Anda di halaman 1dari 14

88

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN


KESEHATAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE HIRARC
PADA PEKERJAAN SEKSI CASTING

Rini Alfatiyah*
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, UNPAM
Jl. Surya Kencana No. 1 Pamulang, Tangerang Selatan
*
E-mail: alfatiyah_rini@yahoo.co.id

Diterima: 08-09-2017 Direvisi: 03-11-2017 Disetujui: 01-12-2017

ABSTRAK

PT. XYZ unit Serpong adalah perusahan manufaktur yang bergerak dibidang plumbing fitting yang mengutamakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam setiap aktifitas pekerjaannya. Guna mendukung penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) maka penelitian dilakukan dengan menggunakan
Metode Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) di Seksi Casting. Potensi bahaya
pada 5 tahapan pekerjaan seksi casting di PT XYZ. adalah tahapan proses core, LPDC (Low Pressure Die
Casting), shotblast, cutting dan grinding. Setelah dilakukan penelitian dengan Metode Hazard Identification,
Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) di dapat kategori tingkat risiko bahaya substansial sebanyak 60 %
yaitu proses core, LPDC dan cutting. Sedangkan kategori risiko bahaya acceptable sebanyak 40 % yaitu proses
shotblas dan grinding.

Kata Kunci: Manajemen Risiko, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Metode HIRARC

ABSTRACT

PT. XYZ Serpong unit is a manufacturing company involved in the installation of a pipe that prioritizes Safety
and Health (K3) in every work activity. To support the implementation of the Occupational Safety and Security
Management System (SMK3), the investigation was conducted using Hazard Risk Assessment, Risk Assessment
and Risk Control (HIRARC) in the Casting section. Possible dangers in 5 stages of work breaker at PT XYZ. is
the process star rating, LPDC (Low Pressure Die Casting), shotblast, cutting and range. After conducting an
investigation with Hazard Risk Assessment, Risk Assessment and Risk Assessment (HIRARC) in the category of
major hazard risk stages, 60% were core processes, LPDC and cutting. Although the risk hazard category that
may be accepted as much as 40% is the process of shooting and range.

Keywords: Risk Management, Safety and Health at Work, Methods HIRARC

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
89

PENDAHULUAN Keselamatan kerja memiliki sifat sebagai berikut


[2]:
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO
dan GATT yang akan berlaku tahun 2020
mendatang, keselamatan dan kesehatan kerja 1. Sasarannya adalah Lingkungan Kerja.
merupakan salah satu persyaratan yang 2. Bersifat Teknik.
ditetapkan dalam hubungan ekonomi
perdagangan barang dan jasa antar negara yang Kecelakaan Kerja
harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota, Kecelakaan kerja adalah kejadian yang
termasuk bangsa Indonesia. Selalu ada risiko tidak diinginkan yang berhubungan dengan
kegagalan (risk of failures) pada setiap aktifitas pekerjaan yang mengakibatkan cidera atau
pekerjaan. Dan saat kecelakaan kerja (work kematian terhadap orang, kerusakan harta benda
accident) terjadi, seberapapun kecilnya, akan atau terhentinya proses produksi. Dalam Teori
mengakibatkan efek kerugian (loss). Karena itu Domino yang dipopulerkan oleh HW Heinrich,
sebisa mungkin dan sedini mungkin, potensi menyebutkan bahwa 88% kecelakaan disebabkan
kecelakaan kerja harus dicegah atau setidak- oleh tindakan berbahaya (unsafe action), 10 %
tidaknya dikurangi dampaknya. kecelakaan disebabkan oleh kondisi yang tidak
PT. XYZ unit Serpong adalah perusahan aman atau kondisi berbahaya (unsafe condition),
manufaktur yang bergerak dibidang plumbing dan 2% kecelakaan disebabkan oleh penyebab
fitting yang mengutamakan Keselamatan dan yang belum bisa ditentukan (takdir, nasib, dan
Kesehatan Kerja (K3) dalam setiap aktifitas lain-lain) [3].
pekerjaannya. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) salah satu bentuk upaya untuk menciptakan Bahaya (Hazard)
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari Bahaya adalah sumber energi, situasi, atau
pencemaran lingkungan, sehingga dapat perilaku dan/atau kombinasi yang memiliki
melindungi dan bebas dari kecelakaan kerja pada potensi menciderai manusia, kerusakan atau
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan gangguan (OHSAS 18001: 2007). Secara umum
produktivitas kerja. bahaya merupakan sesuatu yang berpotensial
Berdasarkan dari hasil observasi langsung dapat menimbulkan kerugian. Kerugian disini
dan wawancara atau pendekatan secara personal meliputi gangguan pada kesehatan dan cidera
pada pekerja dan yang bertanggung jawab atas pada manusia (pekerja), hilangnya waktu kerja,
pekerjaannya, guna mendukung penerapan kerusakan pada properti, area atau tempat kerja,
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan produk atau kerusakan lingkungan sekitar,
Kerja (SMK3) maka penelitian yang akan kerugian pada proses produksi ataupun
dilakukan penulis adalah Hazard Identification, kerusakan-kerusakan lainnya [4,5].
Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC)di
Seksi Casting PT. XYZ unit Serpong. Bahaya Keselamatan Kerja
Bahaya keselamatan kerja merupakan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bahaya yang bedampak pada timbulnya
biasanya selalu dikaitkan dengan keadaan kecelakan kerja yang dapat menyebabkan luka,
terbebasnya seseorang dari peristiwa kecelakaan cacat hingga kematian, serta kerusakan properti.
atau nyaris [1]. Jadi pada hakeketnya Jenis-jenis bahaya keselamatan yang berada pada
keselamatan sebagai suatu pendekatan keilmuan tempat kerja secara garis besar diklasifikasikan
maupun sebagai suatu pendekatan praktis menjadi [6,7,8]:
mempelajari faktor-faktor yang menyebabkan 1. Bahaya Mekanik (Mechanical hazard)
terjadinya kecelakaan dan berupaya 2. Bahaya Elektrik (Electrical Hazard)
mengembangkan berbagai cara dan pendekatan 3. Bahaya Kebakaran dan Peledakan (Flame
untuk memperkecil isiko terjadinya kecelakaan. and Explosion Hazard)

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
90

Bahaya kesehatan kerja merupakan bahaya upaya pengendalian risiko yang telah dilakukan,
yang memiliki dampak tehadap kesehatan antara lain [12]:
manusia dan penyakit akibat kerja. Dampak yang
ditimbulkan bersifat kronis. Jenis bahaya 1. Analisis Kualitatif
kesehatan kerja dapat diklasifikasikan menjadi: Metode analisis kualitatif menggunakan
1. Bahaya Fisik (Physical Hazard) bentuk kata atau skala deskriptif untuk
2. Bahaya Kimia (Chemical Hazard) menjelaskan seberapa besar potensi risiko
3. Bahaya Biologi (Biological Hazard) yang akan diukur. Analisis kualitatif
4. Bahaya Ergonomi (Ergonomical Hazard) digunakan untuk kegiatan skrining awal pada
5. Bahaya Psikologi (Psychological Hazard) risiko yang membutuhkan analisis lebih rinci
dan lebih mendalam.
Sistem Manajemen Keselamatan dan 2. Analisis Semi-Kuantitatif
Kesehatan Kerja (SMK3) Metode analisis semi-kuantitatif merupakan
Sistem Manajemen Keselamatan dan metode yang mengkominasikan antara angka
Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari yang bersifat subjektif pada kecenderungan
sistem manajemen perusahaan secara dan dampak dengan rumus matematika, yang
keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko menghasilkan tingkat risiko dengan kriteria
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna tertentu. Metode ini berguna untuk
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan mengidentifikasi dan memberikan peringkat
produktif (Peraturan Pemerintah Republik dari suatu kejadian yang berpotensi
Indonesia Nomor 50 Tahun 2012) [9,10]. menimbulkan konsekuensi yang parah.
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan bagian dari
seluruh manajemen sistem yang memfasilitasi METODE PENELITIAN
manajemen risiko Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) yang berhubungan dengan bisnis Ruang Lingkup Penelitian
organisasi (perusahaan) tersebut (OHSAS 18001: Untuk memfokuskan kegiatan penelitian
2007) [11,12]. yang dilakukan, maka ruang lingkup penelitian
dibatasi berdasarkan tempat dan objek penelitian
Hazard Identification, Risk Assessment, And sebagai berikut:
Risk Control (HIRARC) 1. Tempat Penelitian
1. Menentukan Proses Pekerjaan Penelitian ini dilakukan di PT. XYZ Unit
Ada beberapa justifikasi dalam menetukan Serpong yang berada di lokasi Jl. MH.
proses pekerjaan misalnya: Thamrin KM. 7 Serpong Tangerang Selatan-
a. Tahapan produksi atau proses pelayanan Banten.
b. Tidak terlalu luas misalnya merakit mobil 2. Objek Penelitian
atau motor Objek penelitian ini adalah identifikasi
2. Identifikasi Bahaya bahaya proses pekerjaan Seksi Casting dari
Ada berbagai macam metode identifikasi Mesin Core sampai dengan Mesin Gerinding.
bahaya, antara lain:
a. Metode Pasif Metode Penelitian
b. Metode Semi Proaktif Dalam melakukan penelitian ini,
c. Metode Proaktif menggunakan metode antara lain:
1. Metode analisis, yang terdiri dari:
Analisis Risiko a. Metode Deskriptif
Risiko adalah kombinasi antara Metode yang menggambarkan data
kemungkinan terjadi suatu kejadian/frekuensi dan masalah yang ada dan berkembang pada
konsekuensi dari peristiwa tersebut dalam hal ini saat penelitian dilakukan (data aktual
cidera atau sakit (OHSAS 18001:2007). Adapun yang kemudian dianalisis untuk menguji
tipe-tipe metode analisis risiko berdasarkan hipotesis yang telah dilakukan) melihat
OHSAS 18001: 2007 dengan mempertimbangkan keadaan serta mengumpulkan beberapa
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
91

data berdasarkan fakta-fakta yang ada Terdapat 5 langkah kegiatan untuk


pada perusahaan. pekerjaan di yaitu meliputi:

b. Metode Historis
1. Proses Core
Mengumpulkan data perusahaan tidak
Dalam proses pekerjaan core ada 4 aktivitas
hanya pada masa kini tetapi juga masa
pekerjaan yaitu:
lalu untuk melihat perkembangan
a. Pembuatan Resin
perusahaan.
Pembuatan resin ini meliputi 2 uraian
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
pekerjaan:
a. Lokasi Penelitian
i. Menimbang Tepung Resin
Penelitian ini dilakukan di XYZ Unit
Menimbang tepung resin merupakan
Serpong yang berada di lokasi Jl. MH.
langkah paling dasar dalam proses
Thamrin KM. 7 Serpong Tangerang
pembuatan resin. Kegiatan tersebut
Selatan-Banten.
mempunyai risiko menghirup tepung
b. Waktu Penelitian
resin, memiliki nilai Likelihood 1
Penelitian dilakukan dari Bulan April
(remotely) risiko tersebut terjadi
2016 Sampai dengan September 2016,
apabila perilaku pekerja tidak
sedangkan data yang digunakan dari
menggunakan masker kain dengan
Januari 2016 sampai dengan Juni 2016.
benar. Beberapa recommend yang
3. Teknik Pengolahan Data
dapat dilakukan berupa pengawasan
Teknik pengolahan data dalam penelitian ini
terhadap pemakaian APD (Alat
dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Pelindung Diri), membuat Safety Talk
a. Pengolahan Data secara Kualitatif
mengenai bahaya tepung resin
Teknik pengolahan data ini bersifat
mengandung silika (SiO2).
dikotomi (baik/buruk), yang dilakukan
ii. Menuang Hardener/Resin
dengan cara membandingkan antara teori
Risiko dalam pekerjaan menuangkan
dengan keadaan yang ada dilapangan.
hardener/resin kaki kejatuhan ember
Kemudian dianalisa dan diuraikan atau
isi resin, memiliki nilai Likelihood 1
dijelaskan dengan berbagai alternatif
(Remotely) Berdasarkan penentuan
pemecahannya.
nilai diatas didapatkan nilai Risk Of
b. Pengolahan Data secara Kuantitatif
Level 6 (Acceptable).
Teknik ini merupakan pengolahan data
b. Produksi
secara perhitungan dimana data-data
Proses produksi meliputi 4 uraian
yang disajikan berupa angka.
pekerjaan:
i. Mengambil Core yang Menempel di
Metode Analisa Data
Mold
Metode yang digunakan dalam penelitian
Mengambil core yang menempel di
ini adalah Metode HIRARC yang terdiri dari:
mold memiliki potensi bahaya tangan
1. Hazard Identification yaitu mengidentifikasi
terjepit mold, memiliki nilai
potensi bahaya proses pekerjaan casting dari
Likelihood 1 (remotely) risiko tersebut
mesin core sampai dengan mesin gerinding.
terjadi apabila perilaku pekerja tidak
2. Risk Assesment yaitu menilai setiap risiko
menggunakan sarung tangan dengan
pekerjaan casting dari mesin core sampai
benar. Untuk nilai Concequence
dengan mesin gerinding.
adalah 15 (Serious). Beberapa
3. Risk Control yaitu pengendalian risiko
recommend yang dapat dilakukan
pekerjaan casting dari mesin core sampai
berupa pengawasan terhadap
dengan mesin gerinding.
pemakaian APD (Alat Pelindung
Diri), membuat Safety Talk mengenai
HASIL DAN PEMBAHASAN bahaya yang disebabkan saat

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
92

pengambilan core yang menempel di pekerja tidak menggunakan sarung


mold. tangan dengan benar. Untuk nilai
ii. Membersihkan Mold/Mandrill Concequence adalah 15 (Serious).
Membersih mold/mandrill memiliki Beberapa recommend yang dapat
potensi bahaya tangan terjepit mold, dilakukan berupa pengawasan terhadap
memiliki nilai Likelihood 1 (remotely) pemakaian APD (Alat Pelindung Diri),
risiko tersebut terjadi apabila perilaku melalukan Safety Talk mengenai bahaya
pekerja tidak menggunakan sarung yang disebabkan saat proses
tangan dengan benar. Beberapa mengembalikan mold dan penggunaan
recommend yang dapat dilakukan kereta mold saat mengambil mold dengan
berupa pengawasan terhadap cara mensejajarkan kereta mold dengan
pemakaian APD (Alat Pelindung rak mold.
Diri), membuat Safety Talk mengenai iii. Menaikkan Base Mold
bahaya yang disebabkan saat Pekerjaan menaikkan base mold
pengambilan core yang menempel di memiliki potensi bahaya tangan terjepit
mold. mold, memiliki nilai Likelihood 1
iii. Finishing Core (remotely) risiko tersebut terjadi apabila
Pekerjaan finishing core memiliki perilaku pekerja tidak menggunakan
potensi bahaya tangan terkena core panas sarung tangan dengan benar. Untuk nilai
memiliki nilai Likelihood 1 (Remotely). Concequence adalah 15 (Serious).
Recommend yang dapat dilakukan Beberapa recommend yang dapat
berupa lebih di perketat pengawasan dilakukan berupa pengawasan terhadap
terhadap pemakaian APD (Alat pemakaian APD (Alat Pelindung Diri),
Pelindung Diri). membuat Safety Talk mengenai bahaya
iv. Semprot Pasir yang Menempel di yang disebabkan saat proses menaikkan
Mesin base mold.
Pekerjaan Semprot pasir yang menempel iv. Setting Baut Kerapatan Mold
di mesin memiliki potensi bahaya mata Pekerjaan setting baut kerapatan mold
terkena pasir core memiliki nilai memiliki potensi bahaya tangan terjepit
Likelihood 1 (Remotely). Recommend mold, memiliki nilai Likelihood 1
yang dapat dilakukan berupa lebih di (remotely) risiko tersebut terjadi apabila
perketat pengawasan terhadap pemakaian perilaku pekerja tidak menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri). sarung tangan dengan benar. Untuk nilai
C. Dandori Concequence adalah 15 (Serious).
Proses dandori meliputi 4 uraian pekerjaan: Beberapa recommend yang dapat
i. Mengambil Mold dilakukan berupa pengawasan terhadap
Pekerjaan mengambil mold memiliki pemakaian APD (Alat Pelindung Diri),
potensi bahaya tangan terjepit mold, membuat Safety Talk mengenai bahaya
memiliki nilai Likelihood 1 (remotely) yang disebabkan saat proses setting baut
risiko tersebut terjadi apabila perilaku kerapatan mold dan merevisi daftar
pekerja tidak menggunakan sarung intruksi kerja dengan menambahkan
tangan dengan benar. Untuk nilai perhatian keselamatan dan kesehatan
Concequence adalah 15 (Serious). kerja (K3).
Berdasarkan penentuan nilai diatas d. Service Mold
didapatkan nilai Level Of Risk yaitu 90 Proses service mold meliputi 4 uraian
(Substansial). pekerjaan:
ii. Mengembalikan Mold i. Menurunkan Mold dari Kereta Mold
Pekerjaan mengembalikan mold memiliki Pekerjaan Menurunkan mold dari kereta
potensi bahaya tangan terjepit mold, mold memiliki potensi bahaya tangan
memiliki nilai Likelihood 1 (remotely) terjepit mold, memiliki nilai Likelihood 1
risiko tersebut terjadi apabila perilaku (remotely) risiko tersebut terjadi apabila
Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
93

perilaku pekerja tidak menggunakan melalukan Safety Talk mengenai cara


sarung tangan dengan benar. Berdasarkan aman membalikkan mold.
penentuan nilai diatas didapatkan nilai
Level Of Risk yaitu 90 (Substansial).
Beberapa recommend yang dapat
dilakukan berupa pengawasan terhadap Penilaian Risiko Proses Core seperti pada Tabel
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri), 1.
membuat Safety Talk mengenai cara Tabel 1. Penilaian Risiko Proses Core
aman menurunkan mold dan di saran
mengunakan crane hoist. IDENTIFIKASI
PENILAIAN RISIKO
ii. Melepas Base Mold POTENSI BAHAYA
Pekerjaan melepas Base Mold memiliki Nilai
Ting
potensi bahaya tangan terjepit mold, AKTIVI
URAIAN KERJA L E C
Risiko
kat
TAS LxEx
Risiko
memiliki nilai Likelihood 1 (remotely) C

risiko tersebut terjadi apabila perilaku Pembua a. Menimbang Substa


1 6 15 90
pekerja tidak menggunakan sarung tan resin tepung resin nsial

tangan dengan benar. Untuk nilai b. Menuang


harderner/resin
1 6 1 6
Accept
able
Concequence adalah 15 (Serious) karena a. Mengambil core
Substa
dampaknya cedera tangan. untuk nilai Produksi yang nempel di
mold
1 6 15 90
nsial
Exposure adalah 6 (Frequently). b. Membersihkan Substa
1 6 15 90
Beberapa recommend yang dapat mold / mandrill nsial

dilakukan berupa pengawasan terhadap c. Finishing core 1 6 1 6


Accept
able
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri), d. Semprot pasir
Accept
membuat Safety Talk mengenai bahaya core yang
nempel di mesin
1 6 1 6
able
yang disebabkan saat pengambilan core a. Mengambil Substa
Dandori 1 6 15 90
yang menempel di mold. mold nsial

iii. Mengangkat Mold b. Mengembalikan


mold
1 6 15 90
Substa
nsial
Pekerjaan mengangkat Mold memiliki c. Menaikan base Substa
1 6 15 90
potensi bahaya kaki kejatuhan mold, mold nsial

memiliki nilai Likelihood 1 (remotely) c. Setting baut


kerapatan mold
1 6 15 90
Substa
nsial
risiko tersebut terjadi apabila perilaku Service
a. Menurunkan
Substa
mold dari kereta 1 6 15 90
pekerja tidak menggunakan safety shoes mold
mold
nsial

dengan benar. Beberapa recommend b. Melepas base


1 6 15 90
Substa
mold nsial
yang dapat dilakukan berupa pengawasan c. Mengangkat Substa
1 6 15 90
terhadap pemakaian APD (Alat mold nsial
d. Membalikkan Substa
Pelindung Diri), membuat Safety Talk mold
1 6 15 90
nsial
mengenai cara aman angkat mold.
KATEGORI TINGKAT RISIKO BAHAYA =
iv. Membalikkan Mold SUBTANSIAL
Pekerjaan membalikan mold memiliki
potensi bahaya tangan terjepit mold,
memiliki nilai Likelihood 1 (remotely) 2. Proses LPDC (Low Pressure Die Casting)
risiko tersebut terjadi apabila perilaku Dalam proses pekerjaan LPDC ada 4
pekerja tidak menggunakan sarung aktivitas pekerjaan yaitu:
tangan dengan benar. Untuk nilai a. Pasang Riser Tube.
Concequence adalah 15 (Serious) karena Pasang riser tube ini meliputi 1 uraian
dampaknya cedera tangan. untuk nilai pekerjaan:
Exposure adalah 6 (Frequently). Memasang dan Memanaskan Riser Tube.
Beberapa recommend yang dapat Pekerjaan memasang dan memanaskan
dilakukan berupa pengawasan terhadap riser tube memiliki potensi bahaya
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri), tangan terkena riser tube panas, Tangan
terkena debu panas. Beberapa

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
94

recommend yang dapat dilakukan berupa d. Service


pengawasan terhadap pemakaian APD Dandori mold ini meliputi 4 uraian
(Alat Pelindung Diri), membuat Safety pekerjaan:
Talk mengenai cara aman memasang dan
memanaskan riser tube.
b. Dandori Mold i. Service Mold
Dandori mold ini meliputi 1 uraian Pekerjaan Menambah service mold
pekerjaanadalah elepas dan Memasang memiliki potensi bahaya tangan
Mold. Pekerjaan melepas dan memasang terjepit mold, Kaki kejatuhan mold,
mold memiliki potensi bahaya tangan Tangan terkena palu, Mata terkena
terjepit mold, Kaki kejatuhan mold, sebuk grafit, menghirup debu
Tangan terkena palu, Jari terjepit ejector memiliki nilai rata-rata Likelihood 1
memiliki nilai rata-rata Likelihood 1 (remotely) risiko tersebut terjadi
(remotely). Beberapa recommend yang apabila perilaku pekerja tidak
dapat dilakukan berupa pengawasan menggunakan alat pelindung diri
terhadap pemakaian APD (Alat dengan benar. Beberapa recommend
Pelindung Diri), membuat Safety Talk yang dapat dilakukan berupa
mengenai cara aman melepas dan pengawasan terhadap pemakaian
memasang mold. APD (Alat Pelindung Diri),
c. Produksi membuat Safety Talk mengenai cara
Dandori mold ini meliputi 2 uraian aman service mold.
pekerjaan: ii. Service Riser Tube
i. Memasang Core dan Mengambil Pekerjaan service riser tube memiliki
Barang Produksi potensi bahaya tangan terkena riser
Pekerjaan memasang core dan tube panas, Mata terkena serbuk
mengambil barang produksi kerak, Tangan terkena palu memiliki
memiliki potensi bahaya tangan nilai rata-rata Likelihood 1
terjepit mold, Kaki kejatuhan barang (remotely). Untuk nilai rata-rata
produksi, Tangan menyentuh barang Concequence adalah 15 (Serious)
panas, Tangan menyentuh mold dampaknya cedera tangan cedera
panas, memiliki nilai rata-rata kaki dan cedera muka. Nilai rata-rata
Likelihood 1 (remotely). Beberapa Exposure adalah 6 (Frequently.
recommend yang dapat dilakukan Beberapa recommend yang dapat
berupa pengawasan terhadap dilakukan berupa pengawasan
pemakaian APD (Alat Pelindung terhadap pemakaian APD (Alat
Diri), membuat Safety Talk Pelindung Diri), membuat Safety
mengenai cara aman memasang core Talk mengenai cara aman service
dan cara ambil barang produksi. riser tube.
ii. Menambah Material Ingot, Runner iii. Ganti Hose Hydrolic
& Recycle Pekerjaan ganti hose hydrolic
Pekerjaan Menambah Material Ingot, memiliki potensi bahaya kaki
Runner & Recycle memiliki potensi tergelincir. Beberapa recommend
bahaya tangan terjepit mold, Kaki yang dapat dilakukan berupa
kejatuhan barang produksi, Tangan pengawasan terhadap pemakaian
terkena cover tungku, Kaki kejatuhan APD (Alat Pelindung Diri),
material, Muka terkena percikan membuat Safety Talk mengenai cara
material panas memiliki nilai rata- aman ganti hose hydrolic.
rata Likelihood 1 (remotely). iv. Cleaning Inductor
Berdasarkan penentuan nilai diatas Pekerjaan ganti cleaning inductor
didapatkan nilai rata-rata Level Of memiliki potensi bahaya tangan
Risk yaitu 90 (Substansial). terkena besi panas, Muka kena uap

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
95

panas, Kaki kena besi panas, Muka 1 6 15 90


Substan
sial
kena percikan debu, Badan kena Substan
1 6 15 90
percikan material panas. Beberapa sial

recommend yang dapat dilakukan 1 6 15 90


Substan
sial
berupa pengawasan terhadap Substan
1 6 15 90
pemakaian APD (Alat Pelindung sial
b. Service
Diri), membuat Safety Talk risser 1 6 15 90
Substan
Sial
tube
mengenai cara aman cleaning Substan
1 6 15 90
inductor. Sial
Substan
1 6 15 90
Sial
Penilaian Risiko Proses LPDC (Low c. Ganti
Substan
Preasure Die Casting) seperti pada Tabel 2. hose
hydrolic
1 6 15 90
sial

Substan
1 6 15 90
sial
Tabel 2. Penilaian Risiko Proses
Accep
LPDC (Low Preasure Die Casting) 1 6 1 6
table
Accep
1 6 1 6
table
IDENTIFIKA
d.
SI POTENSI PENILAIAN RISIKO Cleaning 1 6 15 90
Substan
BAHAYA sial
inductor
Nilai Substan
AKTI 1 6 15 90
URAIAN Ris sial
VITAS Tingkat
KER L E C iko
KER Risiko
JA LxE Substan
JA 1 6 15 90
xC sial
Mema
Pasang sang dan Substan
Substan 1 6 15 90
riser memanas 1 6 15 90 sial
sial
tube kan riser Substan
tube 1 6 15 90
sial
Substan
1 6 15 90
sial KATEGORI TINGKAT RISIKO BAHAYA =
SUBSTANSIAL
Substan
1 6 15 90
sial

1 6 1 6 Acceptable

Mele
3. Proses Shotblast
Dandori pas dan
1 6 25 150
Substan Dalam proses pekerjaan shotblast ada 4
Mold mema sial
sang mold aktivitas pekerjaan yaitu:
Substan
1 6 15 90
sial
a. Persiapan
Persiapan ini meliputi 2 uraian pekerjaan:
1 6 1 6 Acceptable
i. Menyiapkan Peralatan Kerja
1 6 1 6 Acceptable Pekerjaan menyiapkan peralatan
a.Mema memiliki potensi bahaya tangan
sang core
Produk dan
1 6 15 90
Substan tergores peralatan kerja memiliki nilai
si mengam sial
bil barang Likelihood 1 (Remotely) dampak
produksi
Substan
bahaya yang ditimbulkan cidera
1 6 15 90
sial tangan. Untuk nilai Concequence
1 6 15 90
Substan adalah 1 (Noticeable). Recommend
sial
Substan
yang dapat dilakukan berupa lebih di
1 6 15 90
sial perketat pengawasan terhadap
b. Menam
bah pemakaian APD (Alat Pelindung
material
ingot,
1 6 15 90
Substan
sial
Diri).
runner,
recycle
ii. Menyiapkan Kereta Shotblast
1 6 1 6 Acceptable
Pekerjaan menyiapkan kereta
shotblast memiliki potensi bahaya
Substan
1 6 25 150
sial kaki tertabrak kereta shotblast
Service
a. Service
1 6 15 90
Substan memiliki nilai Likelihood 1
mold sial
(Remotely). Recommend yang dapat

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
96

dilakukan berupa lebih di perketat yang dapat dilakukan berupa lebih di


pengawasan terhadap pemakaian APD perketat pengawasan terhadap
(Alat Pelindung Diri). pemakaian APD (Alat Pelindung
b. Proses Shotblast Diri).
Proses shotblast ini meliputi 3 uraian
pekerjaan:
i. Pasang Lock Bendera ii. Mengeluarkan Barang Hasil
Pasang lock bendera memiliki potensi Shotblast
bahaya tangan terjepit lock, memiliki Mengeluarkan barang hasil shotblast
nilai Likelihood 1 (remotely) risiko memiliki potensi bahaya kaki
tersebut terjadi apabila perilaku kejatuhan barang memiliki nilai
pekerja tidak menggunakan sarung Likelihood 1 (remotely) risiko
tangan dengan benar. Beberapa tersebut terjadi apabila perilaku
recommend yang dapat dilakukan pekerja tidak menggunakan safety
berupa pengawasan terhadap shoes dengan benar. Beberapa
pemakaian APD (Alat Pelindung recommend yang dapat dilakukan
Diri), membuat Safety Talk mengenai berupa pengawasan terhadap
bahaya yang disebabkan saat pemakaian APD (Alat Pelindung
pengambilan core yang menempel di Diri), membuat Safety Talk
mold. mengenai cara aman mengeluarkan
ii. Masukkan Barang Shotblast hasil shotblast
Pekerjaan masukkan barang shotblast iii. Periksa Hasil Shotblast
memiliki potensi bahaya kaki tertimpa Pekerjaan periksa hasil shotblast
barang memiliki nilai Likelihood 1 memiliki potensi bahaya kaki
(Remotely) dampak bahaya yang kejatuhan barang memiliki nilai
ditimbulkan cidera kaki. Recommend Likelihood 1 (Remotely) dampak
yang dapat dilakukan berupa lebih di bahaya yang ditimbulkan cidera kaki.
perketat pengawasan terhadap Recommend yang dapat dilakukan
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri). berupa lebih di perketat pengawasan
iii. Lepas Lock Bendera terhadap pemakaian APD (Alat
Pekerjaan lepas lock bendera memiliki Pelindung Diri).
potensi bahaya tangan terjepit lock d. Mengirim Shotblast ke Proses Grinding
memiliki nilai Likelihood 1 (Remotely) Persiapan ini meliputi 1 uraian pekerjaan
dampak bahaya yang ditimbulkan yaitu dorong Kereta Shotblast ke Proses
cidera tangan. Untuk nilai Grinding. Pekerjaan dorong kereta
Concequence adalah 1 (Noticeable). shotblast ke proses grinding memiliki
Recommend yang dapat dilakukan potensi bahaya kaki tertabrak kereta.
berupa lebih di perketat pengawasan Recommend yang dapat dilakukan
terhadap pemakaian APD (Alat berupa lebih di perketat pengawasan
Pelindung Diri). terhadap pemakaian APD (Alat
c. Mengeluarkan Hasil Shotblast Pelindung Diri).
Mengeluarkan hasil shotblast ini meliputi
3 uraian pekerjaan: Penilaian Risiko Proses Shotblast seperti
i. Pasang Kereta Hasil pada Tabel 3.
Penampungan Shotblast
Pekerjaan Pasang Kereta Hasil Tabel 3 Penilaian Risiko Proses Shotblast
Penampungan Shotblast memiliki
IDENTIFIKASI
potensi bahaya kaki kejatuhan barang POTENSI PENILAIAN RISIKO
memiliki nilai Likelihood 1 BAHAYA
AKTIVI URAIAN Nilai Ting
(Remotely) dampak bahaya yang TAS KERJA
L E C
Risiko kat Risiko
ditimbulkan cidera kaki. Recommend

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
97

KERJA LxExC
Setting jarak part meliputi 2 uraian
a. Menyiap pekerjaan:
kan
Persiapan 1 6 1 6 Acceptable
peralatan
kerja
b. Menyi
apkan
1 6 1 6 Acceptable
kereta
shotblast
a. Pasang
i. Setting Jarak Cover Ke Benda
Proses
Shotblast
lock 1 6 15 90 Substansial Kerja
bendera
b. masukkan Setting jarak cover ke benda kerja
barang 1 6 1 6 Acceptable
shotblast memiliki potensi bahaya tangan
c. Lepas lock
1 6 1 6 Substansial
terjepit, memiliki nilai Likelihood 1
bendera
a. Pasang
(remotely) risiko tersebut terjadi
Mengelua
rkan hasil
kereta hasil
1 6 1 6 Acceptable apabila perilaku pekerja tidak
penampung
shotblast
shotblast menggunakan sarung tangan dengan
b. Menge
luarkan benar. Beberapa recommend yang
barang 1 6 15 90 Substansial
hasil dapat dilakukan berupa pengawasan
shotblast
c. Periksa
terhadap pemakaian APD (Alat
hasil 1 6 1 6 Acceptable Pelindung Diri), membuat Safety Talk
shotblast
Mengirim
Dorong mengenai bahaya setting jarak cover
kereta
shotblast
ke proses
shotblast ke 1 6 1 6 Acceptable ke benda kerja.
proses
grinding
grinding ii. Menyiapkan Barang yang akan di
KATEGORI TINGKAT RISIKO BAHAYA = Potong
ACCEPTABLE Pekerjaan ini memiliki potensi bahaya
kaki kejatuhan barang memiliki nilai
4. Proses Cutting Likelihood 1 (Remotely) dampak
Dalam proses pekerjaan cutting ada 3 bahaya yang ditimbulkan cidera kaki.
aktivitas pekerjaan yaitu: Berdasarkan penentuan nilai diatas
a. Persiapan didapatkan nilai Risk Of Level 6
Persiapan ini meliputi 2 uraian pekerjaan: (Acceptable). Recommend yang dapat
i. Menyiapkan Peralatan Kerja dilakukan berupa lebih di perketat
Pekerjaan menyiapkan peralatan pengawasan terhadap pemakaian APD
memiliki potensi bahaya tangan (Alat Pelindung Diri).
tergores peralatan kerja memiliki nilai c. Proses Memotong
Likelihood 1 (Remotely) dampak Proses memotong meliputi 3 uraian
bahaya yang ditimbulkan cidera pekerjaan:
tangan. Recommend yang dapat i. Ambil Barang yang akan di Potong
dilakukan berupa lebih di perketat Kemudian Dorong kearah Mata
pengawasan terhadap pemakaian APD Gergaji
(Alat Pelindung Diri). Pekerjaan ini memiliki potensi bahaya
ii. Menyiapkan Kereta Barang jari tangan terpotong memiliki nilai
Pekerjaan menyiapkan kereta barang Likelihood 1 (remotely) risiko tersebut
memiliki potensi bahaya kaki terjadi apabila perilaku pekerja tidak
tertabrak kereta shotblast memiliki menggunakan sarung tangan dengan
nilai Likelihood 1 (Remotely) dampak benar. Untuk nilai Concequence
bahaya yang ditimbulkan cidera kaki. adalah 15 (Serious) dampaknya
Untuk nilai Concequence adalah 1 cedera tangan. untuk nilai Exposure
(Noticeable). Recommend yang dapat adalah 6 (Frequently). Beberapa
dilakukan berupa lebih di perketat recommend yang dapat dilakukan
pengawasan terhadap pemakaian APD berupa pengawasan terhadap
(Alat Pelindung Diri). pemakaian APD (Alat Pelindung
Diri), membuat Safety Talk mengenai
b. Setting Jarak Part bahaya potong barang di proses

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
98

di potong
cutting dan menambahkah finger pada kemudian
sarung tangan. dorong ke
arah mata
gergaji
b. Dorong
potongan
agari ke
ii. Dorong Potongan agar ke Lubang lubang
1 6 15 90 Substansial

Penampungan penampu
ngan
Pekerjaan ini memiliki potensi bahaya c. Simpan
barang
1 6 15 90 Substansial
jari tangan tersangkut gergaji dalam
kotak
memiliki nilai Likelihood 1 (remotely)
KATEGORI TINGKAT RISIKO BAHAYA =
risiko tersebut terjadi. Beberapa SUBSTANSIAL
recommend yang dapat dilakukan
berupa pengawasan terhadap
pemakaian APD (Alat Pelindung 5. Proses Grinding
Diri), membuat Safety Talk mengenai Dalam proses pekerjaan cutting ada 4
bahaya potong barang di proses aktivitas pekerjaan yaitu:
cutting dan menambahkah finger pada a. Persiapan
sarung tangan. Persiapan ini meliputi 2 uraian pekerjaan:
d. Simpan Barang dalam Kotak i. Menyiapkan Peralatan Kerja
Pekerjaan ini memiliki potensi bahaya Pekerjaan menyiapkan peralatan
kaki kejatuhan barang memiliki nilai memiliki potensi bahaya tangan
Likelihood 1 (remotely) risiko tersebut tergores peralatan kerja memiliki nilai
terjadi apabila perilaku pekerja tidak Likelihood 1 (Remotely) dampak
menggunakan safety shoes dengan benar. bahaya yang ditimbulkan cidera
Beberapa recommend yang dapat tangan. Recommend yang dapat
dilakukan berupa pengawasan terhadap dilakukan berupa lebih di perketat
pemakaian APD (Alat Pelindung Diri), pengawasan terhadap pemakaian APD
membuat Safety Talk mengenai bahaya di (Alat Pelindung Diri).
proses cutting. ii.Menyiapkan Kereta Barang
Pekerjaan menyiapkan kereta barang
Penilaian Risiko Proses Cutting seperti pada memiliki potensi bahaya kaki
Tabel 4. tertabrak kereta shotblast memiliki
nilai Likelihood 1 (Remotely) dampak
Tabel 4 Penilaian Risiko Proses Cutting bahaya yang ditimbulkan cidera kaki.
Recommend yang dapat dilakukan
berupa lebih di perketat pengawasan
IDENTIFIKASI POTENSI
BAHAYA
PENILAIAN RISIKO
terhadap pemakaian APD (Alat
Nilai Pelindung Diri).
AKTIVITA URAIAN Risiko Tingkat
S KERJA KERJA
L E C
LxEx Risiko b. Persiapan Mesin Gerinda
C
Persiapan mesin Gerinda ini meliputi 4
a. Menyi
Persiapan
ap kan
1 6 1 6 Acceptable
uraian pekerjaan:
perala
tan kerja i. Periksa Permukaan Batu Gerinda
b. Menyi
apkan Pekerjaan ini memiliki potensi bahaya
1 6 1 6 Acceptable
kereta
barang
tangan terjepit memiliki nilai
a. Setting Likelihood 1 (remotely) risiko tersebut
jarak
Setting jarak cover
1 6 15 90
Substan terjadi apabila perilaku pekerja tidak
part ke sial
benda menggunakan sarung tangan dengan
kerja
b.Menyi benar. Beberapa recommend yang
apkan
barang
dapat dilakukan berupa pengawasan
1 6 1 6 Acceptable
yang
akan di
terhadap pemakaian APD (Alat
potong Pelindung Diri), membuat Safety Talk
Proses a. Ambil
Substan
memo barang 1 6 15 90
sial
tong yang akan

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
99

mengenai bahaya pada proses Pekerjaan ini memiliki potensi


grinding bahaya kaki kejatuhan barang
ii. Ukur Diameter Batu Gerinda memiliki nilai Likelihood 1
Pekerjaan menyiapkan peralatan (Remotely) dampak bahaya yang
memiliki potensi bahaya tangan ditimbulkan cidera kaki.
terjepit memiliki nilai Likelihood 1 Recommend yang dapat dilakukan
(Remotely) dampak bahaya yang berupa lebih di perketat
ditimbulkan cidera tangan. pengawasan terhadap pemakaian
Recommend yang dapat dilakukan APD (Alat Pelindung Diri).
berupa lebih di perketat pengawasan ii.Menyusun Barang Hasil Gerinda
terhadap pemakaian APD (Alat Pekerjaan ini memiliki potensi bahaya
Pelindung Diri). kaki kejatuhan barang memiliki nilai
iii. Periksa Jarak Batu Gerinda dengan Likelihood 1 (Remotely). Berdasarkan
Tatakan penentuan nilai diatas didapatkan nilai
Pekerjaan ini memiliki potensi bahaya Risk Of Level 6 (Acceptable).
tangan terjepit memiliki nilai Recommend yang dapat dilakukan
Likelihood 1 (remotely). Beberapa berupa lebih di perketat pengawasan
recommend yang dapat dilakukan terhadap pemakaian APD (Alat
berupa pengawasan terhadap Pelindung Diri).
pemakaian APD (Alat Pelindung
Diri), membuat Safety Talk mengenai Penilaian Risiko Proses Grinding seperti
bahaya pada proses grinding. pada Tabel 5.
iv. Menggerinda
MengGerinda ini meliputi 3 uraian Tabel 5 Penilaian Risiko Proses Grinding
pekerjaan:
1). Ambil Barang dari Hasil Proses IDENTIFIKASI
PENILAIAN RISIKO
POTENSI BAHAYA
Shotblast
Nilai
Pekerjaan ini memiliki potensi AKTIVITAS URAIAN Risiko Tingkat
bahaya kaki kejatuhan barang L E C
KERJA KERJA LxE Risiko
memiliki nilai Likelihood 1 xC
a. Menyi
(Remotely). Recommend yang Persiapan apkan
1 6 1 6 Acceptable
peralatan peralatan
dapat dilakukan berupa lebih di kerja
b. Menyiap
perketat pengawasan terhadap kan
1 6 1 6 Acceptable
pemakaian APD (Alat Pelindung kereta
barang
Diri). Persiapan mesin
a. Periksa
permuka
1 6 15 90 Substansial
2). Menggerinda Barang grinda an batu
grinda
Pekerjaan ini memiliki potensi b. Ukur
diameter
bahaya tangan tersangkut Gerinda batu
1 6 1 6 Acceptable

memiliki nilai Likelihood 1 grinda


c. Periksa
(remotely) risiko tersebut terjadi jarak batu
grinda 1 6 15 90 Substansial
apabila perilaku pekerja tidak dengan
tatakan
menggunakan sarung tangan d.
Mengasah
dengan benar. Beberapa batu
recommend yang dapat dilakukan grinda
dengan 1 6 15 90 Substansial
berupa pengawasan terhadap alat
pengasah
pemakaian APD (Alat Pelindung grinda
dresser
Diri), membuat Safety Talk a. Ambil
barang
mengenai bahaya pada proses Menggrinda dari hasil 1 6 1 6 Acceptable
proses
grinding. shotblast
3).Periksa Barang Tiap Hasil b. Menggrin
1 6 15 90 Substansial
da barang
Gerinda

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
100

c. Periksa
barang
1 6 1 6 Acceptable
tiap hasil
grinda
DAFTAR PUSTAKA
a. Hasil
grinda [1] Afandi, M., Anggraeni, S. K., & Mariawati,
ditempatk
Menyusun barang
hasil grinda
an pada 1 6 1 6 Acceptable A. S., 2015, Manajemen Risiko K3
area in
proses Menggunakan Pendekatan HIRARC
casting
(Hazard Identification, Risk Assessment and
KATEGORI TINGKAT RISIKO BAHAYA = Risk Control) Guna Mengidentifikasi
ACCEPTABLE
Potensi Hazard. Jurnal Teknik Industri
Untirta 3(2).
KESIMPULAN DAN SARAN [2] Alfiah, Suzi. (2012). Penilaian Risiko
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada
Kesimpulan Kegiatan Operasi Dan Produksi PT
Berdasarkan identifikasi bahaya Pertamina Geothermal Energy Area
menggunakaan metode HIRARC di dapat hasil Lahedong Tahun 2012. Depok: Fakultas
sebagai berikut: Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
1. Potensi bahaya pada 5 tahapan pekerjaan [3] Anizar. (2009). Teknik Keselamatan dan
seksi casting di PT. XYZ adalah sebagai Kesehatan Kerja di Industri. Yogyakarta:
berikut: Graha Ilmu.
a. Tahapan Proses Core. [4] Australian Standard/New Zaeland, 1999,
b. Tahapan LPDC (Low Pressure Die Handbook Risk Managemenet Guidlines
Casting) companion to AS/NZS 4360 : 1999, Sydney
c. Tahapan Shotblast and Wellington, Author.
d. Tahapan Cutting [5] Australian Standard/New Zaeland, 2004,
e. Tahapan Grinding. Handbook Risk Managemenet Guidlines
2. Implementasi Metode Hazard Identification, companion to AS/NZS 4360 : 2004, Sydney
Risk Assessment, and Risk Control (HIRARC) and Wellington, Author.
di Seksi Casting PT. XYZ unit Serpong [6] Budiono, Sugeng, Jusuf dan Adriana
untuk mencegah kecelakaan kerja dapat Pusparini. (2003). Hiperkes & KK.
diketahui bahwa kategori tingkat risiko Semarang: Badan Penerbit Universitas
bahaya substansial sebanyak 60% yaitu Diponegoro Semarang
proses core, LPDC dan cutting. Sedangkan [7] Cross, J. (1998). Risk Management. Dalam
kategori risiko bahaya acceptable sebanyak Study Notes SESC921. Departement of
40% yaitu proses shotblas dan grinding. Safety Science University of New South
Wales.
Saran [8] Gunawan, A. A., 2015, Perbaikan
Berdasarkan hasil penelitian dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan
kesimpulan yang telah dipaparkan maka peneliti Metode HIRARC di PT. Sumber
menyarankan: Rubberindo Jaya, Jurnal Titra, 3(2), 421-
1. Diperlukan pembuatan Job Safet Anaysis 426.
(JSA) untuk melakukan identifikasi bahaya [9] Halim, L. N., & Panjaitan, T. W. S. (2016).
pada setiap pekerja dalam proses Perancangan Dokumen Hazard
pekerjaannya. Untuk memudahkan melihat Identification Risk Assessment Risk Control
risiko bahaya yang didapat oleh setiap (HIRARC) Pada Perusahaan Furniture:
pekerja. Studi Kasus. Jurnal Titra, 4(2), 279-284.
2. Memberikan reward kepada pekerja yang [10] Indonesia, Peraturan Pemerintah 2012,
disiplin dalam penggunaan APD dan cara Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
kerja yang aman agar dapat memotivasi Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan
pekerjaan agar disiplin dalam penggunaan Sistem Manajemen Keselamatan dan
APD dan cara kerjanya. Kesehatan Kerja, Jakarta.

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645
101

[11] Irawan, S., Panjaitan, T. W., & Bendatu, L.


Y., 2015, Penyusunan Hazard Identification
Risk Assessment and Risk Control
(HIRARC) Di PT. X. Jurnal Titra, 3(1), 15-
18.
[12] Ramli, Soehatman, 2010, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja OHSAS 18001, Jakarta, PT. Dian
Rakyat.
[13] Sahab, Syukri 1997, Teknik Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jakarta,
PT. Bina Sumber Daya Manusia.
[14] Suma’mur, Dr. P.k, M.Sc. (2009). Higiene
Perusahaan dan kesehatan Kerja
(Hiperkes). Jakarta: Sagung Seto.
[15] Wijaya, A., Panjaitan, T. W., & Palit, H. C.,
2015, Evaluasi Kesehatan dan Keselamatan
Kerja dengan Metode HIRARC pada PT.
Charoen Pokphand Indonesia. Jurnal Titra,
3(1), 29-34.
[16] Wiraswasti, Ira. (2010). Gambaran Tingkat
Risiko Kecelakaan Kerja Di Section Welding
PT Indomobil Suzuki International Plant
Tambun II. Jakarta: FKK UMJ

Jurnal Mesin Teknologi (SINTEK Jurnal) Volume 11 No. 2 Desember 2017 p-ISSN : 2088-9038
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/sintek e-ISSN : 2549-9645

Anda mungkin juga menyukai