Anda di halaman 1dari 8

E -ISSN : 2746 - 0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

ANALISIS LINGKUNGAN, KESEHATAN, DAN KESELAMATAN


KERJA (LK3)
(STUDI KASUS DI PT. RAVANA JAYA)
Achmad Najibur Rochman1, Deny Andesta2, dan Elly Ismiyah3
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Gresik
Jl. Sumatera 101 GKB, Gresik 61121, Indonesia
Email: 1yudhasatria20@gmail.com

ABSTRAK
PT. Ravana Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang kontruksi yang membuat instalasi
bangunan maupun kerangka bangunan, dalam pekerjaan di bidang kontruksi tidak lepas dari
kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja. Kecelakaan merupakan sesuatu peristiwa yang tidak
direncanakan serta tidak diharapkan yang bisa mengganggu proses operasi, merusak harta benda,
mencederai manusia, ataupun menggangu lingkungan. Maka dari itu dibutuhkan penerapan K3 di
perusahaan konstruksi ataupun perusahaan-perusahaan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi bahaya atau resiko yang ada di area workshop PT. Ravana jaya dan seberapa besar
tingkat bahaya tersebut. Sebelum mengendalikan bahaya sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu akar
penyebab dari bahaya atau resiko tersebut. Berdasarkan permaslahan dari PT. Ravana jaya maka metode
yang dapat digunakan adalah hazzard identification and risk assesment (HIRA) untuk mengidentifikasi
bahaya dan juga sebagai penilaian tingkat resiko dan metode fault tree analyzis (FTA) untuk
menganalisis akar penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Dari hasil penelitian ini terdapat 28 identifiksai
bahaya pada PT. Ravana Jaya. Dengan penilaian resiko sebagai berikut, 4 dengan kategori extreme risk
(E), 18 dengan kategori high risk (H), 3 dengan kategori medium risk (M) dan 3 dengan kategori low
risk (L). Akar penyebab dari kecelakaan kerja terdapat 2 aspek yaitu manusia dan lingkungan. Dari segi
manusia pekerja kurang pengetahuan tentang K3 sehinga pekerja tidak disiplin memakai APD, serta
kurangnya APD itu sendiri. Dari segi lingkungan kerja, area kerja, alat, dan material penataanya tidak
teratur sehingga tidak ada jalan bagi pengguna jalan atau jalanya berubah-ubah.

Kata kunci : Konstruksi, Kecelakaan Kerja, K3, Lingkungan Kerja

1. PENDAHULUAN yang lebih besar (Simanjuntak, 2012). Terdapat


Dalam era yang berkembang saat ini di banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya
Indonesia terdapat banyak sekali perusahaan- kecelakaan kerja tersebut, seperti faktor
perusahaan yang berkembang salah satunya lingkungan kerja, APD, human error, dan
perusahaan di bidang kontruksi, dalam faktor lainnya (Asih., 2013) dan (Nur, 2007)
pekerjaan di bidang kontruksi tidak lepas dari [24]. Maka dari itu dibutuhkan adanya
bahaya, resiko, dan kemungkinan terjadinya penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
kecelakaan kerja. Menurut (Mandagi, 2013), (K3) di perusahaan konstruksi ataupun
(Rifani, 2018), dan (Alfons, 2013) salah satu perusahaan-perusahaan lainnya.
pekerjaan yang paling berisiko terhadap K3 merupakan kebutuhan pekerja,
kecelakaan kerja adalah pekerjaan konstruksi. pengusaha, dan pemerintah (Septiani, 2016).
Menurut (Triswandana, 2020), (Simanjuntak, K3 merupakan salah satu upaya dalam
2012), dan (Alexander, 2019) Kecelakaan pencegahan kecelakaan kerja, penyakit akibat
merupakan sesuatu peristiwa yang tidak kerja, ledakan, kebakaran, dan pencemaran
direncanakan serta tidak diharapkan yang bisa lingkungan kerja yang penerapannya menurut
mengganggu proses operasi, merusak harta jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaan serta
benda, mencederai manusia, ataupun kondisi lingkungan kerja (Aini, 2019).
menggangu lingkungan. Kecelakaan tidak Keselamatan kerja di Indonesia telah lama
selalu mengakibatkan luka-luka, namun bisa mendapat perhatian dan dukungan dari
juga mengakibatkan kerusakan material dan Pemerintah sejak ditetapkannya Undang-
alat-alat yang ada, tetapi kecelakaan yang Undang Keselamatan Kerja Nomor 1 Tahun
menyebabkan luka-luka ini menerima perhatian 1970 (Pradipta, 2015). Penerapan Sistem
654
E -ISSN : 2746 - 0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kecelakaan kerja tersebut mengakibatkan


(SMK3) sangat penting bagi perusahaan pekerja cidera sehingga perlu pengobatan,
maupun bagi pekerja karena bertujuan untuk menggangu proses bekerja, dan waktu
memberikan suasana lingkungan dan kondisi penyelesaian pekerjaan menjadi terlambat.
kerja yang baik, nyaman dan aman serta dapat
menghindari kecelakaan dan penyakit kerja
(Nurainiyah & Agustapraja, 2019) dan juga
berguna untuk mengidentifikasi risiko atau
bahaya yang terdapat dalam suatu pekerjaan
sehingga risiko tersebut dapat dikendalikan
menggunakan metode-metode yang ada untuk
mengurangi maupun mengeliminasi Sumber : PT. Ravana Jaya
dampaknya (Triswandana & Armaeni, 2020). Gambar 1. Pekerja tidak menggunakan APD
Maka dari itu tenaga kerja perlu memperoleh
perlindungan terhadap ancaman kecelakaan Permasalahan yang dihadapi PT. Ravana
maupun kesehatan dalam bekerja (Sucita & Jaya diantaranya adalah bahaya atau resiko apa
Broto, 2011). saja yang terjadi di area kerja atau workshop
PT. Ravana Jaya merupakan perusahaan perusahaan dan seberapa besar tingkat bahaya
yang bergerak di bidang kontruksi yang tersebut. Sebelum mengendalikan bahaya
membuat instalasi bangunan maupun kerangka sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu akar
bangunan. PT. Ravana Jaya memiliki SOP penyebab dari bahaya atau risiko tersebut.
dengan standar minimal kelengkapan APD,
seperti sepatu safety, sarung tangan, dan helm 2. METODE PENELITIAN
safety. Penerapan K3 di PT. Ravana Jaya masih Dalam penelitian ini metode yang
tergolong kurang karena minimnya kesadaran digunakan adalah Hazzard Identification and
tentang pentingya K3 dan manfaat dari K3. Risk Assesment (HIRA) dan Fault Tree Analyzis
Sehingga para pekerja tidak menggunakan APD (FTA). Metode Hazzard Identification and Risk
yang tersedia dan yang sesuai dengan Assesment (HIRA) merupakan metode yang
pekerjaanya. Kondisi lingkungan di PT. Ravana
digunakan untuk mengidentiifikasi potensi-
Jaya tidak aman dan nyaman karena tidak ada
jalur khusus untuk berjalan ke area pekerjaan potensi bahaya yang terdapat pada area kerja
dan area pekerjan juga berubah-ubah tidak menggunakan cara mendefinisikan
sesuai dengan penataan perusahaan. Sehingga karakteristik bahaya-bahaya yang mungkin
sering terjadi kasus kecelakaan kerja seperti terjadi pada area tersebut dan mengevaluasi
yang disajikan pada tabel 1. risiko yang terjadi melalui penilaian risiko
dengan menggunakan matriks penilaian risiko
Tabel 1. Kecelakaan Kerja Periode Januari (Darmawan, 2017) dan (Efendi, 2020).
2021 – Juni 2021 Proses menggunakan Hazzard
Jumlah Identification and Risk Assesment (HIRA)
No. Jenis Kecelakaan
kejadian terdiri dari 2 yaitu :
1 Tersandung material 26 a Hazzard Identification (identifikasi
2 Terkena percikan gram 29 bahaya)
Terkena percikan api
3 18 b Risk assessment (penilaian risiko)
las
Kaki tertancap gram
4 16 Dalam proses penilaian risiko
sisa material
Kontak langsung menggunakan 2 skala yaitu skala parameter dan
5 12 skala risk matrix yang dipakai di standar
dengan benda panas
Tersandung kabel dan Australia dan New Zealand (Standard Australia
6 17 License, 1999) sebagaimana disajikan pada
selang
7 Terjepit plat material 8 Tabel 2, 3 dan Tabel 4.
Sumber : PT. Ravana Jaya
Tabel 2. Skala Tingkat Kemungkinan
Kejadian (Likelihood)
655
E -ISSN : 2746 - 0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Tingkat Deskripsi Keterangan perusahaan sangat


Terdapat satu atau besar
lebih kejadian Sumber : AS/NZS 4360 :1999
Almost dalam sehari
5
Certain (Pasti terjadi Tabel 4. Skala Tingkat Resiko (Risk Matrix)
dalam semua Severity
kondisi)

Insignifican

Catasirophi
Terdapat satu atau

Moderate
Minor

Major
lebih kejadian
dalam seminggu Likelihood
4 Likely
(mungkin terjadi
dalam semua
kondisi) 1 2 3 4 5
Terdapat satu atau 5 (Almost
lebih kejadian H H E E E
Certain)
dalam sebulan 4 (Likely) M H H E E
3 Passible
(mungkin terjadi 3 (Passible) L M H E E
dalam dibeberapa 2
kondisi tertentu) L L M H E
(Unlikely)
Terdapat satu atau 1
lebih kejadian L L M H E
(Rare)
dalam setahun Sumber : AS/NZS 4360 :1999
2 Unlikely (kemungkinanya
kecil terjadi
E : Extreme Risk
dalam beberapa
kondisi tertentu) H : High Risk
Terdapat kurang M : Moderate Risk
dari 1 kejadian L : Low Risk
dalam setahun
1 Rare
(Kemungkinan
Setelah mengetahui tingkat risiko HIRA
terjadi hanya pada
kondisi khusus) yang paling tinggi kemudian dianalisis
Sumber : AS/NZS 4360 :1999 menggunakan metode Fault Tree Analysis
(FTA). Fault Tree Analysis (FTA) adalah suatu
Tabel 3. Skala Tingkat Keparahan (Severity) metode analisis resiko dengan model grafik
Tingkat Deskripsi Keterangan serta logika yang menunjukan gabungan dari
Tidak terjadi kejadian-kejadian yang memungkinkan akan
cidera dan mengakibatkan kejadian yang tidak di inginkan
1 Insignifican kerugian (Krisna, 2018) dan (Nur & Ariwibowo, 2007).
perusahaan Bell Telephone Laboratories memperkenalkan
sedikit metode Fault Tree Analysis (FTA) pertama kali
Cidera ringan dan pada tahun 1962 (Pradipta, 2015).
2 Minor kerugian Menggunakan metode Fault Tree Analysis
perusahan sedang (FTA) dapat mengetahui faktor dan gabungan
Cidera sedang penyebab yang bisa mengakibatkan terjadinya
perlu perawatan kecelakaan kerja. Metode ini dapat digunakan
3 Moderate medis dan pada pekerjaan kontruksi, pekerjaan ketinggian
kerugian cukup dan pekerjaan pembangunan ,dll. Maka dari itu
besar
digunakan metode ini untuk mengetahui faktor
Cidera berat dan
dan gabungan penyebab yang tersembunyi yang
4 Major kerugian
perusaahn besar dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan
Fatal dan sehingga diharapkan kecelakaan tersebut dapat
5 Catasirophi dihindari (Nur & Halbi, 2020).
kerugian
656
E -ISSN : 2746 - 0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Memar,
Pekerja
lecet,
terjepit plat 2 3 M
patah
material
tulang
Luka
Pekerja gores,
3. HASIL DAN PEMBAHASAN terkena mata lecet, 2 2 L
3.1 Hazzard Identification and Risk pisau patah
tulang
Assesment (HIRA) Memar,
Pekerja
Data dalam penelitian ini didapatkan dengan tersandung
keseleo, 5 2 H
lecet
cara observasi, kuisioner dan wawancara yaitu Luka
penilaian resiko potensi bahaya yang didapat Pekerja gores,
dari kepala lapangan dan 8 pekerja PT. Ravana terkena mata lecet, 1 2 L
bor patah
Jaya. Berikut merupakan potensi bahaya yang tulang
ada pada workshop PT. Ravana Jaya dan Memar,
Pekerja
penilaian risiko hasil dari 9 responden yang di terjepit
lecet,
2 2 L
patah
tampilkan di tabel 5. material
tulang

Drilling
Melubangi
Luka
material
Tabel 5. Penilaian Resiko Potensi Bahaya Dan Pekerja gores,
terkena kebutaan
Penentuan Resiko percikan jika
5 2 H
Rincian kegiatan

gram terkena
Risk Matrix
Likelihood

mata
Severity
Bahaya

Resiko

Pekerja Memar,
Area

terkena plat patah 1 3 M


yang terjatuh tulang
Kaki Kulit
Pekerja tertancap sobek,
Melepuh, 5 3 E
kontak gram sisa lecet, luka
lecet, luka 4 3 H
dengan material dalam
bakar
benda panas Lecet,
Tangan Lecet, Tangan
luka
pekerja Luka pekerja
tergores, 2 4 H
terkena tergores, 2 4 H terkena
Memotong tangan
material mesin tangan gerinda
terpotong
(mesin cutting terpotong Lecet,
potong) Memar, luka
Pekerja Terkena
lecet, luka bakar,
terkena 4 3 H percikan api
Grinding

tergores, Menggerinda kebutaan 5 2 H


percikan api dari mesin
luka bakar material jika
gerinda
Memar, terkena
Pekerja
lecet, luka 5 2 H mata
tersandung
Cutting

gores Pekerja Kematian,


Pekerja tertimpa patah 1 3 M
Melepuh,
terpapar material tulang
lecet, luka 5 3 E
dengan Pekerja Memar,
bakar
benda panas tersandung lecet, luka 5 2 H
Tangan material gores
pekerja Luka Pekerja
terkena api bakar, 3 3 H Melepuh,
Memotong kontak
las saat memar lecet, luka 5 3 E
material dengan
menyalakan bakar
(mesin benda panas
potong las) Pekerja Memar, Pekerja
terkena lecet, luka Luka
5 2 H terkena
percikan api tergores, bakar, 5 2 H
percikan api
las luka bakar melepuh
las
Memar, Sakit
Pekerja Pekerja
lecet, luka 5 1 H paru-paru,
Welding

tersandung Mengelas menghirup 5 2 H


gores sesak
material asap las
Kaki Kulit nafas
tertancap sobek, Memar,
5 2 H Pekerja
gram sisa lecet, luka keseleo, 5 2 H
material dalam tersandung
lecet
Bubut Luka
Lathe

Mata pekerja Sakit


material Pekerja gores, terpantul mata, 4 3 H
terkena kebutaan sinar las katarak
5 3 E
percikan jika Pekerja Kematian,
gram terkena tertimpa patah 1 4 H
mata material tulang

657
E -ISSN : 2746 - 0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Sumber : pengolahan data dari observasi, Dari segi lingkungan akar penyebab dari
kuisioner dan wawancara kecelakaan kerja dimana kondisi lingkungan
kerja penempatan alat dan material tidak sesuai
dengan penataan area sehingga menyebabkan
pekerja tersandung, terkena percikan api, dan
3.2 Fault Tree Analysis (FTA) terpapar benda panas.
Selanjutnya peneliti menganalisis dengan
metode Fault Tree Analysis (FTA) untuk B. Area Lathe
mengetahui faktor dan kombinasi penyebab Berikut analisis akar penyebab terjadinya
yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan kecelakaan kerja dengan metode FTA pada PT.
kerja. Ravana Jaya di area Lathe yang di tampilkan
pada gambar 3.
A. Area Cutting
Berikut analisis akar penyebab terjadinya Kecelakaan Perkerja

kecelakaan kerja dengan metode FTA pada PT.


Ravana Jaya di area Cutting yang di tampilkan Lingkungan Manusia

pada gambar 2.
Kondisi Kurangnya
workshop pengetahuan
Kecelakaan Perkerja tentang k3

Berserakanya
gram sisa
Lingkungan Manusia Tidak APD yang
material
menggunakan digunakan
APD kurang sesuai

Kondisi Kurangnya
workshop pengetahuan
tentang k3 Area yang sempit dan
kurang tertata
Kurangnya
Berserakanya ketersediaan
material dan APD
Tidak
juga sisa-sisa
menggunakan
material
APD

(Sumber : pengolahan data dari observasi, kuisioner


Penempatan alat,dan Kurangnya
Kurangnya dan wawancara)
ketersediaan
material tidak sesuai
dengan penataan area
kesadaran
pekerja
APD Gambar 3. Fault Tree Analysis area lathe

Hasil analisis menggunakan metode FTA


pada area Lathe, dapat diketahui akar penyebab
(Sumber : pengolahan data dari observasi, kuisioner
dan wawancara)
yang menyebabkan kecelakaan kerja pada PT.
Gambar 2. Fault Tree Analysis area Cutting Ravana Jaya. Dilihat dari segi manusia,
penyebab dari kecelakaan kerja kurangnya
Hasil analisis menggunakan metode FTA pengetahuan tentang K3 dalam bekerja
pada area Cutting, dapat diketahui akar sehingga para pekerja tidak menggunakan APD
penyebab yang menyebabkan kecelakaan kerja yang sesuai untuk melindungi anggota tubuh
pada PT. Ravana Jaya. Dilihat dari segi dan kurangnya keersediaan APD itu sendiri.
manusia, penyebab dari kecelakaan kerja ini
Dari segi lingkungan akar penyebab dari
dimana para pekerja tidak menggunakan APD
kecelakaan kerja dimana kondisi area kerja
yang seharusnya digunakan untuk melindungi
yang sempit dan kurang tertata sehingga
anggota tubuh serta kurangnya pengetahuan
menyebabkan pekerja terjepit, tertancap gram
tentang K3 dalam bekerja sehingga kurangnya
dan terkena percikan gram.
kesadaran para pekerja tidak memakai APD
yang tersedia dengan jumlah yang terbatas. C. Area Drilling
Berikut analisis akar penyebab terjadinya
kecelakaan kerja dengan metode FTA pada PT.
658
E -ISSN : 2746 - 0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Kecelakaan Perkerja Kecelakaan Perkerja

Lingkungan Manusia Lingkungan Manusia

Kondisi lantai Kurangnya Kondisi lantai Kurangnya


workshop pengetahuan workshop pengetahuan
tentang k3 tentang k3

material dan
gram sisa
Tidak Pekerja Berserakanya alat dan Tidak
material material dan juga
menggunakan kurang fokus menggunakan
berserakan penempatan tidak sesuai
APD APD
dengan penataan area

Alat dan material Kurangnya


Kurangnya
tidak sesuai dengan Kurangnya ketersediaan
kesadaran pekerja
penataan area ketersediaan APD APD

Ravana Jaya di area Drilling yang di tampilkan


pada gambar 4.

(Sumber : pengolahan data dari observasi, (Sumber : pengolahan data dari observasi, kuisioner
kuisioner dan wawancara) dan wawancara)
Gambar 5. Fault Tree Analysis area Grinding
Gambar 4. Fault Tree Analysis area Drilling
Hasil analisis menggunakan metode FTA
Hasil analisis menggunakan metode FTA
pada area Grinding, dapat diketahui akar
pada area Driling, dapat diketahui akar
penyebab yang menyebabkan kecelakaan kerja
penyebab yang menyebabkan kecelakaan kerja
pada PT. Ravana Jaya. Dilihat dari segi
pada PT. Ravana Jaya. Dilihat dari segi
manusia, penyebab dari kecelakaan kerja
manusia, penyebab dari kecelakaan kerja ini
dimana para pekerja kurang pengetahuan
dimana para pekerja kurang focus saat bekerja
tentang K3 dalam bekerja sehingga pekerja
dan juga tidak menggunakan APD yang
tidak menggunakan APD karena kurangnya
seharusnya digunakan untuk melindungi
APD dan kurangnya kesadaran dari pekerja
anggota tubuh karena kurangnya pengetahuan
untuk menggunakan APD itu sendiri.
tentang K3 dalam bekerja.
Dari segi lingkungan akar penyebab dari
Dari segi lingkungan akar penyebab dari
kecelakaan kerja dimana kondisi lingkungan
kecelakaan kerja dimana kondisi lingkungan
kerja berseraka alat dan material dan juga
kerja alat dan material tidak sesuai dengan
penempatan tidak sesuai dengan penataan area
penataan area sehingga menyebabkan
sehingga menyebabkan pekerja tersandung dan
terjadinya kecelakaan kerja berupa tertancap
terkena percikan api.
gram, tersandung dan terkena percikan.

E. Area Welding
D. Area Grinding
Berikut analisis akar penyebab terjadinya Berikut analisis akar penyebab terjadinya
kecelakaan kerja dengan metode FTA pada PT. kecelakaan kerja dengan metode FTA pada PT.
Ravana Jaya di area Grinding yang di tampilkan Ravana Jaya di area Welding yang di tampilkan
pada gambar 5. pada gambar 6.

659
E -ISSN : 2746 - 0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

Kecelakaan Perkerja dari segi manusia pekerja kurang pengetahuan


tentang K3 sehinga pekerja tidak memakai
Lingkungan Manusia
APD, serta kurangnya APD itu sendiri. Dari
segi lingkungan kerja area kerja alat dan
material tidak sesuai dengan penataan
Kondisi lantai Kurangnya
workshop pengetahuan
workshop sehingga tidak ada jalan bagi
tentang k3 pengguna jalan atau jalanya berubah-ubah.
Dilihat dari akar penyebab dan kombinasi
Penempatan tidak sesuai Tidak
Pekerja lengah
kecelakaan kerja yang terjadi, perusahaan
dengan penataan area dan menggunakan
berserakanya material APD
segera memberi pelatihan tentang K3 kepada
serta kabel listrik
para pekerja dan memberlakukan SOP yang
sudah ada, setelah memberi pelatihan
perusahaan tetap harus mengawasi para pekerja
Kurangnya
ketersediaan
dalam menggunakan APD dan menaati SOP.
APD
Perusahaan juga segera menata ulang area kerja
agar tidak berantakanya alat dan material serta
tidak berserakanya sisa gram sehingga
kecelakaan bisa di minimalisir mungkin bisa
sampai zero defect.

PUSTAKA ACUAN
(Sumber : pengolahan data dari observasi, kuisioner Aini, N., Rahmawati, F., Setyono, K. J., Teknik,
dan wawancara) J., Politeknik, S., Semarang, N., &
Gambar 6. Fault Tree Analysis area Welding Inspection, S. (2019). Peningkatan
Produktivitas Kerja Melalui Penerapan
Hasil analisis menggunakan metode FTA Program K3 Di Lingkungan Konstruksi.
pada area Welding, dapat diketahui akar Bangun Rekaprima, 5(1), 1–12.
penyebab yang menyebabkan kecelakaan kerja https://doi.org/10.32497/bangunrekaprim
pada PT. Ravana Jaya. Dilihat dari segi a.v5i1.1404
Alexander, H., Nengsih, S., & Guspari, O.
manusia, penyebab dari kecelakaan kerja ini
(2019). Kajian Keselamatan dan
dimana para pekerja tidak menggunakan APD
Kesehatan Kerja ( K3 ) Konstruksi Balok
yang seharusnya digunakan untuk melindungi Pada Konstruksi Bangunan Gedung.
anggota tubuh dan kurangnya pengetahuan Jurnal Ilmiah Poli Rekayasa, 15(1), 39.
tentang K3 dalam bekerja sehingga pekerja https://doi.org/10.30630/jipr.15.1.140
tidak hati-hati dan lengah saat bekerja. Alfons Willyam Sepang Tjakra, B. J., Ch Langi,
J. E., & O Walangitan, D. R. (2013).
Dari segi lingkungan akar penyebab dari Manajemen Risiko Keselamatan Dan
kecelakaan kerja dimana kondisi lingkungan Kesehatan Kerja (K3) Pada Proyek
kerja penempatan alat tidak sesuai dengan Pembangunan Ruko Orlens Fashion
penataan area dan berserakanya material serta Manado. Jurnal Sipil Statik, 1(4), 282–
kabel listrik sehingga menyebabkan terjadinya 288.
kecelakaan kerja seperti tersandung. Asih, T. N., Mahbubah, N. A., & Fathoni, M. Z.
(2013). Identifikasi Bahaya Dan Penilaian
Resiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
4. SIMPULAN (K3) Pada Proses Fabrikasi Dengan
Kesimpulan dari penelitian yang dilakukan Menggunakan Metode Hirarc (Studi
di PT. Ravana Jaya terdapat 28 identifiksai Kasus PT.Ravana Jaya). JUSTI (Jurnal
bahaya. Dengan penilaian risiko sebagai Sitem Dan Teknik Industri), 42–48.
berikut: 4 dengan kategori extreme risk (E), 18 Darmawan, R., Ummi, N., & Umyati, A.
dengan kategori high risk (H), 3 dengan (2017). Identifikasi risiko kecelakaan
kategori medium risk (M) dan 3 dengan kategori kerja dengan metode hazard identification
low risk (L). and risk assessment (hira) di area batching
Akar penyebab dari kecelakaan kerja plant PT XYZ. Teknik Industri, 5(3), 308–
terdapat 2 aspek yaitu manusia dan lingkungan
660
E -ISSN : 2746 - 0835 JUSTI (Jurnal Sistem Dan Teknik Industri)

313. Mahasiswa Teknik Sipil Universitas


Efendi, A., Nugroho, Y. S., & Fahmi, M. Tanjungpura, 5(2), 1–12.
(2020). Analisis Aspek Kesehatan dan https://dx.doi.org/10.26418/jelast.v5i2.26
Keselamatan Kerja di Laboratorium 373
Motor Bakar. Jurnal Dinamika Septiani, Y., Widjasena, B., & Wahyuni, I.
Vokasional Teknik Mesin, 5(1), 27–33. (2016). Analisis Kompetensi Safety
https://doi.org/10.21831/dinamika.v5i1.3 Communication Petugas Keselamatan
0989 Dan Kesehatan Kerja (K3) Konstruksi Pt.
Krisna, L. I., Darsini, & Komariah, A. (2018). X Kota Semarang. Jurnal Kesehatan
Analisis Penerapan Program Masyarakat (e-Journal), 4(3), 634–645.
Keselamatan Kerja Dalam Usaha Simanjuntak, M. R. A., & Praditya, R. (2012).
Meningkatkan Produktivitas Kerja Identifikasi Penyebab Risiko Kecelakaan
Dengan Pendekatan Fault Tree Analysis Kerja Pada Kegiatan Konstruksi
Di PT.Nagabhuana Aneka Piranti Bangunan Gedung Di DKI Jakarta. Jurnal
Wonogiri. Ilmiah Media Engineering, 2(2), 85–99.
Mandagi, Rantung, & Malingkus. (2013). Standard Australia License. (1999). Standard
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Pada Australia Licence 1999. As/Nzs
Pelaksanaan Proyek Kontruksi (Studi 4360:1999, 52.
Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama). http://www.epsonet.eu/mediapool/72/723
Jurnal Sipil Statik, 1(6), 430–433. 588/data/2017/AS_NZS_4360-
https://doi.org/10.4135/9781848608399.n 1999_Risk_management.pdf
25 Sucita, I. K., & Broto, A. B. (2011). Identifikasi
Nur, M., & Ariwibowo, O. (2007). Analisis dan Penanganan Risiko K3 pada Proyek
Kecelakaan Kerja Dengan Menggunakan Konstruksi Gedung. Poli Teknologi,
Metode FTA Dan 5s di PT.Jingga Perkasa 10(1), 83–92.
Printing. Hawley’s Condensed Chemical Triswandana, I. W. G. E., & Armaeni, N. K.
Dictionary, 4(1), 55–63. (2020). Penilaian Risiko K3 Konstruksi
https://doi.org/10.1002/9780470114735.h Dengan Metode HIRARC. Jurnal
awley14577 Universitas Kadiri Riset Teknik Sipil,
Nur, M., & Halbi, S. (2020). Analisa 4(1), 2581–2157.
Lingkungan Kerja Dan Kesehatan, http://dx.doi.org/10.30737/ukarst.v3i2.
Keselamatan Kerja ( K3) (Studi Kasus:
PT. Asrindo Citraseni Satria). SPECTA
Journal of Technology, 3(2), 27–35.
https://doi.org/10.35718/specta.v3i2.151
Nurainiyah, & Agustapraja, H. R. (2019).
PENERAPAN STANDART
KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA (K3) PROYEK JASA
KONSTRUKSI (Studi Kasus:
Pembangunan Gedung Kantor Pemkab
Lamongan). Jurnal CIVILLa Vol, 4(1),
214–219.
Pradipta, H., Unas, S. El, & Hasyim, M. H.
(1970). Analisa Kesehatan Dan
Keselamatan Kerja Proyek Menggunakan
Fault Tree Analysis (FTA) Studi Kasus
Pada Proyek Jalan Hotmix Dinas
Pekerjaan Umum Kabupaten Sumbawa.
Kaos GL Dergisi, 2(October), 765–770.
Rifani, Y., Mulyani, E., & Pratiwi, R. (2018).
Penerapan Konstruksi Dengan
Menggunakan Metode HIRARC Pada
Pekerjaan Akses Jalan Masuk. Jurnal

661

Anda mungkin juga menyukai