Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun
dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya dengan menggunakan
laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari
kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain atau dengan penerbitan surat-surat utang, maupun
pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme
penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering
dikenal dengan go publik. Selain untuk alternatif sumber pendanaan manfaat go public antara lain
adalah memberikan keunggulan kompetitif untuk pengembangan usaha perusahaan di masa depan,
memudahkan perusahaan jika ingin melakukan penggabungan usaha dengan perusahaan lain atau
mengakuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan melalui penerbitan saham baru, meningkatkan
kemampuan keberlangsungan usaha perusahaan, meningkatkan citra perusahaan, dan menambah nilai
perusahaan. Artinya, demi meningkatkan kualitas perusahaan, seharusnya go public dapat dilakukan di
waktu kapanpun.
Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi sesuai
dengan persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta memenuhi semua persyaratan yang
ditetapkan BAPEPAM-LK.

Penawaran Umum atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran saham atau Efek
lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau Efek
kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan
Pelaksanaannya.

Penawaran Umum mencakup kegiatan-kegiatan berikut:

 Periode Pasar Perdana yaitu ketika Efek ditawarkan kepada pemodal oleh Penjamin Emisi
melalui para Agen Penjual yang ditunjuk
 Penjatahan Saham yaitu pengalokasian Efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah Efek
yang tersedia;
 Pencatatan Efek di Bursa, yaitu saat Efek tersebut mulai diperdagangkan di Bursa.
Proses Penawaran Umum saham dapat dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut:
1. Tahap Persiapan

Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan
dengan proses Penawaran Umum. Pada tahap yang paling awal perusahaan yang akan menerbitkan
saham terlebih dahulu melakukan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk meminta persetujuan
para pemegang saham dalam rangka Penawaran Umum saham. Setelah mendapat persetujuan,
selanjutnya emiten melakukan penunjukan penjamin emisi serta lembaga dan profesi penunjang pasar
yaitu:

 Penjamin Emisi (underwriter). Merupakan pihak yang paling banyak keterlibatannya dalam
membantu emiten dalam rangka penerbitan saham. Kegiatan yang dilakukan penjamin emisi antara lain:
menyiapkan berbagai dokumen, membantu menyiapkan prospektus, dan memberikan penjaminan atas
penerbitan.
 Akuntan Publik (Auditor Independen). Bertugas melakukan audit atau pemeriksaan atas laporan
keuangan calon emiten.
 Penilai untuk melakukan penilaian terhadap aktiva tetap perusahaan dan menentukan nilai
wajar dari aktiva tetap tersebut;
 Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari segi hukum (legal opinion).
 Notaris untuk membuat akta-akta perubahan Anggaran Dasar, akta perjanjian-perjanjian dalam
rangka penawaran umum dan juga notulen-notulen rapat.
2. Tahap Pengajuan Pernyataan Pendaftaran
Pada tahap ini, dilengkapi dengan dokumen-dokumen pendukung calon emiten menyampaikan
pendaftaran kepada BAPEPAM-LK hingga BAPEPAM-LK menyatakan
Pernyataan    Pendaftaran     menjadi Efektif.

3. Tahap Penawaran Saham

Tahapan ini merupakan tahapan utama, karena pada waktu inilah emiten menawarkan saham
kepada masyarakat investor. Investor dapat membeli saham tersebut melalui agen-agen penjual yang
telah ditunjuk. Masa Penawaran sekurang-kurangnya tiga hari kerja.

4. Tahap Pencatatan saham di Bursa Efek

Setelah selesai penjualan saham di pasar perdana, selanjutnya saham tersebut dicatatkan di
Bursa Efek Indonesia.

Pencatatan Di BEI (Mekanisme Listing Di BEI)

Saham yang dicatatkan di BEI dibagi atas dua papan pencatatan yaitu Papan Utama dan Papan
Pengembangan dimana penempatan dari emiten dan calon emiten yang disetujui pencatatannya di
dasarkan pada pemenuhan persyaratan pencatatan awal pada masing-masing papan pencatatan.

Papan Utama ditujukan untuk calon emiten atau emiten yang mempunyai ukuran (size) besar dan
mempunyai track record yang baik. Sementara Papan Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-
perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk
perusahaan yang prospektif namun belum menghasilkan keuntungan, dan merupakan sarana bagi
perusahaan yang sedang dalam penyehatan sehingga diharapkan pemulihan ekonomi nasional dapat
terlaksana lebih baik.

Persyaratan Umum pencatatan di BEI Calon emiten bisa mencatatkan sahamnya di Bursa, apabila
telah memenuhi syarat berikut:

1. Pernyataan Pendaftaran Emisi telah dinyatakan Efektif oleh BAPEPAM-LK.


2. Calon emiten tidak sedang dalam sengketa hukum yang diperkirakan dapat mempengaruhi
kelangsungan perusahaan.
3. Bidang usaha baik langsung atau tidak langsung tidak dilarang oleh Undang-Undang yang
berlaku di Indonesia.
4. Khusus calon emiten pabrikan, tidak dalam masalah pencemaran lingkungan (hal tersebut
dibuktikan dengan sertifikat AMDAL) dan calon emiten industri kehutanan harus memiliki sertifikat
ecolabelling (ramah lingkungan).
5. Khusus calon emiten bidang pertambangan harus memiliki ijin pengelolaan yang masih berlaku
minimal 15 tahun; memiliki minimal 1 Kontrak Karya atau Kuasa Penambangan atau Surat Ijin
Penambangan Daerah; minimal salah satu Anggota Direksinya memiliki kemampuan teknis dan
pengalaman di bidang pertambangan; calon emiten sudah memiliki cadangan terbukti (proven deposit)
atau yang setara.
6. Khusus calon emiten yang bidang usahanya memerlukan ijin pengelolaan (seperti jalan tol,
penguasaan hutan) harus memiliki ijin tersebut minimal 15 tahun.
7. Calon emiten yang merupakan anak perusahaan dan/atau induk perusahaan dari emiten yang
sudah tercatat (listing) di BEI dimana calon emiten memberikan kontribusi pendapatan kepada emiten
yang listing tersebut lebih dari 50% dari pendapatan konsolidasi, tidak diperkenankan tercatat di Bursa.
8. Persyaratan pencatatan awal yang berkaitan dengan hal finansial didasarkan pada laporan
keuangan Auditan terakhir sebelum mengajukan permohonan pencatatan.

BAB 4. KESIMPULAN

Pasar modal dapat dikemukakan sebagai tempat yang menawarkan berbagai instrument
keuangan dalam bentuk surat berharga berupa saham, warrant, obligasi (surat hutang), reksa dana, dan
efek lainnya. Terdapat beberapa yang berkaitan dengan pasar modal salah satunya adalah bursa
Efek. Bursa efek merupakan lembaga yang menyelenggarakan kegiatan perdagangan sekuritas. Di
Indonesia terdapat bursa efek yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI), dibursa itulah bertemu pembeli dan
penjual sekuritas. Bursa Efek Indonesia (disingkat BEI, atau Indonesia Stock Exchange (IDX)) merupakan
bursa hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya (BES). Demi
efektivitas operasional dan transaksi, Pemerintah memutuskan untuk menggabung Bursa Efek Jakarta
sebagai pasar saham dengan Bursa Efek Surabaya sebagai pasar obligasi dan derivatif. Bursa hasil
penggabungan ini mulai beroperasi pada 1 Desember 2007.

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia akan tercatat sebagai perusahaan go
public.  Manfaat go public antara lain adalah memberikan keunggulan kompetitif untuk pengembangan
usaha perusahaan di masa depan, memudahkan perusahaan jika ingin melakukan penggabungan usaha
dengan perusahaan lain atau mengakuisisi perusahaan lain dengan pembiayaan melalui penerbitan
saham baru, meningkatkan kemampuan keberlangsungan usaha perusahaan, meningkatkan citra
perusahaan, dan menambah nilai perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Buku

Husnan, Suad. 2002. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta : AMP YKPN.

Jogiyanto, H.M. 1998. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Cetakan pertama. Yogyakarta : BPFE

Internet    

_____. 2016. Pasar Modal : Instrumen, Fungsi dan Pengertian Pasar Modal. http://www.lahiya.com/pasar-
modal-instrumen-fungsi-pengertian/. [15 Oktober 2016]

Idx. Produk dan Layanan http://www.idx.co.id/id-id/beranda/produkdanlayanan. [15 Oktober 2016]

Idx. Tentang BEI. http://www.idx.co.id/id-id/beranda/tentangbei [15 Oktober 2016]

Wikipedia. Bursa Efek Indonesia. https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_Efek_Indonesia. [15 Oktober 2016]

Wikipedia. Pasar Modal. https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_modal. [15 Oktober 2016]

Anda mungkin juga menyukai