“BURSA BERJANGKA”
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS MATARAM
2015
BAB II
PEMBAHASAN
Walaupun praktek perdagangan berjangka telah berlangsung sejak zaman dahulu kala
pada masa Yunani kuno ataupun Fenisia namun sejarah perdagangan berjangka modern
dimulai pada awal abad ke 18 di Chicago Amerika. Chicago yang terletak dekat danau Great
Lakes, adalah merupakan suatu pusat transportasi, distribusi dan perdagangan hasil pertanian
oleh karena letak Chicago yang berdekatan dengan pusat pertanian dan peternakan dari
wilayah barat Amerika Midwest
Pada saat itu kontrak serah masih berbentuk sangat sederhana. Namun banyak kontrak
serah yang tidak dipatuhi baik oleh pihak pembeli maupun pihak penjual. Misalnya, apabila
seorang pembeli kontrak serah jagung yang telah berjanji untuk membeli jagung pada suatu
waktu yang disepakati dimasa mendatang namun pada saat waktu penyerahan tiba ternyata
harga jagung lebih rendah dari harga kontrak serah maka si pembeli mengingkari kontrak
tersebut,demikian pula sebaliknya. Pasar kontrak serah sangat tidak likuid dan dibutuhkan
suatu bursa (dimana dimungkinkan terjadinya transaksi antar lawan transaksi yang tidak perlu
tahu lawannya) untuk mempermudah transaksi antara pembeli atau penjual dari suatu
komoditi.
Pada tahun 1848 , Chicago Board of Trade (CBOT), dibentuklah sebuah bursa
berjangka yang pertama di dunia. Perdagangan masih dalam bentuk kontrak serah dan pada
tanggal 13 Maret 1851 dibuatlah kontrak serah yang pertama untuk komoditi jagung. Pada
tahun 1865 diperkenalkan standarisasi kontrak serah.
Chicago Produce Exchange didirikan pada tahun 1874, yang kemudian pada tahun
1898 dirubah namanya menjadi Chicago Mercantile Exchange (CME). Pada tahun 1972
dibentuklah sebuah divisi dari CME yang diberi nama "Pasar Moneter Internasional"
(International Monetary Market -IMM), dengan tujuan untuk menawarkan kontrak serah
dalam bentuk valuta asing yaitu : pound sterling, dollar Kanada, mark Jerman, yen Jepang,
peso Meksiko, and frank Swiss.
Pada tahun 1881 di wilayah Midwestern Amerika, sebuah pasar regional dibentuk
yaitu di kota Minneapolis, di negara bagian Minnesota dan pada tahun 1883 diperkenalkanlah
perdagangan berjangka untuk pertama kalinya dan sejak saat itu terus menerus
diperdagangkan hingga hari ini dan Minneapolis Grain Exchange (MGEX) adalah
merupakan satu-satunya pasar opsi dan perdagangan berjangka bagi gandum jenis hard red
spring.[1]
Di Indonesia, sejarah bursa berjangka diawali pada tahun 1991 dimana pemerintah
menganjurkan agar para pelaku pasar berbagi asosiasi komoditi memperdagangkan komoditi
secara berjangka, akan tetapi hanya 3 asosiasi yang bersedia memperdagangkan komoditinya
di bursa. Ketiga asosiasi itu adalah Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), AIMNI, dan
gabungan Asosiasi Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (GAPKI).
Pada tahun 1992 diputuskan oleh pemerintah agar pihak swasta yang mendirikan
bursa. Selanjutnya dibentuk tim yang terdiri dari utusan Federasi Asosiasi Minyak Nabati
Indonesia (FAMNI) yakni gabungan dari AIMNI dan GABPKI serta AEKI, yang kemudian
di angkat/diresmikan dengan Surat Keputusan Menteri Perdagangan. Pemerintah
mengumpulkan dana guna membiayai konsultan dari Australia dan malaysia serta mendanai
studi kelayakan, rencana usaha dan rancangan tata tertib bursa. Disamping itu, pemerintah
juga mengusahakan adanya UU perdagangan berjangka di Indonesia. Tim yang ditunjuk oleh
memperindag untuk mempersiapkan pendirian bursa di tolak oleh DPR RI dan hal itu
menjadi alasan untuk penundaan diterbitkannya undang-undang tentang bursa berjangka.
Ketika badai krisis moneter melanda Indonesia pertengahan tahun 1997, Indonesia
akhirnya memiliki UU No. 32 Tahun 1997. Krisis ekonomi itu memuncak hingga tahun 1998
dan hampir tidak ada kegiatan itu memuncak hingga tahun 1998 dan hampir tidak ada
kegiatan tentang pembentukkan bursa yang diadakan selama itu.
Pada 27 Januari 1999 gerakan pendirian bursa dimulai lagi. AEKI dan FAMNI
bekerja dengan sangat cepat, melakukan rekrutmen calon pendiri yang dilakukan oleh
anggota masing-masing asosiasi dan unsur dari luar asosiasi.
Akhirnya pada 11 juli 2000, permohonan izin usaha suatu bursa berjangka diserahkan
kepada Bappebti. Hal ini merupakan permohonan izin usaha pertama untuk suatu bursa
berjangka dalam sejarah Indonesia. Selanjutnya pada 21 November 2000, Bursa Berjangka
Jakarta disingkat BBJ resmi mendapatkan izin dari BAPPEBTI. Melalui perjuangan yang
panjang selama bertahun-tahun, BBJ resmi berdiri sebagai bursa berjangka pertama di
Indonesia, dan melakukan perdagangan perdananya pada 15 Desember 2000. Komoditas
yang diperdagangkan pertama kali di BBJ adalah dua komoditi yaitu kopi robusta dan olein.
Pada 1 Februari 2002, diluncurkan komoditi emas (gold) yang dipercaya akan
membuat perdagangan berjangka semakin ramai dan marak. Emas dianggap sebagai bahan
yang sudah sangat familiar dengan masyarakat Indonesia.
Kelebihan pasar barang berjangka adalah sebagai berikut:
1. Harga pasar barang berjangka dapat berguna sebagai referensi pihak yang
membutuhkan.
2. Jika harga naik, petani dapat memproteksi pendapatnya dengan cara menjual
hasil panennya dengan komoditi sebelum panen.
3. Bila industri memperoleh bahan baku dengan harga stabil, konsumen dapat
menikmati harga barang yang stabil.
4. Perbankan dapat menyalurkan kreditnya dengan rasa aman karena adanya
anggapan bahwa transaksi yang dilindungi kontrak berjangka (dalam bursa barang
berjangka) lebih aman.
5. Muncul lapangan kerja baru seperti pialang, penasehat berjangka, akuntan,
penasehat hukum dan lain-lain.
Kelemahan pasar barang berjangka adalah:
Ada kemungkinan terjadi barang yang diperjualbelikan tidak sesuai antara contoh
dengan kenyataan.
Lebih jelasnya pihak-pihak dalam perdagangan berjangka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Menteri Perdagangan
Menteri Perdagangan adalah Menteri yang bertanggung jawab di bidang perdagangan.
2. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti)
Bappebti merupakan badan yang melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari
kegiatan Perdagangan Berjangka Komoditi. Bappepti ini bertanggung jawab kepada Menteri
Perdagangan.
3. Bursa Berjangka
Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan / atau
sarana untuk kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opsi atas Kontrak
Berjangka. Bursa Berjangka di Indonesia adalah Bursa Berjangka Jakarta (Jakarta Futures
Exchange).
4. Bursa Berjangka Luar Negeri
Bursa Berjangka Luar Negeri adalah Bursa Berjangka yang daftarnya ditetapkan oleh Bappebti.
Bursa Berjangka ini antara lain: Chicago Board of Trade, Chicago Mercantile Exchange, New York
Board of Trade, Malaysia Derivatives Exchange, Hongkong Exchange and Clearing Limited,
Singapore Exchange, Tokyo Grain Exchange, Tokyo Commodity Exchange, Osaka Mercantile
Exchange dan Korean Stock Exchange.
5. Lembaga Kliring Berjangka
Lembaga Kliring Berjangka adalah badang usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan / atau sarana untuk pelaksanaan kliring dan penjaminan transaksi di Bursa Berjangka.
6. Pialang Berjangka
Pialang Berjangka adalah badan usaha yang melakukan kegiatan jual beli Komoditi berdasarkan
Kontrak Berjangka atas amanat Nasabah dengan menarik sejumlah uang dan / atau surat berharga
tertentu sebagai margin untuk menjamin transaksi Kontrak Berjangka.
Di pasar berjangka, investor mungkin merealisasi rugi atau laba, baik waktu
membeli maupun menjual, bila transaksi pembelian ataupun penjualan itu ditutup
posisinya. Baik pembeli maupun penjual mungkin tidak merealisasikan rugi atau laba
kalau pembelian atau penjualan itu terus membuka posisinya. Sedangkan pada pasar
modal, penjual tidak boleh short. Investor di pasar modal hanya akan mungkin
merealisasi rugi atau laba pada waktu menjual saham yang dimilikinya. Kemungkinan
laba hanya ada pada penjual, sedangkan pembeli hanya akan merealisasikan rugi atau
labanya pada waktu menjual.
Dipasar modal yang terjadi adalah perdagangan fisik di mana jual beli saham
dilakukan secara fisik, sehingga terjadi serah terima saham secara fisik dengan
kewajiban membayar senilai 100% dari transaksi, sedangkan dalam perdagangan
berjangka yang diperdagangkan adalah kontrak/janji atau kesepakatan untuk
menyerahkan atau menerima suatu barang tertentu di kemudian hari. Sebagai penjual
atau pembeli dalam pasar berjangka wajib menyerahkan sejumlah dana hanya sekitar
5 – 10% dari nilai komoditi yang ditransaksikan sebagai itikad baik (good faith) yang
disebut margin.
B. Kliring Derivatif
Atas setiap kontrak yang terdaftar dan merupakan suatu kontrak terbuka,
Lembaga Kliring akan melakukan perhitungan keuntungan dan kerugian atas kontrak
tersebut berdasarkan harga penyelesaian yang ditetapkan oleh Bursa.
Biasanya ada suatu badan yang bertanggung jawab untuk mengkliringkan dan
menjamin penyelesaian transaksi kontrak berjangka / derivatif / Spot dan kontrak
serah secara teratur, wajar, dan efisien sehingga mampu memelihara integritas pasar.
Sewaktu bursa derivatif seperti CBOE dan LIFEE bertanggung jawab atas
penyediaan suatu sarana untuk menciptakan efisiensi, transparansi, dan ketertiban,
penyelesaian transaksi dilakukan oleh Clearing Corporation (perusahaan kliring) atau
yang biasa disebut dengan Clearing Houses .
C. Penyelesaian Transaksi
Atas transaksi berjangka yang dilakukan maka ada 4 cara yang biasanya
dilakukan untuk menyelesaiakan transaksi yang dilakukan untuk menutup posisi,
yaitu:
Kontrak derivatif adalah suatu kontrak yang memiliki tingkat gejolak harga
yang amat tinggi, kadang-kadang lebih bergejolak daripada aset acuannya (underlying
asset) dan ini dapat menjadikan salah satu pihak menderita kerugian yang sangat
besar sehingga tidak mampu menyelesaikan transaksi. Pada suatu kondisi
perdagangan yang aman maka para pihak yang melakukan transaksi memerlukan
suatu kepastian bahwa lawan transaksinya pasti akan memenuhi kewajibannya dalam
keadaan pasar yang bagaimanapun juga tanpa terkecuali. Kebutuhan ini dapat
menjadikan suatu pengaturan yang rumit dalam prosedur transaksi seperti taksasi
kredit, penetapan batasan transaksi, dan lain-lain pengaturan untuk masing-masing
pelaku transaksi, dan ini akan menjadikan perdagangan berjangka kehilangan daya
tariknya.
Untuk menghindari hal tersebut diatas maka lembaga kliring akan melakukan
fungsi novasi atau subtitusi untuk transaksi kontrak berjangka/derivatif yang
didaftarkan oleh anggota kliring pembeli dan penjual, dimana lembaga kliring akan
menjamin hak dan kewajiban pembeli untuk setiap anggota lliring penjual dan akan
menjamin hak dan kewajiban penjual terhadap setiap anggota kliring pembeli.
Margin awal atau biasa disebut initial margin atau juga margin deposit yaitu
adalah dana yang khusus dicadangkan untuk menutup
http://ardra.biz/ekonomi/forex-online-margin-trading/bursa-berjangka-lembaga-kliring-
pialang-berjangka/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bursa_berjangka
http://jizig.blogspot.co.id/2012/05/sejarah-bursa-berjangka-di-indonesia.html
http://klikharry.com/2012/11/06/pasar-barang-berjangka-bursa-komoditi/
http://koraninvestasi.blogspot.co.id/p/perdagangan-berjangka-komoditi.html