Anda di halaman 1dari 16

Tugas Akhir

Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

EVALUASI PENILAIAN RISIKO PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN HAZARD IDENTIFICATION
RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC)
(Studi Kasus: PT. Aneka Adhilogam Karya)

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh


Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Diajukan Oleh:
Meybrial Dita Pratama
D600.080.020

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI PENILAIAN RISIKO PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN HAZARD IDENTIFICATION
RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC)
(Studi Kasus: PT. Aneka Adhilogam Karya)

Naskah Publikasi Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu
syarat untuk menyelesaikan Studi S-1 untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan
Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hari :
Tanggal :

Disusun Oleh:
Nama : Meybrial Dita Pratama
NIM : D600.080.020
Jur/Fak : Teknik Industri / Teknik

Mengesahkan:

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ahmad Kholid Al Ghofari, ST , MT) (Ir. M. Musrofi)

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan
saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka

Surakarta, 7 Maret 2013

Meybrial Dita Pratama

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

EVALUASI PENILAIAN RISIKO PEKERJA DENGAN MENGGUNAKAN


PENDEKATAN JOB SAFETY ANALYSIS (JSA) DAN HAZARD IDENTIFICATION
RISK ASSESSMENT AND RISK CONTROL(HIRARC)
(Studi Kasus: PT. Aneka Adhilogam Karya)

Meybrial Dita Pratama1 , Ahmad Kholid Al Ghofari2 , M. Musrofi3


1
Mahasiswa Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417
2,3
Staf Pengajar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Mebrial_Dita@ymail.com, kholid_all@yahoo.com, mmrofi@gmail.com
Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura 57102 Telp 0271 717417

ABSTRAKSI
Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan hal penting yang ada di
perusahaan, kurangnya kesadaran pada diri karyawan yang meyebabkan banyak terjadi
kecelakaan kerja. Pengidentifikasian bahaya dan risiko kerja merupakan tahap awal yang
harus diperhatikan oleh pihak perusahaan. PT. Aneka Adhilogam Karya merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang pengecoran logam. Objek penelitian dilakukan di 3
area, yaitu produksi, parkir dan office. Tujuan dari penelitian ni adalah melakukan
pengidenifikasian bahaya dengan metode Job Safety Analysis (JSA) dan Hazard Identification
Rik Assessment and Risk Control (HIRARC).
JSA merupakan identifikasi sistematik dari bahaya potensial di tempat kerja yang
dapat diidentifikasi, dianalisa dan direkam. HIRARC merupakan elemen pokok dalam sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan langsung dengan upaya
pencegahan dan pengendalian bahaya.
Hasil dari penelitian ini adalah menggunakan metode Job Safety Analysis (JSA)
yaitu mengelompokkan potensi bahaya secara aktual di perusahaan dengan adanya
pengendalian yang telah ada, seperti penggunaan alat pelindung diri. Selain itu, untuk
mengetahui subaktifitas pekerjaan tersebut mengganggu proses produksi atau tidak. Dengan
menggunakan metode Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (Hirarc)
dapat mengetahui dampak risiko. Ada 2 kategori risiko, yaitu: Pertama, Trivial (score 1-9)
untuk kategori I. Untuk pengendalian risiko yaitu prosedur kerja yang aman, pemberian
rambu-rambu. Kedua, Tolerable (score 10-25) untuk kategori II. Untuk pengendalian risiko
yaitu instruksi kerja, sticker (peringatan).

Kata Kunci: K3, Job Safety Analysis (JSA), Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control
(HIRARC), Pengendalian risiko

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

PENDAHULUAN Identification Risk Assesment and Risk


1. Latar Belakang Control (HIRARC).
Dengan semakin tingginya angka
persaingan dan beban permintaan yang terus LANDASAN TEORI
bertambah oleh konsumen sebagaian besar 1. Manajemen Risiko
Tujuan upaya K3 adalah untuk
perusahaan mengembangkan permesinan dan
peralatannya dengan mesin berteknologi mencegah kecelakaan yang ditimbulkan
karena adanya suatu bahaya di lingkungan
tinggi. Dengan permesinan berteknologi
kerja. Karena itu, pengembangan sistem
tinggi diharapkan produksi yang di hasilkan
akan maksimal, tetapi mesin yang manajemen K3 harus berbasis pengendalian
risiko sesuai dengan sifat dan kondisi bahaya
berteknologi tinggi dapat pula membahayakan
bagi karyawan. Kurangnya pengetahuan dan yang ada. Bahkan secara ekstrem dapat
dikatakan bahwa K3 tidak diperlukan jika
kecerobohan oleh karyawan dapat
tidak ada sumber bahaya yang harus dikelola.
menimbulkan kecelakaan kerja yang sangat
fatal. Keberadaan bahaya dapat
mengakibatkan terjadinya kecelakaan atau
Penilaian risiko akan terjadinya
insiden yang membawa dampak terhadap
kecelakaan kerja merupakan faktor yang
manusia, peralatan, material dan lingkungan.
harus dibenahi di setiap perusahaan. Semua
Risiko menggambarkan besarnya potensi
ini akan berpengaruh besar terhadap produk
bahaya tersebut untuk dapat menimbulkan
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
insiden atau cedera pada manusia yang
Penggunaaan alat pelindung diri (APD) pada
ditentukan oleh kemungkinan dan keparahan
saat melakukan pekerjaan merupakan salah
yang diakibatkannya. Adanya bahaya dan
satu contoh untuk menghindari kecelakaan
risiko tersebut harus dikelola dan dihindarkan
kerja yang terjadi.
melalui menejemen K3 yang baik. Karena itu,
manajemen K3 memiliki kaitan yang sangat
2. Tujuan Penelitian
erat dengan manajemen risiko.
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam
penelitian ini antara lain sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi kejadian risiko yang Hazards Incident Safety
Management
dapat mengganggu proses produksi dengan
menggunakan metode Job Safety Analysis
(JSA).
RISK
b. Memperkirakan besarnya dampak risiko
dan peringkat risiko dari pekerja yang
Gambar 1 Hubungan Bahaya dan Risiko
mungkin akan terjadi dengan
(Sumber: Ramli,2008)
menggunakan metode Hazard
Identification Risk Assesment and Risk
2. Penilaian Risiko
Control(HIRARC). Penilaian risiko adalah cara-cara yang
c. Mengetahui sumber-sumber bahaya yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk
berpotensi menimbulkan risiko kerja. dapat mengelola dengan baik risiko yang
d. Memberikan tindakan penanggulangan dihadapi oleh pekerjanya dan memastikan
terhadap risiko yang ada dengan bahwa keselamatan dan kesehatan mereka
menggunakan metode Hazard

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

tidak terkena risiko pada saat bekerja. (Ramli, Tentukan bahaya-bahaya yang
2008) mungkin timbal disetiap kelompok
3. Job Safety Analysis aktifitas / pekerjaan tersebut
JSA merupakan identifikasi 3) Penilaian Risiko, maka tentukan juga
sistematik dari bahaya potensial di tempat risiko yang mungkin terjadi.
kerja yang dapat diidentifikasi, dianalisa dan 4) Tentukan Risiko yang Dapat diabaikan
direkam. Hal-hal yang dilakukan dalam
penerapan JSA : PEMBAHASAN
1. Identifikasi Bahaya Setiap Langkah Kerja
a. Identifikasi bahaya yang berhubungan a. Area Produksi
dengan setiap langkah dari pekerjaan yang Urutan kegiatan yang harus
berpotensi untuk menyebabkan bahaya dilakukan pada pengecoran logam
serius. memiliki 8 tahap proses produksi, yaitu:
b. Menentukan bagaimana untuk mengontrol a. Membuat Cetakan
(cetakan semen, cetakan
b. Peleburan c. Proses d. Pembongkaran
dengan dapur Penuangan Cetakan
pasir basah dan cetakan
bahaya. tapel)
induksi Logam cair (molding)

c. Membuat perkakas tertulis yang dapat


digunakan untuk melatih staf lainnya. h. Penggerindaan g. Pengeboran f. Pembubutan
e. Pembersihan
Logam Hasil
Coran
d. Bertemu dengan pelatih OSHA untuk
mengembangkan prosedur dan aturan kerja Gambar 2 Proses Produksi
yang spesifik untuk setiap pekerjaan. b. Area Parkir
Untuk identifikasi bahaya di area
4. Hazard Identification Risk Assessment parkir dilakukan dengan melihat aspek
And Risk Control (Hirarc) bahaya di area parkir PT Aneka
a. Pengertian Hirarc
Adhilogam Karya, yaitu: pada lingkungan
HIRARC merupakan elemen
sekitar, harus diperhatikan untuk
pokok dalam sistem manajemen
keamanan dalam pengawasan kendaraan
keselamatan dan kesehatan kerja yang
karyawan. Hal ini disebabkan tidak adanya
berkaitan langsung dengan upaya
petugas keamanan dan kamera cctv untuk
pencegahan dan pengendalian bahaya.
merekam kejadian di area tersebut.
Disamping itu, HIRARC juga meruapakan
c. Area Office
bagian dari sistem manajemen risiko (Risk
Untuk identifikasi bahaya di area
Management).
office dapat dilihat dari kegiatan yang
Menurut OHSAS 18001, HIRARC
dilakukan oleh para pekerja PT Aneka
harus dilakukan di seluruh aktivitas
Adhilogam karya. Aspek bahaya ini
organisasi untuk menetukan kegiatan
ditimbulkan dari kegiatan yang dilakukan
organisasi yang mengandung potensi
setiap hari.
bahaya dan menimbulkan dampak serius
terhadap keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Identifikasi Bahaya Dengan Metode Job
(Ramli, 2008)
Safety Analysis JSA
b. Langkah-langkah Hirarc
a. Area Produksi
1) Kelompokkan Aktifitas
Dalam melakukan identifikasi
2) Identifikasi Bahaya
bahaya dengan metode JSA, langkah-
langkah yang diperhatikan (untuk
pengisian tabel 1, antara lain:

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

1) Aktifitas : isi dengan kegiatan yang di pelindung diri saat melakukan


lakukan oleh pekerja PT Aneka pekerjaan.
Adhilogam Karya. Catatan: jika di perusahaan belum ada
2) Subaktifitas : isi dengan sub atau pengendalian bisa dikosongkan.
bagian dari aktifitas kegiatan pekerja
di PT Aneka Adhilogam Karya.
3) Potensi Bahaya : isi dengan aspek
bahaya aktual yang berhubungan
dengan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3).
4) Tindakan Pengendalian yang Telah
Ada : menentukan apakah perusahaan
memiliki pengendalian untuk
mengelola aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Contoh :
penggunaan masker untuk alat
Tabel 1 Job Safety Analysis Area Produksi
No. Revisi:

PT Aneka Adhilogam Karya, Ceper Klaten JOB SAFETY ANALISYS (JSA) Tanggal:

Halaman:

No. Aktifitas Subaktifitas Potensi Bahaya Tindakan Pengendalian Yang Telah Ada

1 Membuat cetakan sesuai pola Kemasukan debu Masker, Safety shoes


Menumbuk pasir dengan alat Tangan terluka Sarung tangan
2
penumbuk Kemasukan debu Masker
Mengambil pasir dengan
3 Tertimpa handtruck Safety shoes, Sarung tangan
handtruck
Membuat Cetakan
(cetakan Pasir Basah, Mencampur bahan dengan
4 Terkena mesin mixer Sarung tangan
cetakan semen dan menggunakan mixer
5 cetakan tapel) Membuat cetakan sesuai pola Kemasukan debu Masker, Safety shoes
Terbakar api Masker
6 Membakar Cetakan
Asap Masker
Membuat adonan tanah liat dan
7 Kemasukan debu Masker, Safety shoes
pasir kwarsa
8 Membuat cetakan sesuai pola Kemasukan debu Masker, Safety shoes

9 Kejatuhan Bahan baku (besi,


Penimbangan bahan baku Masker, Sarung tangan, Safety shoes
scrap dll)
10

11 Penambahan unsur paduan Terkena percikan api Masker, Sarung tangan, Safety shoes
Peleburan dengan
dapur induksi Serpihan logam panas Masker, Sarung tangan, Safety shoes
Mengaduk bahan pada kompor
12 Melepuh Masker, Sarung tangan, Safety shoes
induksi
Masker, Sarung tangan, Safety shoes
Terkena percikan api

Proses Penuangan Mengambil logam cair dengan


14 Terkena percikan api Masker, Sarung tangan, Safety shoes
Logam cair laddle

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

15 Asap Masker, Sarung tangan, Safety shoes


Terkena percikan logam
16 Menuangkan kedalam cetakan Masker, Sarung tangan, Safety shoes
panas
yang sudah ada
17 Melepuh Masker, Sarung tangan, Safety shoes

18 Tangan terluka Masker


Pembongkaran Molding dengan menggunakan
Cetakan (molding) alat pukul
19 Kemasukan debu Masker

20 Tangan terluka Masker


Pembersihan logam Pembersihan menggunakan alat
hasil coran pukul
Masker
21 Kemasukan debu
Memberikan ketepatan ukuran Terkena mata pahat mesin
22 Pembubutan Safety shoes, Sarung tangan
diameter produk bubut

Memberi lubang sebagai tempat


23 Pengeboran Terkena mata bor Safety shoes, Sarung tangan
dudukan mur-baut

Terkena mesin gerinda Safety shoes, Sarung tangan


24 Penggerindaan Penghalusan Benda Kerja

Terkena percikan api Safety shoes, Sarung tangan

Untuk tabel job safety analyisis area parkir dan job safety analysis area office hampir sama dengan
pengisian tabel 1, yang membedakannya yaitu pada subaktifitas pekerjaan pada area tersebut.
Untuk potensi bahaya dan tindakan pengendalian yang telah ada dilihat dari situasi nyata di
lapangan.

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis (JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

3. Identifikasi Bahaya Dengan Metode Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (Hirarc)
a. Area Produksi
Tabel 2 Identifikasi bahaya dengan hirarc di area produksi
Departemen : Halaman dari

No. Dokumen MP-HSE-01-1


Identifikasi Bahaya Penilaian Resiko dan Pengendalian Risiko
Area/ Lokasi : Produksi Tanggal -
PT. Aneka Adhilogam
Karya
No Revisi -

Penanggung : Menggantikan No -
(Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control )
Jawab Tanggal -

PENGENDALIAN
IDENTIFIKASI ASPEK-BAHAYA Analisis Resiko
RISIKO
1
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

Kemungkinan Keparahan

Aspek- 1. Engineering
Kondisi Potensi/A Peraturan Tingkat Pengendalian
Potensi/Aktual Bahaya Faktor Tingkat Kategor 2. Administratif
NO Aktifitas Subaktifitas K3/L (R,NR,N,AN,E ktual Perundangan Risiko yang ada saat
Aspek-Bahaya Signifikan ECM Risiko i Risiko 3. Spillage kit
) Dampak- Terkait FP FK SUM DL CM RP SUM Awal ini (ECM)
(Y/T) 4. APD
Risiko

Membuat Prosedur kerja yang aman,


Kemasukan Sakit KEP. pemberian rambu-rambu
PD 1 cetakan sesuai K3 NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
debu ringan 51/MEN/1999
pola
Prosedur kerja yang aman,
Sakit KEP. pemberian rambu-rambu
PD 2 K3 Tangan terluka NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
Menumbuk ringan 51/MEN/1999
Membuat pasir dengan
Cetakan (cetakan alat penumbuk Prosedur kerja yang aman,
Kemasukan Sakit KEP.
PD 3 semen, cetakan K3 NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I pemberian rambu-rambu
debu ringan 51/MEN/1999
pasir basah dan
cetakan tapel) Mengambil
Tertimpa Pemberian rambu-rambu,
PD 4 pasir dengan K3 NR Luka berat KEP.84/BW/1998 5 1 6 1 2 1 4 24 T Apd 0,6 15 II
handtruck Prosedur kerja yang aman
handtruck
Mencampur
Tindakan preventif
bahan dengan Terkena mesin
PD 5 K3 NR Luka berat KEP.84/BW/1998 4 1 5 1 3 1 5 25 T Apd 0,6 15 II (instruksi kerja), prosedur
menggunakan mixer
kerja yang aman
mixer

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis (JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

Membuat Tindakan preventif


Kemasukan Sakit KEP.
PD 6 cetakan sesuai K3 NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I (instruksi kerja), prosedur
debu ringan 51/MEN/1999
pola kerja yang aman
Tindakan preventif
KEP.84/BW/1998 4 1 5 1 5 2 8 40 T Apd 0,6 24 II
PD 7 Membakar K3 Terbakar api NR Fatality (instruksi kerja), sticker
Cetakan KEP. 4 1 1 1 1 3
5 15 T Apd 0,6 9 I Pemeriksaan Kesehatan
PD 8 K3 Asap NR Ispa 51/MEN/1999
Membuat Prosedur kerja yang aman,
adonan tanah Kemasukan Sakit KEP. pemberian rambu-rambu
PD 9 K3 NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
liat dan pasir debu ringan 51/MEN/1999
kwarsa
Membuat Tindakan preventif
PD Kemasukan Sakit KEP.
cetakan sesuai K3 NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I (instruksi kerja), prosedur
10 debu ringan 51/MEN/1999
pola kerja yang aman
Pemberian rambu-rambu,
Tertimpa Bahan
PD Penimbangan Tindakan preventif
K3 baku (besi, NR Luka berat KEP.84/BW/1998 5 1 6 1 3 1 5 30 T Apd 0,6 18 II
11 bahan baku (instruksi kerja), prosedur
scrap dll)
kerja yang aman
PD Penambahan Terkena KEP. Instruksi Kerja, Sticker
5 1 6 1 2 1 4 24 T Apd 0,6 15 II
12 unsur paduan K3 percikan api NR Luka berat 84/BW/1998 (peringatan)
Tindakan preventif
Peleburan
PD Serpihan logam (instruksi kerja), prosedur
dengan dapur K3 NR Luka berat KEP.84/BW/1998 5 1 6 1 3 1 5 30 T Apd 0,6 18 II
13 panas kerja yang aman, sticker
induksi Mengaduk
(peringatan)
bahan pada
PD KEP. Sticker (peringatan),
tanur induksi 1 2 1 4 24 T Apd 0,6 15 II
14 K3 Melepuh NR Luka berat 84/BW/1998 5 1 6 Instruksi kerja
PD Terkena KEP. Instruksi Kerja, Sticker
1 2 1 4 24 T Apd 0,6 15 II
15 K3 percikan api NR Luka berat 84/BW/1998 5 1 6 (peringatan)
PD Sakit KEP.
1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
16 Suhu Ruangan L Panas NR ringan 51/MEN/1999 4 1 5
PD Terkena Instruksi Kerja, Sticker
Mengambil K3 NR Luka berat KEP.84/BW/1998 4 1 5 1 2 1 4 20 T Apd 0,6 12 II
17 percikan api (peringatan)
logam cair
PD dengan laddle KEP. 4 1 1 1 1 3
K3 Asap NR Ispa 5 15 T Apd 0,6 9 I Pemeriksaan Kesehatan
18 Proses 51/MEN/1999
Penuangan Tindakan preventif
Terkena
PD Logam cair Menuangkan (instruksi kerja), prosedur
K3 percikan logam NR Luka berat KEP.84/BW/1998 4 1 5 1 3 1 5 25 T Apd 0,6 15 II
19 kedalam kerja yang aman, sticker
panas
cetakan yang (peringatan)
PD sudah ada
KEP.84/BW/1998 1 2 1 4 20 T Apd 0,6 12 II
20 K3 Melepuh NR Luka berat 4 1 5
Prosedur kerja yang aman,
PD Sakit KEP. pemberian rambu-rambu
K3 Tangan terluka NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
21 Molding dengan ringan 51/MEN/1999
Pembongkaran
Cetakan menggunakan
alat pukul Prosedur kerja yang aman,
(molding)
PD Kemasukan Sakit KEP. pemberian rambu-rambu
K3 NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
22 debu ringan 51/MEN/1999

Pembersihan Prosedur kerja yang aman,


PD Pembersihan Sakit KEP. pemberian rambu-rambu
menggunakan K3 Tangan terluka NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
23 logam hasil coran ringan 51/MEN/1999
alat pukul

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis (JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

Prosedur kerja yang aman,


PD Kemasukan Sakit KEP. pemberian rambu-rambu
K3 NR 4 1 5 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
24 debu ringan 51/MEN/1999

Memberikan Pemberian rambu-rambu,


Terkena mata
PD ketepatan Tindakan preventif
K3 pahat mesin NR Fatality KEP.84/BW/1998 4 1 5 1 5 1 7 35 T Apd 0,6 21 II
25 ukuran diameter (instruksi kerja), prosedur
Pembubutan bubut
produk kerja yang aman
PD Suasana Sakit KEP. Memberikan peredam suara
L Kebisingan 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
26 Ruangan NR ringan 51/MEN/1999 4 1 5 pada mesin
Memberi lubang Pemberian rambu-rambu,
PD sebagai tempat Terkena mata Tindakan preventif
K3 NR Luka berat KEP.84/BW/1998 4 1 5 1 3 1 5 25 T Apd 0,6 15 II
27 dudukan mur- bor (instruksi kerja), prosedur
Pengeboran
baut kerja yang aman
PD Suasana Sakit KEP. Memberikan peredam suara
L Kebisingan 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
28 Ruangan NR ringan 51/MEN/1999 4 1 5 pada mesin
Pemberian rambu-rambu,
Terkena mesin Tindakan preventif
K3 NR Luka berat KEP.84/BW/1998 4 1 5 1 3 1 5 25 T Apd 0,6 15 II
PD Penghalusan gerinda (instruksi kerja), prosedur
29 Benda Kerja kerja yang aman
Penggerindaan
Terkena Instruksi Kerja, Sticker
K3 NR Luka berat KEP.84/BW/1998 5 1 6 1 1 1 3 18 T Apd 0,6 11 II
percikan api (peringatan)
PD Suasana Sakit KEP. Memberikan peredam suara
L Kebisingan 1 1 1 3 15 T Apd 0,6 9 I
30 Ruangan NR ringan 51/MEN/1999 4 1 5 pada mesin

Ket : FP : Frekuensi Proses Diverifikasi, Divalidasi,


R : Rutin Dibuat,

NR : Non Rutin FK : Frekuensi Kejadian

N : Normal DL : Dampak Lingkungan


CM : Cedera pada
AN : Abnormal Manusia
E : Kondisi
Darurat RP : Reputasi Perusahaan

Tanggal: Tanggal:
Tanggal:

Untuk Tabel Hazard Identification Risk Assessment and Risk Control (Hirarc) pada area parkir dan area office pengisisan tabel hampir sama dengan tabel diatas, yang membedakan yaitu
subaktifitas pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja pada area masing-masing.

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

Dari tabel 2, dapat dikategorikan Tabel 5 Urutan Nilai Kategori Risko Pada
aspek bahayanya mulai dari nilai terkecil Area Office
hingga nilai terbesar dan dikelompokkan Tingkat Risiko Kategori Risiko
Pengendalian Risiko (Cara
Penanggulangan risiko)
untuk pengendalian risiko berdasarkan nilai Contoh: Mengapit telepon
antara telinga dan bahu,
dari kategori risiko tersebut ( pada tabel 4). 4 I (Triviial) pengendaliannya dengan
Sticker / artikel ergonomi,
Tabel 3 Urutan Nilai Kategori Risko Pada fatique
Area Produksi Contoh: Menggunakan
telepon terlalu lama,
Tingkat Kategori Pengendalian Risiko (Cara 5 I (Triviial) pegendaliannya dengan
Risiko Risiko Penanggulangan risiko) Sticker / artikel ergonomi,
Contoh: Kemasukan debu, fatique
pengendaliannya dengan prosedur kerja yang Contoh: File lama berdebu,
9 I (Trivial) aman, Pemberian rambu-rambu( sticker), pegendaliannya dengan
Pemeriksaan kesehatan 6 I (Trivial)
Sticker / artikel ergonomi,
fatique
Contoh: Penggerindaan, pengendaliannya Contoh: Penggunaan AC,
II dengan instruksi kerja dari pihak perusahaan 7 I (Trivial) pegendaliannya dengan
11
(Tolerable) kepada pekerja dan pemberian rambu-rambu rambu-rambu (sticker)
(sticker) Contoh: Pengambilan uang
Contoh: Mengambil logam cair dengan ke / dari bank,
II laddle, pengendaliaannya dengan instruksi kerja 21 II (Tolerable)
12 pegendaliannya dengan
(Tolerable) dari pihak perusahaan kepada pekerja dan pengawalan
pemberian rambu-rambu (sticker)
Contoh: Mengaduk bahan baku pada tanur
II induksi, pengendaliaannya dengan instruksi 4. Solusi Alternatif dengan Hazard
15
(Tolerable) kerja dari pihak perusahaan kepada pekerja dan
pemberian rambu-rambu (sticker) Identification Risk Assessment and Risk
Contoh: Penimbangan bahan baku,
18
II pengendalianya dengan tindakan preventif Control (HIRARC)
(Tolerable) (instruksi kerja), prosedur kerja yang aman,
sticker (peringatan) Untuk solusi alternatif dengan hazard
Contoh: Pembubutan, pengendaliannya
II dengan pemberian rambu-rambu, Tindakan
identification risk assessment and risk
21
(Tolerable) preventif (instruksi kerja), prosedur kerja yang control. Dengan menggunakan penilaian
aman
Contoh: Membakar cetakan, risiko kerja di perusahaan, dimana penilaian
II pengendaliannya dengan instruksi kerja dari
24
(Tolerable) pihak perusahaan kepada pekerja dan pemberian risiko adalah cara-cara yang digunakan oleh
rambu-rambu (sticker)
pimpinan perusahaan untuk dapat mengelola
Tabel 4 Urutan Nilai Kategori Risko Pada
dengan baik risiko yang dihadapi oleh
Area Parkir pekerjanya dan memastikan bahwa
Tingkat Kategori Pengendalian Risiko (Cara
Risiko Risiko Penanggulangan risiko) keselamatan dan kesehatan mereka tidak
Contoh: Pada instalasi listrik dengan
kabel yang tidak teratur menyebabkan terkena risiko pada saat bekerja.
9 I (Trivial) risiko pada area tersebut,
pengendaliannya dengan pipa
pembungkus kabel
Contoh: Sisa perbaikan instalasi listrik,
5. Analisa Data dengan Metoda Job Safety
16 II (Tolerable) pengendaliannya dengan menyediakan
tempat sampah
Analysis (JSA)
Contoh: Keamanan pada area parkir, a. Area Produksi
18 II (Tolerable) pengendaliannya dengan adanya
penjagaan dari pihak security 1) Membuat cetakan (cetakan semen,
Contoh: Pada instalasi kabel dengan
adanya genangan air, pengendaliannya cetakan pasir basah dan cetakan tapel),
21 II (Tolerable)
dengan Gate Valve (Saluran air) ada 2 potensi bahaya/risiko yang
dibenahi
Contoh: Instalasi listrik dengan akan dihasilkan dari proses ini:
24 II (Tolerable) terjadi konsleting, pengendaliannya
dengan Rambu-rambu (sticker) a) Subaktifitas dari pembuatan cetakan
sesuai pola, mengambil pasir
dengan handtruck, menumbuk pasir
dengan alat penumbuk, dan
Membuat adonan tanah liat dan
pasir kwarsa sebagai pekerjaan yang

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

mempunyai potensi bertujuan agar cetakan retak dan pecah.


bahaya/risikonya kecil (low) karena Adapun potensi bahaya/risiko pada
dampak bahaya/risiko yang proses ini, yaitu: subaktifitas dari
ditimbulkan tidak menyebabkan pembongkaran cetakan (molding)
pekerja mengalami luka parah. sebagai pekerjaan yang mempunyai
b) Subaktifitas dari membakar cetakan potensi bahaya/risikonya kecil (low)
sebagai pekerjaan yang mempunyai dan tidak menyebabkan pekerja
potensi bahaya/risikonya tinggi mengalami luka parah. Contoh: tangan
(high) karena dampak bahaya/risiko terluka terkena alat pukul dan
yang ditimbulkan sangat fatal bagi kemasukan debu.
pekerja. 5) Pembersihan logam hasil coran
2) Peleburan dengan dapur induksi Setelah dibongkar dilakukan
Proses peleburan ini dilakukan pembersihan dari sisa pasir yang
dengan menggunakan tanur induksi. menempel. Adapun potensi
Adapun potensi bahaya/risiko pada bahaya/risiko pada proses ini, yaitu:
proses ini, yaitu: subaktifitas dari subaktifitas dari pemberihan logam
penimbangan bahan baku, penambahan hasil coran sebagai pekerjaan yang
unsur paduan, mengaduk bahan pada mempunyai potensi bahaya/risikonya
tanur induksi sebagai pekerjaan yang kecil (low) dan tidak menyebabkan
mempunyai potensi bahaya/risikonya pekerja mengalami luka parah. Contoh:
tinggi (high) karena berdampak pada tangan terluka terkena alat pukul dan
kesehatan atau mempengaruhi kinerja kemasukan debu.
personil dalam jangka panjang perlu 6) Pembubutan
perawatan di rumah sakit. Contoh: Proses ini dilakukan untuk
tangan melepuh terkena percikan api memberikan ketepatan ukuran diameter
dan serpihan logam panas. sambungan agar sesuai dengan yang
3) Proses penuangan logam cair dikehendaki. Adapun potensi
Pada proses ini, penuangan bahaya/risiko pada proses ini, yaitu:
logam cair ke dalam cetakan dilakukan subaktifitas mempunyai potensi
menggunakan laddle. Adapun potensi bahaya/risikonya tinggi (high) karena
bahaya/risiko pada proses ini, yaitu: fatal bagi si pekerja mengakibakan
subaktifitas dari mengambil logam cair cacat permanen bagi si pekerja.
dengan laddle lalu menuangkan Contoh: terkena mata pahat mesin
kedalam cetakan yang sudah ada bubut.
sebagai pekerjaan yang mempunyai 7) Pengeboran
potensi bahaya/risikonya tinggi (high) Proses ini dilakukan untuk
karena berdampak pada kesehatan atau membuat lubang sebagai tempat
mempengaruhi kinerja personil dalam dudukan mur-baut. Adapun potensi
jangka panjang perlu perawatan di bahaya/risiko pada proses ini, yaitu:
rumah sakit. Contoh: terkena percikan subaktifitas mempunyai potensi
api dan serpihan logam panas. bahaya/risikonya tinggi (high) karena
4) Pembongkaran cetakan (molding) fatal bagi si pekerja mengakibakan
Pada proses ini pembongkaran cacat permanen bagi si pekerja.
cetakan menggunakan alat pukul, Contoh: terkena mata bor.

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

8) Penggerindaan bahayanya terkena mesin mixer,


Proses ini dilakukan untuk memiliki nilai tingkat risiko yaitu 15
pengahalusan benda kerja. Adapun termasuk kategori risiko II
potensi bahaya/risiko pada proses ini, (tolerable).
yaitu: subaktifitas mempunyai potensi e) Subaktifitas membakar cetakan
bahaya/risikonya tinggi (high) karena potensi bahayanya tebakar api dan
fatal bagi si pekerja mengakibakan asap, memiliki nilai tingkat risiko
cacat permanen bagi si pekerja. yaitu 24 dan 9 termasuk kategori
Contoh: terkena mesin gerinda. risiko II (tolerable) dan kategori
Dari tahap proses produksi ini, risiko I (trivial).
untuk tindakan pengendalian yang telah 2) Peleburan dengan dapur induksi
ada di perusahaan yaitu menyediakan a) Subaktifitas penimbangan bahan
alat pelindung diri (APD) standar, akan baku (besi, scrap dll), potensi
tetapi pada proses pembongkaran bahayanya tertimpa bahan baku,
cetakan tidak ada pengendalian. memiliki nilai tingkat risiko 18
Untuk analisa pada area parkir termasuk kategori risiko II
dan area office langkah sama dengan (tolerable).
analisa di area produksi. b) Subaktifitas penambahan unsur
paduan, potensi bahayanya terkena
6. Analisa Data dengan Metode Hazard percikan api, memiliki nilai tingkat
Identification Risk Assessment and Risk risiko 15 termasuk kategori risiko II
Control (Hirarc) (tolerable).
a. Area Produksi c) Subaktifitas mengaduk bahan baku
1) Membuat cetakan (cetakan semen, pada tanur induksi, potensi
cetakan pasir basah, dan cetakan tapel. bahayanya serpihan logam panas,
a) Subaktifitas membuat cetakan melepuh dan terkena percikan api,
sesuai pola, potensi bahayanya memiliki nilai tingkat risiko 18, 15
kemasukan debu, memiliki nilai dan 15 termasuk kategori risiko II
tingkat risiko yaitu 9 termasuk (tolerable).
kategori risiko I (trivial). d) Untuk suhu ruangan, potensi
b) Subaktifitas menumbuk pasir bahayanya panas, memiliki nilai
dengan alat penumbuk, potensi tingkat risiko 9 termasuk kategori
bahayanya tangan terluka dan risiko I (trivial).
kemasukan debu, memiliki nilai 3) Proses penuangan logam cair
tingkat risiko yaitu 9 termasuk a) Subaktifitas mengambil logam cair
kategori risiko I (trivial). dengan laddle, potensi bahayanya
c) Subaktifitas mengambil pasir terkena percikan api dan asap,
dengan handtruck, potensi memiliki nilai tingkat risiko yaitu 12
bahayanya tertimpa handtruck, dan 9 termasuk kategori risiko II
memiliki nilai tingkat risiko yaitu 15 (tolerable) dan kategori risiko I
termasuk kategori risiko II (trivial).
(tolerable). b) Subaktifitas menuangkan kedalam
d) Subaktifitas mencampur bahan cetakan yang sudah ada, potensi
dengan menggunakan mixer, potensi bahayanya terkena percikan logam

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

panas dan melepuh, memiliki nilai tingkat risiko 11 termasuk kategori


tingkat risiko 15 dan 12 termasuk risiko II (tolerable).
kategori risiko II (tolerable). b) Untuk suasana ruangan, potensi
4) Pembongkaran cetakan (molding) bahayanya kebisingan, memiliki
Subaktifitas molding dengan nilai tingkat risiko 9 termasuk
menggunakan alat pukul, potensi kategori risiko I (trivial).
bahayanya tangan terluka dan Dari analisa diatas, untuk area
kemasukan debu, memiliki nilai tingkat produksi terdapat 2 kriteria potensi
risiko 9 termasuk kategori risiko I bahaya/risiko, yaitu:
(trivial). a) Trivial (score 1-9) untuk kategori I.
5) Pembersihan logam hasil coran Untuk pengendalian risiko yaitu
Subaktifitas pembersihan prosedur kerja yang aman,
menggunakan alat pukul, potensi pemberian rambu-rambu.
bahayanya tangan terluka dan b) Tolerable (score 10-25) untuk
kemasukan debu, memiliki nilai tingkat kategori II. Untuk pngendalian
risiko 9 termasuk kategori risiko I risiko yaitu instruksi kerja, sticker
(trivial). (peringatan).
6) Pembubutan
a) Subaktifitas memberikan ketepatan Kesimpulan dan Saran
ukuran diameter produk, potensi 1. Kesimpulan
bahayanya terkena mata pahat mesin a. Dengan menggunakan metode Job Safety
bubut, memiliki nilai tingkat risiko Analysis (JSA) dapat menggelompokkan
21 termasuk kategori risiko II potensi bahaya secara aktual di
(tolerable). perusahaan. Serta dengan adanya
b) Untuk suasana ruangan, potensi pengendaiaan yang telah ada, seperti
bahayanya kebisingan, memiliki penggunaan alat pelindung diri dapat
nilai tingkat risiko 9 termasuk mengetahui subaktifitas pekerjaan tersebut
kategori risiko I (trivial). mengganggu prroses produksi atau tidak.
7) Pengeboran b. Dengan menggunakan metode Hazard
a) Subaktifitas memberi lubang Identification Risk Assessment and Risk
sebagai tempat dudukan mur-baut, Control (Hirarc) dapat mengetahui
potensi bahayanya terkena mata bor, dampak risiko. Ada 2 kategori risiko,
memiliki nilai tingkat risiko 15 yaitu:
termasuk kategori risiko II 1) Trivial (score 1-9) untuk kategori I.
(tolerable). Untuk pengendalian risiko yaitu
b) Untuk suasana ruangan, potensi prosedur kerja yang aman, pemberian
bahayanya kebisingan, memiliki rambu-rambu.
nilai tingkat risiko 9 termasuk 2) Tolerable (score 10-25) untuk kategori
kategori risiko I (trivial). II. Untuk pengendalian risiko yaitu
8) Penggerindaan instruksi kerja, sticker (peringatan).
a) Subaktifitas penghalusan benda
kerja, potensi bahayanya terkena
mesin gerinda, memiliki nilai

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta
Tugas Akhir
Evaluasi Penilaian Risiko Pekerja Dengan Menggunakan Pendekatan Job Safety Analysis
(JSA) Dan Hazard Identification Risk Assessment And Risk Control (HIRARC)
Maret 2013

2. Saran Ihsan. 2011. Planning For Hazard


a. Diharapkan perusahaan mengembangkan Identification, Risk Assessment And
metode identifikasi bahaya dan penilaian Risk Control (Hirarc). Diunduh dari
risiko yang lebih detail dan terperinci pada http://www.q-hse.com/health-safety-
tiap proses kerja.
a-environment/ohsas-18001-2007/61-
b. Diharapkan perusahaan selalu
ohsas%20%2018000-clause-43-
mensosialisasikan APD yang baru ke para
karyawan yang bekerja pada area produksi planning , pada tanggal 20 Nov 2012
PT Aneka Adilogam Karya. Jika masih jam 17:20
ada yang melanggar sebaiknya diberi Putranto, Novi Marhaendra. 2010.
peringatan atau sanksi yang tegas dan yang Identifikasi bahaya bekerja pada
telah mematuhi diberi reward. daerah bertegangan (Switchyard
150kv) Dengan pendekatan job safety
Daftar Pustaka analysis (Jsa) Dan hazard
Ridley, John. 2008. Ikhtisar Kesehatan & identification risk assesment and risk
Keselamatan Kerja Edisi Ketiga. control (Hirarc). Tugas Akhir.
Jakarta: Erlangga. Teknik Keselamatan dan Kesehatan
Sumamur. 1996. Higene Perusahaan dan Kerja ITS Surabaya
Kesehatan Kerja. Jakarta: PT. Toko Manual Book Procedure Hazard
Gunung Agung Identification Risk Assessment and
Ramli, Soehatman. 2009. Sistem Manajemen Risk Control (Hirarc) PT Nursalana
Keselamatan & Kesehatan Kerja Global Service
OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat
Iskandar, duddy dan anastasia deviani. 2008.
Jenis-jenis Alat Pelindung Diri
(APD). Diunduh dari
http://duddyiskandar.blogspot.com/20
08/12/jenis-jenis-alat-pelindung-diri-
apd.html , pada tanggal 11 Desember
2012 jam 02:59
Munir, Muh. Sirojul. 2012. Penilaian risiko
di Tempat Kerja. Diunduh dari
http://msmunir-
ina.blogspot.com/2012/01/penilaian-
risiko-di-tempat-kerja.html, Pada
tanggal 21 Maret 2013 jam 13.30
Rahmawati, Fitri. 2007. Job Safety Analysis.
Diunduh dari
http://batikyogya.wordpress.com/200
7/07/20/job-safety-analysis/, pada
tanggal 20 November 2012 jam 13:00

Meybrial Dita Pratama Mahasiswa Jurusan Teknik Industri


(D600.080.020) Universitas Muhammadiyah Surakarta

Anda mungkin juga menyukai