Anda di halaman 1dari 7

PERBEDAAN PRODUK-PRODUK TRANSAKSI DERIVATIF FUTURES, FORWARD, OPTION, DAN SWAPS

MAKALAH
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Pasar Modal dan Manajemen Keuangan

Oleh HENY ROFIZAR Nim: 1201103030017

PROGRAM PROFESI AKUNTANSI UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-BANDA ACEH 2013

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahhi wabarakatuh. Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt pemilik alam semesta, salawat dan salam kami sanjungkan kepada Baginda besar Nabi Muhammad saw, beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti jejak sunnahnya. Tugas ini merupakan tugas dari Mata Kuliah Pasar Modal dan Manajemen Keuangan. Dalam pembuatan tugas ini, saya berusaha mencari informasi dari buku panduan dan juga berbagai informasi dari internet tentang perbedaan futures, forward, option, dan swaps. Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Mustafa Nurdin selaku dosen mata kuliah ini. Saya merasa dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu, saya sangat mengharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca, demi kebaikan dan kesempurnaan tugas ini. Atas kritik dan saran dari pembaca, saya ucapkan terima kasih.

Banda Aceh, 9 Februari 2013 Heny Rofizar

PERBEDAAN PRODUK-PRODUK TRANSAKSI DERIVATIF FUTURES, FORWARD, OPTION, DAN SWAPS

Derivatif merupakan suatu produk turunan yang diturunkan dari berbagai efek yang sebenarnya. Instrumen derivatif diturunkan dari nilai satu atau beberapa dasar (underlying) yang dispesifikkan secara kontraktual. Dasar yang menentukan hasil yang diperjanjikan atas suatu derivatif dapat berupa: harga saham, harga obligasi, tingkat bunga, harga emas, harga minyak, harga telur, kurs tukar, dan sebagainya. Instrumen derivatif sering digunakan para pelaku pasar (pemodal dan perusahaan efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio yang mereka miliki (Siahaan dan Manurung, 2006). Suatu perusahaan juga menggunakan derivatif dengan beberapa tujuan antara lain: menciptakan nilai bagi para pemegang sahamnya dengan menggunakan derivatif untuk mengelola risikonya, juga dengan derivatif memungkinkan perusahaan untuk mengubah apa yang mereka kerjakan, dan untuk memikirkan strategi-strategi yang menghasilkan keuntungan baru (Warsono, 2013). Instrumen derivatif atau produk transaksi derivatif dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat aset dasarnya, dan berdasarkan klaim bagi pemegangnya. Berdasarkan sifat aset dasarnya, derivatif diklasifikasikan menjadi derivatif berbasis komoditas, seperti derivatif emas, minyak, telur, kopi, lada, kakao, dan derivatif berbasis keuangan, seperti saham, obligasi, valas, tingkat bunga. Berdasarkan klaim bagi pemegangnya, derivatif diklasifikasikan menjadi derivatif berbasis forward, dan derivatif berbasis opsi. (Warsono, 2013). Berdasarkan klasifikasi tersebut diketahui bahwasanya produk transaksi derivatif bervariasi dan banyak jenisnya. Produk transaksi derivatif ini juga umumnya dapat dikelompokkan dalam bentuk futures contracts, forward contracts, option contracts, dan swaps contracts (Siahaan dan Manurung, 2006). Penjelasan mengenai masing-masing derivatif akan dijelaskan sebagai berikut.
1. Future

Future contracts atau kontrak berjangka adalah perjanjian atau kesepakatan untuk membeli atau menjual aktiva tertentu pada saat tertentu dengan atau pada harga tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Definisi ini sesuai dengan definisi yang diberikan oleh John C. Hull dalam Siahaan dan Manurung, 2006: A future contract is an agreement between two parties to buy or to sell an asset at a certain time in the future for a certain price(Anonim, 2013). Dengan kata lain, Futures adalah sebuah kontrak berjangka yang bersifat mengikat (obligation) bagi kedua belah pihak untuk membeli (long position) atau menjual (short position) suatu underlying assets (aset finansial atau non finansial) tertentu yang penyerahannya dilakukan secara cash settlement di masa yang akan datang (expiration date), dengan harga yang ditetapkan sekarang. Biasanya kontrak berjangka diatur atau diorganisir oleh sebuah bursa. Kontrak berjangka sebagai instrumen derivatif diperdagangkan di berbagai bursa di negara barat maupun timur. Kontrak berjangka biasanya dipergunakan untuk memastikan harga di masa yang akan datang. Bursa berjangka menyediakan mekanisme bagi orang-orang yang ingin membeli atau menjual aktiva yang diperdagangkan atau diperjualbelikan sesama mereka di masa yang akan datang.
2. Forward Forward contracts atau kontrak penyerahan kemudian adalah perjanjian antara dua pihak, salah satu pihak diwajibkan (diharuskan) menyerahkan sejumlah tertentu (contract size) dari aktiva tertentu (deliverable item) pada tanggal tertentu yang akan datang (settlement date) dan pihak lainnya berkewajiban membayar sesuai dengan jumlah tertentu yang disebut invoice amount yang dikenakan atas aktiva pada tanggal penyerahan (Siahaan dan Manurung, 2006). Tujuan future adalah untuk melindungi kedua belah pihak dari fluktuasi nilai aktiva yang mungkin terjadi selama kurun waktu tertentu yaitu sejak kontrak ditandatangani hingga penyerahan atau pembayaran dilakukan.

Pada dasarnya forward sama dengan futures, yakni samasama merupakan kesepakatan antara dua pihak untuk membeli dan menjual aktiva yang dilakukan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dan pada harga tertentu yang telah disepakati pada saat kontrak ditandatangani. Namun terdapat beberapa perbedaan antara futures dan forward, seperti berikut: Tabel 1 Perbedaan futures dan forward antara lain disajikan

futures Diperdagangkan di teroganisir kualitas, tanggal dan

bursa

forward yang Diperdagangkan di luar bursa atau over the counter market belah pihak dalam kontrak tersebut (customised)

Kontrak distandarisasi untuk kuantitas, Isi kontrak bergantung pada kedua mekanisme deliverynya settlementnya clearing house Mewajibkan deposit awal sebagai Tidak ada transaksi kas sampai dengan tanggal delivery (jatuh tempo kontrak) Tidak diregulasi jaminan atas pemenuhan kewajiban Pemerintah meregulasi pasar (bursa) futures Sumber: IPOT (2013)
3. Option

Tidak ada risiko wanprestasi karena Memiliki risiko wanprestasi (default

digaransi

oleh

suatu

risk) jika salah satu pihak default

option adalah suatu kontrak antara dua pihak dimana salah satu pihak (sebagai pembeli) mempunyai hak tetapi bukan kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu asset atau efek tertentu dengan harga yang telah ditentukan pula, pada atau sebelum waktu yang ditentukan, dari atau ke pihak lain (sebagai penjual) (Halim, 2005). Pemegang option tidak diwajibkan untuk melaksanakan haknya atau akan melaksanakan haknya jika perubahan dari harga underlying assetnya akan menghasilkan keuntungan baik dengan menjual atau membeli underlying asset tersebut.

Terdapat dua jenis kontrak option yang paling mendasar yaitu option call dan option put (Zetzu, 2013). Suatu option call memberikan hak (bukan kewajiban) kepada pembeli untuk membeli suatu aset tertentu dengan jumlah tertentu pada harga yang telah ditentukan selama periode tertentu pula, serta memasukkan tanggal tertentu. Sementara, dalam kontrak put option ini memberikan hak kepada pembeli untuk menjual sejumlah tertentu dari underlying asset tertentu kepada penjual pada harga tertentu setiap saat atau pada waktu yang telah ditentukan. Harga dalam kontrak disebut strike price atau exercise price,dan tanggal pada kontrak disebut expiration date atau maturity date. Ditinjau dari cara melakukan exercise sebuah opsi terdapat dua macam gaya. Gaya opsi tersebut yaitu, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi Eropa dapat di exercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo, sedangkan Opsi Amerika Serikat dapat di exercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo maupun persis pada tanggal jatuh tempo (Siahaan dan Manurung, 2006). Opsi dapat dikelompokkan menjadi Warrants dan Rights. Waran adalah hak untuk membeli saham baru pada harga dan waktu tertentu. rights adalah hak pemegang saham lama untukmembeli terlebih dahulu (preemptive rights) saham baru pada harga tertentu dalam waktu kurang dari enam bulan. Harga tertentu yang dimaksud adalah harga yang ditetapkan di muka, yang besarnya di bawah harga pasar saat diterbitkan, harga ini.
4. Swap Swap adalah kesepakatan antara dua pihak (perusahaan) untuk saling mempertukarkan arus kas di masa tertentu (selama kurun waktu tertentu) yang akan datang. Pada swap, di dalam kesepakatan ditentukan secara spesifik tanggal pembayaran tunai dan cara menghitung jumlah tunai yang akan saling dipertukarkan (dibarterkan) masing-masing pihak. Biasanya di dalam perhitungan telah dipertimbangkan/diperhitungkan nilai yang akan datang tingkat suku bunga, kurs mata uang, dan

variabel-variabel lainnya yang relevan (Siahaan dan Manurung, 2006).

Tipe swap paling umum adalah swap tingkat bunga plain vanilla. Suatu perusahaan menyetujui untuk membayar arus kas sama dengan bunga pada tingkat tetap yang ditentukan sebelumnya atas prinsipal selama beberapa tahun. Ada dua jenis transaksi Swap yaitu transaksi swap suku bunga dalam rangka pendanaan dan transaksi swap suku bunga dalam rangka trading. Untuk transaksi swap pendanaan, selisih antara suku bunga yg dipertukarkan (original interest rate) dengan suku bunga yang diperjanjikan (contracted interst rate) disajikan sebagai penambah atau pengurang beban dana dan diamortisasikan secara proporsional selama jangka waktu kontrak. Untuk transaksi swap trading, selisih antara suku bunga yang dipertukarkan dengan suku bunga yang diperjanjikan diakui sebagai laba atau rugi pada akhir masa kontrak (Elina, 2013).

Anda mungkin juga menyukai