Anda di halaman 1dari 6

E-ISSN : 2614-8382

Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)


Vol. 4 No. 2 (2021)

ANALISIS POTENSI BAHAYA DAN PENGENDALIAN RISIKO


KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DI
PT INDONESIA POWER GRATI POMU

Putu Arya1), ST. Salmia L. A.2), Kiswandono3)


1,2,3)
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Nasional Malang
Email : putuarya1713020@gmail.com

Abstrak, PT Indonesia Power Grati POMU (Power Generation O&M Services Unit) merupakan unit bagian dari
PT Indonesia Power Head Office yang bergerak di pembangkitan dan jasa pembangkitan. Dalam proses produksi
usaha pembangkitan tenaga listrik, PLTGU memiliki tiga sistem utama, yaitu GTG (Gas Turbine Generator),
HRSG (Heat Recovery Steam Generator), dan STG (Steam Turbine Generator). Dengan produksi yang sangat
berkaitan dengan bahan bakar yang mudah terbakar, suhu tinggi, dan kebisingan sehingga sangat berpotensi
menyebabkan bahaya – bahaya, maka dari itu perlu untuk melakukan analisis potensi bahaya dan pengendalian
risiko dengan menggunakan Hazard Identification, Risk Assessment and Risk Control (HIRARC). Setelah
dilakukan penelitian, didapatkan 6 jenis risiko pada sistem GTG, 4 jenis risiko pada sistem HRSG, dan 9 jenis
risiko pada sistem STG. Kemudian menentukan pengendalian risiko untuk meminimalisir maupun mencegah
terjadinya kecelakaan kerja. Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi usulan perbaikan sistem K3 di
perusahaan.

Kata kunci : Pengendalian Risiko, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, HIRARC

PENDAHULUAN berpotensi menyebabkan bahaya seperti


PT. Indonesia Power Grati POMU terjadinya ledakan, kebakaran maupun bahaya
(Power Generation O&M Services Unit) lainnya.
merupakan unit bagian dari PT Indonesia Berdasarkan pemaparan di atas
Power Head Office yang bergerak di menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa
pembangkitan dan jasa pembangkitan. PT. bahaya yang menimbulkan risiko dari
Indonesia Power Grati POMU (Power kecelakaan kerja yang terjadi, maka dari itu
Generation O&M Services Unit), memiliki tiga perlu untuk melakukan analisis potensi bahaya
zona di dalam perusahaan, yaitu zona A, zona dan pengendalian risiko dengan menggunakan
B dan zona C. Zona A dan zona B adalah Hazard Identification Risk Assessment and Risk
kawasan bagian produksi dimana infrastruktur Control (HIRARC) yang bertujuan untuk
untuk pembangkitan listrik ditempatkan pada mengetahui potensi bahaya dan risiko
zona A dan infrastruktur pengolahan dan kecelakaan kerja apa saja yang terdapat pada
penyimpanan bahan bakar maupun untuk bagian produksi serta melakukan pen-delay-an
pengolahan limbah terdapat pada Zona B. Zona risiko kecelakaan kerja untuk
C adalah kawasan office dari semua bidang direkomendasikan pada perusahaan.
dalam perusahaan, kantin, pusat kebugaran,
masjid, dan perpustakaan. METODE
Dalam proses produksi usaha Penelitian ini menggunakan metode
pembangkitan tenaga listrik, PLTGU memiliki Hazard Identification, Risk Assement, and Risk
tiga sistem utama, yaitu GTG (Gas Turbine Control (HIRARC). Penyusunan metode ini
Generator), HRSG (Heat Recovery Steam terdiri atas 3 tahapan, yaitu tahap Hazard
Generator), dan STG (Steam Turbine Identification, tahap risk assessment, dan tahap
Generator). Perusahaan memiliki pengolahan risk control.
bahan bakar gas maupun air laut. Dengan a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
proses pengoperasian infrastruktur, Keselamatan kerja adalah usaha untuk
penyimpanan bahan bakar, dan pengolahan menciptakan keadaan lingkungan kerja yang
limbah dalam sistem produksi yang sangat aman dan sehat dari bahaya kecelakaan.
berkaitan dengan bahan bakar yang mudah Keselamatan kerja merupakan keselamatan
terbakar, suhu tinggi, dan kebisingan, sangat yang berhubungan dengan mesin, alat kerja,
196
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
bahan dan proses pengolahannya, tempat sebuah metode dalam mencegah atau
kerja serta kondisi lingkungannya, meminimalisir kecelakaan kerja. HIRARC
Darmawan (2018). Sementara itu, merupakan metode yang dimulai dari
keselamatan kerja menurut American menentukan jenis kegiatan kerja yang
Society of Safety Engineers (ASSE) yang kemudian diidentifikasi sumber bahayanya
dikutip oleh Sugeng (2005) diartikan sehingga didapatkan risikonya, kemudian
sebagai bidang kegiatan yang ditunjukkan akan dilakukan penilaian risiko dan
untuk mencegah semua jenis kecelakaan pengendalian risiko untuk mengurangi
yang ada kaitannya dengan lingkungan dan paparan bahaya yang terdapat pada setiap
situasi kerja. Menurut ILO/WHO jenis pekerjaan, (Purnama, 2015).
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
adalah suatu promosi, perlindungan dan e. Hazard Identification (Identifikasi
peningkatan derajat kesehatan yang Bahaya)
setinggi-tingginya mencakup aspek fisik, Identifikasi bahaya adalah upaya
mental, dan sosial untuk kesejahteraan sistematis untuk mengetahui potensi bahaya
seluruh pekerja di semua tempat kerja. yang ada di lingkungan kerja. Identifikasi
bahaya dapat dilakukan pada suatu bahan,
b. Kecelakaan Kerja alat, atau sistem.
Menurut International Labor
Organization (ILO), kecelakaan kerja adalah f. Risk Assesment (Penilaian Risiko)
suatu kejadian yang timbul akibat atau Penilaian risiko (Risk Assessment) adalah
selama pekerjaan yang mengakibatkan proses penilaian yang digunakan untuk
kecelakaan kerja yang fatal atau kecelakaan mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat
kerja yang tidak fatal. Kecelakaan kerja terjadi. Tujuan dari risk assessment adalah
menurut Sukasmono yang dikutip oleh memastikan kontrol risiko dari proses, operasi
Santoso (2004) adalah suatu kejadian tak atau aktifitas yang dilakukan berada pada
terduga dan tidak dikehendaki yang tingkat yang dapat diterima. Penilaian dalam
mengacaukan proses suatu aktivitas yang risk assessment yaitu Likelihood (L) dan
telah teratur. Kecelakaan terjadi tanpa Consequence (C). Likelihood menunjukkan
disangka-sangka dalam sekejap mata dan seberapa mungkin kecelakaan itu terjadi,
mungkin terjadi dalam setiap aktivitas. sedangkan Consequence menunjukkan
seberapa parah dampak dari kecelakaan
c. Bahaya (Hazard) tersebut. Nilai dari Likelihood dan Consequence
National Safety Council mengatakan akan digunakan untuk menentukan Risk Rating
bahwa hazard adalah faktor yang melekat atau Risk Level. (Wijaya, Panjaitan, Palit, 2015).
pada sesuatu berupa barang atau kondisi dan Berikut ini merupakan tabel consequence, tabel
mempunyai potensi menimbulkan efek likelihood dan risk matrix.
kesehatan maupun keselamatan pekerja
serta lingkungan yang menimbulkan Tabel 1. Kriteria Consequence
dampak buruk. Hazard adalah suatu kondisi
atau tindakan yang dapat berpotensi Level Kriteria Penjelasan
menimbulkan kecelakaan (Bird & Germany, 1 Insignification Tidak terjadi cidera,
kerugian finansial kecil
1996) yang dikutip oleh Fauzan (2018). 2 Minor P3K, penanganan di
Bahaya adalah sifat dari suatu bahan, cara tempat, dan kerugian
kerja suatu alat, cara melakukan suatu finansial sedang
pekerjaan atau lingkungan kerja yang dapat 3 Moderate Memerlukan perawatan
menimbulkan kerusakan harta benda, medis, penanganan di
tempat dengan bantuan
penyakit akibat kerja atau bahkan hilangnya pihak luar, kerugian
nyawa manusia (Santoso, 2004). finansial besar
4 Major Cidera berat, kehilangan
d. Hazard Identification, Risk Assesment, kemampuan produksi,
Risk Control (HIRARC) penanganan luar area tanpa
efek negatif, kerugian
Hazard Identification Risk Assessment finansial besar
and Risk Control (HIRARC) merupakan 5 Catastrophic Kematian, keracunan

197
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
hingga keluar area dengan yang ada. Hasil dari penilaian risiko tersebut
efek gangguan, kerugian
menjadi acuan dalam menentukan tindakan
finansial besar
(Sumber: AS/NZS 4360) pengendalian risiko yang diambil. Proses
penyusunan HIRARC dijelaskan seperti
Tabel 2. Kriteria Likelihood berikut:

Level Kriteria Penjelasan Hazard Identification (Identifikasi Bahaya)


Terdapat kejadian < 1 kali dalam Tahap Hazard Identification dilakukan pada
1 Rare
setahun
Terdapat kejadian ≥ 1 kali dalam
sistem GTG (gas turbine generator), sistem
2 Unlikely HRSG (heat recovery steam generator), dan
setahun
Terdapat kejadian ≥ 1 kali dalam sistem STG (steam turbine generator) yang
3 Possible
sebulan berlokasi pada kawasan zona A dan zona B.
Terdapat kejadian ≥ 1 kali dalam Hazard Identification dilakukan dengan
4 Likely
seminggu
Almost Terdapat kejadian ≥ 1 kali dalam
melakukan pengamatan pada aktivitas operator,
5 kondisi lokasi kerja secara observasi,
certain sehari
(Sumber: AS/NZS 4360) wawancara langsung pada operator, dan data
kecelakaan kerja perusahaan pada tahun 2020.
Tabel 3. Risk Matrix Contoh Hazard Identification dapat dilihat pada
tabel 4 berikut.
Consequence
Likelihood Tabel 4. Contoh Hazard Identification pada
1 2 3 4 5
1 L L M H H sistem GTG (Gas Turbine Generator)
2 L L M H H No. Aktivitas Hazard Risk
3 L M H E E G.1 Pengoperasian Ledakan Luka bakar berat
4 M H H E E Turbin Kematian instan
Kebakaran Luka bakar berat
5 H H E E E Meninggal
(Sumber: AS/NZS 4360) Tersengat listrik Meninggal
Kebisingan Gangguan
pendengaran
g. Risk Control (Pengendalian Risiko) G.2 Pengoperasian Ledakan Luka bakar berat
Pengendalian risiko (Risk Control) adalah Main Fuel Oil Kematian instan
cara untuk mengatasi potensi bahaya yang Pump Kebakaran Luka bakar berat
Meninggal
terdapat dalam lingkungan kerja. Potensi Terkilir Cidera ringan
bahaya tersebut dapat dikendalikan dengan Terpeleset Patah tulang
menentukan suatu skala prioritas terlebih
dahulu yang kemudian dapat membantu Risk Assesment (Penilaian Risiko)
dalam pemilihan pengendalian risiko yang Risk assessment merupakan tahap kedua
disebut hirarki pengendalian risiko. dari metode HIRARC (Hazard Identification,
(Wijaya, Panjaitan, Palit, 2015). Risk Assesement, and Risk Control). Tahap
kedua ini adalah tahapan untuk memberikan
HASIL DAN PEMBAHASAN penilaian terhadap risiko yang ditimbulkan dari
Berdasarkan penyusunan dalam metode bahaya-bahaya yang telah teridentifikasi pada
HIRARC ini diawali dengan tahapan hazard tahap hazard identification. Hal pertama yang
identification pada kawasan zona A dan zona B dilakukan untuk memberikan penilaian pada
yang memiliki tiga sistem produksi yaitu sistem risiko adalah memberikan nilai kemungkinan
GTG (gas turbine generator), sistem HRSG terjadinya (likelihood). Hal kedua yang
(heat recovery steam generator), dan sistem dilakukan untuk memberikan nilai pada risiko
STG (steam turbine generator). Potensi bahaya adalah memberikan nilai dampak
yang ditemukan pada tahap hazard (consequence). Setelah didapatkan nilai
likelihood dan nilai consequence maka dapat
identification selanjutnya dianalisa dengan
ditentukan risk ratingnya dengan menggunakan
melakukan penilaian risiko (risk assessment)
risk matrix. Contoh Risk Assesment dapat
untuk menentukan nilai risiko sehingga dilihat pada tabel 5 di bawah:
didapatkan tingkat risiko dari potensi bahaya

198
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
Tabel 5. Contoh Risk Assesment pada sistem GTG (Gas Turbine Generator)

No. Aktivitas Bahaya Risiko L C Rating


G.1 Pengoperasian Turbin Ledakan Luka bakar berat 1 4 H
Kematian instan 1 5 H
Kebakaran Luka bakar berat 1 4 H
Meninggal 1 5 H
Tersengat listrik Meninggal 1 5 H
Kebisingan Gangguan
2 2 L
pendengaran
G.2 Pengoperasian Main Fuel Oil Pump Ledakan Luka bakar berat 1 4 H
Kematian instan 1 4 H
Kebakaran Luka bakar berat 1 4 H
Meninggal 1 4 H
Terkilir Cidera ringan 3 2 L
Terpeleset Cidera ringan 3 1 L

Risiko mengalami luka bakar berat pada risiko low risk. Risiko yang terdapat pada aktivitas
pengoperasian gas turbine diberikan nilai sistem STG (Steam Turbine Generator) tiga
likelihood sebesar 1 karena risiko tersebut hanya diantaranya tergolong high risk dan lima risiko
dapat terjadi pada keadaan tertentu (tidak pernah lainnya tergolong low risk.
terjadi dalam sejarah perusahaan) dan diberikan
nilai consequence sebesar 4 dikarenakan memberi Risk Control (Pengendalian Risiko)
dampak cidera berat dan kerugian finansial yang Pengendalian risiko (risk control)
besar. Risiko meninggal dan kematian instan pada merupakan tahap terakhir dalam metode HIRARC
pengoperasian gas turbine diberikan nilai 1 untuk (Hazard Identification, Risk Assessment, and Risk
kriteria likelihood dan nilai 5 untuk kriteria Control). Pada tahapan pengendalian risiko ini
consequence. Berdasarkan pengolahan data pada adalah untuk menentukan tindakan yang harus
Risk Assesment menunjukkan pada aktivitas sistem diambil dalam langkah meminimalisir ataupun
GTG (Gas Turbine Generator) terdapat tiga jenis mencegah terjadinya risiko kecelakaan kerja
risiko yang tergolong high risk dan tiga risiko yang dengan menggunakan standar OHSAS
tergolong low risk. Pada aktivitas sistem HRSG 18001:2007. Contoh Risk Assesment dapat
(Heat Recovery Steam Generator) terdapat tiga dilihat pada tabel 6 di bawah.
jenis risiko yang tergolong high risk dan satu jenis

Tabel 6. Contoh Risk Control pada sistem GTG (Gas Turbine Generator)

Pengendalian risiko
No. Risk
Eliminasi Substitusi Rekayasa Administrasi APD
G.1 Luka bakar berat 
Kematian instan 
Meninggal 
Gangguan

pendengaran
G.2 Luka bakar berat 
Kematian instan 
Meninggal 
Cidera ringan  

Pada aktivitas pengoperasian gas turbine Administrasi yang dimaksudkan adalah dengan
pengendalian risiko yang dilakukan untuk risiko melakukan inspeksi rutin (preventive maintenance)
kematian instan, luka bakar berat dan meninggal untuk mencegah terjadinya kerusakan atau
adalah dengan pengendalian administrasi. terjadinya kesalahan dalam proses
199
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
pengoperasiannya. Dengan diadakannya inspeksi 3. Rekomendasi perbaikan yang diberikan dari
rutin pada gas turbine akan meminimalisir bahaya hasil penelitian ini dapat diaplikasikan pada
terjadinya ledakan dan kebakaran beserta risiko perusahaan untuk mengetahui apakah dapat
mengalami luka bakar berat, kematian instan, dan berdampak baik bagi perusahaan.
meninggal. Dalam pengendalian risiko untuk
meminimalisir maupun mencegah mengalami DAFTAR PUSTAKA
gangguan pendengaran diperlukan pengendalian Australian / New Zealand Standard. Nomor
berupa APD. APD yang digunakan adalah berupa 4360 Tahun 2004 Tentang Manajemen
penggunaan ear muff protector. Risiko.
Damayanti, Gusti Elissa. 2018. Analisis Risiko
KESIMPULAN DAN SARAN Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Kesimpulan menggunakan metode HIRARC Pada
Adapun kesimpulan yang dapat diberikan Proses Produksi Pembuatan Gula (Studi
pada dari penelitian ini: Kasus pada PG. Madukismo). Skripsi.
1. Pada bagian produksi PT. Indonesia Power Prodi Teknik Industri S1, Universitas
Grati POMU dalam proses produksinya Islam Indonesia, Yogyakarta.
memiliki 19 aktivitas kerja. Setiap aktivitas Darmawan, R., Ummi, N., & Umiyati, A. 2018.
kerja tersebut telah teridentifikasi memiliki Identifikasi Risiko Kecelakaan Kerja
bahaya – bahaya beserta risikonya. Potensi Dengan Metode Hazard Identification
bahaya yang terdapat dalam aktivitas kerja para and Risk Assessment (HIRA) di Area
operator adalah bahaya kebisingan, terkilir, Batching Plant PT XYZ. Jurnal Teknik
terpeleset, terhirup pernafasan, tenggelam, Industri Untirta.
terabsorpsi kulit, ledakan, kebakaran, tersengat Fauzan, Riandi., Puspitasari, Nia B. 2018.
listrik, terkena benda panas, dan terjatuh dari Evaluasi Bahaya Kerja Menggunakan
ketinggian Metode Hazard Identification Risk
2. Pada aktivitas sistem GTG (Gas Turbine Assesment and Risk Control Dalam
Generator) terdapat tiga jenis risiko yang Memproduksi Rak Engine Overhoul
tergolong high risk dan tiga risiko yang Pada CV. MANSGROUP.
tergolong low risk. Pada aktivitas sistem HRSG International Organization for Standarization.
(Heat Recovery Steam Generator) terdapat tiga Nomor 31000 tahun 2018 tentang
jenis risiko yang tergolong high risk dan satu Manajemen Risiko.
jenis risiko low risk. Risiko yang terdapat pada International Organization for Standarization,
aktivitas sistem STG (Steam Turbine Nomor 45001 tahun 2018 tentang Sistem
Generator) tiga diantaranya tergolong high risk Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
dan lima risiko lainnya tergolong low risk. Kerja.
3. Perusahaan dapat meminimalisir maupun Ismara, Ketut Ima. 2016. Kesehatan
mencegah terjadinya kecelakaan kerja dengan Keselamatan Kerja di Bidang
melakukan perbaikan terhadap SOP yang Kelistrikan. Imajimu, Solo.
berlaku, melakukan preventive maintenance Mangkunegara, Anwar Prabu. 2001.
untuk seluruh infrastruktur dan penggunaan Manajemen Sumber Daya Manusia
APD untuk seluruh operator bagian produksi Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya,
dengan pengawasan ketat oleh bagian K3 Jakarta.
perusahaan. Murdani, dkk. 2014. Pengoperasian PLTGU
edisi 1 (Pembidangan Pra Jabatan PT.
Saran Indonesia Power). PLN Corporate
Berdasarkan penelitian yang telah University, Jakarta.
dilakukan, maka penulis dapat memberikan saran- PT. Indonesia Power. 2013. Laporan
saran untuk pengembangan selanjutnya, antara lain: Keberlanjutan 2013 PT Indonesia
1. Sebaiknya perusahaan selalu memastikan APD Power. PT Indonesia Power, Jakarta.
bagi operator dalam keadaan layak dan siap Purnama, D.S. 2015. Analisa Penerapan
pakai. Metode HIRARC (Hazard Identification
2. Bagian K3 di perusahaan harus lebih tegas Risk Assessment and Risk Control) dan
dalam melaksanakan tugas dalam hal HAZOPS (Hazard and Operability
pengawasan operator. Study) dalam Kegiatan Identifikasi

200
E-ISSN : 2614-8382
Jurnal Valtech (Jurnal Mahasiswa Teknik Industri)
Vol. 4 No. 2 (2021)
Potensi Bahaya dan Risiko Pada Proses Wardana, Rio., Musadieq, M.A., Nurtjahjono
Unloading Unit di PT. Toyota Astra G.W. 2014. Pengaruh Keselamatan
Motor. Jurnal Pasti, Vol. 9, No. (3), pp. Kerja Terhadap Kepuasan Kerja dan
311-319. Motivasi Kerja. Skripsi. Universitas
Ramli, S. 2010. Pedoman Praktis Manajemen Brawijaya, Malang.
Risiko Dalam Perspektif K3. PT. Dian Santoso, Gempur. 2004. Manajemen
Rakyat, Jakarta. Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Ratnasari, Septa Tri. 2009. Analisis Resiko Prestasi Pustaka, Jakarta.
Keselamatan Kerja Pada Proses Suma'mur. 2013. Higiene Perusahaan dan
Pengeboran Panas Bumi Rig Darat #4 Kesehatan Kerja. Sagung Seto, Jakarta.
PT APEXINDO Pratama Duta Tbk Tarwaka. 2008. Kesehatan dan Keselamatan
Tahun 2009. Skripsi. Universitas Kerja Manajemen dan Implementasi K3
Indonesia, Jakarta. di Tempat Kerja. Harapan Press,
Ria, Astuti. 2017. Analisis Kesalahan Surakarta.
Kesesuaian Subjek Kata Kerja Pada Widayana, I Gede, Wiratmaja, I Gede. 2014.
Kalimat Bahasa Perancis Kala Passe Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Compose. Universitas Indonesia, Jakarta. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Rumita, R., Nugroho S.W.P., Jantitya S.V., Wijaya, Albert., Panjaitan, Togar W.S., Palit,
2014. Analisa Potensi Bahaya Herry C. 2015. Evaluasi Kesehatan dan
Kecelakaan Kerja dengan Metode Keselamatan Kerja dengan Metode
HIRARC di PT. Coca Cola Semarang. HIRARC pada PT. Charoen Pokphand
Jurnal Teknik Mesin, Vol. 01, No. 1, h. Indonesia. Universitas Kristen Petra,
162-170. Surabaya.

201

Anda mungkin juga menyukai